• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. E UMUR 22 TAHUN G 1 P 0 A 0 HAMIL 36 MINGGU DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN DI RS PANTI WALUYO SURAKARTA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. E UMUR 22 TAHUN G 1 P 0 A 0 HAMIL 36 MINGGU DENGAN PRE EKLAMSIA RINGAN DI RS PANTI WALUYO SURAKARTA"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEBIDANAN IBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. E UMUR 22 TAHUN G

1

P

0

A

0

HAMIL 36 MINGGU DENGAN

PRE EKLAMSIA RINGAN DI RS PANTI WALUYO SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Bernadheta Ayu Christiana NIM B 14055

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2017

i

(2)

ii

(3)

iii

(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Pada Ny. E Umur 22 Tahun G1P0A0 Hamil 36 Minggu dengan Pre Eklampsia Ringan Di RS Panti Waluyo Surakarta”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep. Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Siti Nurjanah, SST,M.Keb. Ketua Program Studi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Wahyu Dwi Agussafutri, SST,.MPH. Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. dr. Soebroto, M,Kes, selaku Direktur Rumah Sakit Panti Waluyo, yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan studi kasus.

5. Ny. E yang bersedia menjadi pasien dalam pengambilan studi kasus.

6. Seluruh dosen dan staff Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.

7. Keluarga tercinta yang telah memberikan doa dukungan dan semangat kepada penulis.

8. Teman-teman yang telah membantu secara langsung dan tidak langsung dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

9. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

iv

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, Penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.

Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juni 2017

Penulis

v

(6)

Prodi D3 Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2017

Bernadheta Ayu Christiana B14055

ASUHAN KEBIDANANIBU HAMIL PATOLOGI PADA Ny. E UMUR 22 TAHUN G1P0A0 HAMIL 36 MINGGU DENGAN

PRE EKLAMSIA RINGAN DI RS PANTI WALUYO SURAKARTA

xi + 97 halaman + 13 lampiran

INTISARI

Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia tergolong masih cukup tinggi yaitu mencapai 359 per 100.000 kelahiran hidup (Depkes RI,2012).

Pre Eklampsia Ringan adalah penyakit pada kehamilan yang umumnya terjadi pada trimester ketiga tetapi juga bisa terjadi sebelumnya dan paling sering terjadi pada primigravida yang muda. Di RS Panti Waluyo Surakarta dari bulan Oktober 2015- Oktober 2016 ada ibu hamil sebanyak 6853 orang, jumlah ibu hamil dengan Pre Eklamsia ringan 2156 orang (64,80%).

Tujuan : Melaksanakan Asuhan Kebidanan Trimester III pada ibu hamil dengan Pre Eklampsia ringan sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan menurut7 langkah Varney.

Metode Penelitian : Penyusunan Karya Tulis Ilmiah menggunakan metode observasi deskriptif dengan jenis studi kasus, dilakukukan di RS Panti Waluyo Surakarta subyek studi kasus adalah Ny.EUmur 22 Tahun G1P0A0 Hamil 36 Minggu dengan Pre Eklampsia Ringan dan dilaksanakan bulan Mei 2017 dengan menggunakan format asuhan kebidanan ibu hamil dengan 7 langkah Varney.

Hasil : Asuhan kebidanan pada ibu hamil di RS Panti Waluyo Surakarta dengan memberikan pendidikan kesehatan, dengan pemantauan tekanan darah, protein urine dan oedema. Sehingga tekanan darah dan protein urine menurun. Setelah dilakukan pelaksanaan asuhan kebidanan selama 4 minggu didapatkan hasil:

Tekanan darah 140/100 mmHg menjadi 120/80 mmHg, protein urine dari (+) menjadi (-).

Kesimpulan : Pada kasus ini ditemukan kesenjangan antara teori dan kenyataan kasus dilahan yaitu pada langkah Antisipasi Tindakan Segera, Perencanaan dan Pelaksanaan. Namun kasus dapat tertangani dengan baik dan tidak menyebabkan Diagnosa Potensial.

Kata Kunci : Kehamilan, Pre Eklamsia Ringan Kepustakaan :21 literatur (Tahun 2007-2017)

vi

(7)

MOTTO

1. Orang sukses bukanlah melakukan sesuatu yang berbeda, mereka melakukan hal yang sama namun dengan cara yang berbeda.

2. Kegagalan terbesar manusia bukanlah karena sering gagal, namun karena dia tidak pernah mencoba.

3. Bukan kebahagiaan yang membuat kita bersyukur, namun rasa syukurlah yang akan membuat kita bahagia.

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, KaryaTulis Ilmiah ini penulis persembahkan kepada : 1. Ibuku tercinta yang selalu menjadi penyemangat ku, yang tak pernah lelah

membesarkan ku dengan penuh kasih sayang. Terima kasih atas doa, perjuangan dan dukungan yang tiada henti untuk kesuksesan ku.

2. Shandy Christiawan kakak ku tersayang yang selalu member semangat, dukungan dan selalu mengisi hari-hari ku dengan canda tawa dan kasih sayangnya.

3. Afif Hartanto kekasih ku sekaligus motivator pribadi yang tiada henti selalu memberikan dukungan dan semangat. Terima kasih atas nasihat, saran, kasih sayang, perhatian dan kesabaran mu selama ini.

4. Ibu Wahyu Dwi Agussafutri, SST,MPH. Terima kasih telah membimbing dan meluangkan waktu untuk saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Teman-teman calon bidan angkatan 2014.

vii

(8)

CURICULUM VITAE

Nama : BernadhetaAyu Christiana

Tempat / TanggalLahir : Surakarta, 05 Januari 1997

Agama : Kristen

Alamat : Sugihwara RT 03/07, Wonorejo, Gondangrejo, Karanganyar

RiwayatPendidikan

1.SD N 01 Sekip Surakarta LULUS TAHUN 2008

2.SMP N 08 Surakarta LULUS TAHUN 2011

3.SMA Warga Surakarta LULUS TAHUN 2014

4.Prodi DIII KebidananSTIKesKusumaHusada Surakarta ANGKATAN 2014

viii

(9)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

INTISARI ... iv

MOTTO ... vii

PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Studi Kasus... 4

D. Manfaat Studi Kasus... 6

E. Keaslian Studi Kasus ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ... 10

1. Teori Hamil ... 10

2. Pre Eklampsia Ringan ... 15

B. Teori Manajemen Kebidanan ... 24

1. Pengkajian ... 24

2. Interpretasi Data ... 40

3. Diagnosa Potensial ... 45

4. Antisipasi / Tindakan Segera ... 45

5. Merencanakan Asuhan Menyeluruh ... 45

6. Melaksanakan Perencanaan ... 46

7. Evaluasi ... 47

ix

(10)

C. Landasan Hukum ... 48

D. Informed Consent ... 49

BAB III METODOLOGI STUDI KASUS A. Jenis Studi Kasus ... 50

B. Lokasi Studi Kasus ... 50

C. Subyek Studi Kasus ... 51

D. Waktu Pelaksanaan ... 51

E. Instrumen Studi Kasus ... 51

F. Teknik Pengumpulan Data ... 52

G. Alat – alat yang Digunakan ... 55

H. Jadwal Penelitian ... 57

BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus ... 58

B. Pembahasan ... 86

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 94

B. Saran ... 97

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

x

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 7. Surat Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Lampiran 9. Lembar Pemeriksaan

Lampiran 10. Susunan Acara Penyuluhan dan Leaflet

Lampiran 11. Buku KIA dan Hasil Pemeriksaan Laboratorium Lampiran 12. Dokumentasi Studi Kasus

Lampiran 13. Lembar Konsultasi

xi

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk melihat derajat kesehatan perempuan. Menurut World Health Organization (WHO,2014), diperkirakan kematian maternal terjadi lebih dari 500.000 kasus per tahun diseluruh dunia, yang terjadi akibat proses reproduksi. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia (Kemenkes, 2014)

AKI di Indonesia merupakan yang tertinggi di Asia Tenggara. Angka Kematian Ibu menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 adalah 359 per 100.000 kelahiran hidup, dimana angka ini masih jauh dari target yang ingin dicapai sesuai tujuan SDG’s pada tahun 2030 AKI turun menjadi 70 kematian / 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah pada tahun 2016 adalah 365 kasus per 100.000 kelahiran hidup dimana angka kematian ibu paling banyak terjadi di Kabupaten Brebes disusul Tegal, Grobogan, Banyumas, Semarang dan Pekalongan (Dinkes Jateng, 2016).

