• Tidak ada hasil yang ditemukan

Telaahan Renstra Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 48-69)

Pencapaian kinerja tersebut ditunjang oleh anggaran dan realisasi pendanaan pada Dinas Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Kabupaten

PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DINAS PERDAGANGAN, KOPERASI DAN USAHA MIKRO KECIL KABUPATEN KAMPAR

3.3. Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi

3.3.1 Telaahan Renstra Kementerian Perdagangan Republik Indonesia

Visi Kementerian Perdagangan adalah ”Perdagangan Sebagai Sektor Penggerak Pertumbuhan dan Daya Saing Ekonomi serta Pencipta Kemakmuran Rakyat Yang Berkeadilan” yang dapat diwujudkan melalui peningkatan kinerja ekspor non migas secara berkualitas, penguatan pasar dalam negeri dan stabilisasi ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

Dalam rangka mewujudkan Visi tersebut, maka misi Kementerian Perdagangan adalah :

1. Meningkatkan kinerja ekspor non migas secara berkualitas.

2. Menguatkan pasar dalam negeri.

3. Menjaga ketersediaan bahan pokok dan penguatan jaringan distribusi nasional.

Sedangkan tujuan pembangunan perdagangan periode 2015–2019yang ingin dicapai yaitu:

1. Peningkataneksporbarangnon migasyangbernilaitambahdanjasa;

2. Peningkatan pengamanan perdagangan;

3. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional;

4. Pemantapan promosi ekspor dan

nation branding

;

5. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan jasa;

6. Pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri;

7. Peningkatanpenggunaandan perdagangan produk dalamnegeri(PDN);

8. Optimalisasi/penguatan pasar berjangka komoditi, SRG danpasar lelang;

9. Peningkatankelancarandistribusidanjaminanpasokanbarang kebutuhanpokokdan barang penting;

10. Peningkatan perlindungan konsumen;

11. Peningkatan iklim usaha dan kepastian berusaha;

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

12. Peningkatan kualitas kinerja organisasi;

13. Peningkatan dukungan kinerja perdagangan;

14. Peningkatan kebijakan perdagangan yang harmonis danberbasis kajian;

Sasaran strategis merupakan indikator kinerja Kementerian Perdagangan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan, lebih lanjut diuraikan sebagai berikut : 1. PeningkatanEksporBarangNonMigasyangBernilaiTambahdanJasa

Sasaran yang ingin dicapai dalam ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasaadalahmeningkatnya pertumbuhan ekspor barang non migas yang bernilai tambah dan jasa.

Indikator kinerja meningkatnyapertumbuhan eksporbarang non migasyang bernilai tambahdanjasayang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Pertumbuhanekspor non migas;

b. Kontribusi produk manufaktur terhadap total ekspor; dan c. Pertumbuhan ekspor jasa.

Pada tahun 2014, ekspor non migas Indonesiamelanjutkan trend pertumbuhan yangnegatifsejak tahun 2012dimana terjadi penurunannilai ekspornon migas sebesar2,64% dibandingkan tahun 2013. Sementara itu, terkait dengan strukturekspor Indonesia,terjadipertumbuhaneksporproduk industri pengolahan sebesar 3,8% dari USD 113,03 miliar pada tahun 2013 menjadi USD 117,33 miliar pada tahun2014. Selanjutnya, terkait dengan ekspor jasa,neraca perdagangan jasa Indonesia pada tahun 2014 mengalami perbaikan

denganadanya pertumbuhan sebesar 12,75%

sehinggadefisitneracaperdaganganjasaberkurangdariUSD-12,07 miliar pada tahun 2013 menjadiUSD-10,53 miliar pada tahun 2014. Lebih lanjut, pada tahun 2014 ekspor jasa tumbuhsebesar0,78%danimporjasaturunsebesar3,88%

biladibandingkan tahun 2013.

Mempertimbangkanperkiraankondisiperekonomianglobaldandomestik,sertamemp ertimbangkantargetpertumbuhanPDBnasionalyangtelahditetapkan,makatargetper tumbuhantahunanekspornon migasyangingindicapaipadatahun2015 adalah sebesar8% dan pada akhir periode tahun 2019 adalah sebesar 14,3%.

Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan ekspor produk yang bernilai tambah diukur dengan kontribusi ekspor produk manufaktur terhadap total ekspor. Pada tahun 2015Kementerian Perdagangan menargetkan kontribusi produk manufakturterhadaptotaleksporadalahsebesar44% danterusmeningkathinggamen

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

capai65%padatahun2019.Sementara targetpertumbuhan tahunan eksporjasatahun 2015 adalah berkisar12,0 – 14,0% dan pada tahun 2019 meningkat menjadisebesar 16,0 – 19,0%.

2. PeningkatanPengamananPerdagangan

Sasaranyangingin dicapaidalampeningkatanperdagangan adalah meningkatnya pengamanan perdagangandan kebijakan nasional untuk mendukung daya saing produk Indonesia baik dipasardomestik maupuninternasional. Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya pengamanan perdagangandan kebijakan nasionaladalah:

a. Persentasepenanganankasusdalamrangkapengamanan ekspor;

Indikatorpertama yangdigunakanuntukmengukurkinerja meningkatnya pengamanankebijakan nasional di fora internasional adalah persentase penanganan kasus dalam rangka pengamanan ekspor.Kementerian Perdaganganmenargetkan seluruh kasus yang terkait dengan pengamanan ekspor sepanjang tahun 2015-2019 akan ditanganisehingga indikatorpersentasepenanganankasusmencapai100% setiap tahun.

b. Persentase pengamanan kebijakan nasional di fora internasional;

Indikatorkedua yangdigunakanuntukmengukurkinerja meningkatnya pengamanan kebijakan nasional di fora internasional adalah persentase pengamanan kebijakan nasional di fora internasional.Targetyang ingin dicapai untuk indikator iniadalah 70% pada tahun 2015 dan meningkatmenjadi90%

pada tahun2019.Indikator didapatkan dari total yang dapat diklarifikasi dibagi total pertanyaan/tanggapan/keberatan terhadap kebijakannasional terkait perdagangan yang masuk dari negara lain dikali seratus persen. Indikator ini menggambarkan kinerja diplomasi yang dapat mengamankan kepentingan nasional di fora internasional. Selama keberatan dimaksud tidak masuk ke Panel DSB WTO maka dianggap keberatan dari negara lain tersebut dapat diklarifikasi.

c. Persentase pemahaman terhadap hasil kerja sama perdagangan internasional Selain itu meningkatnya pengamanan perdagangan dan kebijakan nasional diukur melalui nilai persentase pemahaman terhadap hasil kerjasama perdagangan internasional. Indikator ini diukur melalui survey dengan menggunakankuesionerdantargetindikatorinipadatahun2015 adalah sebesar 60% dan terus meningkat hingga mencapai 65% pada tahun 2019.

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

3. PeningkatanAksesdanPangsaPasarInternasional

Sasaran yang ingin dicapai dalampeningkatan akses dan pangsa pasar internasional adalah:

a. Meningkatnyadiversifikasipasar dan produk ekspor

Hingga tahun 2013 pangsa pasar produk Indonesia di tujuan ekspor non-tradisional(pasar prospektif)masih kalah dengan China, Malaysia dan Thailand.Untuk peningkatan dan optimalisasi akses pasar diperlukan diversifikasi pasar dan produk ekspor.Indikatoryang digunakanuntukmengukur meningkatnyadiversifikasipasardan produkekspor adalah:

1) Pertumbuhan ekspor non migas produk(komoditi)utama;

Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi upaya diversifikasi produk

ekspor adalah pertumbuhan ekspornonmigas

produk(komoditi)utama.Produk utama yang dimaksud adalah: tekstil dan produk tekstil (TPT);elektronik; karet dan produk karet; sawit; produk hasil hutan; alas kaki; otomotif; udang; kakao; dan kopi.Targetpertumbuhan ekspor non migas produk (komoditi) utama yang ingin dicapai pada tahun2015adalah 5,9%dan meningkathinggamencapai13,9%tahun2019.

2) Pertumbuhan ekspor non migas produk(komoditi)prospektif;

Produk prospektif yang dimaksud adalah: kulit dan produk kulit; peralatan medis; tanaman obat; makanan olahan;minyak atsiri; ikan dan produk perikanan; kerajinan;perhiasan; rempah-rempah; dan peralatan kantor.Target pertumbuhan ekspor non migas produk prospektif yang ingin dicapai pada tahun 2015 adalah 10,6% dan terus meningkat hingga mencapai pertumbuhan sebesar 18,9% pada tahun 2019.

