• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peran Partai Dakwah Di Parlemen (Studi Kasus : Fraksi PKS Di DPRD Kota Medan Periode 2009- 2010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Peran Partai Dakwah Di Parlemen (Studi Kasus : Fraksi PKS Di DPRD Kota Medan Periode 2009- 2010)"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN PARTAI DAKWAH DI PARLEMEN

(Studi Kasus : Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010)

Di ajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

DISUSUN

O

L

E

H

IRWAN SANDI

(070906001)

Dosen Pembimbing

: Warjio, MA

Dosen Pembaca

: Indra Fauzan, Shi, M. Soc, Sc

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Halaman

ABSTRAK...1

KATA PENGANTAR...3

DAFTAR ISI...6

BAB I : PENDAHULUAN...9

1.1 Latar Belakang Masalah………...…..……...………...…9

1.2 Perumusan Masalah………..…….……….…...…16

1.3 Tujuan Penelitian...18

1.4 Manfaat Penelitian……….…...…...18

1.5 Kerangka Teori…..………..…….….18

1.5.1 Peran...………..……...…19

1.5.2 Partai Politik………...19

1.5.2.1 Tipologi Partai Politik...20

1.5.2.2 Fungsi Partai Politik...21

1.5.2.3 Klasifikasi Partai Politik...23

1.5.2.4 Sistem Kepartaian...23

1.5.3 Partai Dakwah...24

1.5.4 Teori Perwakilan dan Jenis-jenis Perwakilan...27

1.5.4.1 Pengertian Perwakilan...27

1.5.4.2 Teori hubungan Perwakilan...30

1.5.4.3 Jenis- Jenis Perwakilan...31

1.5.5 Parlemen………..…32

1.5.6 Fraksi………..……….…34

(3)

1.5.7.1 Jenis Penelitian...34

1.5.7.2 Teknik Pengumpulan Data...35

1.5.7.3 Teknik Analisi Data...35

1.5.8 Sistematika Penulisan...35

BAB II : GAMBARAN UMUM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN FRAKSI PKS DI DPRD KOTA MEDAN PERIODE 2009-2010...37

2.1 Sejarah Lahirnya Partai Keadilan Sejahtera...37

2.2 Visi dan Misi...44

2.3 Dasar Pemikiran dan Tujuan PKS...45

2.3.1 Dasar Pemikiran...45

2.3.2 Tujuan PKS...47

2.3.3 Prinsip Kebijakan PKS………..….……47

2.4Ideologi PKS...53

2.5PKS Sebagai Partai Dakwah...54

2.5.1 Grand Strategy Dakwah...54

2.5.2 Orbit Dakwah...56

2.5.3 PKS Dari Gerakan Dakwah Ke Negara……….…..61

2.6Fraksi PKS Sebagai Partai Dakwah di Parlemen DPRD Kota Medan Periode 2009-2014...64

(4)

BAB III : PERAN PARTA DAKWAH D PARLEMEN (FRAKSI PKS) DI

DPRD KOTA MEDAN PERIODE 2009-2010...66

3.1 Fraksi PKS di DPRD Kota Medan...66

3.2 Struktur Kepengurusan Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2014………..………..…...73

3.3 Peran PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010 Dalam Menjalankan Fungsi Parlemen...75

3.3.1 Fungsi Legislasi………..…..76

3.3.1.1Peran Alat Kelengkapan Dewan fungsi Legislasi………...76

3.3.1.2Mekanisme Legislasi...80

3.3.2 Fungsi Pengawasan………...………..81

3.3.2.1Mekanisme Pengawasan………..………...…82

3.3.3 Fungsi Anggaran………..………...85

3.3.3.1Mekanisme Anggaran………....….86

3.3.3.2Pertanggungjawaban Pelaksanaan APBD………87

3.4 PKS Sebagai Partai Dakwah Di DPRD Kota Medan...88

3.4.1 Fraksi PKS di DPRD...88

3.5 Parlemen...92

3.5.1 Sistem Parlemen...93

3.5.2 Fungsi Parlemen...95

BAB IV : PENUTUP...100

4.1 Kesimpulan dan Saran...100

(5)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Peran Partai Dakwah di Parlemen (Fraksi PKS) di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya peran PKS di parlemen terkait sebagai partai dakwah

Penelitian ini menggunakan metode library research, yaitu dengan mengumpulkan data, informasi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini serta melihat sejauh mana sebenarnya peran strategis PKS di DPRD Kota Medan terkait sebagai partai dakwah. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada key informan dalam hal ini anggota dewan yang duduk di fraksi PKS DPRD Kota Medan periode 2009-2010, sehingga diharapkan dapat memperoleh informasi secara luas dari pihak yang bersangkutan khususnya menganai hal-hal yang diteliti.

Teknik pengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan dengan mengumpulkan dan memperlajari berbagai literature dan sumber bacaan atau literatur atau catatan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian serta beberapa wawancara dengan pengurus maupun anggota dewan yang duduk di parlemen dalam hal ini di fraksi PKS Kota Medan.

(6)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas ridho dan petunjuk-Nya, akhirnya skripsi yang berjudul ”Peran Partai Dakwah di Parlemen. Studi Kasus: Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010” dapat terealisasikan. Serta sholawat beriringkan salam peneliti haturkan kepada baginda Rasulullah Muhammad SAW, yang telah membuka mata hati dan pikiran kita akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan.