Menurut Dinkes Kota Surakarta (2014), diketahui bahwa Angka Kematian Ibu pada tahun 2014 yaitu 71,35%. Kematian ibu maternal terbanyak terjadi pada ibu nifas yaitu 6 kasus (85,71%). Penyebab kematian ibu yang terjadi pada tahun 2014 adalah 3 orang dengan penyebab

1

(13)

perdarahan, 1 orang dengan penyebab infeksi (ketuban pecah dini), dan 3 orang dengan penyebab eklamsia berat. Sedangkan untuk Angka Kematian Ibu di RS Panti Waluyo Surakarta pada tahun 2016 sebesar 0 %.

Penyebab kematian ibu sejak dahulu tidak banyak berubah, yaitu perdarahan, eklamsia, aborsi, partus macet, dan infeksi. Eklamsi merupakan penyebab nomor 2, yaitu sebanyak 13% kematian ibu. Sesungguhnya kematian ibu karena eklamsi dapat dicegah dengan pemantauan dan asuhan antenatal yang baik serta dengan teknologi sederhana (Prawiroharjo, 2010).

Perdarahan menduduki tingkatan pertama penyebab angka kematian ibu. Perdarahan yang tidak terkontrol menyumbang sekitar 20%-25%

kematian ibu sehingga merupakan resiko yang paling serius. Kehilangan darah dapat terjadi selama kehamilan, selama persalinan, atau setelah persalinan (post partum). Perdarahan post partum yang menyebabkan kehilangan darah lebih dari 500 mL pada partus normal dan 1000 mL pada ibu dengan post sectio caesarea, yang kedua yaitu Pre eklampsia dan eklampsia yaitu

mencapai 15%-20%. Eklampsia merupakan komplikasi berat dari kondisi yang mendahuluinya, yaitu pre eklampsia (Depkes RI, 2014).

Pre Eklamsia adalah gangguan multi sistem dengan etiologi kompleks yang khusus terjadi selama kehamilan. Pre eklamsia di definisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan protein uria yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu, dan merupakan gangguan multi sistem yang

(14)

disebabkan oleh gabungan kompleks antara abnormal genetik, factor imunologis, dan faktor plasenta (Judy dan Maureen, 2013).

Pre Eklamsia diawali dengan plasenta abnormal dan menyebabkan berbagai masalah lainnya yang berhubungan dengan sistem vaskuler. Pre eklamsia juga dapat berpotensi kejang yang disebut eklamsia dan bahaya terbesar adalah jika kemudian muncul sindrom HELLP (Hemolysis, Elevated Liver Enzemines and Low Platelet Count). Pre Eklamsia juga berdampak

pada janin, yaitu mengubah pertumbuhan janin yang mengakibatkan cacat janin yang lebih besar. Kesehatan janin serta berat badannya sangat terganggu, yang mengarah ke berbagai tingkat mordibitas janin dan menyebabkan kematian janin.

Pemeriksaan antenatal yang teratur dan teliti dapat menemukan tanda- tanda dini Pre Eklamsia khususnya Pre Eklamsia ringan. Walaupun timbulnya Pre Eklamsia tidak dapat dicegah sepenuhnya namun frekuensinya dapat dikurangi dengan pemberian penerangan secukupnya dan pelaksanaan pengawasan yang baik pada wanita hamil (Wiknjosastro, 2008).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan tanggal 29 November 2016 di RS Panti Waluyo Surakarta didapatkan data dari rekam medik selama bulan Oktober 2015 sampaiOktober 2016 terdapat ibu hamil yang ditangani sebanyak 6853 orang dengan ibu hamil normal sebanyak 3526 orang (51,45%) dan kasus ibu hamil patologis sebanyak 3327 orang (48,54%), yang terdiri dari Pre Eklamsia ringan 2156 orang (64,80%), anemia sebanyak 596 orang (17,91%), hipertensi 198 orang (5,95%), hyperemesis gravidarum 197

(15)

orang (5,92%), Pre Eklamsia berat 105 orang (3,15%), dan panggul sempit 75 orang (2,25%).

Berdasarkan uraian di atas, untuk mengurangi AKI maka salah satu caranya adalah dengan mengurangi kematian akibat pre-eklamsia. Hal ini dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan, khusunya bidan dengan penanganan yang intensif melalui asuhan kebidanan. Pre eklamsia ringan apabila tidak segera ditangani akan membahayakan bagi ibu dan janin. Maka dari itu inipenting untuk diteliti studi kasus dengan judul “Asuhan Kebidanan Ibu Hamil Patologi pada Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 umur kehamilan 36 minggu dengan Pre Eklamsia Ringan di RS Panti Waluyo Surakarta”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil perumusan masalah yaitu“Bagaimana Asuhan Kebidanan Hamil Patologi pada Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia Ringan di RS Panti Waluyo Surakarta dengan menggunakan pendekatan Manajemen Kebidanan 7 langkah Varney?”.

C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil patologi dengan Pre Eklampsia ringan sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam asuhan kebidanan menurut 7 langah Varney.

(16)

2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu :

1) Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

2) Menginterpretasikan data pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan pre eklampsia ringan yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah, kebutuhan ibu hamil patologi dengan Pre Eklamsia ringan.

3) Menentukan diagnosa masalah potensial pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

4) Mengidentifikasi tindakan segera pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

5) Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

6) Melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

7) Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada ibu hamil patologi Ny.

E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan.

(17)

b. Penulis mampu mengetahui kesenjangan teori dan praktek pada ibu hamil Ny.E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan termasuk faktor pendukung dan penghambat.

D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi Penulis

Dengan melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklampsia ringan, penulis ingin mengetahui bagaimana penatalaksanaan dan penanganan masalah asuhan kebidanan pada ibu hamil denganPre Eklampsia ringan.

2. Bagi Profesi

Dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi profesi Bidan Indonesia pada umumnya tentang cara pemberian asuhan kebidanan pada ibu hamil denganPre Eklampsia ringan sehingga dapat memberikan kontribusi dalam upaya menurunkan angka kematian ibu di Indonesia.

3. Bagi Institusi

a. Bagi Rumah Sakit

Untuk meningkatkan mutu pelayanan kebidanan secara profesional khususnya pada penanganan asuhan ibu hamil dengan Pre Eklampsia ringan.

b. Bagi Pendidikan

Dapat sebagai bahan referensi yang bermanfaatbagimata kuliah kehamilan patologis khususnya hamil dengan Pre Eklampsia ringan.

(18)

E. Keaslian Studi Kasus

Keaslian studi kasus penulisan kepustakaan ini didapatkan Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan Pre Eklamsi Ringan yang pernah dilakukan oleh :

1. Dewi Utami (2007), dengan judul : “Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny. S umur 25 Tahun G1P0A0hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia Ringan di BPS Ulin Dwi Asih Sragen “Asuhan yang diberikan yaitu memantau tekanan darah dan protein urine, menganjurkan ibu untuk istirahat, diet makanan tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Perbedaan laporan studi kasus ini terdapat pada subjek, umur dan tempat.

Sedangkan persamaan laporan studi kasus ini terdapat pada umur kehamilan, judul yaitu Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Pre Eklampsia Ringan, asuhan yang diberikan, dilakukan perawatan secara rawat jalan dan hasilnya yang dapat tertangani dengan baik dan tidak terjadi diagnosa potensial.

2. Rohanawati (2010), dengan judul: ’’Asuhan Kebidanan pada Ny. A Umur 35 Tahun G2P1A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan di RB PERMATA HATI Weru Sukoharjo’’. Asuhan yang diberikan adalah memantau tekanan darah, menganjurkan diet tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak.

