• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WONOSEGORO KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI WONOSEGORO KAB. BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 - Test Repository"

Copied!
120
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER SISWA

MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN DI MADRASAH

TSANAWIYAH NEGERI WONOSEGORO KAB. BOYOLALI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

Oleh:

KHOIRUL FATIHIN NIM. 11111222

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

MOTTO

Anda Tidak Akan Pernah Menang Jika Anda Tidak Pernah Memulainya

HELEN ROWLAND

Kamu Tidak Akan Pernah Terlalu Tua untuk Merancang Target Lain atau Untuk

Memimpikan Cita-Cita Baru

(8)

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

1. Orang tuaku tercinta bapak Djamhuri dan ibu Mutiah, yang senantiasa

mencurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materil dan doa yang

tidak pernah putus untuk putra-putrinya

2. Kakakku Miftakhurrahmah dan Siti Rohmatin yang selalu memberikan

semangat dan membantuku

3. Ibu Siti Asdiqoh yang telah sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi

ini

4. Teman-teman PAI angakatan 2011 yang sama-sama berjuang dan belajar di

IAIN Salatiga

5. Karina Meri Astuti yang selalu memberi semangat dan membantuku dalam

penyelesaian skripsi ini

6. Keluarga besar Teater Getar yang telah membantuku

7. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam

(9)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum. Wr. Wb.

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha

Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis hadirkan kepada Allah

SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam

semoga tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para

pengikut sejatinya.

Skripsi ini dibuat untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

Dengan selesainya skripsi ini tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih yang

sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.

3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) dan Pembimbing Akademik.

4. Ibu Dra Siti Asdiqoh, M.Si., sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah

dengan ikhlas mencurahkan pikirab dan tenaganya serta pengorbanan

waktunya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak

(10)
(11)

ABSTRAK

Fatihin, Khoirul. 2018. Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali. Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti Asdiqoh, M.Si.

Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Karakter, Kegiatan Keagamaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi pendidikan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan di MTs Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali. Fokus masalah yang dikaji adalah: 1) Pendidikan karakter siswa di Mts Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali. 2) Implementasi pendidikan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan di MTs Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali. 3) Apa kendala dan solusi dalam implementasi pendidikan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan di MTs Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subjek penelitian adalah tenaga pendidik dan siswa. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini ialah dengan wawancara terstruktur, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Pengecekan keabsahan temuan yaitu triangulasi sumber dan triangulasi data.

Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa implementasi pendidikan karakter siswa melalui kegiatan keagamaan telah berjalan dengan baik sesuai dengan program yang telah ditentukan melalui beberapa kegiatan baik itu pembiasaan, kegiatan intra sekolah maupun ektrakurikuler. Kegiatan pembiasaan diantaranya adalah menyimak dan menghafal Juz amma, sholat dhuha berjamaah, doa sebelum pelajaran, membaca asmaul Husna, infaq dan sholat dzuhur berjamaah. Kegiatan keagamaan melalui inta sekolah yaitu kegiatan pembelajaran agama yang dilakukan di kelas dan kegiatan keagamaan yang

dilaksanakan melalui ektrakurikuler yaitu tahfidz atau menghafal Al-qur’an dan

(12)

kegiatan sholat dzuhur dibagi menjadi dua tempat yaitu masjid dan mushola, membuat jadwal sholat dhuha secacra bergiliran, pembuatan daftar hadir.

DAFTAR ISI

JUDUL ... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus penelitian ... 3

C. Tujuan penelitian ... 3

D. Manfaat penelitian ... 4

E. Penegasan Istilah ... 4

(13)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pendidikan Karakter ... 8

2. Tujuan Pendidikan Karakter ... 9

3. Nilai-nilai Karakter ... 11

4. Faktor Yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter ... 17

5. Pengertian Kegiatan Keagamaan ... 22

6. Tujuan Kegiatan Keagamaan ... 23

7. Jenis Kegiatan ... 24

8. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan ... 26

B. Kajian Pustaka (Penelitian Terdahulu) ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

C. Sumber Data ... 31

D. Prosedur Pengumpulan Data ... 32

E. Analisis Data ... 33

F. Pengecekan Keabsahan Data ... 36

BAB IV PAPARAN DATA DAN ANALISA DATA A. Paparan Data ... 38

(14)

C. Analisis Data ... 55

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 71

B. Saran-saran ... 72

DAFTAR PUSTAKA

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar SKK

2. Riwayat Hidup Penulis

3. Surat Tugas Pembimbing Skripsi

4. Surat Permohonan Izin Melakukan Penelitian

5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

6. Lembar Konsultasi

7. Instrumen Wawancara

8. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler

9. Jadwal Sholat Dhuha

(16)

DAFTAR FOTO

(17)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20,

tahun 2003, Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi untuk

mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang

bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini bertujuan

untuk berkembangya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab (Damayanti, 2014:9).

Rumusan tujuan pendidikan tersebut diatas merupakan landasan

pengembangan pendidikan karakter bangsa. Pendidikan karakter bangsa harus

tetap selalu diberikan kepada peserta didik agar memiliki landasan yang kuat

dan selalu mencerminkan sikap dan tindakan yang sesuai dengan karakter

bangsa Indonesia. Selain itu, sebagai bekal bagi peserta didik untuk

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari dimanapun berada. Jadi, dalam

hal ini peserta didik tidak hanya pandai dan cakap intelektualnya namun

memiliki karakter bangsa yang kuat.

Tujuan pendidikan belumlah sepenuhnya tercapai. Ini terbukti dengan

adanya fenomena yang terjadi bahwa sikap dan tindakan peserta didik semakin

(18)

Penyalahgunaan narkoba, perkelahian, seks bebas, budaya tidak tertib, tidak

disiplin, dan tindakan asusila yang lainnya. Ini mencerminkan bahwa belum

maksimalnya implementasi pendidikan karakter di sekolah.

Peningkatan kegiatan untuk melatih dan membekali peserta didik akan

pendidikan karakter perlu dimaksimalkan. Bentuk kegiatan bisa

bermacam-macam, salah satunya yaitu dengan kegiatan keagamaan. Harapanya adalah

dengan melaksanakan kegiatan keagamaan peserta didik akan dapat melatih

dan membiasakan sikap dan tindakan yang sesuai dengan karakter bangsa

Indonesia, yaitu religius, jujur, toleransi, kerja keras, kreatif, demokratis, rasa

ingin tahu, mandiri, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi,

komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial,

dan tanggung jawab.

Kegiatan keagamaan dalam pendidikan agama dimanapun harus

mencakup semua aspek. Pelaksanaan pendidikan agama mampu

menghantarkan seorang peserta didik kepada setidaknya tiga aspek. Pertama,

aspek keimanan mencakup seluruh arkanul iman. Kedua, aspek ibadah,

mencakup arkanul islam. Ketiga, aspek akhlak, mencakup seluruh akhlakul

karimah. Kegiatan keagamaan bermaksud untuk penanaman jiwa/sikap

keagamaanya pada peserta didik bukan pengajaran agama (Putra, 2004:38).

Penanaman sikap pada peserta didik sangatlah penting. Hal ini

disebabkan karena banyaknya fenomena yang terjadi pada masa kini seperti

(19)

generasi penerus bangsa. Contoh kasus dalam berita siswa SMP mencoba

merampas taksi di Sleman (Merdeka.com). Diberitakan juga dua remaja putri

aniaya siswi SMP (Tempo.com). Konsumsi narkoba, siswa SMP sampit

dikeluarkan dari sekolah (Lipuntan6.com).

Dari uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang

Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan

di Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran

2017/2018.

B.Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang diatas perlu dibuat rumusan masalah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana Pendidikan Karakter Siswa di Madrasah Tsanawiyah

Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali Pelajaran 2017/2018?

2. Bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan

Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kab. Boyolali Tahun

Pelajaran 2017/2018?

3. Kendala apa saja yang dialami dan cara mengatasi dalam Implementasi

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran

(20)

C.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menegtahui Bagaimana Pendidikan Karakter Siswa di

Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali Pelajaran

2017/2018?

2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Pendidikan Karakter

Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Wonosegoro Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018

3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dialami dan cara mengatasi

kendala dalam Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui

Kegiatan Keagamaan di Madrasah Tsanawiyah Negeri Wonosegoro

Kab. Boyolali Tahun Pelajaran 2017/2018

D.Manfaat Penelitian

Penelitian ini memiliki berbagai manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam dunia

pendidikan dan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya

tentang implementasi pendidikan karakter bagi siswa melalui kegiatan

(21)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis guru dan siswa bisa mengimplementasikan pendidikan

karakter di sekolah melalui kegiatan keagamaan dengan baik dan

terarah sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

E.Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam

penggunaan kata pada judul penelitian ini, perlu adanya penjelasan beberapa

istilah pokok maupun kata-kata menjadi variabel. Penulisan istilah yang perlu

dijelaskan adalah sebagai berikut:

1. Implementasi

Implementasi berarti pelaksanaan (KBBI, 2008:548). Implementasi

adalah pelaksanaan suatu kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.

2. Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah upaya penanaman kecerdasan dalam

berfikir, penghayatan dalam bentuk sikap, dan pengamalan dalam bentuk

perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang menjadi jati dirinya,

diwujudkan dalam interaksi dengan Tuhannya, diri sendiri, masyarakat dan

lingkungannya (Zubaedi, 2011:17). Proses penanaman cara berperilaku

yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama baik

(22)

3. Kegiatan Keagamaan

Keagamaan adalah sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu

mengenai agama. Menurut W.J.S Poerwadarminta dalam Fransiska Rara

(2017) Kegiatan keagamaan adalah segala bentuk kegiatan yang terencana

dan terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan bahkan

menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan dalam tahap pelaksanaanya dapat

dilakukan oleh perorang atau kelompok (Fransiska 2017).

Jadi yang dimaksud dengan judul skripsi ini adalah pelaksanaan atau

upaya penanaman sikap atau perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai leluhur

yang menjadi jati diri siswa melalui kegiatan yang berbentuk keagamaan

seperti sholat berjamaah, membaca asmaul husna, tadarus bersama, infaq,

tahfidz quran, kaligrafi dan qiraah.

F.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi penelitian tindakan kelas ini terdiri dari

beberapa bagian yang meliputi :

Bab I Pendahuluan

Bagian pendahuluan. Bab ini terdiri dari beberapa sub bab yang

memaparkan pembahasan beberapa masalah yaitu latar belakang masalah,

fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah,

metode penelitian, sistematika penulisan.

Pada pembahasan metode penelitian dipaparkan rancangan penelitian,

(23)

Bab II Kajian Pustaka

Bagian ini terdiri dari beberapa sub bab yang membahas tentang (A)

Landasan teori (a) Pengertian pendidikan karakter (b) Tujuan pendidikan

karakter (c) Nilai-nilai karakter (d) Macam-macam kegiatan keagamaan (e)

Tujuan kegiatan keagamaan (f) Jenis kegiatan keagamaan (g) Materi kegiatan

keagamaan (h) Metode kegiatan keagamaan (i) Evaluasi kegiatan keagamaan

(j) Kajian pustaka (kajian penelitian terdahulu)

Bab IIIMetode Penelitian

Menguraikan tentang metode penelitian yang terdiri dari (a) jenis

penelitian (b) lokasi dan waktu penelitian (c) sumber data (d) prosedur

pengumpulan data (e) analisis data (f) pengecekan keabsahan data

Bab IVPaparan Data dan Analisis Data

Pemaparan hasil penelitian dan analisa data sesuai dengan tujuan dan

hasil penelitian.

Bab V Penutup

(24)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori

1. Pengertian Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah

yang membina etika, bertanggung jawab dan merawat orang-orang muda

dengan pemodelan dan mengajarkan karakter baik melalui penekanan pada

nilai-nilai yang kita yakini dengan melibatkan aspek pengetahuan

(cognitive), perasaan (feelings), dan tindakan (action) (Damayanti, 2014:

11).

Pendapat lain tentang pendidikan karakter adalah usaha yang

dilakukan secara individu dan sosial dalam menciptakan lingkungan yang

kondusif bagi pertumbuhan kebebasan individu itu sendiri. (Koesoema,

2010: 194)

Pendidikan karakter adalah proses upaya secara sadar dan terencana

untuk meningkatkan kualitas pendidikan anak didik serta mengembangkan

perilaku agar memiliki kompetensi intelektual, karakter, dan keterampilan

menarik. (Yahya, 2010: 34)

Pendidikan karakter merupakan pemberian tuntunan kepada anak

didik agar menjadi manusia yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir,

raga, serta karsa dan karya sehingga anak didik memiliki karakter yang

baik meliputi kejujuran, tanggung jawab, cerdas, bersih dan sehat, peduli,

(25)

Definisi lain pendidikan karakter yaitu sebagai upaya yang

sungguh-sungguh untuk membantu seseorang memahami, kepedulian dan bertindak

dengan landasan nilai nilai etis dan luhur. (Muchlas & Hariyanto, 2011:

44)

Penjelasan-penjelasan di atas dapat penulis simpulkan bahwa

pendidikan karakter adalah penanaman nilai-nilai karakter yang terpuji

dimulai dari sejak dini agar peserta didik menjadi pribadi yang siap

menghadapi tantangan masa depan.

2. Tujuan Pendidikan Karakter

Pendidikan karakter memiliki berbagai macam tujuan. Berikut adalah

penjelasan dari beberapa ahli mengenai tujuan pendidikan karakter sebagai

berikut:

a. Pendidikan karakter bertujuan untuk meningkatkan mutu proses dan

hasil pendidikan yang mengarah pada pembentukan karakter dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu dan seimbang

sehingga peserta didik dapat menginternalisasikan serta

mempersonalisasikan nilai-nilai karakter dan akhlak mulia tersebut

dalam perilaku sehari-hari. (Mulyasa, 2012: 9)

b. Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong

royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi pada ilmu

(26)

taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan Pancasila sebagai

pedoman bangsa Indonesia. (Gunawan, 2012: 30)

c. Tujuan pendidikan karakter adalah menumbuhkan fitrah pribadi setiap

anak yang dilahirkan suci agar dapat berkembang secara optimal

untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang dengan peran

menyeluruh dari keluarga, sekolah dan komunitas dengan

menciptakan lingkungan kondusif. (Miftah, 2011: 37)

d. Tujuan pendidikan karakter adalah mengembangkan potensi peserta

didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai

karakter bangsa, mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta

didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi

budaya bangsa yang religius, menanamkan jiwa kepemimpinan dan

tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa, dan

mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang

mandiri, kreatif, berwawasan kebangsaan. (Judiani, 2010: 283)

Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, penulis

menyimpulkan bahwa tujuan pendidikan karakter adalah membentuk

pribadi peserta didik dengan mental yang kuat agar memiliki

nilai-nilai luhur sesuai dengan budaya dan pedoman bangsa Indonesia yaitu

Pancasila dan UUD 1945 guna menghadapi tantangan zaman.

(27)

Pendidikan karakter memuat nilai-nilai yang perlu dikembangkan

kepada peserta didik. Nilai-nilai tersebut adalah nilai dasar, nilai

kemasyarakatan, dan nilai kenegaraan. (Damayanti, 2014: 42)

Berikut adalah ulasan tentang ketiga nilai tersebut:

a. Nilai Dasar

Nilai dasar yaitu nilai yang terkandung dalam dasar dan falsafah negara,

Pancasila, dan UUD 1945.

b. Nilai Kemasyarakatan

Nilai kemasyarakatan berupa nilai moral dan etika yang berlaku dalam

masyarakat setempat.

c. Nilai Kenegaraan

Nilai kenegaraan adalah nilai yang menyangkut kecintaan terhadap

tanah air dan bangsanya.

