• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V ANALISIS DATA

5.1 Hasil Temuan

5. 1. 1 Informan I

Nama : RM

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 23 April 1996

Usia : 18 Tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Medan

Agama : Islam

RM merupakan salah satu pelajar kelas 2 SMA yang ada di kota Medan. Di sekolah RM seorang yang pendiam dan kurang open dengan teman-temannya. RM orangnya malas belajar, sering bolos sekolah dan bermalas-malasan dirumah. Di dalam sekolah RM hampir tidak memiliki teman karena sifat pendiam yang dimilikinya. Sifat pendiamnya dimiliki pada saat dia duduk dibangku kelas 1 semester 1, tetapi pada saat memasuki semester 2, RM mulai lumayan terbuka dengan teman sekolahnya, RM berteman dengan teman yang bandal dan malas belajar. Hampir semua nilai-nilai sekolah RM kurang bagus dan absennya banyak sampai guru bingung melihat tingkah lakunya. Di sekolah RM pernah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang narkoba, karena kebetulan di sekolahnya menyediakan kegiatan tersebut. RM sering mengikutinya, akan tetapi karena orangnya yang bosanan, RM keluar dari kegiatan tersebut, dia menganggap kegiatan tersebut statis.

RM pernah mendapati teman-temannya yang menggunakan narkoba jenis lem dan ganja. Teman-teman sekolah yang RM lihat merupakan teman-teman sepermainannya. RM sempat menegur teman-temannya untuk tidak mengkonsumsi narkoba tersebut karena RM tahu bahaya dari narkoba tersebut akan merusak sistem saraf mereka. RM malah dibujuk oleh teman-temannya untuk ikut mengkonsumsi narkoba tersebut. RM mengiraukan bujukan teman-temannya, karena RM menghiraukan bujukan teman-temannya. Teman-teman RM juga menghiraukan ucapan yang diberikan RM, dan teman-temannya malah terus mengkonsumsi narkoba tersebut. RM tidak mau memberitahukan kepada Guru-gurunya, karena RM takut nanti teman-temannya akan dihukum oleh kepala sekolah.

Mengenai Narkoba, RM sudah mengetahui apa itu narkoba dan bahaya yang ditimbulkan dari narkoba mengingat RM di sekolah sering mengikuti kegiatan ekstrakurikuler di bidang Narkoba. Awal mula mengkonsumsi narkoba karena diajak teman, pada saat itu teman dari RM mengajaknya menghadiri pesta ulang tahun temannya yang lain.

Pada saat acara ulang tahun sudah hampir selesai, teman-teman RM mengambil beberapa jenis narkoba untuk dikonsumsi bersama-sama. Awalnya RM menolak karena dia sudah mengetahui bahaya dari narkoba, tetapi karena bujuk dan rayu dari teman-temannya yang mengatakan kalau kau tidak ikut mengkonsumsi narkoba ini, kau itu bukan teman kami lagi. RM mulai terayu dan akhirnya mencoba narkoba tersebut untuk yang pertama kalinya. Jenis narkoba pertama kali yang di coba oleh RM adalah jenis shabu-shabu, pada saat mencoba jenis narkoba tersebut RM merasa semangat dan penuh rasa bahagia. RM mengatakan bahwa ternyata narkoba itu nikmat.

Setelah mendapatkan kenikmatan dari narkoba tersebut. RM merasa ketagihan untuk selalu mengkonsumsi narkoba. Teman-teman RM yang sering mengajaknya bermain jarang berjumpa lagi karena kesibukan masing-masing dari teman-temannya. Akhirnya untuk memuaskan keinginannya untuk mengonsumsi narkoba, RM menjumpai teman-teman sekolahnya yang pengguna narkoba untuk mengkonsumsi narkoba bersama. RM dan teman-teman sekolahnya sering mengkonsumsi narkoba di kamar mandi atau toilet sekolah. Mereka secara bergantian masuk ke dalam toilet dan sebagian lagi menjaga di luar toilet untuk mengantisipasi jika ada teman-teman lain yang mau menggunakan toilet. Untuk mendapatkan narkoba, RM dan teman sekolahnya mendapatkannya dari dekat sekolah juga, karena sekolah mereka dekat dengan pengguna narkoba. waktu itu harga Ganja hanyalah Rp: 10.000/arm yang dapat dibagi menjadi 3 linting atau dimasukkan ke dalam 3 batang rokok untuk dihisap. Kegiatan beli Ganja sering dilakukan RM bersama teman-teman lainnya sehingga mereka sudah sering mengkonsumsi Ganja tersebut.

