• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Determinisme Teknologi

Berbagai kejadian dan tindakan yang dilakukan akibat pengaruh dari sebuah perkembangan teknologi merupakan determinasi teknologi sesungguhnya, karena tanpa disadari manusia telah terpengaruh oleh perkembangan teknologi yang ada. Hal ini berawal dari teknologi yang dibuat untuk mempermudah pekerjaan manusia. Tetapi lambat laun justru teknologi yang mempengaruhi setiap apa yang dilakukan oleh manusia. Teknologi membentuk individu bagaimana cara berpikir, berperilaku dalam masyarakat dan teknologi tersebut akhirnya mengarahkan manusia untuk bergerak dari satu abad teknologi ke abad teknologi yang lain (McLuhan, 1994:108).

Dalam arti bahwa media sebagai teknologi baru menjadi alat untuk memperluas dan menambah pengetahuan serta kemampuan manusia. Pemanfaatan teknologi bagi pengguna media sosial dengan adanya determinisme ini, manusia belajar bagaimana menanggapi dan berpikir terhadap apa yang akan dilakukan.

Seperti halnya teknologi komunikasi yang menyediakan pesan dan membentuk perilaku manusia.

McLuhan berpikir bahwa budaya kita dibentuk oleh bagaimana cara kita berkomunikasi. Paling tidak ada beberapa tahapan yang layak disimak. Pertama, penemuan dalam teknologi komunikasi menyebabkan perubahan budaya. Kedua, perubahan di dalam jenis-jenis komunikasi akhirnya membentuk kehidupan manusia. Ketiga, sebagaimana yang dikatakan McLuhan bahwa “Kita membentuk peralatan untuk berkomunikasi, dan akhirnya peralatan untuk berkomunikasi yang kita gunakan itu akhirnya membentuk atau mempengaruhi kehidupan kita sendiri”.

Teori Determinisme Teknologi dikemukakan pertama kali oleh Marshall McLuhan pada tahun 1962 dalam tulisannya “The Guttenberg Galaxy: The Making of Typographic Man”. Ide dasar teori ini adalah bahwa perubahan yang terjadi pada berbagai macam cara berkomunikasi akan membentuk pula keberadaan manusia itu sendiri. Mengikuti teori ini, ada beberapa perubahan besar yang mengikuti perkembangan teknologi dalam berkomunikasi. McLuhan membaginya ke dalam empat periode. Di dalam masing-masing pergerakan dari era satu ke era yang lain membawa bentuk baru komunikasi yang menyebabkan beberapa macam perubahan dalam masyarakat. Pertama-tama adalah era kesukuan. Era ini kemudian diikuti oleh era tulisan, kemudian era mesin cetak dan terakhir adalah era media elektronik dimana kita berada sekarang. Dengan menggunakan teori Determinisme Teknologi, dapat diketahui bagaimana pengaruh perilaku komunikasi dalam instagram dalam followers @Agniapunjabi. 1.5.4 Fashion Sebagai Komunikasi

The Phenomenon of fashion, the impact of which is

recognized by the famous cliche: “you are what you wear”, offfers a dense, rich set of costume options and reveals multiple and unexpected ways though which fashion is part of the concrete, tangible, profound, complicated and symbolic process of forming of the modern and postmodern self, indentity, body and social relations. Even fashion should be considered as part of the social processes of discrimination , namely the reproduction of hirarchy’s position and prestige in deeply unequal society (Arvanitidou & Gasouka, 2011)

Fenomena fashion terpengaruhi oleh “kamu adalah apa yang kamu kenakan”, yang menyebabkan fashion menjadi bagian yang konkrit, nyata, dalam, sulit dan proses simbolik dalam membentuk modern dan post-modern mengenai diri, identitas, tubuh dan hubungan sosial. Dan fashion menjadi bagian proses diskriminasi sosial yang disebu reproduksi atas posisi hierarki dan prestise dalam masyarakat yang sangat tidak sepadan. Fashion adalah semacam kode berpakaian “makro” yang menetapkan standart gaya menurut usia, gender, kelas sosial dan seterusnya (Danesi, 2012). Fashion meliputi berbagai macam elemen-elemen yang didalamnya termasuk pakaian, aksesoris dan gaya rambut.