Semua butir nilai tersebut perlu ditanamkan dan dikembangkan oleh

peserta didik. Nilai-nilai tersebut adalah :

1. Nilai Kejujuran adalah perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan baik terhadap diri dan pihak lain.

2. Nilai Kepedulian adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

mencegah dan memperbaiki penyimpangan dan kerusakan manusia,

(28)

3. Nilai Berfikir adalah berfikir dan melakukan sesuatu secara kenyataan

atau logika (logis, kritis, kreatif, dan inovatif) untuk menghasilkan

cara atau hasil baru dari apa yang telah dimiliki.

4. Nilai Tanggung Jawab adalah sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya

dia lakukan, terhadap diri sendiri, negara, Tuhan YME, masyarakat,

lingkungan, baik alam, sosial, maupun budaya.

5. Nilai Cinta Ilmu adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang

menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap pengetahuan.

6. Nilai Kesantunan adalah sifat yang halus dan baik dari sudut pandang

tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua orang.

7. Nilai Menghargai Keberagaman adalah sikap memberikan

respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik,

sifat, adat, budaya, suku, dan agama.

8. Nilai Kecerdasan adalah ke mampuan seseorang dalam melakukan

tugas secara cermat, tepat, dan cepat.

9. Nilai Ketangguhan adalah sikap dan perilaku pantang menyerah.

10. Nilai Demokratis adalah cara berfikir, bersikap, dan bertindak yang

menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

11. Nilai Kemandirian adalah sikap dan perilaku yang tidak mudah

(29)

12. Nilai Keberanian Mengambil Resiko adalah kesiapan menerima resiko

yang timbul akibat tindakan yang dilakukan.

13. Nilai Berorientasi pada Tindakan adalah kemampuan untuk

mewujudkan gagasan menjadi tindakan nyata.

14. Nilai Berjiwa Kepemimpinan adalah kemampuan mengarah dan

mengajak individu atau kelompok untuk mencapai tujuan tertentu.

15. Nilai Kerja Keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan

tugas dengan baik.

16. Nilai Gaya Hidup Sehat adalah segala upaya untuk menerapkan

kebiasaan baik dalam menciptakan hidup sehat.

17. Nilai Kedisiplinan adalah sikap yang menunjukkan perilaku tertib dan

patuh pada peraturan.

18. Nilai Percaya Diri adalah sikap yakin akan kemampuan diri sendiri

terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan.

19. Nilai Keingintahuan adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya

untuk mengetahui lebih dalam dan luas dari apa yang dipelajarinya.

20. Nilai Kesadaran akan Hak dan Kewajiban adalah sikap tahu dan

mengerti serta melaksanakan apa yang menjadi milik diri sendiri atau

orang lain serta tugas dan kewajiban diri sendiri dan orang lain.

21. Nilai Kepatuhan terhadap Aturan Sosial adalah sikap menurut dan taat

terhadap aturan-aturan yang berkenaan dengan masyarakat dan

(30)

22. Nilai Penghargaan pada Karya dan Prestasi Orang Lain adalah sikap

dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan menghormati

keberhasilan orang lain.

23. Nilai Menghargai Keberagaman adalah sikap memberikan hormat

terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat, adat,

budaya, suku, dan agama.

Pendapat lain tentang nilai-nilai pendidikan karakter untuk

pendidikan budaya dan bangsa terdiri dari 18 butir (Listyarti, 2012: 5-8)

yaitu:

1. .Religius

Sikap perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup

rukun dengan pemeluk agama lain. Religius adalah proses mengikat

kembali atau bisa dikatakan dengan tradisi, sistem yang mengatur tata

keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang

Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan pergaulan

manusia dan manusia serta lingkungannya.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

kepercayaan.

(31)

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan

5. Kerja Keras

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil

baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam

menyelesaikan tugas.

8. Demokratis

Cara berfikir, bersikap dan bertindak yang menilai sama hak dan

kewajiban diriya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar.

(32)

Cara berfikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11.Cinta Tanah Air

Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.

12.Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan

sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta

menghormati keberhasilan orang lain.

13.Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul dan

bekerja sama dengan orang lain.

14.Cinta Damai

Sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15.Gemar Membaca

Membaca kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai

(33)

16.Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam disekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya

untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

17.Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain

dan masyarakat yang membutuhkan.

18.Tanggung Jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan, terhadap dirinya maupun

orang lain dan lingkungan sekitarnya.

4. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi terbentuknya karakter.

Beberapa ahli perpendapat bahwa faktor pembentuk karakter terdiri dari

dua macam, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Berikut adalah

penjelasan faktor-faktor tersebut:

a. Faktor Intern

Terdapat banyak hal yang mempengaruhi faktor internal ini diantaranya

adalah:

(34)

Insting adalah suatu sifat yang dapat menimbulkan perbuatan yang

menyampaikan tujuan dengan berfikir lebih dahulu kearah tujuan itu

tanpa didahului latihan perbuatan itu. Setiap perbuatan manusia lahir

dari suatu kehendak yang digerakkan oleh naluri. Pengaruh naluri

pada diri seseorang tergantung pada bagaimana seseorang

menyalurkan naluri tersebut. Naluri pengaruhnya juga sangat besar.

Naluri dapat menjerumuskan manusia kepada hal yang positif.

Sebaliknya naluri dapat condong ke arah negatif apabila tidak

tersalurkan dengan benar (Gunawan, 2012: 19).

2) Adat atau Kebiasaan

Salah satu faktor penting dalam tingkah laku manusia adalah

kebiasaan, karena sikap dan perilaku yang menjadi karakter sangat

erat sekali dengan kebiasaan. Kebiasaan adalah perbuatan yang selalu

diulang-ulang sehingga mudah untuk dikerjakan. Faktor kebiasaan ini

memegang peranan yang sangat penting dalam membentuk dan

membina karakter (Gunawan, 2012: 19).

3) Kehendak atau Kemauan

Kemauan ialah keinginan untuk melangsungkan segala ide walau

disertai dengan berbagai rintangan dan kesukaran. Kehendak atau

kemauan dikontrol oleh diri sendiri. Salah satu kekuatan yang

berlindung dibalik tingkah laku adalah kehendak atau kemauan keras.

Itulah yang menggerakkan dan merupakan kekuatan yang mendorong

(35)

kehendak itulah menjelma suatu niat yang baik dan buruk dan tanpa

kemauan semua ide, keyakinan, kepercayaan pengetahuan menjadi

pasif. (Gunawan, 2012: 20)

4) Suara Hati atau Hati Nurani

Hati nurani adalah suatu benih yang telah diciptakan oleh Allah dalam

jiwa manusia. Nurani dapat tumbuh berkembang serta berbunga

karena pengaruh pendidikan, dia akan statis bila tidak ditumbuh

kembangkan. Oleh karenanya, pendidikan karakter tidak akan

mencapai sasarannya tanpa disertai pemupukan hati nurani, yang

merupakan kekuatan dari dalam diri manusia, yang dapat menilai baik

dan buruk suatu perbuatan (Santhut, 1998: 93).

