• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN ATAS KEWAJ ARAN PENYAJ IAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS

TINJ AUAN PUSTAKA

NO 27 TENTANG AKUNTANSI PERKOPERASIAN ATAS KEWAJ ARAN PENYAJ IAN LAPORAN KEUANGAN (STUDI KASUS

PADA KOPERASI PRIMER UPN “VETERAN” J AWA TIMUR”). Dengan Rumusan Masalah “Bagaimana penerapan pernyataan Standar akutansi perkoperasian pada Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur.

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian dan pembahasan mengenai penerapan PSAK No. 27 tentang Akuntansi Perkoperasian pada Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur dapat disimpulkan Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur dalam mempertanggung jawabkan kinerja koperasi selama satu periode yang telah diterapkan menyusun laporan keuangan yang terdiri dari Neraca, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perhitungan Hasil Usaha. Namun untuk laporan promosi ekonomi anggota belum disajikan. Laporan Promosi Ekonomi Anggota adalah laporan yang menunjukkan manfaat ekonomi yang diterima anggota koperasi selama suatu periode tertentu. Hasil peneniltian menunjukkan penyusunan laporan keuangan Koperasi Primer UPN “Veteran” Jawa Timur” belum sepenuhnya menerapkan PSAK No. 27 karena belum adanya laporan ekonomi koperasi anggota, serta belum terdapat pendapat penjelasan catatan atas laporan keuangan yang sangat berfungsi sebagai bahasa penjelasan laporan keuangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Koperasi

Secara umum koperasi dipahami sebagai perkumpulan orang yang secara sukarela mempersatukan diri untuk berjuang meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui pembentukan sebuah badan usaha yang dikelola secara demokratis. (Rudianto, 2010 : 13)

Menurut PSAK No. 27 tahun 2007 koperasi adalah badan usaha yang mengorganisir pemanfaatan dan pendayagunaan sumber daya ekonomi para anggotanya atas dasar prinsip-prinsip koperasi dan kaidah usaha ekonomi untuk meningkatkan taraf hidup anggota pada khususnya dan masyarakat daerah kerja pada umumnya. Dengan demikian, koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan sokoguru perekonomian nasional.

Berdasarkan Undang-Undang pasal 1 Nomor 25 Tahun 1992 tentang koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan.

Bila dirinci lebih jauh, beberapa pokok pikiran yang dapat ditarik dari uraian mengenai pengertian koperasi tersebut adalah sebagai berikut (Tunggal 2002:46):

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

1. Koperasi adalah suatu perkumpulan yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang bertujuan untuk memperjuangkan peningkatan kesejahteraan ekonomi mereka.

2. Bentuk kerja sama dalam koperasi bersifat sukarela.

3. Masing-masing anggota koperasi memiliki hak dan kewajiban yang sama. 4. Masing-masing anggota koperasi berkewajiban untuk mengembangkan serta

mengawasi jalanya usaha koperasi.

5. Risiko dan keuntungan usaha koperasi ditanggung dan dibagi secara adil.

Tujuan utama pendirian suatu koperasi adalah untuk meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil dan makmur berlandaskan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Tunggal 2002:44).

2.2.2. Karakteristik Koperasi

Menurut (Mulyadi, 2002:20) koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat dan perekonomian nasional dengan prinsip-prinsip tertentu dalam menjalankan usahanya. Adanya identitas ganda anggota koperasi juga mengakibatkan hal-hal berikut ini, yaitu:

1. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar satu kepentingan ekonomi yang sama.

2. Koperasi didirikan dan dikembangkan berlandaskan nilai-nilai percaya diri untuk menolong serta bertanggung jawab kepada diri sendiri, kesetiakawanan,

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

keadilan, persamaan, dan demokrasi. Selain itu, para anggota koperasi percaya pada nilai-nilai etika kejujuran, keterbukaan, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain.

