• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Berikut adalah deskripsi lokasi dan waktu penelitian dalam melakukan penelitian untuk merancang dan membangun sistem informasi spasial wilayah rawan banjir (Studi kasus: Kabupaten Serang, Banten):

Lokasi penelitian : Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)

Waktu Penelitian : 5 April 2012 s.d selesai

Alamat : Jl. Ir. H. Juanda No. 36 Jakarta Pusat

3.2. Bahan dan Perangkat Penelitaian 3.2.1. Bahan

Dalam perancangan dan pembangunan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir berbasis web (Studi kasus: Kabupaten Serang, Banten), bahan yang digunakan adalah:

1. Data spasial berupa Administrasi kabupaten serang, kontur kabupaten serang, Peta Genangan kab serang, serta DAS dengan proyeksi geografi (longitude latitude), skala 1:200.000 dan dengan koordinat UTM yang diperoleh dari Kementrian Pekerjaan Umum (DAS), Peta Administrasi Kabupaten Serang (BMKG), serta Kontur Kabupaten Serang (BAKOSURTANAL)

2. Data non spasial (tabular) berupa data Curah hujan tahunan terhitung dari tahun 1990 sampai 2008 yang berasal dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) serta data pendukung lainnya untuk proses analisis data.

3.2.2. Perangkat

Perangkat yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu satu buah PC, dengan spesifikasi sebagai berikut:

1. Perangkat keras:

a. Processor 2.40 GHz b. Memory 4 GB

c. Monitor 14” resolusi 1366 x 768 d. Harddisk 320 GB

2. Perangkat Lunak:

a. Operating System: Windows 7

b. Spatial Package: Aplikasi ArcGIS 9.3, Arcview 3.3 c. Web Package:

1. Adobe Dreamweaver CS4 2. OpenGeo Suite 2.5

d. DBMS package: PostgreSQL dan PostGIS

3.2.3. Tahapan Penelitian

Penelitian ini dimulai dengan tahapan pengumpulan data dan identifikasi kebutuhan pengguna. Pengumpulan data dilakukan melalui studi pustaka, observasi di BNPB dan BMKG. Sedangkan identifikasi pengguna dilakukan untuk kebutuhan pengguna terhadap sistem yang sedang dirancang. Setelah tahapa ini selesai, penelitian dilanjutkan ke tahapan perancangan SIG berbasis web dengan menggunakan OpenGeo Suite. SIG berbasis web ini kemudian akan menampilkan wilayah rawan banjir yang berada di kabupaten serang. Yang telah dikonversi ke format basis data spasial PostGIS.

Hasil akhir dari seluruh proses tahapan ini adalah SIG berbasis web yang menampilkan wilayah rawan banjir untuk kawasan kabupaten serang. Gambar 3.1 berikut adalah gambaran tahapan dari alur kegiatan pada penelitian perancangan dan pembangunan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir.

Pengumpulan Data dan

Gambar 3.1. Alur Kegiatan Penelitian

3.3. Metode Pengumpulan Data

Dalam menyusun skripsi ini diperlukan data-data informasi yang lengkap sebagai bahan yang dapat mendukung kebenaran materi yang disampaikan. Oleh karena itu sebelum melakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan riset dari data-data yang memiliki hubungan dengan penelitian ini, serta mengumpulkan data tersebut dengan metode:

3.3.1. Studi Literatur

Pada tahap ini, dilakukan pengumpulan referensi yang dijadikan sebagai acuan dalam perancangan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir. Referensi-referensi tersebut berasal dari buku-buku pegangan maupun publikasi hasil penelitian (baik cetak maupun web) yang berhubungan dengan sistem informasi spasial wilayah rawan banjir.

Terdapat pula lampiran Peraturan Badan Nasional Penanggulangan Bencana Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana dalam hal standardisasi data kebencanaan serta Undang–undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaga Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723).

3.3.2. Observasi

Metode observasi yang dilakikan adalah observasi partisipatif, Yaitu dengan mencoba melibatkan diri pada situasi tertentu. Hal ini dilakukan agar pemrolehan data dan informasi menjadi lebih mudah.

Dalam kegiatan ini diperoleh data-data sekunder yang nantinya akan dibutuhkan di dalam pengembangan sistem.

