KEMAMPUAN KOMUNIKASI PENYIAR BERITA
TERHADAP CITRA LPP TVRI MEDAN
(Studi Kualitatif tentang bagaimana pengaruh penyiar berita
terhadap citra LPP TVRI Medan)
Skripsi
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Menyelesaikan
Pendidikan Sarjana (S1)
Di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Disusun Oleh:
ERLIANTI SIMANJUNTAK
090922049
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Kemampuan Komunikasi Penyiar Berita Terhadap
Citra LPP TVRI Medan (Studi Kualitatif tentang bagaimana pengaruh penyiar
berita terhadap citra LPP TVRI Medan) yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan komunikasi penyiar berita terhadap citra TVRI Medan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan kemampuan
komunikasi yang dilakukan penyiar berita pada setiap kegiatan siaran berita,
melihat seberapa jauh tanggungjawab penyiar berita dalam menjalankan tugas
yang ditetapkan LPP TVRI Medan dan untuk melihat bagaimana kemampuan
komunikasi penyiar berita dalam meningkatkan citra LPP TVRI Medan. Teori
yang digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi dan citra.
Penelitian ini mengandalkan data dari wawancara dengan informan,
dimana informan itu adalah penyiar berita TVRI Medan yang terdiri dari enam
penyiar. Peran informan sangat penting, sebab data didapat dari orang-orang yang
memahami permasalahan yang hendak diteliti.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur, hormat dan kemuliaan hanya bagi Tuhan Yesus
Kristus sebagai sumber inspirasi hidup yang telah memberikan rahmat dan kasih
karuniaNya serta bimbingan yang begitu dahsyat sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak
yang telah membantu penulis sejak awal hingga akhir penulisan skripsi ini. Secara
khusus, terimakasih yang teramat besar kepada kedua orangtua dan keluarga
penulis, Ayahanda Pongat Simanjuntak, Ibunda Nurhayati Hutagaol, kakak saya
Hotma Simanjuntak Amd, Agustina Simanjuntak Spd, Jernita Simanjuntak S.Sos,
adik saya Parbuktian Simanjuntak, Berliana, Raja Simanjuntak, Maria
Simanjuntak yang telah banyak memberikan dukungan kepada penulis, baik moril
maupun materil yang tak terhingga nilainya, sehingga penulis dapat menjalani dan
menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri dengan hasil yang baik.
Dan terimakasih kepada Adan Sebayang yang begitu banyak memberikan
dukungan dan bantuan yang begitu besar dan bermanfaat selama ini bagi penulis .
Terimakasih buat Cia, Risma, Filisya, Eriati, Rianati yang banyak memberikan
dukungan, semangat dan bantuan kepada penulis.
Dengan segala kerendahan hati, tidak lupa penulis mengucapkan
terimakasih yang sebasar-besarnya kepada:
2.
Ibu Dra. Fatmawardi Lubis, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu
Komunikasi serta Ibu Dra. Dayana, Msi selaku sekretaris Departemen, atas
segala bantuan dan dukungannya yang sangat bergunan dan bermanfaat
bagi penulis.
3.
Ibu Dra. Rusni, M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak
memberikan masukan, arahan dan bimbingan dalam mengerjakan skripsi
ini dan banyak meluangkan waktu buat saya agar skripsi ini berjalan
dengan cepat dan baik.
4.
Seluruh Dosen dan staf pengajar Departemen Ilmu Komunikasi pada
khususnya dan FISIP USU pada umumnya, yang telah mendidik,
membimbing dan membantu penulis selama masa perkuliahan.
5.
Kepada staf laboratorium dan Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU,
Kak Puan, Kak Hanim, Kak Maya dan Kak Ros yang telah membantu
segala sesuatu yang berkaitan dengan jalannya pendidikan penulis.
6.
Bapak Lukman, SE selaku KASIE bagian berita di LPP TVRI Medan yang
membantu saya selama melakukan penelitian.
7.
Kepada seluruh penyiar berita LPP TVRI Medan, kak Rince, bg Lukman,
bg Lambok, Ka Irma dan Karyawan. Terimasih untuk informasi dan
terimakasi banyak sudah menjadi informan pada penelitian kali ini.
9.
Buat almamaterku Yani, Desi, Putri, Agatha, Ibeth, Pipit, K’riris K’ami,
Ican, K’erma, Hafiz, B’Lamhot, K’monic, K’riris dan semua teman-teman
seangkatan terimakasih buat dukungan, semangat dan masa-masa indah
semasa perkuliahan.
10.
Dan kepada semuanya yang telah mendukung penulis dalam penyelesaian
pendidikan dan skripsi ini, yang tidak tersebutkan semuanya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini belum mencapai titik
kesempurnaanya karena adanya kekurangan. Penulis mengharapkan kepada para
pembaca untuk memberikan kritikan dan saran yang dapat mendukung
kesempurnaan skripsi ini sehingga penulis dan para pembaca dapat menjadikan
skripsi ini sebuah pengetahuan yang dapat dipahami oleh banyak pihak.
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAKSI ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR TABEL ... vii
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR LAMPIRAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang Masalah ... 1
I.2 Perumusan Masalah ... 6
I.3 Pembatasan Masalah ... 6
I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7
I.5 Kerangka Teori ... 8
I.5.1 Komunikasi ... 8
I.5.2 Citra ... 13
I.6 Kerangka Alur Penelitian ... 14
I.7 Komponen Operasional ... 15
I.8 Defenisi Operasional ... 17
BAB II URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi ... 19
II.2 Komunikasi Massa ... 24
II.3 Televisi ... 27
II.4 Pola Penyiaran Televisi ... 32
II.5 Penyiar Berita ... 34
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Lokasi Penelitian ... 42
III.2 Sejarah LPP TVRI Medan ... 42
III.3 Penyelenggara Siaran ... 51
III.4 Visi dan Misi ... 57
III.5 Pola Acara LPP TVRI Medan ... 58
III.6 Informan ... 59
III.7 Teknik Pengumpulan Data ... 59
III.8 Teknik Analisis Data ... 60
III.9 Acuan Pertanyaan Wawancara ... 61
BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan dan Wawancara ... 62
IV.2 Teknik Pengolahan Data ... 63
IV.3 Penyajian Hasil Penelitian ... 63
IV.4 Hasil Analisis Pengumpulan Data ... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN ... 84
V.1 SARAN ... 85
DAFTAR TABEL
Tabel
Hal
1.
Tabel 1. Komponen Operasional ... 16
2.
Tabel 2: Perbedaan berita pada media massa cetak
DAFTAR GAMBAR
Gambar
Hal
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I
Daftar pedoman pertanyaan wawancara
Lampiran II
Hasil Wawancara
Lampiran III
Surat permohonan penelitian dari Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik USU
Lampiran IV
Surat balasan ijin penelitian LPP TVRI Medan
Lampiran V
Lembar catatan bimbingan skripsi
Lampiran VI
Struktur Organisasi LPP TVRI Medan
Lampiran VI I
Jadwal Siaran bulan Mei
Lampiran VIII
Pola acara LPP TVRI Medan
ABSTRAKSI
Penelitian ini berjudul Kemampuan Komunikasi Penyiar Berita Terhadap
Citra LPP TVRI Medan (Studi Kualitatif tentang bagaimana pengaruh penyiar
berita terhadap citra LPP TVRI Medan) yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan komunikasi penyiar berita terhadap citra TVRI Medan. Penelitian ini
dilakukan pada bulan April 2011.
Penelitian ini bertujuan untuk untuk menggambarkan kemampuan
komunikasi yang dilakukan penyiar berita pada setiap kegiatan siaran berita,
melihat seberapa jauh tanggungjawab penyiar berita dalam menjalankan tugas
yang ditetapkan LPP TVRI Medan dan untuk melihat bagaimana kemampuan
komunikasi penyiar berita dalam meningkatkan citra LPP TVRI Medan. Teori
yang digunakan pada penelitian ini adalah komunikasi dan citra.
Penelitian ini mengandalkan data dari wawancara dengan informan,
dimana informan itu adalah penyiar berita TVRI Medan yang terdiri dari enam
penyiar. Peran informan sangat penting, sebab data didapat dari orang-orang yang
memahami permasalahan yang hendak diteliti.
BAB I
PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang Masalah
Media massa adalah bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator (penyiar berita) dan komunikan (pemirsa) secara massal yang berjumlah banyak dan bertempat tinggal yang jauh (terpencar) sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Media massa ada dua yaitu media massa cetak dan media massa elektronik. (Ardianto :1994:3).
Media elektronik yaitu audiovisual, perlu mendesain cara-cara penulisan agar mudah dipahami dan dimengerti oleh penontonnya dari berbagai lapisan masyarakat dengan latarbelakang yang berbeda.
Program acara televisi diproduksi untuk dikonsumsi pemirsa televisi. Secara umum, program televisi dibagi menjadi dua jenis yakni cerita dan non cerita. Jenis cerita ini terbagi menjadi dua kelompok yakni kelompok fiksi dan kelompok non fiksi.
