PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI
LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan oleh :
LUTFI AGUS RAMADHAN 0013010433/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI
LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF
DI BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan Oleh :
LUTFI AGUS RAMADHAN 0013010433/FE/AK
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI
LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF
DI BURSA EFEK INDONESIA
Yang diajukan
Lutfi Agus Ramadhan 0013010433/FE/AK
disetujui untuk Ujian Lisan oleh
Pembimbing Utama
Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, MSi Tanggal : ………
Mengetahui Pembantu Dekan I
SKRIPSI
PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI
LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF
DI BURSA EFEK INDONESIA
Disusun Oleh :
Lutfi Agus Ramadhan 0013010433/FE/AK Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada tanggal 21 Juni 2008
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, MSi Drs. Ec. H. E. Achsan, Ak
Sekretaris
Dra. Ec. Hj. Sri Hastuti, Msi
Anggota
Dra. Ec. Anik Yuliati, Maks Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadiratan Allah SWT, dan Junjungan kita
Nabi Besar Muhammad SAW, atas petunjuk serta Hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan penelitian yang berjudul : “PENGARUH LABA DAN ARUS KAS
DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA”. Penelitian
ini disusun untuk memenuhi persyaratan akademik dan untuk memperoleh gelar sarjana
Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan,
kesempatan serta pengorbanan baik moril maupun materil dari berbagai pihak. Pada
kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan rasa hormat dan
terima kasih yang sebesar- besarnya kepada :
1. Bapak Mayor Jenderal TNI (Purn.) Drs. H. Warsito, SH, MM, selaku Rektor
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Sjarief Hidayat, Msi, selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur
4. Ibu Dra Ec. Hj. Sri Hastuti, Msi selaku Dosen pembimbing yang telah banyak
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan, pengarahan
dan bantuan selama penyusunan penelitian ini.
ii
5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan
Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Segenap staf perpustakaan PT. Bursa Efek Indonesia yang berada di Surabaya
7. Bapak, Ibu (Almarhum), Adik-adik, dan Keluarga Besarku terima kasih atas segala
kasih sayang, do’a, nasehat, dan dukungannya selama mengerjakan skripsi ini,
hingga selesai.
8. Buat orang yang selalu ada dan menemani aku dalam setiap senang dan sedihku
untuk selamanya, Arniaty dan calon buah hatiku tercinta yang telah banyak
memberikan dorongan semangat sehingga dapat terselesaikannya penyusunan
skripsi ini.
9. Kepada seluruh civitas akademika Jurusan Akuntansi yang tidak dapat penulis
sebutkan satu per satu, yang telah membantu penulis dalam memperlancar proses
penulisan skripsi ini.
10.Dan kepada semua pihak yang telah banyak memberi dukungan dan do’anya buat
aku, yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Dalam penelitian ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan, serta apabila dalam penulisan tersebut diatas terdapat hal-hal
yang kurang berkenan, penulis memohon maaf yang sebesar-sebesarnya. Penulis juga
meminta sumbangan kritik dan saran yang membangun karena sangat dibutuhkan untuk
memperbaiki kekurangan yang ada dan semoga penulisan penelitian ini bisa berguna
dan bermanfaat bagi semua pihak.
Surabaya, Juni 2008
57
DAFTAR GAMBAR... viii
ABSTRAKSI ... ix
2.2.1 Analisis Laporan Keuangan... 13
2.2.1.1 Pengertian... 13
2.2.1.2 Tujuan dan Pentingnya Analisis Laporan Keuangan... 15
2.2.1.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan... 16
2.2.2 Laporan Keuangan... 19
2.2.2.1 Pengertian... 19
2.2.2.2 Tujuan dan Laporan Keuangan ... 21
2.2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan ... 22
2.2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan... 24
2.2.2.5 Unsur Laporan Keuangan ... 25
2.2.2.6 Jenis Laporan Keuangan ... 25
58
2.2.2.7 Bentuk Laporan Keuangan... 28
2.2.2.8 Pemakai Laporan Keuangan ... 30
2.2.3 Laba ... 32
2.2.3.1 Pengertian Laba... 32
2.2.3.2 Karakteristik Laba ... 33
2.2.3.3 Tujuan Pelaporan Laba ... 35
2.2.3.4 Keunggulan dan Kelemahan Laba ... 36
2.2.3.5 Prediksi Laba... 37
2.2.5 Pengaruh Antara Variabel Laba dan Arus kas Terhadap Variabel Prediksi Laba... 43
2.2.6 Pengaruh Antara Variabel Laba dan Arus kas Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas... 44
2.3 Kerangka Pikir ... ... 45
2.4 Hipotesis... ... 47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 48
3.2 Teknik Penentuan Sampel ... 49
3.3 Teknik Pengumpulan Data ... 52
3.3.1 Jenis Data ... 52
3.3.2 Sumber Data ... 53
3.3.3 Pengumpulan Data... 53
3.4 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 54
3.4.1 Uji Normalitas ... 54
3.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 54
59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN KESIMPULAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 60
4.1.1. Sejarah Singkat PT. Bursa Efek Indonesia ... 60
4.1.2. Sejarah Singkat Perusahaan Otomotif ... 61
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian... 69
4.2.1. Rekapitulasi Data Mengenai Perkembangan Laba Rugi ... 70
4.2.1. Rekapitulasi Data Mengenai Perkembangan Arus Kas... 71
4.3. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 72
4.3.1. Hasil Pengujian Hipotesis I ... 72
4.3.1.1 Uji Normalitas ... 72
4.3.1.2 Uji Asumsi Klasik ... 73
4.3.1.3 Pengujian Hasil Analisis Analisis Regresi Linear Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ... 75
4.3.1.2 Hasil Pengujian dengan Uji F ... 77
4.3.2. Hasil Pengujian Hipotesis II ... 78
4.3.2.1 Uji Normalitas ... 78
4.3.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 79
4.3.2.3 Pengujian Hasil Analisis Analisis Regresi Linear Berganda Sesuai Dengan Asumsi Klasik ... 82
4.3.2.4 Hasil Pengujian dengan Uji F ... 83
60
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 85 4.4.1. Implikasi Penelitian ... 85 4.4.2. Keterbatasan Penelitian ... 86
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 87 5.2. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR LAMPIRAN
61
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Perkembangan Laba Rugi dan Arus Kas Operasi Perusahaan
Otomotif periode 2002 - 2006 ... 4
Tabel 4.1. Laba Rugi Perusahaan Otomotif periode 2002 - 2006... 70
Tabel 4.2. Arus Kas Operasi Perusahaan Otomotif periode 2002 - 2006... 71
Tabel 4.3. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 72
Tabel 4.4. Batas-batas daerah Tets Durbin Watson ... 74
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 74
Tabel 4.6. Koefisien Regresi Hipotesis I ... 76
Tabel 4.7. Normalitas Data Masing-masing Variabel ... 79
Tabel 4.8. Batas-batas daerah Tets Durbin Watson ... 80
Tabel 4.9. Hasil Pengujian Multikolinieritas ... 81
Tabel 4.10. Koefisien Regresi Hipotesis II ... 82
62
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Bagan Kerangka Pikir ... 46
Gambar 2. Kurva Durbin Watson ... 55
63
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Data Variabel Bebas
Lampiran 2. Data Variabel Terikat
Lampiran 3. Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis I
Lampiran 4. Uji Regresi Linier Berganda Hipotesis II
Lampiran 5. Tabel Durbin Watson
PENGARUH LABA DAN ARUS KAS DALAM MEMPREDIKSI LABA DAN ARUS KAS DI MASA MENDATANG
PADA PERUSAHAAN OTOMOTIF DI BURSA EFEK INDONESIA
Lutfi Agus Ramadhan Abstraksi
Suatu organisasi bisnis didirikan dengan tujuan mencari laba yang maksimum (profit oriented) dengan pengorbanan yang minimum, pada prakteknya lingkungan pasar telah terkondisi pada situasi dimana suatu bentuk kompetisi yang tercipta menuntut persaingan antar perusahaan sehingga hal ini memaksa manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif dan efisien. Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing ditentukan oleh kondisi dan kinerja perusahaan itu sendiri baik jangka panjang maupun jangka pendek, Kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan keuangannya. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang digunakan sebagai pengambilan keputusan, sayangnya laporan keuangan ini menyajikan informasi tentang apa yang telah terjadi sehingga timbul kesenjangan kebutuhan informasi dan analisa laporan keuangan digunakan untuk mengatasi kesejangan tersebut. Laporan keuangan laba rugi dan arus kas pada beberapa perusahaan mengalami ketidakstabilan, bahkan ada yang mengalami kerugian hal ini berarti bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa mendatang, dan apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa mendatang.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa Laporan Keuangan (Laporan Laba Rugi dan Arus Kas) periode 2002-2006 dari Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil sebanyak 14 perusahaan dari 18 perusahaan otomotif. Data laporan keuangan laba rugi dan arus kas yang digunakan adalah berjumlah 70 laporan keuangan. Sedangkan untuk mengetahui pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba di masa mendatang dan pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi arus kas di masa mendatang digunakan uji regresi linier berganda.