3) Pertumbuhan ekspor non migas ke pasar utama;

Indikator yang digunakan untuk mengevaluasi upaya diversifikasipasar adalahpertumbuhanekspornon migaskepasarutama. Target pertumbuhanekspor nonmigaskepasarutamaseperti keUniEropa, Amerika Serikat dan Jepangyang ingin dicapai pada tahun 2015adalah sebesar 5,5% dan terus meningkat hingga mencapai pertumbuhan sebesar13,5%

pada tahun 2019.

4) Pertumbuhan ekspornon migas ke pasar prospektif;

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

Sementara indikator lain yang digunakan untuk mengevaluasi upaya diversifikasi pasar adalah pertumbuhan ekspor non migas ke pasar prospektif. Target pertumbuhan ekspor non migas ke pasar prospektifseperti ke RRT, India, Korea Selatan, Malaysia dan negara-negara lainnya yang ingin dicapaipadatahun2015sebesar9,7%

danterusmeningkathinggamencapaipertumbuhan18% pada tahun 2019.

b. Menurunnya Hambatan Akses Pasar (Tarif danNonTarif)

Indikatoryang digunakanuntukmengukur menurunnya hambatan akses pasar (tarif dan non tarif)adalah:

1) Penurunanindex

Non TariffMeasures

(

baseline

tahun 2013 berdasarkan data WTO)

Pengukuran indikator

Non Tariff Measure (NTM)

, umumnya suatu negara akan merujuk padaindikator yang digunakan oleh organisasi perdagangan dunia atau

World Trade Organization (WTO)

.Adapun dalam situs resmi WTO,terdapat database khusus yang menghitung besaran NTM di setiap negara anggota yang dinamakan

Integrated Trade Intelligence Portal(I-TIP)

. Dalam statistik tersebut, dapat terlihat perkembangan kebijakan NTM yang dikenakan oleh suatu negara terhadap barang yangdiekspor oleh negara mitra dagang.

Dalam hal perhitungan index NTM versi WTO, diambil limanegaramitra dagangutama Indonesiayang selanjutnya merupakan tolak ukurkeberhasilan penurunan NTM secara umum. Beberapa mitra dagangutamatersebutdiantaranyaadalah Jepang, China, Amerika Serikat, India, dan Singapura, yang notabene merupakan lima besar negarapangsa ekspor Indonesia.

Berdasarkan data WTO, tahun 2013 ditetapkan sebagai tahun dasar dalam penghitungan index

Non Tariff Measures

(NTM)(2013=100).Selanjutnya, dengan menggunakan total NTM terbobotdari lima negara, dilakukan perhitungan index NTM untuk periode 2015 – 2019. Kemudian untuk menetapkan target indikator NTM periode 2015-2019 diperlukan proyeksi atau estimasi nilai index NTM untuk periode tersebut. Dari hasil estimasi dengan metode

HistoricalAnalogy

, estimasi berdasarkan pengalaman historis (interval berbasis deviasi nilai terendah dan tertinggi yang pernah dialami), diperoleh index NTM untuk periode 2015-2019. Adapun target

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

Penurunan indexNTM selamaperiodelima tahun mendatang adalah sebesar 18,32. Lebih rinciditargetkan bahwa index NTM mengalami penurunan dari38,32padatahun2015menjadi20padatahun2019.

Dalam upaya meningkatkan peran perdagangan internasionalbagi pertumbuhanekonominasional, pemerintah melakukan berbagai kerja sama perdagangan internasional guna menurunkan hambatan tarif dan non tarif yang diharapkan dapat meningkatkan keunggulan komparatif produk nasional di pasar negara partner. Pencapaian penurunan tarif sebagai hasil kerja sama perdagangan internasional dapat diukur indikator rata-rata tarif sederhana maupun rata-rata tarif terbobot.

