SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Akuntansi
Oleh :
Pratitis Indah Widyawati 0713010071/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
Diajukan Oleh :
PRATITIS INDAH WIDYAWATI 0713010071/FE/EA
Telah Dipertahankan Dihadapan dan Diterima Oleh Tim Penguji Skripsi Program StudiAkuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 19 Agustus 2011
Pembimbing: Tim Penguji:
Pembimbing Utama Ketua
Dra.Ec.Rr.Dyah Ratnawati,MM Drs.Ec.H.Munari,MM Sekretaris
Rina Mustika,SE,MM
Anggota
Dra.Ec.Rr.DyahRatnawati,MM
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “UPN” Veteran Jawa Timur
PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2006 – 2009
yang diajukan Pratitis Indah Widyawati
0713010071/FE/EA
telah disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Rr. Dyah Ratnawati,MM Tanggal : . . . NIP. 030212028
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi
Assalamua’alaikum. Wr .Wb.
Alhamdulillahirobbil alamin, puji syukur kepada Allah swt atas segala berkah, bimbingan dan anugerah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul KEMAMPUAN LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA YANG AKAN DATANG
PADA PEUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2006-2009.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak baik dalam bentuk bimbingan, saran, pembelajaran, diskusi, dukungan moril, dan lain sebagainya. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP, selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Naional ”Veteran” Jawa Timur.
5. Bapak, Ibu Dosen dan seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional ”Veteran” Jawa Timur yang telah membimbing, mengajar serta memberikan ilmu dan pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa, serta seluruh staf dan karyawan perpustakaan, tata usaha yang membantu dalam kelancaran proses belajar dan mengajar di kampus.
6. Ibunda tercinta yang selalu mendampingiku dengan doa, kasih sayang, dukungan moril maupun materiil, serta dorongan semangat yang terus menguatkanku.
7. Sahabat-sahabat terbaikku: Jojo, Pypy, Tika, Bude, Nurinda. Terima kasih atas semua kebaikan dan bantuan yang kalian berikan selama ini.
Penulis menyadari sepenuhnya kemampuan yang ada dalam diri penulis, dan dalam penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diperlukan oleh penulis.
Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat sebagaimana yang diharapkan. Amin.
Surabaya, Agustus 2011
DAFTAR ISI...iv
DAFTAR GAMBAR...viii
DAFTAR TABEL...ix
DAFTAR LAMPIRAN...xi
ABSTRAK...xii
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah ...1
1.2. Perumusan Masalah ...6
1.3.Tujuan Penelitian ...7
1.4.Manfaat Penelitian ...7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...9
2.2. Landasan Teori ...21
2.2.1. Informasi Akuntansi ...21
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan...24
2.2.2.1. Pengertian...24
2.2.2.2. Tujuan dan Pentingnya Analisis laporan Keuangan...25
2.2.2.3. Metode dan Teknik Analisis Keuangan...26
2.2.3. Laporan Keuangan...28
2.2.5.2. Kegunaan Arus Kas...46
2.2.5.3. Klasifikasi arus Kas ...46
2.2.5.4. Prediksi Arus Kas ...48
2.3. Teori-teori yang Digunakan dalam Penelitian...51
2.3.1. Teori Keagenan ...51
2.3.2. Teori Asimetri: Informasi dan Signalling ...52
2.4. Pengaruh Variabel Independen terhadap Variabel Dependen ...55
2.4.1. Pengaruh Laba terhadap Prediksi Laba yang Akan Datang...55
2.4.2. Pengaruh Arus Kas terhadap Prediksi Arus Kas yang Akan Datang ...56
2.5. Kerangka Pikir ...58
2.6. Hipotesis ...59
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...60
3.2. Teknik Penentuan Sampel ...62
3.2.1. Populasi ...62
3.2.2. Sampel ...62
3.3. Teknik Pengumpulan Data ...63
3.3.1. Jenis Data...63
3.4.2. Uji Asumsi Klasik ...65
3.4.2.1. Autokorelasi ...66
3..4.2.2. Multikolinieritas...67
3.4.2.3. Heteroskedastisitas...67
3.4.3. Teknik Analisis...67
3.4.4. Uji Hipotesis ...68
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian...71
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ...71
4.1.2. Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif...75
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...83
4.3. Hasil Uji Normalitas ...84
4.4. Pengujian Asumsi Klasik Regresi Linier Berganda...86
4.4.1. Uji Autokorelasi ...86
4.4.2. Uji Multikolinieritas...87
4.4.3. Uji Heteroskedastisitas...88
4.5. Analisis dan Pengujian Hipotesis...89
4.5.1. Persamaan Regresi ...90
(Uji t)...96 4.6. Pembahasan Hasil Penelitian ...99 4.6.1. Implikasi...99 4.6.2. Perbedaan Hasil Penelitian Sekarang dengan Penelitian-
Penelitian Terdahulu ...100 4.6.3. Keterbatasan Penelitian...102 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
GAMBAR 4.1. Distribusi Daerah Uji Durbin Watson (regresi 1)...87 GAMBAR 4.2. Distribusi Daerah Uji Durbin Watson (regresi 2)...87 GAMBAR 4.3. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Secara Simultan...94 GAMBAR 4.4. Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis
Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode 2006-2009 ...5
Tabel 2.1. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang...20
Tabel 3.1. Perusahaan Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia...62
Tabel 3.2. Perusahaan yang dijadikan sampel dalam penelitian...63
Tabel 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian Sampel Keseluruhan...83
Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas ...85
Tabel 4.3. Hasil Uji Normalitas ...85
Tabel 4.4. Hasil Uji Multikolinieritas ...88
Tabel 4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas ...89
Tabel 4.6. Hasil Estimasi Koefisien Regresi...90
Tabel 4.7. Hasil Estimasi Koefisien Regresi...91
Tabel 4.8. Pengaruh Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen ...92
Tabel 4.9. Pengaruh Regresi Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen...93
Tabel 4.10. Hasil Pengujian Pengaruh Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen Secara Simultan ...94
Lampiran 2: Deskripsi Data Lampiran 3: Uji Normalitas Awal
Lampiran 4: Uji Normalitas Setelah Outlier dibuang Lampiran 5: Uji Asumsi Klasik
Lampiran 6: Analisis Regresi
Lampiran Tabel Statistik Untuk Distribusi F (α = 5%) Lampiran Tabel Statistik Untuk Distribusi t
PRATITIS INDAH.W.
ABSTRAK
Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat mengnalisis hasil kerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut Statement of Financial Acoounting Concept no.1 (1992) memiliki manfaat sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba serta arus kas di masa yang akan datang.
Penelitian ini menggunakan sampel 10 perusahaan dari 13 perusahaan otomotif yang telah mempublikasikan laporan keuangan per-31 Desember 2006 sampai 31 Desember 2009. Teknik analisis yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan analisis regresi linier berganda.
Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pada hipotesis pertama terbukti bahwa laba dan arus kas berpengaruh signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang. Sedangkan sesuai dari hasil uji t yang dilakukan yaitu hanya variabel laba secara parsial berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi laba yang akan datang. Pada hipotesis kedua membuktikan bahwa sesuai dari hasil uji F, terdapat pengaruh yang signifikan antara laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas yang akan datang, namun secara parsial hanya variabel laba yang berpengaruh tidak signifikan dalam memprediksi arus kas yang akan datang.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Informasi keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan masih diyakini sebagai alat yang andal bagi para pemakainya untuk mengurangi ketidakpastian dalam pengambilan keputusan ekonomi. Salah satu upaya untuk mengurangi ketidakpastian tersebut adalah dengan melakukan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Penilaian investor akan prospek laba di masa yang akan datang dapat diperoleh apabila investor memiliki informasi yang berhubungan dengan perusahaan.
Laporan keuangan perusahaan yang dipublikasikan adalah salah satu sumber informasi yang penting bagi para investor. Melalui laporan keuangan, investor dapat mengnalisis hasil kerja manajemen dan melakukan prediksi perolehan laba di masa yang akan datang. Selain hal tersebut, para investor juga dapat mengestimasi arus kas yang akan datang dengan laporan keuangan.
Menurut PSAK No.2 (dalam Bandi dan Rahmawati, 2005), informasi yang disajikan dalam laporan arus kas berguna untuk : (1) Mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. (2) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang terhadap arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. (3) Meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Selain laporan arus kas, laporan laba rugi juga merupakan laporan keuangan yang terkait dengan prediksi arus kas di masa mendatang. Laporan laba rugi merupakan laporan utama mengenai kinerja dari suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan laba rugi memuat banyak angka laba, yaitu laba kotor, laba operasi, dan laba bersih.
solvabilitas serta hubungannya dengan profitabilitas, sedangkan laporan laba rugi memungkinkan para investor untuk menilai prospek arus kas masuk kas bersih suatu perusahaan, karena dalam hal ini kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas.
Informasi laba merupakan komponen dari laporan keuangan perusahaan, menurut Statement of Financial Acoounting Concept no.1 (1992) memiliki manfaat sebagai berikut : menilai kinerja manajemen, membantu mengestimasi kemampuan laba yang representatif dalam jangka panjang, memprediksi laba dan menaksir risiko dalam investasi atau kredit (Parawiyati, Hastuti dan Subiyantoro,2000 : 215).
Investor dan kreditor merupakan pihak utama yang dituju dalam pelaporan keuangan, berkepentingan dengan arus kas yang masuk atas investasi yang telah ditanamkan. Hal ini sesuai dengan tujuan pelaporan keuangan Financial Accounting Standards Board (FASB) dalam Anis Chariri dan Imam Ghozali (2007), yaitu :
Pelaporan keuangan harus menyediakan informasi untuk membantu para
investor dan kreditor dan pemakai lain, baik berjalan maupun potensial,
dalam meneliti jumlah, saat terjadi dan ketidakpastian penerimaan kas
mendatang dari dividen atau bunga dan pemerolehan kas mendatang dari
Penjelasan di atas memberi isyarat bahwa harus ada hubungan logis antara laba (earnings) dan arus kas ke investor dan kreditor. Hubungan ini akan membantu investor dan kreditor dalam mengembangkan model untuk memprediksi arus kas di masa yang akan datang guna menilai investasi atau kapitalnya (Suwardjono, 2007).
Tabel 1.1 : Perkembangan Laba Rugi dan Arus Kas Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009
Perusahaan Tahun Laba (Rugi) Arus Kas
2006 3.712.097 4.729.943
2006 8.038.546.349 10.895.972.376
2007 5.084.512.970 22.919.654.970
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui mengenai perkembangan laba dan arus kas dari perusahaan otomotif selama empat tahun yang menggambarkan bahwa perkembangan laba dan arus kas pada perusahaan tidak stabil, bahkan ada yang mengalami kerugian hal ini berarti bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian kembali dengan judul ”Pengaruh Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Di Masa yang Akan Datang pada
Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia periode 2006-2009”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada latar belakang tesebut diatas, maka dapat dirumuskan dalam penelitian ini, sebagai berikut :
1. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa yang akan datang.
1.3. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa yang akan datang. 2. Untuk mengetahui dan menguji secara empiris apakah laba dan arus kas
juga memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa yang akan datang.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian diharapkan memberikan manfaat antara lain :
a. Secara Umum :
1. Analisis Keuangan
Untuk melakukan penganalisan melalui laporan keuangan perusahaan yang bersangkutan agar dapat diukur kemampuannya dalam menghasilkan keuntungan di masa mendatang.
2. Investor
b. Bagi Akademis :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada Universitas untuk digunakan sebagai penelitian lain yang akan mengadakan penelitian dengan materi yang berhubungan.
c. Bagi Peneliti :
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang dapat
digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan
dengan masalah yang akan diteliti. Antara lain pernah dilakukan oleh :
a) Bandi dan Rahmawati (2005), dengan jurnal penelitian berjudul
”Relevansi Kandungan Informasi Komponen Arus Kas dan Laba dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan”.
1. Perumusan Masalah
”Informasi apa yang lebih relevan dalam pengambilan keputusan di
Indonesia, komponen arus kas; arus operasi, arus pendanaan, dan arus
investasi, ataukah laba?”.
2. Hipotesis
Komponen arus kas, meliputi arus kas operasi, arus kas investasi, dan
arus kas pendanaan, dan laba mempunyai kemampuan untuk
3. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu yang berfungsi
sebagai variabel independen adalah arus kas aktivitas operasi operasi,
arus kas aktifitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan earnings.
Sedangkan untuk variabel dependen adalah arus kas masa depan.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Model yang digunakan dalam penelitian ini merupakan replikasi dari
model yang digunakan Supriyadi (1998), yaitu sebagai berikut ini:
1. CFt =
α
+ 1 CFOt-1 + 2 CFOt-2 + Єt2. CFt =
α
+ ı CFIt-ı + 2 CFIt-2+ Єt3. CFt =
α
+ ıCFFt-ı + 2 CFFt-2+ Єt4. CFt =
α
+ ı EAt-ı + 2 EAt-2+ Єt5. CFt =
α
+ 1 EAt-ı+
2 EAt-2+
ı CFI t-ı + 2 CFIt-2+δ
1CFOt-1 +
δ
2 CFOt-2 +φ
ı CFFt-ı +φ2
CFFt-2+
ЄDefinisi:
CFOt = arus kas dari aktifitas operasi;
CFIt = arus kas dari aktivitas investasi;
CF = total arus kas;
t = variabel waktu yang diukur semi tahunan;
t-ı = nilai lag, dan
Є = error
Uji hipotesis juga menggunakan Uji t untuk mengukur perbedaan
signifikan dari perbandingan pairwise di antara dua model,
sementara Uji F digunakan untuk perbandingan secara simultan di
antara tiga model atau lebih. Model yang terbaik dipilih dengan
berdasarkan rata – rata absolute precentage errors (MAPEs).
5. Hasil Penelitian
Hasil koefisien regresi menunjukkan bahwa prediktor earnings tidak
secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang yang lebih baik
daripada prediktor komponen arus kas. Hal ini berarti, pada tahun –
tahun tertentu prediktor komponen arus kas khususnya arus kas operasi
justru merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus
kas masa depan dibanding prediktor earnings. Hasil perhitungan
MAPE memberikan kesimpulan bahwa model 5 lebih unggul daripada
b) Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto (2006), dengan jurnal penelitian
berjudul ”Kemampuan Prediktif Earnings dan Arus Kas dalam
Memprediksi Arus Kas Masa Depan”.