Hasil analisis menunjukkan berdasarkan uji hipotesis I didapatkan nilai Fhitung sebesar 3,599 dan dengan taraf signifikan < 0,05. Hal ini berarti bahwa
hipotesis I yang menyatakan bahwa laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba di masa mendatang terbukti kebenarannya. Berdasarkan uji hipotesis II didapatkan nilai Fhitung sebesar 7,835 dan dengan taraf signifikan <
0,05. Hal ini berarti bahwa hipotesis II yang menyatakan bahwa laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi arus kas di masa mendatang terbukti kebenarannya.
Keywords : Laba, Arus kas, Prediksi Laba, dan Prediksi Arus Kas
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Suatu organisasi bisnis didirikan dengan tujuan mencari laba yang
maksimum (profit oriented) dengan pengorbanan yang minimum, pada
prakteknya lingkungan pasar telah terkondisi pada situasi dimana suatu
bentuk kompetisi yang tercipta menuntut persaingan antar perusahaan
sehingga hal ini memaksa manajemen perusahaan untuk bekerja lebih efektif
dan efisien.
Kemampuan perusahaan untuk dapat bersaing ditentukan oleh
kondisi dan kinerja perusahaan itu sendiri baik jangka panjang maupun
jangka pendek, kinerja perusahaan salah satunya dapat dilihat dari laporan
keuangannya, laporan keuangan dengan kualitas yang baik dapat
menunjukkan kinerja serta perubahan posisi keuangan perusahaan yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakainya baik pihak eksternal maupun
internal dalam pengambilan keputusan ekonomi. Banyak pihak seperti
investor, kreditor, analis sekuritas dan pihak-pihak lain yang membutuhkan
laporan keuangan sebagai dasar pengambilan keputusan ekonomi. Laporan
keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan oleh manajemen, atau
pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan
kepadanya. Keputusan ekonomi yang dibuat pengguna laporan keuangan
2
memerlukan evaluasi atas kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas,
waktu serta kepastian dari hasil tersebut. Salah satu fokus utama pelaporan
keuangan adalah informasi mengenai kinerja perusahaan yang disajikan dengan
mengukur laba dan komponennya. Investor, kreditor, dan pihak-pihak lain yang
tertarik dengan penilaian prospek arus kas masuk bersih perusahaan biasanya
tertarik dengan informasi ini. Mereka tertarik pada arus kas masa depan dan
kemampuan perusahaan menghasilkan arus kas, yang mengarahkan pada
informasi tentang laba daripada informasi arus kas secara langsung (Thiono,
2005: 1)
Pasar modal yang berfungsi untuk memindahkan dana dari pihak
yang mempunyai dana ke pihak yang kekurangan dana.(Pramono,1997: 133)
dipandang sebagai salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat
pembangunan negara, karena pasar modal menyediakan dana murah bagi
perusahaan yang membutuhkan pembiayaan.
Salah satu bentuk sekuritas yang paling banyak dikenal dan
diperdagangkan di bursa efek adalah saham. Bagi investor, saham merupakan
salah satu pilihan investasi yang cukup likuid karena mudah diperjualbelikan,
disamping menghasilkan pembagian deviden dan capital gain. Walupun
demikian, dalam menjalankan kegiatan investasinya penanam modal
dihadapkan pada serangkaian resiko atau ketidakpastian. Dalam keadaan
semacam ini dikatakan bahwa investor menghadapi resiko dalam investasi
yang dilakukanya. Yang bisa ia lakukan adalah memperkirakan berapa
3
kemungkinan hasil yang sebenarnya nanti akan menyimpang dari hasil yang
diharapkan.(Husnan,1998: 47)
Harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi
oleh berbagai faktor, dimana faktor-faktor tersebut baik secara langsung
maupun tidak langsung akan mempengaruhi harga saham perusahaan.
Faktor-faktor tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang
akan berpengaruh terhadap transaksi saham perusahaan, sehingga harga
saham perusahaan akan mengalami berbagai kemungkinan baik kenaikan atau
penurunan harga.(Medpress,1998: 63)
Laporan keuangan merupakan salah satu informasi penting yang
digunakan sebagai pengambilan keputusan, sayangnya laporan keuangan ini
menyajikan informasi tentang apa yang telah terjadi sehingga timbul
kesenjangan kebutuhan informasi dan analisa laporan keuangan digunakan
untuk mengatasi kesejangan tersebut. Laporan keuangan yang terdiri dari
angka-angka tersebut merupakan cerminan dari kemampuan dan kinerja
perusahaan yang jauh lebih baik dari sekedar wajah perusahaan yang dapat
menipu.(Medpress,1998: 4) Oleh karena itu untuk menilai prestasi dan
kondisi keuangan suatu perusahaan, seorang analis keuangan memerlukan
ukuran-ukuran tertentu. Ukuran yang seringkali dipergunakan adalah rasio,
yang menunjukan hubungan antara dua data keuangan. Analisa dan
penafsiran berbagai rasio akan memberikan pemahaman yang lebih baik
terhadap prestasi dan kondisi keuangan daripada analisa hanya terhadap data
4
Sejalan dengan teori harapan Victor Vroom (Gibson, dkk,1992:
144), ukuran perusahaan yang berupa rasio-rasio keuangan diharapkan dapat
menjadi suatu informasi yang sangat berguna bagi investor dan para
pengguna laporan keuangan yang lain bagi sebuah keputusan penegasan atau
penarikan kembali sebuah investasi. Pada prinsipnya, setiap perusahaan
menginginkan tercapai laba setiap tahunnya akan tetapi kenyataannya tidak
selamanya perusahaan mendapatkan laba sesuai target, adakalanya
perusahaan mengalami fluktuasi, dimana suatu saat juga akan mengalami
kerugian. Berikut ini adalah perkembangan laba rugi perusahaan Otomotif di
Bursa Efek Indonesia periode 2002 – 2006 (dalam ribuan rupiah), yang
ditabulasikan sebagai berikut :
Tabel 1 : Perkembangan Laba Rugi dan Arus Kas Operasi Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia Periode 2002 – 2006.