Kelompok fiksi memproduksi film serial (TV series), film televisi popular lewat saluran televisi dan film pendidikan, film dokumenter atau profil tokoh dari daerah tertentu. Sedangkan program non cerita sendiri menggarap dialog, TV quiz, talkshow dan liputan/ berita.
Formula yang sering digunakan dalam berita televisi adalah tepat (accuracy), singkat (brevity), jelas (clarity), sederhana (simplicity) dan kejujuran (sincerity).
Berita merupakan terminologi alam ilmu jurnalistik yang pengertian dan batasanya ”News is timely report of fact or opinion, to hold interest or importance, or both, for a considerable number of people”. (”Berita adalah uraian tentang peristiwa/fakta atau pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik”. Trends, situations, conditions, and interpretations are news”. ”Apabila ada fakta, ada selera dan ada khalayak, sudah ada berita”. The unusual is news”- What ”s the diffrent is news”. Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa berita atau
news bukanlah peristiwa atau fakta dan pendapat, akan tetapi uraiannya yang sudah disajikan melalui media massa periodik. (Wahyudi:1996:27 ).
Semua berita adalah informasi, akan tetapi tidak semua informasi adalah berita. Karena berita adalah informasi yang mengandung nilai berita yang telah diolah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada pada ilmu jurnalistik, dan yang sudah disajikan kepada khalayak melalui media massa periodik, baik cetak maupun elektronik.
Realitas ditengah masyarakat seperti peristiwa, pendapat, masalah yang hangat, dan masalah unik akan menghasilkan fakta, dan hanya uraian fakta yang mengandung nilai berita serta sudah disajikan melalui media massa periodik yang dapat disebut sebagai berita. Uraian fakta yang nilai beritanya kuat, yaitu nilai beritanya yang sangat penting, sangat menarik harus disajikan secepatnya kepada khalayak. Uraian fakta dan atau pendapat seperti ini disebut berita kuat (hard/spot/soft news) dan mengandung unsur 5W + 1H.
media elektronik khususnya televisi merupakan komunikasi satu arah. Sebelum menyampaikan berita atau informasi kepada pemirsa, penyiar berita sebagai komunikator terlebih dahulu memeriksa atau mengkaji ulang kata-kata yang akan disampaikan agar nantinya tidak terjadi kesalahan pada saat siaran langsung (live). Tentunya acara live
tidak bisa di edit atau di ulang kembali.
Banyak kemungkinan hambatan yang akan terjadi, seperti kerusakan peralatan atau penyiar berita yang kurang profesional ataupun rundown acara baru disampaikan kepada penyiar pada detik-detik siaran di mulai sehingga bisa menimbulkan salah ucap pada saat siaran. Selain itu LPP TVRI Medan juga menghadapi berbagai kendala didalam meningkatkan mutu siaran, diantaranya masih banyak karyawan yang belum mendapkan kesempatan mengikuti pendidikan profesi terutama dalam bidang masing-masing. Namun untuk mengatasi hal tersebut LPP TVRI Medan membuat pendidikan lokal bagi karyawan yang belum menikmati pendidikan profesi dengan mengadakan on the job training yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Berdasarsarkan evaluasi pendidikan ini dapat menambah kemampuan karyawan.
Hambatan lain adalah perangkat keras LPP TVRI Medan menghadapi berbagai kendala, dimana sulit mendapatkan suku cadangan peralatan teknik studio maupun transmisi mengingat peralatan yang digunakan cukup lama sehingga banyak bagian tertentu yang harus diganti. Kendala tersebut membuat pengelola siaran LPP TVRI Medan menjadi kurang bersemangat dan tentunya akan mengurangi kreativitas. (Wawancara KA SIE Berita:tgl 20-05-2001).
Sehingga penyiar berita ujung tombak suatu stasiun televisi baik swasta atau milik pemerintah. Idealnya jika seorang penyiar berita bertindak sekaligus sebagai reporter, yang lajim disebut sebagai newscaster.
Akan tetapi, tidak semua reporter bisa menjadi penyiar berita, sedangkan semua penyiar berita bisa menjadi reporter. Menjadi penyiar berita harus memiliki otoritas, kredibilitas, kejelasan dan kejernihan suara, komunikatif, berkepribadian kuat, profesionalitas yang tinggi, berpenampilan dan volume suara yang prima (Wahyudi 1996:34). Jadi tidak jarang seorang penyiar berita mengalami kesulitan atau hambatan yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal. Namun menjadi seorang penyiar berita harus bersifat profesional dalam bekerja, dapat mengatasi segala hambatan ketika menyampaikan berita kepada khalayak.
LPP TVRI Medan memproduksi 25% mata acara adalah berita, dimana selain berita yang disampaikan harus aktual dan akurat peran penyiar berita dalam menyampaikan isi berita sangatlah mempengaruhi minat pemirsa dalam siaran tersebut. Penyiar berita sebagai icon sekaligus ujung tombak dari stasiun televisi yang menggambarkan bagaimana stasiun televisi tersebut dimata publik. Sehingga penyiar berita harus mampu mengubah citra baik suatu stasiun televisi menjadi jauh lebih baik dari sebelumnya.
I.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, “Bagaimana Kemampuan Komunikasi Penyiar Berita Terhadap Citra LPP TVRI Medan?”.
I.3 Pembatasan Masalah
Sesuai dengan masalah penelitian yang dirumuskan diatas, selanjutnya peneliti merumuskan pembatasan masalah penelitian agar permasalahan yang diteliti menjadi jelas, terarah, dan tidak terlalu luas. Pembatasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
1. Penelitian bersifat deskriptif kualitatif dimana peneliti bertujuan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat. Mendeskripsikan atau mengkontruksi wawancara mendalam, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen, studi kasus, studi historis-kritis dan penafsiran sangat ditekankan alih-alih pengamatan objektif terhadap subjek penelitian tentang kemampuan komunikasi penyiar berita untuk meningkatkan citra LPP TVRI Medan.
2. Subjek penelitian adalah penyiar berita “SUMUT DALAM BERITA” LPP TVRI Medan yang masih aktif di tahun 2011.
I.4. Tujuan dan Manfaat
I.4.1 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
1. Untuk menggambarkan kemampuan komunikasi yang dilakukan penyiar berita pada setiap kegiatan siaran berita.
2. Untuk melihat seberapa jauh tanggungjawab penyiar berita dalam menjalankan tugas yang ditetapkan LPP TVRI Medan.
3. Untuk melihat bagaimana kemampuan komunikasi penyiar berita dalam meningkatkan citra LPP TVRI Medan.
I.4.2 Manfaat Penelitian
1. Penelitian ini merupakan suatu kesempatan kepada penulis untuk menerapkan teori-teori dan literatur yang penulis peroleh dari bangku kuliah kemudian memperdalam pengetahuan dan menambah wawasan penulis.
2. Penelitian ini dapat di gunakan sebagai referensi yang dapat menjadi bahan perbandingan dalam melakukan penelitian di masa yang akan datang.
I.5 Kerangka Teori
Dalam melaksanakan penelitian ilmiah, teori berperan sebagai landasan berfikir untuk mendukung pemecahan masalah dengan jelas dan sistematis. Teori adalah sekumpulan pernyataan yang berkaitan secara logis dan bentuk penegasan empiris mengenai sifat-sifat dari kelas-kelas yang tak terbatas dari berbagai kejadian atau benda. Dalam penelitian ini teori-teori yang dianggap relevan adalah komunikasi dan citra.
I.5.1 Komunikasi
Dalam “bahasa” komunikasi pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator) sedangkan orang yang menerima pernyataan diberi nama komunikan (communicatee). Untuk tegasnya, komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan. Jika dianalisis pesan komunikasi terdiri dari dua aspek, pertama isi pesan (the content of the message), kedua lambang atau (symbol). Konkretnya isi pesan itu adalah pikiran atau perasaan, lambang adalah bahasa (Onong Uchjana: 2007: 28).
Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yang modern, meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum. Komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people) (Ardianto :2004:3). Berdasarkan defenisi tersebut bahwa komunikasi massa itu haruslah menggunakan media massa. Jadi apabila ada sebuah rapat besar di sebuah gedung yang dihadiri ribuan masyarakat, apabila tidak mengundang media massa maka rapat tersebut bukanlah komunikasi massa.
shared continuous flow of messages in industrial societies”. (Komunikasi massa adalah produksi dan distribusi dimana menciptakan sesuatu yang dibuat sebagai kebutuhan masyarakat dan disalurkan atau disampaikan kepada masyarakat yang didasari adanya teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam masyarakat industri. Komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa(media cetak dan media elektronik) (Nurudin:2007:4).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli bahwa komunikasi massa pada intinya merupakan media yang menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal kepada sejumlah besar orang.
