• Tidak ada hasil yang ditemukan

F.2.1. Teori Media.

Secara umum dipahami bahwa istilah media mencakup sarana komunikasi seperti pers, media penyiaran (broadcasting) dan cinema. Media massa bukan hanya memberitakan manusia dan peristiwa, organiasipun menjadi salah satu sumber pemberitaan media massa. Kita bisa menyaksikan bagaimana para awak televisi mengikuti kegiatan polisi menumpas para pelaku kriminal dan menyuguhkan sebagai tayangan.22

Media massa mempunyai peranan yang penting dalam usaha penerapan komunikasi politik. Dengan adanya media massa pesan politik yang hendak

22

disampaikan oleh aktor-aktor politik maupun dari partai politik kepada khalayak tentang akses dalam pendekatan-pendekatan kepada masyarakat yang lebih luas. Aktor politik dalam penyampaian pesan politik tentunya ada respon yang berupa interaksi dari sebuah informasi dengan kenyataan yang ada. 23

Media massa dapat mendistribuskan berbagai pesan-pesan politik kepada orang banyak dan mengetahui keektifan aktor politik dalam merebut hati pemilih, karena dengan mengetahui isi pesan politik yang disampaikan oleh komunikator politik lewat media massa, amaka orang juga bisa melihat pengaruh pencitaan dari aktor politik dalam memahami masyarakat. Median massa terkait dengan kegiatan verbal dan non verbal yang menyajikan citra dan intrepretasi individual tentang objek tertentu dalam setting biasanya dalam bentuk isu yang akan dikelola media.24

23

Yosal Iriantara, 2011, Media Relations, Konsep, pendekatan dan Praktik, Bandung : Simbioasa Rekatama media,Hal.21.

24

Dan Nimmo,2006, Komunikasi Politik, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, Hal. 19.

Analisis media mengenal adanya dua dimensi komunikasi massa. Dimensi pertama memandang dari sisi media kepada masyarakat luas beserta institusi-institusinya. Pandangan ini menggambarkan keterkaitan antara media dengan berbagai institusi lain seperti politik, ekonomi, pendidikan agama, dan sebagainya. Teori-teori yang menjelaskan keterkaitan tersebut. mengkaji posisi atau kedudukan media dalam masyarakat dan terjadinya saling mempengaruhi antara berbagai struktur kemasyarakatan dengan media. Pendekatan ini merupakan dimensi makro dari teori komunikasi massa. Dimensi kedua melihat kepada hubungan antara media dengan audience, baik secara kelompok maupun individual. Teori-teori mengenai hubungan antara media-audience, terutama menekankan pada efek-efek individu dan kelompok sebagai basil interaksi dengan media. Pendekatan ini disebut sebagai dimensi mikro dari teori komunikasi massa.

Analisis media terkait dengan analisis wacana kritis juga yang mempertimbangkan elemen kekuasaan (power) dalam analisisnya. Setiap wacana yang muncul, dalam bentuk teks, percakapan atau apapun, tidak dipandang sebagai sesuatu yang ilimiah, wajar, netral tetapi merupakan bentuk pertarungan kekuasaan. Analisis wacana termasuk dalam kategori paradigma kritis. Paradigma ini mempunyai pandangan tertentu bagaimana media dan pada akhirnya berita harus dipahami keseluruhan produksi dan struktus sosial.25

Pendekatan dalam komunikasi massa ada dua pertama adalah adanya oposisi terhadap asumsi yang deterministik mengenai efek media, yang merupakan bagian dari dominannya peran individu yang kita kenal dalam model komunikasi dua tahap. Kedua, adanya keinginan untuk lepas dari perdebatan yang kering dan terasa steril mengenai penggunaan media massa yang hanya didasarkan atas selera individu. Dalam hal ini, pendekatan uses and gratifications

memberikan suatu cara alternatif untuk memandang pada hubungan antara isi media dan audience, serta pengaturan isi media menurut fungsinya daripada sekedar tingkat selera yang berbeda. Meskipun masih diragukan adanya satu model uses and gratifications.