Setelah dilakukan asuhan selama 14 hari memperoleh hasil dari tekanan darah 130/80 mmHg. Hasilnya pre eklampsia ringan dapat

(19)

tertangani dengan baik dan ibu tidak terjadi diagnose potensial.

Perbedaan laporan studi kasus ini terdapat pada subyek, waktu dan tempat, sedangkan persamaan dari laporan studi kasus ini terdapat pada umur kehamilan, judul, asuhan yang diberikan, dilakukan perawatan secara rawat jalan dan hasilnya yang dapat tertangani dengan baik dan terjadi diagnosa potensial.

3. Della Sari Retnaventi (2008), denganjudul : ’’Asuhan Kebidanan pada ibu hamil Ny. W Umur 22 Tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklampsia ringan di UPTD RSUD Surakarta’’. Hasil studi kasus : pada kasus ibu dengan Pre Eklampsi ringan dilakukan KIE, terapi obat : Valium 3X1, Kalk 3X500 mg, B12 1X1 10mg, Asuhan yang diberikan yaitu: menganjurkan kontrol, tekanan darah dari semula, diet tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan rendah lemak. Menganjurkan kunjungan ulang 1 minggu sekali, setelah dilakukan asuhan selama 14 hari memperoleh hasilnya: Tekanan darah 130/80 mmHg. Hasilnya pre eklampsia ringan dapat tertangani dengan baik dan ibu tidak terjadi diagnose potensial. Perbedaan laporan studi kasus ini terdapat padasubjek, tempat, terapi obat yang di berikan, waktu untuk melakukan asuhan dan hasil tekanan darah setelah dilakukan asuhan selama 14 hari.

Sedangkan persamaan laporan studi kasus ini terdapat pada umur ibu, umur kehamilan, dilakukan perawatan secara rawat jalan, asuhan yang diberikan, kunjungan ulang setiap 1 minggu sekali,

(20)

hasil akhir yang dapat tertangani dengan baik dan tidak menyebabkan diagnosa potensial.

(21)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Teori Medis 1. Kehamilan

a. Pengertian

Kahamilan didefinisikan sebagai fertilitas atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Bothamley dan Maureen, 2013). Pertumbuhan dan perkembangan janin intra uterin mulai sejak konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Prawiroharjo, 2012).

Kehamilan adalah suatu peristiwa yang terjadi saat terjadinya proses pembuahan sel telur oleh sperma kemudian berkembang menjadi janin. Proses kehamilan ini lamanya berkisar antara 37 hingga 42 minggu yang di hitung sejak hari pertama haid terakhir (Riksani, 2014).

Kehamilan adalah suatu proses yang dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lama hamil normal 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir (Varney, 2007).

Jadi dapat di simpulkan bahwa kehamilan adalah suatu peristiwa yang terjadi karena proses pembuahan sel telur oleh sel sperma dan berlangsung selama 40 minggu.

(22)

b. Klasifikasi Kehamilan

Menurut Manuaba (2009) Klasifikasi kehamilan antara lain : 1) Trimester I : Umur kehamilan 0 – 12 minggu

2) Trimester II : Umur kehamilan 13 – 28 minggu 3) Trimester III : Umur kehamilan 29 – 40 minggu

c. Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi Menurut Kusmiyati, dkk (2009)

1) Kehamilan Trimester Pertama ( 0 – 12 minggu).

Tahap embrio berlangsung dari hari ke-15 sampai sekitar 8 minggu setelah konsepsi. Tahap ini merupakan organogenesis yaitu masa yang paling kritis dalam perkembangan system organ dan penambilan utama janin. Daerah yang sedang berkembang.

Mengalami pembelahan sel yang cepat dan sangat rentan terhadap malformasi akibat teratogen. Penggunaan obat-obat perlu dibatasi dan berhati-hati untuk mencegah pengaruh yang tidak diinginkan terhadap buah kehamilan.

Dari gumpalan sel yang kecil. Embrio berkembang dengan pesat menjadi janin. Pada akhir 12 minggu pertama kehamilan jantungnya berdetak, usus-usus lengkap di dalam abdomen, genetalia eksterna mempunyai karakteristik laki-laki atau perempuan, anus sudah terbentuk dan muka seperti manusia janin dapat menelan, melakukan gerakan pernafasan, kencing, menggerakan anggota badan, mengedipkan mata dan

(23)

menggerutkan dahi. Mulut membuka dan menutup. Berat badan janin sekitar 15 – 30 gram dan panjang 5 – 9 mm.

2) Kehamilan Trimester Kedua ( 13 – 28 Minggu)

Pada akhir kehamilan 20 minggu berat janin sekitar 340 gram dan panjang sekitar 16 – 17 cm. Ibu dapat merasakan gerakan bayi, sudah terdapat meconium di dalam usus dan sudah terdapat verniks pada kulit.

Pada umur kehamilan 28 minggu berat bayi lebih sedikit dari satu kilogram dan panjangnya 23 cm, ia mempunyai periode tidur dan aktifitas merespon suara dan melakukan gerakan pernafasan.

3) Kehamilan Trimester Ketiga ( 29 – 42 minggu)

Pada usia kehamilan 32 minggu berat bayi 1,7 kg dan panjang 28 cm, kulit mengkerut dan testis sudah turun ke skrotum pada bayi laki-laki. Pada usia kehamilan 36 – 40 minggu, jika ibu mendapat gisi yang cukup kebanyakan berat bayi antara 3 sampai 3,5 kg dan panjang 35 cm.

d. Tanda dan Gejala Hamil

Menurut Sulistyawati (2009), tanda-tanda kehamilan dibagi menjadi 4 yaitu :

1) Tanda pasti kehamilan

a) Terdengar denyut jantung bayi (DJJ) b) Terasa gerakan janin

(24)

c) Pada pemeriksaan USG terlihat adanya kantong kehamilan dan gambar embrio

d) Pada pemeriksaan rontgen terlihat adanya rangka janin ( > 16 minggu)

2) Tanda tidak pasti kehamilan a) Rahim membesar

b) Tanda Hegar c) Tanda Chadwick

Yaitu warna kebiruan pada serviks, vagina dan vulva d) Tanda Piskacek

Yaitu pembesaran uterus ke salah satu arah sehingga menonjol jelas kearah pembesaran tersebut

e) Braxton Hicks bila uterus dirangsang (di stimulasi dengan raba) akan mudah berkontraksi.

f) Ballottement Positif

Jika dilakukan pemeriksaan palpasi di perut ibu dengan cara menggoyang-goyangkan di salah satu sisi, maka akan terasa

“pantulan” di sisi lain

g) Tes Urine kehamilan (Tes HCG) Positif

Tes urine dilaksanakan minimal satu minggu setelah terjadi pembuahan. Tujuan dari pemeriksaan ini adalah mengetahui kadar hormon gonadotropin dalam urine. Kadar yang melebihi

(25)

ambang normal, mengidentifikasi bahwa wanita mengalami hamil.

3) Dugaan hamil

a) Amenorrhoe / tidak mengalami menstruasi sesuai siklus (terlambat haid)

b) Nause (mual) , Anoreksia (kehilangan selera terhadap makanan), emesis (muntah-muntah)

c) Pusing

d) Miksing / sering buang air kecil e) Obstipasi

f) Hiperpigmentasi : strie, cloasma, linea nigra g) Varices

h) Payudara menegang i) BB bertambah 4) Diagnosis banding

a) Pseudosiesis (kehamilan palsu) b) Kistoma ovary

c) Mioma uteri

d) Retensi urine (bendungan kantong kemih) e) Menopause / Amenorrhoea sekunder e. Proses Terjadinya Kahamilan

(26)

1) Ovulasi

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem hormonal yang kompleks

2) Migrasi Spermatozoa dan Ovum

Migrasi spermatozoa adalah masuknya sepermatozoa ke dalam alat genetalia wanita kemudian ketuba fallopi dan bertemu dengan ovum

3) Konsepsi dan Pertumbuhan Zigot

Konsepsi adalah tertemuan inti ovum dengan spermatozoa 4) Nidasi (implantasi) pada uterus

Nidasi adalah proses penanaman blastula.