Di luar kegiatan sekolah, RM sering bermain ke warnet untuk bermain Game online seperti point blank. Ia menghabiskan banyak waktu di warnet setiap harinya dan jarang pulang ke rumah, pada saat berangkat ke sekolah RM sering tak sampai tujuan dan malah

bermain ke warnet.. yang di pikiran RM hanyalah game dan game. Sehingga kepribadian dia rusak, tanpa memikirkan bagaimana susahnya orangtuanya untuk mencari rejeki agar RM dapat terus bersekolah.

RM memiliki orangtua tunggal yaitu seorang ibu. Ibu dan ayah RM berpisah sejak RM berusia 3 tahun. RM tidak mengetahui dengan jelas siapa ayahnya, pada saat RM mulai bersekolah barulah RM mengetahui sosok ayahnya pada saat RM memasuki SMA. Akan tetapi ayah RM meninggal dunia karena sakit. Ibu RM berjuang sendirian untuk dapat memenuhi kebutuhan RM dan adik-adiknya yang lain, sebelum ayah RM meninggal dunia. Ayah RM jarang memberikan nafkah kepada ibu dan anak-anaknya. Karena jarang mendapatkan nafkah dari suaminya, ibu RM membanting tulang untuk memenuhi kebutuhan anak-anakknya.

Orangtua RM memberikan kebebasan kepada RM untuk bergaul kepada siapapun, orangtua RM jarang menanyakan siapa aja teman-teman sepermainan RM. Ibunya yang selalu kerja dan memiliki waktu yang tidak banyak yang membuat RM sedikit mendapatkan kasih sayang dari ibunya. RM sebenarnya tidak masalah dengan kurangnya kasih sayang dari ibunya, mengingat ibunya harus banting tulang untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Di lingkungan tempat tinggal. RM senang bergaul dengan teman yang lainnya, RM sering bergaul dengan orang yang usianya jauh diatas RM. Dalam pergaulannya RM dan teman-temannya sering melakukan keributan-keributan tak menentu yang membuat warga agak kesal dengan tingkah mereka. teman-teman lingkungan tempat tinggal RM banyak terdapat pengguna dan bandar narkoba. RM malah berteman dengan para pengguna narkoba, RM dan temannya sering meminum minuman keras dan menggunakan ganja.

Di dalam rumah, RM sering meminta uang kepada ibunya dengan alasan untuk mengerjain tugas kelompok. Uang yang di dapat RM dari ibunya sering dia gunakan untuk bermain warnet dan membeli narkoba bersama teman-teman lingkungan tempat tinggalnya. RM dan teman-temannya membeli narkoba di salah satu tempat yang memang sudah menjadi tempat yang sangat rawan dan sudah digaris merahi sebagai tempat kawasan yang banyak terdapat bandar narkoba. Setelah mendapatkan narkoba tersebut. RM dan teman-temannya sering mengkonsumsi narkoba di tempat bandar narkobanya langsung dan juga di kos-kosan teman yang lainnya.

Teman sekolah RM hanya sedikit yang pemakai Narkoba, itupun jenis Ganja. RM terjerumus dalam pemakaian Narkoba karena teman-teman lingkungannya, dimana daerah tersebut terkenal dengan peredaran dan pemakaian Narkoba yang cukup tinggi. Awalnya RM diajak oleh teman-temannya bersama-sama untuk mengkonsumsi Shabu-shabu, lalu minum minuman keras di suatu tempat, hingga akhirnya RM pun sudah mulai suka dan tertarik ingin mengkonsumsi barang tersebut kembali. RM sering bergabung dan berkumpul dengan teman-teman pemakai yang lain dan merekapun selalu membeli barang tersebut dengan cara mengumpulkan uang bersama karena harga Shabu-shabu tersebut sangatlah mahal, shabu 1 gram seharga 1 jt rupiah, ½ gram seharga Rp 500.000, ¼ gram Rp: 300.000.

