TINJAUAN PUSTAKA
B. Teori Asuhan Kebidanan menurut Varney 1. Pengertian
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam memecahkan klien. Penulis menerapkan manajemen kebidanan yang telah dikembangkan oleh Varney yang terdiri dari : pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi (Varney, 2007).
2. Menurut Varney (2007), manajemen kebidanan 7 langkah varney : a. Langkah 1 : Pengkajian Data
Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.
Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.
1) Anamnesa/ data subyektif
Data subyektif adalah data atau informasi yang diperoleh dari hasil wawancara langsung (anamnesa) kepada pasien atau klien atau bisa juga dari keluarga (Walyani dan Purwoastuti, 2015) a) Biodata
(1) Nama
Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam pemberian penanganan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(2) Umur
Dicatat dalam tahun untuk mengetahui kurun waktu reproduksi sehat dan observasi kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus ibu hamil dengan pre eklamsia ringan terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita di atas 40 tahun
(3) Agama
Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Suku bangsa
Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari-hari yang berhubungan dengan masalah persalinan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Pendidikan
Berpengaruh dalam tindakan kebidanan misalnya untuk memberikan konseling yang harus sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi agar nasehat kita tentang pemenuhan gizi sesuai (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(7) Alamat
Untuk mengetahui tinggal dimana dan mempermudah pemantauan atau jika diperlukan kunjungan rumah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
b) Keluhan utama
Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilan (Alimul, 2006).
Pada kasus ibu hamil dengan Pre Eklampsi ringan keluhannya meliputi ibu mengeluh pusing, bengkak di
mata, wajah dan kaki .Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
c) Riwayat menstruasi
Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien, data yang diperoleh yaitu menarche, siklus, banyaknya darah, sifat darah, teratur/tidak dan keluhan (Romauli, 2011).
Pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia ringan riwayat menstruasi untuk mengetahui HPL (Hari Perkiraan Lahir) ibu (Ambarwati & Wulandari, 2008).
d) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, umur berapa menikah dengan suami, berapa lama sudah menikah dan apakah sudah memiliki anak belum (Wiknjosastro, 2008).
Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, meliputi :
(1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan.
(2) Persalinan : Spontan / buatan , ditolong oleh siapa
(3) Nifas : Keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasi- nya
(4) Anak : Jenis kelamin, berat badan, panjang badan.
(5) Keadaan anak sekarang : Hidup/ tidak, sehat/ tidak.
e) Riwayat hamil sekarang
Tanggal hari pertama haid terakhir/ hari perkiraan lahir, gerakan janin, obat yang dikonsumsi, keluhan selama hamil, ANC/ periksa ke tenaga kesehatan, penyuluhan yang pernah di dapat, Imunisasi TT, kekhawatiran khusus (Wiknjosastro, 2008).
f) Riwayat keluarga berencana
Untuk mengetahui klien pernah menggunakan KB/ tidak, jika sudah berapa lama memakainya dan berhenti menggunakan KB kenapa dan apakah ada keluhan atau tidak selama memakai (Nursalam, 2009).
Riwayat penyakit menurut Varney (2007), meliputi : (1) Riwayat kesehatan sekarang
Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang berasa memperberat keadaan klien seperti batuk, pilek, demam.
(2) Riwayat penyakit sistemik
Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM, epilepsi hipertensi sebelum hamil dan penyakit lainnya.
(3) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, dan Diabetes Melitus maupun riwayat Pre Eklamsi Ringan dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/ AIDS.
(4) Riwayat keturunan kembar
Untuk mengetahui apakah dalam keluarga nya dan keluarga suami ada yang memiliki keturunan kembar.
(5) Riwayat operasi
Untuk mengetahui apakah klien sudah pernah mengalami operasi apapun.
g) Pola kebiasaan sehari – hari (1) Pola Nutrisi
Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikonsumsi dan porsi makan dalam sehari. Pada ibu hamil dengan Pre Eklampsia ringan makanan diet biasanya (tinggi protein, tinggi karbohidrat) dan rendah garam (Alimul, 2006).
(2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,
konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Anggraini, 2010).
(3) Pola Aktifitas
Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlau berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil, mak a kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai pasien sehat dan pulih kembali (Sulistyawati, 2009).
(4) Pola Istirahat
Dikaji untuk mengetahui kebiasaan istirahat klien siang berapa jam dan malam berapa jam (Varney, 2007).
