• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

1.5 Kerangka Teori…

1.5.4 Teori Perwakilan dan Jenis-jenis Perwakilan

Defenisi perwakilan menurut Alfred de Grazie yaitu hubungan diantara dua pihak, yaitu wakil dengan terwakil dimana wakil memegang wewenang untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil.26

Hanna Penichel Pitkin melakukan studi yang mendalam tentang perwakilan. Walau wakil bertindak secara bebas tapi harus bijaksana dan penuh pertimbangan serta tidak sekedar melayani, wakil bertindak sedemikian rupa sehingga diantara dia dan terwakil tidak terjadi konflik dan jika terjadi penjelasan harus mampu meredakannya.27

Perwakilan dalam pengertian bahwa seseorang atau sekelompok orang berwenang menyatakan sikap atau melakukan suatu suatu tindakan baik yang diperuntukkan bagi, maupun yang mengatasnamakan pihak lain. Keterwakilan politik (political representativeness) diartikan sebagai terwakilinya kepentingan anggota masyarakat

25 Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Opcit hal 5

26

Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hal 23

27

oleh wakil-wakil mereka didalam lembaga-lembaga dan proses politik. Kadar keterwakilan tersebut ditentukan oleh sistem perwakilan politik (political representation) yang berlaku didalam masyarakat.

Dalam sistem perwakilan politik seorang warga negara mewakilkan dirinya sebagai yang berdaulat kepada seorang wakil calon rakyat atau partai politik yang dipercayai melalui pemilihan umum. Suatu keputusan dalam demokrasi adalah bagaimana menyelenggarakan pemilihan. 28

1. Memberikan perhatian kepada kelompok, seorang wakil akan memberikan perhatian pada kelompok terutama kelompok pendukungnya yang menjadi konstituennya ketika pemilu berjalan (contoh nyata dalam hal ini adalah calon independen dan utusan golongan).

Terwakil

Ada tiga kemungkinan yang dapat dimanfaatkan wakil untuk memusatkan perhatian terhadap terwakil, yaitu;

2. Memberikan perhatian partai, memberikan pada partai yang mendukungnya sehingga seorang menjadi wakil. Fokus perwakilan terhadap partai tentulah memudahkan pengorganisasian tugasnya, sebab melalui fokus iniwakil sekaligus berbuat untuk dua pihak yaitu sebagai organisasi politik yang berjasa mendukungnya menjadi wakil dan masyarakat yang bersimpati, menukungnya atauapun menjadi anggota partai yang bersangkutan.

28

Muladi, dkk. Dalam jurnal DEMOKRASI DAN HAM , pemilu 2004: semakin Terkonsolidasikah Demokrasi Kita, Vol. 4, (Surabaya: THC, 2004), hal.editor

Wakil

Wakil adalah orang yang mempunyai kualifikasi yang tentunya berhak dan cakap dalam menjalankan tugas sebagai amanat dari terwakil yang memberikan kepercayaan kepadanya untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam arti yang luas.

Cara jadi wakil, umumnya dilakukan atau diabsahkan melalui pemungutan suara, tapi juga dalam beberapa era dan daerah (negara) masih ada yang tidak harus melalui pemilihan umu tapi melalui pengangkatan dan turun-temurun seperti yang terjadi ketika orde abru ada yang diangkat seperti ABRI (militer dan polisi saat ini, dan juga utusan golonga dan daerah), dan untuk negara Inggris misalnya yang mengisi house of lord adalah orang-orang yang sifatnya turun temurun, ditunjuk dan diangkat.

Oleh karena itu, dalam sebuah negara demokrasi diperlukan keterwakilan yang sifatnya demokratis pula, yaitu keterwakilan tanpa membedakan suku, agama, maupun ras. Secara konsepsional, keterwakilan politik berasala dari pemilihan umum, artinya pemilihan umum yang diadakan pemimpin yang akan menumbuhkan rasa keterwakilan politik dikalangan masyarakat maka dibentuk badan perwakilan rakyat yang berfungsi membuat undang-undang, menyusun pendapatan dan belanja negara, mengawasi pelaksanaan undang-undang, memilih, menyetujui atau mengusulkan seseorang atau lebih pejabat negara yang dikehendaki oleh konstitusi/ undang-undang. Partai politik juga turut ambil andil dalam proses keterwakilan dalam merekrut, mencalonkan, dan berkampanye untuk memilih pejabat pemerintah jika mereka menjadi oposisi, menggalang dukungan bagi kebijakan umum diantara berbagai kelompok kepentingan, menyediakan berbagai kelompok kepentingan, menyediakan struktur dan debat politik masyarakat.

