Oktober 2012, dan 11 Maret 2013.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Majalah
Majalah adalah terbitan berkala yang isinya meliputi berbagi liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca. Dan menurut waktu penerbitanya dibedakan atas majalah bulanan, tengah bulanan, mingguan dan sebagainya. Dan menurut penkhususan isinya dibedakan atas majalah berita, wanita remaja, olahraga, sastra, ilmu pengetahuan tertentu dan sebagainya (KBBI,2002:698)
Sementara pandagan Dewitt Wallace bahwa majalah merupakan media massa terbesar adalah karena majalah ini berusaha melayani audien massal.1 Majalah menyajikan ringkasan berita berdasarkan kategori seperti persoalan-persoalan kehidupan manusia yang aktual. Karena para pembaca biasanya menyukai majalah yang menampilkan berita yang fokus pada orang sukses dan terkenal. Selain itu kategori terbesar adalah persoalan-persoalan politik seperti, Majalah Tempo yang terbit seminggu sekali.
Majalah merupakan medium yang pervasife. Bukan hanya untuk orang atas tetapi banyak juga majalah yang diterbitkan untuk kalangan bawah, yang berarti bahwa peran medium majalah melintasi hampir seluruh lapisan masyarakat. Bahkan
1
John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 112.
orang buta huruf dapat memperoleh kesenangan dan manfaat dari majalah yang umumnya dapat memuat gambar dan warna.
Penerbitan berkala yang menggunakan kertas bersampul, menurut bermacam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua jenis yakni Majalah umum, yaitu majalah yang membuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibu, gambar-gambar, olahraga, film, seni, dll. Majalah khusus, seperti majalah wanita, majalah keluaraga, majalah humor, majalah kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen,dll.2
Menurut Muchtar Lubis, majalah dibagi menjadi dua golongan yaitu : 1. Majalah Umum
Majalah yang berisikan tentang politik, kebudayaan, fiksi, karangan, pengetahuan umum, pelipur lara, hiburan, olahraga, film, dan sebagainya.
2. Majalah Khusus
Majalah yang hanya berisikan mengenai bidang khusus, seperti majalah wanita, majalah pria, majalah remaja, dan anak-anak. Majalah yang demikian memiliki perasaan yang cukup luas terutama dikota-kota besar.3
Menurut pendapat Muchtar Lubis di atas, secara umum dapat dipahami bahwa majalah menciptakan pasar sendiri untuk suatu produk, maka hubungan majalah dengan khalayaknya dapat diterima karena setiap majalah lebih diarahkan untuk kepentingan khalayak tersebut.
2
Kurnia Efendi, Ensiklopedia Pers Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h.154-155
3
Dapat dipahami pula secara khusus bahwa majalah memiliki jangkauan khalayak yang cukup luas. Namun jenisnya cukup bervariasi sehingga masing-masing dapat mewakili berbagai kepentingan atau selera pembaca.
Dari penggabungan definisi majalah umum dan khusus, majalah dapat didefinisikan sebagai suatu media massa yang berfungsi sebagai media informasi yang diberikan kepada khalayak secara luas, karena berita bersifat universal, dengan kata lain isi berita yang disampaikan berkaitan dengan kehidupan manusia dari berbagai aspek.
Menurut Wilbur Schram yang dikutip oleh Asep Syamsul M. Romli mengatakan bahwa khalayak pembaca akan terpikat minatnya, manakala, apa yang mereka baca berkaitan dengan kebutuhan dan menyajikan sarana tentang cara memperoleh kebutuhan itu.4
Jurnalisme memuat berita meliput secara menyeluruh, dengan menggunakan wawancara kepada berbagai sumber bukan hanya bicara dengan tokoh yang diangkat profilnya, tetapi juga dengan orang-orang yang dapat memberi komentar, tentang sang tokoh yang termaksud kawan dan lawannya. Upaya semacam ini kerap memakan waktu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan. Tipe majalah ditentukan oleh sasaran khalayak yang dituju. Artinya sejak awal redaksi sudah menentukan siapa yang akan menjadi pembacanya, apakah anak-anak, remaja, wanita dewa, pria dewasa, atau untuk pembaca umum dari remaja sampai dewasa.
