• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEORI

D. Teori motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.79

Santrock yang dikutip oleh sardiman menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan

77

Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, 201.

78

Saiful Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif, ..., 201. 79

Pintrich, A Motivational Science Perspective on The Role of Student Motivation in Learning and Teaching Contexts. Journal of Educational Psychology, 2003, 85.

52

kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.80

Dari pemahaman di atas motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar yaitu antara lain: 1) Harapan guru; 2) Instruksi langsung; 3) Umpan balik (feedback) yang tepat; 4) Penguatan dan hadiah; dan 5) Hukuman.

Sardiman menyatakan bahwa bentuk dan cara yang dapat digunakan untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar adalah: 1) Pemberian angka, hal ini disebabkan karena banyak siswa belajar dengan tujuan utama

80

Sardiman AM, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2000, 37.

53

yaitu untuk mencapai angka/nilai yang baik; 2) Persaingan/ kompetisi; 3)

Ego-involvement, yaitu menumbuhkan kesadaran kepada siswa agar

merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras dengan mempertaruhkan harga diri; 4) Memberi ulangan, hal ini disebabkan karena para siswa akan menjadi giat belajar kalau mengetahui akan ada ulangan; 5) Memberitahukan hasil, hal ini akan mendorong siswa untuk lebih giat belajar terutama kalau terjadi kemajuan; 6) Pujian, jika ada siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, hal ini merupakan bentuk penguatan positif; 7) penggunaan media yang menarik dalam pembelajaran.81

Pentingnya motivasi belajar, Penelitian psikologis banyak menghasilkan teori-teori motivasi tentang perilaku. Subjek terteliti dalam motivasi ada yang berupa hewan dan ada yang berupa manusia. Peneliti yang menggunakan hewan adalah tergolong peneliti biologis dan behavioris. Peneliti yang menggunakan teliti manusia adalah peneliti kognitif. Temuan ahli- ahli tersebut bermanfaat untuk bidang industry, tenaga kerja, urusan pemasaran, rekruting militer, konsultasi, dan pendidikan. Para ahli berpendapat bahwa motivasi perilaku manusia berasal dari kekuatan mental umum, insting, dorongan, kebutuhan, proses kognitif, dan interaksi.82

Motivasi belajar juga penting diketahui oleh seorang guru. Pengetahuan dan pemahaman tentang motivasi belajar pada siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu sebagai berikut: 1) Membangkitkan, meningkatkan,

81

Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, ..., 40.

82

54

dan memelihara semangat siswa untuk belajar sampai berhasil; membangkitkan, bila siswa tak bersemangat; meningkatkan, bila semangat belajarnya timbul tenggelam; memelihara, bila semangatnya talh kuat untuk mencapai tujuan belajar. Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan, atau pemicu semangat dapat digunakan untuk mengobarkan semangat belajar; 2) Mengetahui dan memahami motivasi belajar siswa bermacam-macam; ada yang acuh tak acuh, ada yang tak memusatkan perhatian, ada yang bermain, di samping yang bersemangat untuk belajar. Di antara yang bersemangat belajar, ada yang tidak berhasil dan berhasil. Dengan bermacamragamnya motivasi belajar tersebut, maka guru dapat menggunakan bermacam-macam strategi belajar mengajar; 3) Meningkatkan dan menyadarkan guru untuk memilih salah satu di antara bermacam-macam peran seperti sebagai penasihat, fasilitator, instruktur, teman diskusi, penyemangat, pemberi hadiah, atau pendidik. Peran pedagosis tersebut sudah barang tentu sesuai dengan perilaku siswa; 4) Memberi peluang guru untuk “unjuk kerja” rekayasa pendagosis. Tugas guru adalah membuat semua siswa belajar sampai berhasil. Tantangan profesionalnya justru terletak pada “mengubah” siswa tak berminat menjadi semangat belajar. “Mengubah” siswa cerdas yang acuh tak acuh menjadi bersemangat belajar.83

Terdapat dua aspek dalam teori motivasi belajar yaitu: 1) Motivasi ekstrinsik, yaitu melakukan sesuatu untuk mendapatkan sesuatu yang lain (cara untuk mencapai tujuan). Motivasi ekstrinsik sering dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti imbalan dan hukuman. Misalnya, murid belajar

83

55

keras dalam menghadapi ujian untuk mendapatkan nilai yang baik. Terdapat dua kegunaan dari hadiah, yaitu sebagai insentif agar mau mengerjakan tugas, dimana tujuannya adalah mengontrol perilaku siswa, dan mengandung informasi tentang penguasaan keahlian; 2) Motivasi intrinsik, yaitu motivasi internal untuk melakukan sesuatu demi sesuatu itu sendiri (tujuan itu sendiri). Misalnya, murid belajar menghadapi ujian karena dia senang pada mata pelajaran yang diujikan itu. Murid termotivasi untuk belajar saat mereka diberi pilihan, senang menghadapi tantangan yang sesuai dengan kemampuan mereka, dan mendapat imbalan yang mengandung nilai informasional tetapi bukan dipakai untuk kontrol, misalnya guru memberikan pujian kepada siswa. Terdapat dua jenis motivasi intrinsik, yaitu: a) Motivasi intrinsik berdasarkan determinasi diri dan pilihan personal. Dalam pandangan ini, murid ingin percaya bahwa mereka melakukan sesuatu karena kemauan sendiri, bukan karena kesuksesan atau imbalan eksternal. Minat intrinsik siswa akan meningkat jika mereka mempunyai pilihan dan peluang untuk mengambil tanggung jawab personal atas pembelajaran mereka; b) Motivasi intrinsik berdasarkan pengalaman optimal. Pengalaman optimal kebanyakan terjadi ketika orang merasa mampu dan berkonsentrasi penuh saat melakukan suatu aktivitas serta terlibat dalam tantangan yang mereka anggap tidak terlalu sulit tetapi juga tidak terlalu mudah.84

Pendekatan scientifik yang disuguhkan oleh guru dalam hal yag penulis teliti sesuai teori-teori yang penulis paparkan di atas adalah guru menampilkan langsung berupa media gambar tentang gerakan-gerakan salat yang benar.

84

56

kemudian siswa mengamati, bertanya bila ada yang belum dipahami, kemudian mereka mencoba untuk berdemonstrasi sesuai arahan dan bimbingan guru, kemudian siswa dibagi beberapa kelompok untuk mendiskusikan hasil paparan guru dan praktik para siswa, setelah tersimpulkan kemudian setiap kelompok mempresentasikannya di depan kelas hasil diskusi secara bergantian.

Pembelajaran kooperatif dengan sendirinya akan muncul dalam langkah-langkah pada proses belajar yang diterapkan guru, dengan demikian siswa yang mengikuti proses pembelajaran secara langsung maupun tidak, dapat termotivasi dengan pendekatan dan metode yang digunakan guru dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu setiap guru harus mampu meramu pendekatan dan metode yang tepat dalam setiap melaksanakan proses pembelajaran di kelas. Pendekatan, media dan metode sangat penting dalam meningkatkan motivasi siswa untuk fokus pada pelajaran yang diikuti, dengan kefokusan dan antusias serta keaktifan siswa pada pelajaran yang berlangsung maka akan memberikan pengetahuan yang integral pada diri siswa yang endingnya tujuan pembelajaran yang diharapkan guru dapat tercapai dengan maksimal, apalagi jika pendekatan, media dan metode yang diterapkan guru dibarengi dengan pemberian riward terhadap siswa, dapat membuat siswa semakin termotivasi untuk bisa.

57 BAB III

Dokumen terkait