3. Koperasi didirikan, dimodali, dibiayai, diatur dan diawasi, serta dimanfaatkan sendiri oleh anggota.

4. Tugas pokok badan usaha koperasi adalah menunjang kepentingan ekonomi anggotanya dalam rangka memajukan kesejahteraan anggota.

5. Jika terdapat kelebihan kemampuan pelayanan koperasi kepada anggotanya, maka kelebihan tersebut dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat yang bukan anggota koperasi.

Selain dipandang sebagai badan usaha yang memiliki bentuk dan karakteristik tersendiri, koperasi di Indonesia juga dipandang sebagi alat untuk membangun sistem perekonomian. Hal ini sejalan denga tujuan koperasi sebagaimana tercantum dalam pasal 3 UU No. 25/1992. Berdasarkan tujuan yang ditetapkan dalam pasal tersebut dapat dikatakan bahwa tujuan koperasi di Indonesia menurut garis besarnya meliputi tiga hal berikut, yaitu:

1. Untuk memajukan kesejahteraan anggotanya 2. Untuk memajukan kesejahteraan masyarakat

3. Turut serta membangun tatanan perekonomian nasional

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

2.2.3. Pr insip-Pr insip Koperasi

Perbedaan antara koperasi dengan bentuk usaha lainnya tidak hanya terletak pada landasan dan asasnya, tetapi juga pada prinsip-prinsip pengelolaan organisasi dan usaha yang dianutnya. Prinsip-prinsip pengelolaan koperasi merupakan penjabaran lebih lanjut dari asas kekeluargaan yang dianutnya. Prinsip-prinsip koperasi ini biasanya mengatur baik hubungan antara koperasi dengan para anggotanya, hubungan antara sesama anggota koperasi, pola kepengurusan organisasi koperasi serta mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi sebagai lembaga ekonomi yang berasas kekeluargaan. Selain itu, prinsip-prinsip koperasi biasanya juga mengatur pola kepengelolaan usaha koperasi. Karena itu, secara lebih terinci prinsip-prinsip itu juga mengatur pola kepemilikan modal koperasi serta pola pembagian sisa hasil usahanya.

Menurut (Rudianto, 2010:4) Penyusunan prinsip-prinsip koperasi di Indonesia tidak terlepas dari sejarah dan perkembangan prinsip koperasi internasional. Sebagaimana dinyatakan dalam pasal 5 ayat 1 Undang-Undang No. 25/1992, koperasi Indonesia melaksanakan prinsip-prinsip sebagai berikut, yaitu

1. Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

Dijelaskan bahwa keanggotakan koperasi tidak ada unsur paksaan harus berdasarkan atas kesadaran sendiri dan tidak dilakukan pembatasan atau diskriminasi dalam bentuk apapun. Keanggotakan koperasi terbuka bagi siapapun yang memenuhi syarat-syarat keanggotakan yang telah ditetapkan oleh koperasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

2. Pengelolaan dilakukan secara demokratis

Pengelolaan secara demokratis didasarkan pada kesamaan hak suara bagi setiap anggota dalam pengelolaan koperasi. Pemilihan pengelolaan koperasi dilaksanakan pada saat rapat anggota setiap anggota mempunyai hak yang yang sama untuk memilih dan dipilih menjadi pengelola.

Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil dan sebanding dengan besarnya jasa masing-masing anggota

Koperasi tidak menggunakan istilah laba atau keuntungan untuk menunjukan selisih antara penghasilan yang diterima selama periode tertentu dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk memperolah penghasilan. Selisih ini dalam koperasi disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU). SHU ini setelah dikurangi dengan biaya-biaya tertentu akan dibagikan kepada para anggota sesuai dengan perimbangan jasanya masing-masing. Jasa para anggota diukur berdasarkan jumlah kontribusi masing-masing terhadap pembentukan SHU. Ukuran kontribusi yang digunakan adalah jumlah transaksi anggota denagn koperasi selama periode tertentu.

