• Tidak ada hasil yang ditemukan

Temuan Data Dalam Penelitian

Dalam dokumen OLEH: AGUSTA RYANDI NIRM: (Halaman 82-109)

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL

B. Temuan Data Dalam Penelitian

Penyajian data yang akan penulis bahas merupakan analisis hasil temuan yang penulis dapatkan setelah melakukan penelitian di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan, dimana dalam memperoleh data penulis menggunakan metode wawancara sebagai metode pokok, kuesioner, observasi dan dokumentasi sebagai metode pendukung.

Dalam analisis data ini, penulis menggunakan

Data Reduction (Reduksi Data), Data Display

(Penyajian Data), dan Conclusion Drawing (Verifikasi Data).

Sebelum dianalisis, data akan di kelompokkan sesuai jenisnya masing-masing, kemudian penulis

menganalisa data dengan suatu metode untuk

memaparkan dan menafsirkan data yang ada. Setelah data dianalisa kemudian diambil kesimpulan dengan berfikir induktif yaitu berangkat dari kesimpulan khusus kemudian ditarik menjadi sebuah kesimpulan umum.

Dengan demikian dapat dihindari kesalahan dalam mengambil kesimpulan yang akan dijadikan fakta bagaimana Implementasi Permendiknas No.16 Tahun2007 tentang standar kualifikasi akademik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan.

Dalam penulisan hasil penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif, dimana data yang ditulis bersifat narasi dan dijabarkan dalam bentuk pernyataan-pernyataan hasil dari pertanyaan dalam wawancara yang dilaksanakan mulai tanggal 04 Januari sampai dengan 30 April 2020.

Selanjutnya untuk memperoleh data yang

relevan, peneliti melakukan wawancara. Dalam proses wawancara yang dilakukan oleh penulis, pertanyaan tersebut diajukan kepada Kepala Sekolah, dan Tenaga Pendidik.

Selain dari pada itu, untuk memenuhi standar tersebut seorang guru harus memiliki beberapa prinsip khusus yang harus dipenuhi hal ini dijelaskan dalam UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen disebutkan bahwa prinsip-prinsip profesi guru adalah sebagai berikut:

1. Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

2. Memiliki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia. 3. Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang

pendidikan sesuai dengan bidang tugas.

4. Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas.

5. Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas keprofesionalan.

6. Memperoleh penghasilan yang ditentukan sesuai dengan profesi kerja.

7. Memiliki kesempatan untuk mengembangkan

keprofesionalan secara berkelanjutan dengan

belajar sepanjang hayat.

8. Memiliki jaminan hukum dalam melaksanakan tugas keprofesionalan, dan memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan mengatur hal-hal yang

berkaitan dengan tugas keprofesionalan guru.49

9. Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus di bidang akademik. Seperti telah dijelaskan pada UU. NO 14 Tahun 2005 bahwa seorang guru memiliki bakat minat, panggilan jiwa, dan idealisme.

49Sudarwan Denim dan Khairil, Op.Cit. Hlm. 11.

Menjadi guru bukanlah perkara yang mudah karena sosok yang tampil dihadapan para peserta didik nantinya yang akan memiliki pengaruh besar pada peserta didik, maka dari itu seorang guru harus memiliki komitmen untuk senantiasa meningkatkan keimanan, ketakawaan, dan akhlak mulia. Maka guru harus selalu meningkatkan komitmen tersebut, sebagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Pendidikan yang bermutu terlihat dari tenaga pendidik yang sudah memiliki standar kualifikasi

akademik, yakni seorang guru harus memiliki

kualifikasi pendidikan D-IV atau S1. Yakni madrasah harus memiliki acuan Standar kualifikasi akademik sebagaimana undang-undang yang telah ditetapkan yang mengharuskan guru wajib memiliki standar tersebut yaitu kualifikasi akademik kependidikan.

Harapan orang tua ialah menyekolahkan anaknya kesekolah yang dinilai memiliki kualitas, baik kualitas sekolah maupun tenaga pendidiknya yang memiliki keahlian, maka kewajiban guru yaitu mengikuti pelatihan apabila dilaksanakan pelatihan-pelatihan maupun diterapkan standar kualifikasi akademik.

