• Tidak ada hasil yang ditemukan

Teori Pertukaran Sosial

1. Teori Teori Gerakan Sosial

1.2 Teori Pertukaran Sosial

Teori pertukaran sosial adalah teori dalam ilmu sosial yang menyatakan bahwa dalam hubungan sosial terdapat unsur ganjaran, pengorbanan, dan keuntungan yang saling memengaruhi. Teori ini menjelaskan bagaimana manusia memandang tentang hubungan kita dengan orang lain sesuai dengan anggapan diri manusia tersebut terhadap keseimbangan antara apa yang di berikan ke dalam hubungan dan apa yang dikeluarkan dari hubungan itu, juga jenis hubungan yang dilakukan, dan kesempatan memiliki hubungan yang lebih baik dengan orang lain.19

Pada umumnya, hubungan sosial terdiri daripada masyarakat, maka kita dan masyarakat lain di lihat mempunyai perilaku yang saling memengaruhi dalam hubungan tersebut,yang terdapat unsur ganjaran , pengorbanan dan keuntungan. Ganjaran merupakan segala hal yang diperolehi melalui adanya pengorbanan,manakala pengorbanan merupakan semua hal yang dihindarkan, dan keuntungan adalah ganjaran dikurangi oleh pengorbanan. Jadi perilaku sosial terdiri atas pertukaran paling sedikit antara dua orang berdasarkan perhitungan untung-rugi.

Setiap individu menjalin pertemanan tentunya mempunyai tujuan untuk saling memperhatikan satu sama lain. Individu tersebut pasti diharapkan untuk berbuat

sesuatu bagi sesamanya, saling membantu jikalau dibutuhkan, dan saling memberikan dukungan dikala sedih.

Akan tetapi mempertahankan hubungan persahabatan itu juga membutuhkan biaya (cost) tertentu, seperti hilang waktu dan energi serta kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak jadi dilaksanakan. Meskipun biaya-biaya ini tidak dilihat sebagai sesuatu hal yang mahal atau membebani ketika dipandang dari sudut penghargaan (reward) yang didapatkan dari persahabatan tersebut. Namun, biaya tersebut harus dipertimbangkan apabila kita menganalisis secara obyektif hubungan-hubungan transaksi yang ada dalam persahabatan.

Apabila biaya yang dikeluarkan terlihat tidak sesuai dengan imbalannya, yang terjadi justru perasaan tidak enak di pihak yang merasa bahwa imbalan yang diterima itu terlalu rendah dibandingkan dengan biaya atau pengorbanan yang sudah diberikan.

Analisa mengenai hubungan sosial yang terjadi menurut cost and reward ini merupakan salah satu ciri khas teori pertukaran. Teori pertukaran ini memusatkan perhatiannya pada tingkat analisis mikro, khususnya pada tingkat kenyataan sosial antarpribadi (interpersonal).

Pada pembahasan ini akan ditekankan pada pemikiran teori pertukaran oleh Homans dan Blau. Homans dalam analisisnya berpegang pada keharusan menggunakan prinsip-prinsip psikologi individu untuk menjelaskan perilaku sosial daripada hanya sekedar menggambarkannya. Akan tetapi Blau di lain pihak berusaha beranjak dari tingkat pertukaran antarpribadi di tingkat mikro, ke tingkat yang lebih makro yaitu struktur sosial. Ia berusaha untuk menunjukkan bagaimana struktur sosial yang lebih besar itu muncul dari proses-proses pertukaran dasar.

Berbeda dengan analisis yang diungkapkan oleh teori interaksi simbolik, teori pertukaran ini terutama melihat perilaku nyata, bukan proses-proses yang bersifat

subyektif semata. Hal ini juga dianut oleh Homans dan Blau yang tidak memusatkan perhatiannya pada tingkat kesadaran subyektif atau hubungan- hubungan timbal balik yang bersifat dinamis antara tingkat subyektif dan interaksi nyata seperti yang terjadi pada interaksionisme simbolik. Homans lebih jauh berpendapat bahwa penjelasan ilmiah harus dipusatkan pada perilaku nyata yang dapat diamati dan diukur secara empirik.

Menurut Homans, manusia memiliki daya nalar yang akhirnya dapat memberikan pertimbangan-pertimbangan atas sikap-sikapnya selanjutnya. Juga ia melihat pengaruh norma sosial sebagai penghambat atas tindakan sosial seseorang. Atas dasar itulah, manusia menggunakan pengalaman-pengalamannya untuk memiliki sikapnya dalam merespon sesuatu yang ada di dalam dunia sosial.

Dalam hal ini Homans banyak memberikan contoh mengenai proposisi-proposisi dari interaksi antar manusia dan ia pun menjelaskan mengenai pentingnya pengalaman memberikan petunjuk bagi manusia untuk mengulanginya lagi. Menurut Homans, bahwa pengulangan tindakan manusia merupakan respon empirik terhadap hasil yang baik yang telah diterimanya pada masa yang lampau. Sehingga dalam persepsi manusia ia selalu mempertimbangkan antara mana yang menguntungkan dan mana yang tidak, mana yang berpeluang lebih besar mana yang tidak, serta mana yang menyenangkan dan mana yang mengecewakan. Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa manusia dalam kehidupannya berupaya untuk selalu mendapatkan hasil yang baik atau keuntungan atas tindakan-tindakan sosialnya.