5) Pembentukan plasenta

Dengan terjadinya nidasi maka desidua terbagi menjadi desidua basalis yang berhadapan dengan koroin frondusun yang berkembang menjadi plasenta

f. Penyulit yang menyertai kehamilan

Adapun penyulit yang menyertai kehamilan menurut Manuaba (2010), yaitu emesis gravidarum, hiperemesis gravidarum, preeklamsi/

eklamsi, plasenta previa, solusio plasenta previa dan anemi.

1) Pre Eklamsia a) Pengertian

Pre eklamsia dan eklamsia, merupakan kesatuan penyakit, yakni yang langsung disebabkan oleh kehamilan,

(27)

walaupun belum jelas bagaimana hal itu terjadi. Pre eklamsia diikuti dengan timbulnya hipertensi disertai protein urin dan edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera setelah persalinan (Prawiroharjo, 2012).

Pre eklamsi adalah penyakit dengan tanda-tanda hipertensi, oedema, dan protein urin akibat kehamilan, terutama pada komplikasi primigravida terjadi setalah usia gestasi 20 sampai 40 minggu (Wiknjosastro, 2008).

Protein urin adalah adanya dalam urin yaitu 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif (+) (Wiknjosastro, 2008).

Odema adalah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembekakan kaki, jari tangan, muka (Wiknjosastro, 2008).

b) Etiologi

Penyebab Pre Eklamsia belum diketahui secara pasti, banyak teori yang coba dikemukakan para ahli untuk menerangkan penyebab, namun belum ada jawaban yang memuaskan. Teori yang sekarang dipakai adalah teori Iskhemik plasenta. Namun teori ini juga belum mampu menerangkan semua hal yang berhubungan dengan penyakit ini (Prawiroharjo, 2012).

(28)

c) Patofisiologi

Pada Pre Eklamsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ, termasuk ke utero plasenta fata unit (Mochtar, 2002).

Vasospasma merupakan dasar dari timbulnya proses Pre Eklamsi, konstriksi, vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. Vasospasma dapat diakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehingga dapat berakibat terjadinya intra uterin Growth Retardation (Mochtar, 2002).

d) Jenis-jenis Pre Eklamsia

Menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), pre eklamsia dibagi menjadi 2 yaitu :

(1) Pre Eklamsia Ringan

Pre eklamsia ringan adalah timbulnya hipertensi 140/90 mmHg atau lebih disertai protein uria dan atau edema setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah kehamilan

(2) Pre Eklamsia Berat

Pre eklamsia berat adalah suatu komplikasi kehamilan yang ditandai dengan timbulnya hipertensi 160/110

(29)

mmHg atau lebih disertai proteinuria dan atau edema pada kahamilan 20 minggu atau lebih, peningkatan kadar enzim hati atau ikterus, nyeri epigastrum, skotoma dan gangguan visus lain atau nyeri frontal yang berat perdarahan retina dan oedema pulmonum.

e) Tanda dan Gejala

Diagnosis Pre Eklamsia dilakukan pada setiap kali pemeriksaan prenatal dengan mengukur tekanan darah ibu dan menguji protein urine. Diagnosis pre eklamsia ringan ditegakkan berdasarkan atas timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan/atau edema setelah kehamilan 20 minggu (Prawiroharjo, 2012).

(1) Gejala Klinis pre eklamsia ringan menurut Rukiyah dan Yulianti (2010), meliputi :

(a) Kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu

(b) Proteinuria secara kuantitatif lebih 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau secara kualitatif positif 2 (+2)

(c) Edema pada pretibial, dinding abdomen, lumbosacral, wajah, atau tangan.

(d) Tanda dan gejala yang dirasakan oleh ibu meliputi sakit kepala, gangguan pengelihatan, nyeri

(30)

epigastrik, muntah, penurunan gerakan janin, ukuran janin kecil tidak sesuai usia kehamilan (Bothamley dan Boyle, 2013)

(2) Gejala Klinis pre eklamsia berat menurut Prawiroharjo (2012) meliputi :

(a) Tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 110 mmHg.

(b) Proteinuria lebih dari 5 gr/24 jam atau 4+ dalam pemeriksaan kualitatif

(c) Oliguria, yaitu produksi urin kurang dari 500 cc / 24 jam

(d) Kenaikan kadar kreatinin plasma (e) Nyeri Epigastrum

(f) Edema paru dan sianosis

(g) Pertumbuhan janin intrauterine yang lambat (h) Sindrom HELLP

Adalah suatu keadaan multi sistem, merupakan suatu bentuk pre eklamsia-eklamsia berat dimana ibu tersebut mengalami berbagai keluhan dan menujukkan adanya bukti laboratorium umum untuk sindrom hemolysis (H) sel darah merah, peningkatan enzim hati (EL) dan trombosit rendah (LP). Keluhannya seperti malaise, nyeri ulu hati, mual dan muntah, sampai gejala

(31)

menyerupai virus yang tidak spesifik (Bobak, dkk., 2005).

Kira-kira 90% pasien terdapat lelah, 65% dengan nyeri epigastrium, 30% dengan mual dan muntah, dan 31% dengan sakit kepala. Karena diagnosis awal pada sindrom ini sangat penting, setiap pasien dengan gejala lemah atau gejala yang mirip terjadi pada trimester ketiga, maka harus dievaluasi dengan pemeriksaan darah rutin dan test fungsi hati.

Insidens sindroma HELLP pada kehamilan berkisar antara 0,2-0,6%, 4-12% pada pre eklamsia berat, dan menyebabkan mortalitas maternal cukup tinggi (24%), serta mortalitas perinatal antara 7,7%-60%

f) Pencegahan

Pre Eklamsia dan eklamsia merupakan komplikasi kehamilan yang berkelanjutan dengan penyebab yang sama.

Pencegahan yang dimaksud ialah upaya untuk mencegah terjadinya Pre Eklamsia pada perempuan hamil yang berisiko terjadinya pre eklamsia (Prawiroharjo, 2012). Oleh karena itu pencegahan atau diagnosis dinidapat mengurangi angka kejadian dan menurunkan angka kesakitan dan kematian.

Untuk dapat menegakkan diagnosis dini diperlukan pengawasan kehamilan yang teratur dengan memperhatikan

(32)

kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah, dan pemeriksaan urin untuk menentukan proteinuria (Manuaba dkk, 2012). Untuk mencegah kejadian Pre Eklamsia ringan dapat dilakukan nasehat yang berkaitan dengan Pre Eklamsia Ringan menurut Manuaba, dkk (2012), diantaranya :

(1) Diet Makanan. Makanan tinggi protein rendah karbohidarat, cukup vitamin, rendah lemak. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna.

(2) Cukup istirahat. Istirahat yang cukup pada hamil semakin tua dalam arti bekerja seperlunya dan disesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak duduk atau berbaring kearah punggung janin sehingga aliran darah menuju plasenta tidak mengalami gangguan.

(3) Pengawasan antenatal. Bila terjadi perubahan peran dan gerak janin dalam Rahim segera datang ke tempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan perhatian :

(a) Uji Kemungkinan Pre Eklamsia :

(1) Pemeriksaan tekanan darah atau kenaikannya (2) Pemeriksaan tinggi fundus uteri

(3) Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema (4) Pemeriksaan protein dalam urine

(33)

(5) Kalau mungkin melakukan pemeriksaan fungsi ginjal, fungsi hati, gambaran darah umum dan pemeriksaan retina mata.

(b) Penilaian kondisi janin dalam Rahim (1) Pemeriksaan tinggi fundus uteri

(2) Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam Rahim, denyut jantung janin, pemantauan air ketuban

(3) Usulkan untuk melakukan pemeriksaan ultrasonografi.

g) Komplikasi

Menurut Nugroho (2012), komplikasi Pre Eklamsi ringan meliputi :

1) Kejang meningkatkan kemungkinan mortalitas maternal sepuluh kali lipat. Penyebab kematian maternal karena eklamsia adalah kolaps sirkulasi (henti jantung, edema pulmo dan syok), perdarahan dan gagal ginjal.