Komunikasi dalam media massa berbicara mengenai apa yang dilakukan media terhadap orang (audience), maka pada pendekatan ini akan berbicara mengenai apa yang dilakukan orang terhadap media. Studi dalam bidang ini memusatkan perhatian pada penggunaan isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratification) atas kebutuhan seseorang. Dalam hal ini, sebagian besar perilaku audience akan dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interests) individu. Meskipun demikian perlu dipahami bahwa ini adalah suatu fenomena mengenai proses penerimaan oleh karenanya pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi.

26

25

Erianto, 2011, Analisis Wacana ( Pengantar analisis tekx media), Yogyakarta : LKIS Printing Cemerlang, 2011, Hal. 21.

26

Graeme Burton, Op.,Cit, Hal. 56.

Katz (1974) menggambarkan logika yang mendasari penelitian mengenai media uses and gratifications sebagai berikut: Kondisi social psikologis seseorang akan menyebabkan adanya kebutuhan, yang menciptakan harapan-harapan terhadap media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa kepada perbedaan pola penggunaan media atau keterlibatan dalam aktivitas lainnya yang akhirnya kan menghasilkan pemenuhan kebutuhan dan konsekuensi lainnya, termasuk yang tidak diharapkan sebelumnya.

Media-media massa independen berdasarkan Ideologi serta keberpihakannya kepada salah satu kekuatan politik tertentu, dalam hal ini melakukan usaha-usaha penguasaan masyarakat melalui pemberitaannnya dengn cara memberikan penjulukan (labbelling) tentang suatu objek. Fakta-fakta objektif dimamfaatkan untuk ditafsirkan secara subjektif berdasarkan kepentingan. Disinilah ideologi atau kecenderungan menentukan bagaimana sesuatu fakta dipahami dan ditafsirkan, dibuang atau digunakan, jadi melalui cara-cara yang dilakukan media, kelompok-kelompok hegemonik baik penguasa ataupun rakyat dapat memamfaatkannya untuk menguasai masyarakat. Kontrol rakyat terhadap kekuasaan dapt dilakukan lewat media dan sebaliknya, pihak-pihak yang berkuasapun lewat media dan sebaliknya, pihak-pihak-pihak-pihak yang berkuasa dapat memupuk kekuasaannya melaalui legitimasi media dan proses seperti ini dilakukan melalui usaha-usaha pemaknaan secara terus menerus lewat pemberitaan yang menjadi kegiatan utama media sehingga gilirannya tanpa terasa akan membentuk kesadaran.27

Sebagai tambahan bagi elemen-elemen dasar tersebut di atas, Kajian uses and gratifications sering memasukkan unsur motif untuk memuaskan kebutuhan dan “alternatif-alternatif fungsional” untuk memenuhi kebutuhan. Sebagai misal, pada unsur yang terakhir, konsumsi terhadap jenis media tertentu mungkin merupakan alternatif fungsional dari aktivitas kultural lainnya Dalam beberapa

27

kasus, aktivitas ini dapat menghasilkan suatu pemenuhan kebutuhan, namun pada saat yang bersamaan aktivitas ini juga menciptakan ketergantungan pada media massa dan perubahan kebiasaan-kebiasaan sebelumnya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media massa oleh individu telah memberikan fungsi alternatif bagi interaksi sosial yang sesungguhnya.28

1. Publicly

Pendekatan media massa tidak bisa dilepaskan dari pengaruh komunikasi massa yang terdiri dari sumber (source), pesan (message), saluran (channel), dan penerima (receiver) serta efek (effect). Sumber utama dalam komunikasi massa adalah lembaga, organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi (institutionalized person). Pesan-pesan komunikasi massa dapat diproduksi dalam jumlah yang sangat besar dan dapat menjangkau audiens yang sangat banyak jumlahnya yang mana karakteristik pesan-pesan komunikasi massa tersebut meliputi :

Publicly merupakan pesan komunikasi massa pada umumnya tidak ditujukan kepada perorangan tertentu yang eksklusif, melainkan bersifat terbuka untuk umum atau publik. Semua anggota mengetahui, orang lain juga menerima pesan yang sama dan disampaikan secara publicy.

2. Rapid

Rapid merupakan Pesan-pesan komunikasi massa dirancang untuk mencapai audiens yang luas dalam waktu yang singkat dan simultan. Pesan-pesan dibuat secara massal dan tidak seperti fine art yang dapat dinikmati berabad-abad.

