• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

C. Teori Belajar Matematika Untuk Sekolah Dasar

Menurut teori belajar William Brownell yang didasarkan atas keyakinan bahwa anak-anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang lama (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 18).

Sedangkan menurut Jean Piaget dalam buku (Muchtar A. Karim, dkk, 1997: 19). Yang meyakini bahwa perkembangan mental setiap pribadi melewati empat tahap, yaitu:

a) Tahap Sensorimotor (0-2). Pada tahap ini anak mengembangkan konsep padaa dasarnya melalui intraksi dengan dunia fisik.

b) Tahap praoprasional (2-7). Pada tahap ini anak sudah mulai menggunakan bahasa untuk menyatakan suatu ide, tetapi ide tersebut masih sangat tergantung pada persepsi.

c) Tahap oprasi konkret (7-12). Selama tahap ini anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak.

11

d) Tahap Oprasi formal (12-dewasa). Anak sudah mulai mampu berfikir secara abstrak menjadi dunia yang real.

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas bahwa teori belajar matematika adalah anak pasti memahami apa yang sedang mereka pelajari jika belajar secara terus menerus dan anak juga memiliki perkembangan mental pada setiap pribadi serta tumbuh kembangnya. 1. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Matematika di SD

Menurut Nurhadi (2004: 203), tujuan Matematika dalam kurikulum 2004 SD/MI adalah sebagai berikut:

1) Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksploraso, eksperimen, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan enkonsistensi.

2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dangan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, catatan, grafik, peta, diagram dalam menjelaskan gagasan.

Menurut Asep Jihat (2008: 153), berdasarkan kurikulum matematika SD, fungsi matematika dalam berkomunikasi adalah sebagai wahana untuk:

12

a. Mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi dengan menggunakan bilangan dan simbol.

b. Mengembangkan ketajaman dalam penalaran yang dapat memperjelas dan menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan beberapa tujuan dan fungsi matematika diatas dapat disimpulkan bahwa matematika di Sekolah Dasar hendaknya bukan hanya sekedar untuk dapat menghitung, tetapi hendaknya siswa juga dapat menghadapi permasalahan yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

2. Peranan Matematika di Sekolah Dasar

Berdasarkan pengertian , hakikat pembelajaran matematika dan nilai-nilai yang terkandung dalam matematika, maka sekarang akan lebih difokuskan pada pendidikan matematika di sekolah dasar. Pemahaman terhadap peranan pengajaran matematika di Sekolah Dasar sangat membantu para guru untuk memberikan materi matematika pada siswanya secara professional sesuai dengan tujuannya.

Objek-objek dalam matematika tidak hanya ada untuk dipahami dan dikaji saja, tetapi juga dapat digunakan sebagai alat untuk pemecahan masalah (Cahya Prihandoko, 2006: 18). Permasalahan dalam kehidupan sehari-hari banyak yang dapat diselesaikan dengan menggunakan matematika. Oleh karenanya seringkali untuk memberikan motivasi pada siswa untuk belajar matematika, guru memulai membuat

13 analog pada kehidupan sehari-hari. 3. Proses Pembelajaran Matematika

Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan yang dilaksanakan oleh guru sebagai pendidik dan siswa sebagai anak didik dalam kegiatan pengajaran dengan menggunakan sarana dan fasilitas pendidikan yang ada untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam kurikulum. Adapun tujuan pembelajaran khususnya pelajaran matematika:

1) Melatih cara berfikir dan menalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperiment, menunjukan kesamaan, perbedaan, konsisten dan ikonsiten.

2) Mengembangkan aktivitas yang melibatkan imajinasi dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran devirgen, original rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan serba mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.

4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikannya.

14 D. Media Pembelajaran

1. Peranan Media Pembelajaran

Menurut Bovee dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 3), media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan dapat digunakan untuk penyampaian pesan pembelajaran. Menurut Gagne dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen atau sumber belajar dalam lingkungan pembelajaran yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar. Sedangkan Hadi Miarso dalam buku Hujair AH Sanaky (2013: 4), mengatakan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Secara umum dapat dikatakan bahwa media adalah sarana atau alat bantu yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Dari pengertian di atas , dapat dikatakan bahwa subtansi dari media pembelajaran adalah: (1) bentuk saluran, yang digunakan untuk menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima pesan atau pembelajar; (2) berbagai jenis komponen dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar; (3) bentuk alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang pembelajar untuk belajar; (4) bentuk-bentuk komunikasi dan metode yang dapat merangsang pembelajar untuk belajar, baik cetak maupun audio, visual, dan audio-visual; dan (5) sarana atau alat bantu pendidikan yang dapat digunakan sebagai perantara

15

dalam proses pembelajaran untuk mempertinggi efekvifitas dan efesiensi dalam mencapai tujuan pembelajaran.

