• Tidak ada hasil yang ditemukan

TENTANG SARANA AIR BERSIH

Dalam dokumen PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (Halaman 28-33)

 #ir merupakan kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia. +erbagai kegunaan air  bagi kehidupan manusia, seperti untuk minum, mandi, mencuci, memasak dan

sebagai$nya. Selain itu untuk keperluan umum, air juga dibutuhkan untuk keperluan pertanian, industri, olah raga serta kegiatan$kegiatan lain.

leh karena air merupakan kebutuhan 1ital yang diperlukan manusia setiap saat, maka kehidupan dan akti1itas manusia sama sekali tidak dapat dipisahkan dengan air. ntuk itu hendaknya setiap sarana akti1itas seper$ti permukiman, perkantoran dan lain$lain dilengkapi dengan sumber air yang memenuhi syarat bagi

husus untuk suatu permukiman, keberadaan sumber air merupakan suatu syarat mutlak untuk menunjang kehidupan warganya. Di kota$kota besar pada umumnya telah memiliki sarana air bersih berupa air ledeng yang dikelola oleh suatu

Perusahaan #ir &inum (P#&) . :amun yang menjadi permasalahan adalah keterbatasan yang dimiliki oleh P#& tersebut sehingga masih sebahagian kecil  warga kota yang dapat menikmati sarana air bersih tersebut.

Dengan terbatasnya kemampuan sarana air bersih yang dikelola oleh P#&, maka sebagian warga kota utamanya yang bermukim di wilayah pinggiran kota memenuhi kebutuhannya akan air melalui sumber$sumber lain. #da beberapa sarana untuk memperoleh air bersih yang biasa digunakan di masyarakat, antara lain berupa air hujan, sumur terbuka, sumur pompa dan lain$lain.

&enurut Peraturan &enteri esehatan epublik 'ndonesia :omor

507;&en.es;Per;'K;0==>, #ir minum adalah air yang kualitasnya memenuhi syarat kesehatan dan da$pat langsung diminum, sedang air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari$hari yang kualitasnya memenuhi syarat

kesehatan dan dapat diminum apabila telah dimasak.  #ir minum yang memenuhi syarat kesehatan adalah /

0. Syarat kuantitas

ebutuhan air untuk daerah perkotaan yaitu 0>> G 06> 0iter;orang;hari, sedangkan kebutuhan air untuk daerah pedesaan yaitu 7> 0iter;orang;hari.

0. Syarat kualitas

2. 3isik / %ernih, tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa.

4. imiawi / tidak mengandung Eat$at yang berbahaya untuk kesehatan seperti Eat beracun, dan tidak mengandung mineral$mineral seperti Eat organik lebih tinggi dari jumlah yang telah ditentukan.

5. &ikrobiologi / tidak mengandung bibit penyakit, tidak

mengandung Escherichiacoli , bakteri sapro"it yang jumlahnya melebihi syarat  yang telah di$tentukan dalam setiap 0>> ml air.

6. adioakti" / Harus bebas dari unsur$unsur radioakti" seperti sinar al"a dan  beta.

+erdasarkan sumbernya, air dapat dibagi atas /

0. #ir presipitasi, misalnya / air hujan, salju, embun.

2. #ir tanah dangkal, misalnya / air sumur dangkal, air sumur pompa tangan, mata air dangkal.

4. #ir tanah dalam, misalnya / air sumur dalam, mata air dalam.

5. #ir permukaan, misalnya s air laut, air sungai, air danau, air empang. +erdasarkan si"atnya, air dapat dibedakan atas /

0. Protecti1e water supply (terlindung ) , terdiri dari / (a) perpipaan, (b) sumur pompa tangan, (c) sumur artesis, (d) penampungan air hujan, dan (e)

perlindungan mata air.

2. :on protecti1e water supply (tidak terlindung). &isalnya sumur gali, sungai, danau dan sebagainya.

leh karena sumber air yang terbanyak digunakan oleh masyarakat 'ndonesia adalah sumur, maka berikut ini dikemukakan beberapa penjelasan tentang syarat suatu sumur yang memenuhi syarat kesehatan sebagai berikut/

0. Syarat lokasi

2. ntuk menghindari pengotoran, yang harus diperhatikan adalah jarak sumur dengan cubluk, lobang galian sampah, lobang galian air limbah dan sumber$sumber pengotoran lainnya. %arak ini tergantung pada keadaan tanah dan kemiringan tanah. Pada umumnya dapat dikatakan jaraknya tidak  boleh kurang dari 0> m.

4. Dibuat di tempat yang ada airnya di dalam tanah.

5. %angan dibuat di tanah rendah yang mungkin terendam bila banjir. 0. Syarat konstruksi

2. Dinding sumur 4 m dalamnya dari permukaan tanah dibuat dari tembok yang tidak tembus air (disemen), .agar bila ditimba dinding sumur tidak runtuh.

4. 0,6 m dinding berikutnya (sebelah bawah) dibuat dari batu bata yang tidak ditembok, untuk perembesan

5. edalaman sumur dibuat sampai mencapai lapisan tanah yang mengandung air cukup banyak walaupun musim kemarau.

6. Di atas tanah dibuat dinding tembok yang kedap air setinggi 8> cm untuk mencegah pengotoran dari air permukaan dan untuk

keselamatan.

