Menurut kamus bahasa Indonesia (2008:1046), Bahwa wa arti kata pola adalah model ( contoh, acuan, ragam, bentuk dan sebagainya) atau sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan. ditinjau dari segi bahasa pembinaan Diartikan proses cara perbuatan membina kegiatan dilakukan secara efisien dan efektif untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Kamus Besar Bahasa Indonesia ( 2003:152)
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 1999 tentang pembinaan pembinaan warga binaan Pemasyarakatan yang dimaksud dengan pembinaan adalah kegiatan untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, intelektual, sikap dan perilaku, Profesional. kesehatan jasmani dan rohani narapidana dan anak didik Pemasyarakatan berdasarkan pasal 2 dan pasal 3 PP No. 31 tahun 1999 pelaksanaan pembinaan meliputi kepribadian dan kemandirian.
Pembinaan narapidana tidak hanya pembinaan terhadap mental spiritual pembinaan kemandirian, tapi juga pemberian pekerjaan selama berada di lembaga pemasyarakatan pembinaan keterampilan dan olahraga. Upaya pembinaan atau bimbingan menjadi inti dari kegiatan sistem Pemasyarakatan, merupakan sarana perlakuan cara baru Terhadap narapidana untuk mendukung pola upaya baru pelaksanaan pidana penjara agar mencapai keberhasilan peranan negara mengeluarkan kembali menjadi anggota masyarakat.
Menurut ketentuan keputusan Menteri Kehakiman Nomor: M.02.PK.04.10 Tahun 1990 tentang pola pembinaan narapidana atau tahanan, dapat dibagi dalam dua bidang yaitu:
1. Pembinaan kepribadian meliputi: a. pembinaan kesadaran agama
b. pembinaan kesadaran berbangsa dan bernegara c. pembinaan kemampuan intelektual dan kecerdasan d. pembinaan mentegrasikan diri dengan masyarakat
2. Pembinaan kemandirian
a. Keterampilan untuk mendukung usaha-usaha Mandiri b. keterampilan untuk mendukung usaha usaha industri kecil
c. keterampilan yang dikembangkan sesuai dengan Bakat masing-masing Fungsi pembinaan dalam pasal 3 undang-undang nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan ditegaskan bahwa fungsi pembinaan adalah untuk menyiapkan warga binaan Pemasyarakatan yang dapat berinteraksi secara sehat dengan masyarakat, sehingga dapat berperan kembali sebagai anggota masyarakat yang bebas dan bertanggung jawab. tujuan dari pembinaan yang dilakukan oleh lembaga pemasyarakatan adalah agar narapidana tidak mengulangi lagi perbuatan dan bisa menemukan kembali kepercayaan dirinya serta dapat diterima menjadi bagian dari anggota masyarakat selain itu pembinaan juga dilakukan terhadap pribadi dari narapidana itu sendiri tujuannya agar narapidana mampu mengenal dirinya sendiri dan kemasyarakatan merupakan bagian akhir dari sistem pencernaan dalam tata Peradilan Pidana yang dikenal sebagai bagian integral dari tata cara peradilan terpadu.
Menurut Andi Hamzah (1983:17) tujuan pembinaan adalah Pemasyarakatan, dapat dibagi dalam tiga hal yaitu:
1. Setelah keluar dari lembaga pemasyarakatan tidak lagi melakukan tindak pidana
2. Menjadi manusia yang berguna berperan aktif dan kreatif dalam membangun bangsa dan negaranya
3. Mampu mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mendapatkan kebahagiaan dunia maupun akhirat
Sedangkan menurut Harsono ( 1995: 48) tujuan pembinaan adalah kesadaran. dalam diri seseorang maka seseorang harus mengenal dirinya sendiri. ada 4 komponen penting dalam pembinaan narapidana yaitu:
1. Diri sendiri, yaitu narapidana itu sendiri
2. Keluarga, ada anggota keluarga inti atau keluarga dekat
3. Masyarakat, adalah orang-orang yang berada di sekeliling narapidana saat masih di luar Lembaga Pemasyarakatan, masyarakat biasa atau pejabat setempat
4. Petugas, Dapat berupa Kepolisian, pengacara. petugas keamanan, petugas sosial, Petugas Lembaga Pemasyarakatan, rutan, Hakim dan lain-lain. D. Konsep tentang Narapidana
Narapidana adalah orang hukuman (orang yang sedang menjalani hukuman karena tindak pidana), terhukum. (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Harsono (1995:19) dalam sistem baru pembinaan narapidana, perlakuan narapidana diterapkan sebagai subjek sekaligus objek. Sebagai keamanan kesejajaran sama-sama sebagai manusia sama-sama sebagai makhluk Tuhan sama-sama sebagai makhluk yang spesifik. yang mampu berpikir dan mampu membuat keputusan. sebagai objek Karena pada dasarnya ada perbedaan dalam pembinaan dan bukan sebagai manusianya. Perbedaan dalam pembinaan salah satu contohnya adalah dengan penggolongan narapidana.penggolongan narapidana mempermudah proses pencernaan karena seringkali pembinaan bukan