Di Indonesia parlemen dikenal sebagai Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Istilah perwakilan seolah-olah menjadi fungsi utama parlemen Indonesia yakni mewakili seluruh rakyat Indonesia dalam sebuah badan perwakilan. Akhir-akhir ini orang lebih mengenal DPR sebagai badannya para anggota legislatif yang dipilih dari calon legislatif dalam pemilihan umu legislatif. Sebagian besar parlemen disebut sebagai lembaga atau badan perwakilan karena anggotanya dipilih langsung oleh warganya.

1.5.4.2Teori hubungan Perwakilan

Teori hubungan perwakilan adalah duduknya seseorang dilembaga perwakilan parlemen (DPR-DPRD) mengakibatkan timbulnya, ”hubungan si wakil dengan terwakili”.

Teori yang berhubungan dengan perwakilan: • Teori Mandat

a) Teori mandat imperatif, yaitu siwakil bertindak di lembaga perwakilan sesuai dengan instruksi yang diberikan konstituennya. Si wakil tidak bisa bertindak diluar instruksi tersebut, maka si wakil akan mendapat instruksi dari konstituennya baru dapat dilaksanakan (sifatnya kaku).

b) Teori Mandat Bebas, yaitu si wakil adalah orang-orang terpercaya dan terpilih, serta memiliki kesadaran hukum masyarakat yang diwakilinya, sehingga si wakil dapat bertindak atas nama mereka yang diwakili atas nama rakyat (tindakan wakil tidak tergantung indtruksi yang mewakili ia tidak bisa bebas mwakili individu lain). c) Teori Mnadat Representatif, si wakil dianggap bergabung dengan suatu lembaga perwakilan. Rakyat memilih dan memberikan mandat kepada lembaga perwakilan, sehingga si wakil sebagai individu tidak memiliki hubungan dengan pemilihnya

apalagi pertanggungjawaban. Lembaga perwakilan bertanggungjawab kepada rakyat. • Teori Rieker

Dalam hal ini sosiolog Hans Rieker menolak jika perwakilan politik adalah struktur politik, ia adalah struktur sosial, karena orang memilih wakilnya karena proeionalisme.

• Teori Abracian

a) Trustee adalah wakil bebas bertindak tanpa konsultasi dengan yang diwakilinya. b) Delegate adalah wakil bertindak seolah sebagai utusan/ duta dari yang diwakilinya. c) Politico adalah bisa bertindak ”trustee” atau ”delegate”tergantung dari masalah yang dihadapi.

d) Partisan adalah bertindak atas nama parpol, bukan yang diwakilinya.

1.5.4.3Jenis- Jenis Perwakilan

Bambang Cipto dalam bukunya DPR Dalam Era Pemerintahan Modern-Industrial, Perwakilan terbagi atas tiga jenis.29

a. Perwakilan Geografis

Yaitu secara umum badan perwakilan mengandung arti bahwa setiap anggotanya merupakan perwakilan dari seluruh bangsa. Sehingga masyarakat luas mengharapkan agar parlemen mewakili kepentingan mereka. Namun kenyataannya, setiap anggota dewan hanya bersedia mewakili kelompok yang benar-benar diwakilinya di parlemen dan mengesampingkan kepentingan kelompok lain. Misalnya anggota kongres Amerika tegas dalam hal menyatakan jenis perwakilan mereka, karena setiap anggota pada umumnya dari suatu distrik tertentu, maka ikatan emosional masing-masing

29

anggota dengan distrik dengan tempatnya terpilih. b. Perwakilan Partai

Dalam hal ini partai politik merupakan jenis perwakilan yang paling pokok, di mana partai politik mengendalikan proses rekrutmen anggota serta kegiatan kegiatan legislatif di parlemen. Misalnya di Inggris, rekrutmen sebagai calon anggota parlemen dilakukan oleh partai-partai politik lokal, sehingga pada waktu terpilih sebagai anggota parlemen Inggris maka ia kana mewakili partai dan daerahnya. c. Perwakilan Kelompok Kepentingan Khusus

Yaitu adanya kepentingan kelas menengah di Amerika yang lebih dikenal dengan beberapa senator yang mempunyai kepentingan khusus seperti minyak, gandum, maupun katun sehingga memunculkan istilah senator minyak, senator gandum, senator aktun, dan dan lain-lain. Namun secara umum kegiatan lobbying memungkinkan keterlibatan beranekaragam kepentingan dalam proses legislatif.

Dokumen terkait