Setelah lama mengkonsumsi Narkoba, maka RM pun sudah ketergantungan dan ingin selalu mengkonsumsinya. Setiap RM mulai merasa sakau, RM harus menjumpai teman-teman pemakai yang lain, karena jika membeli Shabu sendiri terlalu mahal untuk dirinya. Teman-teman RM juga kebanyakan sudah ketergantungan dalam pemakaian Shabu, sehingga kegiatan ini selalu mereka lakukan bersama-sama. Pengakuan RM sendiri heran kenapa selalu ada uang untuk mereka membeli Narkoba tersebut, tetapi teman-teman RM hampir semua memiliki uang saku yang lebih diberikan oleh orang tua mereka masing-masing.

Uang jajan dan uang keperluan lainnya untuk RM diberikan orangtuanya tidak terlalu banyak, orangtua RM takut anaknya menjadi boros. Akan tetapi karena sudah ketergantungan narkoba, RM meminta kepada ibunya untuk menambah uang jajannya, kalau tidak RM mengancam akan memukuli ibunya. Ibu RM akhirnya menambah uang jajannya. Uang jajan tambahan yang diberikan ibunya kepada RM digunakan untuk membeli narkoba. Semakin hari uang jajan RM semakin habis saja untuk membeli narkoba. Karena ketergantungan narkoba, RM semakin hari semakin boros saja yang membuat uang jajan yang diberikan ibunya sudah lah tidak cukup lagi mengingat harga narkoba semakin mahal.

Untuk mendapatkan uang tersebut, RM selalu mengancam ibunya agar ibunya dapat memberikan uang yang sangat lebih. Akan tetapi keterbatasan ekonomi yang dimiliki ibu RM yang membuat ibunya tidak bisa memberikan uang jajan yang lebih lagi. RM sangat bingung darimana harus mendapatkan uang untuk mengkonsumsi narkoba. Teman-teman RM menyarankan untuk mendapatkan uang, mereka mencuri di dekat rumah. RM dan teman-temannya melalukan pencurian di dekat rumah untuk bisa membeli narkoba.

Ibu RM sudah mulai curiga dengan tingkah laku yang dimiliki anaknya yang semakin hari semakin merajalalela saja, RM sebelumnya tidak pernah memaksa ibunya untuk selalu memberikan uang lebih dan tidak pernah mengacam ibunya, sekarang sudah mulai mengancam ibunya. Ibunya pernah mendapatkan informasi juga, bahwa anaknya sering mencuri bersama teman-teman sepermainnya. Ibu RM curiga kalau RM sudah mengenal narkoba, mengingat sifat yang dimiliki RM persis dengan sifat para pengguna narkoba.

Ibu RM tidak mau berprasangka buruk kepada anaknya. Ibu RM selalu percaya bahwa anaknya tidak menjadi pecandu narkoba. Ibu RM percaya bahwa anaknya dan teman-teman RM adalah orang yang baik dan tidak mau melakukan hal itu, ibu RM tidak percaya sampai ibunya harus melihat dengan kepala mata sendiri bahwa anaknya pengguna narkoba.

Suatu hari ibu RM pernah masuk ke kamar anaknya untuk mencari barang yang mencurigakan. Ibu RM terus menggeledah sampai akhirnya ibu RM menemukan sebuah barang yang berbentuk bong ada di dalam kamar RM. Ibunya curiga karena bentuk barang tersebut yang aneh, ibu RM tidak mengetahui bentuk barang yang digunakan untuk mengkonsumsi shabu-shabu. RM masuk kedalam kamar dan melihat ibunya memegang bong miliknya, ibu RM menanyakan barang tersebut kepada RM. RM menjawab dengan gugup dan mengatakan bahwa itu hanya barang biasa yang sudah tidak bisa digunakan lagi. Ibu RM percaya kepada anaknya dan menyuruh RM untuk membuangnya.

