• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE DEMONSTRASI PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN SALATIGA DAN MAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE DEMONSTRASI PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN SALATIGA DAN MAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MEDIA GAMBAR

DAN METODE DEMONSTRASI PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN

FIQIH DI MAN SALATIGA DAN MAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh: Fathonah NIM. M1.12.006

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

(2)

ii

PROGRAM PASCASARJANA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA PROGRAM STUDI: PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

LEMBAR PERSETUJUAN TESIS

Nama : Dra. Hj. Fathonah

NIM : M1.12.006

Program Studi : Pendidikan Agama Islam Konsentrasi : PAI

Tanggal Ujian : 16 September 2015

Judul Tesis :“PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MEDIA GAMBAR DAN METODE DEMONSTRASI PENGARUHNYA TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN SALATIGA DAN MAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015”

Panitia Munaqosah Tesis

(3)

iii

PERNYATAAN KEASLIAN

“Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis ini merupakan hasil karya

saya sendiri dan sepanjang pengetahuan dan keyakinan saya tidak mencantumkan tanpa pengakuan bahan-bahan yang telah dipublikasikan sebelumnya atau ditulis oleh orang lain, atau sebagian bahan yang pernah diajukan untuk gelar atau ijasah pada Institut Agama Islam Negeri Salatiga atau perguruan tinggi lainnya.”

Salatiga, September 2015

Yang Membuat Pernyataan

(4)

iv

MOTTO

َعَفَز َة َلَهصنا َحَتَتْفا اَذِإ َمههَسَو ِهٍَْهَع ُ هاللَّ ىههَص ِ هاللَّ َلىُسَز ُتٌَْأَز

ِعىُكُّسنا ْهِم َعَفَز اَذِإَو َعَكْسٌَ ْنَأ َمْبَقَو ِهٍَْبِكْنَم َيِذاَحٌُ ىهتَح ِهٌَْدٌَ

ِهٍَْتَد ْجهسنا َهٍَْب اَمُهُعَفْسٌَ َلََو

Artinya : "Saya melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam apabila memulai shalat, maka beliau mengangkat kedua tangannya hingga sejajar dengan kedua pundaknya dan mengangkat tangan sebelum rukuk dan ketika berdiri dari rukuk, namun beliau tidak mengangkat kedua tangannya antara dua sujud."(HR. Muslim: 586).1

رامكاولص

أ ىنومتيأ

ىلص

Artinya : “Sembahyanglah Seperti yang kamu lihat aku bersembahyang.(HR. Ahmad: 3944).2

1

Muslim, Hadist Nomor 586, Kitab 9 Imam dan Rowi Hadis, Diunduh hari Senin, 7 September 2015, Jam 16.00 WIB.

2

(5)

v

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya terbaikku kepada :

1. Bapak Marsani (Alm) dan Ibu Suyatmi (Alm) serta Mertuaku Bapak H.Jaiz Hadi Pranoto (Alm) dan Ibu Hj. Sutidjah yang mendidik dan membimbingku dengan sabar kepada jalan Allah SWT.

2. Suamiku Jaka Rebawa yang selalu setia menjalani kehidupan bersamaku dalam suka maupun duka.

3. Anakku Muhammad Ilham Zakky Arif yang selalu menjadi penyejuk dalam setiap waktuku

4. Untuk semua dosen Pasca Sarjana IAIN Salatiga

5. Sahabat-sahabat, teman kuliah angkatan 2012 dan teman mengajar di MAN Salatiga.

(6)

vi ABSTRACT

THE CONTRIBUTION OF SCIENTIFIC APPROACH APLICATION

USING PICTURES AND DEMONSTRATION METHOD TO

IMPROVEMENT OF LEARNING MOTIVATION IN FIQIH SUBJECTIN MAN SALATIGA AND MAN SURUH SEMARANG REGENCY IN 2014/2015 ACADEMIC YEAR.

Keywords: Scientific Approach Using Pictures, Demonstration Method, Learning Motivation

Islamic based-education is one of the ways of improving human‟s morality to perform religious obligations as a servant of The Creator. In Islamic teachings, a human has to perform several commands, one of them is having prayer in a daily basis (Salat). This routine is the concrete form of worshipping God.

This is a qualitative research which applies descriptive approach examining the application of scientific approach using pictures and demonstration method and its role to learning motivation improvement in Fiqih subject in MAN Salatiga, MAN Suruh Semarang Regency. The data collection method employs observation, documentation and non-structured interview. The data analysis was done by applying analytical inductive approach.

The results shows that the application of scientific approach using pictures and demonstration method and its role to learning motivation improvement in Fiqih subject in MAN Salatiga and MAN Suruh Semarang Regency in 2014/2015 academic year runs well. Besides that, the principal and vice principal of academic matters are all supportive to teacher‟s creativity in attempt to improve students‟ learning motivation. The application of demonstration method in MAN Salatiga and MAN Suruh Semarang regency can be manifested through teaching and learning process in Fiqih subject especially about daily prayer (Salat). Students learning motivation in Fiqih subject especially about daily prayer tends to be high. The application of scientific approach using pictures and demonstration method in Fiqih subject contributes to students‟ high motivation in learning. It can be explained that the students are highly motivated and their motivation seems to increase.

(7)

vii

PRAKATA

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Puji Syukur kami panjatkan kehadlirat Allah SWT, atas limpahan rahmat, taufik, hidayah dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “ PENERAPAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI MEDIA

GAMBAR DAN METODE DEMONSTRASI PENGARUHNYA

TERHADAP PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR PADA MATA PELAJARAN FIQIH DI MAN SALATIGA DAN MAN SURUH KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2014/2015” yang secara akademis menjadi syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan Islam.

Di samping itu, apa yang telah tersaji ini juga tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, kepadanya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Dr. H. Zakiyuddin, M.Ag., selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan restu dan selalu mendo‟akan pada penulisan tesis ini.

3. Bapak Dr. Phil. Widiyanto, M.A., selaku Ka Prodi PAI Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan arahan pada penulisan tesis ini.

4. Prof. Dr. H. Budihardjo, M.Ag. dan Dr. Adang Kuswaya, M.Ag., selaku Dosen

Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk menuntun agar tesis ini cepat selesai.

5. Seluruh dosen Pascasarjana IAIN Salatiga yang telah memberikan banyak bekal ilmu kepada Penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan tesis ini.

6. Bapak Drs. H. Sudar, M.Ag., selaku Kepala MAN Salatiga dan Bapak Drs. Muhlas selaku Kepala MAN Suruh Kabupaten Semarang yang telah memberikan izin untuk meneliti di tempat yang beliau pimpin.

(8)

viii

8. Suami dan anakku yang selalu mensuport dan memberikan inspirasi hingga selesainya penulisan ini

9. Semua pihak dan teman-temanku seperjuangan yang tak dapat saya sebut satu persatu lagi yang sedikit maupun banyak telah membantu dalam proses penulisan tesis ini.

Sungguh kami tidak dapat memberikan balasan apapun, kecuali do‟a semoga Allah SWT memberikan balasan pahala yang berlipat atas amal kebaikan yang telah diberikan.

Akhirnya penulis menyadari bahwa apa yang telah tersaji dalam penulisan ini masih jauh mencapai kesempurnaan. Masih banyak hal-hal yang perlu diperbaiki dan diperdalam lebih lanjut atau ada hal yang kurang sesuai, karena hanya sebatas inilah yang dapat penulis sampaikan, maka dengan segala bentuk kritik dan saran sangat kami harapkan, demi menindak lanjuti pada kajian-kajian yang lebih lanjut.