No Perusahaan Tahun Laba (Rugi) Arus Kas Operasi
1 PT. Astra International 2002 5.452.764.000 4.142.721.000
2003 7.039.250.000 2.218.911.000
2004 8.007.203.000 3.224.415.000
2005 8.205.759.000 2.482.997.000
2006 5.871.528.000 9.020.067.000
2 PT. Astra Otopart 2002 329.514.000 71.050.000
2003 295.921.000 90.830.000
2004 329.108.000 122.953.000
2005 424.929.000 189.883.000
2006 386.857.000 268.303.000
3 PT. Baranta Mulia 2002 170.243.751 177.066.859
2003 96.665.017 129.511.023
2004 86.762.263 170.052.789
2005 199.501.205 136.743.732
2006 39.702.303 189.866.221
4 PT. Gajah Tunggal 2002 1.814.516.617 559.239.105
5
6 PT. Hexindo Adi Perkasa 2002 57.557.092 (1.695.648)
2003 62.836.094 119.053.497
2004 132.103.185 138.045.414
2005 141.669.666 (245..241.892)
2006 57.938.394 122.953.487
7 PT. Indomobil Sukses International 2002 1.465.022.653 (593.975.973)
2003 79.696.894 (616.662.004)
9 PT. Intracopenta 2002 24.969.495 27.157.894
2003 6.501.004 9.876.988
2004 9.897.092 5.896.586
2005 27.150.723 2.897.104
2006 12.213.577 (54.476.324)
10 PT. Multi Prima Sejahtera 2002 20.466.908 (7.551.174)
2003 (690.870) 1.618.367
2004 (2.402.334) 2.690.678
2005 (10.658.525) (7.269.571)
2006 (381.859) (2.591.579)
11 PT. Prima Alloy Steel Universal 2002 1.166.506 6.826.385
2003 13.804.334 20.548.547
2004 17.541.349 51.029.383
2005 7.009.072 34.062.824
2006 (3.841.739) 57.252.571
12 PT. Selamat Sempurna 2002 71.901.978 120.602.494
2003 82.171.722 58.279.424
2004 98.050.709 49.058.716
2005 102.069.365 153.723.622
2006 105.337.393 74.242.454
13 PT. Tunas Ridean 2002 104.877.000 128.445.000
2003 120.021.000 (164.423.000)
2004 221.391.000 (208.581.000)
2005 214.893.000 (316.931.000)
2006 28.058.000 284.614.000
14 PT. United Tractor 2002 890.554.000 775.617.000
2003 618.813.000 968.542.000
2004 1.467.749.000 2.063.081.000
2005 1.565.530.000 1.048.518.000
2006 1.351.809.000 1.721.743.000
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Berdasarkan tabel tersebut di atas dapat diketahui mengenai
perkembangan laba dan arus kas dari perusahaan otomotif selama lima tahun
yang menggambarkan bahwa perkembangan laba dan arus kas pada
6
bahwa investor harus berhati-hati dalam menginvestasikan modal sehingga
dapat mengurangi resiko yang timbul dari penanaman modal. Penelitian yang
dilakukan Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), menunjukkan prediktor laba
memberikan pengaruh yang besar dibanding dengan prediktor arus kas
kemampuan prediktor laba dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam
memprediksi arus kas satu tahun kedepan. Selain itu penelitian yang lain oleh
Parawiyati, Ambar Waro Hastuti dan Edi Subiyantoro (2000) menunjukkan
bahwa untuk memprediksi perubahan laba dan arus kas dua tahun kedepan
menunjukkan secara bersama-sama variabel informasi keuangan signifikan
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul
“Pengaruh Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan Arus Kas Di
Masa Mendatang pada Perusahaan Otomotif di Bursa Efek Indonesia”.
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian dan penjelasan pada latar belakang tersebut
diatas, maka dapat dirumuskan dalam suatu permasalahan dalam penelitian
ini, sebagai berikut :
1. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi laba
dimasa mendatang.
2. Apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam memprediksi atus kas
7
1.3. Tujuan Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan tersebut di atas, maka penelitian
ini bertujuan untuk :
1. Untuk mengetahui apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam
memprediksi laba di masa mendatang.
2. Untuk mengetahui apakah laba dan arus kas memiliki pengaruh dalam
memprediksi arus kas di masa mendatang.
1.4. Manfaat Penelitian
Dengan dilakukannya penelitian diharapkan memberikan manfaat
antara lain :
a. Secara Umum :
1. Analisis Keuangan
Untuk melakukan penganalisaan melalui laporan keuangan perusahaan
yang bersangkutan agar dapat diukur kemampuannya dalam
menghasilkan keuntungan di masa mendatang.
2. Investor
Untuk memberikan informasi tentang kemampuan perusahaan alam
menghasilkan keuangan dan perkembangan perusahaan selanjutnya
8
b. Bagi Universitas :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
Universitas untuk digunakan sebagai referensi bagi penelitian lain yang
akan mengadakan penelitian dengan materi yang berhubungan.
c. Bagi Peneliti:
Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan
mengenai pengaruh laba dan arus kas dalam memprediksi laba dan arus
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan oleh peneliti lain yang
dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang
berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Antara lain pernah dilakukan
oleh :
a) Parawiyati dan Zaki Baridwan (1998), dengan jurnal penelitian berjudul
“Kemampuan Laba dan Arus Kas dalam Memprediksi Laba dan
Arus Kas Perusahaan Go Publik di Indonesia”.
1. Perumusan Masalah
a. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam
memprediksi laba dimasa mendatang ?
b. Apakah laba dan arus kas merupakan prediktor dalam
memprediksi arus kas di masa mendatang ?
c. Apakah laba memberikan kemampuan prediksi incremental
terhadap arus kas ?
2. Variabel penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terikat (Y)
Y1 = Laba
10
Y2 = Arus Kas
b. Variabel Bebas (X)
X1 = Laba
X2 = Arus Kas
3. Hipotesis
a. Diduga prediktor laba lebih baik dalam memprediksi laba dimasa
mendatang, dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam
memprediksi laba tersebut.
b. Diduga prediktor laba lebih baik dalam memprediksi arus kas di
masa mendatang, dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam
memprediksi arus kas tersebut.
c. Diduga laba memberikan kemampuan prediksi incremental
terhadap arus kas
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik analisis yang digunakan untuk mengolah data adalah regresi
linier. Uji hipotesis menggunakan uji t, koefisien regresi, korelasi
determinasi dan uji f dengan tingkat signifikansi 5%.
5. Kesimpulan
a. Hipotesis pertama, dalam menguji kemampuan prediktor laba
dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam memprediksi laba
satu tahun kedepan menunjukkan bahwa kedua prediktor tersebut
11
regresi ditunjukkan bahwa prediktor laba memberikan pengaruh
yang besar dibanding dengan prediktor arus kas.
b. Hipotesis kedua, dalam menguji kemampuan prediktor laba
dibandingkan dengan prediktor arus kas dalam memprediksi arus
kas satu tahun kedepan menunjukkan bahwa kedua prediktor
tersebut adalah signifikan sebagai alat pengubah, melalui nilai
koefisien resgresi yang lebih besar dibanding dengan prediktor
arus kas.
c. Hipotesis ketiga, pengujian kemampuan prediksi incremental
laba terhadap arus kas menunjukkan bahwa melalui nilai
koefisien korelasi diketahui prediktor laba bersih besar
korelasinya dibanding dengan prediktor arus kas dalam
memprediksi arus kas.
b) Parawiyati, Ambar Waro Hastuti dan Edi Subiyantoro (2000), dengan
jurnal penelitian yang berjudul “Penggunaan Informasi Keuangan
untuk Memprediksi Keuntungan Investasi Bagi Investor di Pasar Modal”.
