• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

3. Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja sangat erat kaitannya dengan kelancaran proses produksi, sebab tenaga kerja ini secara langsung akan melaksanakan kegiatan produksi. Jika jumlah tenaga kerja dalam suatu perusahaan menutupi dalam suatu proses produksi, maka prose produksi akan terbatas atau bisa juga kualitas barang yang dihasilkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan.

12

4) Modal/dana

Modal merupakan sumber utama dalam proses produksi. Modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Modal aktif yaitu kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan.

b) Modal pasif yaitu sumber-sumber dari mana dana diperoleh.

5) Permintaan pasar

Permintaan pasar terhadap suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode tertentu waktu tertentu, dilingkungan pemasaran tertentu dan dengan program pemasaran tertentu. Untuk itu perusahaan perlu membuat suatu peramalan penjualan yaitu tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan yakni dihitung berdasarkan rencana pemasaran dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.

c. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula istilah input dan jumlah produksi selalu disebut juga sebagai output.

Faktor-faktor produksi ada dua macam:

1) Faktor produksi asli antara lain sebagai berikut:

a) Alam, alam berperan sebagai faktor produksi dan berbagai hasil alam dan produksi.

b) Tanah, tanah yang bagus untuk ditanami membawa keuntungan yang besar bagi petani.

c) Air, banyak usaha produksi tergantung pada air. Tanpa kesediaan air bersihpabrik pengolahan air minum akan mati.

d) Udara, kegunaan udara ini sangat banyak disamping untuk yang kita hirup juga berguna sebagai pemutar kincir angin, selain itu udara mampu mampengaruhi iklim dab menunjang kesuburan tanah.

e) Sinar matahari, ini sangat berguna bagi kehidupan selain digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga surya dan dapat membantu kesuburan tanah.

f) Barang tambang, berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi mulai dari minyak sebagai bahan bakar.

g) Tenaga kerja, tanpa adanya tenaga kerja, sumber daya alam yang tersedia tidak akan dapat dirubah menjadi barang hasil produksi.

14

2) Faktor produksi turunan

a) Modal artinya tersedianya bahan baku dan manusia yang dapat mengolahnya, bila tidak ada modal produksi tidak akan berjalan dengan baik.

b) Keahlian artinya kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk mengolahnya faktor-faktor produksi hingga dapat melakukan tindakan produksi yang efektif dan efisien. c. Faktor teori Produksi

Dalam teori ini input atau sumber daya yang digunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai berikut: 1) Manusia (Tenaga Kerja)

2) Modal

3) Sumber Daya Alam (Tanah) 4) Skill (Teknologi)

Faktor produksi asli dapat digolongkan dalam faktor produksi alam dan tenaga kerja

1) Faktor produksi alam adalah segala sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran. Misalnya tanah, bahan tambang, air, udara dan hewan.

2) Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani atau rohani untuk kegiatan produksi.

d. Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal

Produksi marjinal adalah tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan suatu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP). Produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata. Apabila produksi total, TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP).

Produksi total yaitu jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu. Keadaan dalam tahap ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.

e. Pembagian Produksi

Produksi dapat digolongkan dalam lima bidang, sebagai berikut: 1) Bidang ekstraktif, artinya setiap usaha untuk mengambil hasil

secara langsung. Misalnya: pertambangan, perikanan laut, dan menebang hutan.

2) Bidang agraris, artinya setiap usaha mengerjakan atau mengolah alam agar diperoleh hasil dari tumbuhan dan hewan. Misal: pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan peternakan. 3) Bidang industri artinya setiap usaha mengolah dari bahan

mentah sampai menjadi barang jadi. Misal: perakitan, pertekstilan, ukir-ukiran dan kerajinan.

16

4) Bidang perdagangan artinya setiap usaha untuk membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk. Misal: perdagangan regional, perdagangan nasional dan internasional. 5) Bidang jasa artinya setiap usaha memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Misal: perbankan, asuransi, pengangkutan, jasa dan hukum.

f. Tahapan Produksi

Tahapan produksi dapat digolongkan menjadi tiga sektor produksi atau tiga tahapan produksi berikut ini:

1) Sektor produksi primer, meliputi bidang ekstratif dan bidang agraris.