3. Transient

28

Transsient merupakan Pesan-pesan komunikasi massa umumnya dibuat untuk memenuhi kebutuhan segera. Pada umumnya pesan-pesan komunikasi massa adalah pesan-pesan yang expendable. Maka isi media cenderung dirancang secara timely, supervisial, dan kadang-kadang bersifat sensasional.29

Media yang mempunyai kemampuan untuk menyebarluaskan pesan-pesan komunikasi massa secara cepat, luas, dan simultan adalah surat kabar, majalah, radio, film, televisi, dan internet. Leeuwis membahas mengenai media massa konvensional yang saat ini sedang berkembang. Media massa konvensional dapat berupa koran, jurnal pertanian, leaflet, radio dan televisi. Karakteristik dasarnya adalah bahwa seorang pengirim dapat mencapai banyak orang dengan media tersebut, sambil tetap berada di kejauhan, dan tanpa kemungkinan keterlibatan dalam interaksi langsung dengan audiens.30

Media massa dianggap memiliki kekuatan yang luar biasa, sehingga khalayak tidak mampu membendung informasi yang dilancarkannya khalayak dianggap pasif, tidak mampu bereaksi apapun kecuali hanya menerima begitu saja semua pesan yang disampaikan media massa. Penggambaran kekuatan media massa yang begitu besar menyebabkan teori media massa, efek terbatas media massa. Teori komunikasi massa yang menekankan pada kekuatan media untuk mengubah perilaku ini pada beberapa dekade berikutnya mulai mendapat beberapa kritikan. Media massa memainkan peran penting, sebab media berfungsi sebagai sumber informasi, dimana orang mencari distribusi opini publik. Media massa dapat mempengaruhi spiral kebisuan dengan tiga cara, yaitu pertama, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini mana yang dominan. Kedua, media membentuk kesan-kesan tertentu tentang opini yang sedang naik atau berkembang dan ketiga, media membentuk kesan tentang opini

29

Wiryanto,2007, Teori Komunikasi Massa, Jakarta : PT Grasindo, Hal 66.

30

Amri Jahi, 1998, Komunikasi Massa dan Pembangunan Pedesaan di Negara-Negara Dunia Ketiga, Jakarta : PT Gramedia,Hal. 102.

yang mutlak diperhatikan khalayak tanpa menampilkannya secara khusus. Istilah spiral kebisuan diberikan didasarkan pada logika bahwa semakin tersebar opini yang dominan oleh media massa dalam masyarakat maka semakin senyap pula suara perseorangan yang bertentangan dengan opini mayoritas tersebut.31

Sebagai mahluk sosial, setiap individu membutuhkan kehadiran individu lainnya terutama untuk memenuhi kebutuhan berinteraksi sekaligus saling bertukar pesan yang berfungsi sebagai alat pengikat suatu masyarakat. Kebutuhan ini dapat terpenuhi melalui proses komunikasi, sehingga tanpa melakukan komunikasi, seseorang akan terisolasi. Proses pertukaran pesan dalam hal ini meliputi seluruh perilaku yang termakna, baik disengaja maupun tidak disengaja, sadar atau tidak sadar. Sementara perilaku sendiri berkaitan dengan budaya, sehingga budaya dalam komunikasi politik merupakan cermin dari budaya bangsa.

Media massa, khususnya radio, televisi, dan koran, memiliki pengaruh yang sangat besar dalam menentukan cara pandang masyarakat mengenai berbagai hal. Itu sebabnya tidak mengherankan bahwa hal pertama yang dilakukan rezim otoriter baru adalah meyakinkan bahwa mereka mengontrol media massa. Idenya adalah bahwa bila kita mengontrol media massa, kita dapat secara selektif mempengaruhi cara masyarakat luas berpikir dan melihat realitas, dan dapat mencegah orang lain untuk menunjukkan gambaran yang berbeda mengenai realitas tersebut.

F.2.2. Teori Komunikasi Politik

32

31

Arni Muhammad.,Op,Cit, Hal.89.

32

Asa Briggs dan Peter Burke,2006, Sejarah Soaial Media dari Gutenberg sampai Internet, Jakarta : Yayasan Obor Indonesia,Hal.89.