Ibu RM semakin curiga kepada anaknya dan selalu mengikuti gerak-gerik anaknya. Kecurigaan ibu RM semakin kuat karena RM menjawab dengan gugup pertanyaan ibunya mengenai bong tersebut dan juga jenis bentuk barang yang aneh. Melihat hal itu, maka ibu RM curiga terhadap tingkah laku anaknya dan suatu hari pernah mengikuti RM dari belakang secara diam-diam, hingga ibunya mengetahui dimana tempat biasa RM berkumpul dengan temannya, lalu ibu RM pun ingin tahu lebih banyak tentang anaknya tersebut. Ibunya menanyakan kepada masyarakat di sekitar warnet itu, dan ibunya pun memperoleh informasi bahwa kebanyakan yang sering ngumpul di warnet itu adalah orang-orang yang sering memakai Narkoba.

Kecurigaan ibu RM semakin kuat aja dengan informasi-informasi yang didapatkannya. Tetapi ibu RM tidak mau langsung mengatakan anaknya seorang pecandu narkoba. RM pada saat itu lebih sering dikamar dan tidak mau keluar rumah. Ibu RM semakin curiga dengan tingkah laku anaknya. Ibu RM langsung mendekati kamar anaknya, kebetulan kamar RM tidak terkunci, akhirnya ibu RM langsung masuk begitu saja tanpa mengetok pintu kamar anaknya dan mendapati RM sedang mengkonsumsi narkoba dengan alat yang hisap yang pernah ditemukan ibunya sebelumnya.

Ibu RM merasa terpukul dan sangat sedih sekali melihat dan mengetahui anak pertamanya menggunakan shabu-shabu. Ibu RM pingsan pada saat RM mengatakan bahwa dia telah mengkonsumsi shabu-shabu selama 2 tahun belakangan ini. Setelah siuman, ibu RM menanyakan kepada anaknya awal mula RM mengkonsumsi narkoba, RM menjawab awal mula pada saat RM bersama teman-temannya menghadiri pesta ulangtahun temannya yang lainnya. Ibu RM tambah sedih lagi, karena uang yang selama ini diberikan kepadanya digunakan untuk membeli narkoba. Ibunya sedih kenapa sampai RM harus terjerumus dalam dunia gelap ini.

Setelah mengetahui anaknya terjerumus ke dalam lingkungan dan jalan yang salah, maka ibu RM pun menghubungi pamannya lalu menceritakan semua yang terjadi. Mengetahui berita tersebut, paman RM pun datang dan berbicara secara paksa dengan RM di rumah. Semua kelakuan dan perbuatan yang selama ini berhasil diungkit oleh pamannya, dan RM pun mengakui sendiri akan kelakuannya selama ini. RM mengaku sudah tidak bisa lagi untuk tidak mengkonsumsi Narkoba dan jika tidak mengkonsumsi maka Ia sakau. RM pun sudah ketergantungan akan narkoba tersebut.

Rasa sayang ibu dan pamannya tidaklah pernah habis terhadap anaknya walaupun bagaimana kondisi yang dialami. Ibu dan paman RM ingin anaknya sehat kembali, berubah dan tobat untuk tidak memakai Narkoba lagi. Ibu dan paman RM pun memutuskan untuk membawa anaknya mengikuti Rehabilitasi Sosial penyalahgunaan narkoba di Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre Sumut. Ibu dan pamannya mengetahui adanya panti ini dari keluarga mereka yang mengetahui keberadaan Panti Rehabilitasi untuk korban penyalahgunaan narkoba. Akhirnya RM pun di bawa oleh ibu dan pamannya ke Panti Rehabilitasi Sosial AL-Kamal Sibolangit Centre Sumut untuk menjalani Rehabilitasi.

Awalnya masuk panti rehabilitasi itu pada tahun 2012, pada saat itu RM tidak senang dan emosi karena harus dimasukan kedalam rehabilitasi. RM mengatakan tidak perlu masuk rehabilitasi pun dia akan berubah untuk tidak mengkonsumsi narkoba. Alasan RM yang lainnya adalah karena dia tidak mau jauh dari keluarga dan ibunya. Pihak Rehabilitasi memberikan informasi kepada RM bahwa dengan dia masuk ke dalam rehabilitasi akan lebih mudah bagi dia untuk bisa pulih. Dan akhirnya RM mau masuk kedalam rehabilitasi dan mau menjalani segala bentuk kegiatan yang ada di panti ini.