Dalam rata-rata tarif sederhana,diketahuibahwa penurunan tarif masing-masing produk dijumlahkan dan dibagi populasi. Ini artinya, upaya penurunan tarif impor di negaratujuan ekspor pada sektor yang tidak memiliki ekspor juga akan menurunkan rata-rata tarif sederhana sehingga penurunan tarif itu tidak dapat dimanfaatkan oleh domestik. Sementara itu, rata-rata tarif terbobot, memberikan bobot yang kecil pada sektor yang memiliki ekspor kecil dan memberikan bobotyang besar padasektor yang memiliki ekspor besar. Artinya, penurunan tarif impor dinegaratujuan eksporpadasektoryangnilai ekspornya kecil tidak banyak berpengaruh terhadap pencapaian target penurunan tarif impor di negara partner,demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu indikator rata-rata tarif terbobot lebih baik digunakan sebagai indikator pencapaian penurunan tarif dalam kerja sama perdagangan internasional. Ini dimaksudkan untuk meningkatkan konsentrasi permintaanpenurunantarifdinegara-negaradandisektor-sektor yang masih memiliki hambatan tarif yang tinggi.

2) Penurunan rata-rata terbobot tarif di negara mitra (perbedaan dari

baseline

2013)

Target tahunan penurunan rata-rata tarif terbobot didasarkanpada perkiraanproyeksipenyelesaian perundingan dengan negara partner,nilai ekspor ke negara tersebut dan proyeksi penurunan tarif impor yang diperoleh dari negara impor tersebut. Rata-rata penurunan tarif terbobot di negara mitra dihitung berdasarkan komitmen Jepang China, Korea, India, AustraliadanNew ZealandterhadapIndonesiapada Perundingan ASEAN dengan Mitra Dialog.)Adapun besarnya target penurunan rata-rata

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

terbobot tarif di negara mitra selama periode 2015-2019 adalah 2,2. Lebih rinci,ditargetkanterjadi penurunan rata-rata terbobot tarif di negara mitradari 9,05pada tahun 2015 menjadi 6,78pada tahun 2019.

3) Pertumbuhan nilai ekspor yang menggunakanSurat Keterangan Asal Preferensi(%)

Indikator lain yang digunakan untuk mengukur kinerja menurunnya hambatan aksespasar (tarif dan nontarif)adalah pertumbuhannilaieksporyang menggunakan Surat Keterangan Asal (SKA) Preferensi. Target pertumbuhan nilai ekspor yang menggunakan SKA preferansi pada tahun 2015 adalah sebesar 6% terus meningkat hingga mencapai pertumbuhan sebesar 10% pada tahun 2019.

4. PemantapanPromosiEkspordan

NationBranding

Sasaran yang ingindicapai dalam melakukan pemantapan promosi ekspor dan

nation branding

adalah:

a. Meningkatnya promosi citra produk ekspor (

nation branding

)

Bagaimana sebuah negara dipersepsikan oleh negara-negara lain, dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap bisnis, perdagangan, turisme, bahkan juga terhadap hubungan diplomasi, budaya dan hubungan antarnegara lainnya.Oleh karena itu, upaya perbaikan citra Indonesia menjadi agenda yang penting bagiKementerianPerdagangan.

Citra suatu negaradi dunia internasional biasanya diukurmelaluiperingkatnegara menurut

Nation BrandingIndex (NBI)

yang dikeluarkan beberapa lembaga survey independen asing. Karena itu Kementerian Perdagangan menggunakan indikator peringkat dan skor pencitraan produk eksporIndonesiapada ‘

SimonAnholtNationBrandIndex

(NBI)

untuk mengukur kinerja meningkatnya promosi dan citra produk ekspor (

nation branding

).

Indeks tersebut merupakan hasilpenggabungan dari sejumlah dimensi yang dianggap berpengaruh terhadap

branding

suatu negara, yaknipariwisata, ekspor, pemerintahan, investasi dan imigrasi,kebudayaan dan masyarakat.

Namun demikian,KementerianPerdagangan hanyamemfokuskan kegiatan

nationbranding

pada dimensi ekspor.Pada tahun 2013, skor dimensi ekspor NBI Indonesiamencapai angka 45,60 atau berada di peringkat 40 dari 50 negara yang disurvey.

