• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Landasan Teori

2.3.2. Teori Asimetri: Informasi dan Signalling

Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada pemilik. Sinyal yang

diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan informasi akuntansi seperti laporan keuangan.

Laporan keuangan dimaksudkan untuk digunakan oleh berbagai pihak, termasuk manajemen perusahaan itu sendiri. Namun yang paling berkepentingan dengan laporan keuangan sebenarnya adalah para pengguna eksternal (diluar manajemen). Laporan keuangan tersebut penting bagi para pengguna eksternal terutama sekali karena kelompok ini berada dalam kondisi yang paling besar ketidakpastiannya (Ali, 2002). Para pengguna internal (para manajemen) memiliki kontak langsung dengan entitas atau perusahannya dan mengetahui peristiwa- peristiwa signifikan yang terjadi, sehingga tingkat ketergantungannya terhadap informasi akuntansi tidak sebesar para pengguna eksternal.

Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut sebagai

asimetri informasi (information asymmetry). Yaitu suatu kondisi di mana ada

ketidakseimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen sebagai

penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder

pada umumnya sebagai pengguna informasi (user).

Menurut Scott (2000), terdapat dua macam asimetri informasi yaitu: 1. Adverse selection, yaitu bahwa para manajer serta orang-orang dalam lainnya

biasanya mengetahui lebih banyak tentang keadaan dan prospek perusahaan dibandingkan investor pihak luar. Dan fakta yang mungkin dapat mempengaruhi keputusan yang akan diambil oleh pemegang saham tersebut tidak disampaikan informasinya kepada pemegang saham.

2. Moral hazard, yaitu bahwa kegiatan yang dilakukan oleh seorang manajer tidak seluruhnya diketahui oleh pemegang saham maupun pemberi pinjaman. Sehingga manajer dapat melakukan tindakan diluar pengetahuan pemegang saham yang melanggar kontrak dan sebenarnya secara etika atau norma mungkin tidak layak dilakukan.

Adanya asimetri informasi memungkinkan adanya konflik yang terjadi

antara principal dan agent untuk saling mencoba memanfatkan pihak lain untuk

kepentingan sendiri. Eisenhardt (1989) mengemukakan tiga asumsi sifat dasar

manusia yaitu: (1) manusia pada umunya mementingkan diri sendiri (self

interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas mengenai persepsi masa

mendatang (bounded rationality), dan (3) manusia selalu menghindari resiko (risk

adverse). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia tersebut menyebabkan bahwa informasi yang dihasilkan manusia untuk manusia lain selalu dipertanyakan reliabilitasnya dan dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan (Muh.arief). Sedangkan teori signalling menurut Houston dan Brigham (2001:36) adalah suatu tindakan yang diambil oleh manajemen perusahaan yang memberi suatu petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek

perusahaan (Sony dan Hasan:2009). Teori signal (signalling theory) membahas

tentang seharusnya signal – signal keberhasilan atau kegagalan manajemen

(agent) disampaikan kepada pemilik modal (principles). Dalam hal ini, penyampaian laporan keuangan dapat dianggap sebagai signal, yang berarti bahwa apakah agen telah berbuat sesuai dengan kontrak atau belum.

2.4. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen 2.4.1. Pengaruh Laba terhadap Prediksi Laba yang Akan Datang

Laba sering digunakan sebagai indikator tentang profitabilitas suatu perusahaan. Tetapi, sebenarnya laba seperti ternyata di dalam laporan perhitungan rugi laba sebagai suatu hasil dari proses akuntansi, tidak merupakan suatu jumlah yang spesifik dan pasti. Laba yang ditentukan dengan cara mempertemukan penghasilan dan biaya – biaya yang bersangkutan itu bisa bervariasi dan tergantung pada berbagai asumsi dan prinsip – prinsip atas dasar mana kegiatan atau proses akuntansi itu diselenggarakan. Hal ini disebabkan oleh karena berdasar asumsi dan prinsip-prinsip itu di dalam akuntansi berlaku alternatif metode – metode pengukuran terhadap penghasilan dan biaya – biaya khususnya.metode pengukuran yang alternatif sitfatnya dihadapkan pada suatu fakta akan adanya suatu pengeluaran kas yang bermanfaat dalam beberapa periode akuntansi dan sebaliknya adanya pendapatan atau penghasilan dari suatu transaksi sebelum terjadinya realisasi penerimaan kas.

Penilaian terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dan trendnya, tidak dapat dipisahkan dan mencakup evaluasi terhadap efektivitas dan efisiensi manajemen. Dengan membaca informasi keuangan para pengambil keputusan akan dapat menilai potensi perusahaan. Penilaian ini dimaksudkan untuk menaksir kemampuan perusahaan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik, untuk mendapatkan kas lebih banyak, dan dapat mengkonversikan laba

Tujuan pokok analisa terhadap laporan perubahan rugi laba yang kedua, adalah untuk membuat prediksi laba. Prediksi laba sebenarnya sekaligus mencakup atau setidak – tidaknya berhubungan erat dengan penilaian terhadap kemammpuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini disebabkan untuk bisa membuat prediksi tentang laba perlu dipahami dan dianalisa faktor atau unsur – unsur pokok yang membentuk laba didalam perusahaan yang bersangkutan. Prediksi, harus didasarkan hasil analisa secara mendalam terhadap tiap-tiap jenis penghasilan dan biaay, dan saling hubungannya satu sama lain serta dengan memperhatikan situasi dan kondisi dimasa yang akan datang yang kemungkinan akan mempengaruhinya. Oleh karena itu, untuk membuat prediksi laba, perlu dipelajari dan didasarkan pada hasil analisa dalam beberapa periode.

2.4.2. Pengaruh Arus Kas terhadap Prediksi Arus Kas yang Akan Datang Signalling theory menjelaskan alasan perusahaan memiliki insentif untuk melaporkan secara sukarela informasi kepasar modal meskipun tidak ada mandat dari badan regulasi. Pelaporan informasi oleh manajemen bertujuan untuk mempertahankan investor yang tertarik pada perusahaan. Infoemasi keuangan

yang disampaikan perusahaan juga bertujuan untuk mengurangi information

asymmetry antara perusahaan dengan pihak eksternal perusahaan.

Nilai angka akuntansi yang dilaporkan, teknik akuntansi apa yang digunakan, serta bagaimana perubahan yang terdapat di dalam teknik akuntansi

dapat membantu “signal”. “Signal” dikatakan efektif apabila pembuat keputusan

datang berbentuk sesuai kondisi yang terdapat dalam “signal” (Bandi dan Rahmawati:2005).

Tujuan laporan arus kas menurut FASB (1987), adalah menyajikan informasi yang relevan mengenai penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama satu periode. Sedangkan kegunaan laporan arus kas menurut Psak No.2 (IAI,2002) adalah untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan sebagai indikator dari jumlah, waktu, dan kepastian arus kas masa depan. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Artinya bahwa laporan arus kas dapat digunakan sebagai tolak ukur dalam memprediksi kemampuan perusahaan memperoleh arus kas dimasa yang akan datang.

Dokumen terkait