2) Kebutaan dapat terjadi karena lepasnya retina atau perdarahan intracranial.

3) Perdarahan post partum.

4) Luka karena kejang, berupa laserasi bibir atau lidah dan fraktur vertebra.

(34)

h) Penanganan

Menurut Nugroho (2012), penanganan pre eklamsia ringan dibagi menjadi 3 penanganan yaitu :

(1) Rawat Jalan

Pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan yaitu dengan :

a) Tidak mutlak harus tirah baring b) Diet regular : tidak perlu diet khusus c) Tidak perlu restriksi konsumsi garam

d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan setativum

e) Kunjungan ke Rumah Sakit setiap minggu (2) Rawat Inap (dirawat di rumah sakit)

Pada keadaan tertentu ibu hami dengan pre eklamsia ringan perlu dirawat di rumah sakit. Kriteria pre eklamsia ringan dirawat di rumah sakit, ialah :

a) Hipertensi dan protein urine yang menetap selama >

2 minggu

b) Adanya satu atau lebih gejala dan tanda-tanda pre eklamsia berat.

c) Hasil test laboratorium yang abnormal

(35)

(3) Perawatan Obstetrik dengan medikal

Pada kehamilan preterm (< 37 minggu), bila gejala tidak memburuk, kehamilan dapat dipertahankan sampai aterm. Sementara itu, pada kehamilan aterm (> 37 minggu), jika serviks matang pecahkan ketuban dan induksi persalinan dengan oksitosin. Jika serviks belum matang, lakukan pematangan dengan prostaglandin atau kateter foley atau /lakukan section secarea.

B. Teori Asuhan Kebidanan menurut Varney 1. Pengertian

Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan dalam memecahkan klien. Penulis menerapkan manajemen kebidanan yang telah dikembangkan oleh Varney yang terdiri dari : pengkajian data, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi (Varney, 2007).

2. Menurut Varney (2007), manajemen kebidanan 7 langkah varney : a. Langkah 1 : Pengkajian Data

Dalam langkah pertama ini bidan mencari dan menggali data maupun fakta baik yang berasal dari pasien, keluarga maupun anggota tim lainnya, ditambah dengan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh bidan sendiri.

(36)

Proses pengumpulan data dasar ini mencakup data subyektif dan obyektif.

1) Anamnesa/ data subyektif

Data subyektif adalah data atau informasi yang diperoleh dari hasil wawancara langsung (anamnesa) kepada pasien atau klien atau bisa juga dari keluarga (Walyani dan Purwoastuti, 2015) a) Biodata

(1) Nama

Nama jelas dan lengkap, bila perlu nama panggilan sehari-hari agar tidak keliru dalam pemberian penanganan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(2) Umur

Dicatat dalam tahun untuk mengetahui kurun waktu reproduksi sehat dan observasi kemungkinan terjadinya perdarahan postpartum (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus ibu hamil dengan pre eklamsia ringan terjadi pada kehamilan yang pertama kali, kehamilan di usia remaja dan kehamilan pada wanita di atas 40 tahun

(3) Agama

Untuk mengetahui keyakinan pasien tersebut untuk membimbing atau mengarahkan pasien dalam berdoa (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(37)

(4) Suku bangsa

Berpengaruh pada adat istiadat atau kebiasaan sehari- hari yang berhubungan dengan masalah persalinan (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(5) Pendidikan

Berpengaruh dalam tindakan kebidanan misalnya untuk memberikan konseling yang harus sesuai dengan pendidikannya (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(6) Pekerjaan

Untuk mengetahui dan mengukur tingkat sosial ekonomi agar nasehat kita tentang pemenuhan gizi sesuai (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

(7) Alamat

Untuk mengetahui tinggal dimana dan mempermudah pemantauan atau jika diperlukan kunjungan rumah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).

b) Keluhan utama

Untuk mengetahui keluhan yang dirasakan saat pemeriksaan serta berhubungan dengan kehamilan (Alimul, 2006).

Pada kasus ibu hamil dengan Pre Eklampsi ringan keluhannya meliputi ibu mengeluh pusing, bengkak di

(38)

mata, wajah dan kaki .Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

c) Riwayat menstruasi

Untuk mendapatkan gambaran tentang keadaan dasar dari organ reproduksi pasien, data yang diperoleh yaitu menarche, siklus, banyaknya darah, sifat darah, teratur/tidak dan keluhan (Romauli, 2011).

Pada kasus ibu hamil dengan pre eklampsia ringan riwayat menstruasi untuk mengetahui HPL (Hari Perkiraan Lahir) ibu (Ambarwati & Wulandari, 2008).

d) Riwayat perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, berapa kali menikah, umur berapa menikah dengan suami, berapa lama sudah menikah dan apakah sudah memiliki anak belum (Wiknjosastro, 2008).

Menurut Varney (2007), riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu, meliputi :

(1) Kehamilan : Untuk mengetahui berapa umur kehamilan.

(2) Persalinan : Spontan / buatan , ditolong oleh siapa

(3) Nifas : Keadaan klien baik/ tidak, bagaimana proses laktasi- nya

(39)

(4) Anak : Jenis kelamin, berat badan, panjang badan.

(5) Keadaan anak sekarang : Hidup/ tidak, sehat/ tidak.

e) Riwayat hamil sekarang

Tanggal hari pertama haid terakhir/ hari perkiraan lahir, gerakan janin, obat yang dikonsumsi, keluhan selama hamil, ANC/ periksa ke tenaga kesehatan, penyuluhan yang pernah di dapat, Imunisasi TT, kekhawatiran khusus (Wiknjosastro, 2008).

f) Riwayat keluarga berencana

Untuk mengetahui klien pernah menggunakan KB/ tidak, jika sudah berapa lama memakainya dan berhenti menggunakan KB kenapa dan apakah ada keluhan atau tidak selama memakai (Nursalam, 2009).

Riwayat penyakit menurut Varney (2007), meliputi : (1) Riwayat kesehatan sekarang

Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang berasa memperberat keadaan klien seperti batuk, pilek, demam.

(2) Riwayat penyakit sistemik

Untuk mengetahui apakah klien pernah menderita jantung, ginjal, asma/ TBC, hepatitis, DM, epilepsi hipertensi sebelum hamil dan penyakit lainnya.

(40)

(3) Riwayat penyakit keluarga

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, hipertensi, dan Diabetes Melitus maupun riwayat Pre Eklamsi Ringan dan penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV/ AIDS.

(4) Riwayat keturunan kembar

Untuk mengetahui apakah dalam keluarga nya dan keluarga suami ada yang memiliki keturunan kembar.

(5) Riwayat operasi

Untuk mengetahui apakah klien sudah pernah mengalami operasi apapun.

g) Pola kebiasaan sehari – hari (1) Pola Nutrisi

Dikaji untuk mengetahui makanan yang biasa dikonsumsi dan porsi makan dalam sehari. Pada ibu hamil dengan Pre Eklampsia ringan makanan diet biasanya (tinggi protein, tinggi karbohidrat) dan rendah garam (Alimul, 2006).

(2) Pola Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang air besar meliputi frekuensi, jumlah,

(41)

konsistensi dan bau serta kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna, jumlah (Anggraini, 2010).

(3) Pola Aktifitas

Untuk memberikan gambaran tentang seberapa berat aktivitas yang biasa dilakukan pasien di rumah. Jika kegiatan pasien terlau berat sampai dikhawatirkan dapat menimbulkan penyulit masa hamil, mak a kita dapat memberikan peringatan sedini mungkin kepada pasien untuk membatasi dahulu kegiatannya sampai pasien sehat dan pulih kembali (Sulistyawati, 2009).

(4) Pola Istirahat

Dikaji untuk mengetahui kebiasaan istirahat klien siang berapa jam dan malam berapa jam (Varney, 2007).