1. Perumusan Masalah :
a) Apakah laba, piutang, persediaan, biaya administrasi dan
penjualan serta ratio laba kotor terhadap penjualan merupakan
prediktor laba dan arus kas di masa mendatang ?
b) Apakah laba beserta variabel bebas lain tersebut memberikan
12
2. Variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a) Variabel Terikat (Y)
Y1 = Laba
Y2 = Arus Kas
b) Variabel Bebas (X)
X1 = Laba
X2 = Piutang
X3 = Persediaan
X4 = Biaya Administrasi dan Penjualan
X5 = Ratio Laba Kotor Terhadap Penjualan
X6 = Arus Kas
3. Hipotesis
a) Diduga laba dan variabel informasi keuangan yang dapat
digunakan untuk memprediksi laba atau arus kas lebih dari satu
tahun.
b) Diduga laba dan variabel informasi keuangan yang lain lebih
memiliki kemampuan prediksi incremental terhadap arus kas.
4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis
Teknik yang digunakan untuk mengolah data adalah regresi multiple
dalam korelasi ganda. Uji hipotesis dengan menggunakan uji Fhitung
13
5. Kesimpulan
a) Hipotesis pertama untuk memprediksi perubahan laba dan arus
kas menunjukkan untuk memprediksi satu dan empat tahun
kedepan secara bersamaan variabel informasi keuangan adalah
signifikan sebagai prediktor dengan tingkat keyakinan 5%, 10%
dan 25%. Namun, untuk memprediksi perubahan laba dan arus
kas dua tahun kedepan hasil pengujian menunjukkan secara
bersama-sama variabel informasi keuangan juga signifikan.
b) Hipotesis ke-2, pengujian kemampuan prediksi incremental
variabel informasi keuangan dalam memprediksi arus kas,
menunjukkan untuk satu dan dua tahun kedepan secara
bersama-sama adalah signifikan dengan tingkat keyakinan 5%, 10% dan
25% sebagai prediktor atas arus kas.
2.2. Landasan Teori
2.2.1 Analisis Laporan Keuangan 2.2.1.1 Pengertian
Dalam membuat suatu keputusan rasional yang sesuai dengan
tujuan perusahaan, seorang manajer perusahaan haruslah mempunyai
alat-alat analisis tertentu. Bagi perusahaan sendiri, analisis terhadap keadaan
keuangannya akan membantu dalam perencanaan perusahaan. Setiap
rencana yang baik harus dihubungkan dengan kekuatan dan kelemahan
14
dipahami bila digunakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya kelemahan –
kelemahan yang ada harus pula diakui bila tindakan – tindakan koreksi
ingin dilakukan.
Analisis laporan keuangan sebenarnya mencari hubungan dari
berbagai proses untuk dapat menginterprestasikan kondisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan agar dapat digunakan sebagai alat untuk
pengambilan keputusan.
Awat Napa J (1998:379) mendefinisikan analisis laporan
keuangan sebagai berikut : “Analisis laporan keuangan merupakan suatu
penilaian terhadap kinerja perusahaan pada waktu yang lalu dan
prospeknya di masa mendatang”. Melalui analisis laporan keuangan
diharapkan kita dapat menemukan kekuatan dan kelemahan perusahaan
dengan menggunakan informasi yang terdapat dalam laporan keuangan.
Menurut Lukman Syamsudin (1995:37) “Analisis laporan
keuangan menilai keadaan perusahan di masa lalu, saat ini dan
kemungkinan di masa depan”. Dwi Prastowo (1995:30), mengatakan
analisis laporan keuangan adalah suatu proses keuangn dan hasil operasi
perusahaan pada masa sekarang dan masa lalu dengan tujuan utama untuk
menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin mengenai kondisi
dan kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.
Dari beberapa pendapat ditarik kesimpulan bahwa dengan
menganalisis laporan keuangan akan diperoleh jawaban mengenai masalah
15
kemajuan dan perkembangan perusahaan, dengan mendasarkan pada
posisi keuangan perusahaan yang ada dilaporan keuangan.
2.2.1.2 Tujuan dan Pentingnya Analisis Laporan Keuangan
Menurut Dwi Prastowo (1995:31) tujuan analisis laporan
keuangan sebagai berikut :
a. Sebagai alat screening awal dalam memilih alternatif investasi atau
merger.
b. Sebagai alat forecasting mengenai kondisi dan kinerja keuangan di
masa datang.
c. Sebagai proses diagnosis terhadap masalah-masalah manajemen
operasi dan masalah lainnya.
d. Sebagai alat evaluasi terhadap manajemen
Sedangkan Djahidin (1982:57) berpendapat bahwa tujuan
analisis laporan keuangan dan interprestasinya adalah untuk “Mengadakan
penilaian atas keadaan keuangan dan potensi atau kemajuan suatu
perusahaan dengan mempelajari angka-angka yang terdapat dalam laporan
keuangan dan mencari hubungan sebab akibat
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk
memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil
yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Data keuangan
tersebut akan lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila
16
lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang akan dapat mendukung
keputusan yang diambil (Munawir, 1998:31).
Dari uraian di atas maka dapat dicari suatu kesimpulan bahwa
laporan keuangan dapat membantu kinerja masa lalu dan prospeknya di
masa depan. Dan dari hasil analisis laporan keuangan maka dapat
digunakan untuk mendiagnosis tingkat keberhasilan atau kegagalan suatu
perusahaan. Hasil yang kurang baik memerlukan analisis lebih lanjut dan
perbaikan rencana yang akan datang.
2.2.1.3 Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan
Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk
menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti dan dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang
berkepentingan.
Ada 2 metode yang digunakan oleh setiap penganalisis laporan
keuangan, yaitu metode analisis horizontal dan metode analisis vertikal :
1. Analisis Horizontal
Adalah analisis dengan mengadalah perbandingan laporan
keuangan untuk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan
diketahui perkembangannya, metode horizontal ini disebut juga
17
2. Analisis Vertikal
Yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya
meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis
vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya pada periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya (Munawir, 1998:36).
Teknik analisis yang lazim digunakan dalam analisis laporan
keuanga adalah sebagai berikut :
a. Analisis perbandingan laporan keuangan
Adalah metode dan teknik analisis dengan cara
memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih.
b. Trend atau tendensi posisi
Adalah metode dan teknik analisis untuk mengetahui tendensi
dari pada keadaan keuangannya, apakah menunjukkan tendensi tetap,
naik atau bahkan turun.
c. Laporan dengan prosentasi perkomponen atau commonsize statement
Adalah metode analisis untuk mengetahui prosentasi investasi
pada masing-masing aktiva terhadap total aktivanya, juga untuk
mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang
18
d. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Adalah suatu analisis untuk mengetahui sumber-sumber dan
penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu.
e. Analisis sumber dan penggunaan kas (cash flow statement analysis)
Adalah suatu analisis untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya jumlah uang kas selama periode tertentu.
f. Analisis rasio
Adalah suatu periode analisis untuk mengetahui hubugan dari
pos-pos tertentu dalam neraca atas laporan laba rugi secara individu
atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
g. Analisis perubahan laba kotor (gross profit analisis)
Adalah suatu metode analisis untuk mengetahui sebab-sebab
perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang budgetkan untuk
periode tersebut.
h. Analisis Breakeven Point
Adalah suatu analisis untuk menentukan tingkat penjualan yang
harus dicapai oleh suatu perusahaan agar tidak menderita kerugian.