(5) Pola Seksualitas
Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien melakukan hubungan seksualitas dengan suami dalam seminggu dan ada keluhan atau tidak (Wiknjosastro, 2008).
(6) Personal Hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia (Ambarwati dan Wulandari, 2009)
(7) Pola Psikososial Budaya
Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan laki-laki atau perempuan, dukungan keluarga tentang kehamilan ini, keluarga yang tinggal serumah, pantang makanan atau tidak, kebiasaan adat istiadat tentang kehamilan ini (Alimul, 2006).
(8) Pemakaian obat-obatan/ perokok
Dikaji untuk mengetahui pemakaian obat-obatan selain dari bidan atau tidak, klien merokok atau tidak, suami merokok atau tidak (Alimul, 2006).
2) Pemeriksaan Fisik/ Data Obyektif
Data Obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan dan data penunjang (Hidayat, 2008)
1) Status Generalis 1) Keadaan umum
Untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang, buruk (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan Pre eklampsi ringan didapat-kan keadaan umum ibu baik. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
2) Kesadaran
Untuk mengetahui tingkatan kesadaran klien yang terdiri dari kesadaran composmentis, kesadaran apatis, kesadaran delirium, kesadaran somlonen (Rizky, 2010). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan didapatkan kesadaran composmentis. Menurut (Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
3) Pemeriksaan Fisik :
Tanda – tanda vital meliputi : a) Tekanan darah
Untuk mengetahui tekanan darah klien, normal 120/ 80 mmHg (Varney, 2007). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg Menurut (Manuaba, 2007 dan Varney, 2007).
b) Suhu
Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh/
tidak, normalnya suhu tubuh 36,5◦C – 37,2◦C. Bila suhu tubuh lebih dari 37,2◦C disebut demam atau febris (Astuti, 2012).
c) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi klien dengan menghitung dalam 1 menit normal 60-100X/
menit ( Astuti, 2012).
d) Respirasi
Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi pada arteri. Frekuensi nadi normal 60-100 kali per menit (Astuti, 2012)
e) Berat Badan
Penimbangan berat badan sebelum hamil dan selama hamil. Untuk mengetahui adanya kenakan berat badan selama hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5/ minggu. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
f) Tinggi Badan
Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm/tidak, termasuk resiko tinggi/ tidak (Manuaba, 2008).
g) LILA
Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien normal/ tidak, normalnya 23,5 cm, termasuk resiko tinggi/ tidak (Alimul, 2006).
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala
(1) Rambut
Untuk mengetahui rambut klien bersih/
tidak, ada ketombe/tidak, rontok/tidak (Manuaba, 2009).
(2) Muka
Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, pucat atau tidak. Pada kasus ibu hamil Pre eklampsia ringan didapatkan oedema pada muka. Menurut (Sarwon, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
(3) Mata
Untuk mengetahui oedema/tidak, conjungtiva berwarna apa, sklera berwarna apa (Manuaba, 2008).
(4) Hidung
Untuk mengetahui Simetris/ tidak, bersih/
tidak, ada polip/ tidak (Varney, 2007) (5) Telinga
Untuk mengetahuim simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, bersih/ tidak (Alimul, 2006).
(6) Mulut/ gusi/ gigi
Untuk mengetahui ada stomatitis/tidak, ada caries/tidak, berdarah/ tidak (Wiknjosastro, 2008).
b) Leher Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok, tumor/ tidak, kelenjar limfe/ tidak (Alimul, 2008).
c) Dada dan Axilla menurut (Astuti, 2012) (1) Pembesaran : Ada pembesaran/ tidak (2) Tumor : Ada benjolan tumor/ tidak (3) Simetris : Simetris/ tidak
(4) Areola : Hyperpigmentasi/ tidak (5) Puting susu : Menonjol/ tidak
(6) Kolostrum : Sudah keluar/ belum
(7) Axilla : Adakah benjolan/ tidak, nyeri tekan/ tidak (Astuti, 2012).
d) Ekstremitas (1) Atas/ tangan
Apakah ada oedema/ tidak, jari lengkap/
tidak, ada kelainan/ tidak. Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan oedema pada tangan. Menurut
(Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
(2) Bawah/ kaki
Apakah ada varices/ tidak,
oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, ada kelainan/ tidak. Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan di dapatkan oedema pada kaki. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a) Abdomen
(1) Inspeksi
Adakah pembesaran perut, bentuk perut, linea alba/ nigra, strie albican/ livide, ada kelainan/ tidak, ada pergerakan janin/
tidak (Astuti, 2012).