(5) Pola Seksualitas

Dikaji untuk mengetahui berapa kali klien melakukan hubungan seksualitas dengan suami dalam seminggu dan ada keluhan atau tidak (Wiknjosastro, 2008).

(6) Personal Hygiene

Untuk mengetahui apakah ibu selalu menjaga kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia (Ambarwati dan Wulandari, 2009)

(42)

(7) Pola Psikososial Budaya

Dikaji untuk mengetahui bagaimana perasaan tentang kehamilan ini, kehamilan ini direncanakan atau tidak, jenis kelamin yang diharapkan laki-laki atau perempuan, dukungan keluarga tentang kehamilan ini, keluarga yang tinggal serumah, pantang makanan atau tidak, kebiasaan adat istiadat tentang kehamilan ini (Alimul, 2006).

(8) Pemakaian obat-obatan/ perokok

Dikaji untuk mengetahui pemakaian obat-obatan selain dari bidan atau tidak, klien merokok atau tidak, suami merokok atau tidak (Alimul, 2006).

2) Pemeriksaan Fisik/ Data Obyektif

Data Obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan dan data penunjang (Hidayat, 2008)

1) Status Generalis 1) Keadaan umum

Untuk mengetahui keadaan umum klien apakah baik, sedang, buruk (Alimul, 2006). Pada ibu hamil dengan Pre eklampsi ringan didapat-kan keadaan umum ibu baik. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

(43)

2) Kesadaran

Untuk mengetahui tingkatan kesadaran klien yang terdiri dari kesadaran composmentis, kesadaran apatis, kesadaran delirium, kesadaran somlonen (Rizky, 2010). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan didapatkan kesadaran composmentis. Menurut (Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

3) Pemeriksaan Fisik :

Tanda – tanda vital meliputi : a) Tekanan darah

Untuk mengetahui tekanan darah klien, normal 120/ 80 mmHg (Varney, 2007). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg sampai kurang 160 mmHg Menurut (Manuaba, 2007 dan Varney, 2007).

b) Suhu

Untuk mengetahui ada peningkatan suhu tubuh/

tidak, normalnya suhu tubuh 36,5◦C – 37,2◦C. Bila suhu tubuh lebih dari 37,2◦C disebut demam atau febris (Astuti, 2012).

(44)

c) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi klien dengan menghitung dalam 1 menit normal 60-100X/

menit ( Astuti, 2012).

d) Respirasi

Pemeriksaan nadi dilakukan dengan meraba pulsasi pada arteri. Frekuensi nadi normal 60-100 kali per menit (Astuti, 2012)

e) Berat Badan

Penimbangan berat badan sebelum hamil dan selama hamil. Untuk mengetahui adanya kenakan berat badan selama hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5/ minggu. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

f) Tinggi Badan

Untuk mengetahui tinggi badan klien kurang dari 145 cm/tidak, termasuk resiko tinggi/ tidak (Manuaba, 2008).

g) LILA

Untuk mengetahui lingkar lengan atas klien normal/ tidak, normalnya 23,5 cm, termasuk resiko tinggi/ tidak (Alimul, 2006).

(45)

2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala

(1) Rambut

Untuk mengetahui rambut klien bersih/

tidak, ada ketombe/tidak, rontok/tidak (Manuaba, 2009).

(2) Muka

Untuk mengetahui ada oedema atau tidak, pucat atau tidak. Pada kasus ibu hamil Pre eklampsia ringan didapatkan oedema pada muka. Menurut (Sarwon, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

(3) Mata

Untuk mengetahui oedema/tidak, conjungtiva berwarna apa, sklera berwarna apa (Manuaba, 2008).

(4) Hidung

Untuk mengetahui Simetris/ tidak, bersih/

tidak, ada polip/ tidak (Varney, 2007) (5) Telinga

Untuk mengetahuim simetris/ tidak, ada serumen/ tidak, bersih/ tidak (Alimul, 2006).

(46)

(6) Mulut/ gusi/ gigi

Untuk mengetahui ada stomatitis/tidak, ada caries/tidak, berdarah/ tidak (Wiknjosastro, 2008).

b) Leher Untuk mengetahui adakah pembesaran pada kelenjar gondok, tumor/ tidak, kelenjar limfe/ tidak (Alimul, 2008).

c) Dada dan Axilla menurut (Astuti, 2012) (1) Pembesaran : Ada pembesaran/ tidak (2) Tumor : Ada benjolan tumor/ tidak (3) Simetris : Simetris/ tidak

(4) Areola : Hyperpigmentasi/ tidak (5) Puting susu : Menonjol/ tidak

(6) Kolostrum : Sudah keluar/ belum

(7) Axilla : Adakah benjolan/ tidak, nyeri tekan/ tidak (Astuti, 2012).

d) Ekstremitas (1) Atas/ tangan

Apakah ada oedema/ tidak, jari lengkap/

tidak, ada kelainan/ tidak. Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan oedema pada tangan. Menurut

(47)

(Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

(2) Bawah/ kaki

Apakah ada varices/ tidak,

oedema/ tidak, jari lengkap/ tidak, ada kelainan/ tidak. Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan di dapatkan oedema pada kaki. Menurut (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

3) Pemeriksaan Khusus Obstetri (Lokalis) a) Abdomen

(1) Inspeksi

Adakah pembesaran perut, bentuk perut, linea alba/ nigra, strie albican/ livide, ada kelainan/ tidak, ada pergerakan janin/

tidak (Astuti, 2012).

(2) Palpasi

Menurut (Varney, 2007) (a) Pergerakan janin

Adakah gerakan janin saat pemeriksaan, lamanya berapa detik.

(48)

(b) Leopold I

Untuk mengetahui bagian fundus terdapat bagian bokong janin/ tidak.

(c) Leopold II

Untuk mengetahui bagian kanan klien terdapat bagian janin apa dan bagian kiri klien terdapat bagian janin apa.

(d) Leopold III

Untuk mengetahui bagian bawah teraba kepala janin/ tidak.

(e) Leopold IV

Untuk mengetahui kepala sudah masuk panggul/ belum.

(f) McDonald

Mengukur tinggi fundus uteri dengan menggunakan metline.

(g) TBJ

Untuk mengetahui tafsiran berat janin dengan menggu-nakan rumus: bila sudah masuk panggul (TFU – 11) x 155, bila belum masuk panggul (TFU – 12) x 155.

(49)

(3) Auskultasi

Untuk mengetahui denyut jantung janin, teratur/ tidak (Varney, 2007).

b) Pemeriksaan panggul

Menurut Astuti (2012), pemeriksaan panggul meliputi:

(1) Distantia spinarum

Untuk memeriksa jarak antara spina iliaka anterior superior kanan dan kiri, ukuran normal 23-26 cm.

(2) Distantia kristarum

Untuk memeriksa jarak antara krista iliaka terjauh kanan dan kiri, ukuran normal 26-29 cm.

(3) Konjugata eksterna

Untuk memeriksa antara tepi atas simfisis prosesus spinosus lumbal V, ukuran normal 18-20 cm.

(4) Lingkar panggul

Untuk memeriksa dari tepi atas simfisis pubis, mengelilingi kebelakang melalui pertengahan SIAS dan trochanter mayor kanan, ke ruas lumal V dan kembali ke simfisis melalui

(50)

pertengahan SIAS dan trochanter mayor kiri dan berakhir di tepi atas simfisis, ukuran normal 80-90 cm.

c) Menurut Varney (2007), anogenital adalah : 1) Vulva Vagina

Untuk mengetahui adalah varises/nyeri/tidak, ada benjolan bartholini/tidak, ada pengeluaran pervaginam/tidak

2) Perinium

Untuk mengetahui adakah bekas luka/ tidak.

3) Anus

Untuk mengetahui adakah haemorhoid/ tidak.

d) Pemeriksaan penunjang

Untuk mengetahui hasil pemeriksaan laboratorium dan penunjang lain (Varney, 2007). Pemeriksaan laboratorium, dilakukan untuk mengetahui protein urine adalah adanya dalam urine yaitu 0,3 gram atau lebih dengan tingkat kualitatif (+). Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan protein urine positif satu sampai positif dua (Wiknjosastro, 2008).