Kemajuan teknologi komunikasi telah memungkinkan terjadinya globalisasi informasi di masyarakat. Maka masyarakat dituntut untuk siap dan lebih teliti menghadapi banjirnya informasi di segala bidang. Informasi atau berita melalui media massa televisi dan internet yang mengalir melintasi batas-batas negara tampaknya tidak dapat terbendung dan dibatasi oleh jarak, ruang dan waktu (Wawan Kuswandi:2008:23). Komunikasi massa pada hakikatnya merupakan suatu transformasi sosial yang luas, yang menyangkut persoalan-persoalan manusia dibidang pendidikan, penerangan, perubahan sikap dan nilai-nilai serta masalah peninjauan kembali masalah hubungan antar manusia, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain yang menyangkut tingkah laku sosial.
Televisi adalah transitori, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya.
menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada.
Kehadiran tayangan acara di televisi, baik TVRI maupun swasta di
keluarga begitu berarti bagi masyarakat. Televisi menjadi suatu kebutuhan dalam
ruang lingkup publik. Tayangan program acara yang beraneka ragam, ternyata
cukup banyak menyedot perhatian masyarakat. Televisi merupakan salah satu
media massa audio visual yang diasumsikan dapat mempengaruhi pemirsa lewat
tayangan acaranya. TV mampu menyampaikan pesan yang seolah langsung antara
komunikator (pembawa acara) dengan komunikan (pemirsa).
Siaran televisi di Indonesia dimulai pada tahun 1962 saat TVRI menayangkan langsung upacara hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia ke-17 Agustus 1962. Siaran langsung itu masih terhitung sebagai siaran percobaan. Siaran resmi TVRI baru dimulai 24 Agustus 1962 jam 14.30 WIB yang menyiarkan secara langsung upacara Asian Games ke -4 dari stadion utama Gelora Bung Karno.
Sumber informasi karya jurnalistik adalah peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat (current affairs), dan masalah atau hal yang unik yang ada didalam masyarakat. Penjelasan masalah hangat diolah dan disajikan dalam bentuk monolog (pidato atau ceramah), dialog (wawancara, diskusi panel, talk show), reportase langsung atau tunda, editorial dan dokumenter.
Berita adalah terminologi dalam ilmu jurnalistik yang pengertian atau batasannya sebagai berikut: “Berita adalah tulisan tentang peristiwa/fakta dan atau pendapat, yang mengandung nilai berita, dan yang sudah disajikan melalui media massa periodik”. “Asal fakta, selera, dan khalayak, sudah ada berita” (Wahyudi:1996:27).
Tujuan utama penyajian berita adalah menginformasikan peristiwa penting sebagai upaya untuk memberikan daya tarik agar orang mau membaca, mendengar atau menonton sajian berita tersebut. Faktor daya tarik dan pentingnya fakta sebagai bahan penulisan berita dapat dilihat dari bobot peristiwa yang didasarkan terhadap keistimewaannya.
Penyiar berita mempunyai tanggungjawab yang besar akan tugas dan kewajibannya menjadi pembaca naskah sekaligus bagian inti dari suatu acara berita, jadi tidak jarang seorang penyiar berita mengalami kesulitan atau hambatan yang dapat diakibatkan oleh berbagai hal. Penyiar berita menyiarkan secara langsung kepada khalayak dimana pun berada. Apa yang disiarkan pada saat itu, langsung dipancarluaskan atau ditransmisikan dan secara langsung dapat didengar atau ditonton oleh khalayak luas atau pemirsa.
Sebagian kalangan menyarankan agar penyiar berita haruslah reporter atau jurnalis, namun sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa keterampilan menjadi penyiar berita adalah hal yang berbeda dengan reporter yang membuat liputan berita.
Syarat penyiar berita harus memiliki : Otoritas, kredibilitas, kejelasan dan kejernihan suara, komunikatif, berkepribadian yang tinggi, profesionalitas yang tinggi, berpenampilan dan volume suara yang prima (Wahyudi:1996:34).
I.5.2 Citra
Citra perusahaan adalah citra dari suatu organisasi secara keseluruhan, jadi bukan sekedar citra atas produk dan pelayanannya. Citra perusahaan ini terbentuk dari banyak hal, seperti sejarah atau riwayat hidup perusahaan yang gemilang, keberhasilan dan stabilitas dibidang keuangan, kualitas produk, keberhasilan ekspor, hubungan individu yang baik, reputasi sebagai pencipta lapangan kerja, kesetian turut memikul tanggungjawab sosial dan komitmen mengadakan riset. Suatu citra perusahaan yang positif jelas menunjang usaha PR keuangan. Sebagai contoh, suatu badan usaha yang memiliki citra perusahan positif pasti lebih mudah menjual sahamnya (Daniel Yadin:2009:56).
Defenisi citra adalah sebagai ”pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi”. Menurutnya, bagi perusahaan, citra juga diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.
yang harus dilakukan para pengusaha dan manajemen perusahaan adalah menjaga jangan sampai karena berbagai macam sebab, mayoritas anggota masyarakat mempunyai persepsi yang salah tentang perusahaannya dan diusahakan agar persepsi masyarakat tidak jauh menyimpang dari apa yang diharapkan perusahaan. Karena hal itu dapat merugikan perusahaan.
Citra positif bagi perusahaan, mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang, dimana pada masa sekarang ini perusahaan yang ingin memenangkan persaingan pasar berlomba-lomba memberi berbagai penawaran menarik kpada konsumen yang membeli produknya. Namun lain halnya dengan perusahaan yang mempunyai citra positif akan tumbuh dan kuat menjadi kepribadian perusahaan.
Citra positif perusahaan tersebut yang menjadi tembok bagi perusahaan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani perusahaan tersebut.
2. Memberikan proteksi selama maasa kritis, dimana setiap perusahaan yang berkembang pasati akan menemui masalah. Apalagi masalah tersebut sampai diketahui oleh media massa, akibatnya para pembaca dan pemirsa akan mengetahui masalah yaang sedang di alami perusahaan tersebut (khususnya perusahaan ternama). Bagi perusahaan dengan citra positif, masyarakat memahami masalah yang sedang dihadapi perusahaan dan berfikir bahwa masalah yang dihadapi perusahaan bukan semata-mata karena disengaja.
3. Menjadi daya tarik eksekutif handal, karena jika perusahaan mempunyai citra positif maka para eksekutif pun tidak ragu menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut. 4. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, perusahaan dengan citra positif akan
lebih mempunyai harapan berhasil ketika mengeluarkan produk baru dibandingkan dengan perusahaan yang belum dikenal masyarakat.
I.6 Kerangka Alur Penelitian
Kerangka alur penelitian intinya berusaha menjelaskan konstelasi hubungan antar variabel yang akan diteliti. Konstelasi hubungan tersebut idealnya dikuatkan oleh teori atau penelitian sebelumnya. Dalam menyusun kerangka alur penelitian, penyajiannya dimulai dari variabel yang mewakili masalah penelitian
I.7 Komponen Operasional
Kredibilitas yang dimiliki seorang penyiar akan memberikan kepuasan kepada pemirsa atau khalayak luas. Dengan pengetahuan yang dimilikinya mengenai informasi yang akan disampaikannya dan menyampaikannya kepada komunikan sehingga kebutuhan akan informasi tersebut terpenuhi, untuk penjelasan hal tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Komponen Operasional
Komponen Operasional Indikator
Kemampuan Komunikasi Penyiar Berita LPP TVRI Medan.
1. Otoritas 2. Kredibilitas
3. Kejelasan dan kejernihan suara 4. Komunikatif
5. Berkepribadian yang tinggi 6. Profesionalitas yang tinggi
7. Berpenampilan dan volume suara yang prima.
Citra TVRI Medan 1. Citra Positif TVRI Medan
TVRI Medan merupakan televisi pilihan yang berakar pada budaya bangsa, dimana memberikan informasi yang terpercaya serta menyajikan hiburan bagi masyarakat serta menjadi media informasi yang diharapkan khalayak.
2. Citra Negatif
Penyiar berita merupakan ujung tombak suatu stasiun televisi, sehingga harus benar-benar memilih penyiar yang benar-benar pantas dan memiliki kemampuan.
I.8 Defenisi Operasional
1. Otoritas 2. Kredibilitas
3. Kejelasan dan kejernihan suara
Suara adalah hal terpenting. Dan untuk menjadi penyiar berita ada standard-standard suara yang dibutuhkan seperti kejernihan dan penekanan suara.
4. Komunikatif
Tentunya seorang penyiar berita haruslah komunikatif dimana harus mampu berimprove atau mampu menyusun kata-kata yang sesuai dipadukan ucapan yang sewajarnya sekiranya melalui kata-kata yang disampaikan kepada khalayak, sehingga khalayak mengerti.
Penyiar berita bukan semata-mata hanya sebagai pembaca atau penyampai informasi atau berita kepada khalayak akan tetapi juga harus memahami dan mengetahui permasalahan yang akan disampaikan sehingga dibutuhkan intelektualitas sehingga tidan hanya sebagai pembaca saja.
5. Berkepribadian yang tinggi
Menjadi seorang penyiar berita harus berhati-hati dalam menampakkan gesture
atau gerakan tubuh, dimana khalayak berharap informasi tersebut sampai dan menarik perhatian tidak ada yang gesture yang berlebihan.