Pada penelitian ini penulis mengambil objek pada jenjang Madrasah Ibtidaiyah, sebelum melihat implementasinya harus diketahui terlebih dahulu bagaimana standar kualifikasi akademik di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8.

1. Standar Kualifikasi Akademik Di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8

Standar kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai

ketentuan perundang-undangan yang berlaku.50

Seperti termuat dalam Undang-Undang RI No.16 Tahun 2007, semua tenaga pendidik diwajibkan memenuhi standar kualifikasi akademik, yaitu kualifikasi akademik minimal, dengan tujuan untuk mencapai sasaran pendidikan yang bermutu. Hal ini juga dikatakan oleh salah seorang guru yang berhasil peneliti wawancarai yakni: “Standar kualifikasi pendidikan itu suatu aturan yang dicanangkan oleh pemerintah agar guru itu harus

50Onisimus Amtu, Op.Cit. Hlm. 244.

lulusan S1. Sebagai upaya pengoptimalan kinerja

guru.”51

Tujuan menetapkan standar kualifikasi

akademik pada tenaga pendidik adalah untuk mencapai sasaran pendidikan yang bermutu. Pada jenjang tersebut standar kualifikasi akademik yang ditetapkan yaitu guru harus berpendidikan minimal Diploma Empat (D4) atau Sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang di ajarkan/diampu dan diperoleh dari program studi terakreditasi.

Seperti dikatakan oleh kepala madrasah ibtidaiyah nurul wathan sebagai berikut:

“untuk kualifikasi akademik, pihak sekolah mengharuskan tenaga pendidik , mempunyai ijazah minimal Diploma Empat (D4) atau Sarjana (S1) yang sudah terakreditasi,

dengan bidang mata pelajaran yang

dibutuhkan oleh sekolah. Tujuannya adalah untuk mencapai sasaran pendidikan yang bermutu, dan Untuk tenaga pendidik tetap diharuskan untuk mengikuti pelatihan untuk

meningkatkan kualifikasi akademik dan

kompetensi guru. Saya berharap dengan

kualifikasi akademik tersebut, guru

diharapkan mampu menguasai pelajaran dengan baik serta cakap pada saat kegiatan belajar

mengajar”.52

51Ruswandi, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 08 Februari 2020. 08:00 WIB.

52Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

Hal ini didukung oleh bapak tukiran sebagai salah satu guru di madrasah ibtidaiyah nurul wathan menyebutkan:

“Memang saat ini seorang guru harus lulusan

S1 kependidikan, karena selain dari

tuntutan aturan pemerintah, hal ini juga yang melatar belakangi seorang pendidik sebagai guru yang profesional, selain itu juga dapat memberikan pengalaman kepada pendidik tentang bagaimana seorang guru itu

mengajar.”53

Dari pernyataan tersebut diatas dapat

disimpulkan bahwa lembaga pendidikan harus

mempunyai suatu standar yang mengacu pada peraturan pemerintah dalam mengembangkan tenaga pendidik agar profesional dan memajukan lembaga pendidikannya. Hal ini juga didukung oleh salah satu guru madrasah ibtidaiyah, yaitu bapak juniwen menyatakan sebagai berikut:

“Berhubungan dengan kualifikasi pendidikan, maka seorang gurupun harus memiliki standar kualifikasi akademik. Seorang guru itu minimal memang harus S1, mau tidak mau seorang guru itu harus mengikuti pendidikan

S1”54

Berdasarkan hasil wawancara yang telah penulis dapatkan maka dapat disimpulkan bahwa pada madrasah ini telah mengikuti anjuran

53Tukiran, guru fikih di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan

Pusaran 8, wawancara. Tanggal, 02 Maret 2020, 08:00 WIB.

54Juniwen, guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 11 Maret 2020, 10:00 WIB.

pemerintah yaitu guru harus memiliki minimal standar kualifikasi pendidikan D4 atau S1 yang sudah terakreditasi.

2. Implementasi Standar Kualifikasi Akademik

Implementasi peraturan menteri pendidikan nasional no. 16 tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik merupakan suatu keharusan yang wajib dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan terhadap pemerintah serta meningkatkan kemampuan pendidik dan meningkatkan kualitas pendidikan, yang berkembang semakin pesat, sehingga peraturan tersebut dibuat guna mempersiapkan para tenaga pendidik yang siap dalam menghadapi perubahan zaman.

