• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Surabaya, 2017 KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Surabaya, 2017 KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2017 Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 - 2019 dapat diselesaikan.

Rencana Strategis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur merupakan dokumen perencanaan jangka menengah 5 (lima) tahun yang memuat tujuan, sasaran strategis, arah kebijakan, strategi, program, kegiatan, dan anggaran sesuai dengan tugas dan fungsi unit organisasi pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur.

Sehubungan dengan hasil evaluasi kinerja pembangunan perikanan dan kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2016 yaitu Indikator Kinerja Utama (IKU) harus berorientasi pada kewenangan SKPD dan outcome yang dicapai, maka dipandang perlu untuk menyempurnakan IKU dan target pada tahun 2017 Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019.

Rencana Strategis ini selanjutnya dipergunakan sebagai acuan setiap unit kerja lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur untuk perencanaan dan pelaksanaan program dan kegiatan tahun 2017.

Surabaya, 2017

KEPALA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI JAWA TIMUR

Dr. Ir. HERU TJAHJONO Pembina Utama Madya NIP. 19610306 198903 1 010

(3)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i Daftar Isi ... ii BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1. Latar Belakang... 1 1.2. Landasan Hukum... 4

1.3. Maksud dan Tujuan... 7

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD... 10

2.1. Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur... 10

2.2. Sumber Daya Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur... 21

2.3. Kinerja Pelayanan SKPD... 24

2.4. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD... 33

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI... 35

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD ... 35

3.2. Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih... 35

3.3. Telaahan Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan... 43

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis... 54

3.5. Penentuan Isu – isu Strategis... 58

BAB IV TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN ………… 62

4.1. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SKPD... 62

4.2. Strategi dan Kebijakan... 62

BAB V RENCANA PROGRAM KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF…... 64

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD... 69

BAB VII PENUTUP……... 70 LAMPIRAN

 Matriks Renstra 2014 – 2019

 Rencana Program Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan Indikatif Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur

(4)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejarah kejayaan bahari di Indonesia pernah terukir melalui kejayaan kerajaan-kerajaan yang ada. Laut sebagai penggerak perekonomian sehingga menjadikan nusantara berada pada posisi terhormat dalam percaturan perdagangan, ekonomi, geopolitik dan pertahanan keamanan bahkan sampai saat ini kearifan- kearifan tradisional dalam mengelola dan memanfaatkan sumberdaya kelautan tetap bertahan.

Berdasarkan hal tersebut sudah sepatutnya semua pihak merasa optimis bahwa sektor Kelautan dan Perikanan dapat berperan dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat dan pertumbuhan ekonomi khususnya di Jawa Timur, mengingat sumberdaya kelautan dan perikanannya sangat berpotensi. Meski demikian kekayaan sumberdaya kelautan dan perikanan belum dapat dimanfaatkan secara optimal, sehingga ketertinggalan serta kemiskinan sebagian nelayan dan pembudidaya ikan masih cukup tinggi.

Guna mewujudkan percepatan pertumbuhan ekonomi yang diantaranya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat miskin serta mengurangi pengangguran, maka dalam proses pembuatan kebijakan, pemerintah daerah senantiasa secara konsisten menyelaraskan berbagi program dan kegiatannya terutama terkait dengan alokasi belanja yang mendukung kegiatan perekonomian yang mampu memacu pertumbuhan (growth), menciptakan dan memperluas lapangan pekerjaan

pro-job). dan mengurangi kemiskinan (pro-poor). Ketiga strategi tersebut menjadi acuan

bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur dalam mengeksekusi kebijakan dalam rangka mempercepat prioritas pembangunan di bidang peningkatan investasi, ekspor, kesempatan kerja, revitalisasi pertanian, perkebunan, perikanan, serta peningkatan aksesibilitas dan kualitas pendidikan dan kesehatan yang telah diimplementasikan untuk menindaklanjuti visi “Jawa Timur Lebih sejahtera, berakhlak, berkeadilan, mandiri dan berdaya saing”.

(5)

Pilihan Pemerintah Provinsi Jawa Timur memprioritaskan pembangunan dibidang kelautan dan perikanan sangat beralasan mengingat kondisi sumberdaya alam di Jawa timur, khususnya daya dukung usaha kelautan dan perikanan masih potensial untuk dimanfaatkan. Upaya pengembangan usaha perikanan secara garis besar adalah usaha penangkapan ikan di laut dan di perairan umum, usaha budidaya perikanan di laut, air tawar dan payau serta produksi garam. Sedangkan pada pasca panen berupa pengolahan dan pemasaran hasil perikanan. Untuk menjaga ketersedian sumberdaya ikan dilakukan konservasi berupa rehabilitasi hutan mangrove serta terumbu karang dan restocking di perairan umum daratan dan laut.

Namun, pada tahun 2017 terdapat beberapa perubahan kondisi baik itu disisi ekonomi global maupun kebijakan pemerintah, yang akhirnya menuntut adanya perubahan pada RENSTRA tahun 2014 – 2019 yang dijabarkan sebagai berikut :

Pertama, terdapat perubahan asumsi kondisi makro ekonomi dan sosial dampak dari krisis ekonomi global yang berdampak signifikan terhadap perekonomian nasional dan Jawa Timur sehingga berpengaruh terhadap capaian target Indikator Kinerja Utama (IKU) dan target kinerja pembangunan daerah. Terjadinya perubahan metodologi penghitungan PDRB menggunakan tahun dasar 2010 yang memakai S N A ( System National Account ) 2008, maka cakupan sektor/katagori semakin luas, terbagi menjadi 19 sektor lapangan usaha, dan dampak dari perubahan ini capaian angka petumbuhan ekonomi menjadi lebih rendah.

Kedua, dengan berlakunya Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2014-2019 maka sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunaan Nasional beserta peraturan perundangan turunannya mengamanatkan bahwa pelaksanaan program-program pembangunan daerah harus mengacu pada prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional. Sehingga perlu melakukan perubahan dan pengkajian kembali muatan dan substansi RPJMD Provinsi Jawa

(6)

Timur Tahun 2014-2019. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu juga dilakukan perubahan substansi RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019, untuk dapat lebih diimplementasikan dalam pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan ditahun berikutnya dengan melakukan pula harmonisasi terhadap program-program pembangunan Provinsi Jawa Timur dengan Program-Program Pembangunan Nasional dalam pencapaian Nawa Cita sebagai tujuan Jangka Menengah Nasional. Dengan penyelarasan tersebut diharapkan mampu menghasilkan sinergi program yang dapat berdampak luas terhadap pencapaian tujuan yang diharapkan.

Ketiga,berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Susunan Organisasi Perangkat Daerah, yang substansinya membahas mengenai perubahan kewenangan urusan dari Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota ke Provinsi dan dari Provinsi ke Pusat, sehingga perlu dilakukan penyesuaian perangkat daerah untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Perubahan kewenangan ini pada prinsipnya diperlukan kesiapan secara keseluruhan baik pada aspek Kelembagaan, Regulasi, Sumber Daya Manusia, Sarana Prasarana beserta perangkat pendukungnya sehingga dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat memiliki kesiapan sejak awal.juga dipandang perlu dalam pelaksanaan perubahan RENSTRA Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019 adalah dengan telah terbit dan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah. Dimana regulasi tersebut akan membawa perubahan mendasar terhadap tata laksana pemerintahan di daerah seperti klasifikasi urusan pemerintahan yang terbagi atas pembagian urusan pemerintahan absolut, urusan pemerintahan konkuren, dan urusan pemerintahan umum yang berdampak terhadap kewenangan daerah dalam pelaksanaan urusan pemerintahan sehingga akan berdampak pula kepada keberadaan perangkat daerah yang ada, hal ini sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Berdasarkan empat hal tersebut diatas, menjadi landasan pemikiran untuk dilakukan perubahan terhadap Keputusan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Nomor ... Tentang Perubahan Pertama Atas Keputusan 3

(7)

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Nomor 188.4/7827/116.01/KPTS/2014 tentang Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019, dengan maksud untuk memudahkan dalam pengukuran capaian kinerja sesuai dengan kondisi yang sebenarnya sehingga dapat dilakukan penilaian akuntabilitas kinerja instansi Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Timur.

