• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN TEORITIS

II.3 Televisi

Televisi sebagai salah satu media massa audiovisual yang diasumsikan dapat mempengaruhi pemirsa lewat tayangan acaranya. Ini sangat dirasakan oleh khayak, baik pengaruh secara langsung maupun tidak. (Wawan Kuswandi 2008:56).

Ada 8 sifat televisi yaitu sebagai berikut: 1. Media televisi adalah media elektronik 2. Media televisi adalah media audiovisual gerak 3. Media televisi adalah media transitory 4. Media televise adalah media non-rinci

5. Media televisi adalah memiliki ukuran ratio layar 4:3 6. Media televisi adalah media pandang dengar

7. Media televisi adalah media personal (close-up media)

8. Media televisi adalah incorporate media yaitu media yang dapat menyajikan media lain (slide dan foto grafik) (Menurut J.B. Wahyudi:1996:23).

Sifat televisi adalah transitori, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya (Ardianto:2004:128). Televisi langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual atau didengar dan dilihat, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada.

Televisi sekarang ini menjadi kebutuhan yang wajib dimiliki setiap rumah tangga. Kebudayaan ini bukan sesuatu yang sudah jadi sehingga dapat didokumentasikan dan dianalisis. Televisi terus-menerus membudayakan masyarakat dan masyarakat membudayakan televisi. Pendapat yang pada umumnya dianut oleh para pendidik dari kebudayaan tulis ialah kebudayaan televisi itu “kebudayaan massa” yang bagi mereka berarti kebudayaan yang dangkal atau bahkan bukan kebudayaan yang sesungguhnya.

Kebudayaan juga merupakan kenyataan hidup yang diciptakan oleh masyarakat sendiri dengan mempergunakan televisi. Meskipun kebudayaan yang diciptakan oleh televisi sekarang ini penuh dengan kepincangan, kita dapat melihat kemungkinan- kemungkinan yang lain dalam suatu etika baru. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya.

Ini disebut globalisasi di bidang informasi. Saat ini sedikitnya terdapat sembilan produk teknologi pertelevisian di dunia yang digunakan orang sebagai media untuk menyampaikan pesan (message) atau hiburan yaitu:

1) High Defenition Video System : merupakan kamera video yang dilengkapi dengan system editing dan mampu merekam

serta mentransfer film cerita yang langsung disalurkan ke gedung bioskop.

2) Sistem Imax : memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki ratio 20,5: 30,5.

3) Sistem Diamond Vision : system yang dapat memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4m : 4,1m baik untuk siaran diluar maupun didalam ruangan.

4) Sistem Teletext : merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta pengumuman lainnya.

5) Sistem Still Picture Broadcastin : untuk keperluan pendidikan.

6) Sistem Cable Television : sistem ini juga disebut dengan CATV (Community Anntena Television). Sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan kabel atau pancaran satelit. 7) System Pay Television : penyiaran melalui sentral video hanya untuk

suatu tempat (hotel, terminal, dan lain-lain) dengan cara membayar setiap kali ingin menonton. Biasanya dengan menggunakan uang koin.

8) Sistem Siaran Satelit Langsung : system ini disebut dengan DBS, yaitu dengan menggunakan antenna parabola untuk menangkap siaran tersebut.

9) Sistem High Definition Television : system ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan

aspect ratio 3:5 dan bergaris 1125 (Wahyudi:1996:60).

Teknologi dalam pertelevisian tersebut memang memiliki perbedaan yang spesifik. Namun tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan informasi, mengihibur, mendidik bahkan mempengaruhi khalayaknya. Pada umumnya isi program siaran televisi maupun radio meliputi acara:

1) News Reporting (Laporan Berita) 2) Current Affair (dialog)

3) Talk Show 4) Call-in Show 5) Documentair 6) Magazine/Tabloid 7) Rural Program/Intructional 8) Art/Culture 9) Music 10) Soap Operas/Sinetron/Drama 11) TV Movies 12) Games Show/Kuis

13) Comedy/Situation Comedy. (Wahyudi:1996:57).

Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program di atas tersebut adalah acara-acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. Sebagai contoh, TVRI tidak menyiarkan iklan (advertising).

1) Menyampaikan Fakta (the facts): Media massa menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim iklan dan di sisi lain kebutuhan dan harapan penerima berita, laporan.

2) Menyajikan Opini dan analisis (opinions and analyses): Pada laporan berita, repoter memasukkan opini orang-orang luar, anlisi berita dilakukan oleh staf redaktur khusus (kolom, editorial).

3) Melakukan investigasi (investigations): Fungsi ini adalah yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan ini, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.

4) Hiburan (entertaintment): Sajian pers dan media massa kadang-kadang berfungsi sekaligus yaitu menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.

5) Kontrol: Fungsi ini bias dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. Ini sangat bergantung dari sistem pers di Negara yang bersangkutan. 6) Analisis Kebijakan (policy analysis): Fungsi ini merupakan kecenderungan yang kini

sedang tumbuh. Dimana sajiannya menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian di analisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi alternatif lain. (Wahyudi:1996:45).

Televisi adalah suatu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia. TV menyuguhkan visualisasi yang tidak dapat diberikan media massa lain seperti radio dan surat kabar. Sesuai dengan sifat media televisi, yaitu dinamis (audiovisual gerak-sinkron) setiap gambar yang disajikan dipilih yang mengandung unsur gerak (Eddy Sutrisno:2000:40).

Daya tarik bagi pemirsa adalah apabila audiovisual disajikan secara dinamis dan variatif, dengan komposisi gambar yang bersifat personal, misalnya medium close-up, close-up, atau extreme close-up. Karena gambar yang monoton dan statis akan menimbulkan kebosanan bagi khalayak. Televisi mampu menyampaikan pesan yang seolah langsung antara komunikator (pembawa acara) dengan komunikan (pemirsa).

Jurnalistik berasal dari kata du jour (Prancis), yang berarti hari, sedangkan kata

Journal berarti catatan harian. Biasanya, catatan harian ini berisi hal-hal yang penting dan menarik. Karya jurnalistik apa pun bentuk dan jenisnya, berfungsi membela kebenaran dan keadilan, dengan cara mengungkap fakta dan atau pendapat secara informatif, faktual, actual, dan berimbang. (Wahyudi 1996:1).

Media massa elektronik memiliki sifat yang disyaratkan atau diwajibkan sebagaimana layaknya sebuah media massa periodic, yaitu publisitas, universalitas, perioditas, kontinuitas, dan aktualitas.

Ruang lingkup jurnalistik televisi adalah bidang kerja jurnalistik, mulai dari sumber karya jurnalistik, berita sampai penjelasan masalah hangat. Sumber informasi karya jurnalistik adalah peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat (current affairs), dan masalah atau hal yang unik yang ada didalam masyarakat. Penjelasan masalah hangat diolah dan disajikan dalam bentuk monolog (pidato atau ceramah), dialog (wawancara, diskusi panel, talk show), reportase langsung atau tunda, editorial dan dokumenter.

Dokumen terkait