Akhirnya RM pun menjalani Rehabilitasi Sosial, awal Ia menjalani rehabilitasi, RM masuk ruang isolasi selama satu bulan, RM merasa seperti di penjara, Ia sering sakit dan menggigil karena tidak memakai Narkoba lagi. Selama satu bulan di ruang isolasi dan dengan dibantu obat untuk memutuskan hubungan dengan zat. RM pun sudah tidak lagi di ruang isolasi dan bergabung dengan binaan lainnya dan tidur di barak bersama teman lainnya yang sudah mulai pulih dari ketergantungan narkoba

Tahap demi tahap telah dijalani oleh RM di Panti Rehabilitasi Sosial tersebut. Pahit manisnya selama mengukuti program-progam di panti tersebut sudah dialaminya. Setelah menjalani berbagai kegiatan yang ada di panti dengan metode therapeutic community, mental RM sudah tumbuh dan berfikiran kepada hal-hal yang positif. RM sudah sadar akan kelakuannya selama ini dan diapun mengaku untuk tidak mengkonsumsi narkoba lagi setelah menjalani rehabilitasi nantinya dan Ia ingin kembali melanjutkan sekolahnya.

RM mengaku selama di rehabilitasi awalnya dia tidak suka selama kurang lebih dua bulan, setelah itu Ia menyukai kegiatan-kegiatan yang ada walaupun kadang-kadang dia bad mood. Kegiatan yang sangat dia senangi adalah kegiatan ibadah. Pada saat diluar sebelum masuk panti, RM sangat jarang untuk melakukan ibadah seperti sholat dan membanca kitab

suci. Setelah didalam panti RM semakin rajin beribadah dan sudah mengetahui sedikit banyak bacaan kitab suci Al-Qur’an.

Banyak sekali kenagan-kenangan yang tidak terlupakannya bersama teman-teman yang senasib juga dengan dirinya yang berusaha untuk mengobati diri mereka dari ketergantungan narkoba. Segala bentuk usaha mereka lakukan, dan segala kegiatan yang diberikan pegawai/ staff mereka ikuti karena tekad mereka ingin berubah. Di panti tersebut Imam mengikuti keterampilan yang diberikan para staff di panti ini sudah mulai dipahaminya dan semakin tertarik untuk mempelajarinya lebih dalam lagi.

RM berharap setelah keluar dari panti rehabilitasi ini, dia mau meminta maaf secara langsung kepada ibunya dan mencium kaki ibunya. RM mau menebus dosanya selama ini dengan berbakti kepada ibunya. RM berharap bisa membantu ibunya dengan berjualan bersama ibunya dan membuka usaha kecil-kecilan untuk dapat memenuhi kebutuhan keluarganya.

Informan II

Nama : AR

Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 13 Agustus 1994

Usia : 20 Tahun

Pekerjaan : Pelajar

Alamat : Medan

Agama : Islam

Suku : Simalungun

AR merupakan salah satu mahasiswa semester 2 yang ada di perguruan tinggi di kota medan. Sebelum ke medan, AR sempat kuliah di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di banda aceh. AR termasuk anak yang lumayan pintar pada saat dia berada di banda aceh. Pada saat dibanda aceh, AR senang berkumpul bersama teman-teman kampusnya. AR merupakan anak yang senang bergaul dan bersahaja. Pada saat di Banda Aceh, AR tinggal di kost-kostan yang tidak jauh dari kampusnya.

Pada saat di Banda Aceh, AR berteman dengan siapa aja tanpa terkecuali. Dalam pergaulannya AR bergaul dengan teman yang salah, teman-teman AR sering mengajaknya untuk meminum-minuman keras dengan alasan agar tetap selalu on. Awalnya AR menolak untuk meminumnya, akan tetapi dengan bujukan teman-temannya. AR akhirnya mau meminum-minuman keras tersebut, Karena keseringan minum-minuman keras, AR dan teman-temannya ketergantungan untuk selalu meminumnya.