6. Profesionalitas yang tinggi
7. Berpenampilan dan volume suara yang prima.
BAB II
URAIAN TEORITIS
II.1 Komunikasi
Sebagai mahluk sosial dan individual, manusia memiliki keingin tahuan dan berkembang. Salah satu saran a untuk mencapai semua itu adalah melalui komunikasi. Oleh karena itu komunikasi merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia.
Komunikasi adalah hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia tetapi juga paling komplit dan rumit. Karena komunikasi sudah berlangsung sejak manusia lahir, dilakukan secara wajar dan leluasa seperti halnya bernafas. Kehadiran tayangan acara televisi, baik TVRI maupun televisi swasta di masyarakat sangat berarti. Program acara yang beraneka ragam ternyata banyak menyedot perhatian khalayak.
Masuknya informasi melalui televisi hingga ke pelosok-pelosok desa, semakin dikuatkan dengan adanya izin pemasangan antena parabola oleh pemerintah. Antena parabola tersebut dapat melancarkan penangkapan siaran televisi diberbagai wilayah dunia. Banyaknya televisi swasta di Indonesia, otomatis semakin banyak alternatif pilihan acara. TVRI juga mulai sedkit mengubah acaranya, walau masih kalah bersaing dalam memperebutkan pemirsa dengan televisi swasta.
merubah tingkah laku orang lain komunikate. Dari defenisi tersebut dapat kita ketahui bahwa ilmu komunikasi mempelajari dan meneliti perubahan dan sikap dan pendapat yang diakibatkan oleh informasi yang disampaikan oleh seseorang kepada orang lain.
Communication berasal dari kata lati “communicare” yang artinya “to talk together, confer, discourse and consult with another”. Lebih lanjut menurut pakar lainnya, komunikasi adalah perkataan yang masih ada hubungannya dengan kata “communitas” yang artinya “not only comunity but also fellowship and justice in mens dealings with one another” ( Amir dkk:2010:28).
Berdasarkan berbagai pemikiran para pakar tentang pengertian komunikasi dapat disimpulkan pada intinya komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari sumber kepada penerima. Dimana sumber merupakan ditempatkan sebagai komunikator dan penerima pesan disebut dengan komunikan yang akan menimbulkan efek tertentu.
a. Proses Komunikasi
1. Proses Komunikasi Secara Primer
Proses komunikasi secara primer (primary process) adalah proses penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan suatu lambang (symbol) sebagai media atau saluran. Lambang ini umumnya bahasa, tetapi dalam situasi-situasi komunikasi tertentu lambang-lambang yang dipergunakan dapat berupa kial atau (gesture) yakni gerak tubuh, gambar, warna, dan lain sebagainya.
Dalam komunikasi bahasa dapat disebut lambang verbal (verbal symbol) sedangkan lambang-lambang lainnya yang bukan bahasa dinamakan lambang nirverbal (nonverbal symbol).
1. Lambang Verbal
Dalam proses komunikasi bahasa sebagai lambang verbal paling banyak dan paling sering digunakan, oleh karena bahasa yang mampu mengungkapkan pikiran komunikator mengenai hal atau peristiwa baik yang kongkrit maupun yang abstrak yang terjadi masa kini, masa lalu dan masa yang akan datang. Kita dapat menelaah pikiran Socrates dan Aristoteles yang hidup ratusan tahun sebelum masehi dari buku-buku berkat kemampuan bahasa. Hanya dengan bahasa kita dapat mengungkapkan rencana kita untuk minggu depan, bulan depan, atau tahun depan yang tidak mungkin dapat dijelaskan dengan lambang-lambang lain.
2. Lambang Nirverbal
Ternyata banyak sekali gerakan yang sama mengandung arti yang berlainan, diantara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain. Termasuk komunikasi nirverbal ialah isyarat dengan menggunakan alat. Pada zaman modern sekarang ini, alat untuk berkomunikasi dengan isyarat bersifat modern pula. Gambar adalah lambang lain yang dipergunakan dalam berkomunikasi nirverbal. Gambar dapat dipergunakan untuk menyatakan suatu pikiran atau perasaan. Dalam hal tertentu gambar bisa lebih efektif daripada bahasa.
Lambang gambar dalam proses komunikasi mengalami perkembangan sesuai dengan pertumbuhan masyarakat dan kemajuan teknologi. Jika dahulu gambar itu ditulis, kemudian dicetak, kini dengan kamera foto bisa dipotret, bahkan dengan kamera film atau kamera video dapat diatur menjadi gambar hidup. Pada akhirnya, apabila gambar itu merupakan lambang untuk proses komunikasi secara sekunder.
Demikian sekaligus mengenai lambang verbal dan nirverbal dalam proses komunikasi secara primer yang untuk efektifnya komunikasi acapkali oleh para komunikator dipadukan, misalnya dalam kuliah atau ceramah disajikan gambar, bagan, tabel, dan lain-lain sebagai ilustrasi untuk memperjelas.
2. Proses Komunikasi Sekunder
Proses komunikasi sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.
Komunikasi dalam proses secara sekunder ini semakin lama semakin efektif dan efisien karena didukung oleh teknologi komunikasi yang semakin canggih, yang ditopang pula oleh teknologi-teknologi lainnya yang bukan teknologi komunikasi.
Surat misalnya sebagai media komunikasi sekunder yang pada mulanya terbatas sekali jangkauan sasarannya, dengan dukungan pesawat terbang jet, dapat mencapai komunikan dimana saja di seluruh dunia. Demikian pula media telepon, jika pada waktu ditemukan menggunakan kawat yang oleh sebab itu terbatas sekali wilayah jangkauannya, kini dengan radio telepon dapat mencapai sasaran di kota lain, negara lain, dan benua lain.
Televisi siaran dewasa ini yang dipadu dengan komputer menjadi semakin mempesona, baik dari segi visualnya maupun audialnya, selain jangkauannya semakin jauh dan luas berkat inovasi satelit komunikasi dan luas inovasi satelit komunikasi dan antena parabola. Agar komunikasi efektif, proses penyandian oleh komunikator harus bertautan dengan proses pengawasandian oleh komunikan.
II.2 Komunikasi Massa
Banyak defenisi tentang komunikasi massa yang telah dikemukakan para ahli komunikasi. Banyak ragam dan titik tekan yang dikemukakannya. Namun, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lain. Pada dasarnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa (media cetak dan elektronik).
CETAK ELEKTRONIK
Harus dapat membaca Tidak harus dapat membaca
Dilihat Didengar dan ditonton
Membaca dapat ditunda Tidak dapat ditunda/sekilas
Tidak butuh tempat khusus Butuh tempat khusus
Terbatas ruang dan Waktunya Tidak terbatas/lebih luas
Mudah didokumentasi Butuh alat bantu untuk merekam
[image:34.595.105.517.112.445.2]Distribusi terbatas Distribusi tidak terbatas Berbentuk tulisan Tulisan, suara dan gambar
Tabel 2: Perbedaan berita pada media massa cetak dan media massa elektronik.
Komunikasi massa adalah suatu ilmiah mengenai media massa dengan pesan yang telah dihasilkan, baik pembaca, pendengar dan penonton yang akan mencoba diraihnya, dan menimbulkan efek terhadap mereka sebagai khalayak (Nurudin : 2007:2).
Ada suatu defenisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble akan semakin memperjelas apa itu komunikasi massa.
Menurut mereka sesuatu bisa di defenisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakup hal-hal sebagai berikut :
antara lain surat kabar, majalah, televisi, film, atau gabungan di antara media tersebut.
2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui satu sama lain. Anomitas audience dalam komunikasi massa inilah yang membedakan pula dengan komunikasi yang lain. Bahkan pengirim dan penerima pesan tidak saling mengenal satu sama lain.’
3. Pesan adalah milik publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang. Karena itu, diartikan milik publik.
4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan, atau perkumpilan. Dengan kata lain, komunikatornya tidak berasal dari seseorang, tetapi lembaga.
5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper (penapis informasi). Artinya, pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa. 6. Unpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Kalau dalam jenis
komunikasi lainnya, unpan balik bisa bersifat langsung (Nurudin:2007:8).
Bentuk komunikasi yang menggunakan saluran atau media dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu adalah pengertian dari komunikasi massa. Dari defenisi tersebut dapat diketahui bahwa komunikasi massa itu harus menggunakan media massa (Ardianto:2007:3).
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli bahwa komunikasi massa pada intinya merupakan media yang menghubungkan komunikator dengan komunikan secara massal kepada sejumlah besar orang. Perkembangan teknologi komunikasi massa dalam bentuk media massa khususnya media televisi telah membuat dunia semakin kecil. Tren perubahan gaya hidup masyarakat tidak hanya membawa pengaruh globalisasi melainkan juga polarisasi-polarisasi baru yang mendorong dilakukannya restrukturisasi dan refungsionalisasi berbagai bidang kehidupan.
segala bidang. Informasi melalui medium televisi dan internet yang mengalir melintasi batas-batas negara tampaknya tidak dapat terbendung oleh jarak, ruang dan waktu.
