• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN"

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU

KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ratna Perwita Sari NIM : 091324004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2014

(2)

i

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU

KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Ekonomi

Oleh:

Ratna Perwita Sari NIM : 091324004

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI BIDANG KEAHLIAN KHUSUS PENDIDIKAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)

ii

(4)
(5)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Kedua Orang tua

Bapak Sunarji dan Ibu Sutrisniyati yang tak henti-hentinya memberikanku doa, semangat dan kasih

sayang.

Kakakku Rendra Permana Putra

Sahabat-sahabat yang selama ini telah memberikan motivasi yang tulus. Terima kasih atas hari-hari yang

indah dan penuh warna.

Almamaterku

Universitas Sanata Dharma

(6)

v

MOTTO

Ya Allah permudahkanlah urusanku jangan dipersulit, ya Allah akhiri urusanku dengan baik”

Seberapa banyak ilmu tentang strategi sukses yang bisa ku raih dari pekerjaan yang secara nyata ku lakukan. Dan yang lebih dalam lagi

betapa tidak mustahil sukses datang pada hidup kita jika kita gigih dan berfokus.

Kesuksesan bukanlah segalanya tetapi berupaya untuk sukses memang segalanya

Kesuksesan berawal dari kemauan yang kuat Kesuksesan memerlukan keberanian

Kesuksesan lebih diukur dari rintangan yang berhasil diatasi seseorang saat berusaha untuk sukses daripada posisi yang telah diraihnya dalam kehidupan

(7)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Februari 2014 Penulis,

(8)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Ratna Perwita Sari Nomor Mahasiswa : 09 1324 004

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN.

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan, dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan memublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 26 Februari 2014 Yang menyatakan

(9)

viii

ABSTRAK

KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU

KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN

Ratna Perwita Sari Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap hasil produksi tenun tradisional di Desa Gamplong Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

Penelitian ini adalah merupakan jenis penelitian eksplanatif yang dilaksanakan pada bulan September 2013. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh pengusaha pengrajin tenun tradisonal yang berjumlah 24 pengusaha. Sampel diambil dengan teknik sampling jenuh. Data dikumpulkan menggunakan wawancara dan observasi. Sebelum melakukan pengujian hipotesis, dilakukan uji prasyarat yaitu uji multikolinieritas, uji heteroskedastisitas dan uji autokorelasi. Data dianalisis dengan menggunakan regresi berganda.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) modal tidak berkontribusi secara signifikan terhadap hasil produksi industri tenun tradisional sebesar 19,3% (sig=0,218>α=0,05), (2) tenaga kerja berkontribusi secara signifikan terhadap hasil produksi industri tenun tradisional sebesar 39,7% (sig=0,007<α=0,05), (3) bahan baku berkontribusi secara signifikan terhadap hasil produksi industri tenun tradisional sebesar 40,9% (sig=0,011<α=0,05), dan (4) Variasi variabel hasil produksi dijelaskan oleh jumlah modal, tenaga kerja dan bahan baku sebesar 55,8% dan 44,2% sisanya dijelaskan oleh variabel yang lain di luar model penelitian.

(10)

ix

ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF CAPITAL AMOUNT, LABORS, AND RAW MATERIALS TO THE PRODUCTION RESULT OF TRADITIONAL WEAVING INDUSTRY IN GAMPLONG SUMBER RAHAYU VILLAGE,

MOYUDAN SUB-DISTRICT, SLEMAN industry in the Gamplong Sumber Rahayu village, Moyudan sub-district, Sleman.

This study was an explanative research type conducted in September 2013. The population of this study was all traditional weaving entrepreneurs, totaling 24 entrepreneurs. The samples were taken with a saturated sampling technique. The data were collected by using interviews and observations. Before testing the hypotheses, prerequisite tests were done, they were multicollinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation test. The data were analyzed by using multiple regression.

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang tidak pernah putus, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan, program studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam proses penulisan skripsi ini dari awal penyusunan hingga akhir, tidak sedikit pihak yang turut terlibat. Untuk itu perkenankanlah penulis dengan tulus mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk dukungan, bimbingan dan batuan tak terhingga dari:

1. Allah SWT yang selalu membimbing dan menyertai setiap langkah penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

2. Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D, Rektor Universitas Sanata Dharma yang memberikan kesempatan pada penulis untuk memperoleh pendidikan terbaik selama kuliah di Universitas Sanata Dharma.

3. Romo Dr. C. Kuntoro Adi, SJ., M.A., M.Sc., Ph.D., wakil rektor III Universitas Sanata Dharma, membimbing penulis selama berproses dalam kegiatan kemahasiswaan.

4. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

5. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dan Ketuan Program Studi Pendidikan Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

6. Bapak Y.M.V. Mudayen, S.Pd.,M.Sc. selaku Dosen Pembimbing I, yang telah membimbing dan meluangkan waktu dengan penih kesabaran dalam memberikan bimbingan dan semangat.

7. Bapak Indra Darmawan, S.E.,M.Si. selaku dosen pembimbing II yang dengan penuh ketelitian memeriksa skripsi ini.

8. Bapak Dr. Constantinus Teguh Dalyono, M.S. selaku dosen tamu penguji skripsi ini.

(12)

xi

9. Ibu Adriya Vitalia Gemilang yang telah meluangkan waktu untuk mengoreksi abstract penulis.

10. Mbak Titin yang memberikan informasi dan membantu dalam kelancaran pembuatan skripsi penulis.

11. Kedua orang tuaku, Bapak Sunarji dan Ibu Sutrisniyati tercinta atas segala doa, kasih sayang, perhatian, kesempatan, dan semangat yang diberikan dengan tulus selama ini.

12. Kakaku Rendra Permana Putra terima kasih buat doa, semangat dan dukungannya selama ini.

13. Sahabatku Mbak Witur, Diana, Mbak Tri, Mbak Aick, Hesti yang telah memberikan motivasi dan semangat selama proses pembuatan skripsi. 14. Teman-temanku 2009 Putri, Yeye, Yona, Septa, Grace, Nia, Bertha,

Angelin, Yohan, Mbak Nana, Mbak Tutik.

15. Keluarga besar Pendidikan Ekonomi angkatan 2009 yang selalu menjaga kebersamaan dan kekompakan sampai sekarang ini dan saling membantu kepada mereka yang mengalami kesulitan dalam kuliah maupun penyusunan skripsi.

16. Pemilik sentra industri kerajinan Alat Tenun Bukan Mesin di Gamplong yang telah berkenan meluangkan waktu untuk saya wawancara.

17. Semua pihak yang tidak bisa sebutkan satu persatu atas dukungan yang telah diberikan untuk penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa masih ada banyak kekurangan dan kesalahan dalam penulisan skripsi ini. Dengan rendah hati penulis membutuhkan kritikan dan saran yang sifatnya membangun, demi karya yang lebih baik lagi kedepannya.