(51)

b. Langkah II : Interpretasi Data

Menginterpretasikan data untuk mengidentifikasikan diagnosa atau masalah. Data dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa dan masalah yang spesifik. Rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasikan, seperti diagnosa kebidanan (Esty, 2011).

1) Diagnosa Kebidanan

Diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan (Essawibawa, 2011). Diagnosa kebidanan pada Ibu hamil dengan pre eklampsia ringan

Ny...G...P...A...umur...tahun, umur kehamilan...minggu, tunggal/kembar, hidup/mati, intra/uterin, letak

memanjang/melintang, presentasi kepala/presentasi bokong, punggung kanan/ punggung kiri dengan pre eklampsia ringan.

Data Dasar :

a) Data Subyektif

Adalah data yang diperoleh dari keterangan klien atau keluarga (Varney, 2007). Data Subyektif pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan: Ibu mengatakan kepalanya sedikit pusing, Ibu

(52)

mengatakan ini kehamilanya yang pertama, kedua atau lebih, Ibu mengatakan sudah pernah keguguran atau belum pernah keguguran, Ibu mengatakan usia kehamilan berapa minggu, Ibu mengatakan haid terakhir tanggal... (Retna, 2008)

b) Data obyektif

(1) Keadaan Umum

Pemeriksaan keadaan umum meliputi status kesadaran, status gizi, tanda vital dan lain-lain.

Keadaan umum ibu hamil dengan pre klampsia ringan yaitu baik (Sulistyawati, 2011).

(2) Keadaan Umum

Kesadaran ibu hamil dengan pre eklampsia ringan yaitu composmentis (Sulistyawati, 2011).

(3) Pemeriksaan vital sign, tanda – tanda vital meliputi :

(a) Tekanan darah

Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsi ringan kenaikan tekanan darah sistol 30 mmHg atau lebih, diastole 15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada kehamilan 20 minggu atau lebih atau sistol 140 mmHg

(53)

sampai kurang 160 mmHg. Menurut (Manuaba, 2007; Varney, 2007).

(b) Suhu

Pada kasus ini Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan terdapatsuhu tubuh yang didapatkan 35,5◦C – 37,6◦C (Astuti, 2012).

(c) Nadi

Untuk mengetahui denyut nadi Ibu Hamil Normal/ Ibu H a m i l dengan Pre Eklampsia ringan menghitung 1 menit 60 – 100 X/ menit (Astuti, 2012).

(d) Respirasi

Untuk mengetahui frekuensi Ibu Hamil Normal/ Ibu Hamil dengan Pre Eklampsia ringan pernafasan yang di hitung dalam 1 menit 16 – 20 X/ menit (Astuti, 2012).

(e) Pengukuran BB

Penimbangan berat badan sebelum hamil dan selama hamil, Untuk mengetahui adanya kenakan berat badan selama hamil, penambahan berat badan rata-rata 0,3 – 0,5/

minggu. (Sarwono, 2006; Varney, 2007 dan Manuaba, 2010).

(54)

(4) Edema dependen, bengkak di mata, wajah, dan kaki.

(5) Pemeriksaan Leopold I – IV : (a) Pergerakan janin

Adakah gerakan janin saat pemeriksaan, lamanya berapa detik (Varney, 2007).

(b) Leopold I

Untuk mengetahui bagian fundus terdapat bagian bokong janin/ tidak (Varney, 2007).

(c) Leopold II

Untuk mengetahui bagian kanan klien terdapat bagian janin apa dan bagian kiri klien ter- dapat bagian janin apa (Varney, 2007).

(d) Leopold III

Untuk mengetahui bagian bawah teraba kepala janin/ tidak (Varney, 2007).

(e) Leopold IV

Untuk mengetahui kepala sudah masuk panggul/

belum (Varney, 2007).

(f) McDonald

Mengukur tinggi fundus uteri (Varney, 2007).

(g) TBJ

Untuk mengetahui tafsiran (TFU – 11) x 155, bila belum masuk panggul (TFU – 12) x 155.

(55)

(6) Pemeriksaan DJJ

Untuk mengetahui denyut jantung janin, teratur/

tidak (Varney, 2007).

(7) Pemeriksaan penunjang

Pada kasus Ibu Hamil dengan Pre eklampsia ringan didapatkan protein urine positif satu sampai positif dua (Wiknjosastro, 2008).

2) Masalah

Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dimana terjadi kesenjangan antara harapan dan kenyataan berdasarkan hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan yaitu cemas dengan keadaannya dan

kurang mendapat informasi tentang Pre eklampsia ringan (Manuaba, 2010).

3) Kebutuhan

Dalam bagian ini bidan menentukan kebutuhan pasien berdasarkan keadaan dan masaahnya. Kebutuhan ibu hamil dengan pre eklampsia ringan adalah diet makanan, cukup istirahat, pengawasan antenatal dipercepat atau diperketat, sedative ringan, obat penunjuang dan dukungan moril (Manuaba, dkk 2012).

(56)

c. Langkah III : Diagnosa Potensial

Diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang sudah diidentifikasikan (Esty, 2011). Diagnosa potensial yang terjadi pada ibu hamil dengan Pre eklampsia ringan adalah pre eklampsia berat sampai eklampsia, kejang, pada janin akan mengalami Prematuritas, IUGR, gawat janin, IUFD (Lyndajuall, 2009; Manuaba, 2010).

d. Langkah IV : Tindakan Segera

Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera untuk melakukan tindakan, konsultasi, kolaborasi dengan dr.

SPOG, serta melakukan rujukan ke rumah sakit apabila terdapat penyimpangan yang abnormal (Esty, 2011). Pada kasus Ibu hamil dengan Pre eklampsi ringan dilakukan tindakan segera yaitu kolab dengan dr SPOG: pemantauan tekanan darah dan protein urine, memberikan terapi Phenobarbital 3 X 30 mg, diazepam 3 X 2 mg (Yeyeh dan Yulianti, 2010).

e. Langkah V : Rencana Tindakan

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau setiap masalah yang berkaitan tetapi juga mencakup semua yang berkaitan dengan aspek asuhan, langkah ini merupakan

(57)

kelanjutan manajemen terhadap masalah atau antisipasi.

Rencana asuhan yang diberikan pada ibu hamil dengan Pre eklampsia ringan diantaranya. Menurut Nugroho (2012), pada ibu hamil dengan pre eklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan yaitu dengan :

a) Tidak mutlak harus tirah baring b) Diet regular : tidak perlu diet khusus c) Tidak perlu restriksi konsumsi garam

d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum

e) Kunjungan ke Rumah Sakit setiap minggu f. Langkah VI : Pelaksanaan

Melaksanakan rencana tindakan yang telah ditentukan dengan tujuan agar kebutuhan ibu hamil Pre eklampsi ringan terpenuhi secara optimal. Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh dan dilakukan secara efisien dan aman (Esty, 2011). Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan pada langkah kelima, dilaksanakan secara efisien dan aman. Pelaksanaan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat menurut diantaranya.

Menurut Nugroho (2012), pada kasus ibu hamil dengan

(58)

pre eklamsia ringan dapat dirawat secara rawat jalan yaitu dengan :

a) Tidak mutlak harus tirah baring b) Diet regular : tidak perlu diet khusus c) Tidak perlu restriksi konsumsi garam

d) Tidak perlu pemberian diuretik, antihipertensi dan sedativum

e) Kunjungan ke Rumah Sakit setiap minggu g. Langkah VII : Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dan keefektifan asuhan yang sudah diberikan kepada pasien (Sulistyawati, 2011). Menurut Saifuddin (2011), evaluasi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan pre eklampsia ringan antara lain :

1) Keadaan umum baik dan tanda-tanda vital normal.