Apa yang diperlihatkan oleh fashion seseorang dapat menyatakan siapa orang tersebut tanpa harus mengungkapkan melalui perkataan atau tindakan. Hal tersebut bisa tentang gaya hidup, gender atau tentang status didalam masyarakat. Dikatan bahwa fashion adalah tribalisme dan pemberian pesan secara

terang-terangan mengenai siapa diri kita. Itulah yang menyebabkan hal-hal seperti aksesoris bisa dinilai sebagai hal yang luar biasa mengagumkan bila telah dikenakan oleh seseorang dalam menunjukkan identitasnya.

Roach dan Eicher dalam Barnard (2007) menunjukan bahwa fashion dan pakaian secara simbolis mengikat satu komunitas. Hal ini menunjukkan bahwa kesepakatan sosial atas apa yang dikenakan merupakan ikatan sosial itu sendiri yang pada giliranya akan memperkuat ikatan sosial lainnya. Fungsi mempesaukan dari fashion dan pakaian berlangsung untuk mengkomunikasikan keanggotaan satu kelompok kultural baik pada orang-orang yang menjadi anggota kelompok tersebut atau bukan

1.5.5 Perilaku

Menurut Jalaludin Rakhmat (2015:33), ada dua faktor yang mempengaruhi perilaku manusia, yaitu faktor biologis dan faktor sosiopsikologis.

“ Manusia merupakan makhluk sosial, dan dari proses sosial tersebut ia memperoleh beberapa karakteristik yang mempengaruhi perilakunya. Tiga komponen yang mempengaruhi perilaku manusia yaitu komponen afektif, komponen kognitif, dan komponen konotatif. Komponen yang pertama, yang merupakan aspek emosional dan factor sosiopsikologis. Komponen kognitif adalah aspek intelektual, yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen konatif adalah aspek volisional, yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan bertindak… „‟(Jalaluddin, 2005: 37).

Pendekatan behavioral terhadap penilaian menekankan tiga hal yaitu (1) identifikasi perilaku khusus, seringkali disebut perilaku-perilaku target (target

lingkungan khusus yang mendatangkan, mengisyaratkan, dan menguatkan perilakuperilaku target;dan (3) identifikasi faktor lingkungan spesifik yang dapat dimanipulasi untuk mengubah perilaku (Daniel Cervone & Lawrence A. Pervin, 2012:157). Secara garis besar perilaku manusia terdiri dari dua faktor internal, diantaranya faktor biologis dan sosiopsikologis.

Faktor Biologis

Dalam faktor biologis perilaku dapat ditentukan dari warisan biologis seorang manusia. Ini bermula dari stuktur DNA sebagai warisan biologis yang diterima dari kedua orangtua. “epigenetic rules” yang mengatur perilaku manusia sejak kecenderungan menghindari incest, kemampuan ekspresi wajah, sampai ke persaingan politik. Struktur biologis genetika manusia, sistem syaraf dan sistem hormonal sangat mempengaruhi perilaku manusia. Sistem genetis, mempengaruhi kecerdasan, kemampuan sensasi dan emosi. Sistem saraf, mengatur pekerjaan otak dan proses pengolahan informasi dan jiwa manusia. Sistem hormonal, mempengaruhi mekanisme biologis dan proses psikologis (Jalaludin Rakhmat,2008:34)

Faktor Sosiopsikologis

Ada tiga komponen faktor yang mempengaruhi sosiopsikologis pada perilaku manusia, diantaranya :

 Komponen Kognitif

Komponen kognitif berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Dan berkaitan dengan kepercayaan atau keyakinan bahwa sesuatu itu benar atau salah atas dasar bukti, sugesti otoritas, pengalaman atau intuisi.

 Komponen Afeksi

Komponen afeksi ini merupakan komponen yang berhubungan dengan aspek emosional. Terdiri dari motif sosiogenis, sikap dan emosi

 Komponen Konatif

Komponen ini berhubungan dengan kebiasaan. Kebiasaan adalah aspek perilaku manusia yang menetap, berlangsung secara otomatis dan tidak direncanakan. Selain itu, juga berhubungan dengan kemauan bertindak, dimana kemauan itu merupakan hasil keinginan untuk mencapai tujuan tertentu yang begitu kuat. Sehingga nantinya akan mendorong orang tersebut untuk mengorbankan nilai-nilai yang lain.

Dokumen terkait