1.2 Landasan Hukum

Landasan hukum dari penyusunan RENSTRA Dinas Kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Timur adalah :

1 Undang-Undang Nomor 12 tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah

Kabupaten dalam Lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 18 Tahun 1950 tentang Perubahan atas Undang–Undang Nomor 2 Tahun 1950 tentang Pembentukan Provinsi Jawa Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 32);

2 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara Yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

4 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Repubublik Indonesia Nomor 4421);

6 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 125 Tahun 2004, Tambahan 4

(8)

Lebaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan kedua atas Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

7 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah (Lembaran Negara RI Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 4438);

8 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Masyarakat;

9 Undang–Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang tentang Rencana Pembangunan

Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);

10 Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan

Pemerintahan, antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

11 Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah

12 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

13 Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas

Pembantuan

(9)

14 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

15 Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833);

16 Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2009-2014;

17 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

18 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan

Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 517);

19 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 7 Tahun 2008 tentang Urusan

Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

20 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 9 Tahun 2008 tentang Organisasi

dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Jawa Timur;

21 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 10 Tahun 2008 tentang Struktur

dan Organisasi Tata Kerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur;

22 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2009 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Provinsi Jawa Timur Tahun 2005-2025;

23 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Ruang

Wilayah Provinsi Jawa Timur 2011-2031;

(10)

24 Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 3 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Timur Tahun 2014 – 2019;

1.3 Maksud dan Tujuan

Maksud penyusunan Rencana Strategis tahun 2014 – 2019 adalah meningkatnya pelayanan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan di bidang kelautan dan perikanan selama kurun waktu 5 (lima) tahun.

Tujuan penyusunan Rencana Strategis tahun 2014 – 2019 adalah :

1. Tersusunnya visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun.

2. Teridentifikasinya program dan indikator kinerja dalam penyelenggaraan tugas dan fungsinya selama 5 (lima) tahun.

3. Tersusunya acuan dan pedoman dalam penyusunan rencana kerja untuk waktu 5 (lima) tahun ke depan.

4. Mewujudkan sinkronisasi, sinergitas dan keberlanjutan antara Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Provinsi Jawa Timur

Tersusunnya dokumen perencanaan yang merupakan dasar dalam pengendalian dan evaluasi pelaksanaan pembangunan Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur baik tahunan maupun 5 (lima) tahunan.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penyajian Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019 terdiri dari 6 (enam) bab, sebagai berikut:

(11)

Bab I Pendahuluan

Bab ini berisi tentang gambaran umum penyusunan Renstra terdiri dari Latar Belakang, Landasan Hukum, Maksud dan Tujuan serta Sistematika Penulisan.

Bab II Gambaran Pelayanan SKPD

Bab ini menjelaskan dan menyajikan Gambaran Umum SKPD selama beberapa tahun terakhir, yang meliputi Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD; Sumber Daya SKPD; Kinerja Pelayanan SKPD, Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD.

Bab III Isu – isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi

Bab ini menyajikan permasalahan pembangunan sesuai sektor dan isu strategis yang memperhatikan isu/kebijakan internasional, regional, nasional, daerah sekitar dan kebijakan Jawa Timur, yang meliputi Identifikasi Permasalahan Bedasarkan Tugas dan Fungsi; Telaah Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih; Telaahan Renstra K/L; Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis; Penentuan Isu-isu Strategis.

Bab IV Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategis dan Kebijakan

Bab ini berisi penyajian Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran, Strategi serta Kebijakan.

Bab V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran

dan Pendanaan Indikatif

Pada bab ini disajikan program yang menjadi tanggungjawab SKPD, pencapaian target indikator kinerja pada akhir periode perencanaan yang dibandingkan dengan pencapaian indikator kinerja pada awal periode perencanaan.

(12)

Bab VI Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD

Bab ini menguraikan indikator kinerja SKPD yang bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi SKPD pada akhir periode Renstra.

Bab VII Penutup

Bab ini menguraikan tentang kaidah-kaidah pelaksanaan renstra.

(13)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN SKPD

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

a. Tugas

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di bidang kelautan dan perikanan.

b. Fungsi

Dalam melaksanakan tugas, Dinas Kelautan dan Perikanan menyelenggarakan fungsi :

a. perumusan kebijakan di bidang kelautan dan perikanan;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang kelautan dan perikanan;

c. pelaksanaan evaluasi dan elaporan di bidang kelautan dan perikanan;

d. pelaksanaan administrasi dinas di bidang kelautan dan perikanan;

e. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Gubernur terkait dengan

tugas dan fungsinya

c. Struktur Organisasi

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur, maka susunan organisasi berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 31 tahun 2014 tentang Uraian Tugas Sekretariat, Bidang, Sub Bagian dan Seksi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

1. Kepala Dinas

Mempunyai tugas memimpin, melakukan koordinasi, pengawasan dan pengendalian dalam penyelenggaraan kegiatan di bidang kelautan dan perikanan;

2. Sekretaris

(14)

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, penyusunan program dan keuangan, hubungan masyarakat (humas) dan protokol. Untuk melaksanakan tugas tersebut, maka sekretaris mempunyai fungsi :

a. Pengelolaan dan pelayanan administrasi umum dan perizinan; b. Pengelolaan dan administrasi kepegawaian;

c. Pengelolaan dan administrasi keuangan; d. Pengelolaan dan administrasi perlengkapan; e. Pengelolaan aset dan barang milik negara;

f. Pengelolaan urusan rumah tangga, kerjasama, humas dan protokol;

g. Pelaksanaan koordinasi penyusunan program, anggaran dan perundang-undangan;

h. Pelaksanaan koordinasi penyelesaian masalah hukum (non yustisial); i. Pelaksanaan koordinasi perencanaan jaringan teknologi informasi dan

pemeliharaannya (maintenance);

j. Pelaksanaan koordinasi penyelenggaraan tugas-tugas bidang; k. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan;

l. Pelaksanaan monitoring serta evaluasi organisasi dan tatalaksana;dan m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas; Susunan organisasi Sekretariat terdiri atas :

a. Sub Bagian Tata Usaha;

b. Sub Bagian Penyusunan Program dan Anggaran; c. Sub Bagian Keuangan

3. Bidang Perikanan Budidaya

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengkoordinasikan pengembangan perikanan budidaya, dan mempunyai fungsi :

1. perumusan kebijakan pengembangan perikanan budidaya;

(15)

2. perumusan kebijakan pengembangan dan fasilitasi usaha perikanan budidaya;

3. perumusan kebijakan pengembangan dan fasilitasi sarana dan

prasarana perikanan budidaya;

4. perumusan kebijakan pengelolaan kesehatan ikan dan lingkungan

budidaya;

5. perumusan kebijakan pengendalian jaminan mutu dan keamanan

pangan di bidang perikanan budidaya;

6. perumusan kebijakan fasilitasi pemberdayaan kelompok pembudidaya

ikan;

7. Pengoordinasian kebijakan pengembangan perikanan budidaya;

8. perumusan kebijakan pengembangan teknologi perikanan budidaya;

9. Pemberian rekomendasi teknis perizinan usaha budidaya laut dan

budidaya di lintas kabupaten/kota;

10. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pengembangan

perikanan budidaya; dan

11. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Perikanan Budidaya terdiri dari : a. Seksi Produksi dan Usaha Perikanan Budidaya;

b. Seksi Sarana dan Prasarana Perikanan Budidaya c. Seksi Kesehatan Ikan dan Lingkungan Budidaya 4. Bidang Perikanan Tangkap

Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengkoordinasikan pengembangan perikanan tangkap, dan mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan pengembangan pemanfatan sumberdaya perikanan tangkap;

b. perumusan kebijakan pengembangan dan fasilitasi sarana dan prasarana perikanan tangkap;

