• Tidak ada hasil yang ditemukan

Unit dalam Kilang Pengolahan Minyak

Dalam dokumen Kotak Katalog dalam terbitan (KDT) (Halaman 184-188)

BAB 4 MINYAK BUMI

B. Unit dalam Kilang Pengolahan Minyak

Distilasi merupakan suatu proses yang sering dijumpai di dalam sebuah kilang dan digunakan sebagai proses untuk memisahkan minyak mentah ke dalam fraksi-fraksi sesuai titik didihnya. Proses pertama yang sering dilakukan adalah pemisahan dengan sistem batch. Kilang distilasi modern biasanya menggunakan pipa fraksinator teratur. Beberapa unit distilasi umumnya saling dihubungkan sehingga hasil panas dari satu unit di pompa langsung ke unit lainnya. Sifat-sifat fraksi tergantung pada komposisi minyak mentah dan tergantung pada tipe produk yang diinginkan. Contohnya adanya senyawa aromat di dalam fraksi kerosin atau fraksi minyak gas yang menyebabkan mutu yang dihasilkan dari distilasi langsung minyak mentah tidak baik. Sebaliknya adanya senyawa aromat yang terkandung dalam fraksi bensin menyebabkan mutu suatu bensin menjadi lebih baik.

Proses lainnya seperti hydrotreating, hydrocracking, reforming, solvent treating, solvent dewaxing, dan catalytic cracking sedikit atau banyak jumlahnya dapat sederhana maupun kompleks, tergantung pada produk-produk yang dibuat. Maka dari itu, dapat dikatakan bahwa tidak ada dua atau lebih kilang mempunyai skema proses pengolahan yang sama.

Fraksi-fraksi yang biasanya dapat diperoleh dari minyak mentah, daerah didih, dan penggunaannya adalah sebagai: bahan bakar gas (-259 sampai -44F untuk bahan bakar kilang), propan (-44F untuk LPG), butan (31F untuk campuran bensin), nafta ringan (30- 300F untuk komponen bensin motor ), nafta berat (300- 300F untuk reformer katalitik), kerosin (400-550F untuk bahan bakar kerosin), minyak tungku (400-550F sama dengan kerosin, tetapi dengan titik didih akhir lebih tinggi), minyak gas ringan (400- 600F untuk bahan bakar dapur dan bahan bakar diesel), minyak gas berat (600-800F, dapat dicampur dengan minyak gas hampa sebagai umpan untuk rengkahan katalis), minyak gas hampa (800-1100F, untuk umpan unit rengkahan katalis), residu pendek (> 1100F untuk minyak bakar atau dapat dibuat aspal). Minyak tanah atau kerosin, minyak tungku dan minyak gas ringan disebut sebagai distilat tengahan. Fraksi-fraksi sampai minyak gas berat diperoleh dengan jalan distilasi pada tekanan atmosferik, sedangkan minyak gas hampa dan residu pendek diperoleh dengan jalan distilasi hampa.

170 Suatu fraksi-fraksi atau gabungan fraksi-fraksi diperoleh dari pemisahan minyak mentah yang begitu saja digunakan sebagai produk minyak bumi. Sebelumnya dari masing- masing fraksi harus mengalami perlakuan lebih lanjut yang berbeda-beda tergantung pada kotoran-kotoran yang terkandung di dalam fraksi dan sifat-sifat yang diinginkan dalam produknya. Perlakuan yang paling sederhana terhadap fraksi adalah pencucian soda untuk menghilangkan senyawa belerang. Sedangkan untuk perlakuan kompleks yaitu perlakuan pelarut (solven treating), pengambilan malam dengan pelarut (solven dewaxing), perlakuan dengan lempung (clay treating) dan perlakuan dengan hidrogen (hydrotreating), serta pencampuran (blending) untuk menghasilkan minyak yang sesuai dengan yang dibutuhkan. Pada sistem pengolahan minyak dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Fuel Oil Complex yang merupakan kilang untuk memproduksi bahan bakar minyak dan Lub Oil Complex yang merupakan kilang untuk memproduksi non bahan bakar minyak seperti pelumas dan aspal dengan penjelasan berikut ini.

Fuel Oil Complex (FOC) merupakan kilang yang dirancang untuk mengolah minyak mentah. Produk – produk yang dihasilkan dari Fuel Oil Complex (FOC) yaitu:

1. Hydrogen Rich Gas dipakai sendiri di kilang.

2. Mixed LPG untuk bahan bakar konsumen masyarakat.

3. Light Naphta untuk komponen blending premium, feed unit platformer, dan bahan baku kilang paraxylene.

4. Platformate (HOMC) digunakan sebagai komponen blending premium. 5. HSD dan ADO untuk bahan bakar diesel kecepatan tinggi.

6. IDF dan IDO untuk bahan bakar diesel kecepatan rendah. 7. Kerosene untuk bahan bakar konsumen masyarakat. 8. IFO untuk bahan bakar furnace.

Unit – unit yang ada pada FOC antara lain sebagaimana berikut. 1. Crude Distilling Unit

Unit ini digunakan sebagai pemisah awal untuk minyak mentah sehingga diperoleh fraks-fraksi minyak untuk dilakukan pengolahan lebih lanjut. Unit ini dilengkapi dengan desalter untuk menghilangkan kadar garam. Produk Crude Distilling Unit sebagai berikut.