3.3.3. Wawancara

Metode wawancara yang digunakan adalah metode terstruktur. Tujuan dari wawancara yang dilakukan oleh penulis adalah untuk mengetahui prosedur dan kegiatan pengolahan data yang selama ini dilakukan. Wawancara ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kinerja dari sistem yang bejalan sampai saat ini dan jika ada keinginan untuk mengembangkan, seperti apa sistem yang diinginkan oleh pihak BPBD dalam menginformasikan wilayah Rawan Banjir ke depan. Wawancara dilakukan dengan staff bagian BPBD. Hasil wawancara terdapat di lampiran A

3.3.4. Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk mengembangkan sistem ini yaitu metode pengembangan RAD (Rapid Application Development).

Sedangkan tools yang digunakan adalah notasi UML (Unified Modelling Language) menggunakan teori Whitten yang merupakan pemodelan berorientasi objek. Metode RAD terdiri dari tiga fase pengembangan yaitu :

1) Reqcuirement Planning

Dalam fase ini terdiri dari dua tahap yaitu :

1.1 Pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap mengumpulkan data-data hasil observasi dan wawancara untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya yaitu :

a. Profil BPBD

Data mengenai sejarah berdirinya BPBD, Visi Misi BPBD dan Struktur Organisasi yang ada di BPBD.

b. Data mengenai sistem yang berjalan.

Berisi data dan informasi mengenai sistem yang digunakan oleh BPBD dalam menginformasikan wilayah rawan banjir.

1.2 Identifikasi Sistem untuk Menyelesaikan Masalah di BPBD yaitu:

a. Identifikasi masalah pada sistem yang lama.

Tahap dimana analyst melakukan analisa dan identifikasi masalah apa saja yang dihadapi dengan menggunakan sistem yang lama.

b. Identifikasi tujuan sistem yang baru

Tahap mengidentifikasi apa saja tujuan yang ingin dicapai dengan sistem yang baru untuk menyelesaikan atau mengatasi masalah yang ada pada penggunaan sistem yang lama.

c. Identifikasi kebutuhan sistem yang baru

Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan proses dan kebutuhan output yang diinginkan berupa informasi wilayah rawan banjir.

2) Workshop Design

Fase ini dilakukan untuk merancang sistem baru yang dapat menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada proses menginformasikan wilayah rawan banjir.

Tahapan yang dilakukan dalam fase ini meliputi :

2.1 Tahap Perancangan Proses

Tahap ini terdiri dari perancangan diagram-diagram dari sistem yang dibuat yaitu diagram use case, activity diagram, dan sequence diagram.

a. Use Case Diagram,

Use case diagram menggambarkan interaksi antara user (pengguna) sebuah sistem dengan sistemnya sendiri melalui sebuah cerita bagaimana sebuah sistem dipakai

b. Class Diagram

Class diagram mendeskripsikan jenis-jenis objek dalam sistem dan berbagai macam hubungan interaksi diantara mereka.

c. Activity Diagram

Merupakan teknik untuk mendiskripsikan logika prosedural, proses bisnis dan aliran kerja. Activity diagram memiliki peran seperti halnya flowchart, akan tetapi perbedaannya activity diagram bisa mendukung perilaku paralel sedangkan flowchart tidak bisa.

d. Sequence Diagram

Digunakan untuk menggambarkan perilaku pada sebuah scenario.

Scenario adalah urutan langkah-langkah yang menerangkan antara pengguna dan sistem dimana setiap scenario menggambarkan urutan kejadian.

e. Statechart Diagram

Digunakann untuk memodelkan behavior objek khusus yang dinamis.

2.2 Tahap Perancangan User Interface

Tahap ini merupakan tahap merancang tampilanan antar muka yang digunakan user untuk berinteraksi dengan sistem informasi geografis berbasis web.

3) Implementation

Setelah workshop design dilakukan, selanjutnya sistem diimplementasikan ke dalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Fase ini tediri dari dua tahap yaitu:

a. Tahap persiapan data, pada penelitian ini data yang telah terkumpul disesuaikan terlebih dahulu format serta tipe datanya. Hal ini dilakukan agar data dapat dioleh lebih lanjut dengan perangkat lunak yang telah ditentukan.

b. Tahap pembangunan sistem, diawali dengan meng-input seluruh data spasial ke dalam database PostGIS, kemudian dilanjutkan dengan meng-import data spasial yang berada pada database PostGIS ke dalam geoserver, mengatur susunan layer pada peta, meng-export peta hingga menjadi web GIS (seluruh proses ini dilakukan dengan terlebih dahulu menjalankan dashboard OpenGeo Suite), dan diakhiri dengan meng-capture serta menyusunnya hingga menjadi tampilan animasi dengan menggunakan bahasa pemrograman java script.

c. Tahap Pengujian Sistem, untuk menjamin sistem dapat berjalan dengan optimal.