Yogyakarta, 26 Februari 2014

(13)

xii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 7

D. Variabel Penelitian dan Definsi Operasional ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 8

(14)

xiii

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Tinjauan Teori ... 10

1. Teori Produksi ... 10

2. Modal ... 16

3. Tenaga Kerja ... 24

4. Bahan Baku ... 25

B. Kerangka Berpikir ... 27

C. Hipotesis ... 29

D. Hasil Penelitian Sebelumnya ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN... 30

A. JenisPenelitian ... 30

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 31

1. Subjek Penelitian ... 31

2. Objek Penelitian ... 31

D. Populasi Penelitian ... 31

E. Sampel Penelitian ... 31

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 32

G. Variabel Penelitian dan Pengukuran ... 32

H. Data yang Dicari ... 35

I. Teknik Pengumpulan Data ... 36

(15)

xiv

1. Uji Multikolinieritas ... 36

2. Uji Heteroskedastisitas ... 37

3. Uji Autokorelasi ... 38

K. Teknik Analisis Data ... 39

1. Regresi Berganda ... 39

2. Uji F ... 40

BAB IV. GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS DATA ... 43

A. Sejarah Industri Gamplong ... 43

B. Lokasi ... 44

C. Pangsa Pasar ... 44

D. Bahan Baku ... 45

E. Peralatan ... 45

F. Hasil Produksi ... 46

G. Analisis Data ... 47

1. Deskripsi Pengusaha ... 47

2. Deskripsi Modal ... 49

3. Deskripsi Tenaga Kerja ... 51

4. Deskripsi Bahan Baku ... 53

5. Deskripsi Hasil Produksi ... 55

6. Uji Prasyarat ... 57

7. Pengujian Hipotesis ... 61

(16)

xv

BAB V. KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN ... 74

A. Kesimpulan ... 74

B. Keterbatasan ... 75

C. Saran ... 76

DAFTAR PUSTAKA ... 78

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel III.1 Modal ... 32

Tabel III.2 Tenaga Kerja ... 32

Tabel III.3 Benang ... 33

Tabel III.4 Mendong ... 33

Tabel III.5 Agel ... 33

Tabel III.6 Lidi ... 34

Tabel III.7 Akar Wangi ... 34

Tabel III.8 Pewarna ... 34

Tabel III.9 Jumlah Produksi ... 35

Tabel IV.1 Hasil Produksi Industri di Gamplong ... 46

Tabel IV.2 Tabel Usia Pemilik Industri ... 47

Tabel IV.3 Tabel Jenis Kelamin Pemilik Industri ... 48

Tabel IV.4 Distribusi Frekuensi Kategori Modal ... 50

Tabel IV.5 Distribusi Frekuensi Kategoris Tenaga Kerja ... 52

Tabel IV.6 Distribusi Frekuensi Kategori Bahan Baku ... 54

Tabel IV.7 Distribusi Frekuensi Kategori Hasil Produksi ... 57

Tabel IV.8 Hasil Uji Multikolinieritas ... 58

Tabel IV. 9 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 59

Tabel IV.10 Hasil Uji Autokorelasi... 60

Tabel IV.11 Pengujian Hipotesis ... 61

Tabel IV.12 Model Summary ... 64

(18)

xvii

(19)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Wawancara ... 79

Lampiran 2 Data Variabel ... 84

Lampiran 3 Uji Prasyarat ... 90

Lampiran 4 Uji Hipotesis ... 92

Lampiran 5 Data Induk Penelitian ... 91

(20)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh negara adalah berkembangnya ketidakmerataan pendapatan, kemiskinan, dan jurang perbedaan yang semakin lebar atau negara maju dengan negara sedang berkembang. Jumlah penduduk terus bertambah serta distribusi pendapatan yang kurang merata adalah masalah negara yang harus dipecahkan dan membutuhkan kerjasama antara pemerintah dan masyarakat.

(21)

2

Sumber daya manusia peranannya sangat penting bagi kelangsungan hidup dan kemajuan industri Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) , maka industri tersebut harus memberikan perhatian khusus pada faktor produksi dan sudah sewajarnya pemilik perusahaan memandang sumber daya manusia tidak hanya sebagai asset perusahaan tetapi sebagai mitra dalam berusaha. Sebagai mitra dalam sumber daya manusia khususnya tenaga kerja di industri itu sendiri maka perusahaan harus dapat bersikap adil kepada semua tenaga kerja, karena setiap tenaga kerja mempunyai hak yang sama yaitu mendapatkan penghargaan dan perlakuan adil dari pemimpinnya sebagai timbal balik atas jasa yang diberikan.

Membangun bangsa Indonesia secara strategis melalui kemajuan UMKM akan semakin memperkuat lapisan kelompok menengah. Apabila kelompok menengah semakin kuat, maka juga akan memperbesar kakuatan ekonomi di daerah-daerah yang hanya dapat dicapai melalui pertumbuhan UMKM. Melihat kenyataan tersebut, penguatan ekonomi berbasis UMKM semakin penting karena akan dapat mendampingi pemerintah daerah dan nasional dalam mewujudkan cita-cita mengejar pertumbuhan ekonomi, memperluas lapangan kerja dan memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan dalam mewujudkan stabilitas nasional.

(22)

kerajinan alat tenun bukan mesin (ATBM) tidak hanya dimiliki oleh satu orang di Sumber Rahayu, satu kampung yaitu Gamplong hampir semua Kepala Keluarga yang memiliki industri tersebut. Industri cukup terkenal di jogja produk yang dibuat yaitu seperti tas, dompet, tempat tisu, asbak, tempat lilin, tempat pensil, taplak, sandal, dan lain-lain. Bahan yang digunakan yaitu mendong, eceng gondok, kain lurik, pasir pantai, daun pandan, dll. Industri tersebut tidak hanya di pasarkan di Yogyakarta saja tetapi sudah sampai ke luar kota bahkan sudah sampai ke luar negeri.

Untuk menguatkan pernyataan tersebut, salah satu contohnya adalah Kabupaten Sleman sebagai sentra industri tenun alat tenun bukan mesin (ATBM) di Kabupaten Sleman yang berjaya sejak tahun 1950an. Desa gamplong berada di Desa Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan dan Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Gamplong terletak di sebelah barat Kota Yogyakarta cukup menarik untuk disinggahi. Industri ini cukup terkenal dan diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang. Di Desa Gamplong terdapat sekitar 24 industri tenun. Hasil tenunan berupa kain lutik, serbet, dan stagen, yang kemudian hasil produksi tenun tersebut di jual ke pasar daerah, dan pasar Beringharjo. Hasil produksi tidak hanya dipasarkan di Yogyakarta saja, tetapi juga banyak dipesan oleh pembeli dan pengusaha dari Bali dan Jakarta. Sejumlah wisatawan dan pengusaha dari negeri tetangga Australia juga telah menjadi pelanggan tetap perajin di Gamplong.

(23)

4

wisatawan manca negara. Permintaan terhadap produk-produk tersebut dari bulan-bulan semakin bertambah. Karena pergeseran dari budaya, pariwisata dan selera konsumen. Saat ini tidak banyak masyarakat yang menaruh minat pada industri di Gamplong sebagai oleh-oleh dan souvenir dari Yogyakarta bagi wisatawan yang berwisata di Yogyakarta.

Produksi industri di Gamplong merupakan hal yang sangat penting bagi industri itu sendiri karena dengan produksi itu bisa melihat bahwa produksi industri tersebut digemari masyarakat umum atau tidak. Hasil produksi bisa mengukur industri itu sukses atau tidak, dipasaran produksi dari industri yang inovatif, kemasannya menarik, setiap kali perusahaan mengeluarkan produk baru, konsumen tertarik untuk membeli pasti akan laku. Tetapi kalau produksinya tidak diminati oleh komsumen dan tidak laku industri tersebut akan bangkrut, gulung tikar.

(24)

industri yang besar, tentunya pemilik industri sangat memperhatikan apa yang diinginkan oleh konsumen. Dengan menjaga kualitas produksi yang menarik dan inovatif, dengan peningkatan produksi yang disukai konsumen sehingga industri tersebut tetap memiliki konsumen yang setia.

Modal merupakan kunci utama pendirian usaha, tanpa modal industri masih bisa berjalan dan tidak merasa rugi atau bangkrut. Pembelian bahan baku untuk proses produksi tanpa dengan modal bisa dilakukan dengan setiap ada pemesanan produk pembeli membayar dulu 50% dari harga yang disepakati. Hal tersebut bisa dilakukan oleh setiap industri, agar usahanya masih terus berjalan.

Selain modal dalam industri membutuhkan tenaga kerja untuk membuat produk-produk dalam industri kerajinan juga untuk kelancaran proses produksi dalam industri kerajinan. Tenaga kerja dalam industri kerajinan membutuhkan ketelitian dalam menenun juga ide-ide, kreativitas dan inovasi agar produknya diminati oleh pembeli. Sehingga produk dari industri kerajinan diminati banyak kalangan anak-anak sampai orang tua. Untuk membuat produk-produk dari industri kerajinan tenaga kerja di industri tersebut membuat dengan cara menenun terlebih dahulu. Baru kemudian dibentuk menjadi produk-produk yang menarik sehingga pembeli melihatnya menjadi daya tarik tersendiri.