4
Asep Syamsul m. romli, Jurnalistik Praktis: Untuk Pemula, (Bandung: PT Remaja rosdakarya, 2001), h.2-4
Selain dengan sifat atau karakteristiknya majalah dapat dijadikan publikasi yang beraneka ragam . ciri khas dari majalah adalah dapat dibaca berulang-ulang kali, sehingga dapat dipahami atau dihaval sampai mendetail.5
Menurut Elvinari Ardianto dan Lukiati Erdinaya Majalah mempunyai karakteristik yang dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
a. Penyajian lebih dalam
Majalah berita biasanya terbit mingguan, sehingga para reporternya punya waktu yang cukup lama untuk memahami dan mempelajari suatu peristiwa. Mereka juga mempunyai waktu yang leluasan untuk melakukan analisis terhadap peristiwa tersebut, sehingga penyajian berita dan informasi dapat dibahas secara lebih dalam.
b. Nilai aktualitas lebih lama
Nilai aktualitas majalah bisa satu minggu. Karena dalam mebaca majalah tidak akan pernah tuntas sekaligus. Pada hari pertama mungkin hanya membaca topik yang disenangi atau topik yang relevan dengan profesi, hari esok dan seterusnya membaca topik lain sebagai referensi.
c. Gambar atau foto lebih banyak
Majalah juga mempunyai gambar atau foto yang lengkap, dengan ukuran besar dan kadang-kadang berwarna, serta kualitas kertas yang digunakan pun lebih baik
d. Cover (sampul) sebagai daya tarik
Sampul majalah merupakan daya tarik tersendiri, karena sampul majalah menggunakan kertas yang bagus dengan gambar yang menarik.6
Majalah mempunyai sampul atau sampul untuk menarik perhatian konsumen, agar terpengaruh oleh tanda-tanda yang terdapat pada sampul. Peneliti mengkaitkan kajian semiotika dengan sampul yang terdapat pada Majalah Tempo edisi yang memuat sampul tentang kasus korupsi simulator SIM yang melibatkan petinggi
5
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: logos, 1999), h.26-30
6
Elviano Ardianto dan Lukianti Komala, Komunikasi Massa Suatu Pengantar, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media, 2005), h. 113-114.
kepolisian. Banyak tanda-tanda yang terdapat pada sampul Majalah Tempo tersebut, setiap tanda memiliki makna yang akan disampaikan kepada khalayak. Sampul Majalah Tempo sebagai bahan penelitian bagi peneliti, dan merupakan suatu tanda yang mempunyai pesan terhadap khalayak dalam sampul tersebut.
Majalah yang terbitan berkala yang berisi berbagai macam artikel dalam subyek yang berisi seperti informasi, cerita, tips, fashion, hobi dan sebagainya. Majalah biasanya ditrbitkan mingguan, dwi mingguan, atau bulanan. Majalah memiliki artikel mengenai topik populer yang ditunjukan pada masyarakat umum dan ditulis dalam gaya bahasa yang menarik dan mudah dimengerti oleh orang banyak.
Penerbitan berkala yang menggunakan kertas bersampul, menurut bermacam-macam tulisan yang dihiasi ilustrasi maupun foto-foto. Dari segi isi dibagi dalam dua jenis yakni Majalah umum, yaitu majalah yang membuat karangan-karangan pengetahuan umum, karangan-karangan yang menghibu, gambar-gambar, olahraga, film, seni, dll. Majalah khusus, seperti majalah wanita, majalah keluaraga, majalah humor, majalah kecantikan, politik, kebudayaan, cerpen,dll.7
Eksistensi majalah muncul karena kebutuhan masyarakat akan informasi beragam sesuai gaya hidup masyarakat saat ini. Maka tak heran banyak berbagai macam ragam majalah beredar saat ini, yang disesuaikan dengan segmentasinya.