Salatiga, September 2015 Penulis,

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………. i

HALAMAN PERSETUJUAN TESIS……….……….. ii

HALAMAN PERNYATAAN...……….………... iii

MOTTO... iv

PERSEMBAHAN... v

ABSTRAK ………... vi

PRAKATA ……….………..………. vii

DAFTAR ISI ………. ix

DAFTAR TABEL ………. xi

DAFTAR GAMBAR...………... xii

DAFTAR LAMPIRAN …...……….. xiii

BAB I: PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 7

C. Signifikansi Penelitian... 8

D. Tinjauan Pustaka... 11

E. Metodologi Penelitian... 18

F. Sistematika Penulisan Tesis... 24

BAB II: LANDASAN TEORI A. Teori Pendekatan Ilmiah (Scientific) ... 25

B. Media Pembelajaran... 29

C. Metode Demonstrasi... 47

D. Teori Motivasi... 51

(10)

x

1. Profil MAN Salatiga... 58

2. Profil MAN Suruh Kabupaten Semarang... 74

B. Penerapan Pendekatan Scientifik Melalui Media Gambar... 84

C. Penerapan Metode Demonstrasi... 89

D. Motivasi Belajar Siswa pada Pelajaran Fiqih... 92

BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Analisis... 95

B. Pembahasan... 101

BAB V: PENUTUP A. Simpulan... 106

B. Saran ... 108

DAFTAR PUSTAKA………... 110

LAMPIRAN……….... 115

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.3 Struktur Organisasi MAN Salatiga... 69

Tabel 2.3 Keadaan Guru dan Pegawai MAN Salatiga... 70

Tabel 3.3 Keadaan Siswa MAN Salatiga... 70

Tabel 4.3 Keadaan Sarpras MAN Salatiga... 71

Tabel 5.3 Struktur Organisasi MAN Suruh Kabupaten Semarang... 80

Tabel 6.3 Keadaan Guru dan Pegawai MAN Suruh Kabupaten Semarang... 81

Tabel 7.3 Keadaan Siswa MAN Suruh Kabupaten Semarang... 81

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Kode Penelitian... 115

Lampiran 2: Pedoman Wawancara... 117

Lampiran 3: Catatan Observasi... 122

Lampiran 4: Gambar Gerakan Salat... 128

Lampiran 5: Surat Kteranagan Melakukan Penelitian... 132

Lampiran 6: Lembar Bimbingan Tesis... 134

Lampiran 7: Dokumentasi Wawancara... 136

(14)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan Islam adalah sebagai wahana pembentukan manusia yang bermoralitas tinggi dan mampu melaksanakan ibadah dengan baik sebagai seorang hamba dari sang pencipta. Di dalam ajaran Islam terdapat perintah-yang harus dilaksanakan oleh seorang hamba, diantaranya adalah mendirikan salat yang merupakan penyembahan seorang hamba secara khusuk kepada Allah SWT semata.3 Dan dari kekhusukan salat yang dilakukan akan membuahkan prilaku yang baik sebagai wujud peningkatan keimanan seorang hamba.

Islam telah membimbing orang kepada ketaatan dan ibadah, untuk menjaga hal penting baik secara fisik, pemikiran, kejiwaan, dan emosional dari tergelincir kepada nafsu yang hina serta kerusakan terutama kepada para remaja dan pemuda. Dan mencegah mereka dari terbawa arus kefasikan serta kehinaan.4 Rasulullah Saw memerintahkan kepada kita untuk mengajarkan salat serta memperkenalkan Al Qur‟an sejak dini. Begitu pula para sahabat Rasulullah mengikuti jejak beliau dalam mendidik anak-anak mereka untuk dekat dengan Al Qur‟an. Menghafal Al Qur‟an menjadi pijakan pertama bagi

para pendidik dalam mengasah awal kecerdasan generasi Islam. 5

3

Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam, Yogyakarta: UII Prees, 2002, 87. 4

Muhammad Zuhaili, Pentingnya Pendidikan Islam Sejak Dini, Jakarta: A.H Ba‟adillah Press, 2002, 127.

5

(15)

2

Salat merupakan hal urgen dalam agama, karena salat merupakan tiang agama.6 Untuk itu pemahaman tentang salat dan tata cara pelaksanaannya harus di ketahui secara jelas sekaligus dikuasai dengan benar agar dalam melaksanakannya mencapai kesempunaan dan memenuhi ke sah-hannya salat. Salat merupakan salah satu rukun Islam yang memiliki hikmah bagi berbagai dimensi kehidupan manusia, baik secara individu maupun secara sosial. Dalam pelaksanaan salat ada yang melaksanakan secara sendirian

(Munfarid) ada juga yang melaksanakan secara berjamaah. Salat berjamaah

dalam berbagai keterangan memiliki pahala yang lebih besar dibandingkan salat sendirian. Selain itu salat berjamaah memiliki keutamaan dalam berbagai dimensi, yaitu : pahala, moral individu dan sosial.7

Karena urgensi salat yang demikian besar dimana keutamaan yang pertama untuk individu dan yang kedua untuk masyarakat.8 Salat yang khusuk akan dapat menghindarkan seseorang dari perbuatan keji dan mungkar sebagaimana firman Allah dalam al-Qur‟an surat Al-Ankabut (29): 45 yang berbunyi :

Artinya : “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan- perbuatan) keji dan mungkar. dan sesungguhnya mengingat Allah (salat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan”.9

6

Didin Hafinuddin, Membentuk Pribadi Qur’ani, Bandung: Harokah, 2002, 90.

7

Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam..., 28. 8

Faqih, Ibadah dan Akhlak dalam Islam..., 33.

9

(16)

3

Karena keurgenan salat bagi manusia terutama seorang muslim maka salat menjadi salah satu materi yang diajarkan dalam mepel fiqih dari mulai Madrasah Ibtidaiyah sampai Madrasah Aliyah termasuk juga di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang. Pelajaran tentang salat ini tidak hanya cukup diterangkan dengan ceramah saja, karena dalam gerakan-gerakannya memiliki tata cara sendiri-sendiri. Akan tetapi motivasi belajar siswa rendah dalam mengikuti pelajaran fiqih, selain materi monoton, penyampaian guru pun kebanyakan selalu dengan ceramah saja.

Pada dasarnya seorang pendidik memiliki fungsi sebagai pengelola, stabilitator, inovator, dinamisator, creator dan motivator belajar. Untuk itu, guru harus selalu melakukan upaya dalam meningkatkan motivasi belajar secara terus menerus dengan sungguh-sungguh. Upaya peningkatan motivasi belajar dapat dilakukan melalui media pembelajaran, termasuk dengan media pembelajaran gambar sebagai pendekatan scientifik dan metode demonstrasi sebagai tehnik memahamkan siswa secara praktik.

Dengan melalui media pembelajaran gambar sebagai pendekatan

scientific dan metode demonstrasi dalam pelajaran salat logikanya siswa bisa

(17)

4

sehingga dapat menggerakkan nilai–nilai internal diri peserta didik. Bilamana motivasi belajar mampu ditingkatkan dengan media pembelajaran gambar dan metode demonstrasi maka peluang untuk mengoptimalkan hasil belajar dalam pelajaran salat dapat dicapai.

Peningkatan proses pembelajaran menggunakan media secara efektif dan metode demonstrasi dapat meningkatkan kualitas hasil belajar.10 Guru memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan kuantitas dan kualitas yang dilaksakannya. Untuk memenuhi hal tersebut diatas, guru harus mampu mengelola proses belajar mengajar yang memberikan rangsangan kepada siswa sehingga mau belajar karena memang siswalah subyek utama dalam proses belajar.11

Dalam sistem pendidikan moderen fungsi guru sebagai penyampai pesan-pesan pendidikan perlu dibantu dengan media pembelajaran agar proses belajar mengajar dapat berlangsung secara efektif. Hal ini disebabkan karena pekerjaan guru adalah pekerjaan profesional yang membutuhkan kemampuan dan kewenangan.12

Kemampuan guru dalam menjalankan perannya sebagai pengajar, administrator dan pembina ilmu dapat dilihat dari sejauh manakah guru dapat menguasai metode dan media pembelajaran di sekolah untuk kepentingan anak didiknya. Untuk mengupayakan pendidikan yang berkualitas, guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran.