Melihat fungsi media televisi yang begitu luas, maka secara otomatis akan memberikan kesadaran bahwa hendaknya kita dapat memanfaatkannya secara tepat. Kesadaran itu berawal dari sejauh mana aspek komunikasi massa dapat berjalan secara wajar tanpa ada unsur keterpaksaan. Komunikasi massa pada hakikatnya ialah suatu transformasi sosial yang luas, yang menyangkut persoalan-persoalan manusia dibidang pendidikan,
penerangan, perubahan sikap dan nilai-nilai serta masalah peninjauan kembali masalah hubungan antarmanusia, adat istiadat, kebiasaan dan lain-lain yang menyangkut tingkah laku sosial.
II.3 Televisi
Televisi sebagai salah satu media massa audiovisual yang diasumsikan dapat mempengaruhi pemirsa lewat tayangan acaranya. Ini sangat dirasakan oleh khayak, baik pengaruh secara langsung maupun tidak. (Wawan Kuswandi 2008:56).
Ada 8 sifat televisi yaitu sebagai berikut: 1. Media televisi adalah media elektronik 2. Media televisi adalah media audiovisual gerak 3. Media televisi adalah media transitory 4. Media televise adalah media non-rinci
5. Media televisi adalah memiliki ukuran ratio layar 4:3 6. Media televisi adalah media pandang dengar
7. Media televisi adalah media personal (close-up media)
Sifat televisi adalah transitori, yaitu hanya meneruskan isi pesan, yang berarti isi pesan hanya didengar atau dilihat sekilas, maka penyusunan naskah jurnalistik harus tepat, ringkas, jelas, sederhana, dan dapat dipercaya (Ardianto:2004:128). Televisi langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi kesetiap rumah media yang dapat mendominasi komunikasi massa, karena sifatnya yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan khalayak. Televisi mempunyai kelebihan dari dari media massa lainnya yaitu bersifat audio visual atau didengar dan dilihat, dapat menggambarkan kenyataan dan langsung dapat menyajikan peristiwa yang sedang terjadi ke setiap rumah para pemirsa dimanapun mereka berada.
Televisi sekarang ini menjadi kebutuhan yang wajib dimiliki setiap rumah tangga. Kebudayaan ini bukan sesuatu yang sudah jadi sehingga dapat didokumentasikan dan dianalisis. Televisi terus-menerus membudayakan masyarakat dan masyarakat membudayakan televisi. Pendapat yang pada umumnya dianut oleh para pendidik dari kebudayaan tulis ialah kebudayaan televisi itu “kebudayaan massa” yang bagi mereka berarti kebudayaan yang dangkal atau bahkan bukan kebudayaan yang sesungguhnya.
Kebudayaan juga merupakan kenyataan hidup yang diciptakan oleh masyarakat sendiri dengan mempergunakan televisi. Meskipun kebudayaan yang diciptakan oleh televisi sekarang ini penuh dengan kepincangan, kita dapat melihat kemungkinan-kemungkinan yang lain dalam suatu etika baru. Perkembangan teknologi pertelevisian saat ini sudah sedemikian pesat sehingga dampak siarannya menyebabkan seolah-olah tidak ada lagi batas antara satu negara dengan negara lainnya.
1) High Defenition Video System : merupakan kamera video yang dilengkapi dengan system editing dan mampu merekam
serta mentransfer film cerita yang langsung disalurkan ke gedung bioskop.
2) Sistem Imax : memberikan kesan seluruh penontonnya seolah-olah terlibat dalam cerita. Film dengan layar 70 mm memiliki ratio 20,5: 30,5.
3) Sistem Diamond Vision : system yang dapat memproyeksikan video signal pada layar lebar dengan lebar 5,4m : 4,1m baik untuk siaran diluar maupun didalam ruangan.
4) Sistem Teletext : merupakan surat kabar elektronik yang isinya antara lain berita, ramalan cuaca, harga pasar serta pengumuman lainnya.
5) Sistem Still Picture Broadcastin : untuk keperluan pendidikan.
6) Sistem Cable Television : sistem ini juga disebut dengan CATV (Community Anntena Television). Sinyal penyiarannya dilakukan secara khusus kepada para pelanggan melalui decoder dengan menggunakan kabel atau pancaran satelit. 7) System Pay Television : penyiaran melalui sentral video hanya untuk
suatu tempat (hotel, terminal, dan lain-lain) dengan cara membayar setiap kali ingin menonton. Biasanya dengan menggunakan uang koin.
8) Sistem Siaran Satelit Langsung : system ini disebut dengan DBS, yaitu dengan menggunakan antenna parabola untuk menangkap siaran tersebut.
9) Sistem High Definition Television : system ini disingkat HDTV yaitu sistem pertelevisian terbaru temuan Jepang dengan
Teknologi dalam pertelevisian tersebut memang memiliki perbedaan yang spesifik. Namun tujuannya tetap sama yaitu untuk memberikan informasi, mengihibur, mendidik bahkan mempengaruhi khalayaknya. Pada umumnya isi program siaran televisi maupun radio meliputi acara:
1) News Reporting (Laporan Berita) 2) Current Affair (dialog)
3) Talk Show 4) Call-in Show 5) Documentair 6) Magazine/Tabloid
7) Rural Program/Intructional 8) Art/Culture
9) Music
10) Soap Operas/Sinetron/Drama 11) TV Movies
12) Games Show/Kuis
13) Comedy/Situation Comedy. (Wahyudi:1996:57).
Berbagai jenis program siaran tersebut bukanlah sesuatu yang mutlak harus ada semuanya. Acara-acara tersebut sangat bergantung dari kepentingan masing-masing stasiun penyiaran televisi yang bersangkutan. Umumnya memang sebagian besar dari contoh jenis program di atas tersebut adalah acara-acara yang disiarkan oleh stasiun penyiaran televisi. Sebagai contoh, TVRI tidak menyiarkan iklan (advertising).
1) Menyampaikan Fakta (the facts): Media massa menyediakan fasilitas arus informasi dari kedua belah pihak. Satu sisi mencerminkan kebutuhan dan keinginan pengirim iklan dan di sisi lain kebutuhan dan harapan penerima berita, laporan.
2) Menyajikan Opini dan analisis (opinions and analyses): Pada laporan berita, repoter memasukkan opini orang-orang luar, anlisi berita dilakukan oleh staf redaktur khusus (kolom, editorial).
3) Melakukan investigasi (investigations): Fungsi ini adalah yang paling sulit untuk dilakukan, tetapi jika berhasil nilai beritanya akan sangat berbobot. Untuk melakukan ini, diperlukan kecanggihan dan staf yang berpengalaman serta memiliki hubungan intensif dengan para ahli dan ilmuwan yang membutuhkan waktu tahunan.
4) Hiburan (entertaintment): Sajian pers dan media massa kadang-kadang berfungsi sekaligus yaitu menghibur, mendidik, dan memberikan informasi.
5) Kontrol: Fungsi ini bias dimanfaatkan oleh media kepada pemerintah dan juga sebaliknya. Ini sangat bergantung dari sistem pers di Negara yang bersangkutan. 6) Analisis Kebijakan (policy analysis): Fungsi ini merupakan kecenderungan yang kini
sedang tumbuh. Dimana sajiannya menyoroti kebijakan yang diterapkan pemerintah kemudian di analisis oleh media tersebut dengan memberikan solusi alternatif lain. (Wahyudi:1996:45).
Televisi adalah suatu media hiburan dan informasi yang berkembang pesat di Indonesia dan di dunia. TV menyuguhkan visualisasi yang tidak dapat diberikan media massa lain seperti radio dan surat kabar. Sesuai dengan sifat media televisi, yaitu dinamis (audiovisual gerak-sinkron) setiap gambar yang disajikan dipilih yang mengandung unsur gerak (Eddy Sutrisno:2000:40).
Daya tarik bagi pemirsa adalah apabila audiovisual disajikan secara dinamis dan variatif, dengan komposisi gambar yang bersifat personal, misalnya medium close-up, close-up, atau extreme close-up. Karena gambar yang monoton dan statis akan menimbulkan kebosanan bagi khalayak. Televisi mampu menyampaikan pesan yang seolah langsung antara komunikator (pembawa acara) dengan komunikan (pemirsa).
Jurnalistik berasal dari kata du jour (Prancis), yang berarti hari, sedangkan kata
Journal berarti catatan harian. Biasanya, catatan harian ini berisi hal-hal yang penting dan menarik. Karya jurnalistik apa pun bentuk dan jenisnya, berfungsi membela kebenaran dan keadilan, dengan cara mengungkap fakta dan atau pendapat secara informatif, faktual, actual, dan berimbang. (Wahyudi 1996:1).
Media massa elektronik memiliki sifat yang disyaratkan atau diwajibkan sebagaimana layaknya sebuah media massa periodic, yaitu publisitas, universalitas, perioditas, kontinuitas, dan aktualitas.