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

Target peningkatancitra produk ekspor Indonesia menurut

Nation BrandingIndex

khususnya dimensi eksporadalahskorpadakisaran45–

46padatahun2015 dan terus meningkat sampaimencapai skor kisaran 49–

50pada tahun 2019.

b. OptimalnyaKinerjaKelembagaanEkspor

Dalam mendukung peningkatan kinerja promosi diperlukan kelembagaanekspor yang berkualitas. Indikatoryangdigunakan untukmengukurkinerja optimalnya kelembagaan ekspor adalah:

1) Peningkatan pemanfaatan laporan pasar ekspor (

marketintelligent

dan

market brief

)olehdunia usaha. Dalam mendukung peningkatan ekspor, para perwakilan perdagangan di luar negeri melakukan

market intelligent

untuk menyusun laporan

market intelligent

dan

marketbrief

yangakandimanfaatkan para pelaku usaha dalam negeri untuk memasuki pasar dan meningkatkan ekspor dinegara terkait. Kementerian Perdagangan menargetkan peningkatan pemanfaatan laporan pasar ekspor oleh dunia usaha pada tahun 2015sebanyak 500 pelaku usaha dan diakhir periode pada tahun 2019 peningkatan mencapai 1.100 pelaku usaha.

2) Pendirian Lembaga/Kantor Perwakilan/PusatPromosi di dalam dan luar negeri(unit). Dalam meningkatkan promosi di luar negeri Kementerian Perdagangan telah memiliki 19 kantor promosi yang dinamakan

IndonesiaTrade Promotion Center (ITPC)

. Pembentukan badan promosi dagang di luar negeri juga diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 7 tahun 2014 tentangPerdagangan Pasal 80. Guna mengoptimalkan kinerja kelembagaan ekspor dalamperiode2015 sampaidengan2019Kementerian

Perdagangan berencana untuk

mendirikanlembaga/kantorperwakilan/pusat promosi didalam dan luar negeri sebanyak8 lembaga/kantor/pusat promosi.

3) Persentase PMKM peserta pelatihan ekspor yang menjadi eksportir baru Setiap tahunnya Kementerian Perdagangan menyelenggarakan pelatihan bagi para pelaku usaha yang belum dapat mengekspor produknya.

Dengan pelatihan ini diharapkan para pelaku usaha lokal dapat menjadi eksportir, sehingga dapat meningkatkan jumlahekspor Indonesia.KementerianPerdagangan menargetkanpersentase PMKM

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

(pedagang mikro kecil dan menengah) peserta pelatihan eksporyang menjadi eksportir baru meningkat sebesar 10% pada tahun2015danpadatahun2019meningkatsebesar 15% daritahun sebelumnya.

5. PeningkatanEfektivitasPengelolaanImporBarangdanJasa

Sasaranyangingindicapaidalam peningkatanefektivitas pengelolaan impor barang dan jasaadalah meningkatnya efektivitas pengelolaan impor.Pengelolaan Impor dalam rangka mencapai surplus neraca perdagangan memerlukan instrumen berupa kebijakanyang bertujuanmenstabilkan ataupun menjaga neraca perdagangan serta dalam rangka menciptakan iklim perdagangan luar negeri dan dalam negeri yang kondusif.

Meningkatnyaefektivitaspengelolaan impor dimaksud adalah utamanya dalam mengelola impor untuk baik dalam rangka peningkatan ekspor ataupun penguatan pasar dalam negeri. Indikator yang digunakan untuk mengukur meningkatnya efektivitaspengelolaan ekspor adalahpenurunan pangsa impor barang konsumsi terhadap total impor.

Dengan meningkatkan efektivitas pengelolaan impor diharapkan pangsa impor barang konsumsi terhadap total impor akan semakin menurun. Kementerian Perdagangan menargetkanpenurunan pangsa impor barang konsumsi terhadap total imporpadatahun2015sebesar7%dantahun2019 sebesar 6,0%.

6. PengintegrasiandanPerluasanPasarDalamNegeri

Sasaranyangingindicapaidalammenguatkanpasardalam negeri adalah : a. Meningkatnya Pertumbuhan PDB SektorPerdagangan

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja meningkatnya pertumbuhan PDB sektor perdagangan adalahpertumbuhan PDB sub kategori perdagangan besar dan eceran,bukan mobil dansepeda motor. Pertumbuhan PDB sektor perdagangan tidak terlepas dari kondisi perekonomian nasional yang sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, di antaranya adalah konsumsimasyarakat dan konsumsi pemerintah. Oleh karena itu, meningkatnya daya beli masyarakat dan pengeluaran pemerintah dapat mendorong laju pertumbuhan konsumsi nasional sehingga memacu pertumbuhan perekonomian nasional.