3. Pemberian balas jasa yang terbatas pada modal

Pembatasan bunga atas modal merupakan cerminan bahwa selain menaruh perhatian terhadap pemberian imbalan yang wajar atas partisipasi para anggotanya, koperasi juga mendorong dan menumbuhkan rasa kesetiakawanan antar sesama anggota koperasi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

4. Kemandirian

Agar dapat mandiri, koperasi harus mengakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Agar dapat mengakar kuat, koperasi harus dapat diterima oleh masyarakat. Agar dapat diterima oleh masyarakat tentunya koperasi harus memperjuangkan kepentingan serta peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat.

5. Pendidikan perkoperasian.

Kepengurusan koperasi harus dilakukan oleh orang-orang yang dapat dipercaya, mampu untuk mengelola usaha membuat keputusan, kebijakan yang baik, berwawasan luas, berkemampuan tinggi agar kelangsungan hidup koperasi dapat terus dipertahankan, maka setiap anggota harus dibekali pengetahuan memadai tentang koperasi oleh karena itu pendidikan adalah mutlak.

6. Kerjasama antar koperasi.

Banyak koperasi didirikan dengan berbagai jenis dan tingkatan yang berbeda, namun disadari bahwa koperasi-koperasi tersebut pada dasarnya mengembangkan misi yang sama, yaitu memajukan kesejahteraan anggota pada umumnya. Untuk itu perlu diadakan kerjasama antar koperasi dimaksudkan untuk saling memanfaatkan kelebihan dan menghilangkan kelemahan masing-masing, sehingga hasil akhir yang dicapai secara optimal. Kerjasama tersebut diharapkan akan saling menunjang pemberdayagunaan sumber daya sehingga diperoleh hasil yang lebih optimal.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

2.2.4. Struktur Pengorganisasian Koperasi

Menurut (Baswir,1997:43-45) terdapat dua bentuk struktur pengorganisasian koperasi yaitu :

1. Koperasi primer

Koperasi primer adalah koperasi yang anggotanya adalah orang yang memilikki kesamaan kepentingan ekonomi dan ia melaksanakan kegiatan usahanya dengan langsung melayani para anggotanya.

2. Koperasi sekunder

Koperasi sekunder adalah koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan badan-badan hukum koperasi. Pengertian koperasi sekunder meliputi semua koperasi yang didirikan oleh dan beranggotakan koperasi primer dan koperasi sekunder. Koperasi sekunder dapat didirikan oleh koperasi sejenis maupun berbagai jenis.

Tidak terdapat pemilikan mayoritas dan minoritas baik dalam koperasi primer maupun koperasi sekunder karena jumlah pemilikan anggota pada koperasi pada prinsipnya adalah sama. Oleh karena itu laporan keuangan koperasi primer dan koperasi sekunder tidak dikonsolidasi (Baswir, 1997:45-47).

2.2.5. J enis-jenis Koperasi

Menurut (Rudianto, 2010:5) koperasi untuk dapat mewujudkan tujuan yang dicita-citakan dan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat sekarang ini

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

berbagai macam usaha telah dikembangkan dan terdapat beraneka jenis koperasi yang terbagi menjadi :

1. Koperasi Konsumsi

Koperasi konsumsi adalah koperasi yang beranggotakan orang-orang yang mempunyai kepentingan langsung dalam lapangan konsumsi. Koperasi konsumsi mempunyai fungsi sebagai penyalur tunggal barang-barang kebutuhan sehari-hari yang memperpendek jarak antara produsen ke konsumen, harga barang sampai ditangan pemakai menjadi lebih murah, ongkos-ongkos penjualan maupun pembelian dapat dihemat.

2. Koperasi Kredit atau Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi kredit atau koperasi simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam lapangan usaaha pembentukan modal melalui tabungan-tabungan para anggota secara teratur dan terus-menerus untuk kemudian dipinjamkan kepada para anggota dengan cara mudah, cepat, tepat untuk tujuan produktif dan kesejahteraan. Ada berbagai tujuan diadakannya koperasi kredit yaitu: membantu keperluan anggota dengan syarat ringan, mendidik anggota agar giat menyimpan sehingga membentuk modal sendiri, mendidik anggota untuk hidup hemat, menambah pengetahuan tentang perkoperasian.