dari Pembina tetapi ada pegangan sendiri atau sekelompok narapidana. pasal 12 undang-undang Nomor 12 tahun 1995 tentang Pemasyarakatan menentukan bahwa dalam rangka pembinaan Terhadap narapidana di lembaga pemasyarakatan dilakukan penggolongan atas dasar:
1. Umur
2. jenis kelamin
3. Lama pidana yang dijatuhkan 4. jenis jenis kejahatan
5. kriteria lainnya sesuai dengan kebutuhan atau perkembangan pembinaan E. Penyalahgunaan narkotika
Menurut Taufik (2003:16) Secara umum, yang dimaksud dengan Narkotika adalah zat yang dapat menimbulkan pengaruh pengaruh tertentu bagi orang-orang yang menggunakannya, yaitu dengan cara memasukkan ke dalam tubuh. tindak pidana narkotika diatur dalam undang-undang Nomor 35 tahun 2009 tentang narkotika. pembentukan undang-undang ini didasarkan pada pertimbangan antara lain, bahwa narkotika bisa posisi merupakan Obat atau bahan yang bermanfaat di bidang pengobatan atau pelayanan kesehatan dan pengembangan ilmu pengetahuan di sisi lain dapat pula menimbulkan ketergantungan yang sangat merugikan apabila disalahgunakan tanpa pengendalian dan pengawasan yang ketat dan saksama.
Menurut supramono (2001:39) kalau narkotika hanya untuk pengobatan dan kepentingan ilmu pengetahuan maka Apabila ada perubahan di luar kepentingan-kepentingan tersebut sudah merupakan kejahatan besarnya akibat
yang ditimbulkan dari pemakaian narkotika secara tidak sah sangat membahayakan bagi jiwa manusia.
Menurut Bambang Gunawan (Rodliyah dan Salim. (2017:86) Iya mengemukakan pengertian narkotika.narkotika merupakan: obat-obatan yang dapat di dalam ilmu kesehatan tetapi apabila disalahgunakan maka akan menimbulkan dapat mematikan bagi penggunanya dan menimbulkan kerugian yang sangat besar.
Ada dua unsur yang tercantum dalam Definisi yang dikemukakan oleh Bambang Gunawan, yaitu Obat-obatan dan penggunaannya.
1. Penggunaan obat atau narkotika:
Kesehatan, dan atau dapat disalah gunakan akibat obat yang disalahgunakan akan menimbulkan penyakit yang sangat mematikan bagi 2. Penggunaannya menimbulkan kerugian yang sangat besar
Menurut Soerjono dan Boy (2011:7) ada beberapa faktor yang menyebabkan timbulnya Penyalahgunaan narkotika diantaranya sebagai berikut:
1. faktor individu, terdiri dari aspek kepribadian, dan kecemasan atau depresi.
2. Faktor sosial budaya, terdiri dari kondisi keluarga dan pengaruh teman 3. faktor lingkungan, lingkungan yang tidak baik maupun tidak mendukung
dan menampung segala sesuatu yang menyangkut perkembangan psikologis anak dan kurangnya perhatian terhadap anak, juga bisa mengarahkan seorang anak untuk menjadi user atau pemakai narkotika.
Penyalahgunaan narkotika menurut Departemen Pendidikan dan kebudayaan adalah penggunaan zat narkotika secara tidak wajar diluar pengawasan dokter.penggunaan biasanya terjadi secara terus-menerus atau sesekali dan berlebihan sehingga menimbulkan gangguan-gangguan pada prinsip dan fungsi jiwa seseorang akibat sosial yang tidak diinginkan serta merugikan masyarakat. akan mengakibatkan perubahan pada Pikiran, Perasaan, tingkah laku fungsi motorik. dampak yang timbul dari penyalahgunaan zat berbahaya tersebut antara lain, keracunan, ketergantungan dan kematian (Dirjen Dikdasmen, 1985). Menurut AW WidJajak (1985:18) Tindakan hukum perlu dijatuhkan secara berat dan maksimum, sehingga menjadi cerah dan tidak mengulangi lagi atau contoh Bagi lainnya untuk tidak berbuat penanggulangan terhadap tindak pidana narkotika dapat dilakukan dengan cara preventif, moralitik, abolisionistik dan juga kerjasama internasional penanggulangan secara preventif Maksudnya usaha sebelum terjadinya tindak pidana narkotika, misalnya dan dalam keluarga, orang tua, sekolah, guru dengan memberikan penjelasan tentang bahaya narkotika selain itu, juga dapat dengan cara mengobati korban, mengasingkan korban narkotika dalam masa pengobatan dan mengadakan pengawasan terhadap pecandu narkotika.