Majalah juga berperan sebagai penyampai dan penafsiran pesan. Terlepas dari segala kekuranganya, majalah memilki kelebihan diantaranya adalah:
1. Analisis beritanya lebih panjang lebar (jurnalisme Interpretative)
7
Kurnia Efendi, Ensiklopedia Pers Indonesia,(Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama), h.154-155
2. Dibanding Koran, majalah lebih kuat mengikat emosi pembacanya 3. Memiliki perspektif (pandangan) nasional sehingga terbatas dari
sentiment kedaerahan.
4. Ia merupakan sumber rujukan sehari-hari yang murah. Majalah membahas segala macam masalah dari yang kecil sampai masalah yang penting
5. Interpretasi berita oleh majalah bisa menjadi sumbar pendidikan umum. Artikel tentang sejarah, biografi, ds, bisa menjadi sumber pengetahuan yang bermanfaat.
Selain dengan sifat atau karakteristiknya majalah dapat dijadikan publikasi yang beraneka ragam . ciri khas dari majalah adalah dapat dibaca berulang-ulang kali, sehingga dapat dipahami atau dihaval sampai mendetail.8
B. Pemaknaan Dalam Sampul Majalah 1. Sampul Majalah
Salah satu ciri khas dari majalah berita adalah desain sampul atau halaman 1. Majalah berita menampilkan satu berita utama atau satu fokus utama. Ukuran publikasi, yang biasanya berukuran tabloid atau 8.5 x 11 inci, menyebabkan fokus harus seperti itu. Sampul sering juga dilengkapi dengan teaser headline tentang berita lain yang ada di publikasi.9
8
Mafri Amir, Etika Komunikasi Massa Dalam Pandangan Islam, (Jakarta: logos, 1999), h.26-30
9
pada sebuah majalah terdapat ruang lingkup desain, yaitu tentang sampul majalah. Elemen visual pada sampul majalah saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Tipografi, ilustrasi, dan warna adalah beberapa elemen visual untuk menciptakan komposisi yang menarik pada sebuah sampul majalah.
Sampul majalah adalah sampul halaman depan yang membuat identitas perusahaan dan menghinpun isi pemberitaan verbal dan visual yang berkaitan dengan materi pemberitaan agar menarik pembaca. Unsur- unsur yang harus ada pada sebuah sampul majalah adalah ukuran dasar dari majalah tersebut (ukuran saku atau ukuran tabloid), logo, fotografi, warna dasar, keterangan mengenai jadwal penerbitan, pencamtuman harga, headline (judul artikel dan sub judul artikel). Unsur-unsur ini memiliki fungsi praktis dan fungsi komunikasi yang mewakili konsep yang diberikan perusahaan majalah untuk selanjutnya diterbitkan.
Pengertian sampul menurut Dja’far H.Assegaf sebagai sampul “lembaran kertas paling luar depan belakang pada buku yang lebih tebal dari kertas isinya”.10
Sedangkan sampul sebagai kulit dijelaskan Assegaf sebagai “Lapisan depan atau belakang dari suatu majalah yang lazimnya memuat judul majalah dan berisikan gambar yang menarik”.11
Kemudian Onong Uchjana mendefinisikan sampul sebagai “lembaran bagian luar dari majalah atau buku dimana tertera nama atau judul dan media yang yang bersangkutan”.12
10
Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 127.
11
Dja’far H. Assegaf, Jurnalistik Masa Kini, Pengantar Kepraktekan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), h. 125.
Dari beberapa definisi di atas, dapat diperoleh pengertian bahwa sampul adalah lembaran kertas yang lebih tebal dari kertas isinya, terdapat di halaman paling luar depan atau belakang, dan dibuat untuk menarik perhatian pembaca. Sampul juga dapat membuat citra dan karakter penerbit yang membuatnya.
Sampul dalam sebuah majalah seperti halnya etalase sebuah toko yang akan mendorong pembaca untuk mengetahui isi kedalamannya. Karena itu, halaman depan sampul majalah itu harus menarik perhatian pembaca.