SesuaidengantargetyangditetapkandalamRPJMN2015–2019, pertumbuhan

perekonomian nasional

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

yangdiukurmelaluipertumbuhanPDBtahun2015diperkirakanmencapai5,8%.Eks pektasi pertumbuhan diatas ditunjang dengan tingkat pengeluaran konsumsi masyarakat yang mencapai 5,4% dan pengeluaran pemerintah sebesar 4,0%.Selanjutnya,pertumbuhan PDBnasional diproyeksikan akan mengalami peningkatanmenjadi sebesar 8% pada tahun 2019. Hal ini ditopang dengan pertumbuhan konsumsi masyarakatsebesar5,9% dan pengeluaranpemerintah sebesar 6,2% pada tahun 2019.

Mempertimbangkan beberapa hal di atas, seperti yang tercantum di dalam RPJMN 2015-2019 target pertumbuhan PDB sub kategori perdagangan besar dan eceran, bukan mobil dan sepeda motorpada tahun 2015 adalahsebesar 5,0%. Selanjutnya pada pada tahun2019 pertumbuhan PDB riel sub sektor perdagangan besar dan eceran diproyeksikan akan mengalami peningkatan menjadi sebesar 8,2%.

b. Meningkatnya kualitas dan kuantitas sarana distribusidanlogistiknasional Indikatoryang digunakanuntukmengukurkinerja meningkatnya konektivitas distribusi dan logistik nasional adalah:

1) Jumlah Pasar Rakyat Tipe A;

2) Jumlah Pasar Rakyat Tipe B;

3) Jumlah Pusat Distribusi Regional (PDR);

4) PertumbuhanomzetpedagangpasarrakyatTipeAyang telah direvitalisasi.

Target pembangunan pasarrakyatsesuai yang tertuang dalam RPJMN tahun 2015–2019adalah sebanyak 5000 pasar.Target pembangunan tersebut merupakan tugas bersama dari beberapa Kementerian/Lembaga, salah satunyaadalahKementerian Perdagangan. Sebagai salah satu upaya untuk mencapai target dimaksud, selama periode2015–2019KementerianPerdagangan memproyeksikan pembangunan pasar rakyatTipeA sebanyak 67 – 100pasar per tahun dan pembangunan pasar rakyatTipe Bsebanyak 70 – 120 pasarpertahun.

AdapunjumlahPusatDistribusi Regional yang dibangun adalah sebanyak 2 Pusat Distribusi Regional per tahun. Sementara itu, Pertumbuhanomzetpedagangpasar rakyatTipeA yang telah direvitalisasi ditargetkan mengalami peningkatan10–20%

sepanjangperiode2015–2019.

12. PeningkatanPenggunaandanPerdaganganProdukDalamNegeri(PDN) Sasaran yang ingindicapai daripeningkatanpenggunaandan perdaganganprodukdalamnegeri adalahmeningkatnya konsumsiproduk dalam

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

negeridalam konsumsi rumah tangga nasional. Penetapan sasaran ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan produksi dalam negeri sehingga pada akhirnya dapat turut serta mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selain itu, meningkatnya konsumsimasyarakat terhadap produk dalam negeri dapat membantu menguatkan daya saing dari produk nasional dan meningkatkan citra dari produk dalam negeri. Pada akhirnya, meningkatnya produksi dalam negeri, menguatnya daya saing produk nasional, dan meningkatnya citra dari produk dalam negeri dapat memberikan stimulus besar bagi lahirnya kemandirian ekonomi melaluikeseimbangan, kemajuan dan kesatuan ekonomi.