Pengujian sistem dilakukan dengan menggunakan metode black box. Dalam tahap ini digunakan XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server untuk menjalankan web html yang menjadi pengantar dari sisem informasi geografis yang di buat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Requirement Planning 4.1.1 Profil BPBD

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) adalah salah satu wadah pelaksanaan kegiatan–kegiatan BNPB yang terdapat di daerah–daerah, bertujuan untuk lebih terfokus pada daerah yang menjadi bagiannya masing–masing dalam hal penanggulangan bencana, pemberian bantuan bencana, maupun penyampaian informasi bencana. Adapun visi dan misi dari BPBD Kabupaten Serang adalah sebagai berikut:

a. Visi

Ketangguhan bangsa dalam menghadapi bencana

b. Misi

1. Melindungi bangsa dari ancaman bencana melalui pengurangan risiko 2. Membangun sistem penanggulangan bencana yang handal

3. Menyelenggarakan penanggulangan bencana secara terencana, terpadu, terkoordinir, dan menyeluruh.

4.1.1.1Fungsi Organisasi

Fungsi dari BPBD adalah sebagai berikut:

1. Menetapkan pedoman dan pengarahan terhadap usaha penanggulangan bencana yang mencakup pencegahan bencana, penanganan darurat, rehabilitasi, serta rekonstruksi secara adil dan setara.

2. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan penyelenggaraan penanggulangan bencana berdasarkan peraturan perundang– undangan.

3. Menyusun, menetapkan dan menginformasikan peta rawan bencana.

4. Menyusun dan menetapkan prosedur tetap penanganan bencana.

5. Melaksanakan penyelenggaraan penanggulangan bencana daerah.

6. Melaporkan penyelenggaraan penanggulangan bencana kepada Walikota setiap bulan dalam kondisi normal dan setiap saat dalam kondisi darurat bencana.

7. Mengendalikan pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

8. Mempertanggungjawabkan penggunaan anggaran yang diterima dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

9. Melaksanakan kewajiban lain sesuai dengan peraturan perundang–

undangan.

4.1.1.2 Struktur Organisasi

Struktur organisasi dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah dapat dilihat pada gambar 4.1 :

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Serang Adapun Struktur Organisasi BPBD Kabupaten Serang adalah :

1. Kepala Pelaksana

1) Kepala pelaksana melaksanakan sistem pengendalian intern di lingkungan masing–masing

2) Kepala pelaksana bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahan dan memberikan pengarahan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

3) Kepala pelaksana dalam melaksanakan tugas, melakukan pembinaan, pengawasan dan memberikan sangsi terhadap pelanggaran yang di lakukan oleh aparatur satuan organisasi dibawahnya sesuai peraturan perundang – undangan.

2. Kepala Sekretariat

Mempunyai tugas mengkoordinasikan perencanaan, pembinaan dan pengendalian terhadap program, administrasi dan sumber daya dan kerjasama.

1. Pengkoordinasian, sinkronisasi dan integrasi program perencanaan dan perumusan kebijakan di lingkungan BPBD

2. Pembinaan dan pelayanan administrasi ketatausahaan, hukum dan peraturan perundang–undangan, organisasi, tata laksana, peningkatan kapasitas sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan dan rumah tangga

3. Pembinaan dan pelaksanaan hubungan masyarakat dan protocol

4. Fasilitas pelaksanaan tugas dan fungsi unsur pengarah penanggulangan bencana

5. Pengumpulan data dan informasi penanggulangan bencana

6. Pengkoordinasian dalam penyusunan laporan penanggulangan bencana.

3. Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan

Mempunyai tugas membantu Kepala pelaksana dalam mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat.

1. Perumusan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

3. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi atau lembaga terkait di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan masyarakat

4. Seksi Kedaruratan dan Logistik

Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat dan dukungan logistik.

1. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

3. Komando pelaksanaan penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat

4. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

5. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada saat tanggap darurat, penanganan pengungsi dan dukungan logistik.

5. Seksi Rehabilitasi dan Rekonstruksi

Mempunyai tugas mengkoordinasikan dan melaksanakan kebijakan penanggulangan bencana pada pasca bencana

1. Perumusan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

3. Pelaksanaan hubungan kerja di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana

4. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan tentang pelaksanaan kebijakan di bidang penanggulangan bencana pada pasca bencana.