Pentingnya sebuah sampul merupakan bagian dari suatu strategi yang tidak dapat dipandang remeh. Posisi sampul justru menentukan penilaian pembacanya dalam memaknakan sampul tersebut. Karena sampul dapat mempengaruhi calon pembaca dan tentunya dapat menumbuhkan kesan terhadap identitas media yang bersangkutan. Cara media menghiasi sampul salah satunya menggunakan informasi bergambar.
Informasi bergambar lebih disukai dibandingkan dengan informasi (melulu) tertulis, karena menatap gambar jauh lebih mudah dan sederhana. Dibandingkan media verbal, gambar merupakan media yang paling cepat untuk menanamkan pemahaman. Gambar berdiri sendiri, memiliki subyek yang mudah dipahami dan merupakan “simbol “ yang jelas dan mudah dikenal. Pembuatan suatu “gambar komunikasi “, dimaksudkan untuk mendukung suatu pesan. Ada beberapa bentuk gambar komunikasi, antara lain ilustrasi, logo, atau karikatur.
12
Onong Uchjana Efendy, Kamus Komunikasi, (Bandung: Mandar Maju komunikasi, 1999), h. 79.
Dalam hal ini adalah sampul berbentuk gambar karikatur Majalah Tempo yang disajikan kepada khalayak yang mempunyai makna.
Selain itu sampul adalah halaman pertama yang ditampilkan oleh sebuah majalah yang berisi foto atau gambar ilustrasi, headline dan warna. Foto atau ilustrasi adalah gambar yang menjelaskan apa isi dari majalah tersebut, biasanya selalu berhubungan dengan headline. Headline adalah judul artikel yang sedang dibahas oleh majalah dalam setiap edisisnya.
Sampul dalam sebuah buku atau majalah merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan. Peranan sampul sangat penting, karena pada saat akan membeli buku atau majalah yang pertama kali dilihat adalah sampul atau gambar ilustrasinya. Pemilihan judul (teks) harus singkat, mudah dibaca, mudah dimengerti, dan secara langsung dapat menginformasikan isi yang terkandung didalamnya. Jika tampilan sampul dibuat menarik makan akan membuat seseorang tertarik untuk membeli majalah tersebut. Informasi berita yang panjang di sampul harus menarik bagi banyak pembaca. Focus berita ini harus dilaporkan dan disajikan dengan amat cermat dan ditulis serta disunting dengan baik.13
Sampul dibuat untuk membantu calon konsumen dalam hal pemahaman pesan yang ingin disampaikan oleh seorang penulis tentang apa yang ada didalamnya. Melalui gambar ilustrasi pada sampul, seorang penulis dapat menuangkan ide dan kreatifitasnya sebagai salah satu kesatuan dari karya sastra yang dihasilkan, selain itu ada misi tertentu yang ingin disampaikan oleh seseorang kepada khalayak umum. Gambar secara visual pada sampul mampu mengomunikasikan pesan dengan cepat
13
dan berkesan, sebuah gambar ilustrasi yang tepat pemilihanya maka bisa memiliki nilai yang sama dengan ribuan kata. Visualisasi adalah cara atau sarana yang tepat untuk membuat sesuatu yang abstrak menjadi lebih jelas, penampilan secara visual selalu mampu menarik emosi pembacanya.
Banyak penerbitan yang digunakan sebagai media, tetapi penggunanya disesuaikan dengan tujuan bidang-bidang tertentu. Kapan akan digunakanya, tergantung pada jenis, serta jumlah artikel yang akan ditulis. Tetapi yang paling penting adalah bentuk perwajahan penerbitan, sehingga perlu adanya perencanaan desain yang baik dari setiap unsur yang akan ditampilkan.
Unsur-unsur penerbitan antara lain berupa tanda simbol, gunanya untuk membantu pembaca untuk mengikuti alur suatu tulisan. Jika tanda-tanda atau simbol, gunanya untuk membantu pembaca alur suatu tulisan. Jika tanda-tanda atau simbol memilki bentuk yang sama semua, tentu pembaca akan sulit membedakan serta memahami apa yang dimaksud dengan simbol tersebut.