10

Sanaky, Media Pembelajaran, Yogyakarta: Safiria Insania Press, 2009, 1-2. 11

M. Basyirudin Usman, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Jakarta: Ciputat Pers, 2002, 21.

12

(18)

5

Khususnya bagi guru dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah masih menunjukkan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam kualitas proses belajar mengajar yang dikembangkannya yang selanjutnya berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh para siswa.13

Di sisi lain proses perkembangan anak didik merupakan suatu proses yang progresif terus maju dan tidak mundur, tidak kembali pada perkembangan semula yang meningkat dari kecil hingga besar, dari tidak mengerti hingga mengerti antara satu dengan yang lain akan mengalami perbedaan. Dalam perkembangan anak didik tersebut antara satu faktor dengan faktor lain akan saling berkaitan yang dapat dilihat dalam perubahan secara proporsi ukuran tubuh yang dibarengi dengan perubahan komposisi tubuh, seperti berat badan, tinggi badan, kemampuan intelektual dan kemampuan menggunakan motoriknya.

Maka dari itu, untuk mencapai hasil maksimal pada semua proses belajar mengajar dan lebih khusus mapel fiqih tentang salat seorang pendidik harus mampu mengoptimalkan potensi anak didik secara maksimal. Proses belajar mengajar yang seperti itu tidaklah semudah membalikkan kedua belah tangan, butuh usaha keras dalam pembelajaran, salah satu di antaranya adalah penggunaan media pembelajaran gambar sebagai pendekatan scientific dan metode demonstrasi.

13

(19)

6

Pembelajaran dengan menggunakan ceramah saja sangat menjenuhkan siswa dan hasilnyapun kurang maksimal, berbeda dengan pembelajaran yang melibatkan semua indra peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk melibatkan sebanyak mungkin alat indra siswa dalam proses belajar mengajar maka metode ceramah itu perlu divariasikan dengan media dan metode yang lain. Dengan menggunakan media pembelajaran yang dipersiapkan dengan baik berarti guru telah membantu siswanya mengaktifkan unsur-unsur psikologis yang ada dalam diri mereka seperti pengamatan, daya ingat, minat, perhatian, berpikir, fantasi, emosi dan perkembangan kepribadian mereka. Sikap jiwa mereka yang tenang dengan minat belajar yang besar sangat potensial sekali untuk ditumbuhkembangkan sebagai dasar materi keimanan, ibadah, sikap sosial, pembentukan akhlak karimah dan sebagainya.14

Secara umum proses pembelajaran yang terjadi di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang khususnya kelas X berjalan dengan baik dan lancar nilai pelajaran fiqihnya pun rata-rata baik, tetapi motivasi belajar siswa terhadap pelajaran fiqih tentang salat rendah dan tidak banyak siswa yang aktif dalam proses pembelajarannya, padahal pelajaran fiqih termasuk pelajaran yang sangat penting dan harus dikuasai siswa terutama tentang ibadah dan lebih khusus lagi tentang salat. Maka guru harus pandai memahami kebutuhan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

14

(20)

7

Jadi sekali lagi, bahwa materi salat dalam mendidik generasi Islam pada awal tumbuh kembang mereka adalah lebih utama dan merupakan prestasi yang mengagumkan dibandingkan ilmu-ilmu lainnya. Oleh karena itu dalam penyampaian materinya harus dapat membangkitkan motivasi mereka untuk mempelajarinya, agar lebih dapat memahami dan mengiasai materi yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan paparan yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Pendekatan Scientifik Melalui Media Gambar dan Metode Demonstrasi Pengaruhnya Terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Pada Mata Pelajaran Fiqih di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015”. dalam

penelitian ini penulis mencari perbedaan penerapan pendekatan scientifik

melalui media gambar dan metode demonstrasi serata pengaruhnya terhadap peningkatan motivasi belajar mapel fiqih materi salat pada siswa di MAN Salatiga dengan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

B. Rumusan Masalah

Berdasar pada latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini rumusan masalahnya adalah:

(21)

8

2. Bagaimana penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

3. Bagaimana motivasi belajar mata pelajaran fiqih siswa di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

4. Apakah penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih mempengaruhi motivasi belajar siswa di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015?

C. Signifikansi Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui penerapan pendekatan scientific melalui media gambar pada mata pelajaran fiqih di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

b. Untuk mengetahui penerapan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

(22)

9

d. Untuk mengetahui apakah penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi pada mata pelajaran fiqih mempengaruhi motivasi belajar siswa di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini adalah sebagai suatu penelitian tentang kondisi riil penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih materi salat di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang sekaligus koreksi tehadap pelaksanaan KBM yang telah dilaksakan di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang terutama pada penggunaan pendekatan, metode dan pemanfaatan media pembelajaran. Dari hasil penelitian ini diharapkan, antara lain :

a. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah keilmuan khususnya yang berkenaan dengan penggunaan pendekatan, metode dan pemanfaatan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar serta dapat menjadi bahan masukan bagi siapapun yang berminat menindaklanjuti hasil penelitian ini pada bidang penelitian yang relevan.

b. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi:

(23)

10

pemanfaatan media pembelajaran dalam meningkatkan motivasi belajar.

2) Bagi kepala sekolah, sebagai bahan evaluasi dan supervisi terhadap kinerja guru dalam pelaksanaan KBM

3) Bagi guru, dapat dijadikan sebagai evaluasi dan pembenahan terstruktur terhadap kinerja yang telah dilaksanakan agar dalam melakukan pembelajaran di kelas pada waktu selanjutnya lebih memperhatikan kondisi, kemampuan dan kebutuhan yang diharapkan siswa. Sehingga dalam menerapkan pendekatan dan metode belajar lebih tepat. Selain itu guru juga dapat memanfaatkan media pembelajaran yang tersedia disekolah guna mengaktifkan seluruh indra siswa dalam mengikuti KBM.

4) Seluruh pembaca, sebagai pengetahuan atau informasi untuk menambah partisipasi dan kepedulian terhadap dunia pendidikan karena dibutuhkan keterlibatan banyak pihak untuk menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih bermutu.

D. Kajian Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

(24)

penelitian-11

penelitian terdahulu, karena setiap hasil penelitian selalu memiliki sisi yang masih dapat dikaji atau dijadikan refrensi oleh peniliti lain.