• Refinery gas dengan boiling range < 30C yang dominan mengandung C1 dan

C2, dipakai sebagai bahan bakar dapur pabrik – pabrik yang ada di kilang dengan

171

Liquid Petroleum Gas dengan boiling range < 30C yang fraksinya sebagian besar terdiri dari C3 dan C4, langsung dikirim ke tangki penampungan dengan

jumlah sekitar 2,53% dari crude feed.

Light Naphta dengan boiling range 30 – 80C. Setelah keluar dari pengolahan tingkat I (CDU), maka produk ini tidak membutuhkan lagi pengolahan tingkat II karena sudah memenuhi syarat sebagai komponen mogas dan komponen nafta ekspor. Jumlahnya sekitar 6,73% crude feed.

Heavy Naphta dengan boiling range 80 – 100C. Berbeda dengan light naphta, heavy naphta sebagai komponen mogas harus melalui proses kedua untuk menaikkan angka oktannya. Mula-mula diproses di unit Naphta Hydrotreater untuk dibuang dikomponen sulfurnya, kemudian baru masuk Unit Platforming untuk menaikkan angka oktan dari 60 ke 95. Jumlah yang dihasilkan dari produk ini mencapai sekitar 16,39% dari Crude feed.

Kerosene dengan Boiling range 160 - 250C. Kerosene sebagai komponen blending dapat langsung dikirim ke tangki penyimpanan dan sebagian lagi, bila diperlukan, diolah di AH Unibon untuk diperbaiki smoke point-nya dari sekitar 15 Milimeter menjadi 24 Milimeter serta jumlahnya sekitar 21% dari Crude feed.

Light Diesel Oil (LDO) dan Heavy Diesel Oil (HDO) dengan boiling range masing - masing 250 - 290C dan 290 - 350C. Kedua produk ini juga dipakai sebagai komponen Automotif Diesel Oil (ADO) dan tidak perlu lagi dimasukkan pada proses kedua. Jumlah produk yang dihasilkan masing - masing mencapai 11,6% dan 11,21% dari crude feed.

Reduce Crude dengan boiling range > 350C. Produk berat dari minyak mentah ini mempunyai tiga fungsi utama, yaitu sebagai Refinery Fuel Oil (RFO), bahan baku Industrial Fuel Oil (IFO) dan Low Sulphur Waxy Residu (LSWR). Agar menjadi komponen IFO, suatu produk ini diproses pada Unit Visbbreaker untuk memperbaiki pour point-nya.

2. Unit LPG Recovery

Unit LPG recovery digunakan untuk memisahkan LPG propane dengan LPG butane yang berasal dari stabilizer column (CDU) dan debutanizer dari unit platforming. Umpan yang diolah dari unit ini adalah 93,2 % volume yang berasal

172 dari overhead naphta stabilizer dan 6,8% volume berasal dari overhead debutanizer.

3. Unit Cracked Naphta Minimum Alkalinity Mercaptant Oxide Treater

Unit Cracked Naphta Minimum Alkalinity Mercaptant Oxide Treater dalam unit ini, suatu thermal naphta diolah sampai memenuhi persyaratan spesifikasi sebagai

komponen mogas untuk memproduksi gasoline. Thermal cracked naphta

dicampurkan dengan platformate yang memiliki angka oktan tinggi dan dengan kadar sulfur rendah, sehingga dengan demikian didapat mogas yang cukup baik dan memenuhi persyaratan pemasaran dalam unit ini menggunakan bantuan katalis. Katalis yang digunakan adalah mercaptant oxide.

4. Unit Sour Water Stripper

Dalam unit sour water stripper ini kadar H2S dalam sour water dikurangi dari 8100

ppm wt menjadi kurang dari 20 ppm wt dan kadar NH3 diturunkan dari 300 ppm

wt menjadi kurang dari 130 ppm wt. Dalam unit ini pemisahan NH3 dari air

menggunakan stripping pada striiping column. 5. Unit Visbeaker thermal cracker

Unit ini mengelola reduced crude dari kolom distilasi untuk memberikan nilai tambah pada residu. Proses yang dilakukan adalah mengubah minyak fraksi berat menjadi fraksi ringan dengan cara cracking menggunakan media pemanas. 6. Unit Naphta Hydrotreating

Unit ini berfungsi untuk menghilangkan sulfur, logam berat, dan komponen nitrogen serta senyawa oksigen. Dari proses ini akan dihasilkan heavy naphta yang memenuhi syarat sebagai umpan platforming.

7. Unit Aromatic Hydrogenation

Unit ini bertujuan untuk memperbaiki smoke point pada kerosen agar tercapai smoke point minimal 17 milimeter. Unit ini terdiri dari dua bagian, yaitu hydrocarbon process untuk mereduksi sulfur, nitrogen, dan heavy metal serta aromatic hydrogenation untuk menaikkan smoke point.

8. Unit Platforming dan CCR Unit

Unit ini mengolah lebih lanjut naphta untuk menaikkan angka oktan menjadi lebih tinggi. Untuk campuran blending gasoline atau premium, unit ini dilengkapi dengan sistem Continuous Catalytic Regeneration (CCR).

173 Unit ini mengolah LGO dan HGO dari visbreaker agar diperoleh diesel oil dengan cetane index sekitar 45 dan flash point tidak kurang dari 154F.

Dalam dokumen Kotak Katalog dalam terbitan (KDT) (Halaman 184-188)