Tetapi juga belum memperoleh keuantungan. Dengan analisis ini juga
diketahui tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat
19
Untuk pembahasan pada penilaian ini penulis akan menggunakan
metode analisis horizontal, sebab dengan menggunakan metode ini
diharapkan perusahaan dapat mengetahui perkembangan perusahaan
selama beberapa tahun, sedangkan teknik analisis yang digunakan oleh
penulis salah satunya adalah teknik analisis rasio.
2.2.2 Laporan Keuangan 2.2.2.1 Pengertian
Akuntansi memberikan informasi kepada pihak lain yang
berkepentingan untuk mengetahui kinerja ekonomi dan kondisi
perusahaan.
Setelah transaksi dicatat dan diikhtisarkan, maka disiapkan laporan
bagi pemakai. Laporan yang menghasilkan informasi demikian disebut
laporan keuangan. Laporan keuangan yang utama bagi perusahaan
perorangan adalah laporan laporan laba rugi, laporan ekuitas pemilik,
neraca, dan laporan arus kas. (Niswonger, dkk, 1999: 18). Pemakai laporan
keuangan melputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan,
pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan,
pemerintah, serta lembaga – lembaganya, dan masyarakat. (SAK, 2004: 2).
Menurut ketentuan SAK (2004 : 4), tujuan laporan keuangan adalah
20
a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja,
serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat
bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
b. Laporan keuangan yang di susun untuk tujuan ini memenuhi
kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan
keuangan tidak menyadiakan semua informasi yang mungkin
dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena
secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di
masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non
keuangan..
c. Laporan keuangan juaga menunjukkan apa yang telah dilakukan
manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
Sedangkan menurut Baridwan (1997:17), laporan keuangan
merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu
ringkasan dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang
bersangkutan.
Sedangkan dalam pengantar Akuntansi Manajemen
dikemukakan bahwa : “Laporan (ikhtisar) keuangan adalah laporan
ringkasan dari transaksi-transaksi akuntansi. Laporan ini dapat berlaku
21
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses pembukuan
yang merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang
terjadi selama satu periode akuntansi dan dinyatakan dalam satuan uang.
2.2.2.2 Tujuan dan Laporan Keuangan
Manurut Baridwan (1997:19), tujuan laporan keuangan adalah
sebagai berikut : “Laporan keuangan dibuat oleh manajemen dengan
tujuan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugas yang di bebankan
kepadanya oleh para pemilik perusahaan. Disamping itu laporan keuangan
dapat juga digunakan untuk memenuhi tujuan lain yaitu sebagai laporan
kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
Tujuan umum laporan keuangan tersebut yaitu untuk :
a. Memberikan informasi mengenai sumber-sumber ekonomi dan
kewajiban serta modal perusahaan
b. Memberikan informasi mengenai perubahan dalam sumber-sumber
ekonomi netto (sumber dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang
timbul dari aktivitas-aktivitas usaha dalam rangka memperoleh laba.
c. Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai
laporan keuangan dalam mengestimasi potensi perusahaan dalam
22
d. Memberikan informasi lainnya mengenai perubahan dalam
sumber-sumber ekonomi dan kewajiban, seperti informasi mengenai aktivitas
pemebelanjaan dan penanaman
e. Menyediakan informasi lain yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan. (Baridwan,
1997:4)
Menurut Bambang Riyanto (1995:327), laporan finansial
memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu perusahaan, di
mana neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, utang dan model
sendiri pada suatu saat tertentu, dan laporan laba rugi mencerminkan
hasil-hasil yang dicapai selama satu periode tertentu biasanya meliputi periode
satu tahun.
2.2.2.3 Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat
informasi dalm laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Terdapat
empat karakteristik kualitatif pokok yaitu, dapat dipahami, relevan,
keandalan dan dapat diperbandingkan. (Baridwan, 1997:21)
a. Dapat di pahami
Karakteristik ini mengandung pengertian bahwa kualitas
penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah
23
b. Relevan
Informasi memiliki kualias relevan kalau dapat mempengaruhi
keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan. Relevansi informasi
dipengaruhi hakekat dan materialitasnya. Materialitasnya sendiri
tergantung pada besarnya pos atau kesalahan yang dinilai sesuai
dengan situasi khusus dari kelalaian dalam mencantumkan (onnision)
atau kesalahan dalam mencatat (misstatement). Karenanya,
materialitasnya lebih merupakan suatu ambang batas atau titik pemisah
dari suatu karakteristik kualitatif pokok yang harus dimiliki agar
informasi dipandang berguna.
c. Keandalan
Informasi memiliki kualitas andal (realible) jika bebas dari
pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat
diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful
representation) dari yang seharusnya di sajikan atau yang secara wajar
diharapkan dapat disajikan.
d. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan
perusahaan antar periode untuk mengedentifikasi kecenderungan
(trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat
24
mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan secara relatif.
2.2.2.4 Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Dalam Standar Akuntansi Indonesia (Ikatan Akuntansi
Indonesia, 2004:11) secara terpisah menjelaskan tentang sifat dan
keterbatasan laporan keuangan sebagai berikut :
a. Laporan keuangan bersifat sejarah, yang tidak lain merupakan
kejadian-kejadian yang telah lewat, maka terdapat keterbatasan dalam
kegunaannya.
b. Laporan keuangan bersifat umum bukan untuk memenuhi kebutuhan
tiap-tiap pemakai
c. Laporan keuangan itu sebagai hasil dari pemakaian stelsel timbulnya
hak dan kewajiban dalam akuntansi. Dalam proses penyusunannya
tidak lepas dari penaksiran-penaksiran dan
pertimbangan-pertimbangannya
d. Laporan keuangan bersifat konserfatif dalam menghadapi
ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak menguntungkan segera
diperhitungkan kerugiannya : harta, kekayaan bersih dan pendapatan
bersih yang selalu dihitung dalam nilainya yang paling rendah
e. Laporan keuangan lebih menekankan bagaimana keadaan sebenarnya
peristiwa-peristiwa dilihat dari sudut ekonomis dari pada berpegang
25
f. Laporan keuangan menggunakan istilah-istilah, dalam hubungan ini
sering kedapatan istilah-istilah yang umum di pakai dan diberikan
pengertian yang khusus, di lain pihak laporan keuangan mengikuti
perkembangan dunia usaha. (Munawir, 1998:10-11)
2.2.2.5 Unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi
dan peristiwa lain yang klasifikasikan dalam beberapa kelompok besar
menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan.
Unsur ini dapat diklasifikasikan menjadi unsur yang berkaitan secara
langsung dengan pengukuran posisi laporan keuangan dan unsur yang
berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja. (Prastowo, 1995:5)
a. Unsur posisi keuangan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi
keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas (yang disajikan pada
laporan keuangan yang disebut neraca)
b. Unsur kinerja perusahaan
Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja
perusahaan disajikan dalam laporan keuangan yang disebut laporan
rugi-laba. Penghasilan lebih (laba) sering kali digunakan sebagai
ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran lainnya, misalnya return
of investment atau earning pershare. Unsur yang langsung berkaitan
dengan pengukuran penghasilan bersih ini adalah penghasilan (income)
26
2.2.2.6 Jenis Laporan Keuangan
Menurut PSAK No. 1 (2004 : 1.3), laporan keuangan yang lengkap
terdiri dari komponen – komponen berikut ini :
a. Neraca
b. Laporan Laba Rugi
c. Laporan perubahan ekuitas
d. Laporan arus kas, dan
e. Catatan atas laporan keuangan
Penjelasan dari masing – masing komponen tersebut di atas adalah sebagai
berikut:
a. Neraca
Neraca melaporkan jumlah aktiva, kewajiban, dan ekuitas
pemilik. (Warren, 2005 : 27).