Adapun penelitian relevan yang pernah dilakukan sebelum penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Ida Muflikhah meneliti dengan judul “Pengaruh Penggunaan Media Audio Visual dan Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Raguklampitan 3 Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011. Hasil penelitian yang dilakukan menujukkan adaya pengaruh positif Media AudioVisual dan Karyawisata Terhadap Hasil Belajar Mata Pelajaran Fiqih Siswa Kelas V MI Miftahul Huda Raguklampitan 3 Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011” dapat diterima kebenarannya. Dengan nilai pengaruh = R = R2 X 100% = 0,95952 X 100% = 0,9206 X 100% = 92,06%. Sedangkan sisanya 92,06 – 100 = 7,94% adalah pengaruh dari variabel lain di luar penelitian ini. Hal ini berarti dengan adanya pengaruh variabel Media Audio Visual akan meningkatkan hasil belajar atau dapat dikatakan bahwa Media Audio Visual ini berpengaruh sangat signifikan terhadap hasil belajar di kelas V MI Miftahul Huda Raguklampitan 3 Batealit Jepara Tahun Pelajaran 2010/2011.15

Syarifah Nur dalam “Pengamalan Salat Fardhu Dalam Kalangan Pelajar Politeknik Kuching Sarawak Tahun 2010”, Peneliti menggunakan

statistik deskriptif untuk mendapatkan nilai min dan peratus serta statistik

15

(25)

12

inferensi Korelasi Person dengan menggunakan Perisian Statistical

Package For The Social Sciences ( SPSS ) versi 15.0. Hasil analisis yang

dilakukan Syarifah menunjukkan bahawa responden mengetahui dan memahami tentang kepentingan salat. Namun, tahap pengamalan pelajar dalam melaksanakan solat masih kurang memuaskan. Oleh itu, beberapa cadangan turut dikemukakan kepada pihak tertentu untuk diambil tindakan bagi meningkatkan tahap kesadaran dan mempertingkatkan lagi pengamalan salat dalam kalangan pelajar hingga para pelajar benar-benar bisa menjalankan salat dengan benar.16

Budi Santoso, dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Salat

Melalui Media Pada Siswa Kelas IV Semester I di SD Negeri III Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012” dengan hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan motivasi belajar dengan kategori tinggi yaitu 58,3%. Peningkatan itu dapat dijelaskan sebagai berikut yaitu terdapat rata-rata skor motivasi belajar 24,6 sebelum tindakan, kemudian menjadi 31,04 atau meningkat 26,0% pada siklus I, kemudian menjadi 36 atau meningkat 47,9% pada siklus II, dan menjadi 39 atau meningkat 58,3% pada siklus ke III. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tindakan untuk meningkakan motivasi belajar pada siswa kelas IV SD Negeri 3 Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012 telah berhasil. Dengan peningkatan rata-rata skor motivasi belajar setelah diberi tindakan minimal 50%.

16

Syarifah Nur, Pengamalan Salat Fardhu Dalam KalanganPelajar Politeknik

(26)

13

Tindakannya yaitu 1) Meminta siswa memperhatikan gerakan salat pada media gambar; 2) Meminta siswa untuk mempraktikkan gerakan-gerakan salat secara bersama-sama; 3) meminta siswa untuk mempraktikkan keserasian antara gerakan dan bacaan salat secara berkelompok dibimbing oleh ketua kelompoknya masing-masing.17

Sujadi meneliti dengan judul “Pengaruh Salat Berjama‟ah dan Puasa Sunah Terhadap Moralitas Siswa Kelas XI SMK Assa‟idiyyah Mejobo Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014”. Hasil penelitian yang disimpulkan

oleh Sujadi mengungkapkan bahwa salat berjamaah para siswa kelas XI yang berjumlah 30 sebagai sampel berlangsung konsisten dan baik. Para siswa juga menjalankan puasa sunnah dengan baik, beegitu juga salat berjamaah dan puasa sunnah berpengaruh secara signifikan terhadap moralitas siswa kelas XI di SMK Assa‟idiyyah Mejobo Kudus tahun

pelajaran 2013/2014 sebesar 64,3 %.18

Dari penelitian terdahulu yang penulis uraiakan diatas di antaranya penelitian dengan jenis penelitian kuantitatif dan kajiannya masih dalam kerangka kurikulum 2007 (KTSP), selain itu penelitian yang sudah ada baru mengkaji tentang media pembelajaran, prestasi belajar dan motivasi secara umum dalam kajian pendidikan. Perbedaan yang ada dalam penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian terdahulu adalah: penelitian ini lebih fokus pada penerapan pendekatan scientific melalui

17

Budi Santoso, Upaya Peningkatan Motivasi Salat Melalui Media Pada Siswa Kelas IV Semester I di SD Negeri III Kebonromo Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen Tahun Pelajaran 2011/2012, Tesis, Surakarta: IAIN Surakarta, 2012.

18

Sujadi, Pengaruh Salat Berjama’ah dan Puasa Sunah Terhadap Moralitas Siswa Kelas

XI SMK Assa’idiyyah Mejobo Kudus Tahun Pelajaran 2013/2014, Tesis, Semarang: UNWAHAS,

(27)

14

media gambar dan metode demonstrasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pelajaran fiqih materi salat. Dan perbedaan lain adalah pada tempat penelitian yang peneliti lakukan di kelas X MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang, kemudian yang paling urgen

perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penulis lebih fokus menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan

deskriptif naturalistik. 2. Kerangka Teori

a. Teori Pendekatan Ilmiah (scientific)

Pendekatan ilmiah diartikan sebagai proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif dapat mengkonsep dari apa yang dia amati, dia tanyakan, dia kumpulkan, kemudian dia kategorikan atau kelompokkan, dan selanjutnya dia komunikasikan atas hasil yang didapatkan.19

Pendekatan ilmiah (scientific) merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan ilmiah

(scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud

meliputi mengamati, bertanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.20

Menurut Mc Collum yang dikutip Imam Ma‟ruf menjelaskan

bahwa komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan

19

Imam Ma‟ruf dkk, ModulMateri Pelatihan Kurikulum 2013, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2013, 71.

20

(28)

15

pendekatan ilmiah (scientific) di antaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan, ketrampilan mengamati, melakukan analisis dan berkomunikasi.21 Pendekatan ilmiah (scientific), lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.

b. Metode Demonstrasi

Metode secara harfiah adalah cara, dalam pemakaian secara umum metode diartikan sebagai cara melaksanakan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep-konsep secara sistematis.22

Lebih lanjut akan dikemukakan secara rinci tentang pengertian metode menurut beberapa ahli.

Zuhairini dkk, mengartikan metode sebagai jalan atau cara yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu.23

Moh. Athiyah Al-Abrosy, sebagaimana dikutip Khoiron Rosyadi menurutnya metode adalah jalan yang kita ikuti dengan memberi faham kepada murid-murid segala macam pelajaran, yang merupakan rencana untuk diri sendiri sebelum memasuki kelas dan diterapkan dalam kelas itu sesudah memasuki kelas.24

Ahmad Tafsir mengartikan metode sebagai cara yang paling tepat dan cepat dalam melaksanakan sesuatu.25

21 Imam Ma‟ruf dkk, Modul Materi Pelatihan Kurikulum 2013...

,78.

22

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung,: PT Remaja Rosdakarya, 2000, 201.

23

Zuhairini, et.all, Metode Pendidikan Islam, Solo: Ramadhani, 1993, 66.

24

Khoirun Rosyadi, Pendidikan Profetik, Cet I, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, 209.

25

(29)

16

Dari beberapa pengertian metode menurut beberapa ahli tersebut maka dapat penulis simpulkan bahwa metode adalah cara ataupun jalan untuk mencapai tujuan yang ingin diwujudkan dalam proses belajar megajar. Metode digunakan guru sebagai upaya dalam mengoperasionalkan tujuan kurikulum agar dapat diterima siswa dengan mudah. Sedangkan secara sitematis demonstrasi adalah upaya peragaan atau pertunjukan tentang cara melakukan atau cara mengerjakan sesuatu.26

c. Teori motivasi

Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya.27

Santrock yang dikutip oleh sardiman menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

26

Syaiful Bahri Djamarah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2002, 102. 27

(30)

17

kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.28

Dari pemahaman di atas motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan. E. Metodologi Penelitian

1. Jenis Penelitian

Dengan berlandaskan pada masalah, maka penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang berdasarkan studi lapangan (field research)

dengan pendekatan deskriptif naturalistik. 2. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini bersifat kualitatif, menggunakan pendekatan deskriptif eksploratif dengan metode naturalistik karena penelitiaannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting). Sumber datanya ialah situasi

28

(31)

18

wajar, peneliti mengumpulkan data berdasarkan observasi situasi wajar, sebagaimana adanya. Peneliti adalah instrument kunci yang mengadakan pengamatan dan wawancara sendiri.29

3. Objek Studi

Penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research),

dimana Subyek studinya adalah guru fiqh dan siswa dalam proses pembelajaran yang bersifat studi kasus dengan mengambil pada penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi pengaruhnya terhadap motivasi belajar mata pelajaran fiqih materi salat siswa. Dan objek penelitian ini di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015.

