BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
4.2. Temuan Data
berusaha membersihkan nama baik almarhum ayahnya yang sudah sangat tercemar itu. Akhirnya diadakan pengadilan ulang dan Ye Sung berjuang mati-matian dengan dibantu oleh kelima sahabat penjara ayahnya. Kelima sahabat Lee Yong Gu itu bukan lagi narapidana dan sudah bertobat menjadi orang baik-baik, bahkan So Yang Ho menjadi pendeta. Dengan dibantu kelima sahabat Lee Yong Gu, akhirnya Ye Sung menang di pengadilan dan hakim memutuskan bahwa Lee Yong Gu tidak bersalah. Akhirnya Ye Sung bisa membuktikan walaupun ayahnya yang sudah almarhum itu bodoh tapi ia bukan pembunuh dan pemerkosa anak-anak.
4.2. Temuan Data
Dalam film “Miracle In Cell No.7”, peneliti akan menganalisa data yang ditentukan dalam unit analisis maskulinitas berdasarkan film “Miracle In Cell No.7”. Unit analisis pada film ini adalah maskulinitas dalam hubungan dunia kerja, maskulinitas dalam hubungan keluarga, dan maskulinitas dalam hubungan dunia sosial. Unit analisis ditentukan setelah peneliti melihat film “Miracle In Cell No.7”, dan unit analisis tersebut dapat mewakili analisa peneliti dalam merepresentasikan maskulinitas dalam film “Miracle In Cell No.7”.
Selanjutnya, unit analisis tersebut akan diteliti berdasarkan teori John Fiske melalui paradigma dan sintagma level realitas, level representasi dan level ideologi yang digambarkan dalam kode-kode yang ada di dalam film tersebut. Pencarian data ini akan ditutup dengan kesimpulan secara keseluruhan dari representasi maskulinitas yang ada di dalam film “Miracle In Cell No.7”, dengan meneliti dari awal sampai akhir dari film tersebut.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4.2.1.Analisis Film “Miracle In Cell No.7”
- Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian musim dingin yaitu winter coat berwarna coklat dan syal berwarna biru tua.
Kode Lingkungan
Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di sebuah toko mainan anak-anak.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu sedang merebut tas berwarna kuning yang dikenakan oleh seorang anak kecil.
Kode Dialog
Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu mengatakan bahwa tas yang dipakai anak kecil tersebut adalah milik putrinya yang bernama Ye Sung.
- Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.2. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.
Gambar 4.2.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode Pencahayaan
Gambar 4.2. terlihat cahaya yang terang yang identik dengan warna putih.
- Analisis gambar 4.2.
Pada gambar 4.2. terlihat Lee Yong-Gu di sebuah toko mainan. Dia masuk ke dalam toko tersebut karena dia melihat tas yang dinginkan putrinya diambil orang. Dia ingin merebut tas tersebut karena tidak rela tas itu dibeli orang lain. Hal ini menunjukkan bahwa Lee Yong-Gu sangat menyayangi dan mencintai putrinya. Rasa cinta dan sayang Lee Yong-Gu kepada putrinya terlihat dari cahaya yang terang pada gambar 4.2. dimana cahaya yang terang identik dengan warna putih yang berarti cinta dan kemurnian. Cinta Lee Yong-Gu kepada putrinya membuat Lee Yong-Gu berani merebut tas yang dikenakan anak kecil tersebut. Keberanian itu ditunjukkan melalui pakaian yang dikenakan Lee Yong-Gu berwarna coklat. Warna coklat melambangkan stabilitas dan sering dihubungkan dengan hal-hal berbau kejantanan atau maskulin. Lee Yong-Gu tampak jantan dan berani ketika masuk ke dalam toko untuk memperjuangkan tas yang diingini putrinya. Lee Yong-Gu juga memakai syal berwarna biru tua dimana biru tua adalah warna yang paling diterima oleh para lelaki. Biru tua melambangkan pengetahuan, kekuatan, integritas, dan keseriusan (http://basuki.lecturer.pens.ac.id/lecture/MaknaWarnaDalamDesain.pdf). Seperti arti warna biru tua, Lee Yong-Gu terlihat keseriusannya untuk mengambil tas sailormoon agar tidak dibeli orang lain. Lee Yong-Gu mencoba menarik tas sailormoon yang telah dipakai oleh orang lain.
