• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.4 Teori Belajar

2.1.3.4 Teori Belajar Ausubel

Menurut Dahar, sebagaimana dikutip oleh Rifa’i & Anni (2011: 210) bahwa David Ausubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful

32

learning). Belajar bermakna adalah proses mengaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang.Menurut Rifa’i & Anni (2011:210-211), menjelaskan bahwa David Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran yaitu, sebagai berikut.

1. Kerangka cantolan (Advance Organizer) menjelaskan bahwa pada saatmengawali pembelajaran dengan presentasi suatu pokok bahasan sebaiknya pendidik mengaitkan konsep lama dengan konsep baru yang lebih tinggi maknanya, sehingga pembelajaran akan lebih bermakna.

2. Diferensiasi progresif dimana proses pembelajaran dimulai dari umum ke khusus. Jadi unsur yang paling umum dan inklusif diperkenalkan dahulu kemudian baru yang lebih mendetail.

3. Belajar superordinate menjelaskan bahwa proses struktur kognitif mengalami pertumbuhan kearah deferensiasi. Hsl ini akan terjadi bila konsep-konsep yang telah dipelajari sebelumnya merupakan unsur-unsur dari suatu konsep yang lebih luas dan inklusif.

4. Penyesuaian integratif dimana pelajaran disusun sedemikian rupa, sehingga pendidik dapat menggunakan hierarkhi-hierarkhi konseptual ke atas dan ke bawah selama informasi disajikan.

Teori belajar ini selaras dengan modelDBL saat peserta didik menemukan sendiri konsep yang baru dipelajarinya melalui pengalamannya sendiri dengan HoAmemanipulasi alat peraga sehingga, akan membentuk pembelajaran yang bermakna bagi mereka.

2.1.5 Kemampuan Penalaran Matematika

Menurut Lithner, J. (2007:257), “reasoning is the line of though adopted

to produce assertions and reach conclusions in task solving.”Selanjutnya, menurut Kusumah sebagaimana dikutip oleh Ramdani (2011), “reasoning is defined as the process of thinking as the explanations attempt to show the relationship between two or more based on the properties or certain laws that have been proven true trough certain steps and ends with a conclusion”.

33

Menurut Wardhani (2010: 88), penalaran adalah suatu proses atau aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan atau membuat pernyataan baru yang benar berdasarkan pada pernyataan yang telah dibuktikan (diasumsikan) kebenarannya. Penalaran matematika dan materi matematika sebagai hal-hal yang saling terkait dan tidak dapat dipisahkan. Melalui penalaran materi matematika dapat dipahami, sementara itu, melalui belajar materi matematika penalaran dilatihkan dan dipahami.

Dalam Matematika terdapat dua jenis penalaran, yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Menurut Sternberg (2012:507), deductive reasoning is the process of reasoning from one or more general statements regarding what is known to reach a logically certain conclusion. Selanjutnya, menurut Sternberg (2012:519) inductive reasoning is the process of reasoning from specific facts or observations to reach a likely conclusion that may explain the facts.Berdasarkan fase perkembangan usia peserta didik tingkat SMP dalam pembelajaran SMP disarankan untuk menggunakan penalaran induktif.Lebih lanjut, menurut Ball& Bass, sebagaimana dikutip oleh Susanti (2012: 291), penalaran matematika adalah ketrampilan dasar dari matematika dan diperlukan untuk beberapa tujuan, untuk memahami konsep matematika, menggunakan ide-ide matematika dan prosedur fleksibel, dan untuk merekontruksi pemahaman tapi lupa pengetahuan matematikanya. Penalaran matematika akan memungkinkan peserta didik dapat membentuk hubungan antara pengetahuan baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Peserta didik dapat mengintegrasikan pengetahuan dan kemampuan akalnya untuk mengetahui matematika sebagai sesuatu yang berharga.

34

Kemampuan penalaran matematika dalam penelitian ini adalah suatu proses sebagai aktivitas berpikir untuk menarik kesimpulan berdasarkan pernyataan yang kebenarannya telah dibuktikan.

Mengacu pendapat Wardhani (2010: 21), indikator pencapaian kemampuan penalaran matematika dalam penelitian inisebagai berikut.

1. Mengajukan pernyataan matematika dengan tertulis. 2. Mengajukan dugaan.

3. Melakukan manipulasi matematika.

4. Menarik kesimpulan, menyusun bukti, memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran solusi.

5. Menarik kesimpulan dari suatu pernyataan. 6. Memeriksa kesahihan suatu argumen;

7. Menemukan pola atau sifat dari gejala matematis untuk membuat generalisasi.

2.1.6 Pendekatan Saintifik

Dalam pelatihan implementasi Kurikulum 2013 Kemendikbud (2013), mengemukakan bahwa spesifikasi pembelajaran pendekatan saintifik membentuk peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif dan afektif.Menurut Kosasih (2014: 72), pendekatan saintifik merupakan pendekatan di dalam kegiatan pembelajaran yang mengutamakan kreativitas dan temuan-temuan peserta didik.Karakteristik pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut Kosasih (2014: 72), yaitu: (1) materi pembelajaran dipahami dengan standar logika yang sesuai dengan taraf kedewasaannya; (2) interaksi pembelajaran berlangsung secara terbuka dan objektif; (3) peserta didik didorong untuk selalu berpikir analistis dan kritis. Menurut Permendikbud no.81 A tahun 2013 lampiran IV tentang pedoman umum pembelajaran dinyatakan bahwa proses pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, menalar, mengasosiasikan, dan

35

mengkomunikasikan. Kelima pembelajaran pokok tersebut sesuai dengan Tabel 2.1. yang disajikan sebagai berikut.

Tabel 2.1 Kegiatan Belajar Melalui Pendekatan Saintifik Langkah

pembelajaran

Kegiatan Belajar

Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat).

Menanya Mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati (dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik).

Menalar Melakukan eksperimen.

Membaca sumber lain selain buku teks. Mengamati objek∕kejadian∕aktivitas. Wawancara dengan narasumber.

Mengasosiasikan Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkan∕eksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi.

Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah keluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan.

Mengkomunikasikan Menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya.

Dengan pendekatan saintifik peserta didik menjadi lebih aktif karena keberadaannya menjadi pusat dalam pembelajaran. Keaktifan tersebut ditunjukkan saat peserta didik terlibat langsung melalui kegiatan mengamati terkait obyek yang sedang mereka pelajari. Mereka saling berdiskusi terkait permasalahan dalam materi yang dipelajarinya. Mereka berusaha bernalar untuk memperkaya pemahamannya tentang kompetensi yang mereka pelajari dan diharapkan bertanya terkait kompetensi yang dipelajari sebagai wujud kritis. Selanjutnya, mereka dapat aktif menyampaikan hasil hasil belajarnya. Dalam pendekatan saintifik

keaktifan-36

keaktifan secara fisik, intelektual, emosional dan sosial dapat terwujud pada diri peserta didik.

Dokumen terkait