Namun walaupun begitu, sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa manusia memiliki nalar dibandingkan dengan makhluk lainnya dalam bertindak. Maka Homans memberikan penjelasan mengenai adanya jarak antara tindakan pertama dengan hasil yang diperoleh. Jika manusia mendapatkan apa yang dilakukannya

jika kemungkinan atas hasil yang didapatkan tidak terbayangkan, itulah yang membuat individu memiliki ketertarikan yang lebih untuk bertindak pada masa selanjutnya.

Selanjutnya teoritis pertukaran lainya adalah Blau. Jika Homans, melihat pertukaran terjadi pada ranah antar individual, Blau mencoba mengisi kekosongan antara relasi interaksi antar individual dengan ranah yang lebih makro; masyarakat.

Ia mencoba menjelaskan bagaimana kehidupan sosial menjadi terorganisir dan terbentuk dalam stuktur yang kompleks. Ia menawarkan empat tahap dalam mengidentifikasi progres dari tingkat mikro ke ranah makro. Pertama, bagaimana interaksi dan pertukaran terjadi diantara individu. Dalam hal ini diidentifikasi, siapa mendapat apa dalam relasi tersebut.

Kedua, melihat adanya perbedaan status dan kekuatan, berbeda dengan Homans yang seakan-akan tidak memperhatikan adanya perbedaan kekuatan dalam setiap individu, Blau sangat fokus terhadap ini.

Tahap ketiga, adalah melihat bagaimana terbentuknya legitimasi dan organisasi yang ada di masyarakat. Legitimasi dan organisasi merupakan bentuk nyata adanya ketidaksamaan kekuatan manusia yang terlembaga di dalam struktur sosial.

Selanjutnya, terakhir yang keempat, munculnya oposisi dan perubahan. Puncak dari proses sosial ini adalah adanya perubahan struktur sosial yang diinisiasi oleh para oposan yang tidak puas terhadap sistem sosial yang ada. Dengan demikian, dapat disimpulkan proses tahapan ini merupakan siklus relasi mikro dan makro dalam kehidupan manusia.

Dalam menjelaskan pada ranah mikro, Blau menjelaskan adanya proses “pemberian kredit’’ bagi siapa saja yang dalam perjalanan interaksi sosial

memberikan hasil yang memuaskan untuk si aktor. Selanjutnya, menurut Blau interaksi sosial terjadi pertama kali dalam kelompok sosial, dalam artian bahwa manusia selalu berada dalam konteks norma dan nilai suatu kelompok.

Dengan demikian, untuk bergabung kedalam kelompok sosial tersebut harus ada relasi saling menguntungkan antara kelompok sosial dan juga si calon anggota baru.

Pada tahap selanjutnya, ia menjelaskan bagaimana di dalam kelompok sosial tersebut terjadi kompetisi untuk mendapatkan pengakuan sosial dari anggota kelompok. Proses inilah yang memunculkan pemimpin di suatu kelompok sosial. Dengan demikian, si pemimpin (leader) memiliki otortitas yang lebih untuk menerapkan aturan dan juga norma yang berlaku bagi para anggota lainnya. Norma dan nilai yang telah terlegitimasi dalam suatu kelompok sosial itulah yang membentuk atau mengatur relasi-relasi sosial yang terjadi di dalam suatu kelompok.

Kontribusi kepada teori pertukaran selanjutnya diberikan oleh Emerson. Dalam hal ini kekhususan Emerson adalah perhatiannya yang lebih terhadap ketergantungan kekuatan dalam interaksi sosial.

Selanjutnya ia menyatakan bahwa relasi sosial dan juga jejaring sosial menjadi dasar dari teori pertukaran yang dikembangkannya. Ia menyadari bahwa setiap interaksi sosial yang dilakukan oleh individu selalu diorientasikan kepada keuntungan, namun karena dalam setiap interaksi tersebut ia mendapatkan kepuasan, maka terjadilah pengurangan kegunaan dari setiap keuntungan yang didapatkan. Maka terciptalah arus dari keuntungan dalam setiap interaksi sosial, karena sitiap individu menginginkan adanya pertukaran yang lebih menguntungkan.

Penjelasan lainya yang cukup penting dari Emerson adalah jejaring pertukaran merupakan sebuah spesifik struktur sosial yang dibentuk oleh relasi pertukaran antara dua aktor atau lebih. Dengan adanya ketidakseimbangan kekuatan dalam setiap individu, maka terciptalah suatu sistem sosial yang memberikan reward dan punishment dalam interaksi sosial yang terjadi dalam suatu kelompok sosial tertentu.

Proses pertukaran sosial ini juga telah diungkapkan oleh para ahli sosial klasik. Seperti yang diungkapkan dalam teori ekonomi klasik abad ke-18 dan 19, para ahli ekonomi seperti Adam Smith sudah menganalisis pasar ekonomi sebagai hasil dari kumpulan yang menyeluruh dari sejumlah transaksi ekonomi individual yang tidak dapat dilihat besarnya.

Ia mengasumsikan bahwa transaksi-transaksi pertukaran akan terjadi hanya apabila kedua pihak dapat memperoleh keuntungan dari pertukaran tersebut, dan kesejahteraan masyarakat pada umumnya dapat dengan baik sekali dijamin apabila individu-individu dibiarkan untuk mengejar kepentingan pribadinya melalui pertukaran-pertukaran yang dinegosiasikan secara pribadi.

Dokumen terkait