Pengertian komunikasi yang dapat memperkuat pemahaman diatas, antara lain yang dikemukakan oleh Mapheus Smith, ia menyatakan bahwa :

Communication behaviour in its simplest reciprocal from is the use of some action by one person, wheter or not accompained by a material object, as astimulus to another person in such a way that the second person can perceive the experience of the stimulating person. The overt action of teh first person play the role of aymbol whose reference or meaning in the same for the two participant with the result that common experience is perceid by both participant.33

33

Asep Saeful Muthadi.2008, Komunikasi Politik Indonesia. Bandung : Penerbit Rosdakarya, Hal.26.

(Perilaku komunikasi paling sederhana adalah penggunaan dari beberapa tindakan oleh satu orang, apakah ada atau tidak disertai objek material, sebagai stimulus kepada orang lain dimana orang kedua dapat merasakan pengalaman orang perrtama. Tindakan orang pertama memainkan peran yang bermakna dalam yang sama kepada orang kedua dengan hasil bahwa pengalaman umum dirasakan oleh kedua orang tersebut)

Komunikasi merupakan suatu proses interaksi sosial yang digunakan orang untuk menyusun makna yang merupakan citra mereka mengenai dunia serta bertukar citra itu melalui simbol-simbol. Sedangkan politik adalah proses, dan seperti komunikasi, politik melibatkan pembicaraan. Ini bukan pembicaraan dalam arti sempit seperti kata yang diucapkan, melainkan pembicaraan dalam arti yang lebih inklusif, yang berarti segala cara orang bertukar simbol kata-kata yang dituliskan dan diucapkan, gambar, gerakan, sikap tubuh, perangai, dan pakaian. Oleh karena banyak aspek kehidupan politik yang dapat dilukiskan dengan komunikasi, sehingga disebut dengan komunikasi politik.

Unsur Komunikasi Politik Sebagai suatu bentuk kajian yang berhubungan dengan kegiatan berkomunikasi, beberapaahli juga menjelaskan beberapa unsur-unsur komunikasi politik melalui beberapa sudut pandangyang berbeda-beda.

Cangara dalam bukunya menyebutkan unsur komunikasi politik meliputi sumber (comunicator), pesan, media atau saluran, penerima dan efek.

1. Komunikator politik dimana semua pihak yang ikut terlibat dalam proses penyampaian pesan. Pihak-pihak ini dapat berbentuk individu, kelompok, organisasi, lembaga, ataupun pemerintah.

2. Pesan politik merupakan pernyataan yang disampaikan baik itu tertulis maupun tidak, dalam bentuk simbol atau verbal yang mengandung unsur politik missal pidato politik, UU, dll.

3. .Saluran atau media politik dalam perkembengan sekarang ini, media massa dianggap sebagai saluran yang paling tepatuntuk melakukan proses komunikasi politik.

4. Penerima pesan politik, merupakan semua lapisan masyarakat yang diharapkan memberikan respon terhadap pesan komunikasi politik. Misalnya dengan memberikan suara pada pemilihan umum.

5. Efek atau pengaruh efek merupakan pengukur seberapa jauh pesan politik dapat diterima dan dipahami.34

Konsep komunikasi politik merupakan proses penyampaian pesan dari sumber komunikasi kepada penerima, baik dengan menggunakan alat maupun tatap muka. Kemudian dari kejadian tersebut ada dan terjadinya umpan balik untuk menilai akibat dari penerimaan pesan yang disampaikan. Hal tersebut berguna sebagai dasar dari proses komunikasi masyarakat. Menurut Fagen

komunikasi politik berjalan satu arah dari sumber kepada penerima komunikasi tersebut. Agar memenuhi tujuan, rumusan tersebut perlu dimodifikasi. Fagen

menambah usulan bahwa untuk kepentingan penelitian terdapat 3 hal yang penting:

1. Komunikasi sebagai proses mengisi politik sebagai suatu kegiatan. 2. Apabila hal-hal itu tidak jelas benar, maka dapat digambarkan

beberapa aspek kehidupan politik sesuai tipe-tipe komunikasi.