5) Hereditas atau Keturunan

Hereditas merupakan sifat-sifat atau ciri yang diperoleh oleh seorang

anak atas dasar keturunan atau pewarisan dari generasi ke generasi

melalui sebuah benih. Dalam islam, sifat atau ciri-ciri bawaan tersebut

disebut fitrah. Fitrah adalah potensi atau kekuatan yang terpendam

dalam diri manusia, yang ada dan tercipta bersama dengan proses

penciptaan manusia. Potensi tersebut tumbuh serta berkembang

setelah mendapatkan rangsangan-rangsangan dan pengaruh dari luar

atau faktor ekstern (Tadjab, 1994: 27).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern atau faktor dari luar pembentuk karaktek diantaranya

(36)

1) Pendidikan

Pertumbuhan karakter tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan

secara keseluruhan. Tujuan pendidikan ialah menyiapkan manusia

supaya hidup dengan kehidupan yang sempurna. Pendidikan

mempunyai peran yang sangat penting dalam pembentukan karakter

seseorang sehingga baik dan buruknya akhlak seseorang sangat

tergantung pada pendidikan. Pendidikan menjadikan manusia sebagai

insan kamil. Begitu pentingnya faktor pendidikan itu sehingga dengan

pendidikan naluri yang terdapat pada seseorang dapat dibangun

dengan baik dan terarah. Oleh karena itu, pendidikan agama perlu

diimplementasikan baik dalam pendidikan formal di sekolah,

pendidikan informal di lingkungan keluarga dan pendidikan non

formal yang ada di masyarakat (Yunus, 2012: 5).

2) Lingkungan

Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar kita, baik berupa

tumbuhan, keadaan tanah, udara, dan pergaulan manusia dengan alam

sekitar (Gunawan, 2012: 22).

Adapun lingkungan dapat di bagi menjadi beberapa macam yaitu:

a) Lingkungan yang bersifat kebendaan

Alam yang ada disekitar manusia merupakan faktor yang

mempengaruhi dan menentukan tingkah laku manusia. Lingkungan

(37)

yang dibawa seseorang. Itu semua dapat terjadi tergantung

seseorang tersebut dalam menyikapinya.

b) Lingkungan pergaulan

Seorang yang hidup dalam lingkungan yang baik secara

langsung atau tidak dapat membentuk kepribadian manusia

menjadi baik, begitu pula sebaliknya jika seseorang yang hidup

dalam lingkungan yang tidak mendukung dalam proses

pembentukan karakter maka setidaknya dia akan terbawa atau

terpengaruh oleh lingkungan tersebut. Lingkungan teman-teman

yang jahat mempunyai pengaruh yang negatif terhadap

perkembangan anak, bukan hanya perkataannya saja tetapi seluruh

perilaku atau perbuatannya. Jadi dapat dikatakan bahwa

lingkungan pergaulan mempunyai pengaruh yang sangat dominan

terhadap perkembangan anak.

c) Lingkungan keluarga

Anak adalah amanat dari Allah SWT yang dititipkan kepada

kedua orang tua. Tanggung jawab keluarga yakni kedua orang tua

terhadap pendidikan anaknya yaitu mendidik dengan

sebaik-baiknya agar menjadi manusia yang bertakwa. Anak lahir dalam

keadaan suci, bersih dan sederhana. Hal ini menunjukkan bahwa

anak lahir dalam keadaan tidak berdaya dan belum dapat berbuat

apa-apa, sehingga masih sangat menggantungkan diri pada orang

(38)

sosok teladan bagi anak bagaimana dia harus bersikap agar menjadi

manusia yang sebaik-baiknya. Apabila orang tua tidak dapat

menjadi figur contoh yang baik, maka anak akan mencari

lingkungan lain yang mungkin saja belum tentu baik untuknya.

Oleh karena itu, tugas orang tualah yang harus menjaga serta

mengarahkan anak-anaknya sesuai dengan ajaran agama serta

norma-norma yang ada.

d) Lingkungan yang berwujud kesusasteraan.

Lingkungan ini dikategorikan menjadi dua macam yaitu buku

bacaan yang bermanfaat bagi perkembangan anak dan buku bacaan

yang merugikan perkembangan anak. Nilai-nilai baik yang dapat

diambil dari buku dapat menjadi pembentuk karakter anak.

Sebaliknya dengan buku-buku yang membawa pengaruh buruk

akan merusak perkembangan anak. Melalui buku, segala ilmu

pengetahuan serta wawasan diperoleh sehingga harus selektif

dalam pemilihan buku. Oleh karena itu, ini merupakan tugas dan

tanggung jawab seorang pendidik dan keluarga.

5. Pengertian Kegiatan Keagamaan

Kegiatan keagamaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan

bidang keagamaan yang ada dalam kehidupan masyarakat sebagai bentuk

pelaksanaan ajaran Agama Islam dalam kehidupan sehari-hari. (Jalaludin,

(39)

Kegiatan keagamaan adalah segala bentuk kegiatan yang terencana

dan terkendali sebagai usaha untuk menanamkan nilai-nilai keagamaan

yang dapat dilakukan oleh perorangan atau kelompok (Novearti, 2017: 2).

Perilaku keagamaan yaitu segala tindakan, perbuatan atau ucapan

yang dilakukan seseorang sedangkan yang berkaitan dengan agama,

semuanya dilakukan karena adanya kepercayaan kepada Tuhan, ajaran,

kebaktian dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan

kepercayaan (Fauzi, 2016: 150).

Dari penjelasan di atas, penulis menyimpulkan bahwa kegiatan

keagamaan adalah segala aktivitas yang dilakukan secara individu maupun

kelompok yang berhubungan dengan religius atau spiritual sebagai bentuk

ketaatan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

6. Tujuan Kegiatan Keagamaan

Tujuan kegiatan keagamaan yang diambil dari buku Ensiklopedia

Islam Cetakan Ke-3 (1994: 120) adalah:

a. Membina hubungan yang serasi dan teratur antara manusia dan Allah,

manusia dengan pencipta-Nya, manusia dengan lingkungannya, serta

manusia dengan sesamanya dalam rangka membina masyarakat yang

bertaqwa kepada Allah SWT.

b. Menambah ilmu pengetahuan agama.

c. Menjalin silaturahmi.

d. Meningkatkan intensitas dakwah islamiyah kepada siswa dalam rangka

(40)

e. Membangun kesadaran siswa bahwa kegiatan keagamaan akan

memotivasi sikap beragama.

f. Membangun pribadi siswa dalam beribadah.

g. Menciptakan generasi dengan menciptakan siswa yang memiliki SQ

baik dalam moral dan etika.

h. Meningkatkan kemampuan siswa dalam aspek kognitive, afektif, dan

psikomotorik.

i. Pengembangan bakat dan minat siswa sebagai pembinaan pribadi

seutuhnya.

7. Jenis Kegiatan Keagamaan

Jenis-jenis kegiatan keagamaan itu berbeda-beda (Daradjat 1983:

4). Kegiatan keagamaan menurut sudut pandangnya dijelaskan sebagai

berikut:

a. Kegiatan keagamaan Islam yang bersifat umum dan khusus

Kegiatan keagamaan yang didasarkan pada umum dan khususnya ada

dua macam, yaitu :

1) Khasahah adalah kegiatan keagamaan Islam yang ketentuannya

telah ditetapkan oleh nash, seperti: shalat, zakat, puasa, dan haji.

2) Aamah adalah semua perbuatan baik yang dilakukan dengan niat

yang baik dan semata-mata karena Allah, seperti makan dan

(41)

perbuatan itu untuk menjadi badan jasmaniyah dalam rangka agar

dapat beribadat kepada Allah.

b. Kegiatan keagamaan Islam dari segi pelaksanaannya

Kegiatan keagamaan Islam dari segi pelaksanaannya dibagi menjadi

tiga yaitu jasmaniyah ruhiyah (shalat dan puasa), ruhiyah dan maliyah

(zakat), dan jasmaniyah ruhiyah dan maliyah, (mengerjakan haji).

c. Kegiatan keagamaan Islam dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat.