Ruang lingkup jurnalistik televisi adalah bidang kerja jurnalistik, mulai dari sumber karya jurnalistik, berita sampai penjelasan masalah hangat. Sumber informasi karya jurnalistik adalah peristiwa atau pendapat yang mengandung nilai berita, masalah hangat (current affairs), dan masalah atau hal yang unik yang ada didalam masyarakat. Penjelasan masalah hangat diolah dan disajikan dalam bentuk monolog (pidato atau ceramah), dialog (wawancara, diskusi panel, talk show), reportase langsung atau tunda, editorial dan dokumenter.
II. 4 Pola Penyiaran Televisi
jawabnya berpedoman pada peraturan-peraturan perundang-undangan yang berlaku”. Dapat disimpulkan bahwa pengertian lembaga penyiaran adalah sama dengan penyelenggara penyiaran (Morissan:2008:77).
Jasa penyiaran dalam UU 32/2002 sebagaimana ketentuan Pasal 13: “Jasa penyiaran terdiri atas :
a). Jasa Penyiaran radio
b). Jasa Penyiaran televisi” (Morisan:2008:78).
Stasiun Publik
Stasiun penyiaran publik berbentuk badan hukum yang didirikan oleh negara, bersifat independen, netral, tidak komersial, dan berfungsi memberikan layanan untuk kepentingan masyarakat. Radio Republik Indonesia (RRI) dan Televisi Republik Indonesia (TVRI) yang stasiun pusat penyiarannya berada di ibu kota negara merupakan stasiun penyiaran publik. Di daerah provinsi, kabupaten atau kota dapat didirikan stasiun penyiaran publik lokal (Morissan:2008: 97).
Keberhasilan finansial suatu stasiun penyiaran radio dan televisi adalah acara atau program sebagai faktor yang paling penting. Adalah program yang membawa audien mengenal suatu stasiun penyiaran.
pendengar atau penonton yang lebih besar, sedangkan acara yang buruk tidak akan mendapatkan pendengar atau penonton (Morissan:2008:199).
II.5 Penyiar Berita
Penyiar yang tampil dihadapan kita di layar televisi adalah petugas yang mewakili sebuah stasiun televisi, sehingga penyiar adalah ujung tombak. Seorang penyiar berita, baik penyiar berita maupun penyiar artistik haruslah memahami betul kemampuan dirinya sehingga mampu mengantarkan dirinya ke puncak karier yang lebih baik.
Faktor penyiar berita atau penyaji berita memegang peranan penting dalam penyampaian naskah berita kepada khalayak. Agar isi berita sampai kepada khalayak secara jelas dan komunikatif ada 2 cara:
1. Cara yang dikembangkan di Amerika Serikat
Filosofi yang digunakan penyiar berita adalah smile, smile, smile, atau bersifat santai atau tidak tegang.
2. Cara yang di kembangkan di Inggris (BBC)
Filosofi yang digunakan penyiar berita adalah scowl, scowl, scowl, dimana artinya adalah formal. Sangat dibutuhkan kewibawaan dari penyiar. Penyiar berita disebut sebagai news readers atau newscasters
Syarat Penyiar berita : 1. Otoritas 2. Kredibilitas
3. Kejelasan dan kejernihan suara 4. Komunikatif
5. Berkepribadian yang kuat 6. Profesionalitas yang tinggi
7. Berpenampilan dan volume suara yang prima. (Wahyudi 1996:33).
menunjukkan alasan penonton memilih suatu program berita karena presenternya memiliki penampilan menarik.
Hal ini menjadi salah satu alasan utama mengapa orang lebih suka mengikuti program berita dibanding yang lain. Dengan demikian, kredibilitas presenter dapat menjadi aset penting suatu stasiun televisi.
Dinegara maju, memilih penyiar berita adalah sama pentingnya dengan memilih acara yang diproduksi. Wajah rupawan dan suara bagus, belumlah cukup untuk menjadi presenter yang baik. Ada dua pandangan mengenai syarat seseorang dapat menjadi presenter berita. Sebagian kalangan menyarankan agar pembaca berita haruslah juga reporter atau jurnalis, namun sebagian ahli lainnya mengatakan bahwa keterampilan menjadi pembaca berita atau presenter adalah hal yang berbeda dengan menjadi reporter yang membuat liputan berita. Dengan begitu tidak ada peraturan pasti mengenai syarat menjadi presenter.
Keuntungan merekrut seorang reporter menjadi presenter adalah ketika terjadi peristiwa besar yang harus terus-menerus ditayangkan secara langsung. Dalam situasi seperti itu, tidak ada naskah tertulis yang dapat dibaca presenter berita. Stasiun televisi membutuhkan reporter yang membawakan siaran langsung dan memandu liputan berkelanjutan atas peristiwa tersebut.
Seorang penyiar berita yang menyajikan berita, hampir sama dengan aktor yang memerankan tokoh dipanggung. Memperbaiki keterampilan yang diperlukan untuk membawakan berita bukanlah proses yang sulit. Memang dibutuhkan waktu, namun orang akan terkejut betapa singkatnya waktu yang dibutuhkan (Hoyyima Khoiri:2010:19).
Syarat penyiar berita yang harus dimiliki :
a) Suara dan kemampuan berbicara. Akan lebih baik jika seorang penyiar berita memiliki microphonic voice adalah suara ideal seorang penyiar berita. Dimana suara rendah atau bariton untuk pria dan alto untuk wanita. Pada jayanya DUNIA DALAM BERITA TVRI di tahun 80-an, semua penyiar memiliki karakter suara berat dan pembawaan suara yang sangat khas tiap personalnya.
b) Seorang penyiar harus dapat mengeksploitasi suaranya, tekanan yang tepat, kata dengan lafal tepat dan intonasi yang sesuai.
c) Penampilan dan perilaku secara fisik seorang penyiar berita televisi sangat diperhatikan oleh lensa kamera yang sangat sensitif.
d) Berkepribadian yang baik. Dimana penyiar berita diharapkan mampu menempatkan dirinya di lingkungan sehari-hari, menjauhi hal-hal negatif yang membuat citra diri buruk.
e) Berpengetahuan dan pendidikan yang memadai.
f) Memiliki motivasi.
Motivasi kunci untuk menjadi seorang penyiar berita. Apabila tidak ada motivasi menjadi penyiar tidak akan bisa maksimal dalam menjalani profesi tersebut.
g) Mampu bekerja dalam satu tim.
Dalam suatu stasiun televisi penyiar adalah ujung tombak suatu program acara. Akan tetapi tidak luput dari kerjasama suatu crew, jadi harus bekerjasama untuk mendapatkan hasil yang maksimal.
h) Kesehatan yang baik.
Menjadi penyiar cukup melelahkan sehingga harus santai dan bisa menikmati pekerjaan tersebut, tidak terganggu oleh kondisi fisik.
i) Percaya diri.
Rasa percaya diri yang kuat sangatlah dibutuhkan untuk menajadi penyiar berita, dan penyiar harus bisa menjadi diri sendiri. (inspirasi dari TVRI Jawa Barat 2008)
Syarat-syarat penyiar berita LPP TVRI Medan adalah
1. Aktif berbahasa Inggris 2. Berpenampilan 80%
3. Rajin mengikuti siaran berita
Syarat-syarat penyiar berita LPP TVRI Medan adalah
1. Berkepribadian
2. Berpenampilan menarik 3. Sehat dan tidak cacat jasmani 4. Berpendidikan minimal D3 5. Mampu berhasa Inggris aktif 6. Mampu berkomunikasi dengan baik
7. Harus menjaga etiket berbicara dan tidak cadel
8. Tahu dan paham dengan berita yang akan disampaikan
9. Tenang dalam segala kondisi. (Wawancara dengan KASIE berita :tgl 20 Mei 2011: pukul 16.00)
II.6 Citra
Citra adalah salah satu cabang dari ilmu pada usaha untuk melakukan transformasi suatu menggunakan teknik tertentu.
positif jelas menunjang usaha PR keuangan. Sebagai contoh, suatu badan usaha yang memiliki citra perusahan positif pasti lebih mudah menjual sahamnya (Daniel Yadin:2009:21).
Defenisi citra adalah sebagai ”pancaran atau reproduksi jati diri atau bentuk orang perorangan, benda atau organisasi”. Pada perusahaan, citra juga diartikan sebagai persepsi masyarakat terhadap jati diri perusahaan.
Persepsi masyarakat terhadap perusahaan didasari atas apa yang mereka ketahuiatau mereka kira tentang perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, citra sebuah perusahaan yang sama dapat berbeda dimata dua orang yang berlainan.
Salah satu yang harus dilakukan para pengusaha dan manajemen perusahaan adalah menjaga jangan sampai karena berbagai macam sebab, mayoritas anggota masyarakat mempunyai persepsi yang salah tentang perusahaannya dan diusahakan agar persepsi masyarakat tidak jauh menyimpang dari apa yang diharapkan perusahaan. Karena hal itu dapat merugikan perusahaan.