3. Koperasi Produksi

Koperasi produksi adalah kopeasi yang bergerak dalam bidang kegiatan ekonomi pembuatan dan penjualan barang-barang baik yang dilakukan oleh koperasi sebagi organisasi maupun orang-orang yang merupakan anggota koperasi. Tujuan dari koperasi produksi untuk membantu para pengusaha kecil

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

yang kekurangan modal untuk dapat berkembang dan menjangkau daerah pemasaran dan koperasi sebagai penyalur.

4. Koperasi Jasa

Koperasi jasa adalah koperasi yang berusaha dibidang penyedian jasa tertentu bagi para anggota maupun masyarakat umum. Tujuan dari koperasi jasa adalah untuk memberikan pelayanan yang mudah kepada para anggota atau masyarakat.

5. Koperasi Serba Usaha

Koperasi serba usaha adalah koperasi yang menyelenggarakan usaha lebih dari satu macam kebutuhan ekonomi atau kepentingan ekonomi para anggotanya. Tujuan diadakannya koperasi seba usaha adalah agar anggota dan masyarakat lebih tertarik untuk berpartisipasi dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi. Koperasi jenis ini adalah KUD, KSU dan Koperasi yang ada dilingkungan karyawan.

Dengan beragam jenis usaha koperasi yang tengah berkembang diharapkan dapat membantu untuk lebih meningkatkan kesejahteraan anggota dan koperasi dapat lebih memberi manfaat pada masyarakat umum.

2.2.6. Ekuitas Koperasi

Ekuitas koperasi terdiri dari modal anggota berbentuk simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan lain yang memilki karakteristik yang sama dengan simpanan pokok atau simpanan wajib, modal penyertaan, modal sumbangan, cadangan, dan sisa hasil usaha yang belum dibagi.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

1. Modal Anggota

Modal anggota memiliki arti sebagi sumber pembelanjaan usaha yang berasal dari setoran para anggota. Biasanya setoran anggota koperasi dapat dikelompokkan dalam 3 jenis setoran, yaitu simpanan pokok, simpanan wajib, dan simpanan sukarela. Akan tetapi, koperasi tertentu memiliki jenis setoran lain yang berbeda. Berkaitan dengan modal anggota, jenis simpanan sukarela tidak dapat dikelompokkan sebagi modal koperasi karena bersifat tidak permanen, di mana simpanan jenis ini dapat ditarik sewaktu-waktu oleh anggota, yaitu (Rudianto, 2010:6) :

a. Simpanan pokok, adalah jumlah nilai uang tertentu yang sama benyaknya yang harus disetorkan oleh setiap anggota pada waktu masuk menjadi anggota. Jenis simpanan pokok ini tidak dapat diambil kembali selama orang tersebut masih menjadi anggota koperasi.

b. Simpanan wajib, adalah jumlah simpanan tertentu yang harus dibayarkan oleh anggota dalam waktu dan kesempatan tertentu, seperti sebulan sekali. Jenis simpanan wajib ini dapat diambil kembali dengan cara yang diatur lebih lanjut dalam anggaran dasar, anggaran rumah tangga, dan keputusan rapat anggota.

c. Simpanan sukarela adalah jumlah tertentu yang diserahkan oleh anggota atau bukan anggota kepada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan. Simpanan jenis ini dapat diambil kembali oleh pemiliknya

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

setiap saat, karena itu simpanan sukarela tidak dapat dikelompokkan sebagai modal anggota dalam koperasi tetapi dikelompokkan sebagai utang jangka pendek.

2. Modal Sumbangan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang diterima dari pihak lain yang bersifat hibah dan tidak mengikat. Modal sumbangan tidak dapat dibagikan kepada anggota koperasi selama koperasi belum dibubarkan.