Kegiatan keagamaan Islam dari segi kepentingan perseorangan atau

masyarakat dibagi dua yaitu Fardhi, sepeti shalat dan puasa, kedua

ijtimai seperti zakat dan haji.

d. Kegiatan keagamaan Islam dari segi bentuk dan sifatnya

Kegiatan keagamaan Islam dari segi bentuk dan sifatnya dibedakan

menjadi tiga yaitu:

1) Kegiatan keagamaan Islam yang berupa perkataan atau ucapan

lidah seperti: membaca doa, membaca Al-Quran, membaca zikir,

membaca tahmid, dan mendoakan orang yang bersin.

2) Kegiatan keagamaan Islam yang berupa pekerjaan tertentu yang

bentuknya meliputi perkataan dan perbuatan, seperti shalat, zakat,

(42)

3) Kegiatan keagamaan Islam yang berupa perbuatan yang tidak

ditentukan bentuknya, seperti: menolong orang lain, berjihad,

membela diri dari gangguan tajhizul-janazah.

Dari pendapat di atas penulis memaparkan kegiatan keagamaan yang

penulis ingin teliti adalah sebagai berikut:

1. Kegiatan keagamaan Islam didasarkan pada umum dan khususnya yaitu

khasahah adalah kegiatan keagamaan Islam yang ketentuannya telah

ditetapkan oleh nash, seperti: shalat. Kegiatan keagamaan Islam yang akan

peneliti teliti yaitu shalat dhuha dan shalat dzuhur berjamaah.

2. Kegiatan keagamaan Islam dari segi bentuk dan sifatnya

Kegiatan keagamaan Islam yang berupa perkataan atau ucapan lidah

seperti: membaca doa sebelum kegiatan belajar mengajar berlangsung,

hafalan juz amma, tadarus, membaca asmaul husna, tahfidz hafalan

Al-Quran dan qiraah.

3. Kegiatan keagamaan Islam yang berupa perbuatan yang tidak ditentukan

bentuknya, seperti: membuat kaligrafi dan infaq.

8. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan

Kegiatan ekstra yang diselenggarakan di sekolah perlu adanya

perencanaan maupun penjadwalan. Menurut Uzer dan Lilis Setiawati

(1993: 22), sebelum melaksanakan kegiatan ekstra keagamaan hendaknya

memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Kegiatan ekstrakurikuler yang diberikan kepada siswa secara

(43)

minat siswa dan tersedianya fasilitas yang diperlukan serta adanya

guru atau petugas yang membimbing kegiatan tersebut. Siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler berdasarkan minat masing-masing

akan lebih berhasil dibandingkan dengan siswa yang terpaksa atau

tidak sesuai dengan keinginan mereka.

b. Kegiatan yang direncanakan untuk siswa hendaknya memperhatikan

keselamatan dan kemampuan siswa serta kondisi sosial dan budaya

setempat. Sebelum melaksanakan kegiatan pembimbing harus

memperhatikan kemampuan siswa karena dengan begitu akan

membuat siswa merasa senang melakukan kegiatan yang diberikan

dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler.

c. Penyusunan rencana program yang meliputi pembiayaan, jadwal, dan

administrasi dengan melibatkan kepala sekolah, wali kelas dan guru

atau pelatih kegiatan ekstra yang ditentukan.

d. Menetapkan waktu pelaksanaan, objek kegiatan serta kondisi

lingkungannya. Dengan menetapkan waktu pelaksanaan objek kegiatan

serta kondisi lingkungannya dimaksudkan agar siswa mengetahui

jenis-jenis kegiatan apa yang dilakukan sesuai dengan bakat dan

minatnya serta didukung dengan kondisi lingkungan yang baik

sehingga mengetahui waktu pelaksanaannya dan tidak berbentur

dengan kegiatan lain.

e. Mengevaluasi hasil-hasil kegiatan siswa, setelah melakukan kegiatan

(44)

mengevaluasi akan diketahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki

siswa dari hasil kegiatan itu.

B. Kajian Pustaka (kajian penelitian terdahulu)

1. Penelitian terdahulu dari Anis Fauzi (2016) tentang “Implementasi

Pendidikan Karakter Dalam Membentuk Perilaku Sosial dan Keagamaan

Siswa di SMP Negeri 1 Cimanuk”. Implementasi Program Pendidikan

Karakter di SMP Negeri 1 Cimanuk berupa perilaku keagamaan dari

kegiatan pengajian jum’at taqwa, sebagai berikut: Pembacaan surat yasin

bersama dibimbing oleh guru, Pembacaan dzikir dan tasbih bersama-sama,

Tawashul yang dibimbing oleh guru dan Pembina kerohanian, pembacaan

marhaba oleh siswa secara bergiliran per kelas setiap kegiatan penga-jian

Jum’at taqwa atau pada kegiatan keagamaan lainya, Pembacaan shalawat

bersama-sama, Pembacaan do’a dipimpin oleh guru atau siswa yang

ditugaskan, dan penampilan seni budaya Islam seperti group marawis dan

qasidah pada waktu-waktu tertentu. Perbedaan penelitian ini dengan

penelitian yang dilakukan peneliti yaitu terletak pada tujuan pendidikan

karakter itu sendiri. Penelitian ini berfokus pada dua aspek yaitu perilaku

sosial dan pendidikan karakter siswa. Pendidikan karakter yang

diimplementasikan di sekolah diharapkan mampu membentuk perilaku

sosial dan keagamaan peserta didik.

2. Asifah Ocwania (2015) dalam penelitiannya tentang “Pembinaan

Kepribadian Islam Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Keagamaan

(45)

bahwa pembinaan kepribadian islam siswa dilakukan ketika ada siswa

yang kurang baik tingkah lakunya agar menjadi baik melalui kegiatan

BTQ atau baca tulis Al-Quran. Kegiatan pembinaan kepribadian islam ini

dilakukan sebelum kegiatan BTQ dimulai yaitu dengan memberikan

siraman rohani dan nasehat-nasehat dengan keteladanan sehingga menjadi

pembiasaan. Hal ini dilakukan agar para siswa melakukan hal yang

positif. Evaluasi kegiatan BTQ dimasukkan ke dalam nilai rapor.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan yaitu

terletak pada jenis kegiatannya. Implementasi pendidikan karakter yang

penulis teliti diambil dari berbagai macam kegiatan keagamaan yang

diadakan di sekolah tidak hanya BTQ (Baca Tulis Al-Quran) saja yaitu

kegiatan sholat dhuha berjamaah, sholat dhuhur berjamaah, infaq, tadarus,

tahfidz, membaca asmaul husna, kaligrafi, hafalan juz amma, berdoa

sebelum kegiatan pembelajaran berlangsung, dan qiraah.

3. Aryanti Zahro (2014) yang berjudul “Upaya Pembinaan Akhlak Melalui

Kegiatan Keagamaan di SMP Muhammadiyah Ayah”. Hasil penelitian

tersebut adalah kegiatan keagamaan di sekolah tersebut terdiri dari dua

bentuk, yaitu kegiatan keagamaan dalam pembelajaran PAI yang terdiri

dari baca tulis Al-Quran, praktik zakat dan haji. Kedua, kegiatan

keagamaan di luar jam pembelajaran PAI seperti; sholat dhuha, kajian

keagamaan, hafalan doa dengan metode tamyis, membaca hafalan surat,

(46)

pembinaan akhlak melalui kegiatan keagamaan di SMP Muhammadiyah

Ayah menggunakan metode teladan, pembiasaan, teladan, training.

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang penulis lakukan

adalah praktek kegiatan keagamaan yang diteliti terdapat pada kegiatan

keagamaan yang diadakan sekolah. Selain itu, pelaksanaan implementasi

pendidikan karakter tersebut tidak menggunakan berbagai macam metode.