Pada gambar 4.2. terlihat pengambilan gambar secara medium shoot yang menjelaskan kode aksi yang dilakukan Lee Yong-Gu dimana Lee Yong-Gu tampak sedang merebut tas yang hendak dibelikannya untuk putrinya. Sisi maskulin seorang ayah terlihat ketika Lee Yong-Gu langsung masuk ke toko ketika melihat tas yang diinginkan putrinya akan dibeli orang lain. Ia berusaha mempertahankan tas tersebut agak tidak jadi dibeli orang lain. Ia tidak memikirkan resiko apa yang akan diterima dari perbuatannya, tetapi ia hanya memikirkan bahwa ia harus memenuhi keinginan putrinya. Hal ini dipertegas
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA dengan dialog Lee Yong-Gu yang mengatakan ini punya Ye Sung. Arti kata punya yaitu milik; yang dimiliki (http://kbbi.web.id/punya). Lee Yong-Gu merasa bahwa tas tersebut harus menjadi milik Ye Sung. Hal ini menunjukkan bahwa keinginan putrinya adalah yang utama dan dia mau melakukan apa saja untuk memenuhi apa yang diinginkan putrinya.
Aksi Lee Yong-Gu dalam gambar ini menunjukkan konsep maskulinitas yang dinamakan konsep maskulin yang tradisional dalam pandangan barat. Menurut tulisan Levine yang diambil dari Ensiklopedia Wikipedia yang juga mengutip tulisan dari dua orang ilmuwan sosial Deborah David dan Robert Brannon (Nasir, 2007: 2) tentang salah satu aturan memperkokoh sifat maskulinitas yaitu Give em Hell: Laki-laki harus mempunyai aura keberanian dan agresi, serta harus mampu mengambil risiko walaupun alasan dan rasa takut menginginkan sebaliknya. Lee Yong-Gu tidak memikirkan resiko yang akan diterimanya dari perbuatannya tersebut, ia malah mengambil resiko dengan aura keberaniannya demi putrinya.
- Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian musim dingin yaitu jaket baseball dengan warna putih biru dan syal berwarna biru tua.
Gambar 4.3.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode Lingkungan
Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu bersama putrinya sedang berada di tengah jalan.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu sedang memegang tangan putrinya dan meniup tangan putrinya.
Kode Dialog
Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu menyuruh putrinya untuk segera masuk ke dalam rumah agar tidak kedinginan.
- Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.3. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.
Kode Pencahayaan
Gambar 4.3. terlihat cahaya yang terang yang identik dengan warna putih.
- Analisis gambar 4.3.
Pada gambar 4.3. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tengah jalan bersama putrinya. Ia akan berangkat bekerja. Lee Yong-Gu tampak memegang tangan putrinya dan meniupnya. Aktifitas itu menunjukkan cinta dan kepedulian seorang ayah kepada putrinya dimana Lee Yong-Gu memberikan kehangatan melalui hembusan dan genggaman pada tangan putrinya agar putrinya tidak kedinginan. Genggaman tangan yang dilakukan Lee Yong-Gu merupakan usaha Lee Yong-Gu sebagai seorang ayah dalam memberikan kehangatan kepada putrinya. Lee Yong-Gu ingin menjaga putrinya agar tidak kedinginan.
Hal ini diperkuat dengan dialog Lee Yong-Gu kepada putrinya Ye Sung kedinginan, Ye Sung masuklah ke dalam karena situasi pada saat itu adalah musim dingin, terlihat dari jaket yang digunakan Lee Yong-Gu dan putrinya. Jaket merupakan pakaian yang dipakai untuk menahan angin dan cuaca dingin (https://id.wikipedia.org/wiki/Jaket). Dialog Lee Yong-Gu diatas menunjukkan bahwa ia tidak ingin putrinya sakit karena cuaca di luar sangat dingin. Kasih
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA sayang dan perhatian Lee Yong-Gu kepada putrinya semakin terlihat dari dialog yang dilakukan Lee Yong-Gu kepada putrinya. Lee Yong-Gu menyuruh putrinya untuk segera masuk ke rumah agar tidak kedinginan. Lee Yong-Gu tampak begitu mengkhawatirkan segala sesuatu tentang putrinya. Ia tidak ingin melihat putrinya menderita. Dengan menyuruh putrinya segera masuk ke dalam rumah, maka putrinya akan terhindar dari kedinginan. Kepedulian dan kecintaannya yang ditunjukkan Lee Yong-Gu kepada putrinya didukung oleh cahaya yang terang pada gambar 4.3. yang mengartikan cinta dan kemurnian.