34

3. Karena proses komunikasi memiliki kemampuan mengisi dan elastis dari perbendaharaan konsep ilmu politik, maka ada suatu literatur yang mungkin relevan bagi studi politik dan komunikasi.35

Dengan menggunakan konsep dasar komunikasi politik pada dasarnya merupakan bagian dari semua hal yang berhubungann dengan kehidupan masyarakat. Komunikasi politik dapat melahirkan, memelihara dan mewariskan budaya politik. Sehingga dengan memperhatikan struktur pesan serta pola komunikasi politik yang diperankan, maka dapat dianalisis budaya politik suatu masyarakat. Menurut Rush dan Althoff, Komunikasi politik dalam transmisi informasi yang relevan secara politis dari suatu bagian sistem politik kepada sistem politik yang lain antara sistem sosial dengan sistem politik merupakan unsur dinamis dari suatu sistem politik dan proses sosialisasi, partisipasi serta rekrutmen politik bergantung pada komunikasi.

36

35

Asa Briggs dan Peter Burke., Op.,Cit.,Hal.90-91.

36

Asep Saeful Muthadi, Op.,Cit.,Hal.27-28.

Ada beberapa komponen-komponen penting yang terlibat dalam proses komunikasi politik yaitu

Pertama, Komunikator dalam komunikasi politik, yaitu pihak yang memprakarsai dan mengarahkan suatu tindak komunikasi seperti dalam peristiwa komunikasi pada umumnya, komunikator dalam komunikasi politik dapat dibedakan dalm wujud individu, lembaga ataupun berupa kumpulan orang. Jika seorang tokoh, pejabat atau rakyat biasa misalnya bertindak sebagai suatu sumber dalam suatu kegiatan komunikasi politik maka dalam beberapa hal ini dapat dilihat sumber individu (Individual source). Sedangkan momentum yang lain, meskipun individu-individu itu berbicara tapi karena ia mewakili suatu lembaga atau juru bicara dari suatu organisasi, maka pada saat itu dia dipandang sebagai sumber kolektif (Collective Sourve).

Kedua, Khalayak komunikasi politik yitu peranan penerima yang sebetulnya bersifat sementara, sebab konsep umum yang berlaku dalam komunikasi, ketika penerima itu memberikan feedback dalam suatu proses komunikasi politik, atau pada saat dia memberikan pesan-pesan itu kepada khalayak lain dalam kesempatan dalam komunikasi yang berbeda, maka pada saat itu penting peranan suatu komunikator. Ketiga, Saluran-saluran komunikasi politik yakni setiap pihak atau unsur yang memungkinkan samapi pesan-pesan politik. Misalnya dalam proses komunikasi politik, birokrasi dapat memerankan fungsi ganda, yang berperan sebagai komunikator yang berasal dari pemerintah dan disis yang lain sebagai komunikator dari khalayak masyarakat.

Secara Rinci, contoh kelompok-kelompok komunikator politik yang masuk pada komunikator politik yang termasuk kategori individual ataupun kelompok dpat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1.1.

Sumber Individual Sumber Kolektif

Pejabat (Birokrat) Politisi Pemimpin Opini Jurnalis Aktivis Lobbyis Pemimpin Komunikator Profesional Pemerintah (Birokrasi) Partai Politik Organisasi Kemsyarakatan Media Massa Kelompok Penekan Kelompok elit Badan/perusahaan Komunikasi

Sumber: (Komunikator) Individual dan kolektif dalam komunikasi politik37

1. Komunikator dalam komunikasi politik, yaitu pihak yang memprakarsai dan mengarahkan suatu tindak komunikasi.

Dalam komunikasi politik, warga negara atau publik sebagai konstituen para politisi dapat berperan sebagai komunikator ketika menyalurkan aspirasi atau tuntutan, dan pada saat yang sama mereka juga berperan sebagai khalayak komunikasi ketika menerima pesan-pesan dari politisi atau aparat birokrat, perilaku mereka ditentukan lingkungan mereka masing-masing.

Ada beberapa komponen penting yang terlibat dalam proses komunikasi politik yaitu :

2. Khalayak komunikasi politik yaitu peran penerima yang sebetulnya hanya bersifat sementara. Khalayak komunikasi politik dapat memberikan respon dan umpan balik, baik dalam pikiran, sikap maupun perilaku politik yang diperankannya.