4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menyelesaikan Masalah 4.1.2.1 Identifikasi Kebutuhan

Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang diharapkan, diantaranya adalah:

1. Kebutuhan akan sistem pendistribusian informasi yang dapat mengintegrasikan data spasial (peta vektor dan citra digital), atribut (tabel sistem basis data), dan properties penting dalam bentuk lainnya.

2. Sistem informasi yang dirancang diharapkan dapat tersaji secara interaktif, mudah, efektif, dan efisien dalam penggunaannya.

3. Diharapkan sistem yang dirancang tidak hanya dapat digunakan oleh para pegawai BPBD tetapi juga bisa dilihat oleh masyarakat luas.

4.1.2.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah dilakukan pada sistem yang berjalan selama ini. Adapun hasil dari identifikasi adalah sebagai berikut:

1. Output berupa data yang dihasilkan dari pemantauan melalui media massa dan hanya terdokumentasi sebagai dokumen file baik berupa hardcopy dan softcopy.

2. Pendistribusian informasi wilayah rawan banjir masih secara manual.

3. Adapun pendistribusian data melaui web milik BPBD hanya mampu memberikan dalam format text.

4.1.2.3 Tujuan Pengembangan Sistem

Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari pengembangan sistem adalah sebagai berikut:

1. Kemampuan sistem memberikan informasi wilayah rawan banjir (dalam kasus ini adalah kabupaten serang) secara tekstual maupun spasial.

2. Kemampuan sistem dalam memvisualisasikan informasi wilayah rawan banjir tersebut ke dalam bentuk tampilan web spasial yang representatif dan mudah dalam penggunaannya.

3. Mempermudah pendistribusian informasi ke masyarakat luas

4.1.3 Sistem Yang Berjalan

Setelah melihat berbagai kebutuhan yang didapat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dalam menganalisa beberapa masalah pada sistem yang ada, terdapat beberapa kelemahan, diantaranya adalah :

1. Data yang terdapat pada BPBD masih berupa data mentah yang belum maksimal

2. Tidak adanya data spasial sebagai visualisasi data lokasi-lokasi wilayah rawan banjir.

3. Terbatasnya informasi yang diberikan kepada masyarakat.

4.1.4 Sistem yang Diusulkan

Solusi yang ditawarkan dalam menyelesaikan permasalahan tersebut adalah dengan menerapkan pengembangan sistem informasi geografis wilayah rawan banjir berbasis web. Berikut adalah fungsi-fungsi yang diusulkan di dalam sistem informasi geografis wilayah rawan banjir berbasis web:

1. Memberikan informasi wilayah rawan banjir baik secara tabular maupun spasial.

2. Dapat memvisualisasikan hasil pengolahan dan analisis wilayah rawan banjir dalam bentuk tampilan peta yang representatif dan interaktif.

3. Adanya fungsi editing yang memungkinkan pengguna dari sisi server untuk melakukan input dan manipulasi data dengan leluasa.

4. Menggunakan OPENGEO SUITE sebagai frame work, dengan harapan sistem yang dihasilkan dapat dioperasikan dengan mudah.

5. Memberikan informasi lebih terperinci kepada masyarakat mengenai wilayah rawan banjir

4.2 Tahap Perancangan Proses

Tahap perancangan sistem bertujuan untuk mencari hasil optimal dari SIG berbasis web yang akan dibangun dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang telah disampaikan dalam tahapan perencanaan dan analisis. Dalam tahap ini digunakan beberapa tools (alat) untuk mendeskripsikan rancangan sistem yang diusulkan, diatarnya adalah pada gambar 4.2 sampai dengan gambar 4.12:

4.2.1 Use Case Diagram

Gambar 4.2 Use Case Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir

Mengedit database, polygon, line pada peta (from Use Cases) Menambahkan data, peta, konfigurasi layer (form Use Cases)

<<uses>>

Print/Download (from include Use Cases)

User Public Mengedit Style pada Peta (from

Use Cases)

<<uses>>

Admin Membuat Peta Rawan Banjir

<<uses>>

Informasi Wilayah Rawan Banjir (from Use Cases)

<<extend>>

BPBD (form Actors)

Spesifikasi Use Case Diagram Wilayah Rawan Banjir dapat dilihat pada tabel 4.1- 4.5

Tabel 4.1 Spesifikasi UseCase Membuat Peta rawan banjir Spesification Description