(25)

6

tersebut berasal dari berbagai daerah di luar Yogyakarta tidak hanya di Yogyakarta saja seperti Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat.

Hasil produksi di industri Gamplong sangat bervariasai mulai dari souvenir sampai produk tas, place mate, runner, stagen dan lain-lain. Hasil produksi di industri tenun dipasarkan tidak hanya di Yogyakarta saja bahkan sampai ke luar daerah. Pemasaran produk di industri Gamplong tidak hanya di Pulau Jawa dan Pulau Bali bahkan sampai ke luar negeri. Hasil produksi di industri Gamplong banyak peminatnya karena produknya yang unik membuat pembeli tertarik untuk membeli.

Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti akan mengambil judul tentang “KONTRIBUSI JUMLAH MODAL, TENAGA KERJA, DAN BAHAN BAKU TERHADAP HASIL PRODUKSI INDUSTRI TENUN TRADISIONAL DI DESA GAMPLONG SUMBER RAHAYU KECAMATAN MOYUDAN KABUPATEN SLEMAN”

B. Identifikasi Masalah

Hasil produksi di industri kerajinan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: modal, tenaga kerja, dan bahan baku. Karena keterbatasan peneliti untuk melakukan penelitian seluruh permasalahan di atas, maka dalam penelitian ini dibatasi oleh faktor-faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap hasil produksi industri tenun. Faktor-faktor tersebut antara lain: modal, tenaga kerja, dan bahan baku.

(26)

C. Rumusan Masalah

Dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kontribusi jumlah modal terhadap hasil produksi tenun tradisional?

2. Bagaimana kontribusi jumlah tenaga kerja terhadap hasil produksi tenun tradisional?

3. Bagaimana kontribusi jumlah bahan baku terhadap hasil produksi tenun tradisional?

4. Bagaimana kontribusi jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap hasil produksi tenun tradisional?

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel-variabel dan definisi operasional dalam penelitian adalah a. Jumlah modal (X1) adalah jumlah uang yang digunakan perusahaan

untuk menjalankan pada saat proses produksi terakhir tenun tradisional. Indikator adalah uang (Rp) yang disertakan dalam proses produksi. b. Jumlah tenaga kerja (X2) adalah orang-orang yang bekerja secara

terampil untuk membuat produk tenun tradisional. Indikator adalah jumlah tenaga kerja.

(27)

8

yang berbeda-beda. Indikator adalah jumlah benang dalam satuan kg, mendong dalam satuan kg, pewarna dalam satuan kg, agel dalam satuan kg, lidi dalam satuan kg, eceng gondok dalam satuan kg, akar wangi dalam satuan kg,

d. Hasil produksi (Y) adalah jumlah yang dihasilkan tiap bulan. Indikator adalah jumlah hasil produksi kain tenun dalam satuan buah.

E. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui kontribusi jumlah modal terhadap peningkatan hasil produksi tenun tradisional.

2. Untuk mengetahui kontribusi jumlah tenaga kerja terhadap peningkatan hasil produksi tenun tradisional.

3. Untuk mengetahui kontribusi jumlah bahan baku terhadap peningkatan hasil produksi tenun tradisional.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini memberikan masukan dan menambah informasi yang telah diberikan mengenai peningkatan produksi alat tenun bukan mesin. 2. Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini memberikan masukan kepada pihak Universitas bahwa hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk penelitian selanjutnya. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan khususnya pendidikan Ekonomi.

(28)

3. Bagi Penulis

(29)

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori

1. Teori Produksi

a. Pengertian Produksi

Teori produksi adalah studi tentang produksi atau proses ekonomi untuk mengubah faktor (input) menjadi hasil produksi (output). Produksi menggunakan sumber daya untuk menciptakan barang atau jasa yang sesuai untuk digunakan. Dalam teori produksi, produksi adalah suatu kegiatan untuk menambah nilai guna pada suatu barang. Produksi di ukur sebagai “tingkat hasil produksi (output) perperiode waktu” karena merupakan konsep aliran.

Ada 3 aspek proses produksi antara lain: 1) Kuantitas barang atau jasa dihasilkan 2) Bentuk barang atau jasa diciptakan

3) Distribusi temporal dan spasial dari barang atau jasa yang dihasilkan

Proses produksi dapat di definisikan sebagai kegiatan yang meningkatkan kesamaan antara pola permintaan barang atau jasa dan kuantitas, bentuk ukuran, panjang dan distribusi barang atau jasa tersedia bagi pasar.

(30)

b. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Hasil Produksi

Faktor yang mempengaruhi hasil produksi adalah sebagai berikut: 1) Bahan baku atau bahan dasar

Bahan baku merupakan salah satu faktor terpenting dalam menentukan jumlah barang yang diproduksi.

2) Kapasitas mesin

Kapasitas mesin jumlah output maksimum yang dihasilkan oleh suatu fasilitas selama periode atau selang waktu tertentu, biasanya dinyatakan dalam unit produk yang dihasilkan persatuan waktu. Mesin juga merupakan bagian yang terpenting yang tidak dapat dipisahkan dari sebuah proses produksi. Untuk itu perlu melakukan perawatan terhaadap mesin-mesin yang digunakan.

3) Tenaga kerja

(31)

12

4) Modal/dana

Modal merupakan sumber utama dalam proses produksi. Modal dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu:

a) Modal aktif yaitu kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan.

b) Modal pasif yaitu sumber-sumber dari mana dana diperoleh.

5) Permintaan pasar

Permintaan pasar terhadap suatu produk adalah volume total yang akan dibeli oleh kelompok pelanggan tertentu di wilayah geografis tertentu, pada periode tertentu waktu tertentu, dilingkungan pemasaran tertentu dan dengan program pemasaran tertentu. Untuk itu perusahaan perlu membuat suatu peramalan penjualan yaitu tingkat penjualan perusahaan yang diharapkan yakni dihitung berdasarkan rencana pemasaran dipilih dan lingkungan pemasaran yang diasumsikan.

c. Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah suatu persamaan yang menunjukan hubungan ketergantungan antara tingkat input yang digunakan dalam proses produksi dengan tingkat output yang dihasilkan. Faktor-faktor produksi dikenal pula istilah input dan jumlah produksi selalu disebut juga sebagai output.

Faktor-faktor produksi ada dua macam:

(32)

1) Faktor produksi asli antara lain sebagai berikut:

a) Alam, alam berperan sebagai faktor produksi dan berbagai hasil alam dan produksi.

b) Tanah, tanah yang bagus untuk ditanami membawa keuntungan yang besar bagi petani.

c) Air, banyak usaha produksi tergantung pada air. Tanpa kesediaan air bersihpabrik pengolahan air minum akan mati.

d) Udara, kegunaan udara ini sangat banyak disamping untuk yang kita hirup juga berguna sebagai pemutar kincir angin, selain itu udara mampu mampengaruhi iklim dab menunjang kesuburan tanah.

e) Sinar matahari, ini sangat berguna bagi kehidupan selain digunakan sebagai pembangkit listrik tenaga surya dan dapat membantu kesuburan tanah.

f) Barang tambang, berbagai barang tambang berguna sebagai bahan baku produksi mulai dari minyak sebagai bahan bakar.

(33)

14

2) Faktor produksi turunan

a) Modal artinya tersedianya bahan baku dan manusia yang dapat mengolahnya, bila tidak ada modal produksi tidak akan berjalan dengan baik.

b) Keahlian artinya kemampuan pengusaha sebagai produsen untuk mengolahnya faktor-faktor produksi hingga dapat melakukan tindakan produksi yang efektif dan efisien. c. Faktor teori Produksi

Dalam teori ini input atau sumber daya yang digunakan dalam proses produksi disebut faktor-faktor produksi sebagai berikut: 1) Manusia (Tenaga Kerja)

2) Modal

3) Sumber Daya Alam (Tanah) 4) Skill (Teknologi)

Faktor produksi asli dapat digolongkan dalam faktor produksi alam dan tenaga kerja

1) Faktor produksi alam adalah segala sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai kemakmuran. Misalnya tanah, bahan tambang, air, udara dan hewan.