(2) Palpasi
Menurut (Varney, 2007) (a) Pergerakan janin
Adakah gerakan janin saat pemeriksaan, lamanya berapa detik.
(b) Leopold I
Untuk mengetahui bagian fundus terdapat bagian bokong janin/ tidak.
(c) Leopold II
Untuk mengetahui bagian kanan klien terdapat bagian janin apa dan bagian kiri klien terdapat bagian janin apa.
(d) Leopold III
Untuk mengetahui bagian bawah teraba kepala janin/ tidak.
(e) Leopold IV
Untuk mengetahui kepala sudah masuk panggul/ belum.
(f) McDonald
Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan metline.
(g) TBJ
Untuk mengetahui tafsiran berat janin dengan menggu-nakan rumus: bila sudah masuk panggul (TFU – 11) x 155, bila belum masuk panggul (TFU – 12) x 155.
(3) Auskultasi
Untuk mengetahui denyut jantung janin, teratur/ tidak (Varney, 2007).
b) Pemeriksaan panggul
Menurut Astuti (2012), pemeriksaan panggul meliputi:
(1) Distantia spinarum
Untuk memeriksa jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.
(2) Distantia kristarum
Untuk memeriksa jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri, ukuran normal 26-29 cm.
(3) Konjugata eksterna
Untuk memeriksa antara tepi atas simfisis prosesus spinosus lumbal V, ukuran normal 18-20 cm.
(4) Lingkar panggul
Untuk memeriksa dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi kebelakang melalui pertengahan SIAS dan trochanter mayor kanan, ke ruas lumal V dan kembali ke simfisis melalui
pertengahan SIAS dan trochanter mayor kiri dan berakhir di tepi atas simfisis, ukuran normal 80-90 cm.
c) Menurut Varney (2007), anogenital adalah : 1) Vulva Vagina
Untuk mengetahui adalah varises/nyeri/tidak, ada benjolan bartholini/tidak, ada pengeluaran pervaginam/tidak
2) Perinium
Untuk mengetahui adakah bekas luka/ tidak.
3) Anus
Untuk mengetahui adakah haemorhoid/ tidak.
d) Pemeriksaan penunjang
Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain (Varney, 2007). Pemeriksaan laboratorium, dilakukan untuk mengetahui protein urine adalah adanya dalam urine yaitu 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif (+). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan protein urine positif satu sampai positif dua (Wiknjosastro, 2008).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasikan diagnosa atau masalah. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasikan, seperti diagnosa kebidanan (Esty, 2011).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Essawibawa, 2011). Diagnosa kebidanan pada Ibu hamil dengan pre eklampsia ringan
Ny...G...P...A...umur...tahun, umur kehamilan...minggu, tunggal/kembar, hidup/mati, intra/uterin, letak
memanjang/melintang, presentasi kepala/presentasi bokong, punggung kanan/ punggung kiri dengan pre eklampsia ringan.
Data Dasar :
a) Data Subyektif
Adalah data yang diperoleh dari keterangan klien atau keluarga (Varney, 2007). Data Subyektif pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan: Ibu mengatakan kepalanya sedikit pusing, Ibu
mengatakan ini kehamilanya yang pertama, kedua atau lebih, Ibu mengatakan sudah pernah keguguran atau belum pernah keguguran, Ibu mengatakan usia kehamilan berapa minggu, Ibu mengatakan haid terakhir tanggal... (Retna, 2008)
b) Data obyektif
(1) Keadaan Umum
Pemeriksaan keadaan umum meliputi status kesadaran, status gizi, tanda vital dan lain-lain.
Keadaan umum ibu hamil dengan pre klampsia ringan yaitu baik (Sulistyawati, 2011).
(2) Keadaan Umum
Kesadaran ibu hamil dengan pre eklampsia ringan yaitu composmentis (Sulistyawati, 2011).
(3) Pemeriksaan vital sign, tanda – tanda vital meliputi :
(a) Tekanan darah
Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg
sampai kurang 160 mmHg. Menurut (Manuaba, 2007; Varney, 2007).
(b) Suhu
Pada kasus ini Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan terdapatsuhu tubuh yang didapatkan 35,5◦C – 37,6◦C (Astuti, 2012).
(c) Nadi
Untuk mengetahui denyut nadi Ibu Hamil Normal/ Ibu H a m i l dengan Pre Eklampsia ringan menghitung 1 menit 60 – 100 X/ menit (Astuti, 2012).