3. Modal Penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai dengan uang yang ditanankan oleh pemodal untuk menambah dan memperkuat struktur permodalan dalam meningkatkan usaha koperasi.

4. Cadangan adalah bagian dari sisa hasil usaha (SHU) yang disisihkan oleh koperasi untuk suatu tujuan tertentu, sesuai dengan ketentuan anggaran dasar atau ketetapan rapat anggota. Biasanya cadangan dibuat untuk persiapan melakukan pengembangan usaha, investasi baru, atau antisipasi terhadap kerugian usaha.

5. Sisa Hasil Usaha (SHU) adalah selisih antara penghasilan yang diterima koperasi selama periode tertentu dengan pengorbanan (beban) yang

dikeluarkan untuk memperoleh penghasilan itu. Jumlah SHU tahun berjalan akan terlihat dalam laporan perhitungan hasil usaha. Jika pencatatan transaksi dalam suatu koperasi berjalan dengan baik, SHU tahun berjalan biasanya tidak akan terlihat di neraca sebagai bagian dari ekuitas koperasi pada akhir periode tertentu, karena sudah harus langsung dialokasikan kedalam berbagai dana dan cadangan.

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

2.2.7. Kewajiban

Simpanan anggota yang tidak berkarakteristik sebagai ekuitas diakui sebagai kewajiban jangka pendek atau jangka panjang sesuai dengan tanggal jatuh temponya dan dicatat sebesar nominalnya. Simpanan anggota yang berkarakteristik sebagai adalah sejumlah tertentu dalam nilai yang diserahkan oleh anggota pada koperasi atas kehendak sendiri sebagai simpanan dan dapat diambil sewaktu-waktu sesuai perjanjian. Simpanan ini tidak menanggung risiko kerugian dan sifatnya sementara karena diakui sebagai kewajiban.

2.2.8. Aktiva

Aktiva yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunaannya dan tidak dijual untuk menutup kerugian koperasi diakui sebagai aktiva lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

Sebagai penggerak ekonomi rakyat dan sebagai soko guru perekonomian nasional, koperasi sering mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam bentuk bantuan atau sumbangan barang modal untuk menjalankan usahanya. Barang modal tersebut dapat diakui sebagai aktiva tetap milik koperasi walaupun aktiva tetap tersebut tidak dapat dijual untuk menutup kerugian. Dalam hal aktiva tetap tersebut tidak dapat menutup kerugian sebagaimana diisyaratkan oleh penyumbangnya atau ditetapkan dalam perjanjian sumbangan, maka aktiva tetap tersebut dikelompokkan dalam aktiva lain-lain. Saat pembatasan aktiva tetap

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan. Aktiva-aktiva yang dikelola oleh koperasi tetapi bukan milik koperasi, tidak diakui sebagai aktiva dan harus dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.2.9 Aset

Aset yang diperoleh dari sumbangan yang terikat penggunannya dan tidak dapat dijual untuk menutup kerugiaan koperasi diakui sebagai asset lain-lain. Sifat keterikatan penggunaan tersebut dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.

2.2.8. Pendapatan dan Beban

Pendapatan koperasi dibagi menjadi 2 yaitu :

1. Pendapatan koperasi dari transaksi dengan anggota

Pendapatan koperasi yang timbul dari transaksi dengan anggota diakui sebesar partisipasi bruto. Sedangkan partisipasi bruto adalah penjualan barang atau jasa kepada anggota. Dalam pengadaan barang partisipasi bruto dihitung dari harga pelayanan yang diterima atau dibayar oleh anggota yang mencakup beban pokok dan partisipasi neto. Dalam kegiatan pemasaran hasil produksi anggota baik kepada anggota maupun non anggota.