Selain dari yang di sebutkan diatas seorang guru harus selalu mengupdate informasi pendidikan untuk mengindari ketertinggalan, Hal tersebut didukung oleh ibu Mami Lestari salah seorang guru MI Nurul Wathan Pusaran 8 sebagai berikut: “Pada era sekarang guru memang diwajibkan untuk menempuh jenjang S1 karena perubahan zaman,

menuntut guru untuk lebih profesional.”55

55Mami lestari, Guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran

8, wawancara. Tanggal, 02 Maret 2020, 09:10 WIB.

Menghadapi perubahan yang semakin maju

tentunya diperlukan guru yang profesional

sehingga perlu adanya penerapan standar

kualifikasi akademik untuk meningkatkan kemampuan tenaga pendidik. Penerapan standar kualifikasi akademik pada madrasah ibtidaiyah nurul wathan dijelaskan oleh kepala madrasah sebagai berikut:

“Penerapan standar kualifikasi pendidikan pada madrasah ini seperti yang telah dianjurkan oleh pemerintah yaitu seorang

guru minimal harus memiliki standar

pendidikan s1 kependidikan, dengan cara

memberikan peluang bagi lulusan s1

kependidikan untuk mengabdi di madrasah ini. Selain dari pada itu kami juga memberikan kesempatan dan peluang waktu kepada sebagian guru atau guru yang berminat untuk melanjutkan pendidikan yang

sesuai sebagai seorang guru.”56

Dapat penulis Tarik kesimpulan bahwa

penerapan standar kualifikasi bagi guru sudah mengikuti dari apa yang telah dianjurkan oleh pemerintah, bahwa guru minimal harus lulusan D-IV atau S1 kependidikan. Dari hasil pengamatan terbukti dari 11 guru 4 guru diantaranya sudah

memenuhi standar kualifikasi akademik, 3

diantaranya melakukan proses melanjutkan

56Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

pendidikan tinggi, sedangkan 4 sisanya belum memiliki standar kualifikasi akademik.

3. Guru Harus Memiliki Kompetensi Pedagogik

Guru yang selama ini kita ketahui memiliki peran yang sangat penting dalam bidang pendidikan bukan berasal dari sembarang orang. Akan tetapi guru harus memiliki kompetensi pedagogik sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi guru yang profesional.

Kompetensi pedagogik ialah kemampuan yang harus dimiliki oleh guru dalam melaksanakan fungsinya sebagai pendidik dilingkungan sekolah sesuai dengan bidang tugas yang diembannya,

meliputi kemampuan guru membuat rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP), Guru menguasai materi yang diampu, Guru mampu melaksanakan metode, Guru melaksanakan pembelajaran yang baik, Guru mampu memberikan penilaian hasil belajar dan memiliki kreatifitas menyampaikan materi yang diajarkan,

Pada penelitian ini guru adalah objek utama yang menjadi hal penting mengenai bagaimana proses pembelajaran disekolah, pada madrasah ini menunjukan bahwa penggunaan metode pada saat

pembelajaran masih menggunakan metode ceramah seperti disampaikan oleh kepala madrasah ketika wawancara sebagai berikut:

“Dalam proses pembelajarannya guru masih sering menggunakan metode ceramah, karena mungkin hal ini juga dipengaruhi oleh situasi dan kondisi serta beberapa guru memang hanya bisa menerapkan metode ceramah

tersebut”.57

Menjadi sebuah kelemahan apabila seorang guru hanya mampu menggunakan satu metode, selain monoton proses pembelajaran tersebut akan membuat peserta didik merasa bosan dan asik dengan permainannya sendiri, mengenai informasi yang didapat terbukti dari pernyataan beberapa guru bahwa penggunaan metode ceramah merupakan metode yang sering digunakan. Hal ini di katakan Ruswandi salah satu guru di madrasah ibtidaiyah nurul wathan sebagai berikut:

“Dalam proses mengajar, saya sendiri sering

menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab”.58

Penggunaan metode yang sesuai merupakan suatu cara yang dilakukan oleh guru dalam proses

belajar mengajar untuk mendapatkan hasil

57Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

58Ruswandi, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 08 Februari 2020. 08:00 WIB.

maksimal. Untuk mengetahui seberapa berhasil kita dalam menyampaikan pelajaran dilakukan sebuah evaluasi.