Use Case Name Membuat Peta rawan banjir

Actor BPBD

Brief Description Membuat Peta rawan banjir

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor membuat peta wilayah rawan banjir terbaru untuk selanjutnya akan di tambahkan kedalam sistem

Event 1. Actor membuat peta wilayah rawan banjir 2. Actor menyimpan data di sistem

Post Condition peta wilayah rawan banjir disimpan sistem

Tabel 4.2 Spesifikasi Use Case Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer Spesification Description

Use Case Name Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Actor Admin

Brief Description Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Scenario Use case ini menggambarkan Admin menambahkan data, peta serta konfigurasi layer kedalam sistem

Event Actor Menambahkan data, peta dan konfigurasi layer

Post Condition Penambahan data, peta dan konfigurasi layer berhasil.

Tabel 4.3 Spesifikasi Use Case Mengedit database, polygon, line pada peta Spesification Description

Use Case Name Mengedit database, polygon, line pada peta

Actor Admin

Brief Description Mengedit database, polygon, line pada peta

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor mengedit database, polygon, line pada sistem

Event 1. Actor menyimpan data / peta wilayah rawan banjir ke dalam directory masing-masing

2. Actor mengedit database peta, baik polygon maupun line yang baru ke dalam DBMS (PostGIS)

3. Penempatan database peta ke DBMS (PostGIS) berhasil 4. Actor menempatkan database peta dalam server

(GeoServer)

5. Penempatan database ke dalam server (GeoServer) berhasil

Post Condition Pengeditan database, polygon, line pada peta berhasil dilakukan

Tabel 4.4 Spesifikasi Use Case Mengedit Style Peta Spesification Description

Use Case Name Mengedit Style Peta

Actor Admin

Brief Description Mengedit style peta dengan menggunakan data peta yang terdapat pada server (GeoServer)

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor mengedit style peta agar urutan peta tepat serta dapat ditampilkan ke dalam web

Event 1. Actor melakukan pengurutan peta

2. Actor melakukan pewarnaan peta sesuai dengan standarisasi dari BNPB

3. Actor meng-export tampilan peta Post Condition Tampilan peta selesai dibuat

Tabel 4.5 Spesifikasi Use Case Informasi Wilayah Rawan Banjir Spesification Description

Use Case Name Informasi Wilayah Rawan Banjir

Actor User Public

Brief Description Actor melihat serta menerima informasi mengenai wilayah rawan banjir dengan menggunakan alat bantu (tools) yang telah disediakan

Scenario Use case ini menggambarkan ketika actor men gakses web gis yang berisikan informasi mengenai wilayah rawan banjir

Event 1. Actor memilih / mengklik menu peta pada web gis 2. Sistem menampilkan tampilan web GIS wilayah rawan