Peneliti langsung terjun ke dalam penelitian sesuai dengan kegiatan

keagamaan yang diadakan oleh sekolah.

BAB III

METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian diskriptif

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain, secara

(47)

pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Lexy, J Moleong, 1993:6).

Penelitian kualitatif lebih menekankan kepada pemahaman makna,

berkaitan erat dengan nilai-nilai tertentu, lebih menekankan pada proses

daripada pengukuran, mendeksripsikan, menafsirkan, dan memberikan

makna dan tidak cukup dengan penjelasan belaka, dan memanfaatkan

multimetode dalam penelitian (Sutama, 2012:61).

Penggambaran dan analisis terhadap fenomena adalah ciri dari

penelitian kualitatif. Suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok dengan mempunyai dua tujuan utama, yaitu pertama

menggambarkan dan mengungkap (to describe and explore) dan kedua

menggambarkan dan menjelaskan (to describe and explain) (Nana

Syaodih, 2007 : 60).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian ialah di Madrasah Tsanawiyah Negeri

Wonosegoro yang terletak di Karanggede-Wonosegoro desa Karangjati

kecamatan Wonosegoro Kabupaten Boyolali. Penelitian ini dilaksanakan

mulai 22 November 2017 sampai dengan tanggal 22 Januari 2018.

C. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat

(48)

penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah data

tambahan seperti dokumen dan lain-lain (Lofland (1984) dalam Moleong

(2009:157). Dalam penelitian ini, data-data yang diperlukan diperoleh dari

dua sumber:

1. Data primer

Dalam penelitian ini, data primer digunakan untuk memperoleh data

yang berkaitan dengan implementasi pendidikan karakter melalui

kegiatan keagamaan. Data primer dalam penelitian ini yaitu wakil

kepala bidang kesiswaan, asisten wakil kepala bidang kurikulum guru

pembina kegiatan keagamaan, guru BK, dan Siswa MTs Negeri

Wonosegoro.

2. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari data yang sudah ada dan

memiliki hubungan dengan masalah yang diteliti, yaitu meliputi buku

ilmiah, jurnal, artikel, observasi, dan dokumentasi.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan

beberapa cara yaitu:

a. Wawancara

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih

secara langsung (Usman&Purnomo, 2011:55). Wawancara dilakukan

(49)

keagamaan dan siswa MTs Negeri Wonosegoro Kab. Boyolali.

Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara

terstruktur karena peneliti dalam melakukan kegiatan menggunakan

panduan wawancara untuk mendapatkan data mengenai implementasi

pendidikan karakter.

b. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala-gejala yang diteliti. Menurut Sugiyono (2015: 203),

observasi adalah teknik yang digunakan oleh peneliti untuk

mengetahui aktivitas-aktivitas yang terjadi selama penelitian dengan

mengamati secara langsung. Cara ini juga efektif untuk

menggambarkan kondisi kelas, perilaku siswa, atau respon dan

tanggapan dari siswa tentang penelitian ini. Observasi ini difokuskan

pada implementasi pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan

(Usman&Purnomo, 2011: 52).

c. Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi ialah

pengambilan data yang diperoleh melalui dokumen-dokumen.

Dokumentasi dalam penelitian ini diantaranya adalah dokumentasi

yang berupa jadwal kegiatan keagamaan, lembar kegiatan/catatan

kegiatan keagamaan, daftar hadir kegiatan dan foto-foto kegiatan

(50)

implementasi pendidikan karakter benar-benar dilaksnakan di MTs

Negeri Wonosegoro.

E. Analisis Data

Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan

data kedalam pola, kategori dan satuan uraian dasar sehingga dapat

ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang

disarankan oleh data. (Moleong, 2009:280)

Dalam penelitian ini menggunakan teknik analisis dengan metode

yang berasal dari teori Miles dan Hubermas Miles and Hubermas

(1994:12) yang menyatakan “methods of data analysis called Interactive

Model which comprises four steps of analysis activity in cyclical and

interactive process”. Ia menyatakan bahwa metode analisis data disebut

dengan model interaktif yang terdiri dari empat tahapan kegiatan analisis

dalam proses yang saling berhubungan dan interaktif sebagai berikut :

Data collection (pengumpulan data)

Data reduction (reduksi data)

Data display (penyajian data)

(51)

1. Pengumpulan Data

Langkah pertama dalam teknik analisis data adalah pengumpulan data.

Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan

wawancara, observasi dan dokumentasi.

2. Reduksi Data

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu

maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti

merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang

penting, mencari pola yang tepat dan membuang yang tidak perlu. Dengan

demikian data yang diperoleh kemudian direduksi akan memberikan

gambaran yang jelas dan akan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya dan mencarinya bila diperlukan.

Pada proses reduksi data, peneliti merangkum catatan-catatan lapangan

dengan memilah hal-hal yang pokok yang berhubungan dengan

permasalahan penelitian, rangkuman catatan-catatan lapangan itu

kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang lebih

tajam serta mempermudah pelacakan kembali apabila sewaktu-waktu data

diperlukan kembali (Sugiyono, 2016:338).

3. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau

bagian-bagian tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian

(52)

lebih utuh. Data-data tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk

disortir menurut kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang

sejenis untuk ditampilkan agar selaras dengan permasalahan yang

dihadapi, termasuk kesimpulan-kesimpulan sementara diperoleh pada

waktu data direduksi.

Dengan display data maka akan mempermudah untuk melakukan

pemahaman apa yang terjadi, merencanakan penelitian kerja yang

selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami tersebut. Dalam

melakukan display data selain dengan teks naratif juga dengan gambar

bahkan grafik maupun chart.

4. Penarikan Kesimpulan

Langkah terakhir adalah penarikan kesimpulan berdasarkan analisis

data. Peneliti menjumlah dan mengklasifikasi data yang telah didapatkan.

Verifikasi dilakukan untuk memeriksa kembali untuk menetapkan

kesimpulan.

F. Pengecekan Keabsahan Temuan

Keabsahan data ini sebagai suatu usaha peneliti untuk

menunjukkan bahwa penelitian ini benar-benar ilmiah. Ada beberapa

teknik pemeriksaan keabsahan data dalam penelitian kualitatif seperti yang

telah dituliskan oleh Moleong (2009:32), teknik pemeriksaan keabsahan

(53)

keikut-sertaan, ketekunan pengamatan, triangulasi, pengecekan sejawat,

kecukupan referensial, kajian kasus negatif dan pengecekan anggota.

Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah teknik triangulasi. Menurut Moleong (2009:330) ,

triangulasi adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu

yang lain. Menurut Denzin (1978) dalam Moleong (2009:330)

membedakan empat macam triangulasi sebagai teknik pemeriksaan yang

memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori.

Dalam penelitian ini menggunakan dua jenis triangulasi yaitu

triangulasi sumber dan triangulasi metode.

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber dengan cara mencari informasi dengan alat dan

waktu yang berbeda. Peneliti melakukan perbandingan data hasil

observasi dengan wawancara. Selain itu peneliti juga membandingkan

jawaban wawancara antara wakil kepala bidang kesiswaan, asisten

wakil kepala bidang kurikulum, guru pembina kegiatan keagamaan,

guru BK, dan siswa MTs Negeri Wonosegoro.

2. Triangulasi metode

Triangulasi metode juga digunakan dalam penelitian ini, peneliti

mengecek hasil data yang diperoleh melalui beberapa teknik

(54)

BAB IV

PAPARAN DAN ANALISIS DATA

A. Paparan Data

Profil MTs Negeri Wonosegoro

1. Sejarah Singkat Berdirinya MTs Negeri Wonosegoro

Berdirinya MTs Negeri Wonosegoro diprakarsai oleh para

tokoh masyarakat para kyai yang berada kecamatan Wonosegoro

(55)

pasca peristiwa G 30 S PKI. Inisiatif mendirikan Madrasah muncul

dari Alim Ulama /Tokoh NU di desa Ketoyan pada tahun 1966 dengan

nama MTs NU Ketoyan dengan dipimpin oleh Kyai Dimyati. Pada

tahun 1968 seiring dengan pergantian pimpinan, MTs NU berpindah

tempat ke Desa Karangjati dan berlangsung sampai sekarang.