1. Perumusan Masalah
”Apakah laba atau arus kas yang memiliki kemampuan lebih baik
dalam memprediksi arus kas masa depan pada saat perusahaan
melaporkan laba positif dan laba negatif”.
2. Hipotesis
a. Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas
masa depan dibandingkan dengan arus kas untuk perusahaan yang
melaporkan laba positif.
b. Laba memiliki kemampuan lebih baik untuk memprediksi arus kas
masa depan dibandingkan dengan arus kas untuk perusahaan yang
melaporkan laba negatif.
3. Variabel Penelitian
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas
operasi perusahaan periode setelah tahun amatan. Variabel independen
yang digunakan adalah arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih
sebelum pos – pos luar biasa tahun berjalan.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah regresi
manakah yang paling berkaitan erat dan signifikan terhadap variabel
dependen (arus kas operasi periode setelah tahun amatan) pada
perusahaan yang berlaba positif dan perusahaan yang berlaba negatif.
5. Kesimpulan
a. Hipotesis pertama, nilai F hitung adalah sebesar 82,725 dan
nilainya signifikan secara statistik pada alfa 0,05 sehingga model
regresi dapat digunakan untuk memprediksi arus kas masa depan.
Berdasarkan uji t, pada alfa 0,05 dengan nilai t hitung 5,073 untuk
laba sebelum pos – pos luar biasa dan 9,213 untuk arus kas operasi
berjalan. Dapat disimpulkan bahwa laba dan arus kas operasi tahun
berjalan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi
masa depan.
b. Hipotesis kedua, nilai F hitung adalah sebesar 8,907 yang jauh
lebih kecil dibandingkan dengan kelompok perusahaan berlaba
positif, namun nilai F hitung tersebut juga signifikan secara
statistik pada alfa 0,05 sehingga dapat dikatakan variabel
independen signifikan secara statistik dalam mempengaruhi
variabel dependen. Sebaliknya, diperoleh t-hitung 1,189 untuk laba
sebelum pos – pos luar biasa dan nilai t ini tidak ini tidak
signifikan secara statistik karena probabilitas signifikansi untuk
laba ini jauh di atas 0,05. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis
alternatif kedua ditolak, yang artinya laba tidak memiliki
tahun berjalan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan
untuk kelompok yang berlaba negatif.
c) Ivon Dwi Raharjo dan Linda Kusumaning W (2005), dengan jurnal
penelitian berjudul ”Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi
Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ”.
1. Perumusan Masalah:
a.Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk
memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan?
b.Apakah perubahan rasio keuangan memiliki kemampuan untuk
memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun kedepan?
2. Hipotesis:
H1a : perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki
kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun
kedepan.
H2a : perubahan rasio keuangan Debt Equity Ratio memiliki
kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun
kedepan.
H1b : perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki kemampuan
untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun kedepan.
H2b : perubahan rasio keuangan Current Ratio memiliki kemampuan
H1c : perubahan rasio keuangan Tottal Assets Turn Over Ratio memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan
satu tahun kedepan.
H2c : perubahan rasio keuangan Tottal Assets Turn Over Ratio
memiliki kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan
dua tahun kedepan.
H1d : perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki
kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan satu tahun
kedepan.
H2d : perubahan rasio keuangan Net Profit Margin memiliki
kemampuan untuk memprediksi perubahan laba perusahaan dua tahun
kedepan.
3. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini yang bertfungsi sebagai variabel independen
adalah perubahan dari rasio keuangan, yang berdasarkan pada tahun
dasar. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah
perubahan laba dimasa datang.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah tidak
dilakukan regresi logistik secara bersamaan, tetapi dilakukan sendiri –
sendiri dengan cross sectional yaitu dengan melakukan pengujian
Model Fit, pengujian koefisien regresi dan Variabel In The Equation,
dan penilaian ketepatan prediksi pada clasification tabel.
5. Hasil Penelitian
a. Berdasarkan pengujian Hosmer and Lemeshow’s Goodness of Fit
Test, menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara
model dengan nilai observasinya, sehingga model baik dan dapat
dipakai untuk analisis selanjutnya.
b. Berdasarkan pengujian Overall Model Fit, dapat disimpulkan
bahwa dapat menunjukkan model yang baik.
c. Berdasarkan pengujian koefisien regresi dan Variabel In The
Equation, yaitu tidak terdapat variabel independen yang nilai
signifikansinya yang lebih kecil untuk satu dan dua tahun kedepan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut
tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan
tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis
alternatif karena tidak ada perubahan rasio keuangan yang mampu
melakukan prediksi perubahan laba untuk satu tahun dan dua tahun
kedepan.
d. Berdasarkan penilaian ketepatan prediksi pada clasification tabel
menunjukkan bahwa dari 47 perusahaan yang perubahan labanya
positif hanya 19 perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar
menunjukkan bahwa dari 19 perusahaan yang labanya positif
hanya 2 perusahaan yang mampu diprediksi dengan benar.
d) Handri Thiono (2007), dengan jurnal penelitian berjudul ”Perbandingan
Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Dividen Masa Depan”.
1. Perumusan Masalah
a. Apakah model dengan komponen arus kas metoda langsung
memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik daripada model
dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk
memprediksi arus kas masa depan.
b. Apakah model dengan komponen arus kas metoda langsung
memiliki kemampuan prediksi yang lebih baik daripada model
dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk
memprediksi dividen masa depan.
2. Hipotesis
H1: Model dengan komponen arus kas metoda langsung lebih akurat
dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak
langsung dalam memprediksi arus kas masa depan.
H2: Model dengan komponen arus kas metoda langsung lebih akurat
dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak
3. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan beberapa variabel dependen, yaitu arus
kas operasi masa depan dan dividen masa depan.
Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independen adalah arus kas
masuk operasi, arus kas keluar operasi, laba bersih, dan akrual.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Parameter – parameter model penelitian ini ditaksir dengan regresi
data panel. Penelitian ini mempertimbangkan 4 metode regresi data
panel, yaitu 1)model regresi linier (OLS), 2) model covariance (FEM),
3) model error components (ECM), 4) model otokorelasi runtun
waktu (GLS).
5. Hasil Penelitian
a. Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa model dengan
komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan
model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk
memprediksi arus kas masa depan.
b. Pengujian hipotesis 2 menunjukkan bahwa tidak terdapat
perbedaan keakuratan model dengan komponen arus kas metoda
langsung dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda
e) Slamet Sugiri (2003), dengan jurnal penelitian berjudul ”Nilai Tambah Informasi Arus Kas Studi Empiris di BEJ”.
1. Perumusan Masalah
”Apakah laba historis berhubungan secara positif dengan arus kas
perioda mendatang dan apakah arus kas historis menyediakan
informasi tambahan terhadap laba historis dalam memprediksi arus kas
perioda mendatang”.
2. Hipotesis
H1: Laba historis berhubungan secara positif dengan arus kas periode
mendatang.
