• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Landasan Pustaka

II.3 Teori Pertumbuhan Solow

Robert M. Solow mengasumsikan bahwa pertumbuhan ekonomi suatu negara bergantung pada fungsi produksi yang mencakup faktor input kapital (sebagai modal) dan tenaga kerja. Dalam pandangan Solow, semakin tinggi input kapital (atau tenaga kerja), maka makin tinggi pertumbuhan ekonomi. Walau demikian faktor input kapital dan tenaga kerja bersifat diminishing returns. Artinya pertambahan output akan berkurang sejalan dengan pertambahan input. Karena mengandung sifat diminishing returns ini teori Solow sering juga digolongkan sebagai teori pertumbuhan neoklasik

Lebih jelasnya, teori pertumbuhan Solow dapat di uraikan sebagai kombinasi dari tiga persamaan berikut ini (Bergman, 2005):

1. Fungsi Produksi Agregat:

Y = F(K, L)= A*K*L , ……….. [2.1]

dengan pemenuhan kondisi dibawah ini : a) jumlah Kapital (K) dan Tenaga Kerja (L) >0;

Fk > 0, Fl > 0, dimana Fk=fungsi turunan pertama Y atas Kapital dan Fl =fungsi turunan Y atas Tenaga Kerja (L). Dimana Fk=Y/K dan Fl=Y/L;

b) faktor kapital dan tenaga kerja bersifat penambahan output menurun sejalan dengan peningkatan faktor kapital dan tenaga kerja:

Fkk < 0, Fll < 0; dimana Fkk=-Y/K2 dan Fll=-Y/L2;

c) fungsi produksi di atas mempunyai sifat “skala pengembalian konstan” (constant returns to scale – artinya penambahan suatu faktor akan meningkatkan output sebesar jumlah yang sama dengan penambahan faktor tesebut):

AF ( K, N) = AF (K, N)

Dalam banyak kajian makroekonomi fungsi produksi yang sejalan dengan karakteristik di atas adalah fungsi produksi Cobb-Douglas :

F = A K(t)a L(t)1- ……….. [2.2]

15

Pada awalnya teori pertumbuhan Solow mengasumsikan A sebagai technological

change atau technological progress (tingkat penguasaan teknologi). Dimana

peningkatan perekonomian selain dipicu penambahan kapital dan tenaga kerja, juga disebabkan meningkatnya penguasaan teknologi.

Setelah mengaplikasikan teori Solow untuk menjelaskan pertumbuhan sejumlah negara, konstanta A kemudian didefinisikan sebagai faktor produktivitas total (TPF=total productivity factor) yang menginterprestasikan efisiensi pada sistem pasar atau produksi dan efisiensi penggunaan input produksi (mencakup instabilitas politik, proteksi industri dalam negeri).

Jika r = tingkat hasil kapital (return of capital), w=tingkat upah, =bagian output yang dihasilkan kapital, =bagian output yang dihasilkan tenaga kerja dan Y=output (PDB) maka:

=r*K/Y dan =w*L/Y, dimana + =1 ……….……….. [2.4]

Y=rK+wL atau Y= K+ L ………..……….……….. [2.5]

Sedangkan tingkat kapital dan tenaga kerja yang diinginkan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Dk= * (AG/(1/t+i) dan Dl = * (AG/w), ………..… [2.6]

Dimana Dk= tingkat kapital yang diinginkan, Dl=tingkat kebutuhan tenaga kerja yang dinginkan, AG=Aggregate Demand, t=harapan hidup kapital dan i= tingkat suku bunga riil. Menurut Tasrif (1995), variabel dapat dirumuskan sebagai berikut:

= (ln A+ln KOR)/(ln KLR), ……… [2.7] = 1 - (ln A+ln KOR)/(ln KLR), ………..… [2.8]

dimana KOR = kapital output ratio = K/Y dan KLR = kapital labor ratio=K/(L*w).

II.3.1 Potensial Output

Dalam literatur makroekonomi seringkali fungsi produksi Cobb-Douglas diatas diberi nama lain yaitu “Potensial Output”. Fungsi produksi atau potensial output menunjukkan kemampuan penduduk dan kapital suatu negara dalam menghasilkan barang dan jasa. Semakin besar nilai fungsi produksi ini semakin

16

tinggi besar potensi suatu negara untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang diidamkan.

Misalkan A=1 (tetap), maka perubahan output_Y (PDB) sebanding dengan perubahan input K dan L. Tapi jika output_Y > Potensial Output, menandakan adanya pertumbuhan produktivitas dari tiap input. Pada awalnya Solow melabeli A sebagai technological change. Belakangan, para ahli melabeli A sebagai TPF (Total Producitivity Factor=Faktor Produktivitas Total) yang menyatakan A mencakup peningkatan output_Y (PDB) sebagai efisiensi yang lebih luas, yaitu mencakup peningkatan output_Y karena meningkatnya tingkat pendidikan, perluasan skala pasar ekspor (dari produk suatu negara/daerah) dan kebijakan pemerintah yang kondusif (Mankiew, 2003).