7. -antai sumur di tembok 0,6 m lebarnya dari dinding sumur dibuat agak miring dan. ditinggikan 2> cm di atas permukaan tanah.

8. Dasar sumur diberi kerikil agar tidak keruh bila ditimba.

<. Permukaan tanah di sekitar bangunan sumur dibuat miring untuk memudahkan pengeringan.

=. Saluran pembuangan air limbah di sekitar sumur hendaknya ditembok  sepanjang 0> m.

.TENTANG !ALAN LINGKUNGAN.

Terdapat bermacam$macam jenis jalan yang melintas baik di kota maupun desa menurut bentuk, jenis penggunaan maupun kelasnya. leh karena ruang lingkup pembahasan ini terbatas pada keadaan jalan di permukiman kumuh maka

pembicaraan diarahkan pada jalan$jalan yang sering dijumpai di pedesaan atau pinggiran kota. %alan yang sering dijumpai di tempat seperti ini terdiri dari /

0. %alan lingkungan

 #dalah jalan yang menghubungkan antara kelompok rumah satu dengan

kelompok rumah lain, atau dari kelompok rumah ke pusat$pusat pelayanan umum. Secara konstrukti" jalan ini bisa dilalui oleh kendaraan bermotor.

0. %alan setapak 

 #dalah jalan yang menghubungkan antara rumah dengan rumah atau antara jalan lingkungan dengan "asilitas lingkungan.

0. Trap pada tanah

Pada permukaan tanah yang miring atau yang biasa terdapat di daerah pegunungan untuk mempermudah orang mendaki dan menjaga agar daerah tersebut tidak

longsor maka dihalangi dengan cara pembuatan trap penahan. Penahan bisa dibuat dari berbagai macam bahan tergantung dari keadaan setempat.

Syarat$syarat pembuatan;pengadaan jalan adalah sebagai berikut /

0. Semua jalan harus diperkeras, dapat dengan sirtu (pasir$batu), susunan batu  yang dipadatkan, pasangan batu;bata, beton rabat atau diaspal, sehingga  jalan cukup mantap untuk menerima beban di atasnya dan menghindari

timbulnya debu.

2. &uka jalan harus rata (tidak bergelombang), dengan kemiringan badan jalan tertentu agar tidak ada air yang tergenang di tengah jalan.

4. +adan jalan harus lebih tinggi dari bahu jalan, agar air dari badan jalan dapat mengalir dengan lancar ke arah parit at.au selokan.

emiringan bahu jalan L 0 / 4> agar aliran air cukup lancar, tetapi tidak menggerus tanah bahu jalan yang dapat merusak konstruksinya.

0. %alan harus dilengkapi dengan selokan atau parit untuk menampung air dari jalan dan mengalirkannya searah dengan jalan, kemiringan selokan minimal 0/6>.

2. %arak antara jalanan dengan bangunan di kanan kirinya harus cukup

(minimal jarak sisi luar selokan dengan bangunan sama dengan jarak antara sisi luar selokan dengan jalan), agar akti1itas dari jalan tersebut tidak

mengganggu akti1itas di kanan kiri jalan (suara, debu dan benturan "isik). 4. Di sepanjang jalan harus ditanam pohon$pohon untuk peneduh dan penguat

 jalan dari kemungkinan kikisan air.

5. Pada jalan tanjakan;turunan harus dibuat sub drain (saluran pembuangan di  bawah perkerasan jalan) yang melintang jalan pada jarak$jarak tertentu

(tergantung landai jalan), biasanya antara 06$26 m.

6. ntuk pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan jalan berdasarkan keadaan geogra"isnya seperti daerah dataran rendah, daerah pegunungan,

daerah pantai. , pasangan surut dan sebagainya, harus memperhatikan hal$ hal yang disarankan sebagai berikut /

a) Daerah pantai

onstruksi jalan harus disesuaikan dengan kondisi pantai, khususnya terhadap air asing yang dapat merusak pasangan dan logam.

 b) Daerah dataran

Pengaruh air dalam badan jalan, air ini biasanya timbul karena / (a) air tanah tinggi, (b) letak sawah;kebun kanan kiri jalan lebih tinggi dari jalan, dan (c) adanya

kumpu0an$kumpu0 an air (dalam tanah), biasanya terdapat di. kaki$kaki tanjakan atau turunan.

c) Daerah pegunungan/ (a) pada daerah;tempat$tempat tanjakan; turunan, agar lebih aman sebaiknya dibuatkan undakan atau tangga, (b) untuk mencegah longsor tepi jalan yang berlereng agar dipasang turap;penguat dari bambu, kayu, pasangan atau tanaman, sehingga tanah menjadi stabil dan mantap, dan (c) kalau mungkin  bisa dengan cara gali dan uruk setempat.

d) Daerah pasang surut / (a) tiang;kayu penyanggah jalan;jembatan, agar awet dipilih jenis yang baik (keras, tua umumnya dan tidak cacat), (b) jalan harus diberi pagar pengaman agar tidak berbahaya bagi anak kecil atau pejalan di malam hari dan (c) dalam jangka panjang sebaiknya kayu penyangga jalan diganti dengan beton  bertulang yang mempunyai ketahanan tinggi .

Dalam dokumen PERMUKIMAN KUMUH PERKOTAAN (Halaman 28-33)

Dokumen terkait