Indikatoryang digunakanuntukmengukurkinerja meningkatnya Konsumsi Produk Dalam Negeri dalam Konsumsi Rumah Tangga Nasional adalah peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional.Indikator inimenggambarkanbesarnyaproporsi penggunaan produk dalam negeri terhadap konsumsi rumah tangga secara nasional. Selanjutnya, kontribusi produk dalam negeri dalam rumah tangga nasional itu sendiri basis perhitungannya berdasarkan pertumbuhan tingkat konsumsi barang dalam negeri terhadap PDB.Adapun target dari peningkatan kontribusi produk dalam negeri dalam konsumsi rumah tangga nasional sepanjang tahun 2015–2019adalah sebesar 92,3– 93,1%.

13. Optimalisasi/PenguatanPasarBerjangkaKomoditi, SistemResiGudang(SRG)danPasarLelang

Sasaran yang ingin dicapai dalam optimalisasi/penguatan pasar berjangka komoditi, Sistem Resi Gudang (SRG) dan pasar lelang adalahmeningkatnya pemanfaatan pasar berjangkakomoditi,SRGdanPasar Lelang.Perdagangan BerjangkaKomoditi(PBK)mempunyai peranyangstrategis dalam perekonomian nasional Indonesiadi era perdagangan bebas saat ini yaitu sebagai sarana pengelolaan resiko (

risk management

) melalui kegiatan lindung nilai (

hedging

) dan sarana pembentukan harga (

price discovery

) yang wajar dan transparansertaalternatifinvestasibagipelakuusaha. Saat ini di Indonesia telah terdapat 2 (dua) bursa terkait perdaganganberjangkakomoditiyaitu PT.

BursaBerjangka Jakarta(BBJ)yang berdiripadatahun 2000,yangkemudian diikuti dengan PT. Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia (BKDI) yang berdiripada tahun 2009.

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

Berdasarkan UU Nomor 9 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 9 Tahun 2011, Sistem Resi Gudang (SRG) merupakan salah satu instrumen keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh para petani, kelompok tani, gapoktan, koperasitanimaupunpelakuusaha (pedagang,prosesor, pabrikan) sebagai sarana tunda jual dan pembiayaan perdagangan karena dapat menyediakan akses kredit bagi dunia usaha denganjaminan barang (komoditi) yang disimpan digudang,tanpa dipersyaratkanjaminanlainnya.Sebagai dokumen bukti kepemilikan atas komoditi yang disimpandi gudang, Resi Gudang dapat digunakan sebagai instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan dan juga mendukung Sistem Logistik Nasional dalam rangka ketahanan pangan.

Dalam Sistem Logistik Nasional, SRG dapatberperan penting sebagai sarana penyimpanan logistik dalam proses produksi, distribusi dan konsumsi. SRG juga dapat menjadi salah satu instrumen pengukuran ketersediaan stock nasional, khususnya terkait dengan bahan pangan seperti beras, gabah dan jagung.

Halinidimungkinkankarenadataketersediaanstockdisetiap gudang SRG terintegrasi melalui suatu Sistem Informasi Resi Gudang (IS-WARE).

Pasar Lelang dimaksudkan untuk menciptakan sistem perdagangan yang lebih efisien dan pembentukan harga melalui mekanismetransaksi yang transparan.

Selain itu Pasar Lelang diharapkan dapat meningkatkan daya saing petani/produsen, menciptakan insentif bagi peningkatan produksi dan mutu serta meningkatkanpendapatansemua pihak yang terlibat, terutama para petani atau produsen. Melalui PasarLelang,pembentukanhargayang transparan dapat digunakan sebagai harga acuan.

Indikatoryang digunakanuntukmengukurkinerjadari

pemanfaatanperdaganganberjangka komoditi, SRG, dan Pasar Lelang:

a. Pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan BerjangkaKomoditi (PBK);

b. Pertumbuhan Nilai Resi Gudang yang diterbitkan;

c. Pertumbuhan Nilai Transaksi di Pasar Lelang.

Pertama

, Pertumbuhan Volume Transaksi Perdagangan Berjangka Komoditi diukur melalui volume transaksi PBK dan pertumbuhan volume transaksi PBK.

Adapun target dari volume transaksi PBK selama periode 2015-2019 adalah sebesar 4,605 juta lot– 5,927 juta lot dengan tingkat pertumbuhan sebesar 2–

8%.

Kedua

, Pertumbuhan Nilai Resi Gudang yang diterbitkan diukur melalui nilai resi gudang yang diterbitkan dan pertumbuhan nilaitransaksi resi gudang.