Neraca memberikan informasi mengenai sifat dan jumlah
investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor
perusahaan, dan ekuitas pemilik dalam sumberdaya bersih perusahaan.
Neraca dapat digunakan untuk menilai risiko perusahaan dan
arus kas masa depan. (Kieso, 2002 : 216).
b. Laporan Laba Rugi
Laporan Laba Rugi melaporkan pendapatan dan beban selama
periode waktu tertentu berdasarkan konsep penandingan atau
pengaitan. Laporan laba rugi juga melaporkan kelebihan pendapatan
27
Perhitungan laba rugi adalah laporan yang mengukur
keberhasilan operasi perusahaan untuk suatu periode waktu tertentu.
Masyarakat bisnis dan investasi mengguankan laporan ini untuk
menetukan prifitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit. (Kieso,
1995 : 177).
c. Laporan perubahan ekuitas
Menurut Warren (2005 : 25), laporan ekuitas pemilik
melaporkan perubahan ekuitas pemilik selama jangka waktu tertentu.
Laporan tersebut dipersiapkan setelah laporan laba rugi, karena laba
bersih atau rugi bersih periode berjalan harus dilaporakan dalam
laporan ini. Tiga jenis transakasi yang mempengaruhi ekuitas pemilik
adalah:
1. Investasi awal
2. Pendapatan dan beban
3. Penarikan oleh pemilik.
d. Laporan arus kas
Tujuan laporan arus kas adalah memberikan informasi yang
relevan megenai penerimaan dan pembayaran kas dari suatu
perusahaan selama satu periode. (Kieso, 1995 : 279).
Laporan arus kas terdiri dari tiga bagian: (1) Aktivitas operasi,
28
e. Catatan atas laporan keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara
sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus
kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat dalam catatan atas
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan:
1. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa
dan transaksi yang penting.
2. Inforamsi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi
Keungan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perusahaan ekuitas.
3. Informasi tambahan yang disajikan dalam laporan keuangan tetapi
diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar.
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau
rincian jumlah yang tertera dalam neraca, laporan laba rugi, laporan
arus kas, dan laporan perubahan ekuitas serta tambahan seperti
kewajiban kontinjensi dan komitmen. (SAK, 2004 : 118).
2.2.2.7 Bentuk Laporan Keuangan a. Neraca
Menurut Zaki Baridwan (1997:28-29), bahwa Neraca dapat disusun
29
1. Bentuk Rekening T
2. Bentuk Laporan
b. Laporan Laba - Rugi
Menurut Zaki Baridwan (1997:35-36), Laporan Laba – Rugi dapat
disusun dalam 2 bentuk sebagai berikut :
1. Multiple Step (bertahan)
Adalah bentuk Laporan Rugi Laba dimana dilakukan beberapa
pengelompokkan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
yang disusun dalam urutan-uratan tertentu.
2. Single Step
Adalah dimana dalam bentuk ini tidak dilakukan pengelompokkan
pendapatan dan biaya ke dalam kelompok-kelompok usaha dan
diluar usaha
c. Laporan Perubahan Modal d. Laporan Arus Kas
Untuk menyajikan laporan arus kas ini dapat digunakan 2 metode
(PSAK no.2:24), yaitu :
1. Metode Langsung
Dalam metode ini pelaporan arus kas dilakukan dengan cara
melaporkan kelompok-kelompok penerima kas dan pengeluaran
kas dari kegiatan operasi secara lengkap, tanpa melihat rugi laba
30
2. Metode Tidak Langsung
Dalam metode ini penyajian dimulai dari laba rugi bersih dan
selanjutnya disesuaikan dengan penambahan atau mengurangi
perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi kegiatan
operasional seperti : Penyusutan, naik turun pos aktiva lancar dan
utang lancar.
2.2.2.8 Pemakai Laporan Keuangan
Laporan keuangan mengandung informasi untuk berbagai
pihak pemakai laporan keuangan dan kebutuhan informasinya secara
terperinci dijelaskan sebagai berikut :
a. Investor, penanaman modal beresiko dan penasehat mereka
berkepentingan dengan resiko yang melekat serta hasil pengembangan
investasi yang mereka lakukan, juga informasi yang membantu
mereka untuk menentukan apakah harus membeli, menahan, atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada
informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar deviden.
b. Karyawan, karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka
tertarik pada investor mengenal stabilitas dan probabilitas perusahaan
serta investor yang memungkinkan mereka untuk menilai perusahaan
31
c. Pemberi pinjaman, mereka tertarik dengan investor keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman beserta
bunganya dibayar pada saat jatuh tempo
d. Pemasok dan kreditur usaha lainnya, mereka tertarik dengan investasi
yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang
hutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditur usaha
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih
pendek dapa memberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan
utama mereka tergantung pada kelangsungan hidup perusahaan
e. Pelanggan, mereka berkepentingan dengan investasi mengenai
kelangsungan hidup, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian
jangka panjang dengan, atau tergantung pada perusahaan
f. Pemerintah, pemerintah dan lembaga yang ada dibawah kekuasannya
berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu
kepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
investasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan
kebijaksanaan pajan dan sebagai dasar untuk menyusun statistik
pendapatan nasional dan pendapatan lainnya.
g. Masyarakat, perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dengan
berbagai cara. Misalnya, perusahaan dapat memberikan kontribusi
pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang
dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik.
32
investasi kecenderungan dan perkembangan terakhir kemakmuran
perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. (Ikatan Akuntansi Indonesia,
2004:2.)
2.2.3 LABA
2.2.3.1 Pengertian Laba
Salah satu dari komponen keuangan yang seringkali menjadi
perhatian pemegang saham dan calon investor adalah laporan laba rugi.
Laporan ini mengukur keberhasilan kegiatan usaha perusahaan selama satu
periode tertentu. Para pelaku bisnis menggunakan laporan ini untuk
menentukan profitabilitas, nilai investasi dan kemampuan membayar
hutang. Laporan laba rugi juga membantu pengguna laporan keuangan
memprediksi arus kas dimasa mendatang.
Menurut Zaki Baridwan (1997:31) laba adalah kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selam suatu periode kecuali
yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Contohnya adalah laba yang timbul dari penjualan aktiva tetap.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa laba adalah
selisih lebih pendapatan atas biaya-biaya yang dibebankan dan yang
33
Dari sudut pandang akuntansi yang dimaksud dengan laba ini
adalah perbedaan antar revenue yang direalisasikan yang timbul dari
transaksi pada periode tertentu dihadapkan pada biaya-biaya yang
dikeluarkan pada periode tertentu.
2.2.3.2 Karakteristik Laba
Dalam konsep laba akuntasi Belkouni (Anis dan Ghozali,
2001:302) menyebutkan bahwa laba akuntansi memiliki lima karakteristik
sebagai berikut :
1. Laba akuntansi didasarkan pada transaksi aktual terutama yang berasal
dari penjualan barang atau jasa.
2. Laba akuntansi didasarkan pada postulat periodisasi dan mengacu pada
kinerja perusahaan selama satu periode tertentu.
