• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Pembentukan Minyak Bumi

Dalam dokumen Kotak Katalog dalam terbitan (KDT) (Halaman 173-177)

BAB 4 MINYAK BUMI

A. Pembentukan dan Pengolahan Minyak Bumi

3. Teori Pembentukan Minyak Bumi

Minyak bumi (bahasa Inggris: petroleum, dari bahasa Latin: petrus), dijuluki juga sebagai emas hitam adalah cairan kental, coklat gelap, atau kehijauan yang mudah terbakar, yang berada di lapisan atas dari beberapa area di kerak bumi. Minyak bumi dan gas alam berasal dari jasad renik lautan, tumbuhan dan hewan yang mati sekitar 150 juta tahun yang lalu. Sisa-sisa organisme tersebut mengendap di dasar lautan, kemudian ditutupi oleh lumpur. Lapisan lumpur tersebut lambat laun berubah menjadi batuan karena pengaruh tekanan lapisan di atasnya. Sementara itu, dengan meningkatnya tekanan dan suhu, bakteri anaerob menguraikan sisa-sisa jasad renik tersebut dan mengubahnya menjadi minyak dan gas.

Gambar 4.7. Pori batuan

• Abu-abu adalah pasir

• Biru adalah air

• Hitam adalah minyak

Proses pembentukan minyak bumi dan gas ini memakan waktu yang sangat lama. Minyak dan gas yang terbentuk meresap dalam batuan yang berpori seperti air dalam batu

159 karang. Minyak dan gas dapat pula bermigrasi dari suatu daerah ke daerah lain, kemudian terkonsentrasi jika terhalang oleh lapisan yang kedap. Walaupun minyak bumi dan gas alam terbentuk di dasar lautan, banyak sumber minyak bumi yang terdapat di daratan. Hal ini terjadi karena pergerakan kulit bumi, sehingga sebagian lautan menjadi daratan. Ada tiga macam teori yang menjelaskan proses terbentuknya minyak dan gas bumi. Teori pertama adalah teori biogenetik atau lebih di kenal dengan teori organik. Teori kedua adalah teori anorganik, sedangkan yang ketiga adalah teori duplex yang merupakan perpaduan dari kedua teori sebelumnya.

a. Teori Biogenetik (Organik)

Menurut teori Biogenetik, pembentukan minyak bumi dimulai dari bangkai makhluk hidup laut kecil dan tumbuhan yang mengendap di dasar laut dan tertutup lumpur. Semuanya membentuk fosil. Endapan ini mendapat tekanan dan panas yang besar. Secara alami akan berubah menjadi minyak bumi dan gas alam. Massa jenis air lebih besar sehingga minyak bumi akan terdorong dan terapung. Kemudian minyak bumi bergerak dan mencari tempat yang lebih baik untuk berhenti dan terperangkap dalam batuan yang kedap atau kadang-kadang merembes keluar ke permukaan bumi. Hal ini dapat menjelaskan mengapa minyak bumi juga disebut petroleum. (Petroleum berasal dan bahasa latin petrus” artinya batuan dan “oleum” artinya minyak). Untuk rnemperoleh minyak bumi atau petroleum dilakukan pengeboran. Pengeboran menjadi lebih mudah dilakukan karena massa jenis minyak bumi lebih kecil daripada air. Hal ini mengakibatkan minyak terapung di atas air.

Macquir (Prancis, 1758) merupakan orang yang pertama kali berpendapat bahwa minyak bumi berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kemudian M.W Lamanosow (Rusia, 1763) juga mengemukakan hal yang sama. Pendapat di atas juga didukung oleh sarjana lain seperti Nem Beery, Engler, Bruk, Bearl, Hofer. Mereka mengatakan bahwa ”minyak dan gas bumi berasal dari organisme laut yang telah mati berjuta-juta tahun yang lalu dan membentuk sebuah lapisan dalam perut bumi.” Minyak bumi termasuk sumber daya alam yang tidak terbarukan.

Berdasarkan teori Biogenesis, minyak bumi terbentuk karena adanya kebocoran kecil yang permanen dalam siklus karbon. Siklus karbon ini terjadi antara atmosfer dengan permukaan bumi, yang digambarkan dengan dua panah dengan arah yang berlawanan, di mana karbon diangkut dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Pada arah pertama, karbon

160 fotosintetik darat dan laut. Pada arah yang kedua CO2 dibebaskan kembali ke atmosfir

melalui respirasi makhluk hidup (tumbuhan, hewan dan mikroorganisme).