(d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi Ibu Hamil Normal/ Ibu Hamil dengan Pre Eklampsia ringan pernafasan yang di hitung dalam 1 menit 16 – 20 X/ menit (Astuti, 2012).
(e) Pengukuran BB
Penimbangan berat badan sebelum hamil dan selama hamil, Untuk mengetahui adanya kenakan berat badan selama hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5/
minggu. (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).
(4) Edema dependen, bengkak di mata, wajah, dan kaki.
(5) Pemeriksaan Leopold I – IV : (a) Pergerakan janin
Adakah gerakan janin saat pemeriksaan, lamanya berapa detik (Varney, 2007).
(b) Leopold I
Untuk mengetahui bagian fundus terdapat bagian bokong janin/ tidak (Varney, 2007).
(c) Leopold II
Untuk mengetahui bagian kanan klien terdapat bagian janin apa dan bagian kiri klien ter- dapat bagian janin apa (Varney, 2007).
(d) Leopold III
Untuk mengetahui bagian bawah teraba kepala janin/ tidak (Varney, 2007).
(e) Leopold IV
Untuk mengetahui kepala sudah masuk panggul/
belum (Varney, 2007).
(f) McDonald
Mengukur tinggi fundus uteri (Varney, 2007).
(g) TBJ
Untuk mengetahui tafsiran (TFU – 11) x 155, bila belum masuk panggul (TFU – 12) x 155.
(6) Pemeriksaan DJJ
Untuk mengetahui denyut jantung janin, teratur/
tidak (Varney, 2007).
(7) Pemeriksaan penunjang
Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan protein urine positif satu sampai positif dua (Wiknjosastro, 2008).
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dimana terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan berdasarkan hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan yaitu cemas dengan keadaannya dan
kurang mendapat informasi tentang Pre eklampsia ringan (Manuaba, 2010).
3) Kebutuhan
Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masaahnya. Kebutuhan ibu hamil dengan pre eklampsia ringan adalah diet makanan, cukup istirahat, pengawasan antenatal dipercepat atau diperketat, sedative ringan, obat penunjuang dan dukungan moril (Manuaba, dkk 2012).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasikan (Esty, 2011). Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan Pre eklampsia ringan adalah pre eklampsia berat sampai eklampsia, kejang, pada janin akan mengalami Prematuritas, IUGR, gawat janin, IUFD (Lyndajuall, 2009; Manuaba, 2010).
d. Langkah IV : Tindakan Segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan tindakan, konsultasi, kolaborasi dengan dr.
SPOG, serta melakukan rujukan ke rumah sakit apabila terdapat penyimpangan yang abnormal (Esty, 2011). Pada kasus Ibu hamil dengan Pre eklampsi ringan dilakukan tindakan segera yaitu kolab dengan dr SPOG: pemantauan tekanan darah dan protein urine, memberikan terapi Phenobarbital 3 X 30 mg, diazepam 3 X 2 mg (Yeyeh dan Yulianti, 2010).
e. Langkah V : Rencana Tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang berkaitan tetapi juga mencakup semua yang berkaitan dengan aspek asuhan, langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap masalah atau antisipasi.
Rencana asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan Pre eklampsia ringan diantaranya. Menurut Nugroho (2012), pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan yaitu dengan :
a) Tidak mutlak harus tirah baring b) Diet regular : tidak perlu diet khusus c) Tidak perlu restriksi konsumsi garam
d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum
e) Kunjungan ke Rumah Sakit setiap minggu f. Langkah VI : Pelaksanaan
Melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan agar kebutuhan ibu hamil Pre eklampsi ringan terpenuhi secara optimal. Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dan dilakukan secara efisien dan aman (Esty, 2011). Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat menurut diantaranya.
Menurut Nugroho (2012), pada kasus ibu hamil dengan
pre eklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan yaitu dengan :
a) Tidak mutlak harus tirah baring b) Diet regular : tidak perlu diet khusus c) Tidak perlu restriksi konsumsi garam
d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum
e) Kunjungan ke Rumah Sakit setiap minggu g. Langkah VII : Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan keefektifan asuhan yang sudah diberikan kepada pasien (Sulistyawati, 2011). Menurut Saifuddin (2011), evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan antara lain :
1) Keadaan umum baik dan tanda-tanda vital normal.
2) Protein urine negatif (-) 3) Oedema berkurang