3. Laba akuntansi didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
4. Laba akuntansi memerlukan pengukuran tentang biaya (expense)
dalam bentuk cost historis.
5. Laba akuntansi menghendaki adanya penandiingan (matching) antara
pendapatan dengan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
34
Laba umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi perpajakan,
determinan pada kebijakan pembayaran dividen, pedoman investasi dan
pengambilan keputusan dan unsur prediksi :
a. Laba adalah dasar bagi perpajakan dan pembagian kembali kekayaan
dikalangan pribadi. Suatu jenis laba, yang dikenal sebagai laba kena
pajak, dihitung sesuai dengan aturan-aturan yang ditentukan oleh dinas
perpajakan pemerintah.
b. Laba dianggap sebagai pedoman bagi kebijakan diveiden dan
penahanan laba suatu perusahaan. Laba itu diakui sebagai suatu
indikator dan jumlah maksimum yang harus dibagikan sebagai dividen
dan ditahan untuk perluasan atau diinvestasikan kembali di dalam
perusahaan.
c. Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu investasi dan pedoman
pengambilan keputusan. Telah umum dihipotesiskan bahwa para
investor berusaha untuk memaksimalkan pengembalian atas modal
yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat resiko yang dapat
diterima.
d. Laba dipandang sebagai suatu perantara prediktif yang membantu
dalam peramalan laba mendatang dan peristiwa ekonomi yang akan
datang. Nyatanya, nilai laba dimasa lalu, yang didasarkan pada biaya
historis dan nilai terjalin, terbukti berguna dalam meramalkan nilai
mendatang dari kedua versi laba. Laba terdiri dari hasil operasional,
35
kerugian luar biasa, dimana jumlah keseluruhannya sama dengan laba
bersih.
e. Laba dianggap sebagai suatu ukuran efisiensi. Laba adalah suatu
ukuran kepengurusan manajemen atas sumber daya suatu kesatuan dan
ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan usaha suatu
perusahaan.
Kesimpulan, laba memegang peranan dalam berbagai bidang
tetapi kegunaannya dipengaruhi oleh sejumlah keterbatasan.
2.2.3.3 Tujuan Pelaporan Laba
Menurut Zaki Baridwan (1997:34), tujuan pelaporan laba adalah
untuk memberikan informasi kepada mereka yang menaruh minat terhadap
laporan keuangan tetapi kita harus memperinci tujuan-tujuan tertentu
sebelum kita bisa memperoleh pengertian tentang laba. Salah satu dari
tujuan dasar mengasumsi bahwa yang paling penting bagi semua pemakai
laporan adalah kebutuhan untuk membedakan invested capital dan income,
perbedaan antara stock dan flows sebagai dari proses deskriptifnya
akuntansi.
Tujuan yang lebih khusus meliputi pemakaian efisiensi
manajemen, pemakai angka-angka historical income untuk membantu
meramalkan masa depan perusahaan atau dividen diwaktu yang akan
datang dan pemakaian laba sebagai ukuran keberhasilan dan pedoman
36
2.2.3.4 Keunggulan Dan Kelemahan Laba
Adapun keunggulan laba menurut Belkoui (Anis dan Ghozali,
2001:303) :
1. Laba akuntansi teruji dalam sejarah dimana pemakai laporan keuangan
masih mempercayai bahwa laba akuntansi masih bermanfaat untuk
membantu pengambilan keputusan ekonomi.
2. Laba akuntansi diukur dan dilaporkan secara obyektif dapat diuji
kebenarannya karena didasarkan pada transaksi / fakta aktual, yang
didukung bukti objektif.
3. Atas dasar prinsip realisasi dalam mengikuti pendapatan, laba
akuntansi memenuhi kriteria konservatisme. Artinya, akuntansi tidak
mengakui perubahan nilai tetapi hanya mengakui untung yang
direalisasi.
4. Laba akuntansi dipandang bermanfaat untuk tujuan pengendalian
terutama pertanggungjawaban manajemen.
Kelemahan dari laba akuntansi adalah :
a. Laba akuntansi gagal mengakui kenaikan nilai aktiva yang belum
direalisasi dalam suatu periode karena prinsip cost hsitoris dan prinsip
realisasi.
b. Laba akuntansi yang didasarkan pada cost historis mempersulit
perbandingan laporan keuangan karena adanya perbedaan metode
37
c. Laba akuntansi yang didasarkan prinsip realisasi, cost historis, dan
konservatisme dapatt menghasilkan data yang menyesatkan dan tidak
relevan.
2.2.3.5 Prediksi Laba
Informasi posisi keuangan dan kinerja laba dimasa lalu sering
kali digunakan sebagai dasar untuk memprediksi posisi keuangan dan
kinerja masa depan dan hal-hal lain yang langsung menarik perhatian
pemakai. Seperti pembayaran dividen dan upah, pergerakan harga
sekuritas dan kemampuan perusahaan untuk memenuhi komitmennya
ketika jatuh tempo. Untuk memiliki nilai prediktif, informasi tidak perlu
harus dalam bentuk ramalan eksplisit. Namun demikian kemampuan
laporan keuangan untuk membuat prediksi dapat ditingkatkan dengan
menampilkan informasi tentang transaksi dan peristiwa masa lalu.
Misalnya, nilai prediktif laporan laba rugi dapat ditingkatkan kalau
pos-pos penghasilan atau beban yang tidak bisa, abnormal dan jarang terjadi
diungkapkan secara terpisah. (IAI, 2004:5)
2.2.4 Arus Kas
2.2.4.1 Pengertian Arus Kas
Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para
pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan kas dan setara kas dan menilai kebutuhan
38
Menurut PSAK (2004:2.2) arus kas adalah arus kas masuk dan
arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa arus kas adalah
daftar yang memuat angka-angka atau nilai arus kas masuk dan arus keluar
kas atau kas dari kegiatan operasional perusahaan yang diterbitkan setiap
tahun.
Informasi yang disediakan dalam daftar arus kas, bila dipakai
dengan pengungkapan dan informasi yang berkaitan dengan laporan
keuangan yang lain, harus dapat membantu para penanaman modal,
kreditur dan pihak lainnya untuk: (Keiso, 1995: 123)
a. Menetapkan kemampuan badan usaha dalam menghasilkan arus kas
bersih yang positif di masa yang akan datang.
b. Menentukan kemampuan badan usaha dalam memenuhi kewajibannya,
membayar dividen dan kebutuhan pembelanjaan ekstern.
c. Menetapkan alasan perbedaan antara laba bersih dan
penerimaan/pembayaran kas yang berkaitan.
d. Menentukan pengaruh terhadap posisi keuangan badan usaha, baik
transaksi kasnya maupun investasi non kas dan transaksi pembelanjaan
39
2.2.4.2 Tujuan Arus Kas
Laporan atas kas disusun dengan tujuan memberikan informasi
historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan
dengan mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi,
investasi, dan pendanaan selama periode akuntansi tertentu. Dengan
demikian tujuan utama laporan arus kas adalah untuk memberikan kepada
para pengguna informasi tentang posisi kas perusahaan berubah selama
periode akuntansi. Selain itu laporan ini juga menunjukkan efek aktivitas
dan pendanaan. (Prastowo, 1995: 118).
Menurut Tuanakotta (1982: 221) salah satu tujuan utama dari
pelaporan arus kas adalah memberikan informasi yang akan:
1. Membantu investor atau kreditur meramalkan jumlah kas yang
mungkin mereka terima dalam bentuk dividen, bunga dan pembayaran
kembali utang pokok;
2. Membantu mereka yang mengevaluasi resiko yang mungkin terjadi.
Evaluasi mengenai arus kas di kemudian hari dan resiko yang dihadapi
oleh investor dan kreditur sangatlah relevan dan kedua hal ini
merupakan informasi dasar bagi penentuan present value.