Apabila makhluk hidup tersebut mati, maka 99,9% senyawa karbon dari mahluk hidup akan kembali mengalami siklus sebagai rantai makanan, sedangkan sisanya 0,1% senyawa karbon terjebak dalam tanah dan dalam sedimen. Inilah yang merupakan cikal bakal senyawa-senyawa fosil atau dikenal juga sebagai embrio minyak bumi. Embrio minyak bumi mengalami perpindahan dan akan menumpuk di salah satu yang kemungkinan menjadi reservoar dan ada yang hanyut bersama aliran air sehingga menumpuk di bawah dasar laut. Karena perbedaan tekanan di bawah laut, embrio tersebut muncul ke permukaan lalu menumpuk di permukaan dan ada pula yang terendapkan di permukaan laut dalam yang arusnya kecil.

b. Teori Anorganik

Menurut teori Anorganik, minyak bumi terbentuk akibat adanya aktivitas bakteri yang mampu melakukan reaksi biokimia, mengubah unsur-unsur seperti oksigen, hidrogen, karbon, belerang, dan nitrogen dari batuan induk menjadi zat minyak yang mengandung hidrokarbon. Barth Barthelot (1866) mengemukakan di dalam minyak bumi terdapat logam alkali, yang dalam keadaan bebas dengan temperatur tingi akan bersentuhan dengan CO2

membentuk asetilena.

(sumber : https://www.biography.com)

Gambar 4.8. Dimitri Mendeleyev

Kemudian Mendeleyev (1877) mengemukakan bahwa minyak bumi terbentuk akibat adanya pengaruh kerja uap pada karbida-karbida logam di dalam bumi. Yang lebih

161 ekstrim lagi adalah pernyataan beberapa ahli yang mengemukakan bahwa minyak bumi mulai terbentuk sejak zaman prasejarah, jauh sebelum bumi terbentuk dan bersamaan dengan proses terbentuknya bumi. Pernyataan itu berdasar fakta ditemukannya material hidrokarbon dalam beberapa batuan meteor dan di atmosfir beberapa planet lain.

c. Teori Duplex

Teori duplex yang banyak diterima oleh kalangan luas menjelaskan bahwa minyak dan gas bumi berasal dari berbagai jenis organisme laut baik hewani maupun nabati. Diperkirakan bahwa minyak bumi berasal dari materi hewani dan gas bumi berasal dari materi nabati. Yang jelas minyak dan gas bumi terdiri dari senyawa kompleks yang unsur utamanya adalah karbon (C) dan unsur hidrogen (H). Secara sederhana senyawa ini dapat ditulis dengan rumus kimia CxHy sehingga sering disebut sebagai senyawa hidrokarbon.

Pada zaman purba, di darat dan di laut hidup beraneka ragam binatang dan tumbuh- tumbuhan. Binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati ataupun punah itu akhirnya tertimbun di bawah endapan Lumpur. Endapan lumpur ini kemudian dihanyutkan oleh arus sungai menuju lautan, bersama bahan organik lainnya dari daratan.

Akibat pengaruh waktu, suhu tinggi dan tekanan beban lapisan batuan di atasnya binatang serta tumbuh-tumbuhan yang mati tadi berubah menjadi bintik-bintik dan gelembung minyak atau gas. Akibat pengaruh yang sama, maka endapan lumpur berubah menjadi batuan sedimen. Batuan lunak yang berasal dari lumpur yang mengandung bintik- bintik minyak dikenal sebagai batuan induk. Selanjutnya minyak dan gas ini akan bermigrasi menuju tempat yang bertekanan lebih rendah dan akhirnya terakumulasi di tempat yang disebut perangkap (trap).

Suatu perangkap dapat mengandung: • Minyak, gas, dan air

• Minyak dan air • Gas dan air

Karena perbedaan berat jenis, apabila ketiga-tiganya berada dalam suatu perangkap dan berada dalam keadaan stabil, gas senantiasa berada di atas, minyak di tengah dan air di bagian bawah. Hal ini disebabkan adanya perbedaan berat jenis antara gas, minyak, dan air. Gas yang terdapat bersama-sama minyak bumi disebut associated gas sedangkan yang terdapat sendiri dalam suatu perangkap disebut non-associated gas.

162 Dalam proses pembentukan minyak bumi diperlukan waktu yang masih belum bisa ditentukan. Untuk itu, jika bicara mengenai hal ini masih terdapat pendapat yang berbeda- beda. Ada yang mengatakan ribuan tahun, ada yang mengatakan jutaan tahun, bahkan ada yang mengatakan lebih dari itu.

Dalam dokumen Kotak Katalog dalam terbitan (KDT) (Halaman 173-177)