Pada madrasah ini diketahui bahwa dalam melakukan penialaian terlebih dahulu dilaksanakan evaluasi seperti pada umumnya, seperti dikatakan oleh Ririn Anggraini salah satu guru sebagai berikut:

“Dari segi penilaian saya mengikuti seperti yang

dilakukan oleh guru-guru disini, ya bisa

disimpulkan sama saja seperti pada umumnya, dan hasil belajarnya pun juga tergantung dari siswa/I

nya”.59

Maka dapat disimpulkan, untuk mengetahui

hasil dari proses pembelajaran dilakukan

penilaian seperti pada umumnya yang tentunya mengikuti pedoman peraturan yang dibuat oleh pemerintah.

4. Guru Harus Memiliki Kompetensi Kepribadian

Tidak kalah penting dari hal-hal yang telah dijelaskan diatas, bahwa guru merupakan sebuah sosok figure yang sering dilihat oleh peserta

59Ririn Anggraini, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan

Pusaran 8, wawancara. Tanggal, 16 Maret 2020, 09:15 WIB.

didik maupun dimasyarakat luas. Maka guru harus selalu menampilkan kepribadiannya sebagai sosok yang baik, berakhlak mulia dan bersikap santun terhadap siapapun terutama kepada para peserta didik, dalam hal ini peneliti mendapatkan informasi bagaimana sikap yang harus dimiliki oleh seorang guru dimadrasah ibtidaiyah nurul wathan sebagaimana dikatakan oleh bapak juniwen sebagai berikut:

“Seorang guru merupakan figure, baik

disekolah maupun dimasyarakat, seorang guru sudah sewajarnya harus menjaga sikap supaya dicontoh oleh siswa dan juga anggota

masyarakat”.60

Pernyataan tersebut ditambahkan oleh ibu Kemiyem salah seorang guru madrasah ibtidaiyah nurul wathan bahwa menanamkan sikap jujur ke peserta didik itu lebih penting, maka seorang guru harus bisa memberikan contoh sikap jujur seperti dikatakan berikut: “Secara umum sikap sebagai seorang guru, yang utama kita harus jujur, diikuti dengan sikap ramah pada siswa baik

sesama guru juga kepada masyarakat.”61

60Juniwen, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 11 Maret 2020, 10:00 WIB.

61Kemiyem, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 12 Maret 2020, 10:00 WIB

Hal ini juga dibenarkan oleh kepala

madrasah bahwa sikap guru-guru dimadrasah

ibtidaiyah ini sudah bagus seperti dikatakan kepala madrasah sebagai berikut:

“Selama saya menjadi guru dan sekarang menjadi kepala sekolah, saya melihat guru-guru yang ada disini insyaallah mempunyai semangat yang tinggi dalam mengajar juga

memiliki kepribadian yang baik dan

religius”.62

Dari beberapa pernyataan diatas dapat penulis simpulkan seorang guru dimadrasah ini mempunyai kepribadian yang baik dan religius sebagai panutan bagi peserta didik dan juga msyarakat sekitar.

5. Guru Harus Memiliki Kompetensi Sosial

Salah satu kompetensi yang harus dimiliki oleh guru adalah memiliki jiwa sosial, agar

seorang guru dapat bergaul dan tidak

deskriminatif, kemudian guru dapat berkomunikasi secara baik terhadap sesama guru, masyarakat dan peserta didik. Pernyataan tersebut juga didukung oleh kepala madrasah sebagai berikut:

“Menjadi seorang guru itu harus memilii kompetensi sosial, kriteria guru dengan kompetensi tersebut adalah harus bisa

62Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

berkomunikasi secara baik dengan kepala sekolah, rekan sesama guru, wali murid, masyarakat dan yang paling penting dengan peserta didik. Karena tujuan yang paling utama adalah untuk lebih dekat dengan para peserta didik, sehingga murid bisa lebih terbuka dan tidak segan untuk bercerita jika terjadi masalah atau kendala yang

dirasakan.”63

Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan bahwa seorang guru itu harus memiliki jiwa sosial, dari hal tersebut maka dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses pendidikan.

