• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Teori Alokasi Waktu

Berdasarkan teori tradisonal, Becker (1965) menyatakan bahwa rumahtangga memaksimumkan kepuasannya dalam bentuk fungsi kepuasan yang dirumuskan melalui persamaan berikut:

U = U (Y1, Y2, Y3, ..., Yn) ...(1) dimana:

U = Total Kepuasan

Yi = Jumlah barang ke-i yang dibeli di pasar (i= 1, 2, 3,..., n) dengan kendala anggaran adalah:

∑Pi*Yi = I = W + V...(2) dimana:

Pi = Harga barang dan jasa Y ke-k

Yi = Barang dan jasa ke-k yang dibeli di pasar I = Pendapatan

W = Pendapatan dari upah V = Pendapatan dari selain upah

Rumahtangga adalah produsen sekaligus konsumen. Asumsi yang digunakan dalam kegiatan konsumsi, bahwa kepuasan rumahtangga bukan hanya dari barang dan jasa yang dapat diperoleh dari pasar, tetapi juga dari berbagai komoditi yang dihasilkan oleh rumahtangga. Becker (1965) menyebutkan bahwa peningkatkan tingkat upah akan mengurangi rasio penggunaan waktu untuk menghasilkan berbagai barang alokasi waktu untuk setiap kegiatan rumahtangga tidak saja ditentukan oleh tingkat upah, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti harga input. Beberapa asumsi yang dipakai dalam teori ekonomi rumahtangga adalah sebagai berikut:

1. Waktu dan barang atau jasa merupakan unsur kepuasan.

2. Waktu dan barang atau jasa dapat dipakai sebagai input dalam fungsi produksi rumahtangga.

3. Rumahtangga bertindak sebagai konsumen dan produsen.

Fungsi kepuasan rumahtangga pada teori ekonomi rumahtangga yang dikembangkan oleh Becker (1965) sebagai berikut:

U = U (Zi,...Zm)...(3) dimana:

Zi = Komoditi yang dihasilkan rumahtangga

Rumahtangga dibatasi oleh kendala produksi, waktu, dan pendapatan dalam proses memaksimumkan kepuasan. Fungsi produksi rumahtangga dapat dituliskan sebagai berikut:

Zi = fi (Xi, Ti)...(4) dimana:

Xi = Barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar

Ti = Jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke-i Kendala pendapatan yang digunakan untuk membeli barang di pasar yaitu:

………(5)

dimana:

Pi = Harga barang dan jasa ke-i yang dibeli di pasar Tw = Waktu yang digunakan untuk bekerja

w = Upah per unit Tw

Kendala waktu dapat dituliskan sebagai berikut:

………..(6)

dimana:

Ti = Jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke-i yang dapat dikonsumsi

Tc = Jumlah waktu yang digunakan untuk konsumsi T = Total jumlah waktu yang tersedia

Bagi suatu rumahtangga, waktu keseluruhan (total) yang dimiliki anggota rumahtangga adalah tetap yang dapat digunakan untuk bekerja di pasar, bekerja di

dalam rumahtangga, dan waktu senggang. Pada formulasi Becker, tidak terlihat perbedaan antara waktu senggang dan waktu bekerja dalam suatu rumahtangga. Menurut Gronau (1977) dalam Siahaan (2008) menyatakan bahwa teori tersebut tidak secara nyata menyentuh tentang produksi rumahtangga. Terhapusnya waktu kerja dirumah dari formulasi Becker disebabkan oleh kesulitan praktis dalam membedakan antara pekerjaan rumahtangga (work at home) atau waktu senggang (leisure) dan asumsi bahwa perilaku rumahtangga untuk kegiatan senggang bereaksi sama terhadap perubahan lingkungan, tetapi beberapa penelitian mengenai penggunaan waktu( time budget atau times use) diperoleh hasil bahwa waktu kerja di rumah dan waktu senggang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap lingkungan sosial ekonomi. Oleh sebab itu, Gronau (1977) membedakan secara eksplisit antara waktu senggang dengan waktu kerja di rumahtangga. Menurut Gronau (1977) fungsi kemampuan terhadap komoditas Z adalah konsumsi dari barang dan jasa (X) dan konsumsi waktu luang (L) yang dijabarkan pada rumus berikut:

Z = z (X, L)...(7) Barang konsumsi (X) tersebut dapat dibeli di pasar atau diproduksi di rumah, tapi perbandingan antara barang yang dapat dibeli di pasar (Xm) dan barang yang diproduksi di rumah (Xh) tidak mempengaruhi tingkat kepuasan rumahtangga. Xm adalah konsumsi barang-barang yang dibeli di pasar, maka konsumsi total merupakan penjumlahan dari konsumsi barang-barang yang dibeli di pasar dan konsumsi barang-barang yang diproduksi di rumah sehingga:

X = Xm + Xh ...(8) dimana:

X = Jumlah barang secara total

Xm = Barang dan jasa yang dibeli di pasar

Xh = Barang dan jasa yang diproduksi di rumahtangga

Rumahtangga tidak hanya berlaku sebagai konsumen, tetapi juga sebagai produsen, dimana Xh dihasilkan dari bekerja di rumah (H).