2) Faktor produksi tenaga kerja adalah segala kegiatan manusia, baik jasmani atau rohani untuk kegiatan produksi.

(34)

d. Produksi Total, Produksi Rata-Rata dan Produksi Marjinal

Produksi marjinal adalah tambahan produksi yang diakibatkan oleh pertambahan suatu tenaga kerja yang digunakan. Apabila ∆L adalah pertambahan tenaga kerja ∆TP adalah pertambahan produksi total, maka produksi marjinal (MP). Produksi rata-rata yaitu produksi yang secara rata-rata. Apabila produksi total, TP, jumlah tenaga kerja adalah L, maka produksi rata-rata (AP).

Produksi total yaitu jumlah produksi yang dihasilkan oleh sejumlah tenaga kerja tertentu. Keadaan dalam tahap ini menunjukkan bahwa tenaga kerja yang digunakan adalah jauh melebihi daripada yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan produksi tersebut secara efisien.

e. Pembagian Produksi

Produksi dapat digolongkan dalam lima bidang, sebagai berikut: 1) Bidang ekstraktif, artinya setiap usaha untuk mengambil hasil

secara langsung. Misalnya: pertambangan, perikanan laut, dan menebang hutan.

2) Bidang agraris, artinya setiap usaha mengerjakan atau mengolah alam agar diperoleh hasil dari tumbuhan dan hewan. Misal: pertanian, perkebunan, perikanan darat, dan peternakan. 3) Bidang industri artinya setiap usaha mengolah dari bahan

(35)

16

4) Bidang perdagangan artinya setiap usaha untuk membeli barang dan menjualnya kembali tanpa merubah bentuk. Misal: perdagangan regional, perdagangan nasional dan internasional. 5) Bidang jasa artinya setiap usaha memberikan pelayanan kepada

masyarakat dengan tujuan memperoleh keuntungan. Misal: perbankan, asuransi, pengangkutan, jasa dan hukum.

f. Tahapan Produksi

Tahapan produksi dapat digolongkan menjadi tiga sektor produksi atau tiga tahapan produksi berikut ini:

1) Sektor produksi primer, meliputi bidang ekstratif dan bidang agraris.

2) Sektor produksi sekunder, meliputi bidang industri dan bidang perdagangan.

3) Sektor produksi tersier, meliputi bidang jasa/pelayanan. 2. Modal

a. Pengertian Modal

(36)

perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan produksinya (Riyanto, 1995: 57-57).

Menurut Munawir (2001: 114-115), konsep modal yang umum dipergunakan yaitu:

1) Konsep Kuantitatif

Konsep ini menitik beratkan pada jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal adalah jumlah aktiva lancar (gross working capital). Modal yang besar tidak mencerminkan margin of safety para kreditur jangka pendek yang besar juga.

Modal kerja menurut konsep ini tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang yang tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2) Konsep Kualitaitf

Konsep ini menitikberatkan pada kualitas modal. Dalam konsep ini pengertian modal adalah kelebihan aktiva lancar terhadap modal lancar (net working capital), yaitu jumlah

aktiva lancar yang berasal dari pinjaman jangka panjang maupun dari para pemilik perusahaan. Konsep ini menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar daripada hutang lancarnya. Konsep kualitatif juga menunjukkan margin of safety atau tingkat keamanan bagi para

(37)

18

operasi dimasa mendatang serta kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan aktiva lancar.

3) Konsep Fungsional

Konsep ini menitikberatkan fungsi dana yang dimiliki dalam menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya, dana-dana yang dimiliki oleh suatu perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba sesuai dengan usaha pokok perusahaan. Namun ada sebagian dana yang akan digunakan untuk menghasilkan laba dimasa yang akan datang misalnya: bangunan, mesin-mesin, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

b. Pentingnya Modal

Tersedianya modal yang segera digunakan dalam operasinya, tergantung dari sifat aktiva yang dimiliki seperti: kas, piutang, dan persediaan. Modal harus cukup jumlahnya, dalam arti harus mampu membiayai pengeluaran-pengeluaran atau operasi perusahaan sehari-hari. Dengan modal yang cukup akan menguntungkan perusahaan dan memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien serta perusahaan tidak mengalami kesulitan finansial.

Menurut Munawir (2001: 116-117), keuntungan dari modal kerja perusahaan dibagi menjadi enam yaitu:

(38)

1) Melindungi perusahaan terhadap krisis modal karena turunnya nilai dari aktiva lancar.

2) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

3) Menjamin yang dimiliki kredit standing perusahaan semakin

besar dan menghadapi bahaya yang mungkin terjadi.

4) Memungkinkan dimiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen.

5) Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan bagi para pelanggan.

6) Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

Menurut Sarwoko (1998: 117-119), kerugian yang mempengaruhi modal kerja yaitu:

1) Mengakibatkan perubahan volume penjulan, faktor yang paling penting dalam mempengaruhi besaran dan komponen modal kerja. Perusahaan harus mengelola modal kerja yang sedemikian rupa sehingga dapat mendukung kegiatan operasioanl setiap hari.

(39)

20

mengalami penurunan untuk beberapa waktu, hal ini akan mengurangi kebutuhan tingkat persediaan dan tingkat piutang. 3) Mengakibatkan perubahan teknologi, perkembangan teknologi

terutama yang berhubungan dengan proses produksi, juga dapat mempengaruhi modal.

4) Mengakibatkan perubahan kebijakan likuiditas, perusahaan yang ingin memmiliki likuiditas yang tinggi cenderung mempunyai saldo kas yang besar sebagai akibat perusahaan memerlukan modal kerja yang lebih besar daripada perusahaan yang berani menanggung risiko kehabisan kas.

5) Mengakibatkan perubahan kebijakan pembelian, bagi perusahaan yang melakukan pembelian dengan kredit akan memerlukan modal yang kecil, meskipun perlu dipertimbangkan biaya kredit sehingga akan berpengaruh pada pembelian.

c. Jenis-jenis Modal

Modal dapat digolongkan menjadi beberapa bagian yaitu (Gitosudarmo dan Basri, 2000: 35-36)

1) Modal Permanen

Modal permanen yaitu modal yang harus ada dalam perusahaan setiap saat untuk menjamin kelancaran kegiatan operasi, ini dapat dibedakan menjadi:

(40)

a) Modal Primer (Primary Capital)

Modal primer yaitu modal yang harus ada dalam perusahaan setiap saat untuk menjamin kelangsungan kegiatan usahanya.

b) Modal Normal (Normal Capital)

Modal normal yaitu jumlah modal yang dipergunakan untuk dapat menyelenggarakan kegiatan produksi pada kapasitas normal.

2) Modal Variabel

Modal variabel yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, ini dapat dibedakan menjadi:

a) Modal Musiman (Seasonal Capital)

Modal musiman yaitu modal yang jumlah berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

b) Modal Siklis (Cylical Capital)

Modal siklis yaitu modal yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

c) Modal Darurat (Emergency Capital)

(41)

22

d. Unsur-unsur Modal

Modal mempunyai beberapa unsur yaitu: 1) Kas

Kas adalah unsur aktiva yang mempunyai tingkat likuiditas paling tinggi. Hal-hal yang mempengaruhi besarnya kebutuhan kas adalah:

a) Kebutuhan Transaksi

Perusahaan membutuhkan kas untuk menjalankan fungsi-fungsinya sehari-hari. Tingkat aktivitas perusahaan akan mempengaruhi kebutuhan modal dan kecakupan kas memungkinkan perusahaan untuk melaksankan transaksi dengan lancar.

b) Kebutuhan Pencegahan

Pencegahan dimaksud adalah pencegahan terhadap hal-hal yang terjadi diluar perhitungan perusahaan.

c) Kebutuhan Spekulasi

Kebutuhan akan kas untuk mendapatkan keuntungan dari perubahan harga-harga dimasa yang akan datang.