Penelitian ini dilaksanakan di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015, dikarenakan beberapa hal, yaitu:

a. Sekolah yang penulis teliti merupakan Madrasah Aliyah yang mengajarkan mata pelajaran fiqih dan negeri sekaligus madrasah favorit di kota masing-masing, sehingga nilai tawarnya memiliki nilai lebih untuk diteliti;

b. Dengan dua sekolah yang berbeda wilayah maka semakin banyak dinamika yang dapat kita gambarkan dan problematika yang kita temukan;

29

(32)

19

c. Kedua sekolah tersebut merupakan sekolah yang terdekat dengan rumah penulis sehingga dari segi biaya dapat lebih menghemat dan dari segi waktupun dapat terjangkau, akan tetapi secara peta kewilayahan, kedua sekolah tersebut sudah beda wilayahnya, sehingga dapat terjaga keobyektifitasannya dalam melakukan penelitian serta hasil penelitiannya dapat berfarian atau heterogen;

d. Dengan melakukan penelitian pada sekolah sebagaimana tersebut di atas dapat membuat sebuah perbandingan tentang tingkat keberhasilan dan hambatan yang dihadapi dalam penerapan pendekatan scientific

melalui media gambar dan metode demonstrasi mata pelajaran fiqih.

4. Jenis dan Sumber Data a. Jenis Data

Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (Field Research), yaitu research yang dilakukan dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.30 Maka jenis data yang dibutuhkan dan yang digunakan adalah jenis data lapangan yang disajikan secara deskriptif.

b. Sember Data

Untuk mengumpulkan sejumlah data diperlukan sumber data diberbagai sumber yaitu:

1) Data Primer

Data Primer dalam penelitian ini adalah data penerapan

pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi mata pelajaran fiqih di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten

30

(33)

20

Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Data ini dikumpulkan dengan teknik observasi, wawancara dan dokumentasi.

2) Data Sekunder

Data sekunder dalam penelitian ini adalah kondisi objektif di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015. Data ini berupa letak geografis, struktur

organisasi, jumlah siswa, guru, media pendidikan, media gambar dan metode demonstrasi yang digunakan serta lain - lain.

5. Teknik Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data peneliti menjadikan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, waka kurikulum, waka sarpras dan guru PAI untuk menjadi informan dalam penggalian dan pengumpulan data. Data kualitatif diambil melalui :

a. Observasi

Observasi partisipan dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen pengamatan.31 Peneliti terlibat langsung, sehinggga observasi partisipan digunakan untuk mencari data-data tentang penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi mata pelajaran fiqih.

b. Wawancara

Wawancara ini dilakukan agar memperoleh data untuk memperkuat data hasil observasi. Selebihnya wawancara dilakukan secara

31

(34)

21

ended, tak berstruktur, sehingga lebih fleksibel.32 Daftar yang dimintai

wawancara tersebut adalah: kepala sekolah sebagai supervisor untuk mengetahui tentang penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi mata pelajaran fiqih. Guru PAI sebagai pelaksana pembelajaran di kelas untuk mengetahui perangkat pembelajaran, metode, dan media yang disiapkan sekaligus digunakan dalam proses pembelajaran. Waka Kurikulum sebagai penanggung jawab palaksanaan kurikulum di satminkal, untuk mengetahui rencana, dan pelaksanaan proses pendidikan di satminkal dan siswa.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ini berupa arsip-arsip tentang profil di MAN Salatiga dan MAN Suruh Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2014/2015, sarana prasarana, kurikulum yang disiapkan, RPP, silabus dan bukti-bukti perangkat pembelajaran yang digunakan dalam penerapan pendekatan scientific melalui media gambar dan metode demonstrasi mata pelajaran fiqih.

6. Metode Analisis Data

Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan lainya untuk meningkatkan pemahaman peneliti tentang fenomena yang diteliti dan menyajikannya sebagai temuan bagi orang lain.33

32

Nana Sudjana, Prosedur Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001, 202.

33

(35)

22

Analisa data sebagaimana menurut Patton yang dikutip oleh Lexy J Moleong adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar.34

Analisis dilakukan atas data yang ditemukan di lapangan, dan bukan sebagai upaya untuk menguji teori yang telah ditetapkan sebelumnya, mengingat bahwa penelitian kualitatif menolak pra-konsep sebelum terjun di lapangan.35

Adapun analisis data pada penelitian ini mengikuti model Miles and Huberman yang dikutip oleh Sugiyono:

Periode pengumpulan

Gambar 1.1 Diagram komponen dalam analisis data.36

Berdasarkan definisi dan diagram di atas, maka langkah-langkah analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Menelaah data yang berhasil dikumpulkan dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.

34

Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 103.

35

Noeng Muhadjir, Metode Penelitian Kualitatif..., 166.

36

(36)

23

b. Mengadakan reduksi data dengan cara mengambil data yang dapat diolah lebih lanjut.

c. Menyusun data dalam satuan-satuan yang relevan.

d. Melakukan kategorisasi sambil melakukan pengkodean (coding)

e. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data

f. Menafsirkan data dan mengambil kesimpulan secara induktif dengan cara berfikir berdasarkan fakta-fakta khusus, kemudian diarahkan kepada penarikan kesimpulan yang bersifat umum.37

F. Sistematika Penulisan Tesis

Untuk memudahkan dalam memahami isi tesis ini, maka terlebih dahulu penulis sajikan tentang sistematika penulisan tesis secara garis besarnya.

Bab satu, pada bab ini berisi tentang: Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Signifikansi Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penulisan Tesis.

Bab dua, tentang landasan teori. Pada bab ini membahas tiga sub bab, yaitu sub bab pertama tentang teori pendekatan scientifik, sub bab kedua tentang teori media demonstrasi. dan sub bab ketiga membahas tentang teori motivasi.

Bab tiga membahas Data Penelitian Lapangan. Pada bab ini membahas empat sub bab, yaitu: sub bab pertama membahas tentang profil. sub bab kedua membahas tentang penerapan pendekatan scientific melalui media gambar. Sub bab ketiga membahas tentang penerapan metode demonstrasi,

37

(37)

24

dan sub bab keempat membahas tentang motivasi belajar siswa pada mata pelajaran fiqih.

(38)

25 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Teori Pendekatan Ilmiah (scientific)

Pendekatan ilmiah diartikan sebagai proses pembelajaran yang dirancang agar peserta didik secara aktif dapat mengkonsep dari apa yang dia amati, dia tanyakan, dia kumpulkan, kemudian dia kategorikan atau kelompokkan, dan selanjutnya dia komunikasikan atas hasil yang didapatkan.38

Pendekatan ilmiah (scientific) merupakan konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific

approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi

mengamati,bertanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta untuk semua mata pelajaran.39

Menurut Mc Collum yang dikutip Imam Ma‟ruf menjelaskan bahwa

komponen-komponen penting dalam mengajar menggunakan pendekatan ilmiah (scientific) di antaranya adalah guru harus menyajikan pembelajaran yang dapat meningkatkan rasa keingintahuan, ketrampilan mengamati,

38

Imam Ma‟ruf dkk, ModulMateri Pelatihan Kurikulum 2013, Surakarta: FITK IAIN Surakarta, 2013, 71.

39

(39)

26

melakukan analisis dan berkomunikasi.40 Pendekatan ilmiah (scientific), lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.