2) Protein urine negatif (-) 3) Oedema berkurang

C. Data perkembangan SOAP

Data perkembangan yang digunakan dalam laporan kasus ini adalah SOAP menurut Rismalinda (2010), adalah sebagai berikut :

(59)

1. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa.

2. Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus untuk mendukung assesment.

3. Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa interpretasi data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi yang meliputi :

a. Diagnosa atau masalah.

b. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial.

c. Tindakan segera 4. Planning

Menggambarkan pendokumentasian tindakan dan evaluasi dari perencanaan, berdasarkan assesment.

D. Landasan Hukum

Berdasarkan Permenkes NO 1464/MENKES/PER/X/2010 Pasal 10 ayat (1). Bidan dalam menjalankan praktik berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu yang diberikan pada masa pra hamil, kehamilan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua kehamilan (Depkes RI, 2010).

(60)

Berdasarkan wewenang Bidan menurut Kepmenkes: 369/Menkes/SK/III/

2007 mengenai keyakinan tentang kolaborasi. Praktik kebidanan dilakukan dengan menempatkan perempuan sebagai partner dengan pemahanan holistik terhadap perempuan , sebagai salah satu kesatuan fisik, psikis emosional, sosial budaya, spiritual, serta pengalaman reproduksinya. Bidan memiliki otonomi penuh dalam praktiknya yang berkolaborasi dengan tim kesehatan lainnya (Menkes RI, 2007). Karena pada kasus Pre Eklampsia Ringan bisa mengarah ke Pre Eklampsia berat jadi bidan memerlukan kolaborasi dengan dokter obgyn.

E. Informed Consent

Informed consent adalah persetujuan sepenuhnya yang diberikan oleh klien/walinya ke pada bidan untuk melakukan tindakan sesuai kebutuhan.

Informed consent merupakan butir yang paling penting dalam pencegahan konflik etik. Kalau informed consent gagal, maka butir selanjutnya baru di pergunakan secara berurutan sesuai kebutuhan dan telah mencakup segi hukum maupun kode etik. Oleh karena itu, bidan di tuntut berbuat yang terbaik pada pasien sesuai kondisi dan kemampuan yang dimiliki (IBI, 2008)

(61)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Studi Kasus

Metode deskriptif adalah suatu metode studi kasus yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif. Dalam studi ini menggunakan metode dekriptif dengan rancangan studi kasus yaitu laporan yang dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal, pada kasus ini mendiskripsikan tentang asuhan kebidanan ibu hamil patologi pada Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklamsia ringan di RS Panti Waluyo Surakarta dengan manajemen 7 langkah Varney dan data perkembangan dengan SOAP (Notoatmodjo, 2012).

B. Lokasi Studi Kasus

Menjelaskan tempat atau lokasi tersebut akan dilakukan. Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012). Lokasi yang digunakan dalam melaksanakan pengambilan kasus ini adalah RS Panti Waluyo Surakarta yang beralamat di Jl. Jend. Ahmad Yani No.1-2, Kerten, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah 57143. RS Panti Waluyo Surakarta merupakan salah satu Rumah Sakit swasta tipe C yang meliputi pelayanan rawat jalan dan rawat inap dengan didukung fasilitas penunjang. Pelayanan rawat jalan didukung dengan

(62)

23 klinik yang didukung oleh dokter umum dan dokter spesialis. Sedangkan kapasitas tempat tidur untuk pelayanan rawat inap sejumlah 150 tempat tidur.

C. Subyek Studi Kasus

Subjek merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2012). Subjek yang digunakan dalam studi kasus ini adalah ibu hamil Ny. E umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu dengan Pre Eklamsia ringan.

D. Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan merupakan batas waktu yang digunakan penulis untuk melakukan pengambilan kasus yang diambil (Notoatmodjo, 2012).

Studi kasus ini dilaksanakan pada 29 November 2016 – 30 Mei 2017.

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian dan penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang variasi karakteristik variable penelitian secara objektif (Notoatmodjo, 2012).

Instrumen yang digunakan dalam melakukan studi kasus ini adalah format asuhan kebidanan pada ibu hamil 7 langkah Varney dan data perkembangan SOAP, lembar dokumentasi pasien atau lembar status pasien.

(63)

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara penelitian untuk mengumpulkan data yang dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2007). Ada 2 metode untuk memperoleh data, yaitu :

1. Data Primer

Data primer adalah secara langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam studi kasus ini meliputi :

a. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik dipergunakan untuk mengetahui keadaan pasien secara sistematis, antara lain :

1) Inspeksi

Inspeksi adalah suatu tindakan pemeriksa dengan menggunakan indera penglihatannya untuk mendeteksi karakteristik normal atau tanda tertentu dari bagian tubuh atau fungsi tubuh pasien. Inspeksi digunakan untuk mendeteksi bentuk, warna, posisi, ukuran, tumor dan lainnya dari tubuh pasien (Ambarwati dan Sunarsih, 2009).

Pada pemeriksaan inspeksi akan dilakukan pemeriksaan pembesaran perut sesuai/tidak, bentuk perut memanjang/melintang, linea alba/nigra, strie albican/livide, kelainan dan pergerakan janin, pemeriksaan oedema ada atau tidak, kepala (rambut, muka, mata, hidung, telinga, mulut), leher, dada/axilla, perut, ektremitas, vulva vagina (Sulistyawati, 2011).

(64)

2) Palpasi

Palpasi adalah suatu tindakan pemeriksaan yang dilakukan dengan indera perabaan dan penekanan bagian tubuh dengan menggunakan jari atau tangan. Papasi dapat digunakan untuk mendeteksi suhu tubuh, adanya getaran, pergerakan, bentuk, konsistensi dan ukuran (Ambarwati dan Sunarsih, 2009). Pada pemeriksaan palpasi akan dilakukan pemeriksaan pergerakan janin, Leopold I, Leopold II, Leopold III, Leopold IV, TFU Mc Donald, dan pemeriksaan odema.

3) Auskultasi

Auskultasi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan cara mendengarkan bunyi yang terbentuk didalam organ tubuh. Hal ini dimaksudkan untuk mendeteksi adanya kelainan dengan cara membandingkan dengan bunyi normal. Auskultasi yang dilakukan di dada untuk mendengar suara napas dan bila dilakukan di abdomen mendengarkan suara bising usus (Ambarwati dan Sunarsih, 2009). Pada pemeriksaan auskultasi akan dilakukan pemeriksaan meliputi Denyut Jantung Janin (DJJ) dan tekanan darah pada ibu.

4) Perkusi

Perkusi adalah suatu tindakan pemeriksaan dengan mendengarkan bunyi getaran / gelombang suara yang dihantarkan kepermukaan tubuh dari bagian tubuh yang diperiksa. Pemeriksaan

Referensi

Dokumen terkait

Jika perangkat pembelajaran yang disusun kurang berhasil meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa maka guru harus menyusun perbaikan pada perangkat pembelajaran

Puji syukur alhamdulilah atas limpahan karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengembangan Perangkat Pembelajaran Berbantuan

Dalam praktiknya, pendistribusian zakat di BAZNAS Boyolali lebih memfokuskan kepada mustahik golongan fakir, miskin, ibnu sabil, fi sabilillah, dan Amil. Sedangkan

Sinar Sosro Kp Solo 2 adalah sebaiknya Sebaiknya perusahaan dapat lebih memperhatikan keinginan konsumen, jangan hanya fokus terhadap produk utamanya, dan

Objek penelitian yang digunakan untuk pembuatan pola pembakaran melalui deteksi emisi gas buang adalah asap dari kendaraan dengan sistem konvensional atau sistem karburator

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah, kepemimpinan dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja dan produktivitas kerja

dan Program guna memenuhi Proyek Akhir Arsitektur (PAA 67) yang berjudul ―Sekolah Tinggi Animasi di Jatinangor‖ yang merupakan salah satu persyaratan kelengkapan studi S1

Dana zakat, infaq dan shadaqah menjadi potensi-potensi kepedulian yang harus dikelola seoptimal mungkin. Salah satu bentuk pengoptimalan tersebut adalah pendayagunaan dana