H2: Arus kas historis menyediakan informasi tambahan terhadap laba
historis dalam memprediksi arus kas perioda mendatang.
3. Variabel Penelitian
Variabel – variabel penelitian ini adalah arus kas dan laba.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
menggunakan regresi liner bergnda, sedangkan untuk uji hipotesis
dalam penelitian menggunakan nilai F hitung.
5. Hasil Penelitian
Laba memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas perioda
mendatang dan bahwa arus kas berguna bagi pengguna laporan
keuangan sebagai informasi yang menyediakan kemampuan tambahan
Persamaan dari penelitian dengan penelitian terdahulu adalah sama – sama
menggunakan data laporan keuangan sebagai populasi penelitian dan model
analisis regresi linier berganda.
Sedangkan untuk perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu,
adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1: Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
No. Nama Peneliti Tahun Judul Variabel Hasil Penelitian 1. Bandi dan Rahmawati 2005 Relevansi Kandungan Informasi
Komponen Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan
Variabel independen: arus kas aktivitas operasi, arus kas aktifitas investasi, arus kas aktivitas pendanaan dan
earnings.
Variabel dependen: arus kas masa depan.
Prediktor earnings tidak secara mutlak memiliki kemampuan prediksi yang yang lebih baik daripada prediktor komponen arus kas. Hal ini berarti, pada tahun – tahun tertentu prediktor komponen arus kas khususnya arus kas operasi justru merupakan prediktor yang lebih baik dalam memprediksi arus kas masa depan dibanding prediktor earnings.
2. Ivon Dwi Raharjo dan Linda Kusumaning W
2005 Analisis Rasio Keuangan Dalam Memprediksi Perubahan Laba Dimasa Yang Akan Datang Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEJ
Variabel independen adalah perubahan dari rasio keuangan, yang berdasarkan pada tahun dasar. Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah perubahan laba dimasa datang.
Tidak terdapat variabel independen yang nilai signifikansinya yang lebih kecil untuk satu dan dua tahun kedepan, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen tersebut tidak layak digunakan untuk memprediksi variabel dependen dan tidak dapat dimasukkan dalam model, sehingga menolak hipotesis alternatif karena tidak ada perubahan rasio keuangan yang mampu melakukan prediksi perubahan laba untuk satu tahun dan dua tahun kedepan.
3. Yolanda Dahler dan Rahmat Febrianto
2006 Kemampuan Prediktif Earnings
dan Arus Kas dalam Memprediksi Arus Kas Masa Depan
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah arus kas dari aktivitas operasi perusahaan periode setelah tahun amatan. Variabel independen yang digunakan adalah arus kas operasi tahun berjalan dan laba bersih sebelum pos – pos luar biasa tahun berjalan.
Hipotesis pertama: bahwa laba dan arus kas operasi tahun berjalan memiliki kemampuan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan. Hipotesis kedua: laba tidak memiliki kemampuan yang lebih baik dibandingkan dengan arus kas operasi tahun berjalan dalam memprediksi arus kas operasi masa depan untuk kelompok yang berlaba negatif
4. Handri Thiono 2007 Perbandingan Keakuratan Model Arus Kas Metoda Langsung dan Tidak Langsung dalam Memprediksi Arus Kas dan Dividen Masa Depan
Variabel dependen, yaitu arus kas operasi masa depan dan dividen masa depan. Sedangkan yang berfungsi sebagai variabel independen adalah arus kas masuk operasi, arus kas keluar operasi, laba bersih, dan akrual.
Pengujian hipotesis 1 membuktikan bahwa model dengan komponen arus kas metode langsung lebih akurat dibandingkan model dengan komponen arus kas metoda tidak langsung untuk memprediksi arus kas masa depan.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Informasi Akuntansi
Informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif dalam bentuk
moneter yang menjelaskan kondisi keuangan suatu entitas yang ingin disampaikan
kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berada di luar ataupun di dalam
perusahaan tersebut. Informasi akuntansi adalah informasi yang disediakan
melalui pelaporan keuangan dan berbagai penjelas yang digunakan sebagai
laporan. Informasi akuntansi bermanfaat bagi perusahaan dalam mempengaruhi
pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan. Informasi akan
bermanfaat apabila mempunyai nilai serta dapat digunakan dan dipercaya oleh
para pemakai informasi tersebut. Dalam Suwardjono (2003), informasi dikatakan
mempunyai nilai (kebermanfaatan keputusan) apabila informasi tersebut :
1. Menambah pengetahuan pembuat keputusan tentang keputusannya di masa
lalu, sekarang atau masa depan.
2. Menambah keyakinan para pemakai mengenai profitabilitas terealisasinya
suatu harapan dalam kondisi ketidakpastian.
3. Mengubah keputusan atau perilaku para pemakai.
Sudah selayaknya suatu perusahaan menyediakan informasi akuntansi
dalam laporan keuangannya sebagai informasi yang berkualitas, yang dapat
dipercaya dan diandalkan. Sesuai dengan pernyataan dalam Standar Akuntansi
Keuangan, manajemen menetapkan kebijakan untuk memastikan bahwa laporan
keuangan menyajikan informasi yang sedemikian rupa sehingga memberikan
Informasi yang relevan, andal, dapat dibandingkan dan dapat dipahami ini
menjadi karakteristik kualitatif laporan keuangan, seperti yang tertuang dalam
kerangka dasar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga
Standards of Financial Accounting Concept No. 2 Qualitative Characteristics of
Accounting Information (SFAC). Penjelasan mengenai relevan, keterandalan,
dapat dibandingkan, dan dapat dipahami adalah sebagai berikut :
1. Relevan :
Informasi yang relevan adalah informasi yang mempunyai nilai
prediksi, umpan balik serta ketepatan waktu, yang mampu membantu
para pemakai informasi dalam mengambil keputusan ekonomi
berdasarkan hasil dari evaluasi kejadian di masa lalu, masa kini, dan
masa depan.
2. Keterandalan :
Informasi yang andal yaitu kualitas informasi yang mampu
memberikan keyakinan bahwa informasi tersebut benar atau valid,
dapat dipercaya dan diandalkan. Dimana kualitas tersebut mengandung
nilai ketepatan dalam penyajian, yaitu disajikan sesuai dengan
kenyataan yang sebenarnya secara wajar, bersifat netral yaitu tidak
berpihak pada kelompok tertentu atau hanya untuk memenuhi
kepentingan kelompok tertentu, dan bebas dari pengertian yang
3. Dapat dibandingkan :
Informasi yang mempunyai daya banding adalah informasi yang dapat
dibandingkan secara antar periode (Parawiyati, 1997). Ini dilakukan
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan secara relatif.
4. Dapat dipahami :
Dapat dipahami yaitu kemampuan informasi untuk dapat dicerna oleh
pemakai, dan pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, serta
kemampuan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang
wajar.
Setelah perusahaan dapat menyajikan laporan keuangannya dengan
memenuhi karakteristik di atas, maka pemakai laporan keuangan dapat
meyakinkan dirinya atas informasi yang terdapat pada laporan keuangan tersebut.