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

Targetdari nilai resi gudang yang diterbitkan selama periode 2015-2019 adalahsebesar110 miliarrupiah – 125miliarrupiahdengan tingkat pertumbuhan sebesar 1,8 – 3,5%.

Ketiga

, Pertumbuhan Nilai Transaksi di Pasar Lelang diukur melalui nilai transaksi dan pertumbuhan nilai transaksi pasar lelang. Adapun target dari nilai transaksi pasar lelang selama periode 2015-2019adalah sebesar 660miliar rupiah–675,5 miliar rupiah dengan tingkatpertumbuhan sebesar 0,38–

0,6%.

14. PeningkatanKelancaranDistribusidanJaminanPasokanBarangKebutuha nPokokdanBarangPenting

Sasaran yang ingindicapai dalampengamanan ketersediaan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok dan barang penting adalah:

a. Memperkecilkesenjanganhargabarangkebutuhanpokok dan barang penting antar daerah

KoefisienSasaranini menggambarkan rendahnya disparitas harga barang kebutuhan pokok antardaerah.Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja memperkecil kesenjangan harga barang kebutuhan pokok adalah koefisien variasi harga barang kebutuhan pokok antar wilayah.Pada tahun 2015, target dari koefisienvariasi dimaksudsesuai dengan RPJMN2015-2019adalahkurangdari14,2%. Halini dapatdiartikanbahwapada tahun2015 disparitasharga komoditibarang kebutuhan pokok antar wilayah di Indonesiasecara rata-rataadalah kurang dari 14,2%. Selanjutnyapada tahun2019diproyeksikanbahwatarget darikoefisien dimaksud menurunhingga kurang dari13%. Hal ini dapat diartikanbahwa pada tahun2019disparitas harga komoditi barang kebutuhan pokok antar wilayah di Indonesia secara rata-rataadalahkurangdari13%.

Indikator ini menggambarkan kondisi perbedaan harga barang kebutuhan pokok di seluruh daerah. Adapun barang kebutuhan pokok yang akan yang menjadi target untuk pengukuran sasaran memperkecil kesenjangan harga barang kebutuhan pokok antar daerah dan stabilisasi harga barang kebutuhan pokok terdiri dari 10 (sepuluh) komoditi barang kebutuhan pokok :(1)beras;(2)gula;(3)minyakgoreng;(4) terigu; (5) kedelai; (6) jagung; (7) susu; (8) daging sapi; (9) daging ayam; (10) telur ayam.

Dengan menurunnya disparitas hargaantar daerah untuk barang kebutuhan pokok, maka diharapkan margin dan perbedaan harga antar daerah dengan

Renstra Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMK Kab. Kampar 2017 – 2022

nasional semakin menurun sehingga ketersediaan dan kelancaran distribusinya dapat terjaga.

b. Stabilisasi harga barang kebutuhan pokokdan barangpenting

Sasaran kedua daripeningkatan kelancaran distribusi dan jaminan pasokan barang kebutuhan pokok adalah stabilisasi harga barang kebutuhan pokok.Sasaran ini menggambarkanharga komoditi barang kebutuhan pokok secara nasionaldalam satu tahun tidak mengalami fluktuasi harga yang ekstrim.

Indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja stabilisasi harga barang kebutuhan pokok adalah koefisien variasi harga barang kebutuhan pokokantar waktu. Target dari koefisien dimaksud sepanjang tahun2015–

2019sesuaidengantargetdariRPJMN2015–2019 adalah kurang dari 9%. Hal ini dapat diartikan bahwa sepanjang periode 2015–2019, harga barang kebutuhan pokokdiberikan ruang untuk berfluktuasisecara rata-rata kurang dari 9%. Adapun komoditi barang kebutuhan pokok dan barang penting yang

2019sesuaidengantargetdariRPJMN2015–2019 adalah kurang dari 9%. Hal ini dapat diartikan bahwa sepanjang periode 2015–2019, harga barang kebutuhan pokokdiberikan ruang untuk berfluktuasisecara rata-rata kurang dari 9%. Adapun komoditi barang kebutuhan pokok dan barang penting yang

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang (Halaman 48-69)

Dokumen terkait