• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat pelaksanaan pengawasan (MCS) sumberdaya ikan 1) Penyebaran dan pengumpulan log book;

2) Melakukan pendataan dan evaluasi terhadap log book; 3) Melakukan pendugaan stock;

4) Melakukan perhitungan Catch Per Unit Effort (CPUE); 5) Memberikan informasi tentang kondisi fishing ground.

4.4 Produksi dan nilai produksi ikan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Palabuhanratu

Produksi ikan adalah banyaknya jumlah hasil tangkapan ikan yang didaratkan di suatu tempat pendaratan ikan. Sedangkan nilai produksi ikan adalah yang diberikan terhadap jumlah hasil tangkapan (satuan rupiah). Pada Tabel 3 dapat dilihat produksi dan nilai produksi ikan di PPN Palabuhanratu.

Tabel 3 Perkembangan produksi dan nilai produksi perikanan laut di PPN Palabuhanratu

Sumber : Data statistik PPN Palabuhanratu

No Tahun Pendaratan ikan

Produksi (kg) Nilai produksi (Rp) 1 2005 6.092.693 29.109.894.974 2 2006 4.493.226 30.093.475.220 3 2007 5.675.288 36.008.045.104 4 2008 4.309.573 40.169.377.325 5 2009 3.698.916 53.393.278.110 Jumlah 24.269.696 188.774.070.733 Rata-rata 4.853.939 37.754.814.147

Beradasarkan Tabel 3, kita dapat melihat perkembangan produksi tiap tahun selama lima tahun terakhir, dimulai dari tahun 2005 sampai 2009. Pada tahun 2005 produksi berada pada kisaran angka 6.092.693 kg, kemudian pada tahun berikutnya produksi menurun sebesar 1.599.467 kg. Penurunan dan kenaikan produksi ikan tiap tahunnya menjadi hal yang tidak dapat dihindari, ini dapat dilihat pada tahun 2007 dengan jumlah hasil tangkapan yang naik kembali walaupun masih berada dibawah tahun 2005. Pada tahun selanjutnya yaitu tahun 2008 pendaratan ikan mencatatkan hasil tangkapan dengan jumlah 4.309.573 kg. Penurunan yang terus menerus membuat tahun 2009 menjadi tahun terburuk dikarenakan hasil tangkapan berada pada level paling bawah diantara empat tahun

sebelumnya, faktor cuaca menjadi salah satu penyebab dalam penurunan hasil tangkapan, perubahan musim yang tidak menentu membuat nelayan harus bekerja keras untuk menangkap ikan di teluk Palabuhanratu yang dari tahun ke tahun semakin menurun.

Menurunnya produksi ikan yang didaratkan tidak semata-mata disebabkan oleh faktor iklim dan cuaca. Penurunan ini bisa terjadi, seperti cara penangkapan yang berlebihan (eksploitasi), masih kurangnya teknologi penangkapan ikan yang digunakan serta pencarian daerah penangkapan ikan yang tidak berpindah-pindah (Hermawati, 2005).

4.4.1 Produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu

Produksi per jenis ikan adalah banyaknya jumlah hasil tangkapan per jenis ikan yang didaratkan di suatu tempat pendaratan ikan. Produksi perjenis ikan di PPN Palabuhanratu selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Produksi per jenis ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009 No Nama ikan Rata-rata produksi ikan (kg) tahun 2005-2009 No Nama ikan Rata-rata produksi ikan (kg) tahun 2005-2009 1 Alu-alu 2.151 16 Lobster 1.289 2 Bawal 1.039 17 Pari 15.105 3 Baronang 196.003 18 Pedang-pedang 42.264 4 Cakalang 839.467 19 Peperek 158.167 5 Cendro 6.360 20 Sunglir 4.175 6 Cucut lanyam 19.199 21 Swangi/ camawul 5.320 7 Cumi 149 22 Tembang 706.875 8 Dencis/ sarden 2.773 23 Tenggiri 2.506 9 Deles 45.917 24 Teri 17.465 10 Eteman/ koyo 127.910 25 Tetengkek 7.432 11 Kembung 11.290 26 Tongkol 408.894 12 Kuwe 8.700 27 Bigeye tuna 960.119 13 Layang 115.912 28 Madidihang 797.871 14 Layaran 18.558 29 Udang rebon 64.186 15 Layur 192.951 30 Lainnya 73.880

Berdasarkan Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata produksi beberapa jenis ikan terbesar yang didaratkan selama lima tahun berturut-turut dimulai tahun 2005 sampai 2009. Cakalang merupakan ikan pelagis kecil yang didaratkan di PPN Palabuharatu dengan produksi sangat melimpah diantara ikan-ikan lainnya, rata-rata produksi cakalang mencapai 839.467 kg selama lima tahun. Namun untuk pelagis besar hanya ada dua ikan yang mendominasi, yaitu bigeye tuna dan madidihang dengan masig-masing rata-rata produksi 14.960.119 kg dan 797.871 kg. Produksi yang melimpah pada tuna disebabkan fishing ground tuna sangat luas dan cenderung di zona eklusif ekonomi yang jaraknya 100 sampai 200 mill dari garis pantai.