Tidak menutup kemungkinan seseorang guru dapat dipindah tugaskan, maka seorang guru sebagai guru disekolah juga sebagai masyarakat yang aktif bersosial dilingkungan masyarakat tempat tinggalnya harus mampu beradaptasi dengan lingkungan yang baru, Guru juga dituntut dapat memahami tata cara berkomunikasi dengan profesi lain. Jadi untuk memajukan pendidikan dan masyarakat guru harus mampu bersosial, baik dilingkungan asal maupun lingkungan yang baru, seperti dikatakan oleh kepala madrasah sebagai berikut:

63Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

“Selain mengajar disekolah, guru merupakan makhluk sosial, dan syarat menjadi guru salah satunya harus meiliki kompetensi sosial, maka dari itu saya pribadi dan juga melihat dari rekan sesama guru lain

memiliki peran aktif dalam masyrakat

terutama bidang kegamaan, bidang sosial,

dan gotong royong.”64

Rukiyana salah satu guru madrasah

ibtidaiyah juga menambahkan:

“Selain menjadi guru disekolah,

dimasyarakat pun guru harus ikut serta dalam masyarakat, seperti memajukan desa, menjaga lingkungan desa, serta membantu

kegiatan masyarakat”.65

Dari pernyataan berikut dapat penulis simpulkan bahwa guru bukan hanya mengajar disekolah akan tetapi juga sebagai masyarakat yang berperan sangat aktif untuk memajukan lingkungan masyarakatnya dimana ia berada.

6. Guru Harus Memiliki Kompetensi Profesional

Kompetensi profesional seorang guru harus menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, Guru harus menguasai standar kompetensi

dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang

pengembangan yang diampu, guru yang profesional

64Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

65Rukiyana, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 14 Maret 2020, 10:00 WIB.

juga harus mampu mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

Berkaitan dengan kompetensi tersebut,

seorang guru tidak luput dari menghadapi para peserta didik yang memiliki berbagai macam karakter dan keunikan tersendiri, maka seorang guru sebagai sosok yang selalu dilihat oleh peserta didik dituntut untuk selalu menguasai kelas ataupun peserta didik yang dihadapi, oleh sebab itu kemampuan guru untuk beradaptasi kepada siswa sangat diperlukan. Hal ini juga dinyatakan oleh kepala madrasah sebagai berikut:

“Seorang guru tidak lepas dari namanya menghadapi siswa-siswi yang satu sama lain saling memiliki baik itu karakter maupun tingkah laku yang berbeda-beda, seorang guru dituntut untuk bisa mencocokan diri dari perbedaan kelas dan masing-masing

karakter siswa tersebut untuk dihadapi.”66

Pernyataan diatas didukung oleh ibu kemiyem salah satu guru di Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan sebagai berikut:

“Secara umum dalam beradaptasi, masing-masing memahami individu siswa. Dengan begitu memudahkan kita dalam menyampaikan pelajaran, dan juga kita bisa memberikan

66Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

tauladan kepada siswa untuk bisa saling

tegur sapa dan sebagainya”.67

Dapat peneliti simpulkan bahwa seorang guru yang profesional juga harus memiliki kemampuan beradaptasi kepada keadaan murid yang berbeda-beda karakter, juga dapat memberikan rasa nyaman kepada para peserta didik, selain itu guru mampu memberikan penilaian terhadap hasil belajar yang disampaikan seperti dikatakan juga oleh kepala madrasah sebagai berikut: “Hasil belajar siswa, itu melihat dari seberapa siswa itu memahami

serta menerapkan apa yang diajarkan.”68

Memberikan penilaian terhadap peserta didik juga termasuk salah satu upaya, untuk mengetahui tingkat keberhasilan sebagai seorang guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran, yakni

Mengembangkan keprofesionalan secara

berkelanjutan dengan melakukan tindakan

reflektif.