2. Komunikasi visual
Dilihat dari sudut pandang semiotika, desain komuniksi visual adalah sistem semiotika khusus, dengan perbendaharaan tanda (vocabulary) dan sintaks (syntagm) yang khas, yang berbeda dengan sistem semiotika seni. Di dalam sistem, semiotika komunikasi visual melekat fungsi komunikasi. Yaitu fungsi tanda dalam menyampaikan pesan (massage) dari sebuah pengirim pesan (sender) kepada para penerima ( receiver) tanda berdasarkan aturan atau kode-kode tertentu.
Semiotika visual pada dasarnya merupakan salah sebuah bidang studi semiotika yang secara khusus menaruh minat pada penyelidikan terhadap segala jenis makna yang disampaikan melalui sarana indra lihatan (visual senses).14
Sementara itu, pesan yang dikemukakan dalam karya desain komunikasi visual disosialisasikan kepada khalayak melalui tanda. Secara garis besar, tanda dapat dilihat dari dua aspek, yaitu tanda verbal dan tanda visual. Danda verbal adalah aspek bahasa, tema, dan pengertian yang didapatkan. Sedangkan tanda visual akan dilihat dari cara menggabarkanya, apakah secara ikonis, indeksial, atau simbolis, dan bagaimana cara mengungkapkan idiom estetinya. Tanda-tanda yang dilihat dan dibaca dari dua aspek seecara terpisah, kemudian diklasifikasikan dan dicari hubungan antara yang satu dengan yang lainnya.15
Agar pesan mampu menarik perhatian calon konsumen, maka karya desain komunikasi visual harus menawarkan ekskusivisme, keistimewaan, dan kekhususan yang kemudian dapat memberikan akhibat berupa ketertarikan calon konsumen untuk membeli. Contohnya dalah sampul majalah, sampul majalah harus dibuat semenarik mungkin agar calon pembaca tertarik untuk membeli majalah tersebut, karena biasanya sebelum membeli calon pembaca melihat dahulu sampulnya, apakah menarik atau tidak. Strategi semacam ini sengaja dilakukan karena produk desain komunikasi visual, yang salah satunya adalah sampul majalah hanyalah sekedar “alat pembius” bagi produsen untuk berburu konsumen.16
14
Kris Budiman, Semiotika Visual: Konsep, Isu, Dan Problem Ikonsitas, (Yogyakarta:Jalasutra, 2011), h.9.
15
Sumbo Tinarbuko, semiotika komunikasi visual, (Yogyakarta:Jalasutra,2008)h.9-10.
16
Tanda adalah basis dari seluruh komunikasi. Manusia dengan perantaraan tanda-tanda dapat melakukan komunikasi dengan sesamanya. Kajian semiotika dibedakan atas dua jenis, yaitu semiotika komunikasi dan semiotika signifikasi.17
Semiotika komunikasi menekankan pada teori tentang produksi tanda yang salah satu diantarnya mengasumsikanya dalam adanya enam faktor dalam komunikasi, yaitu pengirim, penerima, kode pesan, saluran komunikasi dan acuan (hal yang dibicarakan). Sedangkan semiotika signifikasi memberikan tekanan pada teori tanda dan pemahamannya suatu konteks tertentu.18 Dalam hal ini yang diutamakan adalah segi pemahaman suatu tanda sehingga proses kognisinya pada penerimaan. Tanda lebih diperhatikan daripada proses komunikasinya, karena tujuan dari komunikasi pada hal ini tidak dipersoalkan.
Ketika semua bentuk komunikasi adalah tanda, maka dunia ini penuh dengan tanda. Ketika kita berkomunikasi, kita mencipatakan tanda sekaligus makna. Dalam perpektif semiotika, pada akhirnya komunikasi akan menjadi suatu ilmu untuk mengungkapkan pemaknaan dari tanda yang diciptakan oleh proses komunikasi itu sendiri.
3. Warna
Warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kewajiban pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat, dan lain-lain. Secara visual, warna
17
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi,(Bandung:Remaja Rosdakarya, 2009), h.12
18
memiliki kekuatan yang mempu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing–masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Warna selalu dipakai orang di semua segi kehidupan. Hal itu membuktikan bahwa warna benar-benar menjadi sesuatu yang berarti dalam kehidupan manusi.19
Penggunaan warna yang tidak tepat di headline akan mempengaruhi persepsi pembaca terhadap isi berita dan nilai berita. Teks isi yang berwarna akan menyebakan pembaca lambat dalam memproses informasi dan bahkan menyebabkan mereka enggan emembacanya.
