• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Pada di Sektor Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengawasan Pada di Sektor Bisnis"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGAWASAN

PADA SEKTOR BISNIS PT BATAN TEKNOLOGI (PERSERO)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah.

Pengawasan merupakan suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.

Fungsi pengawasan menjadi semakin penting dalam setiap organisasi karena Suatu organisasi akan berjalan terus dan kegiatannya akan semakin komplek dari waktu ke waktu, banyaknya orang yang berbuat kesalahan akan menjadi penghambat tercapainya tujuan organisasi dalam hal ini pengawasan berguna untuk mengevaluasi atas hasil kegiatan pengukuran pada hal-hal yang telah dilakukan. Tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasi itu sendiri maupun bagi para pekerjanya.

Ada beberapa alasan mengapa pengawasan itu menjadi semakin penting, diantaranya :  Perubahan lingkungan organisasi

Berbagai perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menerus dan tak dapat dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan pesaing baru, diketemukannya bahan baku baru dsb. Melalui fungsi pengawasannya manajer mendeteksi perubahan yang berpengaruh pada barang dan jasa organisasi sehingga mampu menghadapi tantangan atau memanfaatkan kesempatan yang diciptakan perubahan yang terjadi.

Peningkatan kompleksitas organisasi

(2)

tetap terjaga. Semuanya memerlukan pelaksanaan fungsi pengawasan dengan lebih efisien dan efektif.

Meminimalisasikan tingginya kesalahan-kesalahan

Bila para bawahan tidak membuat kesalahan, manajer dapat secara sederhana melakukan fungsi pengawasan. Tetapi kebanyakan anggota organisasi sering membuat kesalahan. Sistem pengawasan memungkinkan manajer mendeteksi kesalahan tersebut sebelum menjadi kritis.

Kebutuhan manager untuk mendelegasikan wewenang

Bila manajer mendelegasikan wewenang kepada bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugasnya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.

Menilai informasi dan mengambil tindakan koreksi

Langkah terakhir adalah pembandingan penunjuk dengan standar, penentuan apakah tindakan koreksi perlu diambil dan kemudian pengambilan tindakan.

Mengenai pentingnya pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi (2000:172) mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan apa yang menurut rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar siam dalam bidang manajemen”.

B. Pengertian Pengawasan

Pengertian penngawasan menurut para ahli, yaitu:

George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa

yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tindakan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

Robbin (dalam Sugandha, 1999 : 150) menyatakan pengawasan itu merupakan

(3)

Kertonegoro (1998 : 163) menyatakan pengawasan itu adalah proses melaui

manajer berusaha memperoleh kayakinan bahwa kegiatan yang dilakukan sesuai dengan perencanaannya.

Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan Pengawasan adalah untuk

menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tindakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.

Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa pengawasan tidak hanya

melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.

Admosudirdjo (dalam Febriani, 2005:11) mengatakan bahwa pada pokoknya

pengawasan adalah keseluruhan daripada kegiatan yang membandingkan atau mengukur apa yang sedang atau sudah dilaksanakan dengan kriteria, norma-norma, standar atau rencana-rencana yang telah ditetapkan sebelumnya.

Siagian (1990:107) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan pengawasan

adalah proses pengamatan daripada pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi untuk menjamin agar supaya semua pekerjaan yang sedang dilakukan berjalan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya.

Dari beberapa pakar diatas, maka dapat diambil kesimpulannya, bahwa pengawasan merupakan suatu usaha sistematik untuk menetapkan standar pelaksanaan tujuan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang system informasi umpan balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya, menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengambil tindakan koreksi yang diperlukan.