1. Kriteria Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

Sebuah pendekatan pembelajaran dapat dikatakan sebagai pembelajaran scientific jika memilikitujuah (7) kriteria, yaitu:

a. Materi pembelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu; bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata.

b. Penjelasan guru, respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

c. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir secara kritis, analistis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran.

d. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari materi pembelajaran.

e. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan objektif dalam merespon materi pembelajaran.

f. Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan.

40Imam Ma‟ru

(40)

27

g. Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.41

2. Langkah-Langkah Pembelajaran pada Pendekatan Scientific (Pendekatan Ilmiah)

Gambar 2.1 Pendekatan scientific dan 3 ranah yang disentuh42

Proses pembelajaran yanag mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor). Dengan proses pembelajaran yang demikian maka diharapkan hasil belajar melahirkan peserta didik yang produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi. Perhatikan diagram berikut.

Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran

scientific (pendekatan ilmiah) dengan menyentuh ketiga ranah tersebut

dapat dijelaskan sebagai berikut:

41

Imam Ma‟ruf dkk, Modul Materi Pelatihan Kurikulum 2013,...,81.

42

(41)

28

a. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu mengapa.”

b. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu bagaimana”.

c. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu apa.”

d. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

e. Kurikulum yang baik menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.

f. Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.

Langkah-langkah pembelajaran scientific meliputi:

Gambar 2.2 Langkah-langkah pendekatan scientific43

43

(42)

29 B. Media Pembelajaran

Sudah sejak dulu bermacam-macam alat diciptakan dalam upaya untuk mempermudah komunikasi murid dan guru dalam proses belajar mengajar. Guru memegang kunci peranan dalam proses belajar mengajar. Guru memegang kunci efektifitas dan efesiensi komunikasi. Pengalaman juga telah menunjukkan bahwa dalam komunikasi itu banyak terjadi penyimpangannya. Jika tidak efektif dan efesien karena berbagai sebab.Di antara sebab-sebab itu adalah cenderung verbalisme, ketidaksiapan murid, motivasi yang rendah dan sebagainya. Maka salah satu alternatif jalan keluar itu adalah penggunaan alat peraga atau media pembelajaran.

Berkaitan dengan media dalam al-Qur‟an surat al-ghasiyyah ayat 17-21 Allah swt memberikan gambaran media/perumpamaan untuk diperhatikan manusia, sehingga manusia memahami kekuasaan Allah swt dengan fikirannya dan menjadikan manusia iman kepada Allah swt. Sehingga manusia yang beriman itu dapat masuk surga Allah swt.

(43)

30

Sesungguhnya kamu hanyalah orang yang memberi peringatan” ( QS. Al-Ghasyiyah : 17-21)44

Para ahli pendidikan dalam memberikan definisi tentang media pembelajaran berbeda-beda, berikut ini penulis kemukakan beberapa pengertian media pembelajaran menurut para ahli tersebut, antara lain:

Menurut Gene L. Wilkinson bahwa “Media pembelajaran dimaksudkan

segala alat dan bahan selain buku teks, yang dipakai untuk menyampaikan informasi dalam situasi belajar mengajar. 45

Senada dengan definisi diatas Sudarwan Danim mengungkapkan bahwa “media pembelajaran merupakan seperangkat alat bantu yang lengkap yang

digunakan oleh guru atau pendidik dalam rangka berkomunikasi dengan siswa atau peserta didik. 46

Sedangkan media pembelajaran menurut Drs. Darhim “Media pembelajaran adalah seperangkat softwere (perangkat lunak) atau handwere (perangkat keras) yang berfungsi sebagai alat belajar atau alat bantu belajar.47

Hamidjojo dalam bukunya Azhar Arsyad mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah semua bentuk perantara yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran, agar proses pembelajaran yang dilakukan dapat berhasil dengan baik.48

Berdasarkan pengertian tersebut diatas, dapat diambil pengertian bahwa media pembelajaran adalah alat atau seperangkat alat yang digunakan oleh

44

Sunarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: Depag RI, 1998, 1055.

45

Gene Wilkinson, Media dalam Pembelajaran, Jakarta: CV Rajawali , 1984, 5.

46

Sudarwan Danim, Media Komunikasi, Jakarta: Bumi Aksara, 1994, 7.

47

Darhim, Media Komunikasi dan Teori Belajar, Jakarta: Dirjen Bibaga dan UT , 1996, 104.

48

(44)

31

pendidik (guru) untuk menyalurkan pesan atau informasi belajar sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa dalam proses belajar mengajar.

Adapun macam-macam alat peraga yang dipergunakan dalam pendidikan agama Islam sebagai berikut : (1) Peraga dua dimensi, yaitu alat peraga yang mempunyai ukuran panjang dan lebar misalnya buku bacaan, gambar, grafik, peta, buletin board, tulisan dan sebagainya; (2) Alat peraga tiga dimensi, yaitu yang termasuk dalam kategori tiga dimensi adalah model, boneka asli, globe, pameran dan sebagainya; (3) Alat peraga proyeksi, yang termasuk alat peraga ini adalah slide, OHP, Film, radio, televisi, komputer dan lain sebagainya.49

Sedangkan bila dilihat dari cara penggunaanya, alat peraga ada dua macam, yaitu : (1) Alat peraga langsung, artinya alat peraga yang meragakannya secara langsung tentang sesuatu yang dibicarakan, contohnya praktik wudlu alat peraganya air, keimanan alat peraganya alam sekitar; (2) Alat peraga tidak langsung, artinya alat peraga yang diperhatikan bukan benda sebenarnya, tetapi hanya tiruan yang berupa gambar atau model. 50

Dari macam-macam alat peraga di atas, tidak dilihat dari segi kecanggihan alatnya, tetapi yang lebih penting adalah fungsi peranannya dalam proses belajar mengajar.

Ada beberapa manfaat dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar, yaitu sebagai berikut : (1) Media pembelajaran dapat

49

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru , 1998, 26.

50

(45)

32

memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan proses dan hasil belajar; (2) Media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya; (3) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang dan waktu; (4) Media pembelajaran dapat memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka, serta memungkinkan terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat dan lingkungannya, misalnya, melalui karya wisata, kunjungan-kunjungan ke museum atau kebun binatang.51

Di samping manfaat diatas, penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar menjagar mempunyai nilai dan faedah sebagai berikut : (1) Menambah kegiatan belajar murid; (2) Menyebabkan hasil belajar lebih permanen dan mantap; (3) Membantu anak-anak yang ketinggalan dalam pelajaran; (4) Memberikan alasan yang wajar untuk belajar karena membangkitkan motivasi, perhatian dan aktifitas pada murid.52

Dengan demikian, maka kegunaan alat peraga sangat penting artinya bagi seorang guru dalam proses belajar mengajar guna menunjang pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (scientific).

Dalam suatu proses belajar mengajar, unsur yang amat penting adalah metode, pendekatan yang digunakan dan media pembelajaran. Aspek ini

51

Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar,..., 26.

52

(46)

33

saling berkaitan, pemilihan terhadap salah satu jenis metode dan pendekatan tertentu akan mempengaruhi jenis media yang akan digunakan, meski masih banyak hal lain yang harus diperhatikan dalam memilih media. Fungsi utama media adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru.53

Para ahli pendidikan menjelaskan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran disebutkan sebagai berikut : a. Fungsi Media pembelajaran, antara lain: 1) Menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran; 2) Menggugah emosi dan sikap siswa; 3) Memperlancar pemahaman dan pengingatan siswa terhadap pelajaran; 4) Mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran.54 b. Manfaat Media pembelajaran, antara lain: 1) Meletakkan dasar-dasar yang kongkrit untuk berpikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme; 2) Memperbesar perhatian siswa; 3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap; 4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri di kalangan siawa; 5) menumbuhkan pemikiran yang teratur dan kontinyu, terutama melalui gambar hidup; 6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa; 7) Memberikan pengalaman yang tidak mudah diperoleh dengan

53

Azhar Arsyad, Media Pengajaran, ..., 15.