Karakter kepeduliaan dan cinta Lee Yong-Gu kepada putrinya terlihat dari pakaian yang digunakan Lee Yong-Gu. Ini terlihat dari jaket baseball yang digunakan Lee Yong-Gu berwarna biru dan putih. Warna biru dan putih pada jaket yang dikenakan Lee Yong-Gu melambangkan ketulusan hati Lee Yong-Gu dalam menyayangi putrinya dimana biru berarti kesucian dan kedamaian (Darmaprawira, 2002: 46), begitu pula kesucian hati Lee Yong-Gu yang menyayangi putrinya. Sedangkan putih berarti cinta dan murni (Darmaprawira, 2002: 38). Perlakuan Lee Yong-Gu menunjukkan cinta seorang ayah yang begitu murni kepada putrinya.
Ketika memilih pakaian sebaiknya harus disesuaikan dengan kepribadian kita karena pakaian kita merupakan perlambangan jiwa kita(carlyle, seperti dikutip barnard,1996: VI). Pada gambar 4.3. pemeran Lee Yong-Gu mengenakan jaket baseball. Baseball merupakan olahraga yang biasanya dimainkan oleh laki-laki. Olahraga ini tidak bisa dilakukan sendiri, membutuhkan kerjasama yang baik dan kepedulian terhadap pemain yang lain. Seperti gambar 4.3. terlihat sosok ayah yang sangat peduli kepada putrinya dalam diri Lee Yong-Gu. Ia selalu memperhatikan kondisi putrinya. Hal ini didukung gambar 4.3. yang diambil secara medium shoot sehingga memperlihatkan kode aksi pada gambar 4.3.
Perlakuan Lee Yong-Gu ini menunjukkan Lee Yong-Gu merupakan pria maskulin dengan konsep new man as nurturer dimana new man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerja berwarna oranye dan celana hitam.
Kode Lingkungan
Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di rest area parkiran.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang duduk untuk beristirahat sambil memakan roti.
- Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.4. terlihat diambil secara medium long shoot yang memperlihatkan ujung kepala hingga setengah kaki Lee Yong-Gu. Kode Pencahayaan
Gambar 4.4. terlihat cahaya terang yang identik dengan warna putih.
Gambar 4.4.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.4.
Pada gambar 4.4. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di rest area parkiran dimana tempat ia bekerja. Lee Yong-Gu tampak sedang beristirahat dan memakan roti. Lee Yong-Gu bekerja sebagai tukang parkir. Hal ini menunjukkan bahwa Lee Yong-Gu adalah sosok ayah yang bertanggung jawab dan pekerja keras. Sosok ayah yang mampu menafkahi putrinya walaupun di tengah keterbelakangan mental yang dimilikinya, ia tetap bekerja agar dapat menafkahi keluarganya. Hal ini ditunjukkan dengan cahaya terang pada gambar 4.4. dimana cahaya terang identik dengan warna putih yang juga mengartikan harapan. Lee Yong-Gu bekerja keras dengan harapan dia dapat memenuhi keinginan putrinya.
Pada gambar 4.4. pemeran Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerjanya. Ia bekerja sebagai tukang parkir. Ia bekerja sebagai tukang parkir karena Lee Yong-Gu adalah seorang keterbelakangan mental yang membuatnya miskin. Dalam jurnal strategi pemenuhan kebutuhan hidup keluarga tukang parkir, tukang parkir merupakan pekerjaan yang bisa menghindari kemiskinan.Keadaan miskin itulah yang membuat Lee Yong-Gu semangat bekerja sebagai tukang parkir untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Hal ini didukung dengan pakaian yang digunakannya identik dengan warna oranye dimana arti warna oranye yaitu semangat dan kekuatan. Pengambilan gambar secara medium shoot memperjelas warna pakaian yang digunakan Lee Yong-Gu.
Gambar 4.4. mencerminkan bahwa Lee Yong-Gu adalah ayah yang menjadi penanggung kehidupan keluarganya. Ia dituntut untuk melindungi dan menghidupi keluarga secara umum. Peran ayah saat ini digambarkan dengan ayah sebagai penyokong keuangan dari keluarga (Wibowo, 2011: 132). Maskulin sebelum tahun 1980-an, sosok maskulin yang muncul adalah pada figur-figur laki-laki kelas pekerja (Nasir, 2007: 2). Lee Yong-Gu merupakan ayah yang bertanggung jawab. Lee Yong-Gu mampu menjadi penyokong keuangan dalam keluarga. Hal ini dapat dilihat dari janji Lee Yong-Gu untuk membelikan putrinya tas sailor moon, berarti Lee Yong-Gu dapat menghidupi keluarganya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan jaket berwarna hitam, memakai masker dan topi.
Kode Lingkungan
Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian yaitu di pasar.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu melakukan rekonstruksi ulang kejadian.