(16)

c. perumusan kebijakan pengembangan teknologi perikanan tangkap; d. perumusan kebijakan fasilitasi pemberdayaan kelompok nelayan; e. pemberian rekomendasi perizinan usaha perikanan tangkap; f. Penyiapan perumusan kebijakan kepelabuhanan perikanan; g. Pengoordinasian kebijakan pengembangan perikanan tangkap; h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi Bidang Perikanan Tangkap adalah sebagai berikut : a. Seksi Pengelolaan Sumberdaya Ikan

b. Seksi Kepelabuhanan Perikanan c. Seksi Kenelayanan

5. Bidang Kelautan, Pesisir dan Pengawasan

Mempunyai tugas melaksanakan merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengkoordinasikan pengembangan, pengelolaan kelautan, pesisir, dan pulau pulau kecil serta pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan, serta mempunyai fungsi sebagai berikut :

a. perumusan kebijakan pengelolaan ruang laut sampai dengan 12 mil diluar minyak dan gas bumi;

b. pemberian rekomendasi perijinan pemanfaatan ruang laut dibawah 12 mil diluar minyak dan gas bumi

c. perumusan kebijakan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;

d. perumusan kebijakan konservasi dan rehabilitasi sumberdaya kelautan e. perumusan kebijakan pengawasan pemanfaatan sumberdaya kelautan

dan perikanan sampai dengan 12 mil;

f. pengoordinasian kebijakan pengembangan dan pengelolaan kelautan, pesisir;

g. pengoordinasian kebijakan pengawasan sumber daya kelautan dan perikanan;

(17)

h. pengoordinasian kebijakan pengembangan pemberdayaan masyarakat pesisir dan pulau-pulau kecil;

i. melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi Bidang Kelautan, Pesisir dan Pengawasan terdiri atas : a. Seksi Pengelolaan Ruang Laut;

b. Seksi Konservasi, Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil; c. Seksi Pengawasan Sumber Daya Kelautan Dan Perikanan

6. Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan Mempunyai tugas merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan mengkoordinasikan pengembangan pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan serta mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

b. perumusan kebijakan pengembangan teknologi pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

c. perumusan kebijakan jaminan mutu dan keamanan produk hasil kelautan dan perikanan;

d. perumusan kebijakan investasi dan permodalan usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

e. perumusan kebijakan pengembangan usaha pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

f. Pelaksanaan verifikasi dan pemberian rekomendasi izin usaha pengolahan dan pemasaran hasil perikanan;

g. Pengoordinasian kebijakan pengolahan dan pemasaran produk kelautan dan perikanan;

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; dan

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang

(18)

Susunan organisasi Bidang Pengolahan dan Pemasaran Produk Kelautan dan Perikanan terdiri atas :

a. Seksi Akses Pasar, Promosi dan Logistik; b. Seksi Bina Mutu dan Diversifikasi Produk; c. Seksi Usaha dan Investasi;

7. Sedangkan untuk Unit Pelaksanan Teknis (UPT) berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 115 tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata kerja Unit Pelaksana Teknis Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

a. UPT Pengujian Mutu dan Pengembangan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT PMP2KP)

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang teknis pengujian, jaminan mutu dan pengembangan produk kelautan dan perikanan. UPT LPPMHP mempunyai fungsi :

1) Pelaksanaan pengujian mutu hasil kelautan dan perikanan; 2) Pelaksanaan pengembangan produk kelautan dan perikanan; 3) Pelaksanaan Jaminan Mutu Produk Hasil Kelautan dan Perikanan; 4) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;dan

5) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi UPT LPPMHP terdiri atas :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Pengujian Mutu

- Seksi Pengembangan Produk

(19)

b. UPT Pelatihan Teknis Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan (PTPSKP) Probolinggo

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang bimbingan dan pelatihan teknis Perikanan Tangkap, Pengelolaan Kelautan, Pesisir, Pulau-pulau Kecil dan Pengawasan, serta mempunyai fungi antara lain :

a) Penyusunan kurikulum dan silabi bimbingan dan pelatihan teknis Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

b) Pelaksanaan bimbingan teknis Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

c) Pelaksanaan pelatihan teknis Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

d) Penyebarluasan informasi teknologi Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan;

e) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;

f) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi UPT Pelatihan Teknis Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan terdiri atas:

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Pelatihan Teknis Perikanan Tangkap;

- Seksi Pelatihan Teknis Pengelolaan Kelautan, Pesisir, Pulau-pulau

Kecil dan Pengawasan

c. UPT Pengembangan Budidaya Air Payau (UPT PBAP) Bangil

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengembangan teknologi, kaji terap, diseminasi, pembinaan teknis, produksi, pelayanan usaha dan jasa budidaya air payau. UPT PBAP Bangil mempunyai fungsi :

a) Pelaksanaan pengembangan teknologi budidaya air payau;

(20)

b) Pelaksanaan kaji terap dan diseminasi teknologi budidaya air payau;

c) Pelaksanaan pembinaan teknis kepada kelompok pembudidaya air payau;

d) Pelaksanaan produksi budidaya air payau;

e) Pelaksanaan pelayanan pengujian penyakit ikan dan lingkungan secara laboratoris;

f) Penyediaan calon induk dan benih ikan air payau; g) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;

h) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi teknis budidaya air payau; i) Pelaksanaan verifikasi dokumen perijinan bidang perikanan

budidaya;dan

j) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas; Susunan organisasi UPT PBAP Bangil adalah sebagai berikut :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Produksi dan Penerapan Teknologi;

- Seksi Pelayanan Usaha dan Jasa

d. UPT Pengembangan Budidaya Air Tawar (UPT PBAT) Umbulan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengembangan teknologi, kaji terap, diseminasi, pembinaan teknis, produksi, pelayanan usaha dan jasa budidaya air tawar. UPT PBAT Umbulan mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Pelaksanaan pengembangan teknologi budidaya air tawar

b) Pelaksanaan kaji terap dan diseminasi teknologi budidaya air tawar;

c) Pelaksanaan pembinaan teknis kepada kelompok pembudidaya air tawar;

d) Pelaksanaan produksi budidaya air tawar dan ikan hias air tawar; 17

(21)

e) Penyediaan calon induk ikan air tawar, benih ikan air tawar dan ikan hias ;

f) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;

g) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi teknis budidaya air tawar h) Pelaksanaan verifikasi dokumen perijinan bidang perikanan

budidaya;dan

i) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi UPT PBAT Umbulan adalah sebagai berikut :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Produksi dan Penerapan Teknologi;

- Seksi Pelayanan Usaha dan Jasa

e. UPT Pengembangan Budidaya Laut (UPT PBL) Situbondo

Mempunyai tugas melaksanakan melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengembangan teknologi, kaji terap, diseminasi, pembinaan teknis, produksi, pelayanan usaha dan jasa budidaya laut. UPT PBL Situbondo mempunyai fungsi sebagai berikut :

a) Pelaksanaan pengembangan teknologi budidaya air tawar

b) Pelaksanaan kaji terap dan diseminasi teknologi budidaya air tawar;

c) Pelaksanaan pembinaan teknis kepada kelompok pembudidaya air tawar;

d) Pelaksanaan produksi budidaya air tawar dan ikan hias air tawar; e) Penyediaan calon induk ikan air tawar, benih ikan air tawar dan

ikan hias ;

f) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;

g) Pelaksanaan monitoring dan evaluasi teknis budidaya air tawar h) Pelaksanaan verifikasi dokumen perijinan bidang perikanan

budidaya;dan

(22)

i) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi UPT PBL Situbondo adalah sebagai berikut :

- Kepala UPT;

- Sub Bagian Tata Usaha;

- Seksi Produksi dan Penerapan Teknologi;

- Seksi Pelayanan Usaha dan Jasa

f. UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (PTPBP2KP) Kepanjen

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas dibidang bimbingan dan pelatihan teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan, serta mempunyai fungi antara lain : a) Penyusunan kurikulum dan silabi bimbingan dan pelatihan Teknis

Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan;

b) Pelaksanaan bimbingan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan;

c) Pelaksanaan pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan;

d) Penyebarluasan informasi Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan;

e) Pelaksanaan ketatausahaan dan rumah tangga;

f) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas Susunan organisasi UPT Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (PTPBP2KP) Kepanjen terdiri atas:

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

(23)

- Seksi Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya;Seksi Pelatihan Teknis Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan

g. UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas di bidang pengelolaan pelabuhan perikanan dan pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan. UPT ini mempunyai fungsi :

a) Pelayanan tambat labuh, bongkar muat, perbaikan kapal dan kesyabandaran pelabuhan perikanan;

b) Pelaksanaan pemantauan pengelolaan konservasi sumberdaya kelautan dan perikanan

c) Pelaksanaan operasional pengawasan sumberdaya kelautan dan perikanan;

d) Pelaksanaan koordinasi urusan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan keselamatan kerja (K5) kawasan pelabuhan perikanan;

e) Pelaksanaan verifikasi dokumen perijinan bidang kelautan dan perikanan

f) Melaksanakan pembinaan mutu dan keamanan hasil tangkapan; g) Pengelolaan urusan ketatausahaan dan rumah tangga;dan

h) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas

Susunan organisasi UPT Pelabuhan dan Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan terdiri atas :

- Kepala UPT

- Sub Bagian Tata Usaha

- Seksi Operasional Pelabuhan

- Seksi Pengelolaan dan Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan

Perikanan

(24)

2.2 Sumber Daya SKPD

a. Anggaran

Dukungan anggaran pembangunan kelautan dan perikanan pada Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang bersumber dari APBD mengalami peningkatan dalam kurun waktu tahun 2009 – 2014, yaitu pada tahun 2009 total anggaran dari APBD Provinsi Jawa Timur sebesar Rp.