2) Sektor produksi sekunder, meliputi bidang industri dan bidang perdagangan.

3) Sektor produksi tersier, meliputi bidang jasa/pelayanan. 2. Modal

a. Pengertian Modal

Modal secara umum adalah dana yang digunakan untuk menghasilkan “current income” yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Perusahaan selalu membutuhkan modal untuk digunakan dalam pembelanjaan operasional misalnya untuk memberikan pasekot pembelian bahan mentah, membayar upah buruh, gaji pegawai dan lain sebagainya. Uang atau dana yang telah dikeluarkan itu diharapkan akan dapat kembali lagi masuk dalam

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya (Riyanto, 1995: 57-57).

Menurut Munawir (2001: 114-115), konsep modal yang umum dipergunakan yaitu:

1) Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan pada jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). Modal yang besar tidak mencerminkan

margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga. Modal kerja menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang yang tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2) Konsep Kualitaitf

Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal. Dalam konsep ini pengertian modal adalah kelebihan aktiva lancar terhadap modal lancar (net working capital), yaitu jumlah aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan. Konsep ini menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya. Konsep kualitatif juga menunjukkan margin of safety atau tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek. Hal ini menjamin kelangsungan

18

operasi dimasa mendatang serta kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

3) Konsep Fungsional

Konsep ini menitikberatkan fungsi dana yang dimiliki dalam menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya, dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Namun ada sebagian dana yang akan digunakan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang misalnya: bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

b. Pentingnya Modal

Tersedianya modal yang segera digunakan dalam operasinya, tergantung dari sifat aktiva yang dimiliki seperti: kas, piutang, dan persediaan. Modal harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Dengan modal yang cukup akan menguntungkan perusahaan dan memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien serta perusahaan tidak mengalami kesulitan finansial.

Menurut Munawir (2001: 116-117), keuntungan dari modal kerja perusahaan dibagi menjadi enam yaitu:

1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

2) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

3) Menjamin yang dimiliki kredit standing perusahaan semakin besar dan menghadapi bahaya yang mungkin terjadi.

4) Memungkinkan dimiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen.

5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para pelanggan.

6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

Menurut Sarwoko (1998: 117-119), kerugian yang mempengaruhi modal kerja yaitu:

1) Mengakibatkan perubahan volume penjulan, faktor yang paling penting dalam mempengaruhi besaran dan komponen modal kerja. Perusahaan harus mengelola modal kerja yang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung kegiatan operasioanl setiap hari.

2) Mengakibatkan perubahan musim atau siklis, kebanyakan perusahaan mengalami perubahan musiman dalam permintaan produk dan jasa yang dihasilkannya. Pada saat resesi penjualan

20

mengalami penurunan untuk beberapa waktu, hal ini akan mengurangi kebutuhan tingkat persediaan dan tingkat piutang. 3) Mengakibatkan perubahan teknologi, perkembangan teknologi

terutama yang berhubungan dengan proses produksi, juga dapat mempengaruhi modal.

4) Mengakibatkan perubahan kebijakan likuiditas, perusahaan yang ingin memmiliki likuiditas yang tinggi cenderung mempunyai saldo kas yang besar sebagai akibat perusahaan memerlukan modal kerja yang lebih besar daripada perusahaan yang berani menanggung risiko kehabisan kas.

5) Mengakibatkan perubahan kebijakan pembelian, bagi perusahaan yang melakukan pembelian dengan kredit akan memerlukan modal yang kecil, meskipun perlu dipertimbangkan biaya kredit sehingga akan berpengaruh pada pembelian.

c. Jenis-jenis Modal

Modal dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu (Gitosudarmo dan Basri, 2000: 35-36)

1) Modal Permanen

Modal permanen yaitu modal yang harus ada dalam perusahaan setiap saat untuk menjamin kelancaran kegiatan operasi, ini dapat dibedakan menjadi:

a) Modal Primer (Primary Capital)

Modal primer yaitu modal yang harus ada dalam perusahaan setiap saat untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.

b) Modal Normal (Normal Capital)

Modal normal yaitu jumlah modal yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.

