• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup

a. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)

Dari sisi penataan ruang dan KLHS Provinsi Jawa Timur dalam 20 tahun kedepan sesuai Rencana Tata Ruang dan Wilayah Jawa Timur Tahun 2011 - 2031 perlu diperhatikan dinamika internal dan eksternal spatial daerah yang menjadi perhatian dalam pengembangan aktivitas ekonomi terutama sektor kelautan dan perikanan, antara lain:

A. Wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Timur mencakup perencanaan seluruh wilayah administrasi Provinsi Jawa Timur, yang meliputi daratan seluas kurang lebih 4.779.975 Ha terdiri dari 38 Kabupaten/Kota, wilayah pesisir dan laut sejauh 12 mil dari garis pantai, ruang di dalam bumi serta wilayah udara, dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa - Pulau Kalimantan

(Provinsi Kalimantan Selatan)

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Bali - Pulau Bali

c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Indonesia

d. Sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah

B. Kawasan terumbu karang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Jember; Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Situbondo; dan Kabupaten Sumenep.

C. Kawasan peruntukan perikanan merupakan kawasan minapolitan meliputi:

a. peruntukan perikanan tangkap;

b. peruntukan perikanan budi daya; dan c. pengolahan dan pemasaran hasil perikanan

D. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan tangkap meliputi:

a. Pengembangan komoditi utama perikanan meliputi Tamperan di Kabupaten Pacitan, Prigi di Kabupaten Trenggalek, Sendangbiru di Kabupaten Malang, Puger di Kabupaten Jember, Ujungpangkah di Kabupaten Gresik, Brondong di Kabupaten Lamongan, Pondokmimbo di Kabupaten Situbondo, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan di Kabupaten Sumenep;

b. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) meliputi Prigi di Kabupaten Trenggalek dan Brondong di Kabupaten Lamongan;

c. Pengembangan Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) meliputi Muncar di Kabupaten Banyuwangi, Puger di Kabupaten Jember, Pondokdadap di Kabupaten Malang, Mayangan di Kota Probolinggo, Paiton di Kabupaten Probolinggo, Lekok di Kabupaten Pasuruan, Tamperan di Kabupaten Pacitan, dan Bawean di Kabupaten Gresik; dan

d. Pengembangan Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) meliputi Pancer di Kabupaten Banyuwangi, Bulu di Kabupaten Tuban, dan Pasongsongan di Kabupaten Sumenep.

E. Pengembangan kawasan peruntukan perikanan budidaya meliputi: a. Perikanan budi daya air payau;

b. Perikanan budi daya air tawar; dan c. Perikanan budi daya air laut.

F. Pengembangan kawasan perikanan budidaya air payau yaitu:

a. Komoditas perikanan air payau, meliputi Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Gresik; Kabupaten Jember; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Lumajang; Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pamekasan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang; Kabupaten Sidoarjo; Kabupaten Situbondo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban; Kabupaten Tulungagung; Kota Pasuruan; Kota Probolinggo dan Kota Surabaya.

b. Komoditas garam, meliputi Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Gresik; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Pamekasan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Tuban; Kota Pasuruan dan Kota Surabaya.

G. Pengembangan kawasan perikanan budidaya air tawar dibagi berdasarkan:

a. komoditas ikan konsumsi; dan b. komoditas ikan hias.

H. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar untuk budidaya komoditas ikan konsumsi dikembangkan di seluruh kabupaten/kota.

I. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air tawar untuk budi daya

komoditas ikan hias dikembangkan di wilayah Kabupaten Blitar; Kabupaten Kediri; Kabupaten Tulungagung; dan Kota Kediri.

J. Pengembangan kawasan perikanan budi daya air laut meliputi

Kabupaten Bangkalan; Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Gresik; Kabupaten Jember; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Lumajang; Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pamekasan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Probolinggo; Kabupaten Sampang; Kabupaten Situbondo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban; dan Kabupaten Tulungagung.

K. Pengolahan dan pemasaran hasil perikanan meliputi Kabupaten Banyuwangi; Kabupaten Blitar; Kabupaten Gresik; Kabupaten Lamongan; Kabupaten Malang; Kabupaten Pacitan; Kabupaten Pasuruan; Kabupaten Sidoarjo; Kabupaten Sumenep; Kabupaten Trenggalek; Kabupaten Tuban dan Kota Probolinggo.

L. Arahan pengelolaan kawasan peruntukan perikanan meliputi : a. Pemertahanan, perehabilitasian, dan perevitalisasian tanaman

bakau/mangrove dan terumbu karang;

b. Pengembangan perikanan tangkap dan perikanan budi daya;

c. Penjagaan kelestarian sumber daya air terhadap pencemaran limbah industri;

d. Pengendalian pemanfaatan sumber daya di wilayah pesisir melalui penetapan rencana pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil; e. Pengembangan sarana dan prasarana pendukung perikanan;

f. Peningkatan nilai ekonomi perikanan dengan meningkatkan pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

g. Pengembangan kelembagaan kelompok nelayan ke arah kelembagaan ekonomi/koperasi;

h. Pemertahanan luasan dan sebaran kawasan tambak garam agar tidak berubah fungsi;

i. Pembukaan peluang pengembangan tambak garam baru dalam rangka meningkatkan produksi garam dan membuka peluang investasi; j. Pengembangan teknologi dalam rangka meningkatkan kuantitas dan

kualitas produksi garam; dan

k. Pengembangan kawasan tambak garam dengan mempertimbangkan aspek lingkungan hidup yang keberlanjutan.

b. Kajian Lingkungan Hidup Strategis

Pembangunan kelautan dan perikanan juga turut memperhatikan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup (SDA-LH). SDA-LH sangat penting dalam pembangunan nasional, baik sebagai penyedia bahan baku bagi pembangunan ekonomi maupun sebagai pendukung system kehidupan. Sesuai dengan fungsinya tersebut, SDA-LH perlu dikelola dengan bijaksana agar pembangunan serta keberlangsungan kehidupan manusia dapat terjaga dan lestari saat ini dan di masa yang akan datang. Selain itu, sektor-sektor yang berbasis SDA dan LH

juga menjadi tumpuan utama bagi sebagian besar tenaga kerja, terutama di perdesaan dan pesisir.

Isu – isu stretegis KLHS yang terkait dengan sektor kelautan dan perikanan adalah alih fungsi lahan (hutan dan pertanian); perubahan iklim; penurunan kualitas dan kuantitas sumberdaya alam; belum optimalnya pengelolaan laut,pesisir dan pulau-pulau kecil; kesejahteraan rakyat; pertanian dan ketahanan pangan. Dalam proses penyusunan KLHS, implementasi program prioritas Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dinilai telah berkontribusi untuk menjawab isu – isu strategis KLHS.

3.5 Penentuan Isu – isu Strategis

Dokumen terkait