banjir

3. Actor menggunakan alat bantu (tools) yang tersedia 4. Sistem menerima akses dan menyampaikan informasi

yang diinginkan

Post Condition Informasi mengenai Wilayah Rawan Banjir berhasil diperoleh

4.2.2 Activity Diagram

Gambar 4.3 Activity Diagram SIG Wilayah Rawan Banjir BPBD

Membuat Peta Rawan Banjir

Memberikan Data Peta Rawan Banjir

Menambahkan data / peta kedalam sistem

Mengedit Database, Polygon, line pada peta

Mengedit Style Peta

Menampilkan Informasi Wilayah Rawan Banjir

Informasi Wilayah Rawan Banjir

Lihat

Peta Rawan Banjir

Print Peta Bantuan Help

Admin User Public

Ya

Tidak

4.2.3 Sequence Diagram

Gambar 4.4 Sequence Diagram Terima Data

: Sub Bidang Pengawasan dan Kebencanaan

Con Terima Data

Data Directory : BPBD

2.1 Simpan (Peta Rawan Banjir) 1. Memberikan Data Peta Rawan Banjir

2. Kirim Peta Rawan Banjir

2.2 Tersimpan (Peta Rawan Banjir)

2.1.1 Tersimpan (Peta Rawan Banjir)

Gambar 4.5 Sequence Diagram Import Shape File

8. Kirim (peta rawan banjir)

13. Kirim Pesan (Gagal)

5. Klik PostGIS import Shape File ()

6. Tampilan Shape File to PostGIS Importe () 7. Tentukan Peta Rawan Banjir

9. Input Connection Detail ()

10. Kirim (Connection Detail)

11. Test Connection (Connection Detail)

12. Test Connection (Connection Detail)

15. Kirim Pesan Gagal

18. Kirim Pesan (Berhasil)

19. Input Configuration Detail ()

24. Kirim Pesan (Gagal)

27. Kirim Pesan Berhasil ()

6. Tampilkan Geo Server ()

9. Cek Login (Username, Password) 10. Cek Login (Username, Password)

11. Kirim Pesan (Gagal)

12. Kirim Pesan (Gagal)

14. Kirim Pesan (Berhasil)

15. Kirim Pesan (Berhasil) 1. Tampilan Dashboard ()

2. Start ()

3. Starting ()

4. Starting (Berhasil)

5. Klik GeoServer Configure ()

7. Login (Username, Password)

8. Kirim Login (Username, Password)

13. Kirim Pesan (Gagal)

16. Kirim Pesan (Berhasil)

Gambar 4.7 Sequence Diagram Import dan Publish Data

6. Kirim Data (Data Connection)

7. Cek Validasi (Data Connection)

8. Cek Validasi (Data Connection) 9. Kirim Pesan (Gagal)

10. Kirim Pesan (Gagal)

12. Kirim Pesan (Valid)

13. Kirim Pesan (Valid)

18. Kirim Data (Data Configuration)

22. Kirim Data Publishing

23. Cek Validasi (Data Configuration, Data Publishing) 24. Kirim Pesan (Gagal)

26. Simpan Data (Valid)

27. Kirim Pesan (Berhasil)

28. Kirim Pesan (Berhasil) 1. Klik Import Data ()

2. Tampilan Form Import From Data Source ()

3. Klik PostGIS

4. Tampilkan Form Create PostGIS Connection () 5. Input Data Connection ()

11. Kirim Pesan (Gagal)

14. Kirim Pesan (Valid)

15. Klik Publish Data ()

16. Tampilkan Form Configuration ()

17. Input Data Configuration ()

19. Klik Publish ()

20. Tampilkan Form Publishing () 21. Input Data Publishing ()

25. Kirim Pesan (Gagal)

29. Kirim Pesan (Berhasil)

Gambar 4.8 Sequence Diagram Login GeoExplorer

OpenGeo Suite Explorer

8. Kirim Login (Username, Password)

14. Kirim Pesan (Berhasil) 1. Tampilkan Dashboard ()

2. Start ()

3. Starting () 4. Starting Berhasil

5. Klik Geo Explorer Launch ()

6. Tampilkan Geo Explorer ()

7. Login (Username, Password)

9. Cek Login (Username, Password)

10. Cek Login (Username, Password)

11. Kirim Pesan (Gagal) 12. Kirim Pesan (Gagal)

13. Kirim Pesan (Gagal)

15. Kirim Pesan (Berhasil) 16. Kirim Pesan (Berhasil)

Tampilkan Geo Explorer

Con Membangun Peta

Peta Rawan Banjir : Admin

11. Kirim Pilihan (Tools)

12. Add (Tools) 13. Preview (Tools)

15. Publish (URL)

16. Kirim Pesan (URL)

17. Kirim Pesan (URL) 1. Klik Add Layers ()

2. Tampilkan Jendela Available Layers ()

3. Pilih Layers () 4. Kirim Pilihan (Layers)

5. Add (Layers) 6. Preview (Layers)

7. Preview (Layers)

8. Klik Export Map () 9. Tampilkan Jendela Export Map ()

14. Preview (Tools)

18. Kirim Pesan (URL)

Gambar 4.9 Sequence Diagram Membengun Peta

Gambar 4.10 Sequence Diagram Menampilkan Web Rawan Banjir

Con Tampilkan Web Rawan Banjir

Con Gunakan Web Rawan Banjir

Peta Rawan Banjir : User Public

1. Mengunjungi Web Rawan Banjir ()

2. Klik Menu Peta ()

3. Tampilkan Web Rawan Banjir ()

4. Klik Layer Switcher ()

5. Pilih Layer Peta () 6. Tampilkan Peta ()

4.2.4 Statechart Diagram

Gambar 4.11 Statechart Diagram Import to PostGIS Dashboard

OpenGeo Suite

Jendela Import ShapeFile

PostGIS

Configurati on

Import Berhasil

/ Klik Import Shapefile

/ Pilih Shapefile

/ Import / Login

Dashboard OpenGeo Suite

Web GeoServer

Homepage GeoServer

/ Klik Geo Server Configuration

Input from Data Source

PostGIS

/ Klik Import Data

/ Klik Import Data

Dokumen terkait