190.793.823.333,- dan meningkat sampai pada tahun 2014 sebesar Rp.

232.113.192.000,-. Alokasi anggaran tersebut digunakan untuk belanja gaji dan pegawai serta belanja daerah.

b. Ketenagaan

Dukungan ketersediaan sumberdaya manusia yang berkualitas, professional, berpengetahuan serta memiliki pengalaman dalam mengelola suatu organisasi atau lembaga agar dapat berjalan secara optimal merupakan hal yang sangat diperlukan. Keberhasilan pencapaian kinerja organisasi akan sangat ditentukan oleh kinerja sumberdaya manusia yang ada dalam menjalankan tugas dan fungsinya masing-masing.

Sebagai salah satu perangkat kerja Provinsi Jawa Timur, Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur didukung oleh sejumlah personil atau pegawai yang berdasarkan masing – masing komposisi tergambarkan sebagai berikut :

1. Jabatan

Dari komposisi PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang keseluruhan berjumlah 477 orang, terdiri dari :

a) 41 orang pejabat struktural b) 7 orang fungsional

c) 429 orang staf

(25)

2. Pangkat dan Golongan

Pangkat dan Golongan PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Pangkat Golongan Jumlah

Pembina IV 37 Penata III 235 Pengatur II 168 Juru I 37 Jumlah 477 orang 3. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan PNS Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

Tingkat Pendidikan Jumlah S 3 1 S 2 56 S 1 174 D 3 11 D 2 - D 1 - SLTA 196 SMP 19 SD 20 Jumlah 477orang 22

(26)

c. Sarana dan Prasarana

Dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi lingkup Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari ketersediaan sarana dan prasarana perkantoran yang menunjang terhadap upaya pencapaian sasaran. Sarana dan prasarana Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur adalah sebagai berikut :

No Kode

Bidang Pembidangan Barang Luas (M2)

Juml

ah Satuan

1 2 3 4 5 6

1 01 Golongan Tanah 1.594.623,00 53 Bidang

2 0101 Tanah 1.594.623,00 53 Bidang

3 02 Golongan Peralatan dan

Mesin 0,00

12.13

7 Buah / Set 4 0202 Alat-alat Besar 0,00 280 Buah / Set 5 0203 Alat-alat Angkutan 0,00 193 Buah 6 0204 Alat Bengkel dan Alat Ukur 0,00 256 Buah 7 0205 Alat Pertanian 0,00 1.651 Buah / Set 8 0206 Alat Kantor dan Rumah

Tangga

0,00 6.828 Buah

9 0207 Alat Studio dan Alat Komunikasi

0,00 634 Buah

10 0208 Alat-alat Kedokteran 0,00 4 Buah 11 0206 Alat Laboratorium 0,00 2.290 Buah 12 0207 Alat-alat Persenjataan /

Keamanan

0,00 1 Buah

13 03 Golongan Gedung dan Bangunan

33.360,00 379 Buah

14 0311 Bangunan Gedung 33.358,00 377 Buah

15 0312 Monumen 2,00 2 Buah

16 04 Golongan Jalan, Irigasi dan Jaringan

13.523,00 226 Buah

(27)

No Kode

Bidang Pembidangan Barang Luas (M2)

Juml

ah Satuan

1 2 3 4 5 6

17 0413 Jalan dan Jembatan 0,00 18 Buah 18 0414 Bangunan Air Irigasi 13.412,00 186 Buah

19 0415 Instalasi 7,00 10 Buah

20 0416 Jaringan 104,00 12 Buah

21 05 Golongan Asset Tetap Lainnya

0,00 1.641 Buah/Set/ Ekor 22 0517 Buku dan Perpustakaan 0,00 1.119 Buah / Set 23 0518 Barang Becorak

Kebudayaan

0,00 39 Buah

24 0519 Hewan Ternak Serta Tanaman 0,00 483 Ekor / Buah 25 06 Golongan Konstruksi Dalam Pengerjaan 0,00 0 Buah

Dalam rangka mendukung pengembangan peran dan fungsi Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur maka peningkatan sarana dan prasarana menjadi sebuah kebutuhan yang cukup besar. Aspek-aspek peningkatan sarana dan prasarana adalah menyangkut modernisasi sarana dan prasarana yang ada, serta pembangunan sarana dan prasarana baru yang dibutuhkan.

2.3 Kinerja Pelayanan SKPD

Pengembangan produksi kelautan dan perikanan di Provinsi Jawa Timur dikelola berdasarkan jenis usaha yang terdiri dari usaha penangkapan ikan di laut dan perairan umum, usaha budidaya ikan di laut, air tawar dan payau serta usaha garam rakyat. Adapun potensi kelautan dan perikanan yang menunjang pengembangan usaha tersebut adalah sebagai berikut :

(28)

1. Potensi Kelautan dan Perikanan

Tabel Potensi Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur

URAIAN POTENSI

Jumlah Pulau Panjang Pantai Perikanan Tangkap − Laut Utara Jawa

− Laut Selatan Jawa + ZEEI Perairan Umum − Sungai − Rawa − Waduk − Danau Perikanan Budidaya − Tambak − Kolam − Karamba − Mina Padi − Sawah Tambak − Budidaya laut 446 buah 1.900 km 65.537 km² 142.560 km2 6.012 km 2.389 ha 7.397 ha 681 ha 64.837,8 ha 8.645,2 ha 68 ha 1.064 ha 35.558 ha 324.854 ha

Potensi Sumberdaya perikanan tangkap khususnya di wilayah perairan utara Provinsi Jawa Timur saat ini sudah dikategorikan dalam kondisi padat tangkap, sehingga pemanfaatan sumberdaya perikanan tangkap diarahkan pada wilayah perairan selatan Provinsi Jawa Timur termasuk ZEEI yang masih belum dikelola secara optimal.

Sedangkan sumberdaya perikanan budidaya diarahkan untuk pengembangan diversifikasi usaha budidaya ikan di kolam, budidaya ikan di laut termasuk di dalamnya budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan di air payau khususnya budidaya udang yang selalu menjadi primadona dan merupakan andalan atau unggulan produk ekspor perikanan Provinsi Jawa Timur. Disamping itu pengembangan usaha garam rakyat akan menjadi salah satu prioritas sejalan dengan usaha untuk memenuhi kebutuhan garam nasional.

(29)

2. Kelautan, Pesisir dan Pengawasan

Perairan laut Provinsi Jawa Timur yang luas beserta kekayaan alamnya memiliki berbagai fungsi penting sebagai penyangga kehidupan dan untuk dimanfaatkan oleh masyarakat Provinsi Jawa Timur guna mewujudkan kesejahteraan hidupnya, baik pada masa kini maupun masa yang akan datang. Sumberdaya laut wilayah pesisir dan pulau pulau kecil di Provinsi Jawa Timur menyimpan potensi untuk tumpuan masa depan. Baik sumberdaya alam hayati termasuk ikan, rumput laut, mutiara, terumbu karang, mangrove, padang lamun dan biota laut lainnya serta sumberdaya non hayati seperti minyak bumi, mineral, pasir laut, maupun energi laut lainnya serta jasa lingkungan dan kelautan dapat dimanfaatkan untuk industri berbasis kelautan seperti perikanan, pelayaran, wisata bahari, budidaya laut, indutri mineral dan bioteknologi.