Harapan seorang guru dalam melaksanakan pembelajaran adalah apa yang terbaik untuk peserta didiknya, harapan itu berupa pengetahuan

67Kemiyem, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 12 Maret 2020, 10:00 WIB.

68Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

yang disampaikan oleh guru dapat dipahami oleh siswa dan diukur oleh hasil penilaian yang diperoleh oleh peserta didik.

Kompetensi yang diperlukan saat ini adalah

kemampuan guru dalam menggunakan teknologi

informasi yang terus berkembang. Maka menjadi sebuah tuntutan bagi tenaga pendidik untuk dapat

menggunakan tenologi tersebut guna untuk

mempermudah melaksanakan pendidikan, seperti

dikatakan oleh kepala madrasah sebagai berikut: “Penggunaan teknologi informasi yang terus berkembang merupakan suatu tuntutan zaman, semakin maju maka teknologi informasi juga semakin canggih, dari itu untuk masalah komunikasi saat ini semakin mudah, berkat adanya teknologi informasi yang semakin

maju dan juga praktis, apapun bisa

dilakukan dari manapun, memang pada saat ini domisili madrasah termasuk jauh dari

ketersediaan jaringan, akan tetapi

pekerjaan yang menyangkut urusan madrasah berbasis online tetap bisa dikerjakan

ditempat yang tersedia jaringan”69

Pernyataan diatas didukung oleh ibu Kemiyem salah satu guru di sini mengatakan sebagai berikut:

“Sebenarnya mepermudah dengan adanya

teknologi yang terus berkembang, akan

tetapi kita melihat kondisi dimana

keberadaan sekolah itu sangat tergantung

69Roslinda, Kepala Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 04 Januari 2020, 09:00 WIB.

ataupun sangat kekurangan ketersediaan

jaringan yang memadai”70

Dapat ditarik kesimpulan, penggunaan

teknologi informasi yang berkembang merupakan sesuatu yang mempermudah, akan tetapi tidak menutup kemungkinan jika terdapat kendala seperti

jaringan yang kurang memadai sehingga

mempengaruhi penggunaan tenologi informasi

tersebut.

7. Kesempatan Mengembangkan Keprofesionalan Secara Berkelanjutan

Demi mewujudkan pencapaian tujuan

pendidikan, guru harus menjadi sumber daya manusia (SDM) yang menjadi prioritas pengembangan yang paling utama. Salah satu upaya yang

dilakukan oleh pimpinan adalah memberikan

kesempatan kepada para guru untuk dapat

mengambangkan keprofesionalan dalam bidang

pendidikan.

Pengembangan tenaga pendidik yang dilakukan oleh pihak madrasah merupakan salah satu upaya yang dilakukan guna meningkatkan kualitas kerja

70 Kemiyem, guru Madrasah Ibtidaiyah Nurul Wathan Pusaran 8,

wawancara. Tanggal, 12 Maret 2020, 10:00 WIB.

dan kinerja tenaga pendidik dalam proses menciptakan tenaga pendidik yang profesional.

Tenaga pendidik yang profesional merupakan

salah satu alat yang berpengaruh bagi

keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Hal ini

disebabkan karena tenaga pendidik yang

profesional diharapkan dapat memberikan metode, model serta inovasi dalam proses kegiatan belajar mengajar.

Tujuan dilaksanakan pengembangan tenaga pendidik adalah untuk meningkatkan kreativitas guru dan meningkatkan prestasi kerja para tenaga pendidik pada saat ini dan masa yang akan datang. Jika prestasi kerja sudah meningkat tidak menutup kemungkinan terjadi pula kenaikan honor bagi guru yakni sesuai dengan peraturan pemerintah daerah setempat seperti yang diharapkan. Seorang guru juga pastinya ingin memiliki penghasilan lain sesuai dengan ketetapan yang ditentukan, dan mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan studi,

memperoleh pelatihan pengembangan profesi

keguruan, memperoleh keterampilan lain diluar profesi guru, Hal ini menunjukan antusiasnya guru jika memperoleh haknya untuk mengembangkan diri.

Kegiatan pengembangan tenaga pendidik ini sangat didukung oleh pihak sekolah dengan cara

Dalam dokumen OLEH: AGUSTA RYANDI NIRM: (Halaman 82-109)

Dokumen terkait