Citra positif bagi perusahaan, mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Daya saing yang kuat dalam jangka menengah dan panjang, dimana pada masa sekarang ini perusahaan yang ingin memenangkan persaingan pasar berlomba-lomba memberi berbagai penawaran menarik kpada konsumen yang membeli produknya. Namun lain halnya dengan perusahaan yang mempunyai citra positif akan tumbuh dan kuat menjadi kepribadian perusahaan.
2. Citra positif perusahaan tersebut yang menjadi tembok bagi perusahaan yang ingin memasuki segmen pasar yang dilayani perusahaan tersebut.
4. Menjadi daya tarik eksekutif handal, karena jika perusahaan mempunyai citra positif maka para eksekutif pun tidak ragu menanamkan sahamnya pada perusahaan tersebut.
5. Meningkatkan efektifitas strategi pemasaran, perusahaan dengan citra positif akan lebih mempunyai harapan berhasil ketika mengeluarkan produk baru dibandingkan dengan perusahaan yang belum dikenal masyarakat.
6. Penghematan biaya operasional, perusahaan dengan citra positif akan membutuhkan biaya yang lebih sedkit dalam mempromosikan produknya dibanding perusahaan baru yang belum dikenal konsumen (Daniel Yadin:2009:2).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
III.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di salah satu stasiun televisi lokal LPP TVRI Medan, yang beralamat di Jl. Putri Hijau No. 10 Medan terhadap penyiar berita yang berlangsung pada tanggal April hingga bulan Juni.
III.2 Sejarah LPP TVRI Medan
Ide untuk mendirikan satu stasiun TV di Medan diprakarsai oleh
pejabat-pejabat Daerah Sumatera Utara yang bergerak di bidang Mass Media dan
Telekomunikasi dengan membentuk “Yayasan Pembangunan TV Sumatera
Utara” pada tanggal 27 Juni 1967, diketuai oleh Let. Kol. CHB Wahid Lubis dan
Ketua Harian Let. Kol. CHB Ridwan Hutagalung dan kemudian diganti oleh Let.
Kol. CHB Amir Hoesin.S ( perwira Perhubungan Daerah Militer II Bukit Barisan)
Langkah pertama dari usaha-usaha untuk merealisasi tujuan diatas maka
pada tanggal 6 Januari 1969 Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera Utara
melakukan peminjaman sebesar US $ 20.000,- dari Pemda Sumut, berupa ADO
yang oleh Yayasan Pembangunan TV Sumut direncanakan untuk membeli satu
unit peralatan pemancar 75 watt dan peralatan studio yang sederhana. Mengingat
jumlah uang tersebut, tidak mencukupi untuk membangun satu unit alat pemancar
dengan daya pancar yang cukup untuk Daerah Sumatera Utara, maka yayasan
meminta bantuan kepada PN. Pertamina.
PN. Pertamina juga mempunyai kepentingan untuk karyawan di daerah
Pangkalan Susu, Rantau, dan daerah eksplorasi lainnya, PN. Pertamina akhirnya
setuju untuk memberikan bantuannya dengan mengirimkan satu tim survei pada
Bulan Februari1969 yang terdiri dari :
1)
Ir. Gunarso (Elnusa, Pertamina).
2)
Ir. Sulaiman Nasseori (ITB).
3)
Ir. Brandan Sembiring (TVRI).
Pada awalnya yayasan merencanakan untuk membangun pemancar di
Panorama di pinggir jalan raya kira-kira 9 km sebelum Brastagi. Setelah diadakan
peninjauan dan map survei ternyata:
1) Areal tanah untuk membangun gedung pemancar TV dan gedung diesel
tidak mencukupi.
2) Jalan ke atas bukit di satsiun Telkom terlampau sulit dan sampai saat ini
baru jalan kecil yang tersedia.
Berdasarkan hal-hal tersebut, dipilih tempat lain sehingga coverage area
meliputi Kisaran, Tebing Tinggi, Medan, Pangkalan Susu, Rantau sampai Langsa.
Map-survei diadakan di Bandar Baru disebelah kanan jalan kira-kira 500 meter
dari pinggir jalan. Dari map-survey dan field survey ternyata:
1)
Site line offsight
adalah Tebing Tinggi, Medan, Pangkalan Berandan.
2)
Site
mudah dicapai dari jalan raya dan telah ada bekas jalan untuk
kendaraan yang rusak.
3) Air dekat dari
site
.
4) Uap belerang dari Gunung Sibayak hanya sedikit yang mencapai tempat
ini sehingga bahaya corrison terhadap menara antena dan alat-alat lainnya
sedikit sekali.
5) Tinggi
site
: 864 meter diatas permukaan laut.
Demikian
site
di Bandar Baru ini ideal sekali sebagai tempat stasiun
pemancar. Untuk mendapat gambaran mengenai penerimaan sinyal secara teoritis
di daerah-daerah target. Dari hasil diatas ternyata S/N yang diterima pada
pesawat-pesawat lebih besar dari 40 db.
Berdasarkan hasil survei tersebut. PN Pertamina bersedia memberikan
peralatan-peralatan untuk satu studio lengkap dan pemancar sebesar 10 KW
lengkap dengan antena dan peralatan studio transmitter link, yang
menghubungkan studio dan stasiun pemancar dan sarana-sarana lainnya
ditanggung oleh Pemerintah Daerah Sumatera Utara.
kontrak pembelian peralatan oleh PN. Pertamina dilakukan, pada tanggal 28
Maret 1969.Yayasan Pembangunan TVRI Sumatera Utara mengadakan pinjaman
sebesar Rp. 4.864.000,- dari Pemda Sumut yang digunakan untuk pembangunan
rumah pemancar dan rumah diesel di Bandar Baru. Pembangunan gedung-gedung
tersebut dimulai pada pertengahan tahun 1969. Penyempurnaan pembangunan
gedung-gedung tersebut dilaksanakan setelah kontrak pembelian peralatan antara
PN. Pertamina dan Toyo Menka Kaisha Ltd Tokyo, ditandatangani pada bulan
September 1969. Setelah diadakan perubahan dan saran-saran tentang arsitektur
dari gedung studio, pembangunannya dimulai pada tanggal 20 Februari 1970,
dengan jatuhnya lelang pada Biro Arsitek dan Insiniur Hegar sebesar Rp.
41.700.000,-
I) a) Senior Engineers dari TVRI Jakarta selama 3 bulan yaitu saudara-saudara :
1) JPH.Simanjuntak
2) Suryanto
3) Ronald Kasakeyan
b) Senior Engineer dari PN. Pertamina :
1) Ir. Kundrad
II) Yunior Engineer selama 2 bln berangkat dari Jakarta, tanggal 22 April.
1) Letda CHB Munaf Yus dari Hub-Dam II.
2) Letda CHB Ishak Sulaiman dari Kowilhan 1 Sum
3) Amirullah dari PN. Pertamina.
Disamping para trainers diatas berangkat ke Tokyo para investor sebagai
berikut:
A) Dua orang investor berangkat ke Tokyo pada tanggal 24 Februari untuk selama
dua minggu.
1) Mayor CHB Sularno Wa-Pa Hubdam II /BB.
2) Drs. Panjaitan dari Pemerintah Daerah Sumatera Utara.
B) Dua orang investor berangkat ke Tokyo pada tanggal 9 Mei selama empat
minggu.
1) Ir. Gunarno dari Elnusa/Pertamina.
2) Ir. B. Sembiring dari TVRI Pusat.
1) Seorang investor berangkat pertengahan Juni ke Toky, Let. Kol. CHB
Amir Hoesin S.
Kesempatan inspeksi di Jepang telah digunakan untuk mengadakan factory
test dan menyusun perincian
spare parts
yang diharapkan cukup untuk waktu lima
tahun. Untuk kemajuan dan kelanjutan dari stasiun TV Medan, maka pemilihan
saluran harus juga merupakan proteksi, sehingga diharapkan masyarakat di daerah
Sumatera Utara akan lebih banyak memperhatikan siaran-siaran TV Medan
sendiri daripada TV Malaysia. Saluran TV Malaysia yang paling baik diterima:
1) Saluran 5 CCLR (sl. 4 Indonesia) dari K.L.
2) Saluran 6 CCLR (sl. 5 Indonesia) dari Ipoh.
3) Frekuensi pemancar gambar =182.25 MHz
4) Frekuensi pemancar suara =187.75 MHz
Urutan pelaksanaan pengerjaan adalah building chek and repair
bersama-sama dengan checking equipment, cable laying, assembling, terminal wiring
check, adjusment, inspection, and test using dengan penyusunan waktu
berdasarkan pelaksanaan instalasi di Jepang disesuaikan dengan keadaan
setempat.
Instalasi dengan
test using
dinyatakan selesai tanggal 10 November 1970
untuk selanjutnya diadakan test program yang pengawasan teknis mesin dipegang
oleh pelaksanaan operation seterusnya oleh Televisi Republik Indonesia.