Adapun Potensi sumberdaya kelautan, pesisir dan pengawasan adalah sebagai berikut :

a. Mangrove

Hutan mangrove di Provinsi Jawa Timur seluas 85.000 ha atau 6,24% dari luas hutannya. Habitat mangrove dimanfaatkan sebagai kawasan perikanan utamanya budidaya tambak.

Mangrove yang tumbuh di kawasan pesisir sangat rentan terhadap gangguan atau kerusakan. Hingga saat ini hutan mangrove yang mengalami kerusakan sebanyak 13.000 ha akibat tekanan kepentingan di wilayah pesisir yang menimbulkan penebangan/pengrusakan sehingga perlu dilakukan rehabilitasi. Rehabilitasi Hutan Mangrove di Jawa Timur telah dilaksanakan di kabupaten/kota dengan luas areal rehabilitasi mencapai 400,00 ha.

(30)

b. Terumbu karang

Ekosistem terumbu karang yang terdiri dari karang penghalang dan karang tepi. Penyebarannya meliputi Perairan Situbondo, Banyuwangi, dan bebeberapa lokasi di pantai utara Jawa Timur. Terumbu karang adalah ekosistem yang produktif karena merupakan fishing ground ikan karang, yang potensinya diperkirakan sebesar 80.082 ton/tahun.

Akibat cara penangkapan ikan yang destruktif, terumbu karang di Provinsi Jawa Timur banyak yang mengalami kerusakan. Untuk itu pemerintah provinsi telah mulai melakukan rehabilitasi sejak Tahun 1990 dengan menanam keranjang-keranjang beton sebagai tempat tumbuh atau perlindungan terumbu karang.

c. Pulau-pulau Kecil dan Wisata bahari

Provinsi Jawa Timur diketahui memiliki kurang lebih 446 pulau-pulau kecil, berada di Pacitan (31), Tulungagung (19), Blitar (28), Malang (100), Situbondo (5), Sumenep (121), Gresik (13), Sampang (1), Trenggalek (57), Sidoarjo (4), Banyuwangi (15), Jember (50), Probolinggo (1), Bangkalan (1) dan Sebanyak 3 pulau berada pada daerah perbatasan dengan Australia yaitu pulau Nusa barong (kab Jember), Pulau Paneken dan Pulau Sekel (Kab Trenggalek). Dari 446 pulau tersebut yang berpenghuni sebanyak 20% pulau dan sisanya tidak berpenghuni. Besarnya jumlah pulau-pulau kecil yang tidak berpenghuni mengindikasikan tersedianya potensi wisata taman laut yang masih perawan akan tetapi potensi ini belum digali dan dipromosikan secara optimal. Contohnya wisata bahari di Pulau Bawean, Kepulauan Sumenep (Pulau Sepanjang), Pulau Sempu, Pulau Nusa Barong, dll.

Selain potensi wisata taman laut kepulauan, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil di mempunyai kekayaan dan keragaman yang tinggi dalam bentuk ekosistem, jenis biota, struktur adat dan budayanya. Jumlah lokasi wisata bahari di Provinsi Jawa Timur yang sudah dikembangkan 27

(31)

adalah sebanyak 52 lokasi dan menunjukkan perkembangan yang tidak kalah menarik dibandingkan dengan sektor lain.

d. Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Kawasan pesisir di Provinsi Jawa Timur rawan terjadi konflik nelayan serta tindak pidana perikanan, seperti penggunaan alat tangkap terlarang (trawl), pelanggaran jalur penangkapan ikan, penggunaan bahan peledak, potas, pengambilan terumbu karang dan penebangan mangrove dll. Untuk meminimalkan permasalahan tersebut Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur telah membangun Pos Kemanan Kelautan dan Perikanan Terpadu (POSKAMLADU) yang tersebar di 13 Kabupaten / Kota di wilayah rawan konflik, dengan didukung personil dari Polair Polda Jatim dan TNI AL. Dasar hukum operasional Poskamladu tersebut adalah Surat Keputusan Gubernur Jawa Timur : No. 188/136/KPTS/013/2003 yang telah direvisi dengan Surat Keputusan Gubernur jawa Timur No. 188/339/KPTS/013/2010 tentang Tim Pembina dan Pengawas terhadap Pengelolaan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Wilayah Kewenangan pemerintah Provinsi Jawa Timur.

Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur saat ini memiliki 8 (delapan) PPNS yang didukung oleh pengawas Perikanan. Dengan melihat luasan wilayah perairan Provinsi Jawa Timur maka jumlah PPNS dan Pengawas Perikanan perlu ditingkatkan secara kuantitas melalui pelatihan-pelatihan, terutama pelatihan untuk menjadi PPNS. Disamping itu di Provinsi Jawa Timur sudah terbentuk 215 kelompok Masyarakat Pengawas (POKMASWAS) aktif yang tersebar di Kabupaten /Kota. Pokmaswas merupakan pelaksana pengawasan dan pengendalian pemanfaatan sumberdaya kelautan dan perikanan di lapangan yang terdiri dari unsur tokoh masyarakat, agama, adat, LSM dan masyarakat maritim lainnya. Pokmaswas ini merupakan

(32)

perwujudan dari Sistem Pengawasan yang Berbasis Masyarakat (SISWASMAS).

Dari potensi kelautan dan perikanan yang terdapat di Jawa Timur, telah dilaksanakan pembangunan kelautan dan perikanan selama 5 (lima) tahun terakhir (tahun 2009 – 2014) sehingga dicapai kinerja pembangunan kelautan dan perikanan sebagai berikut :

1. Kontribusi Kelautan dan Perikanan pada Pertumbuhan Ekonomi

Menurut data BPS Jawa Timur, kinerja perekonomian Jawa Timur dari tahun ke tahun mengalami pertumbuhan. Hal ini terbukti dalam 5 (lima) tahun terakhir, perekonomian Jawa Timur terus meningkat yaitu pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan 5,01 % ; tahun 2010 sebesar 6,89 % ; tahun 2011 sebesar 7,22 % ; tahun 2012 sebesar 7,27 % dan pada tahun 2013 sebesar 6,55 %.

Pembangunan Kelautan dan Perikanan di Jawa Timur memberi kontribusi pada pertumbuhan ekonomi sub sektor Pertanian berdasarkan PDRB (ADHB) sektor perikanan tahun 2009 sebesar 4,45 % atau sama dengan Rp 11,8 T dan setara terhadap PDRB Jawa Timur memberi kontribusi sebesar 1,91 %. Target pertumbuhan tahun 2014 optimis mencapai 4,32 % dengan asumsi apabila mencapai target kinerja yang telah ditetapkan.

2. Produksi Kelautan dan Perikanan

Produksi Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur yang berasal dari kegiatan penangkapan dan budidaya secara keseluruhan pada tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

(33)

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013* Total Ton 914.088,40 1.113.393,50 1.218.897,80 1.310.976,60 1.365.416,3 1. Penangkapan : Ton 407.575,90 352.776,20 375.823,80 381.802,70 386.107,0 - Laut Ton 395.511,00 338.915,20 362.621,60 367.921,10 372.266,4

- Perairan Umum Ton

12.064,90 13.861,00 13.202,20 13.881,60 13.840,6 2. Budidaya : Ton 506.512,50 760.617,30 843.074,00 929.173,90 979.309,3 - Laut Ton 339.487,50 516.586,30 549.310,80 563.087,40 120.920,4 - Tambak Ton 73.124,70 118.651,30 132.401,70 170.433,80 173.632,6 - Kolam Ton 42.716,10 65.125,00 90.842,50 110.269,20 82.886,5

- Sawah Tambak Ton

48.721,60 57.377,80 60.058,80 66.101,70 1.378,0

- Mina Padi Ton

112,60 130,50 437,40 7.153,30 12.706,7 - Karamba Ton 135,20 189,10 676,50 428,00 7.957,8

- Jaring Apung Ton

2.214,80 2.557,30 9.346,30 11.700,50 579.827,3 3 Ikan Hias Ribu Ekor 297.678,13 334.823,92 703.326,42 454.351,60 695.072,0