2. Tujuan dan Manfaat Media Pembelajaran 1) Tujuan Media Pembelajaran

Tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran untuk: 1) mempermudah proses pembelajaran di kelas,

2) meningkatkan efisiensi proses pembelajaran ,

3) menjaga relevansi antara materi pembelajaran dengan tujuan belajar, dan

4) membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran. 2) Manfaat Media Pembelajaran

Menurut Sudjana dan Rivai, (2002: 2), ada beberapa manfaat media dalam proses belajar siswa, yaitu: (a) dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa karena pengajaran akan lebih menarik perhatian mereka, (b) makna bahan pengajaran akan lebih jelas sehingga dapat dipahami siswa dan memungkinkan siswa lebih banyak melakukan terjadinya penguasaan serta pencapaian tujun pembelajaran, (c) metode mengajar akan lebih bervariasi, (d) siswa lebih banyak melakukan aktivitas selama kegiatan pembelajaran, tidak hanya mendengarkan tetapi mengamati, mendemonstrasikan, melakukan langsung, dan memerankan.

Menurut pendapat Hamalik dalam Arsyad (2009: 15) bahwa manfaat media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat: (1) membangkitkan keinginan dan minat baru, (2) membangkitkan motivasi

16

dan ransangan kegiatan belajar, (3) bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selanjutnya diungkapkan bahwa penggunaan media pada tahap oreantasi sangat memb aaeantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Adanya media pembelajaran juga dikatakan dapat: (1) dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa, (2) membantu meningkatkan pemahaman siswa, (3) menjadi kan data lebih menarik dan terpercaya, (4) memudahkan penafsiran data, dan (5) memadatkan informasi. Jadi dalam hal ini dikatakan bahwa manfaat media adalah sebagai alat bantu dalam kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat media adalah dapat membantu guru dalam proses pembelajaran dan dapat memudahkan guru dalam menyampaikan pembelajaran sehingga siswa lebih mudah memahami pembelajaran yang disampaikan.

3. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran secara umum berfungsi sebagai berikut: (a) memperjelas penyajian pesan akan tidak bersifat verbalistis, (b) mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar untuk dibawa ke kelas dapat diganti dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau model, (c) meningkatkan kegairahan dalam belajar, memungkinkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan, dan mengatasi sikap pasif dan, (d) memberikan rangsangan yang sama,

17

dapat menyamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi sama siswa terhadap isi pelajaran (Sadiman, 2005: 17).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media mempunyai fungsi yang sangat baik dalam pendidikan, diantaranya: (a) memperjelas pesan yang disampaikan, (b) mengatasi pembatasan ruang dan waktu, (c) meningkatkan gairah dan menyamakan pengalaman

4. Media Garis Bilangan

Garis bilangan merupakan garis yang lurus ditandai dengan titik-titik dengan jarak yang sama (Depdikbud, 1983: 188).

Seperti contoh dibawah ini:

Media garis bilangan merupakan media yang disusun dengan angka bulat yang berbentuk sumbu X dan Y dengan titik pusat pada bilangan nol (0). Media Garis Bilangan sangat membantu peserta didik dalam menyelesaikan soal bentuk penjumlahan dan pengurangan. Penjumlahan merupakan penambahan bilangan dengan bilangan yang lain. Seperti contoh :

1 + 1 = 2

Sedangkan pengurangan merupakan pengurangan bilangan dengan bilangan yang lain. Seperti contoh :

4 – 3 = 1

18 5. Pengertian Garis bilangan

Garis merupakan penghubung antara dua titik A dan B dalam sebuah ruang (Depdikbud, 1983: 118)

6. Tujuan Media Garis Bilangan

Adapun Tujuan Media Garis Bilangan Sebagai Berikut :

a. Mempermudah perserta didik untuk menjumlahkan dan mengurangkan bilangan bulat dalam mata pelajaran matematika kelas IV di SDN Karanggondang.

b. Mempermudah daya ingat peserta didik dalam proses belajar penjumlahan dan pengurangan pada bilangan bulat mata pelajaran matematika kelas IV di SDN Karanggondang.

7. Penggunaan media garis bilangan

Menurut Karso (1998: 6.15) untuk menjelaskan sebagai pengerjaan hitung pada bilangan bulat, akan kita gunakan garis bilangan, karena dengan garis bilangan ini akan memudahkan anak dalam memahami penjumlahan dan pengurangan. Dalam penggunaan garis bilangan ini sebaiknya kita mengambil kapur atau spidol berwarn, sehingga warna untuk lambang bilangan pada garis bilangan dengan lambang bilangan yang menunjukan langkah-langkah pengerjaanya berbedah. (Nur Akhsin, 2006: 169) dalam penjumlahan ditunjukan dengan melangkah ke sebelah kanan atau maju dan langkah pada garis bilangan dengan arah panah ke kanan, sedangkan pengurangan dengan melangkah kesebelah kiri atau mundur dalam langkah garis bilangan dengan arah panah ke kiri.

Dokumen terkait