Percobaan-percobaan
On Air
dimulai dengan pola tehnik dan siaran film selama
45 hari dimulai tanggal 45 hari dimulai tanggal 11 November sampai 27
Desember 1970 dan selanjutnya
live
program yang pertama diudara adalah acara
pidato sambutan koordinator proyek pembangunan TVRI Sumut dalam rangka
dimulainya siaran TV Medan. Hiburan pertama VTR adalah ansamble Bukit
Barisan tanggal 24 November 1971 dan hiburan langsung adalah Orkes
Keroncong Kenangan tanggal 9 Desember 1970.
dengan radius 150 km, bahkan pada pertengahan tahun 1971 telah dapat diterima
dibeberapa tempat di Malaysia seperti di Kelantan, Kedah dan Penang.
Gambar 1: LPP TVRI
Gambar 2: Logo LPP TVRI Sumut
[image:58.595.198.463.548.699.2]1.
Seksi Siaran
Berbicara mengenai siaran akan erat kaitannya dengan produksi siaran. Upaya untuk peningkatan mutu siaran terus dilaksanakan oleh LPP TVRI Medan, baik didalam memilih materi acara maupun didalam meningkatkan kemampuan pengelola siaran, penambahan peralatan dan dana, srta kemampuan pengisi acara.
LPP TVRI Medan juga berusaha untuk mengadakan kerjasama dengan pihak-pihak luar, terutama didalam memproduksi berbagai acara, sehingga dengan demikian acara-acara yang ditayangkan LPP TVRI Medan dapat bervariasi dan menarik minat pemirsa. Hal ini dilaksanakan dengan instansi pemerintah yang terkait, badan-badan swasta, dan sanggar musik/tari yang ada. Upaya-upaya lainnya yang dilaksanakan oleh seksi siaran adalah mempertegas kriteria acara sehingga acara yang ditayangkan LPP TVRI Medan memiliki kriteria yang jelas dan tidak memiliki mata acara yang sama dengan mata acara lain. Acara-acara yang hampir sama dijadikan satu, sedangkan acara yang diminati masyarakat dihilangkan.
2.
Seksi Pemberitaan
Pemberitaan dioperasinalkan pada tahun 1971 yang dilayani tidak lebih dari 10 personil yang menyajikan warta berita lokal dan regional tiap hari dua kali dan masing-masing pukul 19.30-19.40 dan pukul 21.00-21.10. pada tahun 1973 siaran berita ditambah satu berita yaitu penyiaran berita kota selama 5 menit pada pukul 17.00Wib.
Sesuai dengan keputusan direktur televisi nomor 58/KPT/DIR/TV/1986 mengenai organisasi kerja penyelenggara siaran LPP TVRI Medan, maka tugas seksi pemberitaan adalah melakukan perencanaan kegiatan dan peliputan penyiaran acara dan menyelenggarakan mata acara pemberitaan baik untuk siaran daerah maupun siaran nasional.
Program siaran pemberitaan selain berbentuk berita dalam acara berita daerah tetapu juga berbentuk laporan yang materinya dititik beratkan pada aktivitas pembangunan dengan semua aspeknya. Sebagai pelaksana pola acara terpadu 1990/1991 seksi pemberitaan mengelola delapan mata acara yaitu sekitar 27,26%.
3. Seksi Teknik Studio
Sesuai dengan fungsi dan peranan LPP TVRI Medan yang berkaitan dengan keampuhan yang dimiliki maka sangat penting untuk mendapat perhatian adalah pemanfaatan perangkat lunak dan perangkat keras agar materi siaran yang disebar luaskan mencapai sasaran dan keberhasilan.
demikian canggih. Keahlian bagi setiap individu pelaksana produksi tersebut didasarkan atas tujuan materi acara yang disiarkan yaitu agar pemirsa memperoleh kepuasan sosiologis dalam menonton acara siaran. Hal tersebut berarti bahwa para petugas dituntut memiliki keahlian dibidang teknologi dan seni secara simultan yang lazim disebut
Technical Art.
Sesuai dengan perkembangan teknologi LPP TVRI Medan juga harus mengembangkan kemampuan khususnya dibidang teknologi komunikasi. Suatu kenyataan yang membanggakan bagi masyarakat Sumatera Utara bahwa LPP TVRI Medan telah memperoleh kemajuan dan perkembangan yang pesat khususnya kualitas dan kuantitas peralatan pada seksi studio. Akan tetapi jika dibandingkan dengan pesatnya kemajuan teknologi dan peningkatan volume produksi materi acara siaran serta pengoperasian peralatan relatif melewati batas usia pakai maka kadar tantangan kepada unsur management dan tenaga pelaksana ahli LPP TVRI Medan semakin tinggi.
4. Seksi Tehnik Prasarana
Terbitnya SK Direktur Televisi No.18/KPTS/Dir/TV/1987 tanggal 1 April 1987, seksi ini mulai beroperasi lengkap dengan sub seksi yang ada dibawahnya. Tugas seksi prasarana adalah merencanakan dan melaksanakan perawatan gedung, mengoperasikan dan memelihara alat-alat AC, memelihara alat-alat laboratorium film, serta merencanakan, mengoperasikan kegiatan administrasi tehnik prasarana.
5. Seksi Transmisi
Perkembangan tehnik peralatan transmisi di LPP TVRI Medan dari tahun ke tahun juga meningkat dan penambahannya disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi dan situasi keberadaan televisi di negara ini. Pada tahun 1988 stasiun Medan memasuki era baru dalam peralatan teknik transmisi, yaitu dengan keberadaan suatu sistem pemancar televisi photovoltaic/sollar cell yang ditempatkan disipirok dan Gunung Tua.
6. Sub Bagian Tata Usaha
Sub bagian tata usaha terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Bagian Personalia 2. Bagian Pengawasan.
Upaya yang dilakukan untuk peningkatan kualitas pegawai yang ada di LPP TVRI Medan yaitu :
a. Mengikutsertakan pegawai untuk setiap kesempatan diklat/training yang diberikan oleh Balai diklat TVRI di Jakarta maupun MMTC Jogjakarta ataupun kesempatan sekolah/seminar di luar negeri sesuai dengan persyaratan peserta yang ditentukan.
b. LPP TVRI Medan mengadakan On The Job Training yang dikhususkan untuk pegawai LPP TVRI Medan sendiri.
III.4 Visi dan Misi
LPP TVRI Sumut memiliki visi dan misi sebagai acuannya untuk meraih tujuan perusahaan. Visi misi TVRI SUMUT
1. Visi LPP TVRI Sumut:
“TV pilihan yang berakar pada budaya bangsa”.
2. Misi LPP TVRI Sumut:
a) Memberikan informasi yang terpercaya, independent mental dan
mencerdaskan serta menyajikan hiburan bagi masyarakat.
b) Menjalin kerjasama yang menguntungkan dengan Mitra Usaha.
c) Membentuk lingkungan kerja yang sehat, harmonis dan profesional bagi
karyawan dan mitra kerja.
III.5 Pola Acara LPP TVRI Medan 2011
Perencanaan siaran LPP TVRI Medan, dalam melaksanakan pola acara terpadu tetap berpedoman pada program TVRI stasiun pusat Jakarta, guna menghindari tumpang tindih secara sejenis yang disiarkan LPP TVRI pusat dengan LPP TVRI Medan. Dalam perencanaan siaran periode (1989-1990) LPP TVRI Medan mengelompokkan jenis acara sebagai berikut :
1. Berita/ Penerangan : 25% 2. Pendidikan / Agama : 22% 3. Drama/ Budaya : 10% 4. Musik/ Hiburan : 17% 5. Dan lain-lain : 26%
Pengelolaan materi acara tersebut, berdasarkan atas kebutuhan/kemampuan sumber acara yang ada di daerah Sumatera Utara pada umumnya, dan kotamadya Medan khususnya. Sumber materi acara, selain merupakan aktivitas pemerintah dan masyarakat dalam era pembangunan didaerah Sumatera Utara juga digali dan dikembangkan budaya daerah sebagai bagian dari budaya bangsa.
Sejak tahun 1970-1975 LPP TVRI Medan melaksanakan siaran berdasarkan pola acara siaran lokal LPP TVRI Medan. Materi acara pada umumnya diproduksi secara lokal, sedangkan film-film seri disiarkan materinya diterima dari stasiun TVRI pusat Jakarta. Setelah peluncuran satelit palapa dan berfungsi tanggal 17 Agustus 1976, secara berangsur-angsur LPP TVRI Medan mulai merelay siaran dari TVRI pusat Jakarta.
III.6 Informan
Penelitian ini mengandalkan data dari wawancara dengan informan, dimana informan itu adalah penyiar berita TVRI Medan yang terdiri dari enam penyiar. Peran informan sangat penting, sebab data didapat dari orang-orang yang memahami permasalahan yang hendak diteliti.
III.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a) Studi pustaka, dimana mempergunakan sumber-sumber tertulis untuk memperoleh data.
b) Wawancara Mendalam
Penelitian ini mengandalkan data dari wawancara dengan informan, dimana informan itu adalah penyiar berita TVRI Medan. Peran informan sangat penting, sebab data didapat dari orang-orang yang memahami permasalahan yang hendak diteliti.
c). Observasi