54

(47)

34

cara lain, dan membantu efisiensi dan keragaman yang lebih banyak dalam belajar.55

1. Media Gambar

Dewasa ini gambar fotografi secara luas dapat diperoleh dari berbagai sumber, misanya dari surat-surat kabar, majalah-majalah, brosur-brosur dan buku-buku. Gambar, lukisan, kartun, ilustrasi dan foto yang diperoleh dari berbagai sumber tersebut dapat dipergunakan oleh guru secara efektif dalam kegiatan belajar mengajar sebagai pembebelajaran dengan pendekatan scientifik.

Gambar pada dasarnya membantu mendorong para siswa dan dapat membangkitkan minatnya pada pelajaran. Membantu mereka dalam kemampuan berbahasa, kegiatan seni, dan pernyataan kreatif dalam bercerita, dramatisasi, bacaan, penulisan, melukis dan menggambar serta membantu mereka menafsirkan dan mengingat-ingat isi materi bacaan dari buku teks.56

Gambar dengan jenis foto merupakan salah satu media pengajaran yang amat dikenal di dalam setiap kegiatan pengajaran hal ini disebabkan kesederhanaannya, tanpa memerlukan perlengkapan dan tidak diproyeksikan untuk mengamatinya. Media gambar termasuk kepda gambar tetap atau still picture yang terdiri dari dua kelompok, yaitu: pertama flat opaque picture atau gambar datar tidak tembus pandang,

55

Azhar arsyad, Media Pengajaran, ..., 26.

56

(48)

35

misalnya gambar fotografi, gambar dan lukisan cetak. Kedua adalah transparent picture atau gambar tembus pandang, misalnya film slides, film strips dan transparancies. Jadi media gambar adalah media yang dipergunakan untuk memvisualisasikan atau menyalurkan pesan dari sumber ke penerima (siswa). Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam komunikasi visual, di samping itu media gambar berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan.

Jadi media gambar dalam salat adalah media gambar orang sedang salat yang dipergunakan untuk memvisualisasikan orang sedang salat disampaikan guru kepada siswa.

a. Pengertian Media Gambar

Di antara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Alat peraga dapat memberi gagasan dan dorongan kepada guru dalam mengajar peserta didik. Sehingga tidak tergantung pada gambar dalam buku teks, tetapi dapat lebih kreatif dalam mengembangkan alat peraga agar para murid menjadi senang belajar.

(49)

36

ataupun pikiran yang bermacam-macam seperti lukisan, potret, slide, film, strip, opaque proyektor.57 Selanjutnya Sadiman menyebutkan bahwa media gambar adalah media yang paling umum dipakai, yang merupakan bahasan umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja.58 Selain itu Soelarko menyatakan bahwa media gambar merupakan peniruan dari benda-benda dan pemandangan dalam hal bentuk, rupa serta ukurannya relatif terhadap lingkungan.59

b. Fungsi Media Gambar

Pemanfaatan media pembelajaran ada dalam komponen metode mengajar sebagai salah satu upaya untuk mempertinggi proses interaksi guru-siswa dan interaksi siswa dengan lingkungan belajarnya. Menurut Hamalik, fungsi utama dari media pembelajaran gambar adalah sebagai alat bantu mengajar yang dipergunakan guru.60 Secara garis besar fungsi utama penggunaan media gambar adalah : a). Fungsi edukatif; artinya mendidik dan memberikan pengaruh positif pada pendidikan. b). Fungsi sosial; artinya memberikan informasi yang autentik dan pengalaman berbagai bidang kehidupan dan memberikan konsep yang sama kepada setiap orang. c). Fungsi ekonomis; artinya memberikan produksi melalui pembinaan prestasi kerja secara maksimal. d). Fungsi politis; berpengaruh pada politik pembangunan. e). Fungsi seni budaya dan telekomunikasi, yang

57

Omar Hamalik, Media Pendidikan, Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 1989, 34.

58

Arif Sadiman dkk, Media Pendidikan (Pengertian, Pengembangan dan Pemanfaatan), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003, 29.

59

Soelarko, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Depdikbud, 1980, 3. 60

(50)

37

mendorong dan menimbulkan ciptaan baru, termasuk pola usaha penciptaan teknologi kemediaan yang modern

Fungsi-fungsi tersebut diatas terkesan masih bersifat konseptual, sehingga Rohani menyatakan bahwa fungsi praktis yang dijalankan oleh media pengajaran adalah sebagai berikut: a). Mengatasi perbedaan pengalaman pribadi pesrta didik, misalnya kaset video rekaman kehidupan di luar sangat diperlukan oleh anak yang tinggal didaerah pegunungan. b). Mengatasi batas ruang dan kelas, misalnya gambar tokoh pahlawan yang dipasang diruang kelas. c). Mengatasi keterbatasan kemampuan indera. d). Mengatasi peristiwa alam, misalnya rekaman peristiwa letusan gunung berapi untuk menerangkan gejala alam. e). Menyederhanakan kompleksitas meteri. f). Memungkinkan siswa mengadakan kontak langsung dengan masyarakat atau alam sekitar. g). Pemanfaatan Media Gambar Dalam Proses Belajar Mengajar.61

Di antara media pendidikan, gambar/ foto adalah media paling umum dipakai. Dia merupakan bahasa yang umum, yang dapat dimengerti dan dinikmati di mana-mana. Oleh karena itu ada pepatah Cina mengatakan bahwa sebuah gambar berbicara lebih banyak dari pada seribu kata.

Gambar ilustrasi foto adalah gambar yang tidak dapat diproyeksikan, dapat dipergunakan, baik dalam lingkungan anak-anak

61

(51)

38

maupun dalam lingkungan orang dewasa. Gambar yang berwarna umumnya menarik perhatian. Semua gambar mempunyai arti, uraian dan tafsiran sendiri. Karena itu gambar dapat dipergunakan sebagai media pendidikan dan mempunyai nilai-nilai pendidikan bagi peserta didik yang memungkinkan belajar secara efisien.

Anonim menyatakan bahwa dalam PBM yang perlu diperhatikan yaitu : Prinsip-prinsip pemakaian media gambar. Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan antara lain: a). Pergunakanlah gambar untuk tujuan-tujuan pengajaran yang spesifik, yaitu dengan cara memilih gambar tertentu yang akan mendukung penjelasan inti pelajaran atau pokok-pokok pelajaran. Tujuan khusus itulah yang mengarahkan minat siswa kepada pokok-pokok pelajaran. Bilamana tujuan instruksional yang ingin dicapainya adalah kemampuan siswa membandingkan kelompok hewan bertulang belakang dengan tidak, maka gambar-gambarnya harus memperhatikan perbedaan yang mencolok. b). Padukan gambar kepada pelajaran, sebab keefektivan pemakaian gambar-gambar di dalam proses belajar mengajar memerlukan keterpaduan. Bilamana gambar-gambar itu akan dipakai semuanya, perlu dipikirkan kemungkinan dalam kaitan pokok-pokok pelajaran. Pameran gambar di papan pengumuman pada umumnya mempunyai nilai kesan sama seperti di dalam ruang kelas. Gambar-gambar yang riil sangat berfaedah untuk suatu mata pelajaran, karena maknanya akan membantu pemahaman para siswa dan cara itu akan ditiru untuk hal-hal yang sama dikemudian hari. c). Pergunakanlah gambar-gambar itu sedikit saja, daripada menggunakan banyak gambar tetapi tidak efektif. Hematlah penggunaan gambar yang mendukung makna. Jumlah gambar yang sedikit tetapi selektif, lebih baik dari pada dua kali mempertunjukkan gambar yang serabutan tanpa pilih-pilih. 62

Banyaknya ilustrasi gambar-gambr secara berlebihan, akan mengakibatkan para siswa merasa dirongrong oleh sekelompok gambar yang mengikat mereka, akan tetapi tidak menghasilkan kesan atau inpresi visual yang jelas, jadi yang terpenting adalah pemusatan

62

(52)

39

(53)

40

guru bisa mempergunakan gambar datar, slides atau transparan untuk melakukan evaluasi belajar bagi para siswa.