2) Piutang

Piutang adalah aktiva yang menunjukkna jumlah taguhan yang dimiliki oleh perusahaan sebagai hasil penjualan barang atau jasa dalam kegiatan usahanya. Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya piutang adalah:

(42)

a) Penjualan kredit b) Kebijakan kredit c) Jangka waktu kredit 3) Persediaan

Persediaan adalah barang-barang yang disimpan untuk dijual lagi oleh perusahaan.

Macam-macam persediaan yaitu:

a) Persediaan bahan baku (Raw Material Inventory)

Barang-barang yang belum digunakan untuk proses produksi dalam perusahaan.

b) Persediaan barang dalam proses (Work in Process inventory)

Barang-barang yang sudah masuk dalam proses produksi, tetapi belum selesai.

c) Pesediaan barang jadi (Finish Goods Inventory)

Barang-barang yang sudah selesai diproduksi dan siap untuk dijual.

e. Penggunaan Modal

(43)

24

maupun bentuk dari aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan, tetapi penggunaan aktiva lancar tidak selalu diikuti oleh perubahan modal kerja. Misalnya penggunaan aktiva lancar (kas) untuk membayar kewajiban jangka pendek karena berkurangnya aktiva lancar diikuti oleh berkurangnya jumlah kewajiban lancar dengan jumlah yang sama.

Menyebutkan bahwa perubahan-perubahan yang efeknya memperkecil dana/kas dan ini dikatakan sebagai penggunaan dana, adalah sebagai berikut:

1) Bertambahnya aktiva lancar selain kas. 2) Bertambahnya aktiva tetap.

3) Berkurangnya setiap jenis hutang. 4) Berkurangnya modal.

5) Adanya kerugian dalam operasinya perusahaan. 3. Tenaga Kerja

Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Pengertian yang lain setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.

Kerja manusia (labor) dalam ilmu ekonomi diartikan segala sesuatu

(44)

peningkatan kegunaan ekonomi (Gilarso, 2004: 89). Garis besar penduduk suatu negara dibedakan menjadi dua golongan yaitu tenaga kerja dan bukan tenaga kerja (Dumairy, 1996: 74). Tenaga kerja adalah penduduk yang berumur didalam batas usia kerja (Gilarso, 2004: 90). Batas usia kerja atau penduduk usia kerja adalah penduduk yang berumur 15 tahun keatas. Setiap orang yang sudah berusia 15 tahun keatas tergolong sebagai tenaga kerja. Peningkatan batas usia kerja dari 10 tahun keatas menjadi 15 tahun keatas dikarenakan konsekuensi program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Bukan tenaga kerja adalah penduduk yang belum berada dalam batas usai kerja.

Tenaga kerja dibedakan menjadi dua yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja (Dumairy, 1996: 74). Angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang bekerja, atau punya pekerjaan namun sementara tidak bekerja dan pengangguran. Bukan angkatan kerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih) yang masih sekolah, mengurus rumah tangga atau melaksanakan kegiatan lainnya selain kegiatan pribadi.

4. Bahan Baku

a. Pengertian bahan baku

(45)

26

disebabkan karena bahan baku sangat mempengaruhi bentuk atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas maupun kualitas serta harga jual produk.

Bahan baku mempengaruhi faktor kuantitas maupun lualitas produk, karena jika bahan baku yang diperoleh memiliki kuantitas dan kualitas yang baik maka akan memperlancar kegiatan proses produksi dan perusahaan akan mampu menghasilkan produk dengan mutu yang memuaskan.

Di samping itu bahan baku merupakan faktor penting dalam penetapan harga pokok produksi, karena jika perusahaan mampu untuk menekan biaya bahan baku ini maka perusahaan akan dapat meningkatkan keuntungan yang diperolehnya.

b. Macam-macam bahan baku

Dalam proses produksi suatu perusahaan manufaktur biasanya membutuhkan bahan baku untuk menghasilkan suatu produk (Carter Usry 2002: 40). Jenis-jenis bahan baku ada 2 macam, yaitu:

1) Bahan baku langsung

Semua bahan baku yang membentuk bagian integral dari produk jadi dan dimasukkan secara eksplisit dalam perhitungan biaya produk.

2) Bahan baku tidak langsung

(46)

langsung karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagaian dari produk atau karena bahan baku tersebut tidak menjadi bagian dari produk atau karena secara tidak signifikan.

B. Kerangaka Berpikir

1. Kontribusi modal terhadap hasil produksi industri tenun tradisional Modal yang diperoleh setiap industri beragam dari modal pribadi, kerjasama dari pemilik bahan baku. Modal yang digunakan tidak hanya milik pribadi biasanya pemilik industri melakukan kerjasama dengan para tengkulak, pemilik toko pusat oleh-oleh.

Hasil dari produksi tenun juga ditarget untuk kelancaran produksi industri. Agar para pelanggan yang memesan tidak kapok untuk memesan lagi karena hasil produksinya tepat waktu hasilnya juga memuaskan. Produk yang dibuat merupakan produk baru yang lagi booming, dan produk yang dicari konsumen atau yang laku dipasaran. 2. Kontribusi tenaga kerja terhadap hasil produksi industri tenun tradisional

Tenaga kerja sangat diperlukan demi kelancaran usaha atau industri dan untuk kelancaran proses produksi, distributri, dan finishing. Tenaga kerja berasal dari lokal atau lingkungan setempat, Kulon Progo, dan Bantul tetapi kebanyakan tenaga kerja berasal dari Bantul. Pengaruh tenaga kerja sangat diperlukan untuk proses produksi untuk menjalankan mesin.

(47)

28

Untuk mempertahankan alat ATBM jadi masih membutuhkan tenaga manusia, jika mesin ATBM diganti dengan mesin itu kurang tepat. 3. Kontribusi bahan baku terhadap hasil produksi industri tenun tradisional

Bahan baku di industri juga diperlukan untuk pembuatan produk tertentu, jika bahan baku tidak ada maka kegiatan di industri tersebut akan terhenti. Maka bahan baku yaitu benang, agel, lidi, mendong, eceng gondok, akar wangi dan pewarna. Pewarna yang digunakan yaitu menggunakan pewarna kimia karena pewarna kimia warnya lebih tahan lama hasilnya lebih bagus, jika menggunakan pewarna alami jarang digunakan. Bahan baku berasal dari luar dari Yogyakarta yaitu Semarang, Banyuwangi, dan Madura, bahan baku sekitar Yogyakarta dari Sentolo Kulon Progo. Bahan baku sendiri harus ada stok jika produksi berjalan lancar. Kalau bahan baku stoknya terlambat maka proses produksi akan terhenti.

Bagan I. 1

KERANGKA BERPIKIR

MODAL (X1)

TENAGA KERJA (X2)

BAHAN BAKU (X3)

(48)

C. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat kontribusi yang signifikan jumlah modal terhadap hasil produksi tenun tradisional.

2. Terdapat kontribusi yang signifikan jumlah tenaga kerja terhadap hasil produksi tenun tradisional.

3. Terdapat kontribusi yang signifikan jumlah bahan baku terhadap hasil produksi tenun tradisional.

4. Terdapat kontribusi yang signifikan jumlah modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap hasil produksi tenun tradisional.

D. Hasil Penelitian Sebelumnya

(49)

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah eksplanatif, cara ini digunakan untuk mengetahui secara keseluruhan dari objek yang diteliti dalam batas-batas tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kontribusi modal, tenaga kerja dan teknologi terhadap peningkatan hasil produksi industri tenun di Desa Gamplong. Hasil penelitian ini bisa menjadi pedoman untuk menentukan informasi yang dibutuhkan oleh Industri Tenun di Desa Gamplong.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian

(50)

lingkungan sekitar sehingga mampu membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September tahun 2013. C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah para pengrajin tenun di Industri tenun tradisional di Desa Gamplong Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah kontribusi modal, tenaga kerja, dan teknologi terhadap peningkatan produksi industri kerajinan tenun tradisional di Desa Gamplong Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

D. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah 24 pengusaha pengrajin kerajinan tenun tradisional di Desa Gamplong Sumber Rahayu Kecamatan Moyudan Kabupaten Sleman.