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur *) Keterangan : Asem

3. Konsumsi Ikan

Nilai konsumsi ikan Provinsi Jawa Timur secara keseluruhan pada tahun 2009-2013 adalah sebagai berikut :

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013 *

1. Konsumsi ikan per

kapita Kg/Kapita/Th 17,31 19,20 20,20 23,10 24,07

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Prov. Jatim

Ket : *) Asem

4. Ekspor Hasil Perikanan

Nilai dan volume ekspor hasil perikanan Provinsi Jawa Timur secara kesuluruhan pada tahun 2009 – 2013 adalah sebagai berikut :

No. U r a i a n Satuan 2009 2010 2011 2012 2013*

I. Volume Ton 226.284,85 258.394,67 272.172,21 306.890,70 182.717,68

(34)

II. Nilai Ribu US

$ 621.687,81 730.110,17 827.196,81 1.027.747,51 692.211,90

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Prop. Jatim

Ket : *) Asem

5. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Perikanan (NTP-Pi) dan Nilai Tukar

Nelayan (NTN)

a. Nilai Tukar Petani Sub Sektor Perikanan (NTP-Pi)

- Penghitungan NTP-PI selama ini (sampai dengan bulan Nopember

2013) masih menggunakan tahun dasar 2007, namun seiring dengan : (i) Perkembangan teknologi, (ii) perubahan iklim/cuaca, (iii) perubahan pendapatan petani dan perubahan akan permintaan komoditas serta (iv) perubahan sikap masyarakat atas komoditas yang dihasilkan, dapat mengubah pola produksi dan konsumsi petani. Oleh karena itu , penghitungan NTP-Pi dengan tahun dasar 2007 dirasa sudah tidak sesuai lagi, sehingga mulai bulan Desember 2013 digunakan tahun dasar 2012.

- Berdasar penghitungan dengan tahun dasar 2012, NTP-PI bulan

Desember 2013 turun 1,24. Dari 105,78 pada bulan Nopember (hasil estimasi setelah menggunakan tahun dasar 2012) menjadi 105,67 pada bulan Desember. Penurunan disebabkan kenaikan indeks harga yang dibayar (0,63 %) lebih besar dari indeks harga yang diterima (0,53 %).

- Capaian bulan Desember 2013 tidak bisa diperbandingkan dengan

bulan Januari s/d Oktober 2013 karena penghitungannya menggunakan tahun dasar yang berbeda.

- BPS Prov Jatim berencana akan melakukan estimasi penghitungan

terhadap capaian NTP-PI bulan Januari s/d Oktober dengan menggunakan tahun dasar 2012.

(35)

- Perkembangan NTP-Pi Jawa Timur Tahun 2013 dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2007 dan tahun dasar 2012 sebagai berikut :

No Periode Tahun Dasar 2007 Tahun dasar 2012

NTP-Pi Perkemb NTP-Pi Perkemb

1 Januari 100,05 - - - 2 Pebruari 99,73 -0,32 - - 3 Maret 99,56 -0,17 - - 4 April 99,38 -0,18 - - 5 Mei 100,10 0,72 - - 6 Juni 100,60 0,50 - - 7 Juli 100,64 0,04 - - 8 Agustus 100,50 -0,14 - - 9 September 99,65 -0,85 - - 10 Oktober 98,72 -0,93 - - 11 Nopember 98,79 0,07 105,78 - 12 Desember - - 105,67 -1,24 Rata-2 s/d bln Nop 2013 99,79 Rata-2 Tahun 2012 99,53

b. Nilai Tukar Nelayan (NTN)

a) NTN Jawa Timur pada bulan Desember 2013 naik sebesar 0,8 persen, dari 101,68 pada bulan Nopember menjadi 102,5 pada bulan Desember. Kenaikan disebabkan indeks harga yang diterima mengalami peningkatan (1,34 %) lebih besar dari indeks harga yang dibayar (0,54). Sama halnya dengan NTP-Pi, penghitungan NTN bulan Desember sudah menggunakan tahun dasar 2012.

b) Sebagai bahan informasi, perkembangan NTN Jawa Timur Tahun 2013 dengan menggunakan perhitungan tahun dasar 2007 dan tahun dasar 2012 :

No Periode Tahun Dasar 2007 Tahun dasar 2012

NTN Perkemb NTN Perkemb

1 Januari 156,38 - - -

2 Pebruari 155,91 -0,30 - -

(36)

No Periode Tahun Dasar 2007 Tahun dasar 2012 NTN Perkemb NTN Perkemb 3 Maret 156,15 0,15 - - 4 April 155,58 -0,37 - - 5 Mei 157,01 0,92 - - 6 Juni 158,07 0,68 - - 7 Juli 158,85 0,49 - - 8 Agustus 158,79 -0,04 - - 9 September 155,28 -2,21 - - 10 Oktober 153,65 -1,05 - - 11 Nopember 154,02 0,24 101,68 - 12 Desember - - 102,50 0,80 Rata-2 s/d bln Nop 2013 156,34 Rata-2 Tahun 2012 151,15

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD

Dari uraian pada bab – bab sebelumnya maka dapat dilakukan identifikasi terhadap potensi tantangan dan peluang dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Jawa Timur guna menghasilkan strategi, dengan uraian sebagai berikut :

a. Tantangan meliputi :

1. Terjadinya penurunan stok Sumberdaya Ikan, khususnya di WPP 723 (Laut Jawa);

2. Peningkatan kualitas SDM kelautan dan perikanan yang belum merata. 3. Keterbatasan bahan baku perikanan untuk bahan baku industri

4. Tuntutan Penyediaan produk berdaya saing dan berkelanjutan b. Peluang meliputi :

1. Dukungan Pemerintah pada sub sektor kelautan dan perikanan semaikn besar;

2. Teknologi dan inovasi keluatan dan perikanan yang semakin berkembang;

3. Tingkat kebutuhan masyarakat akan konsumsi produk hasil kelautan dan perikanan semakin tinggi;

(37)

4. Makin bertambahnya pelaku usaha di bidang kelautan dan perikanan.

(38)

BAB III

ISU - ISU STRATEGIS BERDASARKAN

TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan SKPD Pelaksanaan pembangunan perikanan yang telah dilaksanakan dalam kurun waktu tahun 2009 – 2014 dapat memberikan manfaat maupun dampak positif yang bisa dirasakan namun tentunya tidak terlepas dari berbagai permasalahan ataupun kendala yang dihadapi .

Permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan Provinsi Jawa Timur antara lain yaitu :

1. Penurunan Sumber Daya Ikan (sesuai dengan Peta Tingkat Eksploitasi di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) RI), terutama di WPP 712 (pantai utara);

2. Masih tingginya harga pakan pabrikan untuk usaha budidaya perikanan; 3. Terbatasnya ketersediaan induk unggul dan benih bermutu;

4. Belum optimalnya usaha budidaya laut ;

5. Masih maraknya alih fungsi lahan budidaya perikanan;

6. Masih rendahnya volume bahan baku ikan untuk industri perikanan; 7. Belum optimalnya produksi dan produktivitas garam rakyat;

8. Kurangnya kapasitas kelembagaan usaha kelautan dan perikanan; 9. Masih maraknya kegiatan Illegal Unreported dan Unregulated Fishing;

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah Terpilih

a. Visi

Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan yang dihadapi Provinsi Jawa Timur 2014 - 2019, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk

(39)

mengatasinya selama lima tahun mendatang. Visi pembangunan Jawa Timur yang ingin diwujudkan pada periode 2014 - 2019 adalah:

“Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”

dengan penjelasan sebagai berikut:

Jawa Timur Lebih Sejahtera Adalah terwujudnya peningkatan lebih lanjut dari kondisi makmur, yang tidak hanya berdimensi material atau jasmaniah, tetapi juga spiritual atau rohaniah, yang memungkinkan rakyat menjadi manusia yang utuh dalam menggapai cita-cita ideal, dan berpartisipasi dalam proses pembangunan secara kreatif, inovatif, dan konstruktif, dalam tata kehidupan (juga tata pemerintahan) yang aman dan tenteram, rukun dan damai, di samping terpenuhinya kebutuhan dasar sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan, dan lapangan kerja, juga bebas mengemukakan pikiran dan pendapat, bebas dari ketakutan dan belenggu diskriminasi, serta bebas dari penindasan, dengan sumber daya manusia yang makin berkualitas secara fisik, psikis maupun intelektualitas. Masyarakat yang sejahtera adalah masyarakat yang hidup dalam situasi dan kondisi aman, tenteram, damai, sentosa, dan makmur.