2) Modal Variabel

Modal variabel yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, ini dapat dibedakan menjadi:

a) Modal Musiman (Seasonal Capital)

Modal musiman yaitu modal yang jumlah berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

b) Modal Siklis (Cylical Capital)

Modal siklis yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

c) Modal Darurat (Emergency Capital)

Modal darurat yaitu modal yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi dan sebagainya).

22

d. Unsur-unsur Modal

Modal mempunyai beberapa unsur yaitu: 1) Kas

Kas adalah unsur aktiva yang mempunyai tingkat likuiditas paling tinggi. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya kebutuhan kas adalah:

a) Kebutuhan Transaksi

Perusahaan membutuhkan kas untuk menjalankan fungsi-fungsinya sehari-hari. Tingkat aktivitas perusahaan akan mempengaruhi kebutuhan modal dan kecakupan kas memungkinkan perusahaan untuk melaksankan transaksi dengan lancar.

b) Kebutuhan Pencegahan

Pencegahan dimaksud adalah pencegahan terhadap hal-hal yang terjadi diluar perhitungan perusahaan.

c) Kebutuhan Spekulasi

Kebutuhan akan kas untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan harga-harga dimasa yang akan datang.

2) Piutang

Piutang adalah aktiva yang menunjukkna jumlah taguhan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil penjualan barang atau jasa dalam kegiatan usahanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang adalah:

a) Penjualan kredit b) Kebijakan kredit c) Jangka waktu kredit 3) Persediaan

Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk dijual lagi oleh perusahaan.

Macam-macam persediaan yaitu:

a) Persediaan bahan baku (Raw Material Inventory)

Barang-barang yang belum digunakan untuk proses produksi dalam perusahaan.

b) Persediaan barang dalam proses (Work in Process inventory)

Barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi, tetapi belum selesai.

c) Pesediaan barang jadi (Finish Goods Inventory)

Barang-barang yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dijual.

e. Penggunaan Modal

Transaksi yang menyebabkan penurunan modal disebut penggunaan modal. Modal biasanya digunakan untuk keperluan jangka pendek dan membiayai operasi sehari-hari seperti untuk membayar upah, pembelian barang dagangan dan sebagainya. Penggunaan modal kerja ini akan mengakibatkan perubahan jumlah

24

maupun bentuk dari aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti oleh perubahan modal kerja. Misalnya penggunaan aktiva lancar (kas) untuk membayar kewajiban jangka pendek karena berkurangnya aktiva lancar diikuti oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar dengan jumlah yang sama.

Menyebutkan bahwa perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil dana/kas dan ini dikatakan sebagai penggunaan dana, adalah sebagai berikut:

1) Bertambahnya aktiva lancar selain kas. 2) Bertambahnya aktiva tetap.

3) Berkurangnya setiap jenis hutang. 4) Berkurangnya modal.

5) Adanya kerugian dalam operasinya perusahaan. 3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Pengertian yang lain setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Kerja manusia (labor) dalam ilmu ekonomi diartikan segala sesuatu manusia, baik jasmani maupun rohani, yang dicurahkan dalam proses

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

peningkatan kegunaan ekonomi (Gilarso, 2004: 89). Garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja (Dumairy, 1996: 74). Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja (Gilarso, 2004: 90). Batas usia kerja atau penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Setiap orang yang sudah berusia 15 tahun keatas tergolong sebagai tenaga kerja. Peningkatan batas usia kerja dari 10 tahun keatas menjadi 15 tahun keatas dikarenakan konsekuensi program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Bukan tenaga kerja adalah penduduk yang belum berada dalam batas usai kerja.

Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (Dumairy, 1996: 74). Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

Dokumen terkait