E. Sampel Penelitian

(51)

32

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan teknik sampling jenuh yang dilakukan dengan teknik penetuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. G. Variabel Penelitian dan Pengukuran

(52)
(53)

34

Sumber: Bahan Baku di Industri Gamplong, 2013

(54)

5. > 9 kg

Sumber: Bahan Baku di Industri Gamplong, 2013

4. Produksi (Y) adalah produksi yang dihasilkan tiap bulan. Indikator adalah jumlah hasil produksi kain tenun, jumlah pendapatan dari produksi kain tenun.

Tabel III.9 Jumlah Produksi

No. Jumlah Produksi @ bulan Jangka Waktu 1. 1 – 1.000 biji 1 bulan

2. 1.001 – 2.000 biji 1 bulan 3. 2.001 – 3.000 biji 1 bulan 4. > 3.000 biji 1 bulan

Sumber: Jumlah produksi di Industri Gamplong, 2013

H. Data yang Dicari 1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama yaitu pemilik industri kerajinan, yang meliputi modal, tenaga kerja dan bahan baku.

2. Data Sekunder

(55)

36

I. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara (inteview)

Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi dan data mengenai nama-nama pengrajin, pembagian kerja, tentang modal, tenaga kerja, bahan baku dan hasil produksi.

2. Observasi

Observasi dilakukan dengan mendatangi sentra industri kain tenun tradisional di Gamplong. Adapun data yang dicari dengan observasi mengenai proses pembuatan kain tenun dan melihat macam-macam kain tenun.

J. Uji Prasyarat

1. Uji Multikolinieritas

(56)

Selanjutnya dengan bantuan komputer SPSS diadakan analisis

Collinearity Statistics. Dari analisis Collinearity Statistics akan

diperoleh VIF (Variance Inflation Factor). Untuk mengetahui terjadi

tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika VIF > 5, maka terjadi multikolinieritas b. Jika VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinieritas 2. Uji Heteroskedastisitas

Heterokedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dari kesalahan pengganggu tidak konstan untuk suatu variabel bebas (Supranto, 2004: 68). Untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan uji korelasi dari sperman didefinisikan sebagai berikut:

Keterangan:

d1 = perbedaan pada rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomenake-1

n = banyaknya individu atau fenomena yang diberikan kepada rank Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS. Untuk menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan ketentuan sebagai berikut:

(57)

38

b. Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi heteroskedastisitas 3. Uji Autokorelasi

Autokorelasi adalah suatu keadaan dimana kesalahan pengganggu dari satu observasi terhadap observasi selanjutnya yang berturutan tidak berpengaruh atau tidak terjadi korelasi. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi dapat diuji dengan jalan menghitung “The Durbin-Watson, d” dengan rumus sebagai berikut (Supranto, 2004: 116-117):

Keterangan:

d = statistik durbin watson

e = gangguan estimasi

i = observasi terakhir

i-1 = observasi sebelumnya

Untuk memperoleh kesimpulan apakah ada masalah autokorelasi atau tidak, hasil hitung statistic d harus dibandingkan dengan tabel statistic d. Pemilihan angka tabel d harus memperlihatkan banyaknya parameter (=k), dan jumlah observasi (=n), pada tingkat signifikansi (=α) tertentu.

(58)

Hipotesis yang dapat disimpulkan adalah:

HO : ρ ≤ 0 (tidak ada autokorelasi positif)

HA : ρ > 0 (ada autikorelasi positif)

a. Jika d < dl, berarti terdapat aotokorelasi positif b. Jika d > (4 ‒ dl), berarti terdapat autokorelasi negatif c. Jika du < d < (4 ‒ dl), berarti tidak terdapat autokorelasi

d. Jika dl < d< du atau (4 ‒ du), berarti tidak terdapat disimpulkan K. Teknik Analisis Data

1. Regresi Berganda

(59)

40

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 Keterangan:

Y = Hasil Produksi a = Konstanta

b1 = Koefisien Regresi X1 X1 = Modal

b2 = Koefisien Regresi X2 X2 = Tenaga Kerja

b3 = Koefisien Regresi X3 X3 = Bahan Baku

2. Uji F

Uji F merupakan pengujian signikansi persamaan yang digunakan untuk mengetahui apakah model regresi dengan variabel independen (X1, X2, X3), yaitu modal, tenaga kerja, dan bahan baku dapat menjelaskan variabel dependen (Y), yaitu hasil produksi industri tenun tradisional. Langkah-langkah yang digunakan dalam uji ini (Sudjana, 2005) adalah sebagai berikut:

a. Menggunakan rumus uji F

Keterangan:

R = Koefisien korelasi ganda k = jumlah variabel bebas m = banyak prediktor

(60)

N = jumlah anggota sampel b. Menentukan formulasi Ho dan Ha

Ho = Model regresi dengan variabel bebas (X) modal, tenaga kerja, dan teknologi tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) yaitu hasil produksi.

Ha = Model regresi dengan variabel bebas (X) modal, tenaga kerja, dan teknologi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) yaitu hasil produksi.

Derajat kebebasan F tabel (α, k, n-k-1). Dimana, α = 0,05

k = Jumlah variabel bebas n = Jumlah Sampel c. Menguji hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis:

1) F- hitung ≥ F- tabel pada α 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti model regresi dengan veriabel bebas (X) modal, tenaga kerja, dan teknologi dapat digunakan untuk memprediksi variabel terikat (Y) yaitu hasil produksi.

(61)

42

d. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh variabel independen yang meliputi modal, tenaga kerja, dan teknologi terhadap variabel dependen yaitu hasil produksi.

1) Menentukan formulasi Ho dan Ha.

Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan modal (X1), tenaga kerja (X2), dan teknologi (X3) terhadap veriabel terikat yaitu hasil produksi.

Ha = Ada pengaruh yang signifikan modal (X1), tenaga kerja (X2), dan teknologi (X3) terhadap veriabel terikat yaitu hasil produksi.

2) Menguji hipotesis

Kriteria pengujian hipotesis:

a) t- hitung ≥ t- tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan modal (X1), tenaga kerja (X2), dan teknologi (X3) terhadap variabel terikat yaitu hasil produksi (Y).

b) t- hitung < t- tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan modal (X1), tenaga kerja (X2), dan teknologi (X3) terhadap variabel terikat yaitu hasil produksi (Y).

(62)

43 BAB IV

GAMBARAN UMUM INDUSTRI GAMPLONG DAN ANALISIS DATA

A. Sejarah Industri Gamplong

Desa gamplong yang berada di Kelurahan Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Mayoritas penduduk berprofesi sebagai petani dan penenun. Desa gamplong terbagi menjadi lima padukuhan, dari Gamplong I sampai GamplongV.

Awal mula kerajinan tenun di Dusun Gamplong dimulai dari tahun 1950-an, pada mulanya hanya diproduksi tenun gendong atau tenun Agel (sejenis bagor). Selanjutnya pada tahun 1953 sudah mulai menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Pada awalnya hanya terdapat 3-4 pengrajin yang mempekerjakan warga sekitar untuk menenun. Adapun barang diproduksi pada masa itu hanyalah serbet, belacu (untuk baju) dan stagen. Produk yang dihasilkan kemudian dijual di Daerah Moyudan, antara lain Pasar Ngijon, Kulon Progo dan lain sebagainya.

(63)

44

yang juga berdampak pada kerajinan di dusun gamplong. Beruntunganya, pada tahun yang sama justru ada “buyer” yang datang ke dusun gamplong dan membawa sampel palce mate yang kemudian dipelajari oleh pengrajin.