Hal ini dapat mempengaruhi keputusan-keputusan ekonomi para pemakai laporan
keuangan khususnya investor dan kreditor untuk dapat memberikan keputusan
2.2.2. Analisis Laporan Keuangan 2.2.2.1. Pengertian
Menurut Lukman Syamsudin (1995:37) ”Analisis laporan keuangan
menilai keadaan perusahaan di masa lalu, saat ini dan kemungkinan di masa
depan”. Dwi prastowo (1995:30), mengatakan analisis laporan keuangan adalah
suatu proses keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa
lalu dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling
mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Awat Napa J (1998:379)mendefinisikan analisa laporan keuangan sebagai
berikut ”analisa laporan keuangan merupakan suatu penilaian terhadap kinerja
perusahaan pada waktu yang lalu dan prospeknya dimasa mendatang”. Melalui
analisa keuangan diharapkan kita dapat menemuka kekuatan dan kelemahan
perusahaan dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan
keuangan.
Dari beberapa pendapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menganalisa
laporan keuangan akan diperoleh jawaban mengenai masalah posisi keuangan
perusahaan dimasa lalu dan digunakan untuk mengetahui kemajuan dan
perkembangan perusahaan, dengan mendasarkan pada posisi keungan perusahaan
2.2.2.2. Tujuan dan Pentingnya Analisis Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai
oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti
bagi pihak - pihak yang berkepentingan apabila data tersebut diperbandingkan
untuk 2 periode atau lebih, dan analisa lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data
yang akan dapat mendukung keputusan yang diambil (Munawir, 1998 : 3).
Menurut Dwi Prastowo (1995:31) tujuan analisis keuangan sebagai
berikut:
a. Sebagai alat screening awal dalam memilihi alternatif investasi atau
merger.
b. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan dimasa
datang.
c. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen.
Sedangakan Djahidin (1982:57) berpendapat bahwa tujuan analisis laporan
keuangan dan interprestasinya adalah untuk ”Mengadakan penilaian atas keadaan
keuangan dan potensi atau kemajuan suatu perusahaan dengan mempelajari angka
– angka yang terdapat dalam laporan keuangan dan mencari hubungan sebab
Dari uraian diatas dapat dicari suatu kesimpulan bahwa laporan keuangan
dapat membantu kinerja masa lalu dan prospeknya dimasa depan. Dan dari hasil
analisis laporan keuangan maka dapat digunakan untuk mendiagnosis tingkat
keberhasilan atau kegagalan suatu perusahaan. Hasil yang kurang baik
memerlukan analisis lebih lanjut dan perbaikan rencana yang akan datang.
2.2.2.3. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Ada 2 metode yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan keuangan,
yaitu metode analisis horizontal dan metode analisis vertikal.
1. Analisis Horizontal
Adalah analisis dengan mengadakan perbandingan laporan keuangan
untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui
perkembangannya, metode horizontal ini disebut juga sebagai metode
analisis dinamis.
2. Analisis Vertikal
Yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu
periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos
yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut,
sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada
saat itu saja. Analisis vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang
statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya pada periode itu saja
tanpa mengetahui perkembangannya (Munawir, 1998:36).
a. Analisis perbandingan laporan keuangan.
Adalah metode dan teknik analisis dengan cara memperbandingkan
laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
b. Trend atau tendensi posisi.
Adalah metode dan teknik analisis untuk mengetahui tendensi
daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi
tetap, naik, atau bahkan turun.
c. Laporan dengan presentasi perkomponen atau commonsize
statement.
Adalah metode analisis untuk mengetahui prosentase investasi
pada masing – masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk
mengetahui struktur pemodalannya dan komposisi perongkosan
yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualannya.
d. Analisis sumber data dan penggunaan modal kerja.
Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber – sumber dan
penggunaanya modal kerja dalam periode tertentu.
e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement
analysis).
Adalah suatu analisis untuk menegtahui sebab – sebab berubahnya
f. Analisis rasio.
Adalah suatu periode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos
– pos tertentu dalam neraca atas laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analysis).
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui sebab – sebab
perubahan laba kotor suatu perusahaan dari periode ke periode
yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba
yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
h. Analisis Breakevent Point.
Adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar tidak menderita kerugian,
tetapi juga belum memperoleh keuntungan. Dengan analisis ini
juga diketahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai
tingkat penjualan (Munawir 1998 : 36-37).
2.2.3. Laporan Keuangan
Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian,
pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian informasi keuangan yang
dibutuhkan oleh manajemen untuk merencanakan, mengevaluasi, dan
mengendalikan operasi sebuah organisasi. Pada akuntansi keuangan, proses akhir
yang dihasilkan adalah laporan keuangan yang menyangkut perusahaan secara
menurut FASB, beberapa informasi keuangan hanya dapat atau lebih baik
disajikan melalui pelaporan keuangan. Oleh karena itu, istilah pelaporan keuangan
(financial reporting) berbeda dengan laporan keuangan (financial statements).
Pelaporan keuangan lebih luas daripada laporan keuangan, dalam kerangka dasar
penyusunan dan penyajian laporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian informasi keuangan
utama kepada pihak-pihak di luar korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah
perusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan (financial
statements) yang sering disajikan adalah :
1. Neraca, sering disebut sebagai laporan aktiva dan kewajiban atau
laporan posisi keuangan. Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban,
dan ekuitas pemilik. (Warren, 2005 : 27).
Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam
sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor perusahaan, dan
ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih perusahaan.
Neraca dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas
masa depan . (Kieso, 2002 : 216).
Neraca disiapkan per tanggal tertentu.
Neraca melaporkan aktiva yang dimiliki perusahaan per tanggal
2. Laporan laba rugi, sering disebut sebagai laporan operasional. Laporan
laba rugi melaporkan pendapatan dan beban selama periode waktu tertentu
berdasarkan konsep penandingan atau pengaitan. Laporan laba rugi juga
melaporkan kelebihan pendapatan terhadap beban – beban yang terjadi.
(Warren, 2005 : 25).
Perhitungan laba rugi adalah laporan laba rugi yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. (Kieso,
1995 : 177).
Laporan laba rugi disiapkan untuk suatu periode, misalnya satu
tahun, satu kuartal, atau satu bulan.
Untuk periode tersebut, laporan laba rugi melaporkan pendapatan
dan beban dan laba atau ruginya.
3. Laporan perubahan ekuitas, sering disebut sebagai laporan ekuitas
pemegang saham.
Laporan ekuitas pemilik disiapkan untuk periode yang sama
seperti laporan laba rugi.
Untuk periode tersebut, laporan ini melaporkan perubahan dalam
ekuitas karena laba atau rugi serta keuntungan dan kerugian
tertentu yang meliputi laba komprehensif lainnya, dan transaksi
pemilik dalam usaha, pembayaran dividen atau distribusi kepada
pemilik, atau pembelian kembali saham dari pemilik oleh
perusahaan.
Menurut Warren (2005 : 25), laporan ekuitas pemilik melaporkan
perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu. Laporan tersebut
dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba bersih atau rugi bersih
periode berjalan harus dilaporkan dalam laporan ini. Tiga jenis transaksi
yang mempengaruhi ekuitas pemilik adalah:
a. Investasi awal
b. Pendapatan dan beban
c. Penarikan oleh pemilik.