3. Saluran-saluran komunikasi politik, yakni setiap pihak dan unsur yang memungkinkan sampainya pesan-pesan politik.38

F.2.3. Teori Propaganda

Dalam komunikasi, propaganda merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menanamkan pesan. Propaganda berasal dari bahasa latin propagare yang artinya mengembangkan atau memekarkan. Dalam sejarahnya, propaganda awalnya adalah upaya mengembangkan dan memekarkan agama Katholik Roma baik di Italia maupun di negara-negara lain. Propaganda timbul dari kalimat “sacra congregatio de propaganda fide” atau dari kata

“congregatio de propaganda fide” atau Congregation for the Propagandation of Faith tahun 1622 ketika Paul Grogelius ke-15 mendirikan organisasi yang

37

Ibid., Hal.32.

38

bertujuan mengembangkan agama Katolik Roma di Italia dan negara-negara lain. Sejalan dengan tingkat perkembangan manusia, propaganda tidak hanya digunakan dalam bidang keagamaan saja tetapi juga dalam bidang pembangunan, politik, komersial, pendidikan, dan lain-lain.39

Opini publik dan propaganda mempunyai hubungan yang erat dimana propaganda merupakan usaha untuk merumuskan secara tegar azas-azas penyebaran informasi serta pembentukan opini dan sikap yang merujuk pada kontrol opini dengan simbol-simbol penting, atau berbicara secara lebih konkret dan kurang akurat melalui cerita, rumor, berita, gambar, atau bentuk-bentuk komunikasi sosial lainnya. Propaganda dilakukan untuk mempengaruhi atau mengontrol opini publik yang menjadi sasaran dari propaganda. Opini publik menjadi perantara dari perubahan sikap dan perilaku menjadi sasaran para propagandis. Opini publik dipersiapkan dulu kemudian dilontarkan untuk mempengaruhi opini publik. Jika opini publik sudah terbentuk secara baik baru ditegakkan demokrasi, kemudian akan terpengaruh pada sikap dan perilaku

Propaganda merupakan kegiatan yang dilakukan individu atau kelompok tertentu untuk proses mempengaruhi pihak lain dengan tidak mengindahkan etika, moral, aturan, nilai, norma dan lain-lain guna memenangkan tujuan yang akan dicapai. Akibatnya, apapun akan dilakukan untuk memenangkan tujuan yang akan dicapai tersebut. Dalam kaitannya dengan opini publik, propaganda merupakan salah satu metode penting untuk membentuk opini publik itu sendiri. Sebuah pesan sengaja dihembuskan oleh orang atau kelompok tertentu dengan gencar, sebagai upaya mempengaruhi publik akan sesuatu wacana. Dalam hal ini, mereka yang menjadi propagandis mencoba untuk mengarahkan opini publik untuk mengubah tindakan dan harapan dari target individu.

39

masyarakat. Jadi opini publik menjadi alat yang baik untuk mewujudkan propaganda.40

Dalam prespektif propaganda komunikasi lebih ditujuan untuk menanamkan gagasan kedalam benak masyarakat secara keseluruhan, upaya propaganda dipacu sedemikian kuat bukan sekedar mengarahkan opini publik internasional tetapi mempengaruhi pikiran, perasaan serta tindakan pemerintah dan publik. Tujuan ini meckuppenguatan dan perluasan dukungan, mempertajam dan mengubah sikap dan cara pandang terhhadap suatu gagasan atau kebijakan tertentu, pelemahan atau penggagalan kebijakan atau program nasional. Propaganda bisa dirancang untuk mencapai tujuan tertentu yang eksklusif atau terbatas dan berjangka pendek. Propaganda dapat pula digunakan untuk tujuan yang lebih luas dan strategis yang mencakup penguatan serta perluasan dukungan rakyat dan pemerintah untuk melaksanakan gagasan tertentu.41

Propaganda dilakukan dalam mencapai tujuan-tujuan tertentu yang dilakukan dengan cara mempengaruhi cara berpikir, bersikap dan berperilaku. Dalam tingkatan tertentu bahkan propaganda dapat digunakan untuk melakukan suatu perubahan kepada tata nilai, budaya, kepercayaan yang telah mapan. Ada juga yang melihat propaganda sebagai suatu alat yang bersifat objektif dan Pendapat lain mengenai propaganda diajukan oleh psikolog Leonar W. Dobb yang menulis mengenai klasifikasi propaganda yang berkaitan dengan penilaian perjudis moral yang negatif. penilaian moral merupakan motif dari

Dalam dokumen Peranan Media Dalam Pemenangan Jokowi-Jk (Halaman 26-44)