Beberapa warna tidak tepat dipakai. Warna seperti kuning adalah sulit dibaca dan akan menciptakan isi yang samar dan sulit dibaca. Sedangkan warna yang kuat dan hangat, seperti merah adalah warna yang lebih baik untuk teks yang baik adalah hitam diatas putih. Tipe sebaliknya, putih diatas hitam, akan memperlambat pembaca dan menciptakan area tulisan padat di majalah.20
1. Merah
Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan.
2. Putih
Menunjukkan kedamaian, Permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, takbersalah, keamanan, persatuan.
3. Hitam
Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak
19
Adi Kusrianto, pengantarDesain Komunikasi Visual,( penerbit ANDI, Yogyakarta,2007), h.46-47
20
Tom E.Rolnicki,dkk., Pengantar Dasar Jurnalisme (scholastic journalism)”, Jakarta: Kencan Prenada Media Group, 2008, h.274
bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar (underground), modern music, harga diri, anti kemapanan.
4. Biru
Memberikan kesan Komunikasi, Peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari adlam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang. 5. Hijau
Menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. 6. Kuning
Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi, ketidakpastian,resah dan curiga.
7. Ungu
Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri.
8. Cokelat
Menunjukkan Persahabatan, kejadian yang khusus, bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras. 9. Abu-Abu
Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang.
10. Emas
Mencerminkan prestis (kedudukan), kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi.21
4. Tipografi
Tipografi dalam dalam konteks komunikasi visual mencakup pemilihan bentuk huruf, besar huruf, cara dan teknik penyusunan huruf menjadi kata atau kalimat.22
21
Pengorganisasian disini meliputi pengaturan jarak antar baris, antar huruf, antar kata, spasi, termasuk memastikan bentuk atau anotomi huruf yang sebaiknya memiliki perbedaan dengan angka, missal huruf “i” capital sebaiknya tidak sama dengan angka 1.
Huruf dan tipografi dalam perkembanganya menjadi ujung tombak guna menyampaikan pesan verbal dan pesan visual kepada seseorang, sekumpulan orang, bahkan masyarakat luas yang dijadikan tujuan akhir proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan.
Dalam perkembanganya, ada lebih dari seribu macam huruf Romawi atau latin yang telah diakui oleh masyarakat dunia. Tetapi huruf tersebut sejatinya merupakan hasil perkawinan silang lima jenis huruf berikut ini23:
1. Huruf Romein. Garis hurufnya memperlihatkan perbedaan antara teba-tipis dan mempunyai kaki atau kait yang lancip pada setiapbatang hurufnya. Jenis huruf ini meliputi: Baskerville, Garamond, perpetua.
2. Huruf Egyptian. Garis hurufnya memiliki ukuran sama tebal pada setiap sisinya, kaki atau kaitnya berbentuk lurus atau kaku. Jenis huruf ini meliputi: Calibri,Century, Verdana.
3. Huruf Sans Serif. Garis hurufnya sama tebal dan tidak mempunyai kaki atau kait. Jenis huruf ini meliputi: Bookman, Candara.
22
Sumbo Tinarbuko, Semiotika Komunikasi Visual,(Yogyakarta:Jalasutra, 2008), h.98 23
4. Huruf Miscellaneous. Jenis huruf ini lebih mementingkan nilai hiasnya daripada nilai komunikasinya. Bentuknya senantiasa mengedepankan aspek dekoratif dan ornamental. Jenis huruf ini meliputi: Chiller, Curlz, Gigi
5. Huruf Script. Jenis huruf ini menyerupai tulisan tangan dan bersifat spontan. Jenis huruf ini meliputi: Brush Script, French Script Monotype.
Sementara itu, Danton Sihombing mengelompokan keluarga huruf berdasarkan latar