Kode Latar
Pada gambar 4.5. terlihat kondisi cuaca sedang hujan. - Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.5. terlihat diambil secara medium shoot yang memperlihatkan tangan hingga ke atas kepala Lee Yong-Gu.
Kode Pencahayaan
Gambar 4.5. terlihat cahaya redup. Gambar 4.5.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.5.
Pada gambar 4.5. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian. Lee Yong-Gu tampak sedang melaksanakanan rekonstruksi ulang. Lee Yong-Gu berada dalam kehancuran karena dirinya dituduh sebagai pembunuh dan pemerkosa. Kehancuran dalam diri Lee Yong-Gu semakin didukung oleh baju yang dikenakan Lee Yong-Gu yaitu jaket berwarna hitam. Hitam menandakan kehancuran atau kekeliruan (Darmaprawira, 2002: 48). Pada gambar ini, Lee Yong-Gu dilanda kehancuran dan kekeliruan. Gambar ini menunjukkan saat rekonstruksi ulang tempat kejadian dimana Lee Yong-Gu dituduh melakukan tindak pidana pembunuhan dan pemerkosaan yang sebenarnya tidak dilakukannya. Hal ini juga didukung dengan pengambilan gambar yang diambil secara medium shoot sehingga memperlihatkan pencahayaan yang redup. Redup identik dengan warna hitam. Selain itu, kondisi hujan deras yang terlihat pada gambar 4.5. mendukung kehancuran yang dirasakan Lee Yong-Gu.
Pada gambar 4.5. terlihat juga Lee Yong-Gu masker dan topi dimana masker dan topi digunakan untuk menjaga marwah Lee Yong-Gu dikarenakan ia belum terbukti melakukan pemerkosaan dan pembunuhan tersebut. Walaupun Lee Yong-Gu tidak membunuh tetapi ia tetap bersedia menjalani pemeriksaan. Lee Yong-Gu tidak menjalani pemeriksaan dengan emosi. Ia bersikap tenang dan menjalani pemeriksaan sesuai tata cara yang berlaku. Sikap tenang dan tidak emosi pada Lee Yong-Gu menunjukkan maskulinitas dirinya dimana seorang laki-laki harus tetap bertindak kalem dalam berbagai situasi, tidak menunjukkan emosi, dan tidak menunjukkan kelemahannya (Nasir, 2007: 2). Lee Yong-Gu tetap menjalani rekonstruksi ulang kejadian dengan tetap bertidak kalem dan tidak emosi meskipun ia tahu dirinya tidak bersalah. Lee Yong-Gu tidak menunjukkan kelemahannya yaitu keterbelakangan mental yang dimilikinya. Ia tetap bertindak seperti orang normal ketika menjalani segala pemeriksaan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.6.
Sumber : Film “Miracle In Cell No.7” - Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian berwarna orange.
Kode Lingkungan
Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat kejadian yaitu di pasar.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.6. terlihat Lee Yong-Gu sedang memberikan nafas buatan.
Kode Latar
Pada gambar 4.6. terlihat kondisi aspal yang basah menandakan baru selesai hujan.
- Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.6. terlihat diambil secara long shoot yang memperlihatkan Lee Yong-Gu dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Kode Pencahayaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.6.
Pada gambar 4.6. terlihat Lee Gu sedang berada di pasar. Lee Yong-Gu tampak sedang melakukan nafas buatan untuk seorang anak kecil. Ia tampak mengerahkan seluruh tenaga dan kekuatannya untuk menolong anak kecil tersebut. Hal ini didukung dengan baju yang digunakan Lee Yong-Gu berwarna oranye dimana oranye berarti tenaga dan kekuatan. Lee Yong-Gu tampak kukuh untuk menolong anak tersebut. Sikap kukuh Lee Yong-Gu untuk menolong anak kecil tersebut didukung oleh pencahayaan yang redup yang identik dengan warna hitam dimana warna hitam berarti kukuh.
Pengambilan gambar secara long shot memperlihatkan dengan jelas aksi yang dilakukan oleh Lee Yong-Gu. Lee Yong-Gu memberikan nafas buatan kepada seorang anak kecil. Aksi yang dilakukan Lee Yong-Gu menunjukkan sisi maskulin Lee Yong-Gu dimana maskulin adalah sosok laki-laki sebagai new man. Beynon (Nasir, 2007: 3) menunjukkan dua buah konsep maskulinitas pada dekade 80-an itu dengan anggapan-anggapan bahwa new man as nurturer dan new man as narcissist. New man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak. Melalui gambar ini, terlihat sifat alamiah laki-laki ada pada diri Lee Gu. Lee Yong-Gu perhatian pada anak yang terjatuh pada gambar tersebut. Ketika melihat anak tersebut terjatuh, ia langsung memberikan nafas buatan untuk menolong anak tersebut. Terlihat kelembutan Lee Yong-Gu sebagai seorang ayah yang terbiasa mengurus anaknya, Lee Yong-Gu tahu harus melakukan apa ketika melihat anak tersebut tergeletak dan tidak sadarkan diri.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Gambar 4.7.