Produksi ikan di PPN Palabuhanratu terdiri dari dua jenis, yaitu produksi yang berasal dari laut dan produksi ikan yang berasal dari daerah lain melalui jalan darat. Produksi ikan yang berasal dari laut adalah ikan yang ditangkap oleh nelayan di laut menggunakan kapal perikanan, sedangkan produksi ikan yang berasal dari daerah lain adalah ikan yang dibawa dari luar pelabuhan melalui jalan darat dengan menggunakan mobil bak terbuka meliputi daerah Jakarta, Cisolok, Ujung Genteng, Binuangen, Cidaun, Loji, Lampung, Indramayu, dan Juwana (Jawa Tengah). Selain daerah-daerah tersebut, terdapat enam PPI yang memberikan konstribusi ke PPN Palabuhanratu yaitu PPI Mina Jaya-Kecamatan Surade, PPI Ujung Genteng-Kecamatan Ciracap, PPI Ciwaru-Kecamatan Ciomas, PPI Loji-Kecamatan Simpenan, PPI Cisolok-Kecamatan Cisolok dan PPI Cibangan-Kecamatan Cisolok (Yuliastuti, 2010).

4.4.2 Nilai produksi ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu

Nilai produksi ikan adalah nilai yang diberikan terhadap jumlah hasil tangkapan (satuan rupiah). Nilai produksi yang didaratkan di PPN Palabuhanratu selama lima tahun dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5 Nilai produksi per jenis ikan yang di daratkan di PPN Palabuhanratu tahun 2005-2009 No Nama ikan Rata-rata nilai produksi ikan (Rp) tahun 2005-2009 No Nama ikan Rata-rata nilai produksi ikan (Rp) tahun 2005-2009 1 Alu-alu 12.215.000 16 Lobster 38.248.990 2 Bawal 14.454.500 17 Pari 47.276.754 3 Baronang 242.510.504 18 Pedang-pedang 590.861.079 4 Cakalang 4.885.492.711 19 Peperek 326.663.436 5 Cendro 23.289.920 20 Sunglir 15.633.572 6 Cucut lanyam 216.114.756 21 Swangi/ camawul 24.917.845 7 Cumi 1.961.200 22 Tembang 1.511.659.136 8 Dencis/ sarden 9.005.606 23 Tenggiri 40.118.506 9 Deles 898.988.789 24 Teri 98.359.034 10 Eteman/ koyo 398.919.963 25 Tetengkek 31.803.637 11 Kembung 100.752.952 26 Tongkol 2.102.885.950 12 Kuwe 95.362.892 27 Bigeye tuna 14.591.294.681 13 Layang 475.231.768 28 Madidihang 8.623.010.739 14 Layaran 202.513.260 29 Udang rebon 165.112.330 15 Layur 1.548.054.715 30 Lainnya 422.099.921

Sumber : Data statistik PPN Palabuhanratu

Nilai produksi ikan yang terbesar berdasarkan Tabel 5 adalah ikan tuna. Kedua tuna mendominasi untuk nilai produksi yang dihimpun selama lima tahun terakhir. Nilai produksi bigeye tuna berada pada Rp 14.591.294.681,-/tahun. Jumlah nilai produksi yang sangat tinggi di antara ikan-ikan lainnya, hal tersebut berkaitan erat dengan permintaan pasar yang terus meningkat ke pasar internasional seperti Jepang, Uni Eropa, dan Amerika.

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

 

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Produksi madidihang di PPN Palabuhanratu

Hasil tangkapan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu memiliki kuantitas yang tergolong cukup banyak dalam hal jenis, diantaranya adalah : ikan tuna, teri, tongkol, lobster, pari, manyung, dan lain-lain. Ikan-ikan yang didaratkan di PPN Palabuhanratu berjumlah 30 jenis ikan (PPN Palabuhanratu, 2005-2009). Total produksi madidihang di PPN Palabuhanratu dapat dilihat pada Tabel 6 yang dihimpun dari tahun 2005 sampai 2009.

Tabel 6 Total produksi madidihang yang didaratkan di PPN Palabuhanratu dari tahun 2005-2009

Bulan Total Produksi (kg)

2005 2006 2007 2008 2009 1 131.709 126.785 82.878 107.797 21.699 2 134.554 99.223 52.619 54.669 16.876 3 175.948 88.760 32.598 34.681 18.859 4 183.615 43.687 24.341 37.649 26.059 5 148.770 80.005 15.807 35.448 44.984 6 183.898 75.250 65.514 111.189 109.464 7 171.166 30.525 59.420 56.053 73.287 8 100.702 29.455 88.757 26.077 57.823 9 45.265 39.559 41.711 25.387 42.458 10 60.721 6.255 34.320 45.834 54.571 11 39.211 22.988 66.423 15.390 40.699 12 119.546 35.350 118.883 40.383 35.805 Total 1.495.105 677.842 683.271 590.557 542.584

Sumber : Data Statistik PPN Palabuhanratu

Berdasarkan Tabel 6, produksi madidihang pada tiap tahunnya mengalami pergerakan yang fluktuatif, hal tersebut menjadi hal yang dikhawatirkan bagi pengusaha kapal long line dan kapal pancing tonda yang mana hasil tangkapan utamanya adalah ikan tuna dimana salah satu jenisnya adalah madidihang. Dapat dilihat dari jumlah tangkapan yang tidak stabil setiap tahunnya, dan lebih mengarah pada penurunan produksi. Hasil tangkapan yang sangat banyak pada