2.2.4.3 Kegunaan Arus Kas
Menurut Sofyan (1998: 257) arus kas mempunyai beberapa
kegunaan dan dengan melakukan analisis arus kas, kita dapat mengetahui:
1. Kemampuan perusahaan untuk merencanakan dan mengontrol arus kas
40
2. Kemungkinan keadaan arus kas masuk dan keluar, arus kas bersih
perusahaan, termasuk membayar dividen di masa yang akan datang.
3. Informasi bagi investor, kreditor, memproyeksikan return dari sumber
kekayaan perusahaan.
4. Kemampuan perusahaan untuk memasukkan kas ke perusahaan di
masa yang akan datang.
5. Alasan perbedaan antara laba bersih dibandingkan dengan penerimaan
dan pengeluaran kas.
6. Pengaruh investor baik kas maupun bukan kas dan transaksi lainnya
terhadap posisi keuangan perusahaan selama satu periode tertentu.
2.2.4.4 Klasifikasi Arus Kas
Selain itu sebagaimana ditentukan oleh IAI dan PSAK No. 2
(2.4) bahwa "Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut 3 aktivitas, yaitu:
a. Aktivitas Operasi
Yaitu arus kas yang berasal dari aktivitas penghasil utama pendanaan
perusahaan atau transaksi yang masuk ke dalam atau keluar dari dalam
penentuan laba bersih.
b. Aktivitas Investasi
Yaitu mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan
dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan
dan arus kas masa depan dan pada umumnya melibatkan aktiva jangka
41
c. Aktivitas Pendanaan
Yaitu melibatkan pos-pos kewajiban dan ekuitas pemilik meliputi
mendapat/mengembalikan kepada kreditur dan sebagainya.
Dari ketiga kelompok arus kas di atas, arus kas dari kegiatan
operasi merupakan komponen terpenting dalam menilai kinerja badan
usaha saat ini dan dimasa mendatang.
2.2.4.5 Prediksi Arus Kas
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Informasi mengenai unsur tertentu arus kas historis bersama dengan
informasi lain berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
(SAK, 2004: 2.3).
Menurut Tuanakotta (1982: 233), dalam membuat prediksi
tentang arus kas di kemudian hari, langkah pertama yang penting adalah
mengklasifikasikan informasi arus kas historis sesuai dengan ciri-cirinya.
Kesukaran yang timbul dalam penggunaan informasi arus kas
adalah adanya transaksi-transaksi penting yang dilakukan tanpa melalui
kas. Contoh, aktiva tetap diperoleh dengan hutang jangka panjang atau
pengeluaran saham dalam hal-hal seperti ini perlu adanya informasi
42
berbeda dari arus kas di masa yang lalu. Informasi tambahan juga
diperlukan sehubungan dengan adanya kontrak-kontrak atau
perikatan-perikatan baru yang membawa akibat terhadap arus kas seperti: lease
jangka panjang, commitment untuk dana pensiunan, dan lain-lain.
Menurut Husnan (1996: 137), masalah dalam penaksiran arus kas
bukan hanya menyangkut akuntansi taksiran, tetapi juga perlu dipahami
arus kas yang relevan perdefinisi, karena taksiran menyangkut masa yang
akan datang. Maka akan selalu terbuka peluang untuk melakukan
kesalahan. Kesalahan mungkin tidak disengaja dilakukan tetapi mungkin
juga disengaja dilakukan. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Taksiran arus kas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang
dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah kas masuk bersih setelah
pajak.
2. Taksiran arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana
peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan
penjualan produk lama (kanibalisme), lebih-lebih kalau produk
tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama.
3. Taksiran arus kas yang timbul karena keputusan investasi.
4. Jangan masukkan sunk cost (biaya yang telah terjadi sehingga tidak
43
Seringkali kita menaksir arus kas dipergunakan taksiran laba rugi
sesuai dengan prinsip akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi
taksiran atas dasar arus kas.
2.2.5. Pengaruh Antara Variabel Laba (X1) dan Arus Kas (X2) Terhadap Variabel Prediksi Laba (Y1)
Kinerja suatu perusahaan merupakan hasil dari serangkaian
proses dengan pengorbanan berbagai sumber daya. Adapun salah satu
parameter kinerja tersebut adalah laba. Pentingnya informasi laba secara
tegas telah disebutkan dalam (SFAC) No. 1, bahwa selain untuk menilai
kinerja manajemen, juga membantu mengestimasi kemampuan laba yang
representatif, serta untuk menaksir resiko dalam investasi atau kredit.
Menurut Zaki Baridwan (1997:31) laba adalah kenaikan modal
(aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang
jarang terjadi dari suatu badan usaha dan dari semua transaksi atau
kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selam suatu periode kecuali
yang timbul dari pendapatan (revenue) atau investasi oleh pemilik.
Dalam penelitian ini pengaruh antara variabel laba (X1) dan arus
kas (X2) terhadap variabel prediksi laba (Y1) ditunjukkan dengan hasil
penelitian Ball dan Watts dalam Baridwan (1998:4) melalui dua pengujian
statistik yang dilakukan, dan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa laba
memiliki potensi sebagai alat prediktor. Artinya seri waktu laba periode
yang terdahulu memiliki kecenderungan mengalami perubahan terhadap
44
2.2.6. Pengaruh Antara Variabel Laba (X1) dan Arus Kas (X2) Terhadap Variabel Prediksi Arus Kas (Y2)
Dalam proses pengambilan keputusan ekonomi, para pemakai
perlu melakukan evaluasi terhadap kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan kas dan setara kas serta kepastian perolehannya.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar dividen dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar.
Menurut PSAK (2004:2.2) arus kas adalah arus kas masuk dan
arus kas keluar atau setara kas. Setara kas adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan yang dengan cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan.
Pengaruh antara variabel laba (X1) dan arus kas (X2) terhadap
variabel prediksi arus kas (Y2) ditunjukkan dengan hasil penelitian
Catherine A. Finger dalam Baridwan (1998:6) bahwa arus kas adalah
prediktor yang lebih baik atas arus kas dalam periode prediksi jangka
pendek (1-2 tahun) dibandingkan prediktor laba atas arus kas. Laba itu
45
signifikan dari arus kas untuk sebagian besar perusahaan. Hasil penelitian
juga menunjukkan bahwa laba membantu memprediksi laba dan arus kas.
2.3. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian terdahulu yang telah
dijelaskan di atas, sehingga dapat diambil premis-premis yang kemudian
dari premis tersebut dapat dijadikan dasar dalam mengemukakan hipotesis,
maka premis-premis tersebut adalah sebagai berikut :
Premis 1:
Proses menghasilkan laba akuntansi menunjukkan proses menghasilkan arus
kas, sehingga hubungan tersebut memiliki pengaruh terhadap perubahan
harga sama dihubungkan dengan laba yang diharapkan.
Sumber: Parawiyati, Ambar Woro dan Edi S. (2000).
Premis 2:
Arus kas adalah predictor yang lebih baik atas arus kas dalam periode
prediksi jangka pendek (1- 2 tahun) dibanding predictor laba atau arus kas.
Sumber: Parawiyati dan Baridwan (1998)
Premis 3:
Laba merupakan alat predictor yang paling baik untuk memprediksi laba dan
arus kas satu tahun ke depan.