Selanjutnya, pengrajin mulai membuat place mate dan ternyata justru laku di

pasaran, meskipun pengrajin harus mengubah mesin tenun terlebih dahulu. Pada awalnya motif yang ada hanya terbatas dan akhirnya semakin berkembang sampai sekarang. Berbagai motif yang ada beasal dari pemesan dan juga kreatifitas pengrajin sendiri. Namun demikian, dalam beberapa tahun terakhir ini, penjualan produk hasil kerajinan mengalami penurunan hingga mencapai 50% dan menyebabkan beberapa pengrajin memutuskan untuk beralih profesi.

Ide untuk menjadikan Gamplong sebagai desa wisata telah tercetus sejak tahun 2001. Ide tersebut berasal dari pemerintah provinsi DIY.

B. Lokasi

Lokasi tempat penelitian ini di Dusun Gamplong, desa Sumber Rahayu, Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman atau di jalan Raya Wates Yogyakarta KM 14.

C. Pangsa Pasar

(64)

industri Gamplong mempromosikan lewat internet melalui website, agar industri Gamplong lebih banyak yang tahu mengenai industri Gamplong. D. Bahan Baku

Selain bahan baku benang, masih ada lagi bahan baku yang digunakan pada industri tersebut. Seperti agel, lidi, mendong, akar wangi, enceng gondok, pewarna, pandan, tikar pandan, nilon, dan lain-lain. Bahan baku berasal dari DIY, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, bahkan ada bahan baku yang dari luar negeri.

E. Peralatan 1. Erek

Alat ini seperti roda yang digunakan untuk menggulung benang ke kletek.

2. Likasan

Alat ini berupa seperti tabung besar dilengkapi dengan tuas untuk memutar. Alat ini digunakan untuk menggulung benang dari mesin sekir.

3. Kletek

Alat ini seperti batang panjangnya 10 cm yang digunakan sebagai tempat gulungan benang.

4. Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)

(65)

46

Tahap awal pembuatan benang dipintal terlebih dahulu menggunakan erek, digulung menggunakan kletek, selanjutnya digulung menggunakan likasan. Kemudian dipasang pada tenun ATBM. Bahan baku mendong diberi pewarna terlebih dahulu sebelum ditenun lalu dijemur. Setelah itu baru bisa ditenun menggunakan tenun ATBM.

F. Hasil Produksi

Produk yang dihasilkan bermacam-macam yaitu seperti stagen, tas, dompet, place mate, taplak meja, loper, closter, tissue box, tirai, souvenir, gorden, piring lidi, sarung. Dari bermacam-macam produk tersebut total yang dihasilkan setiap bulan yaitu

Tabel IV. 1

Hasil Produksi Industri di Gamplong No. Nama produk Hasil produksi per bulan 1. Stagen 17.000 biji

Sumber : data primer, 2013

(66)

G. Analisis Data

1. Deskripsi Pengusaha

Penulis meneliti 24 pengusaha yang ada di Gamplong Kabupaten Sleman yang terdapat di Padukuhan industri Gamplong yaitu Gamplong 1, gamplong 2, Gamplong 3, Gamplong 4, dan Gamplong 5. Sampel yang diambil merupakan seluruh pengusaha industri yang tersebar di 5 padukuhan tersebut.

Pengusaha-pengusaha tersebut yang diteliti apakah ada kontribusi modal, tenaga kerja, dan bahan baku terhadap hasil produksi industri tenun tradisional. Dapat dilihat dari modal, tenaga kerja, dan bahan baku yang dihitung dari per satu bulan. Data industri tentang jumlah modal, jumlah tenaga kerja, dan bahan baku tiap bulannya.

a. Usia

Tabel IV.2

Tabel usia pemilik industri

Usia Jumlah Presentase

< 40 tahun 13 orang 54,17% 40 – 45 tahun 6 orang 25% 46 – 51 tahun 2 orang 8,33% 52 – 57 tahun 2 orang 8,33% > 58 tahun 1 tahun 4,17%

Total 24 100%

Sumber : data primer, 2013

(67)

48

masih giat bekerja. Di industri Gamplong pekerja bekerjanya membutuhkan kejelian dan ketelian untuk membuat berbagai produk yang menarik, pekerja di industri Gamplong kebanyakan usia kurang dari 40 tahun.

Para pemilik industri mempunyai pekerja kebanyakan di usia yang masih produktif bekerja. Pemerintah juga mempunyai aturan usia yang produktif bekerja, yaitu usia 15 tahun ke atas. Di usia tersebut dianggap siap menghadapi dunia kerja. Di Gamplong warga yang bisa menenun sudah lansia atau lanjut usia. Sekarang kebanyakan tenaga kerja beasal dari luar Dusun Gamplong bahkan ada yang berasal dari luar Kabupaten Sleman seperti Bantul dan Kulon Progo.

b. Jenis Kelamin

Tabel IV.3

Tabel jenis kelamin pemilik industri Jenis Kelamin Presentase Laki-laki 16 66,67% Perempuan 8 33,33%

Total 24 100%

Sumber : data prime,r 2013

(68)

Dalam rumah tangga yang berusaha bekerja dan mencari pekerjaan pada umumnya laki-laki sebagai kepala rumah tangga. Di dalam keluarga atau rumah tangga yang menjadi tulang punggung keluarga yaitu laki-laki dan laki-laki dianggap paling kuat bekerja daripada perempuan. Nama pemilik dari identitas industri juga kebanyakan menggunakan nama dari kepala rumah tangga.

2. Deskripsi Jumlah Modal

Pada mulanya sumber modal awal yang digunakan oleh para pemilik industri berasal dari modal sendiri. Modal dalam hasil analisis data tidak berpengaruh besar terhadap hasil produksi, jika pemilik industri kerajinan tidak mempunyai modal masih bisa menjalankan usaha. Dengan cara bila ada orderan atau pesanan kerajinan pembeli membayar dimuka sebesar 50% dari harga yang ditetapkan, pembayaran itu digunakan untuk membeli bahan baku. Rata-rata dari pemilik industri kerajinan modal yang digunakan untuk menjalankan hampir sama, bahkan ada yang modal sebagian dari pemesan order dalam usaha tersebut. Jadi modal yang digunakan 50% dari modal sendiri, 50% dari pemesan order.

(69)

50

usahanya bisa berjalankan dan tidak mengalami kerugian atau gulung tikar.

Tabel IV.4

Distibusi Frekuensi Kategori Modal Modal

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative banyak digunakan untuk menjalankan usaha Rp1.000.000 sampai Rp10.000.000. Kebanyakan modal dari pemilik industri Rp1.000.000 sampai Rp10.000.000 kegiatan industri kerajinan sudah bisa berjalan dan bisa membuat bermacam-macam produk.

Usaha di industri Gamplong kebanyakan melanjutkan usaha dari orang tuanya sehingga tidak membutuhkan modal yang begitu banyak. Dengan modal Rp1.000.000 sampai Rp10.000.000 dirasa oleh para pemilik indstri sudah cukup untuk menjalankan usaha kerajinan. Modal tersebut sudah bisa untuk membuat berbagai macam produk di industri Gamplong.

(70)

hari. Dengan modal yang cukup akan menguntungkan perusahaan dan memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan efisien serta perusahaan tidak mengalami kesulitan finansial.

Transaksi yang menyebabkan penurunan modal disebut penggunaan modal. Modal biasanya digunakan untuk keperluan jangka pendek dan membiayai operasi sehari-hari seperti untuk membayar upah, pembelian barang dagangan dan sebagainya.

3. Deskripsi Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam proses produksi, karena merupakan orang yang terlibat langsung dalam kegiatan proses produksi. Tenaga kerja sangat dibutuhkan dalam dunia industri untuk menjalankan usahanya dan membuat berbagai macam produk yang menjadi ciri khas dari industri tersebut yaitu dari tenaga kerja. Apalagi semua produk dikerjakan secara manual tidak bisa dikerjakan dengan bantuan mesin atau alat yang sudah modern itu membutuhkan tenaga kerja.

Tenaga kerja yang digunakan oleh para pemilik industri di Gamplong adalah dari Bantul, Kulon Progo, dan lingkungan sekitar. Untuk membuat kerajinan yang ada di Gamplong tidak tergantung pada usia, sebagian yang bekerja para ibu-ibu lansia.