(54)

41

dapat mempengaruhi nilai gambar. Penggunaan gambar tentu saja disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.63

c. Kriteria Memilih Gambar

Kriteria-kriteria memilih gambar seperti yang telah dikemukakan di atas juga berfungsi untuk menilai apakah suatu gambar efektif atau tidak untuk digunakan dalam pengajaran. Gambar yang tidak memenuhi kriteria tidak dapat digunakan sebagai media dalam mengajar. Penggunaan gambar secara efektif disesuaikan dengan tingkatan anak, baik dalam hal besarnya gambar, detail, warna dan latar belakang untuk penafsiran. Dijadikan alat untuk pengalaman kreatif, memperkaya fakta, dan memperbaiki kekurang jelasan. Akan tetapi gambar juga menjadi tidak efektif, apabila terlalu sering digunakan dalam waktu yang tidak lama. Gambar sebaiknya disusun menurut urutan tertentu dan dihubungkan dengan masalah yang luas.

Gambar dapat digunakan untuk suatu tujuan tertentu seperti pengajaran yang dapat memberikan pengalaman dasar. Mempelajari gambar sendiri dalam kegiatan pengajaran dapat dilakukan cara, menulis pertanyaan tentang gambar, menulis cerita, mencari gambar-gambar yang sama, dan menggunakan gambar untuk mendemonstrasikan suatu obyek.

Pengajaran dalam kelas dengan gambar sedapat mungkin penyajiannya efektif. Gambar-gambar yang digunakan merupakan

63

(55)

42

gambar yang terpilih, besar, dapat dilihat oleh semua peserta didik, bisa ditempel, digantung atau diproyeksikan. Display gambar-gambar dapat ditempel pada papan buletin, menjadikan ruangan menarik, memotivasi siswa, meningkatkan minat, perhatian, dan menambah pengetahuan siswa.

(56)

43

orang-orang yang berada dalam keadaan membuka pakaian. Maka dapat dibedakan temperatur rendah dan keadaan panas.

d. Kelebihan dan Kekurangan Media Gambar

Beberapa kelebihan dalam pengajaran menggunakan media gambar adalah: a). Sifatnya konkrit. Gambar/ foto lebih realistis menunjukkan pokok masalah dibanding dengan media verbal semata. b). Gambar dapat mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek tersebut. Untuk itu gambar atau foto dapat mengatasinya. Air terjun niagara atau danau toba dapat disajikan ke kelas lewat gambar atau foto. Peristiwa-peristiwa yang terjadi di masa lampau, kemarin atau bahkan menit yang lalu kadang-kadang tak dapat dilihat seperti apa adanya. Gambar atau foto sangat bermanfaat dalam hal ini. c). Media gambar dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita. Sel atau penampang daun yang tak mungkin kita lihat dengan mata telanjang dapat disajikan dengan jelas dalam bentuk gambar. d). Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia beberapa saja, sehingga dapat mencegah atau membetulkan kesalah pahaman. e). Murah harganya, mudah didapat, mudah digunakan, tanpa memerlukan peralatan yang khusus.

(57)

44

terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan pembelajaran. c). Ukuran sangat terbatas untuk kelompok besar.

2. Penggunaan Media Gambar dalam Pelajaran Salat a. Pengertian Salat

Salat menurut arti bahasa ialah berdo‟a. Sedangkan menurut istilah syara‟ adalah rangkaian ucapan dan perbuatan tertentu yang

didahului dengan takbir dan diakhiri dengan salam sesuai syarat dan rukunnya. Selanjutnya Kurnia Saputra menyebutkan 3 definisi salat menurut beberapa sumber: a). Definisi salat menurut ahli Fikih adalah Perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbiratul ihram dan disudahi dengan salam, yang dengannya kita beribadat kepada Allah sesuai syarat-syarat yang telah ditentukan. b). Definisi salat menurut ahli hakekat adalah Menghadapkan jiwa kepada Allah, yang mana dapat melahirkan rasa takut kepada Allah SWT serta dapat membangkitkan kesadaran yang dalam terhadap kebesaran serta kesempurnaan kekuasaan-Nya. c). Definisi salat menurut ahli makrifat adalah menghadap kepada Allah dengan sepenuh jiwa dan sebenar-benarnya khusyuk dihadapan-Nya, serta ikhlas kepada-Nya dengan disertai hati dalam berzikir, berdoa dan memuji.64

64

(58)

45 b. Landasan Salat

1) Dalil dari Al-Qur’an

Setiap hamba Allah yang beragama Islam diwajibkan untuk melaksanakan salat sebagai manifestasi rasa syukur yang mendalam terhadap Dzat yang Maha Pencipta lagi Maha Penyayang, sekaligus sebagai perwujudan pengabdian seorang hamba terhadap Tuhan-Nya, sehingga terjadilah keseimbangan antara makhluk terhadap sang Kholiq (Hablum minallah), hal ini sebagaimana firman dalam firman Allah:

Artinya: Dan dirikanlah salat, tunaikan zakat dan ruku‟lah beserta orang-orang yang ruku‟.(QS. Al-Baqarah : 43).

Selanjutnya, dalam Al-qur‟an Surat : Adzariyat : 56

Artinya: “…Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan

kepada-Nya dalam agama yang lurus , dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan

Gambar

Tabel  1.3 Struktur Organisasi MAN Salatiga.................................................
Gambar 1.1 Diagram komponen dalam analisis data.36
Gambar 2.2 Langkah-langkah pendekatan scientific43
Tabel 1.3 Bagan Stuktur Organisasi MAN Salatiga
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil tes biokimia dan hasil pengujian kemampuan pertumbuhan bakteri asam laktat pada berbagai suhu, pH serta kadar NaCl, maka dapat diketahui bahwa bakteri asam laktat

Pada lapis 3 dan lapis 2 termasuk kategori lebih baik karena sesuai dengan kriteria, yaitu tegak lurus mengikuti bentuk desain dan hasilnya sama sedangkan untuk lapis

kinerja (X), dan nilai bobot (W) merupakan nilai utama yang merepresentasikan preferensi absolut dari pengambil keputusan. Masalah MADM diakhiri dengan proses perankingan untuk

Pola strategi positioning Fourspeed Metalwerks menanamkan slogan PRIDE POWER ATTITUDE kepada benak konsumen dan keoriginalan produk yang terbatas yang

interpersonal bagi siswa dalam upaya meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain serta prestasi akademik dan non akademik siswa, sehingga perlu adanya bantuan

Analisis Faktor-Faktor yang Mem- pengaruhi Pendapatan Usahatani Pepaya Calina di pesisir selatan Kecamatan Mirit Kabupaten Ke- bumen (Regresi Linear Berganda) Pengujian

Sahabat MQ/ Kepala Badan Reserse dan Kriminal-Ito Sumardi- menjelaskan/ pihaknya telah menangkap salah seorang pelaku pembobolan ATM/ dengan inisial F/ yang

dokumen penawaran Pengadaan Alat Kedokteran Umum Ruang ICU (Intensive Care Unit) yang. disampaikan peserta secara online melalui LPSE dengan uraian