4. Laporan arus kas
Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang relevan
mengenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu perusahaan selama
satu periode. (Kieso, 1995:279).
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: (1) Aktivitas operasi, (2)
Aktivitas investasi, (3) Aktivitas pendanaan. (Warren, 2005 : 27).
Laporan arus kas disiapkan untuk periode yang sama dengan
laporan laba rugi dan laporan ekuitas pemilik disiapkan.
Laporan ini merinci penerimaan dan pembayaran kas perusahaan
selama periode tersebut dan memperlihatkan bagaimana semua
perubahan-perubahannya secara bersama-sama menghasilkan
5. Catatan atas laporan keuangan
Karena tujuan dari laporan keuangan yang disiapkan sesuai dengan GAAP
adalah agar pemakai eksternal dapat membuat keputusan ekonomis yang
lebih baik mengenai perusahaan, berbagai pengungkapan (disclosures)
diperlukan untuk menjelaskan aspek-aspek dari empat laporan keuangan
utama. Pengungkapan ini termasuk rincian yang tidak terdapat dalam
laporan-laporan tersebut, dan penjelasan metode-metode yang digunakan
untuk transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian. Catatan atas laporan
keuangan perlu dibaca dengan teliti untuk memahami ke empat laporan
keuangan tersebut.
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok besar menurut karakteristik ekonominya. Kelompok besar ini
merupakan unsur atau elemen laporan keuangan. Berdasarkan IAI tahun
2004 terdapat lima elemen laporan keuangan, yaitu :
1. Aktiva, adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai
akibat dari peristiwa masa lalu dan dari manfaat ekonomi di masa depan
yang diharapkan akan diperoleh perusahaan.
2. Kewajiban, merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari
peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus kas
3. Ekuitas, adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi
semua kewajiban.
4. Penghasilan (income) adalah kenaikan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan aktiva atau
penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas yang tidak
berasal dari kontribusi penanaman modal.
5. Beban (expenses) adalah penurunan manfaat ekonomi selama suatu
periode akuntansi dalam bentuk arus kas keluar atau berkurangnya aktiva
atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang
tidak menyangkut pembagian kepada penanam modal.
Menurut IAI tahun 2004 tujuan laporan keuangan secara umum
adalah untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan
arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan
pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi
serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) atas penggunaan
sumber daya yang dipercayakan kepada manajemen. Dalam rangka
mencapai tujuan tersebut, suatu laporan keuangan menyajikan informasi
mengenai perusahaan yang meliputi, (a) aktiva, (b) kewajiban, (c) ekuitas,
(d) pendapatan dan beban, dan (e) arus kas. Informasi-informasi tersebut
beserta informasi lainnya terdapat dalam kelima bentuk laporan keuangan
yang nantinya membantu pengguna laporan dalam memprediksi arus kas
masa depan khususnya dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas
Pelaporan keuangan dan laporan keuangan berbeda dalam hal
kegunaan masing-masing. Beberapa informasi penting akan lebih baik
disajikan dalam laporan keuangan, dan beberapa informasi penting lainnya
akan lebih baik bila dilaporkan dalam media laporan lain. Walaupun
demikian, terdapat persamaan dalam tujuan laporan keuangan dan
pelaporan keuangan karena bagaimanapun juga laporan keuangan
merupakan bagian utama dalam pelaporan keuangan.
SFAC No.1 dalam Anis Chariri dan Imam (2007), disebutkan
bahwa tujuan pelaporan keuangan tidak terbatas pada isi dari laporan
keuangan tetapi juga media pelaporan lainnya. Dengan kata lain, cakupan
pelaporan keuangan adalah lebih luas dibandingkan laporan keuangan.
Lebih lanjut FASB menyebutkan :
Pelaporan keuangan mencakup tidak hanya laporan keuangan tetapi juga
media pelaporan informasi lainnya, yang berkaitan langsung atau tidak
langsung, dengan informasi yang disediakan oleh sistem akuntansi, yaitu
informasi tentang sumber-sumber ekonomi, hutang, laba periodik dan
lain lain.
Tujuan pelaporan keuangan yang terdapat dalam SFAC No. 1
dalam Anis Chariri dan Imam (2007) adalah sebagai berikut :
1. Pelaporan keuangan memberikan informasi yang bermanfaat bagi
investor dan kreditor, dan pemakai lainnya dalam mengambil keputusan
rasional tentang kegiatan bisnis dan memiliki kemampuan untuk
mempelajari informasi dengan cara yang rasional.
2. Pelaporan keuangan memberikan informasi untuk membantu investor,
kreditor dan pemakai lainnya dalam menilai jumlah, pengakuan, dan
ketidakpastian tentang penerimaan kas bersih yang berkaitan dengan
perusahaan.
3. Pelaporan keuangan memberikan informasi tentang sumber-sumber
ekonomi suatu perusahaan, klaim terhadap sumber-sumber tersebut
(kewajiban suatu perusahaan untuk menyerahkan sumber-sumber para
entitas lain atau pemilik modal), dan pengaruh transaksi, peristiwa, dan
kondisi yang mengubah sumber-sumber ekonomi dan klaim terhadap
sumber-sumber tersebut.
4. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang hasil usaha
(performa keuangan) suatu perusahaan selama suatu periode.
5. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana
perusahaan memperoleh dan membelanjakan kas, tentang pinjaman dan
pembayaran kembali pinjaman, tentang transaksi modal, termasuk dividen
kas dan distribusi lainnya yang mempengaruhi likuiditas dan solvensi.
6. Pelaporan keuangan menyediakan informasi tentang bagaimana
manajemen perusahaan mempertanggungjawabkan pengelolaan kepada
pemilik (pemegang saham) atas pemakaian sumber ekonomi yang
7. Pelaporan keuangan menyediakan informasi yang bermanfaat bagi
manajer dan direktur sesuai dengan kepentingan pemilik.
Dalam PSAK No. 1 dijelaskan mengenai tujuan umum dari laporan
keuangan adalah untuk memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar
pemakai laporan keuangan. Dapat disimpulkan, bahwa pelaporan
keuangan dan laporan keuangan sama-sama bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan informasi mengenai kondisi perusahaan dan prospek
kelangsungan usahanya di masa depan, yang digunakan para pemakai
laporan keuangan khususnya external users, dalam membuat
keputusan-keputusan strategis.
Secara umum kalangan pemakai laporan keuangan meliputi
internal users (pemakai dari dalam perusahaan) dan exsternal users
(pemakai dari luar perusahaan). Internal users terdiri dari manajemen yang
terlibat dalam operasi dan pengambilan keputusan strategis perusahaan.
External users terdiri dari :
1. Kreditor, menggunakan laporan keuangan untuk menilai kemampuan
pinjaman untuk membayar bunga dan membayar kembali pokok pinjaman
pada waktunya.
2. Investor dan potensial investor, membutuhkan informasi yang terdapat
pada laporan keuangan dalam rangka pengambilan keputusan untuk
mempertahankan, menjual atau menambah saham yang dimilikinya.
4. Karyawan, menggunakan informasi laporan keuangan untuk menilai
kewajaran gaji, bonus dan kondisi kerja.