Sumber : Film “Miracle In Cell No.7”
- Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan pakaian kerja berwarna oranye.
Kode Lingkungan
Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di kantor. Kode Perilaku
Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu sedang berbicara kepada seseorang.
Kode Dialog
Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu mengkhawatirkan putrinya yang menunggunya di rumah.
Kode Ekspresi
Pada gambar 4.7. terlihat mata Lee Yong-Gu melirik ke atas. - Level Representasi
Kode Kerja Kamera
Gambar 4.7. terlihat diambil secara close up yang memperlihatkan dari leher hingga ke ujung kepala Lee Yong-Gu.
Kode Pencahayaan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA - Analisis gambar 4.7.
Pada gambar 4.7. terlihat Lee Yong-Gu berada di sebuah kantor. Lee Yong-Gu tampak sedang berbicara dengan seseorang. Lee Yong-Gu terlihat mengkhawatirkan putrinya Ye Sung. Hal ini terlihat dari dialog Ye Sung sendirian menunggu. Kode pengambilan gambar secara close up mendukung dialog yang dikatakan Lee Yong-Gu dimana memperlihatkan ekspresi pemeran Lee Yong-Gu. Ekspresi wajah atau mimik adalah hasil dari satu atau lebih gerakan atau posisi otot pada wajah. Ekspresi wajah merupakan salah satu bentuk komunikasi nonverbal, dan dapat menyampaikan keadaan emosi dari seseorang kepada orang yang mengamatinya. Ekspresi wajah merupakan salah satu cara penting dalam menyampaikan pesan sosial dalam kehidupan manusia. Menurut Darwin dalam buku psikologi emosi (Latifa, 2012: IV), menyatakan bahwa ekspresi wajah yang ditampilkan oleh tiap individu berbeda berdasarkan emosi yang mereka alami. Dari ekspresi wajah seseorang, individu dapat menyampaikan informasi tentang keadaan emosi mereka.
Pada gambar 4.7. terlihat ekspresi Lee Yong-Gu dengan mata melirik ke atas yang menandakan bahwa Lee Yong-Gu sedang berpikir, kemungkinan besar mengatakan sesuatu yang benar (https: //muhsinbudiono.com). Melalui ekspresi tersebut, Lee Yong-Gu menyampaikan bahwa ia begitu khawatir kepada putrinya yang sendirian menunggu di rumah. Perasaan Lee Yong-Gu tidak menentu. Kekhawatiran dan perasaan tidak menentu Lee Yong-Gu didukung juga oleh pencahayaan yang redup pada gambar 4.7. dimana cahaya redup identik dengan warna hitam. Hitam yang berarti tidak menentu.
Kekhawatiran dan perasaan tidak menentu Lee Yong-Gu adalah wujud rasa perhatiannya sebagai seorang ayah yang selalu mengurus anaknya. Hal ini menunjukkan maskulinitas Lee Yong-Gu seperti yang dikatakan Beynon (Nasir, 2007:3) new man as nurturer merupakan gelombang awal reaksi laki-laki terhadap maskulinitas. Laki-laki pun menjalani sifat alamiahnya seperti laki-laki sebagai makhluk yang mempunyai rasa perhatian. Laki-laki mempunyai kelembutan sebagai seorang bapak, misalnya, untuk mengurus anak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar 4.8.
Sumber : Film “Miracle In Cell No.7”
Gambar 4.9.
Sumber : Film “Miracle In Cell No.7”
Gambar 4.10.
Sumber : Film “Miracle In Cell No.7”
- Level Realitas
Kode Kostum
Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu mengenakan jaket berwarna hitam dan memakai masker dan topi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Kode Lingkungan
Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang berada di tempat rekonstruksi ulang kejadian.
Kode Perilaku
Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang bingung untuk melakukan perintah polisi atau menjalankan rekonstruksi dengan jujur.
Kode Dialog
Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat Lee Yong-Gu sedang di lobi untuk memanipulasi rekonstruksi.
Kode Latar
Pada gambar 4.8. sampai pada gambar 4.10. terlihat kondisi cuaca sedang hujan.
- Level Representasi