C. Tahap-Tahap Proses pengawasan

(4)

Dalam melakukan pengawasan terhadap bawahan yang dilakukan oleh manajer ataupun atasan maka perIu dilakukan tahapan atau proses pengawasan. Menurut Kadarman (2001, hal. 161) langkah-langkah proses pengawasan yaitu:

1. Menetapkan Standar

Karena perencanaan merupakan tolak ukur untuk merancang pengawasan, maka secara logis hal ini berarti bahwa langkah pertama dalam proses pengawasan adalah menyusun rencana. Perencanaan yang dimaksud disini adalah menentukan standar. 2. Mengukur Kinerja

Langkah kedua dalam pengawasan adalah mengukur atau mengevaluasi kinerja yang dicapai terhadap standar yang telah ditentukan.

3. Memperbaiki Penyimpangan

Proses pengawasan tidak lengkap jika tidak ada tindakan perbaikan terhadap penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

Pengawasan itu sendiri dibedakan menjadi 2, yaitu:

1. Administrative Control yaitu meliputi seluruh kegiatan pada unit organisasi pada semua tingkat agar semua keputusan yang telah dibuat (rencanakan) dijalankan sesuai dengan kebijakan yang telah ditentukan sebelumnya.

2. Managerial control bersifat lebih sempit dan lebih khusus , berlaku pada unit tertentu / fase tertentu dari pada rangkaian keseluruhan.

D. Fungsi Pengawasan

1. Mempertebal rasa tanggungjawab terhadap tugas dan wewengan 2. Mendidik melaksanakan pekerjaan sesuai dengan prosedur

(5)

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengawasan Internal Perusahaan.

Berdasarkan undang-undang nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN, bahwa (1) Pada setiap BUMN dibentuk satuan pengawasan intern yang merupakan aparat pengawasan intern perusahaan (2) Satuan pengawasan intern dipimpin oleh seorang Kepala yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

Dalam Audit Intern PT Batan Teknologi (Persero) dijabarkan kebijakan mengenai fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab satuan pengawas intern (SPI) PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan penyusunan adalah agar pihak-pihak yang berkepentingan (Direksi, Komisaris, Komite Audit, Pemegang Saham dan Kepala Satuan Kerja serta pihak-pihak lainnya) mengetahui fungsi, tugas, wewenang, dan tanggung jawab SPI PT Batan Teknologi (persero) dan dapat mengukur serta menilai keberhasilan pelaksanaan tugas SPI PT Batan Teknologi (Persero).

Fungsi pemeriksaan intern pada PT Batan Teknologi (Persero) dilaksanakan oleh Satuan pengawas intern (SPI). SPI dipimpin oleh seorang Kepala yang diangkat dengan memperhatikan kompetensi yang telah ditetapkan oleh PT Batan Teknologi (Persero). Kepala SPI PT Batan Teknologi (Persero) bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Utama.

Visi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah menjadi institusi pengawasan dan konsultan intern yang dapat diandalkan dalam rangka peningkatan efektivitas sistem pengendalian intern dan aktivitas pelaksanaan manajemen risiko dalam rangka mendukung pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).

Misi SPI PT Batan Teknologi (Persero) adalah memberikan layanan penilaian, pemeriksaan serta konsultasi yang independen dan obyektif kepada manajemen untuk meningkatkan efektivitas pengendalian intern, manajemen risiko dan Good Corporate Governance (GCG) dalam rangka pencapaian tujuan PT Batan Teknologi (Persero).

(6)

Governance PT Batan Teknologi (Persero). Adapun tujuan pelaksanaan tugas SPI PT

Batan Teknologi (Persero) adalah untuk memberikan simpulan tentang kinerja sistem pengendalian intern, manajemen risiko dan implementasi GCG serta memberikan saran perbaikan yang diperlukan.

B. Aktivitas Satuan Pengawas Intern (SPI)

Lingkup penugasan SPI yang berkaitan dengan penilaian dan pemeriksaan sebagai wujud dari pengendalian internal perusahaan adalah sebagai berikut :

1. Pemeriksaan atas kelayakan dan efektivitas sistem pengendalian intern pada setiap satuan kerja PT Batan Teknologi (Persero).