Pada perkembangan berikutnya terjadi berulang kali

perubahan nama. Pada tahun 1973 berubah menjadi MMP (Madrasah

Menengah Pertama). Kemudian pada tahun 1976 berubah menjadi

MTs NU kembali dan dua tahun kemudian tepatnya pada tahun 1977

berubah menjadi MTs Al Islam. Perubahan tersebut terjadi seiring

dengan pergantian Kepala Madrasah atau pengurus yayasan. Pada

tahun 1983 terjadi perubahan status MTs dari MTs swasta menjadi

MTs Filial Negeri Nogosari dan pada tahun 1995 berubah status dari

MTs Filial Nogosari menjadi MTs Negeri Wonosegoro.

Adapun Profil MTs Negeri Wonosegoro sebagai berikut:

Nama Sekolah : MTsN Wonosegoro

N.I.S : 09

NSS : 123330918001

Kecamatan : Wonosegoro

(56)

Pripinsi : Jawa Tengah

Desa/ Kelurahan : Karangjati

Jalan : Karanggede – Wonosegoro

Kode Pos : 57382

Telepon : 0298610635

Daerah : Pedesaan

Status Sekolah : Negeri

Kelompok Sekolah : Inti

Tahun berdiri : 1966

Tahun perubahan : 1995

Bangunan Sekolah : Milik Negara

Lokasi Sekolah : Karangjati

Perubahan Sekolah : 1977 MTs Al Islam

1995 MTsN Wonosegoro

2. Lokasi MTs Negeri Wonosegoro

MTs Negeri Wonosegoro adalah satu-satunya MTs Negeri di

Wilayah Boyolali paling utara, tepatnya di Jalan raya

(57)

pusat kota kabupaten Boyolali sekitar 23 km kearah utara. Meskipun

demikian, letaknya berada di pinggir jalan raya yang menghubungkan

daerah kecamatan Karanggede, kecamatan Wonosegoro, dan

kecamatan Juwangi, semuanya masuk wilayah kabupaten Boyolali.

Karena letak yang strategis tersebut, siswanya rata-rata berasal dari

beberapa kecamatan yang berdekatan, yaitu dari kecamatan

Wonosegoro, Karanggede, dan kecamatan Juwangi serta Grobogan.

3. Organisasi Sekolah, Personil Guru dan Karyawan

Sebagai sekolah negeri yang berada dibawah naungan Kementerian

Agama, MTs Negeri Wonosegoro dipimpin oleh seorang Kepala

Madrasah yang dibantu oleh Waka Kurikulum, Kesiswaan, Sarpras,

Humas dan Kepala Tata Usaha. Adapun Struktur Organisasinya

sebagai berikut :

Tabel 4.1 Struktur Organisasi MTs Negeri Wonosegoro Tahun

Pelajaran 2017/2018

No. Jabatan Nama

1. Kepala Madrasah Drs. H. Dwikur Innama, M.Pd

2. Wk. Kurikulum Sutrisno.S.PdI. MM.

- As. Wk.Kurikulum Tri Widodo, S.Pd

3. Wk. Kesiswaan Yusriah Tri Widarti N.K, S.Ag

- As. Wk. Kesiswaan Joko Sulistiyo, S.Pd

(58)

-As. Wk.Sarana Prasarna -

5. Wk. Humas Amirrudin, S.Ag

-As. Wk. Humas Drs. Eko Wiyono

6. Ka. Ur. Tata Usaha Dian Nirwana, S.Sos

7. Bendahara UYHD Sochiffudin, S.Pd

8. Bendahara BOS Sochiffudin, S.Pd

9. Wali Kelas 9A Suprojo, S.Pd.

10. Wali Kelas 9B Drs. Sulistiyana

11. Wali Kelas 9C Drs. Eko Wiyono

12. Wali Kelas 9D Joko Sulistyo, S.Pd.

15. Wali Kelas 9E Umi Munawaroh, S.Ag.

16. Wali Kelas 9F Triwidodo, S.Pd.

17. Wali Kelas 8A Endah Sulistyorini, S.Pd.

18. Wali Kelas 8B Sumiyatun, A.Md.

19. Wali Kelas 8C Siti Hritsah, S.Ag.

20. Wali Kelas 8D Wiwin Istiqomah, S.Pd.

21. Wali Kelas 8E Mashudi, S.Ag.

28. Koordinator BP Sumanto, S.Pd.

1. BP Kelas 9 Paimin, S.PdI.

2. BP Kelas 8 Joko Sulistyo, S.Pd.

(59)

29. Kordinator Lab. Komputer Mashudi, S.Ag.

30. Koordinator PKS M. Zainudin, A.Ma.

31. Koordinator PMR Dra. Taslimatul Choiriyah

32 Kegiatan Ekstra Kurikuler

1. Pembina Pramuka 1. Paimin, S.PdI.

2. Dra. SAD Hastuti 3. Eny Budiyarti, S.Pd. 4. W Eko Wiyono, S.Pd.

2. Pembina Marching Band 1. Arif Hanafi, S.Ag.,M.Pd.

2. Paimin, S.PdI.

3. Pembina Khafidz Qur’an Tri Widodo, S.Pd.

4. Pembina Seni Baca Al

Qur’an

Siti Darojah, S.PdI.

5. Pembina BTA 1. Drs. Eko Wiyono

2. M. Zuhri, S.Ag.

6. Pembina Elektronika 1. Suprojo, S.Pd.

2. Drs. Agus Rustomo

7. Pembina Seni W. Eko Wiyono, S.Pd

8. Pembina Komputer 1. Mashudi, S.Ag.

2. Sochiffuddin, A.Ma. 3. Dewi Chotijah

4. Struktur Organisasi BK MTs Negeri Wonosegoro

Kepala

Guru Pembina Guru Mata

Pelajaran Wali Kelas

(60)

5. Bidang Keagamaan dan Kerohanian.

Dalam bidang keagamaan, para siswa dapat melaksanakan

berbagai kegiatan. Kegiatan keagamaan dan kerohanian diantaranya:

1) Qiraatul quran

2) Hafalan juz amma

3) Sholat dhuha berjamaah

4) Sholat dzuhur berjamaah

5) Infaq setiap hari jumat

6) Tadarus bersama menjelang pelajaran

6. Keadaan Siswa MTs Negeri Wonosegoro

Siswa MTs Negeri Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro,

Kabupaten Boyolali ini berasal dari lingkungan sekitar sekolah yang

memiliki jumlah penduduk ± 3000 jiwa. Jumlah siswa yang ada pada

MTs Negeri Wonosegoro pada mulanya sangat sedikit sekali karena

sekolah yang masih baru dan minimnya fasilitas yang ada, bahkan

(61)

penduduk. Namun sejalan dengan perkembangan zaman MTs Negeri

Wonosegoro ini telah memberikan hasil yang baik, ditunjang lagi

dengan banyaknya prestasi yang diraih, baik prestasi akademik

maupun prestasi non akademik, menjadikan pertambahan jumlah

siswa dari tahun ke tahun semakin banyak. Pada tahun 2017/2018 ini

MTs Negeri Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro, Kabupaten

Boyolali memiliki jumlah siswa 544 siswa yang terdiri dari kelas VII

terbagi menjadi 6 rombongan belajar, kelas VIII menjadi 6, kelas IX

menjadi 6. Siswa MTs Negeri Wonosegoro, Kecamatan Wonosegoro,

Kabupaten Boyolali kebanyakan berasal dari keluarga ekonomi

menengah kebawah, pekerjaan orang tua wali sebagian besar adalah

tani dan hanya sebagian kecil saja yang pekerjaan orang tuanya

sebagai pegawai.

Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018

(62)

B. Temuan Penelitian

1. Pendidikan Karakter di MTs Negeri Wonosegoro

Berdasarkan hasil temuan melalui observasi dan wawancara dalam

penelitian ini, dalam pendidikan karakter bagi siswa di MTs Negeri

Wonosegoro sudah berjalan yaitu melalui berbagai kegiatan, baik kegiatan

dalam pembelajaran ataupun kegiatan ekstrakurikuler.

5 7E 13 19 32

6 7F 7 26 33

7 8A 16 13 29

8 8B 16 12 28

9 8C 14 14 28

10 8D 15 12 27

11 8E 8 20 28

12 8F 13 15 28

13 9A 17 11 28

14 9B 16 12 28

15 9C 18 12 30

16 9D 16 11 27

17 9E 6 26 32

18 9F 2 28 30

(63)

Pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran, telah diupayakan

berbagai inovasi pendidikan karakter. Inovasi tersebut ialah pendidikan

karakter secara terintegritas kedalam semua mata pelajaran.

Hal ini dibuktikan dengan hasil wawancara dengan responden 1

(R.1) sebagai berikut :

“Upaya sekolah kita dalam pendidikan karakter itu dilaksanakan

baik dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran contohnya melalui kegiatan ektra kurikuler seperti Pramuka,

olahraga, drum band, dan kegiatan-kegiatan agama” (wawancara

pada tanggal (Wawancara tanggal 22 November 2017 pukul 09.20 WIB di sekolah).

Pengintegrasian pendidikan karakter melalui proses pembelajaran semua

mata pelajaran di sekolah sekarang menjadi salah satu model yang

ditempuh dalam pendidikan karakter dengan paradigma bahwa semua guru

adalah pendidik karakter. Semua mata pelajaran juga di asumsikan

memiliki misi dalam pembentukan karakter mulia para peserta didik

(Mulyasa, 2011: 59).

Guru melaksanakan proses pemebelajaran bermuatan pendidikan karakter

mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran.

Pada tahap perencanaan pemebelajaran, silabus, RPP, maupun bahan ajar

dirancang agar muatan maupun kegiatan pebelajarannya berwawasan

pendidikan karakter.

Kegiatan pembelajaran yang terdidiri dari tahapan kegiatan pendahuluan,

(64)

memprakrtikan nilai-nilai karakter yang ditargetkan. Dalam penilaian

pendidikan karakter, penilaian tidak hanya menyangkut pencapaian

kognitif peserta didik tetapi juga pencapaian efektif dan psikomotoriknya.

Penilaian karakter lebih mementingkan pencapaian efektif dan

psikomotorik peserta didik dibandingkan pencapaian kognitifnya. Dalam

pelaksanaan pendiidkan karakter perilaku guru sepanjang proses

pembelajaran harus menjadi model pelaksanaan nilai-nilai bagi peserta

didik.

Dalam pendidikan karakter siswa selain melalui kegiatan pembelajaran

dari pihak sekolah juga menanamkan nilai-nilai karakter melalui kegiatan

intra sekolah, pembiasaan, ekstrakulikurer, dan kegiatan keagamaan.

2. Implementasi pendidikan karakter di MTs Negeri Wonosegoro

Berdasarkan hasil temuan melalui wawancara dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa upaya sekolah dalam implementasi pendidikan

karakter bagi siswa di MTs Negeri Wonosegoro yaitu melalui berbagai

kegiatan, baik kegiatan dalam pembelajaran ataupun kegiatan

ektrakurikuler. Kegiatan ekstrakurikuler diantaranya yaitu pramuka,

olahraga, drumband dan kegiatan agama. Hal ini dibuktikan dengan hasil

wawancara dengan responden 1 (R.1) sebagai berikut :

“Upaya sekolah kita dalam pendidikan karakter itu dilaksanakan

baik dalam proses pembelajaran maupun di luar jam pembelajaran contohnya melalui kegiatan ektra kurikuler seperti Pramuka,

olahraga, drum band, dan kegiatan-kegiatan agama” (wawancara

(65)

Implementasi pendidikan karakter di MTs Negeri Wonosegoro selain

melalui kegiatan ekstrakurikuler juga dengan pembiasaan-pembiasaan

yang baik bagi siswa dengan membuat tata tertib sekolah. Tata tertib yang

dibuat oleh sekolah diharapkan bisa menjadi bekal pendidikan karakter

bagi siswa. Hal ini didapat dari hasil wawancara dengan responden 2 (R.2)

sebagai berikut:

“Pendidikan karakter di sekolah ini ditanamkan dengan

pembiasaan-pembiasaan yang baik bagi siswa. Sekolah memiliki tata tertib yang harus dipatuhi oleh siswa. Melalui tata tertib sekolah diharapkan bisa memberikan bekal pendidikan karakter

bagi siswa”. (Wawancara tanggal 22 November 2017 pukul 10.00

WIB di sekolah).

Pernyataan lain mengenai upaya penanaman pendidikan karakter

melalui tata tertib atau peraturan sekolah juga di ungkapkan oleh

responden 3 (R.3) dalam wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti

sebagai berikut:

“ Pendidikan karakter yang diberikan disini bukan hanya teori saja

melainkan langsung pada praktek. Siswa harus mematuhi aturan sekolah serta mengikuti kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Peraturan sekolah dan kegiatan di sekolah yang di ikuti oleh siswa

diharapkan agar berkakarkter baik”. (Wawancara tanggal 22 November 2017 pukul 12.15 WIB di sekolah).

Kegiatan keagamaan dalam penenaman pendidikan karakter di

MTs Negeri Wonosegoro ada bermacam-macam, diantaranya adalah

kegiatan sholat dhuha, sholat dzuhur berjama’ah, pembacaan asmaul

husna, kegiatan tahfidz Al qur’an atau menghafal Al qur’an, seni kaligrafi,

Gambar

Tabel 4.1 Struktur Organisasi MTs Negeri Wonosegoro Tahun
Tabel 4.2 Jumlah Siswa MTs Negeri Wonosegoro Tahun Pelajaran 2017/2018

Referensi

Dokumen terkait

Kendala dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan diantaranya banyak siswa yang beranggapan bahwa sholat Dhuha merupakan amalan sunnah

Adapun karakter terpuji yang diharapkan dapat ditanamkan pada siswa SMP PGRI Gurah Kab Kediri dalam kegiatan keagamaan sholat dhuha ini yaitu: karakter religious, dalam kegiatan

Dalam penelitian ini memperoleh kesimpulan 1) implementasi kegiatan ekstrakurikuler berbasis keagamaan dalam pembentukan karakter religius peserta didik di MI

Pembentukan karakter disiplin peserta didik melalui aktivitas keagamaan melalui tiga tahapan yakni yang pertama dengan tahapan Moral Knowing pada kegiatan terprogam

Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi pendidikan karakter, kegiatan ekstrakurikuler rohani Islam (Rohis) dan kegiatan pembiasaan keagamaan di

Implementasi Pendidikan Karakter Melalui Kultur Sekolah Pada Siswa Kl XI Di SMAN I Gedanagan Sidoarjo , menemukan bahwa implementasi pendidikan karakter sesuai dengan

Kendala dalam mengimplementasikan pendidikan karakter melalui kegiatan keagamaan diantaranya banyak siswa yang beranggapan bahwa sholat Dhuha merupakan amalan sunnah

Proses Pembentukan Kecerdasan Religius Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di MA Negeri 2 Probolinggo Pengembangan karakter merupakan salah satu upaya untuk melahirkan generasi baru