(71)

52

kerajinan yang bermacam-macam. Didalam industri tenaga kerja sangat dibutuhkan untuk kelancaran industri kerajinan, tenaga kerja sangat diperhatikan baik kesehatan dan kesejahteraan.

Tabel IV.5

Distribusi Frekuensi Kategori Tenaga Kerja Tenaga kerja

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid 1-20 orang 7 29,2 29,2 29,2

Berdasarkan tabel bahwa tenaga kerja yang dimiliki industri berkisar 21 orang sampai 40 orang. Bahwa jumlah tenaga kerja berpengaruh pada hasil produksi, industri yang mempunyai tenaga kerja 21 orang sampai 40 orang usahanya masih biasa. Sebagian besar industri mempunyai tenaga kerja antar 21 orang sampai 40 orang. Dengan tenaga kerja sebesar itu mampu memproduksi barang atau produk setiap bulannya 1001 biji sampai 2000 biji. Sedangkan produksi setiap hari 33 biji sampai 66 biji tiap per produk.

Tenaga kerja merupakan setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja di industri Gamplong kebanyakan berasal dari luar Dusun Gamplong bahkan ada yang dari luar Kabupaten Sleman seperti Kulon Progo, Bantul.

(72)

Kebanyakan di Gamplong usia warga Gamplong yaitu lansia atau lanjut usia, karena lansia menurut para pemilik industri sudah tidak produktif lagi untuk bekerja. Para pemilik industri tenaga kerjanya kebanyakan dari luar Dusun Gamplong bahkan ada yang dari luar Kabupaten Sleman.

4. Deskripsi Jumlah Bahan Baku

Bahan baku yang digunakan untuk membuat bermacam-macam jenis kerajinan yaitu yang pertama benang, mendong, akar wangi, agel, lidi, pewarna, pandan, enceng gondok dan yang kedua bahan tersebut yang sudah melalui proses pewarna, kemudian dijemur.

Bahan baku tersebut kemudian untuk pembuatan tas, place mate atau taplak meja, runner, stagen, kain lendang, dompet, dan loper. Bahan baku tersebut didatangkan dari berbagai daerah misal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Biasanya para pemilik industri kerajinan tersebut memesan terlebih dahulu bahan baku yang akan dibeli, baru kemudian bahan baku yang dipesan diantar. Ada sebagian para pemilik industri yang memesan secara kolektif jadi lebih mudah untuk distribusi bahan baku.

(73)

54

Bahan baku menjadi bahan utama untuk pembuatan segala macam produk yang dihasilkan oleh industri. Jika tidak ada bahan baku industri tersebut tidak bisa berjalan dan tidak ada produk yang dihasilkan. Bahan baku dalam dunia usaha sanagat dibutuhkan dan tidak bisa ditinggalkan juga tidak ada gantinya. Bahan baku menjadai hal terpenting dari dunia industri, tidak ada salah satu bahan baku untuk proses produksi menjadi terhambat.

Tabel IV.6

Distribusi Frekuensi Kategori Bahan Baku Bahan baku benang

Frequency Percent Valid Percent

(74)

mendapatkan bahan baku yang digunakan untuk membuat produk-produk harus mendatangkan dari luar gamplong.

Di sekitar Gamplong bahkan di Kabupaten Sleman bahan baku benang ada tetapi kalau membutuhkan lebih dari 20 kg harus mendatangkan dari luar Yogyakarta. Biasanya untuk pembelian bahan baku para pemilik industri membeli secara kolektif agar pengiriman barang bisa cepat sampai. Bahan baku benang bisa digunakan untuk membuat bermacam-macam produk seperti stagen, runner, dompet, place mate, dan lain-lain.

Bahan baku dari perusahaan sangatlah dibutuhkan dalam kegiatan proses produksi, karena bahan baku akan diolah menjadi produk jadi. Untuk itu, bahan baku sangatlah penting dalam menunjang keberhasilan kegiatan proses produksi. Hal ini disebabkan karena bahan baku sangat mempengaruhi bentuk atau komposisi produk jadi baik secara kuantitas maupun kualitas serta harga jual produk.

5. Deskripsi Hasil Produksi

(75)

56

Hasil produksi dari setiap industri berbeda-beda tergantung dari para pemilik industri produk yang dipasarkan itu apa saja. Ada industri yang memproduksi beberapa macam produk, ada juga yang memproduksi satu macam produk. Industri kerajinan setiap bulan mampu memproduksi produknya 1.001 sampai 3.000. Industri kerajinan mampu memproduksi produk banyak itu tergantung dari orderan atau pesanan dari setiap bulan.

Hasil produksi tersebut tidak bisa diperkirakan terkadang orderan atau pesanan terkadang orderan hanya sedikit, tetapi orderan bisa melebihi target pada saat liburan, dan pada saat ada kunjungan dari wisatawan yang datang ke Gamplong. Pada liburan banyak wisatawan dari luar daerah Jogja yang berlibur ke Jogja untuk berwisata, dan membeli oleh-oleh atau souvenir ke Gamplong.

Hasil produksi di industri Gamplong tidak hanya dipasarkan di dalam kota Jogja tetapi sampai keluar kota bahkan sampai ke luar negeri. Hasil produksi yang paling banyak diminati oleh konsumen produk place mate dan tas, dua produk ini sangat laris dipasaran. Pembeli membeli produk-produk secara langsung ke tempat industri atau ketengkulak-tengkulak yang memasarkan produk dari Gamplong. Tetapi pembeli bisa membeli atau memesan produk melalui internet atau online.

(76)

Hasil produk yang paling diminati oleh pembeli yaitu produk place mate dan tas. Produk tas dibuat mengikuti model yang baru diminati oleh pembeli.

Tabel IV.7

Distribusi Frekuensi Kategori Hasil Produksi Hasil produksi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative industri mulai dari 1001 sampai 2000 biji perbulan. Hasil produksi per hari 33 biji sampai 66 biji untuk produk tertentu dari 24 pengusaha. Jenis produk yang dihasilkan bermacam-macam tidak hanya satu macam. Produk yang dihasilkan dihitung atau ditotal perbulan dari berbagai jenis. Hasil produksi ada yang order dari luar negeri negara Jerman. Produk yang dihasilkan dari industri kerajinan di Gamplong mengikuti tren atau modal yang sedang digemari para pembeli. Jadi model dari produk bisa berbeda setiap produksinya.

6. Uji Prasyarat

a. Uji Multikolinieritas

Gambar

Tabel IV.13 Anova  .....................................................................................
Tabel III.1
Tabel III.3
Tabel III.6
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tentang hubungan status pekerja- an usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di rumah. Usia lanjut yang bekerja 37 orang, sejumlah

Dari sisi penggunaan (demand side) pertumbuhan ekonomi Kalimantan Tengah pada triwulan IV- 2011 dibanding triwulan yang sama tahun 2010 didorong oleh pertumbuhan pada

Monte Carlo simulacija predviđa da će proces biti sposoban u 99,9754% slučajeva što predstavlja 246 nesukladnosti na milijun komada. Broj nesukladnosti je malo veći nego

Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara pengasuhan orangtua dengan motif afiliasi pada siswa SMP Negeri Banda Aceh, dengan hasil sebesar nilai r

Dan oleh karena Indonesia juga merupakan negara yang majemuk akan agama dan kepercayaan serta etnik, maka dibutuhkan adanya Krematorium dan Memorial Park yang dilengkapi

MEMENUHI Berdasarkan hasil pemeriksaan, selama periode audit bulan Agustus sampai Oktober 2015, auditee telah menerima bahan baku sebanyak 6 kali dan seluruh

Hipotesis pertama menunjukkanbahwaKepemilikan publik, Ukuran perusahaan, Profitabilitas, jumlah anggota dewan komisaris, proporsi komisaris independen, jumlah anggota

aplikasi edu-game profesi ini acceptable (dapat diterima), dan karena itu dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pilihan media pembelajaran yang menyenangkan dan