2. Pendapatan koperasi dari transaksi dengan non anggota

Pendapatan koperasi yang bersal dari transaksi non anggota diakui sebagai pendapatan atau penjualan dan dilaporkan terpisah dari partisipasi anggota dalam laporan perhitungan hasil usaha sebesar nilai

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

transaksi. Selisih antara pendapatan dan beban pokok transaksi dengan anggota diakui sebagai laba atau rugi kotor dengan non anngota.

Dalam hal koperasi memiliki kelebihan kapasitas setelah pelayanan kepada anggota, koperasi memanfaatkan kelebihan tersebut kepada non anggota. Dalam hal ini berarti koperasi memasuki pasar bebas dan kedudukan koperasi adalah sama seperti badan usaha lain. Koperasi boleh menggunakan motivasi mencari laba sebesar-besarnya sejauh pelanggan adalah pasar bebas.

Oleh karena laporan keuangan harus dapat mencerminkan tujuan koperasi, maka perhitungan hasil usaha harus dapat menonjolkan secara jelas kegiatan usaha koperasi dengan anggotanya, karena itu pendapatan dari anggota disajikan secara terpisah dari pendapatan yang berasal dari non anggota. Penyajian ini lebih mencerminkan bahwa usaha koperasi lebih memetingkan transaksi atau pelayanan kepada anggotanya daripada non anggota. Beban usaha dan beban-beban perkoperasian harus disajikan terpisah dalam laporan perhitungan hasil usaha.

Guna meningkatkan kesejahteraan anggota, koperasi tidak hanya berfungsi menjalankan usaha-usaha bisnis yang memberikan manfaat atau keuntungan ekonomi para anggota, tetapi juga harus menjalankan fungsi lain untuk meningkatkan kemampuan sumber daya anggota, baik secara khusus maupun sumberdaya koperasi secara nasional. Kegiatan ini tidak dilakukan oleh badan usaha lain. Beban-beban yang

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

dikeluarkan untuk kegiatan ini antara lain adalah beban pelatihan anggota, dan beban iuran untuk gerakan koperasi.

2.3. Karakteristik Khusus Laporan Keuangan Koperasi

Karakteristik khusus dari koperasi berpengaruh juga terhadap kebutuhan laporan keuangan dari koperasi, yang dapat disebut juga sebagai pemakai utama dari laporan keuangan koperasi adalah para anggota koperasi itu sendiri beserta pejabat koperasi. Pemakai lainya yang mempunyai kepentingan terhadap koperasi diantarnya adalah calon anggota koperasi, bank, kreditur, dan kantor pajak. kepentingan pemakai utama laporan keuangan koperasi adalah :

1. Menilai pertanggungjawaban pengurus 2. Menilai prestasi pengurus

3. Menilai manfaat yang diberikan koperasi terhadap anggotanya

4. Sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan jumlah sumber daya, karya dan jasa yang akan diberikan kepada koperasi

Berdasarkan kepentingan-kepentingan tersebut, bahwa laporan keuangan koperasi diharapkan dapat menyediakan informasi yang berguna bagi pemakai utama maupun yang lain untuk, yaitu :

1. Mengetahui manfaat yang diperoleh dengan menjadi anggota koperasi

2. Mengetahui prestasi keuangan koperasi selama suatu periode dengan Sisa Hasil Usaha dan manfaat kenggotaan koperasi sebagi ukuran

Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :

3. Mengetahui sumber daya ekonomis yang dimiliki koperasi, kewajiban, dan kekayaan bersih, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan bukan anggota

4. Mengetahui transaksi, kejadiaan, dan keadaan yang mengubah sumber daya ekonomis, kewajiban, dan kekayaan bersih dalam suatu periode, dengan pemisahan antara yang berkaitan dengan anggota dan yang bukan anggota 5. Mengetahui informasi penting lainnya yang mungkin mempengaruhi likuiditas

dan solvabilitas koperasi.

2.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan Koperasi

Sifat dan keterbatasan laporan keuangan koperasi adalah:

1. Laporan keuangan bersifat historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat. Karenanya laporan keuangan tidak dapat dianggap

Dokumen terkait