Jawa Timur Lebih Berkeadilan Adalah terwujudnya kesejahteraan yang merata bagi semua orang, bukan kesejahteraan orang-seorang maupun sekelompok orang. Kesejahteraan yang berkeadilan adalah bersifat distributif, yakni adanya kesetaraan kondisi awal yang dibutuhkan bagi setiap warga untuk dapat mengembangkan dirinya, dan proporsionalitas hasil yang diperolehnya dari setiap upaya yang dilakukan. Proses pembangunan dari, oleh, dan untuk rakyat, yang berjalan dalam proses perubahan struktur yang benar, diarahkan agar rakyat yang menikmati pembangunan haruslah mereka yang menghasilkan, dan mereka yang menghasilkan haruslah yang menikmati secara berkeadilan.

Upaya mewujudkan kesejahteraan yang lebih berkeadilan merefleksikan sikap dan komitmen keberpihakan kepada elemen masyarakat yang lemah atau termarjinalisasi, agar yang lemah tidak menjadi bertambah lemah, karena kekurangberdayaan menghadapi yang kuat. Keberpihakan ini merupakan upaya

(40)

mencegah terjadinya persaingan tak seimbang, serta eksploitasi yang kuat atas yang lemah.

Jawa Timur Lebih Mandiri Adalah terwujudnya kemampuan atau keberdayaan yang dapat membangun, dan memelihara kelangsungan hidup berlandaskan kekuatannya sendiri. Upaya peningkatan kesejahteraan rakyat haruslah dijalankan bersamaan dengan peningkatan kemandirian. Membangun kemandirian sosial bukan dalam makna membangun isolasi sosial, tetapi mengembangkan kemampuan “Berdikari” ( B e r diri di a t a s K a ki S e n diri ), dan secara pro-aktif melepas belenggu ketergantungan dan hambatan struktural yang memasung potensinya, baik secara ekonomi, politik, hukum, sosial, dan budaya, sehingga mampu berdaulat dan bebas dalam politik; Berkedaulatan hukum; Berdikari dalam ekonomi; dan Berkepribadian dalam kebudayaan; yang berlangsung dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Jawa Timur Lebih Berdaya Saing Adalah terwujudnya peningkatan kemampuan daya saing Jawa Timur, bukan hanya berdasarkan keunggulan komparatif (comparative advantage), tetapi terutama keunggulan kompetitif (competitive advantage), menyangkut peningkatan kualitas produk, manajemen produksi, pemasaran, dan akses permodalan, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), khususnya menghadapi A S E A N Economic Community pada 2015.

Di samping itu, Jawa Timur Lebih Berdaya Saing juga berkait dengan upaya meningkatkan daya saing dan kemandirian budaya lokal menghadapi ASEAN Socio - Cultural Community pada 2015,agar tidak tergusur dan lenyap ditelan oleh integrasi sosio-kultural ASEAN, maupun budaya asing lainnya. Puncak-puncak kebudayaan daerah yang merupakan kebudayaan bangsa atau kebudayaan nasional harus terus dipelihara, diperkuat, dan dikembangkan agar karakter dan jati diri bangsa menjadi unggulan sebagai daya saing, dan karenanya tetap mampu berkepribadian dalam kebudayaan. Budaya dan tradisi lokal yang merupakan kearifan lokal (local wisdom) harus pula dipelihara, diperkuat, dan dikembangkan sebagai basis pembangunan, yang pada gilirannya dapat memperkuat pembangunan karakter bangsa secara

(41)

keseluruhan. Kearifan lokal merupakan pengetahuan setempat ( indigenous or local knowledge ), atau kecerdasan lokal ( local genius ), yang menjadi dasar identitas budaya ( cultural identity ).

Jawa Timur Lebih Berakhlak Adalah terwujudnya peningkatan akhlak mulia, baik secara individual maupun sosial, dalam konteks rohaniah maupun spiritual, karena kesejahteraan tanpa akhlak dan moral akan membawa kita ke dalam jurang kehancuran. Akhlak merupakan budi pekerti, perangai, tabiat, atau moralitas luhur yang terutama bersumber dari kesalehan individual sesuai ajaran agama yang diyakini, yang pada gilirannya akan melahirkan kesalehan sosial, yang ditandai oleh semakin meningkatnya empati sosial, toleransi sosial, solidaritas sosial, dan sikap demokratis dalam menghadapi perbedaan, serta menjunjung tinggi supremasi hukum, dan penghormatan terhadap hak asasi manusia, yang akan bermuara pada terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Visi terwujudnya “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak”, berlangsung dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), karenanya pembangunan Jawa Timur juga ditujukan untuk memberikan kontribusi signifikan bagi kemajuan, serta kesejahteraan bangsa dan negara Indonesia secara keseluruhan. Jawa Timur untuk Indonesia.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur 2014 - 2019 tersebut, maka misi pembangunan Jawa Timur 2014 - 2019 adalah : “Makin Mandiri dan

Sejahtera Bersama Wong Cilik“. Label “Makin Mandiri dan Sejahtera bersama

Wong Cilik” yang membingkai lima misi untuk mewujudkan visi Jawa Timur 2014-2019 tersebut, menunjukkan sikap keberpihakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur sejalan dengan visi, misi, dan program Gubernur-Wakil Gubernur terpilih (2014-2019) kepada elemen masyarakat yang lemah, sekaligus menegaskan bahwa upaya mewujudkan “Jawa Timur Lebih Sejahtera, Berkeadilan, Mandiri, Berdaya Saing, dan Berakhlak” tersebut, bersifat inklusif dan berkeadilan,

(42)

termasuk bagi wong cilik , atau kelompok masyarakat yang kurang beruntung secara sosial ekonomi.

c. Strategi, Kebijakan Umum, Misi dan Prioritas Program Pembangunan

Guna mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa Timur 2014 - 2019 tersebut dilakukan melalui 3 (tiga) strategi; 3 (tiga) kebijakan umum; 5 (lima) misi dan prioritas program pembangunan sebagai berikut :

A. 3 (tiga) Strategi yaitu :

1. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development) yang inklusif, dan mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based

development).

2. Pertumbuhan ekonomi yang berpihak kepada masyarakat miskin (pro-poor growth), yang di dalamnya secara implisit termasuk strategi pro-poor, pro-job, pro-growth, dan pro-environment.

3. Pengarusutamaan gender (pro-gender). B. 4 (empat) Kebijakan Umum adalah :

1. Kebijakan Umum; 2. Kebijakan Kewilayahan;

3. Pengembangan Wilayah Jawa Timur yang Berorientasi pada Pertumbuhan Inklusif;

4. Penetapan Cluster Kewilayahan; C. 5 (lima) Misi adalah :

1. Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan;

2. Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi;

3. Meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan, dan penataan ruang; 4. Meningkatkan reformasi birokrasi, dan pelayanan publik

5. Meningkatkan kualitas kesalehan sosial dan harmoni sosial

(43)

D. Prioritas Program Pembangunan

Misi 1: Meningkatkan kesejahteraan rakyat yang berkeadilan Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Memperluas skala pelatihan ketrampilan tenaga kerja melalui pengembangan balai latihan kerja berstandar internasional;

2. Memperluas akses pencari kerja (angkatan kerja) terhadap lapangan kerja melalui job fair, magang, antar kerja antar daerah (AKAD) dan Antar Kerja Antar Negara (AKAN);

3. Meningkatkan pelatihan ketrampilan kerja para santri pondok pesantren, termasuk bantuan sarana, agar dapat melakukan usaha produktif;

4. Meningkatkan dan mengembangkan secara bertahap Wajib Belajar Pendidikan Menengah 12 Tahun sebagai kelanjutan dari Program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun;

5. Meningkatkan kualitas pendidikan pondok pesantren melalui progam Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta yang lebih dikenal dengan BOSDA Madin;