Setelah keseringan mengkonsumsi minum keras, AR dan teman-temannya berusaha mencari jalan agar tetap on dan berstamina dengan beralih ke narkoba jenis ganja dan shabu-shabu. AR sangat mudah dipengaruhi teman-temannya untuk selalu mengkonsumsi narkoba. AR berteman dengan para bandar narkoba sampai dia akhirnya menggunakan narkoba.

Alasan kenapa sampai AR harus mengkonsumsi narkoba adalah untuk menghilangkan rasa stres akibat konflik yang terjadi didalam keluarganya. Keluarga AR sering terjadi konflik yang kecil tetapi dibesar-besarkan. Ayah dan ibu AR telah bercerai pada saat AR berusia 1 tahun, karena perbedaan agama yang dimiliki. AR ikut bersama ibunya sudah 12 tahun, dan AR merasa sedih kenapa orangtuanya harus sampai becerai.

Untuk mengkonsumsi narkoba, AR sering menggunakan uang bulanannya untuk membeli narkoba tersebut. AR dan teman-temannya mengumpulkan uang secara bersama-sama untuk dapat membeli narkoba. Narkoba yang dibeli mereka di dapat dari bandar narkoba yang tidak jauh dari lingkungan kampusnya. Pada saat sakau, AR sering meminjam uang teman-temannya untuk membeli narkoba, dan AR meminta uang bulanan lebih kepada orangtuanya untuk dapat membeli narkoba.

Orangtua dan keluarga AR merasa curiga dengan sifat dan perbuatan AR yang selalu meminta uang jajan dan uang praktek, padahal AR bukan mahasiswa jurusan ilmu alam, AR kuliah di salah satu jurusan di ilmu sosial. Awalnya orangtua AR memberikan apa aja yang menjadi kemauan anaknya, yang penting bagi orangtua adalah anaknya bisa terus bersekolah samapai yang lebih tinggi. Orangtua AR selalu memberikannya, walaupun orangtuanya tau bahwa anaknya tidak pernah praktek, tetapi orangtuanya tetap memberikannya sampai pada suatu hari AR meminta uang yang sangat besar kepada ibunya dengan alasan yang sangat tidak jelas.

Tidak tahan dengan sifat dan tingkah laku anaknya yang sering meminta uang bulanan lebih tanpa alasan yang jelas. Orangtua AR memindahkannya dari banda aceh ke medan untuk menlanjutkan pendidikannya di medan saja. Alasan kenapa orangtua memindahkannya ke medan adalah keterbatasan biaya yang dimilik orangtuanya dan tingkah laku anaknya yang sudah mencurigakan.

Di medan AR kuliah di salah satu perguruan tinggi swasta. Di medan AR tidak bisa menghilangkan sifat buruknnya untuk selalu mengkonsumsi narkoba, sebenarnya AR berusaha untuk menghilangkan rasa kecanduannya dengan narkoba. Setelah menjalankan perkuliahan selama beberapa bulan, AR mempunyai beberapa teman dilingkungan kampus barunya.Teman-teman yang dikenal AR tidak ada bedanya dengan teman-teman dikampusnya dulu waktu di Banda Aceh. Teman-teman AR pertama menanyakan kepadanya apakah kau pernah mengkonsumsi narkoba. AR menjawab pernah dengan rasa gugup.

Setelah beberapa bulan berteman. AR dan teman-temanya mengkonsumsi narkoba di kost-kostan teman yang lainnya. Di dalam kost-kostan tersebut mereka menggunakan narkoba jenis ganja dan shabu-shabu. Dalam mengkonsumsi narkoba tersebut, mereka ditemani salah satu pegawai yang ada dilingkungan kampusnya. Pegawai tersebut yang menyarankan untuk mereka membeli narkoba tersebut ke bandar narkoba.

Untuk mendapatkan narkoba tersebut, AR sering menipu orangtuanya agar dapat diberikan uang jajan lebih. Orangtua AR sering memberikan uang jajan lebih kepadanya, orangtua AR berpendapat bahwa dengan memberikan uang jajan lebih,anaknya bisa mendapatkan keperluannya di kampus. Memang AR memerlukan uang jajan lebih, tetapi

Dokumen terkait