5. Pemberi pinjaman dan pemasok, membutuhkan laporan keuangan dalam
penentuan kewajaran kredit pelanggan.
6. Customers, berkepentingan dengan informasi tentang kemampuan
perusahaan untuk melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo.
7. Badan-badan atau pihak-pihak yang peduli lingkungan, akademisi,
masyarakat umum dan kelompok-kelompok khusus yang mencoba untuk
mempengaruhi perusahaan yang berkaitan dengan keuangannya atau
kepentingan-kepentingan lain.
Para pemakai laporan keuangan dapat menilai kinerja perusahaan
dari informasi yang disajikan dalam laporan keuangan, terutama bagi
investor dan kreditor. Konsep dasar indikator kinerja adalah suatu ukuran
kuantitatif dan atau kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian
suatu sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Oleh sebab itu, indikator
kinerja merupakan sesuatu yang akan dihitung dan diukur serta digunakan
sebagai dasar untuk menilai atau melihat tingkat kinerja baik dalam tahap
perencanaan, pelaksanaan maupun setelah kegiatan selesai. Laporan laba
rugi dan arus kas adalah indikator yang menjadi perhatian utama bagi
2.2.4. Laba
Salah satu dari komponen keuangan yang seringkali menjadi perhatian
pemegang saham dan calon investor adalah laporan laba rugi. Laporan ini
mengukur keberhasilan kegiatan usaha perusahaan selama satu periode tertentu.
Para pelaku bisnis menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai
investasi dan kemampuan membayar hutang. Laporan laba rugi juga membantu
pengguna laporan keuangan memprediksi arus kas dimasa mendatang.
Menurut Zaki Baridwan (1997:31) laba adalah kenaikan modal (aktiva
bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi
dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang
mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari
pebdapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah selisih lebih
pendapatan atas biaya – biaya yang dibebankan dan yang merupakan kenaikan
bersih atas modal yang berasal dari kegiatan usaha.
Dari sudut pandang akuntansi yang dimaksud laba ini adalah perbedaan
antar revenue yang direalisasikan yang timbul dari transaksi pada periode tertentu
dihadapkan pada biaya – biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu.
Penyusunan laporan laba rugi ada dua bentuk, yaitu :
1. Bentuk single step, atau biasa disebut dengan bentuk langsung.
Dalam bentuk single step, pendapatan dikurangkan dengan biaya
unsur pendapatan dan biaya hanya dilakukan satu tahap, dimana seluruh
pendapatan darimanapun asalnya dijumlahkan terlebih dahulu untuk
menghasilkan total pendapatan dalam suatu periode. Begitu pula dengan
unsur-unsur biaya, seluruh biaya dijumlahkan tanpa menunjukkan apakah
biaya itu terjadi dalam rangka usaha pokok atau diluar usaha pokok untuk
menghasilkan total biaya dalam suatu periode.
2. Bentuk multiple step, atau biasa disebut dengan bentuk bertahap.
Dalam bentuk multiple step, unsur-unsur pendapatan dan biaya
diklasifikasikan menurut sumbernya, dalam kaitannya dengan kegiatan
atau usaha pokok perusahaan. Secara umum laporan laba rugi bentuk
bertahap menunjukkan adanya pemisahan hasil usaha (laba rugi) menurut
sumbernya, misalnya pemisahan dari sumber aktivitas operasi dan non
operasi perusahaan. Kemudian biaya juga diklasifikasikan berdasarkan
fungsi-fungsi pokok perusahaan, misalnya fungsi pembelian, penjualan,
produksi dan administrasi. Penyajian dalam bentuk ini, memungkinkan
pemakai membandingkan secara langsung biaya berjalan dengan biaya
tahun sebelumnya serta biaya antar kegiatan atau fungsi dalam tahun yang
sama.
Bagi internal perusahaan khususnya manajemen, laporan laba rugi dapat
menjadi informasi untuk menilai sampai seberapa jauh efisiensi biaya dan laba
yang dapat dicapai oleh perusahaan atas kinerja yang telah dilakukan. Oleh karena
itu, selanjutnya hal ini dapat dijadikan motivasi bagi manajerial dan seluruh
Laporan laba rugi dapat digunakan untuk membantu pemakai laporan
keuangan memprediksi arus kas masa depan. Seperti yang dijelaskan oleh Kieso
(2005), informasi laba rugi dapat digunakan oleh investor dan kreditor untuk :
Mengevaluasi kinerja masa lampau perusahaan. Dengan memeriksa
pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya, maka pemakai laporan laba rugi
dapat menilai kinerja perusahaan dan membandingkannya dengan
perusahaan pesaing.
Menyediakan basis untuk memprediksi kinerja di masa yang akan
datang. Informasi kinerja masa lampau dapat digunakan dalam
menentukan trend penting yang menyediakan informasi kinerja masa
mendatang.
Membantu menilai risiko atau ketidakpastian dari arus kas masa
mendatang. Komponen-komponen dalam informasi laba, seperti
pendapatan, biaya, laba, dan rugi menggambarkan hubungan diantara
komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko pada tingkat
tertentu suatu arus kas di masa mendatang.
Para pemakai laporan laba rugi perlu menyadari keterbatasan tertentu dari
informasi yang terdapat dalam laporan laba rugi yang akan mengurangi manfaat
dari laporan ini untuk meramalkan jumlah, penetapan waktu, dan ketidakpastian
arus kas masa depan. Beberapa keterbatasan tersebut diantaranya adalah (Kieso,
1. Laporan laba rugi tidak memuat banyak pos yang memberi kontribusi
terhadap pertumbuhan dan kesehatan perusahaan secara umum.
2. Angka laba seringkali dipengaruhi oleh metode akuntansi yang
digunakan.
3. Ukuran laba merupakan subjek estimasi.
2.2.4.1. Keunggulan dan Kelemahan Laba
Adapun keunggulan laba menurut Belkoui (Anis dan Ghozali,
2001:303):
1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan
masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk
membantu pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji
kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang
didukung bukti objektif.
3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengikuti pendapatan, laba akuntansi
memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak mengakui
perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang direalisasi.
4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian terutama
pertanggungjawaban manajemen.
Kelemahan dari laba akuntansi adalah :
1. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum
direalisasi dalam suatu periode karena prinsip cost hitoris dan prinsip
2. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost hitoris mempersulit
perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode
perhitungan cost dan metode alokasi.
3. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan
konservatisme dapat menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak
relevan.
2.2.4.2. Prediksi Laba
Informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering kali
digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan kinerja masa
depan dan hal – hal lain yang langsung menarik perhatian pemakai. Seperti
pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga sekuritas dan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi komitmennya ketika jatuh tempo.
Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu harus dalam bentuk
ramalan eksplisit. Namun, demikian kemampuan laporan keuangan untuk
membuat prediksi dapat ditiingkatkan denhan menampilkan informasi tentang
transaksi dan peristiwa masa lalu. Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat
ditingkatkan kalau pos – pos penghasilan atau beban yang tidak biasa, abnormal
dan jarang terjadi diungkapkan secara terpisah. (IAI, 2004:5).