6. Meningkatkan rasio jumlah Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dibanding Sekolah Menengah Umum (SMU) dengan perbandingan 70%:30%, untuk menyiapkan tenaga kerja terampil berpendidikan menengah. Pengembangan bidang keahlian SMK disesuaikan kebutuhan lapangan kerja, didukung kerjasama dengan dunia usaha dan industri;

7. Meningkatkan kemampuan vokasional dan profesional para lulusan SMK menjadi tenaga terampil yang siap memasuki pasar kerja di sektor industri melalui Bantuan Sarana Prasarana SMK;

8. Menghilangkan hambatan administratif pemberian bantuan bagi sekolah umum, sekolah agama, sekolah kejuruan dan sekolah khusus;

9. Meningkatkan dan mengembangkan penyediaan tambahan fasilitas dan program antara (bridging program) bagi lulusan sekolah kejuruan untuk melanjutkan kejenjang pendidikan tinggi;

(44)

10. Meningkatkan perluasan pelayanan kesehatan pondok bersalin desa (polindes) menjadi pondok kesehatan desa (ponkesdes) untuk lebih mendekatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat desa;

11. Mengembangkan Jaminan Kesehatan Semesta bagi seluruh penduduk Jawa Timur;

12. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu dan anak dibawah lima tahun melalui penguatan dan pengembangan "Taman Posyandu" disetiap desa/kelurahan yang mengintegrasikan Posyandu, Pos Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan Bina Keluarga Balita (BKB);

13. Melanjutkan upaya meminimalkan hambatan keuangan bagi penduduk miskin dan rentan dalam mengakses memanfaatkan pelayanan kesehatan; 14. Melanjutkan dan memperkuat revitalisasi program keluarga berencana

untuk meningkatkan kualitas hidup keluarga;

15. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program penanggulangan kemiskinan yang ditujukan untuk memangkas beban pengeluaran rumah tangga miskin;

16. Melanjutkan, meningkatkan, dan menyempurnakan program penanggulangan kemiskinan dalam bentuk bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan kemampuan dan pendapatan penduduk miskin;

17. Meningkatkan perluasan akses penduduk miskin terhadap kredit mikro dengan suku bunga rendah;

18. Meningkatkan pembangunan dan perbaikan infrastruktur jalan yang menghubungkan tempat produksi pertanian dan tujuan pasar untuk menekan biaya angkut, yang dapat meningkatkan pendapatan penduduk miskin;

19. Pengurangan jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) di perdesaan melalui Renovasi RTLH sebanyak 10.000 unit per tahun;

20. Melanjutkan dan menyempurnakan pengarusutamaan penanggulangan kemiskinan di semua program yang ada di satuan kerja pemerintah daerah (SKPD), sekaligus memperbaiki efektivitas program;

(45)

21. Mengembangkan dan melindungi keberlangsungan usaha mikro dan kecil sektor informal di perkotaan maupun pedesaan untuk mencegah terjadinya pemiskinan lebih parah akibat kehilangan sumber nafkah;

22. Meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin sebagai aktor perubahan sosial yang menetapkan tujuan, mengendalikan sumber daya, dan mengarahkan proses yang mempengaruhi kehidupannya dalam menanggulangi kemiskinan mereka sendiri melalui konsep dan metode belajar sosial;

23. Pengembangan PAUD secara holistik dan terpadu;

24. Peningkatan pemerataan dan akses PAUD, khususnya di daerah tertinggal; 25. Peningkatan mutu dan sebaran tenaga kependidikan secara merata;

26. Peningkatan pendidikan non-formal berbasis komunitas;

27. Peningkatan layanan pendidikan berbasis manajamen pendidikan secara komprehensif dan terintegrasi;

28. Peningkatan kuantitas sarana dan prasana perpustakaan, serta kapasitas kelembagaan secara terpadu;

29. Peningkatan kelembagaan karang taruna dan/atau organisasi lain yang berafiliasi dengan kepemudaan;

30. Peningkatan perlindungan generasi muda dari bahaya penyalahgunaan Napza, minuman keras, dan penyebaran HIV/AIDS;

31. Peningkatan sarana dan prasarana olahraga; 32. TNI Manunggal Ketahanan Pangan untuk swasembada kedelai, swasembada berkelanjutan padi, jagung, gula dan daging sapi; 33. Peningkatan kualitas dan peran perempuan dalam pembangunan, serta perlindungan perempuan dan anak dari berbagai tindak kekerasan melalui upaya-upaya pencegahan, pelayanan dan pemberdayaan

(46)

Misi 2: Meningkatkan pembangunan ekonomi yang inklusif, mandiri, dan berdaya saing, berbasis agrobisnis/agroindustri, dan industrialisasi

Program Unggulan yang mendukung misi ini difokuskan pada:

1. Mendorong pengembangan dan pemberdayaan agroindustri berbasis industri kerakyatan yang memanfaatkan hasil pertanian setempat;

2. Meningkatkan produksi dan produktivitas dalam rangka peningkatan surplus bahan pangan, khususnya padi, jagung, kedelai, gula, daging, telur, susu dan ikan untuk memenuhi konsumsi dan bahan baku industri pengolahan (agroindustri);

3. Mengoptimalkan dan memberdayakan kelembagaan petani/nelayan untuk meningkatkan akses petani/nelayan thd faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran maupun akses permodalan;

4. Meningkatkan nilai tambah (value Added) sektor pertanian melalui perluasan penciptaan kawasan agropolitan dan agroindustri yg memiliki keterkaitan kebelakan ( Backward linkage ) dan kedepan ( forward linkage ) pada sebaran lokasi potensial yang merata;

5. Meningkatkan daya saing produk pertanian, dengan tetap melakukan perlindungan produk lokal, melalui peningkatan kualitas menuju standar mutu yang dipersyaratkan pada berbagai kawasan perdagangan;

6. Pengembangan kawasan agroindustri dan kawasan agropolitan dimaksudkan untuk meningkatkan nilai tambah, menekan cost dan mendekatkan industri pengolah dengan kawasan industri serta konsepnya dibangun dalam bentuk kawasan agropolitan;

7. Pengembangan karang kitri, dimaksudkan untuk memperkuat ketahanan pangan Rumah Tangga petani di pedesaan dan perkotaan dengan target 75 desa setiap tahun;

8. Pengembangan sarana prasarana dan kapasitas nelayan, serta usaha ekonomi produktif masyarakat kawasan pesisir, dan kepulauan;

9. Perluasan areal hutan rakyat, dan pemanfaatan lahan bawah tegakan, sekitar hutan, serta pengembangan usaha non-kayu di kawasan hutan;

Gambar

Tabel  Potensi Kelautan dan Perikanan Provinsi Jawa Timur
Tabel Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Provinsi Jawa Timur

Referensi

Dokumen terkait

Exposure therapy , merupakan bentuk terapi yang dilakukan dengan cara meminta anak-anak menuliskan tentang bencana yang dialami untuk mengeksplorasi lebih. lanjut tentang

What do you do to start reading Otolaryngology Board Review: Pearls Of Wisdom, Third Edition By Mary Bowden Searching guide that you enjoy to read initial or discover an

Walaupun perjanjian kerja antara pemain dan klub telah dibuat dengan maksud adanya kepastian hukum bagi para pihak, namun jaminan kepastian belum tentu didapat,

Sebaik apapun dan sehebat apapun guru dalam mengerahkan segala kemampuan dan keterampilan yang ada baik teknik ataupun taktik dalam pembelajaran bila tidak

Umat Islam, termasuk muslim Jawa, merayakan peringatan wilujengan tahun baru; (2) peristiwa banjir di zaman Nabi Nuh yang membuat kalangan muslim Jawa kemudian melaksanakan ritual

Para pelaku melarikan diri saat petugas keamanan apartemen dan pilisi yang dihubungi dari Polsek sukmajaya datang ke lokasi.. “dug- aan sementara karena salah paham akibat

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi eksperimen) yang terdiri dari dua kelompok siswa, dimana kedua kelompok tersebut dipilih secara

Rumusan masalah umum penelitian ini adalah “ “apakah implementasi supervisi akademik kepala sekolah dalam peningkatan profesionalisme guru di SMP Negeri 7 seluma telah