• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.4. Teori dan Pemikiran Investas

Teori ekonomi mengartikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Boediono (2008) mengemukakan bahwa investasi adalah pengeluaran oleh sektor produsen (swasta) untuk pembelian barang dan jasa untuk menambah stok yang digunakan atau untuk perluasan pabrik. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan dan akhirnya akan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat. Dengan kata lain dapat disebutkan bahwa meningkatnya kegiatan investasi diharapkan akan meningkatkan permintaan agregat, pendapatan nasional serta kesempatan kerja.

Ketika pendapatan nasional meningkat, maka dengan mengasumsikan pendapatan masyarakat yang juga meningkat, permintaan barang dan jasa oleh masyarakat akan bertambah pula. Permintaan yang semakin besar akan semakin

menguntungkan pihak swasta dan kemudian mendorong investasi baru. Dengan demikian, pendapatan nasional akan berpengaruh positif terhadap investasi. Semakin tinggi pendapatan nasional suatu negara, maka investasi yang terbentuk pun juga semakin besar.

Selain suku bunga, unsur lain yang berpengaruh dari segi biaya dalam keputusan investasi adalah pajak. Pemerintah pusat memliki banyak sekali alat dan peraturan mengenai perpajakan yang dapat mempengaruhi biaya investasi. Satu hal yang berperan penting dalam keputusan investasi tersebut adalah pajak penghasilan perusahaan. Tinggi rendahnya pajak yang ditetapkan tersebut digunakan pemerintah untuk mendorong atau menghambat investasi di sektor swasta.

2.4.1. Pendesakan Investasi oleh Kebijakan Fiskal

Para ekonom telah mengembangkan berbagai pemikiran dan teori yang dapat menjelaskan mengenai pengaruh kebijakan fiskal terhadap investasi swasta. Pemikiran tersebut berbeda-beda karena dibangun dengan asumsi yang berbeda pula. Samuelson (2010) mengemukakan bahwa pendesakan dalam konteks investasi atau sering disebut crowding out adalah suatu konsep pemikiran yang menyatakan bahwa belanja pemerintah, defisit pemerintah ataupun hutang pemerintah dapat menciutkan jumlah investasi dunia usaha. Penanaman modal atau investasi merupakan pengorbanan konsumsi di masa kini untuk meningkatkan konsumsi di masa depan. Investasi atau pembentukan modal ini dapat berbentuk investasi pada asset riil, dan asset finansial. Investasi pada asset riil misalnya pembelian tanah, mesin, pembangunan pabrik dan lain-lain. Sementara itu, investasi pada asset finansial dapat dilakukan di pasar uang atau di

pasar modal. Di pasar uang, investasi yang dilakukan berupa deposito atau sertifikat bank sentral, sedangkan di pasar modal berupa saham, atau obligasi. Investasi juga sangat berperan dalam makroekonomi. Pertama, investasi merupakan komponen pengeluaran yang cukup besar dan berubah-ubah. Dengan demikian, perubahan besar dalam investasi akan sangat berpengaruh terhadap permintaan agregat dan akhirnya berakibat juga pada output dan kesempatan kerja. Investasi dapat dilakukan oleh pihak pemerintah maupun swasta. Investasi yang dilakukan oleh pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang oleh pemerintah pusat dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan investasi langsung, yang mampu mengembalikan nilai pokok ditambah dengan manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya dalam jangka waktu tertentu.

Investasi merupakan penanaman modal di mana penanaman modal tersebut bisa berasal dari Penanaman Modal dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Investasi ini merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara Indonesia. Investasi sebagai salah satu komponen penting dari Aggregate Demand (AD) merupakan suatu faktor krusial bagi kelangsungan proses pembangunan ekonomi (sustainable development) atau pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Pembangunan ekonomi melibatkan kegiatan-kegiatan produksi (barang dan jasa) di semua sektor-sektor ekonomi. Menurut Sukirno (2003) investasi sebagai suatu kegiatan penggunaan uang untuk penyediaan barang-barang modal yang dipergunakan dalam suatu kegiatan untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang. Dalam hal investasi ini, pemerintah Indonesia telah menetapkan suatu kebijaksanaan tentang

penanaman modal melalui UU No. 1 Tahun 1967 mengenai Penanaman Modal Asing (PMA) dan UU No. 6 Tahun 1968 mengenai Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Kemudian disempurnakan dengan berlakunya masing-masing UU No. 11 dan UU No. 12 Tahun 1970. Berbagai kebijakan investasi PMA harus didukung oleh PMDN yang baik sehingga memberi hasil yang maksimal.

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN), maka Indonesia memasuki era baru dalam kebijaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia. Dengan adanya kebijaksanaan tersebut maka para investor asing dan swasta nasional berani melakukan penanaman modal untuk kegiatan ekonomi. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau perbelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2003).

Kegiatan investasi akan menimbulkan dua efek, yaitu :

1. Efek langsung terhadap tingkat pengeluaran agregat, yaitu bila pengeluaran investasi meningkat, pengeluaran agregat di pasar uang akan meningkat, yang kemudian akan menaikkan tingkat pendapatan nasional melalui proses multiplier.

2. Efek terhadap kapasitas produksi nasional, terjadi pada sisi penawaran agregat dan efek ini bersifat jangka panjang sehingga kenaikan pengeluaran investasi akan meningkatkan jumlah kapital. Dengan meningkatnya jumlah

kapital, produksi perekonomian meningkat yang kemudian akan meningkatkan penawaran agregat.

2.4.2. Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Teori ekonomi mengartikan atau mendefinisikan investasi sebagai pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan produksi dengan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksikan barang dan jasa di masa depan. Kegiatan investasi memungkinkan suatu masyarakat terus menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan nasional dan meningkatkan taraf kemakmuran masyarakat.

Mengingat investasi akan menghasilkan manfaat personal maupun sosial, maka pemerintah berpeluang untuk memperbaiki efisiensi alokasi sumberdaya domestik dengan cara menyediakan berbagai macam barang publik (sarana infrastruktur) atau aktif mendorong investasi swasta dalam industri padat teknologi dimana sumberdaya manusia diakumulasikannya. Dengan semakin besarnya investasi pemerintah pada barang publik maka diharapkan akan mendorong pertumbuhan sektor pertumbuhan sektor swasta dan rumah tangga dalam mengalokasikan sumberdaya yang ada di suatu daerah. Hal ini pada akhirnya akan menyebabkan makin meningkatnya PDRB.

Dokumen terkait