Menurut Hornstein dan Krussel (1996), TPF tidak selalu mengandung perubahan teknologi, tapi juga dapat mencakup monetary shocks, military spending dan perubahan politik. Sebagai perbandingan A sebagai technological change dan A sebagai faktor produktivitas total, dibawah ini dilampirkan tabel di bawah ini:

A sebagai technological change A sebagai Faktor Produktivitas Total

Pertambahan output_Y [yang lebih besar dari tambahan input K atau L]

diakibatkan oleh peningkatan

penguasaan teknologi. Padahal dalam prakteknya mungkin saja peningkatan teknologi terjadi, tapi peningkatan teknologi tidak terlihat karena kondisi

perekonomian negara tidak

mendukung.

Pertambahan output_Y [yang lebih besar dari tambahan input K atau L]

diakibatkan oleh peningkatan

penguasaaan teknologi plus adanya peningkatan kondisi ekonomi secara umum.

Dengan melihat persamaan 2.3 diatas kita dapat melihat bahwa peningkatan output (produksi) per pekerja suatu negara akan dipengaruhi oleh jumlah kapital, tenaga kerja, besaran variabel dan nilai TPF.

Dalam banyak literatur makroekonomi yang menggunakan pendekatan ekonometrika (dimana variabel diasumsikan konstan), peningkatan nilai TPF

17

akan meningkatkan output (fungsi produksi). Tapi jika kita memodelkan pertumbuhan output dengan system dynamics, maka meningkatnya nilai fungsi produksi (output) juga ditunjukkan dengan peningkatan nilai variabel . Meningkatnya variabel menunjukkan tingkat penggunaan teknologi (produktivitas parsial tenaga kerja atas output, yaitu peningkatan produktivitas tenaga kerja untuk memproduksi lebih besar). Seperti yang telah diuraikan TPF akan mencakup perluasan ekspor, eksternalitas positif (negatif) terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara.Menurut Mankiew (2003) TPF mencakup semua yang merubah hubungan antara input dan output.

Nilai TPF ini umumnya sering dihitung sebagai residu (residu Solow) sebagai berikut: L L K K A A Y Y ; ………. (2.5)

Dengan sedikit modifikasi kita dapat mencari nilai TPF sebagai berikut:

Y=AK L , dimana Y=output (PDB); tetapkan A=1; dengan Yo output awal, Lo tenaga kerja awal dan Ko kapital awal, maka persamaan (2.5) dapat diturunkan sebagai berikut: Lo Lo L Ko Ko K Yo Yo Y , selanjutnya, ) 1 ( ) 1 ( 1 Lo L Ko K Yo Y ; karena 1- - =0, maka ˆ ) ( * ˆ ) ( * Lo L Ko K Yo

Y , jika Potential Output (PTY) atau Fungsi Produksi

PTY= *( )ˆ*( )ˆ Lo L Ko K Yo , maka TPF=Y/PTY ………..….. (2.6)

atau dengan kata lain TPF merupakan hasil pembagian antara output (PDB) dengan fungsi produksi atau potential output (PTY).

18

II.3.2 Pengertian Produktivitas

Menurut Mali dalam Nugroho artikel “Total Produktivitas Faktor” (2005), produktivitas adalah pengukuran seberapa baik sumber daya yang digunakan bersama dalam suatu organisasi untuk menyelesaikan kumpulan hasil-hasil. Sedangkan Dewan Produktivitas Nasional (dalam artikel sama) menyatakan bahwa produktivitas adalah sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari hari ini dan hari ini adalah lebih baik dari hari ini. Sedangkan definisi yang cukup diantaranya, perbandingan antara elemen-elemen produksi dengan yang dihasilkan merupakan ukuran produktivitas (ILO).

Dalam prakteknya, produktivitas dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal antara lain: teknologi, pabrik dan peralatan, tenaga kerja dan metode kerja. Dilain pihak lain kebijakan pemerintah dan kondisi sosial ekonomi merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi produktivitas. Produktivitas sangat penting dalam suatu fungsi produksi, karena kenaikan produktivitas dapat meningkatkan output lebih besar daripada kenaikan input dengan kata lain, jika kenaikan output lebih besar dari kenaikan faktor input, maka telah terjadi peningkatan produktivitas. Produktivitas dapat membantu kita menghasilkan produk yang lebih yang lebih baik atau lebih banyak dengan jumlah jumlah input yang sama.

Dalam skala negara, Produk Domestik Bruto merupakan output yang dihasilkan oleh seluruh input modal dan tenaga kerja yang dimiliki suatu negara. Perbandingan antara output dan jumlah inputlah yang dinamakan Faktor Produktivitas Total. Perlu diketahui juga bahwa perekonomian suatu negara tidak saja dipengaruhi oleh jumlah tenaga kerja dan kapital-nya, tapi juga dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah dan situasi politik, sosial dan ekonomi-nya.

19

Dokumen terkait