2. Pemeriksaan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-udangan yang berlaku pada PT Batan Teknologi (Persero), termasuk kelayakan dan efektivitas kebijakan.

3. Pemeriksaan atas keandalan informasi keuangan dan informasi manajemen lainnya, termasuk sistem informasi manajemen untuk menghasilkan informasi tersebut.

4. Pemeriksaan atas kelayakan manajemen sumber daya perusahaan, termasuk proses untuk memperoleh dan pemanfaatan sumber daya.

5. Pemeriksaan atas efisiensi dan efektivitas pelaksanaan program, rencana dan tujuan perusahaan.

6. Penilaian/ assesment atas efektivitas implementasi GCG termasuk manajemen risiko.

7. Pemeriksaan khusus lainnya sesuai dengan permintaan dari manajemen dan/atau perintah dari Direktur Utama.

Kegiatan yang telah dilaksanakan SPI selama tahun 2011 adalah sebagai berikut : 1. Pemeriksaan Rutin

2. Pemeriksaan Khusus 3. Sinergi Pengawasan 4. General Audit

(7)

7. Perluasan Pilot Project Enterprise Risk Management (ERM).

C. Pengawasan Eksternal Organisasi

Sebagai perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), maka Berdasarkan UU No.17/2003 bahwa pemeriksaan pengelolaan dan pertanggungjawaban keuangan negara dilakukan oleh BPK, berdasarkan undang-undang tersebut maka pengawasan tetap dilakukan oleh Badan Pengawas Keuangan tujuannya adalah memberikan pendapat terhadap kelayakan suatu pertanggungjawaban.

.

BAB III KESIMPULAN

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.

Pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

1. Prosedur Satuan Pengawas Intern PT Batan Teknologi (Persero)Tahun 2011

2. Petunjuk Pelaksaan Pengawasan PT Batan Teknologi (Persero)

3. http://pyia.wordpress.com/2010/01/03/tugas-teori-organisasi-umum/

4. http://17l1ch4.blogspot.com/2010/11/tugas-11-dasardasar-proses-pengawasan.html

5.

http://tips-belajar-internet.blogspot.com/2009/08/tahap-tahap-dalam-proves-pengawasan.html

6. http://rendyrencil.blogspot.com/2010/11/management-by-exception.html

7. http://suwartinah-tina.blogspot.com/2011/04/management-information-system.html

8.

http://safarseptianto91.blogspot.com/2011/01/karakteristik-karakteristik-pengawasan.html

Referensi

Dokumen terkait

Dari tabel 12 terlihat bahwa faktor dominan yang mendorong migran melakukan migrasi masuk di Kecamatan Driyorejo adalah lapangan pekerjaan yang sempit dan penghasilan

melaksanakan kegiatan PPL selama kurang lebih 3 minggu. Mahasiswa praktikan melaksanakan praktik mengajar di kelas VII A- VII H sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

12 Nor Izuwana Binti Ahmad Fairos Sistem Elektrik 13 Nur Amira Fahmida Binti Mohamed Aminuddin Sistem Elektrik 14 Nur Syarifah Syahirah Binti Mohd Syed Jaafar Alam Sekitar 15

Hasil dari penelitian ini adalah (a) Variabel pembiayaan mudharabah berpengaruh positif dan signifikan terhadap rasio Return On Asset (ROA), (b) Variabel

Good Corporate Governance (GCG) adalah adalah proses dan struktur yang digunakan oleh Organ Perusahaan untuk menentukan kebijakan dalam rangka meningkatkan keberhasilan usaha dan

[r]

Pada bab III ini diuraikan serta dijelaskan tentang metode yang digunakan dalam pengolahan data dan perancangan dalam pembuatan Tugas Akhir yang berjudul

Deteksi chilling injury jika dilakukan pada bagian eksternal buah maka buah telah mengalami rusak secara permanen sehingga jaringan buah tidak dapat diperbaiki,