2.2.5. Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan untuk
Laporan arus kas adalah sebuah laporan keuangan dasar yang melaporkan
kas yang diterima, kas yang dibayarkan, dan perubahannya, dari kas yang
dihasilkan dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari bisnis selama satu
periode dalam sebuah format yang menyatakan saldo kas awal dan akhir.
Arus kas mengekspresikan laba bersih ditambah depresiasi, yang secara
aktual didistribusikan kepada investor, yakni setelah perusahaan menanamkan
invesatasi di fixed asset dan modal kerjanya yang penting untuk kelanjutan
operasi. Jadi nilai perusahaan berhubungan dengan kemampuannya menghasilkan
arus kas. Sehingga jika arus kasnya meningkat nilai perusahaan akan naik, yang
selanjutnya juga akan menaikkan harga saham (Brigham et al,1997 :110).
Laporan arus kas sebagai bagian dari laporan keuangan merupakan salah
satu sumber informasi yang juga mendapatkan banyak perhatian dari investor.
Menurut PSAK No. 2, laporan arus kas merupakan laporan yang melaporkan arus
kas yang terjadi selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas
operasi, pendanaan dan investasi.
PSAK No. 2 menyatakan bahwa tujuan laporan arus kas yaitu memberikan
informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas perusahaan melalui
laporan arus kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, aktivitas investasi
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah daftar
yang memuat angka – angka atau nilai arus kas masuk dan arus kas keluar atau
setara kas yang merupakan jumlah dari arus kas operasi,investasi, dan pendanaan
dalam periode tertentu yang berjangka pendek dalam pengelolaan uang yang
dimiliki perusahaan.
Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai dengan
pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan yang lain,
harus dapat membantu para pananaman modal, kreditur dan pihak lainnya untuk:
(Keiso,1995:123)
a. Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas bersih
yang positif di masa yang akan datang.
b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya,
membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern.
c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan
penerimaan/pembayaran kas yang berkaitan.
d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik
transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan
selama periode tertentu.
2.2.5.1. Tujuan Arus Kas
Tujuan utama dari arus kas adalah memberikan informasi mengenai
penerimaan dan pembayaran atau suatu satuan selama satu periode. Tujuan
suatu laporan arus kas, jika digunakan dalam penggunaan yang berkaitan dengan
laporan keuangan yang lain, harus membantu investor, kreditur dan pihak lain.
Laporan arus kas melaporkan pemgiriman kas, pembayaran kas dan perubahan
bersih pada kas yang berasal dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dari
suatu perusahaan selama saru periode dalam satu format yang merekonsiliasi
saldo kas awal dan akhir.
Laporan arus kas dengan demikian membantu menunjukkan bagaimana
mungkin untuk melaporkan suatu rugi bersih dan tetap mengadakan pengeluaran
modal yang besar atau membayar deviden. Atau akan menceritakan apakah
perusahaan mengeluarkan atau menarik utang atau saham biasa atau keduanya
selama periode tersebut. Pelaporan kenaikan bersih dalam kas dipandang berguna
pada investor kreditur dan pihak-pihak lain yang berkepentingan ingin
mengetahui secara umum dapat mengetahui apa yang terjadi pada sumber daya
perusahaan yang paling lancar yaitu kas.
2.2.5.2. Kegunaan Arus Kas
Menurut Sofyan (1998:257) arus kas mempunyai beberapa kegunaan dan
dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengontrol arus kas
masuk dan arus keluar perusahaan pada masa lalu.
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih
perusahaan, termasuk membayar dividen di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor, kreditur, memproyeksikan return dari sumber
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di masa
yang akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba dibandingkan dengan penerimaan dan
pengeluaran kas.
6. Pengaruh investor baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.2.5.3. Klasifikasi Arus Kas
Semua arus kas masuk dan arus kas keluar diklasifikasikan ke dalam salah
satu dari tiga kategori : Operasi, Investasi, Pendanaan. Pengklasifikasian arus kas
ini penting dilakukan untuk mengevaluasi arus kas yang telah terjadi dan
memprediksi arus kas masa depan.
1. Arus Kas Dari Kegiatan Operasi (Operating Cash Flow).
Arus kas operasi dikaitkan dengan kegiatan memproduksi dan menyerahkan
barang, menyediakan jasa, serta transaksi lainnya yang diperhitungkan
dalam penentuan laba. Arus kas Operasi adalah semua arus yang tidak
didefinisikan sebagai kegiatan investasi atau pendanaan. Arus kas operasi
mencakup berikut ini:
a. Keterkaitannya dengan laba merupakan alasan untuk
mengklasifikasikan arus tersebut sebagai arus kas operasi.
b. Arus kas dari transaksi lainnya yang pada awalnya mungkin
merupakan arus investasi atau pendanaan, diklasifikasikan
2. Arus Kas Dari Kegiatan Investasi (Investing Cash Flow)
Arus kas investasi dikaitkan dengan investasi dalam dan pelepasan
(disposisi) aktiva pabrik serta sekuritas hutang dan ekuitas tertentu,
memberikan dan menagih pinjaman, serta kegiatan strategis lainnya.
Kategori ini penting untuk mengidentifikasi rencana pertumbuhan
perusahaan. Kategori ini mencakup hal-hal berikut :
a. Selisih antara arus kas masuk dan arus kas keluar investasi
adalah arus kas masuk/arus keluar bersih dari kegiatan
investasi.
b. Perbedaan mendasar antara arus kas keluar operasi dan
investasi terletak pada periode manfaat yang di antisipasi.
c. Keuntungan dan kerugian dari operasi yang dihentikan serta
transaksi yang menimbulkan pos-pos luar biasa seringkali
dikaitkan dngan arus kas investasi.
3. Arus Kas Dari Kegiatan Pendanaan (Financing Cash Flow).
Arus kas pembiayaan dikaitkan dengan perolehan sumber daya dari
pemilik dan pemberian pengembalian atas investasi mereka, peminjaman
uang, dan pembayaran kembali pokok pinjaman. Selisih antara arus kas
masuk dan arus kas keluar pendanaan merupakan arus kas masuk (keluar)
bersih dari kegiatan pendanaan.
Tidak seperti laporan keuangan utama lainnya, laporan arus kas tidak
disiapkan dari neraca saldo yang telah disesuaikan. Informasi untuk menyiapkan
1. Neraca komparatif, menyajikan jumlah perubahan aktiva,
kewajiban, dan ekuitas dari awal hingga akhir periode.
2. Laporan laba rugi periode berjalan, berisi data yang membantu
penentuan jumlah kas yang diterima atau digunakan oleh operasi
selama periode berjalan.
3. Data transaksi tertentu, memberikan informasi tambahan terinci
yang dibutuhkan untuk menentukan bagaimana kas diterima dan
digunakan selama periode berjalan.
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kebutuhan perusahaan dalam
menggunakan kas dan setara kas. Oleh karena itu, dalam proses pengambilan
keputusan ekonomi suatu perusahaan perlu dilakukan evaluasi terhadap
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian
yang diperolehnya.
2.2.5.4. Prediksi Arus Kas
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator
yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas
yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi baru tanpa
mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi mengenai unsur
tertentu arus kas historis bersama dengan informasi lain berguna dalam