Xh = f(H) ...(9) Maksimisasi Z dibatasi oleh dua kendala. Pertama adalah kendala anggaran yang dihadapi oleh rumahtangga adalah sebagai berikut:

Xm = w*N + V...(10) dimana:

w = Tingkat upah

N = Waktu untuk bekerja di pasar V = Pendapatan dari sumber lain

Kedua adalah kendala waktu yang dapat ditulis pada rumus berikut:

T = L + H + N ...(11) Syarat yang diperlukan untuk memaksimumkan kepuasan untuk rumahtangga sebagai berikut:

Z = {[Xm + f(H)], L} + λ(w*N+V-Xm) +µ(T-L-H-N)...(12) Marjinal produk untuk bekerja di rumah sama dengan tingkat marjinal substitusi antara konsumsi barang dan konsumsi waktu dan sama dengan harga bayangan (w*), dan dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut: `

= = f’ = w* ………....…………(13)

Jika individu bekerja di pasar tenaga kerja (N>0), maka harga bayangan (w*) sama dengan tingkat upah riil dapat dituliskan pada rumus sebagai berikut:

= f’ = w* = w ………...…………(14)

Kurva alokasi waktu, produksi, dan konsumsi disajikan pada Gambar 1. Kurva G1T1 merupakan kurva produksi dari Xh. Adanya penggunaan teknologi yang dapat meningkatkan hasil produksi atau mendapatkan tambahan pendapatan dari hasil tidak bekerja (T1V), maka kurva G1T1 bergeser menjadi G2T2. Pada titik A dengan tingkat upah wo anggota rumahtangga hanya bekerja di rumah sebesar T1L0 dan memproduksi barang dan jasa sebesar OXH0. Pada titik ini rumahtangga tidak bekerja di pasar, sehingga waktu yang digunakan untuk istirahat sebesar OL0, dengan tingkat upah wo, rumahtangga akan mengkonsumsi barang sama dengan yang diproduksi (OX0 = OXH0), dan tidak membeli barang dari pasar. Pada titik ini rumahtangga tidak mendapatkan tambahan pendapatan lain selain bekerja di rumah

Sumber: Gronau (1977) dalam Siahaan (2008)

Gambar 1. Kurva Alokasi Waktu, Produksi, dan Konsumsi

Pada titik B tingkat upah naik menjadi w1, anggota rumahtangga selain bekerja di rumah (T1L4) dan memproduksi sebesar OXH1, juga bekerja di pasar (L1L4). Waktu yang digunakan untuk beristirahat jika dibandingkan dengan titik A yaitu sebesar OL1. Pada tingkat upah w1 rumahtangga akan mengkonsumsi barang (OX1) lebih banyak daripada produksinya (titik E), sehingga rumahtangga dapat membeli barang di pasar sebesar XH1X1. Pada titik ini rumahtangga mendapat tambahan pendapatan dari hasil bekerja di pasar tenaga kerja sejumlah w1L1L4 yang dapat digunakan untuk membeli barang di pasar.

Pada titik C pada tingkat upah yang sama dengan titik A (w0) rumahtangga juga hanya bekerja di rumah (T1L2) dan tidak bekerja di pasar tenaga kerja, sehingga waktu yang digunakan untuk istirahat lebih besar dari titik

A yaitu sebesar OL2, dengan tingkat upah w0 rumahtangga akan mengkonsumsi barang sama dengan yang diproduksinya (OX2 = OXH2) dan tidak membeli dari pasar.

Pada titik D dengan tingkat upah yang sama dengan titik B (w1) rumahtangga bekerja di rumah sebesar T1L5 dengan produksi sebesar OXH3 dan bekerja di pasar (L3L5). Waktu yang digunakan untuk beristirahat bertambah jika dibandingkan dengan titik B yaitu menjadi OL3. Pada tingkat upah w1, rumahtangga akan memproduksi barang sebesar OXH3 (titik F), tetapi mengkonsumsi sebesar (OX3) pada titik D, sehingga rumahtangga membeli barang di pasar sebesar XH3X3. Pada titik ini rumahtangga mendapat tambahan pendapatan dari hasil bekerja di pasar tenaga kerja sejumlah w1L3L5 (adanya penggunaan teknologi produksi lebih baik) yang dapat digunakan untuk membeli barang di pasar.

Apabila dibandingkan antara titik A dengan titik B maka perbedaan tingkat upah akan menyebabkan perbedaan konsumsi barang. Pada titik B konsumsi barang lebih banyak, tetapi waktu yang digunakan untuk beristirahat akan lebih sedikit. Begitu pula antara titik C dan titik D. Konsumsi barang pada titik D lebih banyak, tetapi waktu untuk beristirahat lebih sedikit apabila dibandingkan pada titik C.

Pada tingkat upah yang sama pada titik A dan C rumahtangga dapat mengkonsumsi barang sama dengan yang diproduksinya. Pada titik C rumahtangga dapat mengkonsumsi barang lebih banyak dengan waktu untuk beristirahat lebih besar dari pada titik A. Antara titik B dan titik D konsumsi barang dan waktu untuk beristirahat pada titik D lebih besar daripada titik B.

Dokumen terkait