Skripsi ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk meraih gelar kesarjanaan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Peneliti ingin menghaturkan ucapan terima kasih kepada ayahanda, yang senantiasa memberikan inspirasi dan semangatnya kepada peneliti akan pentingnya menuntut ilmu pengetahuan dan tidak bosan-bosannya memberikan nasehat kepada peneliti, ibunda tercinta yang tiada henti-hentinya memberikan do’a dan dukungan penuh serta curahan kasih sayang yang sebesar-besarnya, serta dukunga baik secara moril maupun materil selama pengerjaan skripsi ini. terima kasih juga kepada adik ku Herwanti yang tiada mengenal kata lelah untuk mensupport kakaknya selaku perantara penyambung lidah jikalau peneliti membutuhkan bantuan materi kepada orang tua, kakak ku tercinta Dahniar, Syamsidar, Elmi Santi, Yeni Susanti Am.Kep yang senantiasa memberikan spirit, serta abang ku Kamaruddin dan Ilhamuddin yang begitu mensupport peneliti.

(7)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin M.Si selaku dekan FISIP USU. 2. Dra. T. Irmayani M.Si selaku Ketua Departemen Ilmu Politik 3. Bapak Warjio, MA selaku dosen pembimbing peneliti.

4. Bapak Indra Fauzan, Shi, M. Soc, sc.

5. Bapak Drs Heri kusmanto, MA selaku dosen wali peneliti.

6. Keluargaku Tercinta yang berada di Sulawesi, keluarga besar H. Ibrahim. 7. H. Surianda Lubis S. Ag selaku anggota dewan DPRD Kota Medan fraksi

PKS yang begitu ramah dan menyejukkan hati saya setiap berinteraksi kepada beliau.

8. Drg Dedek Fitriani, yang selalu ada untuk ku, aku hanya bisa bilang thanks a lot for all.

9. Dosen-dosen Departemen Ilmu Politik FISIP USU (Bapak Faisal Andri Mahrawa SIP, M.Si, abanganda Dana Permana S.Sos, Abanganda Didi Rahmadi S.Sos, Abanganda Husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si, Abanganda Fuad Hasan Lubis, S.Sos). saya hanya bisa bilang most thank you with your kindess from warmth of heart.

10. Bg Rusdi, SE, Kak Emma Sari, SE, terima kasih banyak buat semua bantuannya dalam hal kepengurusan administrasi.

11. Bapak Yusman (Ketua DPC PKS Kec Medan Baru), yang sudah berkenan meminjamkan saya berbagai referensi terkait PKS.

12. Ibu Dasmidar Pasaribu, Pak Masykur, Pak Hamzah S.Sos serta Pak Hilal yang sudah begitu banyak membantu serta keramahannya.

(8)

Hasibuan, Asty Latifah dan Cut Maya Aprita Sari). Aku hanya bisa bilang terima kasih buat kebaikan klen semua, terima kasih juga karena seringkali minjamkan aku duit heheeeee.

14. Anak-anak Kost Kodam 02 alias Kamboja Dalam No 2 buat keceriaannya. 15. Anak-anak TQ alias Tahmainnal Qulub, terima kasih buat pelajaran

banyak yang saya dapat dari kalian.

16. Rekan-rekan guru di MDA Nurul Hasanah Padang Bulan Medan tempat saya mengajar yang senantiasa memberikan saya izin untuk tidak masuk mengajar ketika saya ada urusan diluar.

Medan, Januari 2010

(9)

ABSTRAK

Skripsi ini berjudul Peran Partai Dakwah di Parlemen (Fraksi PKS) di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010

Tujuan penelitian ini ialah untuk mengetahui bagaimana sebenarnya peran PKS di parlemen terkait sebagai partai dakwah

Penelitian ini menggunakan metode library research, yaitu dengan mengumpulkan data, informasi, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan penelitian ini serta melihat sejauh mana sebenarnya peran strategis PKS di DPRD Kota Medan terkait sebagai partai dakwah. Selain itu peneliti juga melakukan wawancara langsung kepada key informan dalam hal ini anggota dewan yang duduk di fraksi PKS DPRD Kota Medan periode 2009-2010, sehingga diharapkan dapat memperoleh informasi secara luas dari pihak yang bersangkutan khususnya menganai hal-hal yang diteliti.

Teknik pengumpulkan data menggunakan studi kepustakaan dengan mengumpulkan dan memperlajari berbagai literature dan sumber bacaan atau literatur atau catatan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian serta beberapa wawancara dengan pengurus maupun anggota dewan yang duduk di parlemen dalam hal ini di fraksi PKS Kota Medan.

(10)

BAB 1 PENDAHUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Partai politik di Indonesia pertama kali lahir di zaman kolonial sebagai upaya manifestasi bangkitnya kesadaran nasional. Dalam suasana itu semua organisasi, apakah dia bertujuan sosial ataukah yang secara tegas menyatakan menganut azas politik agama/ sekuler.

Di Indonesia sendiri misalnya jika kita lihat upaya pencerahan masyarakat terhadap hakikat politik menurut Islam. Yang merupakan bagian dari upaya integral dari perjuangan politik umat Islam ialah agar nilai-nilai Islam bisa menjadi rahmatan lil ’alamin.1

Pada hakikatnya cita-cita politik Partai Keadilan tersebut merupakan cita-cita universal yang telah menjadi dambaan umat manusia sepanjang masa. Sebab tidak seorang pun didunia ini yang menginginkan hidupnya tidak sejahtera. Untuk itu

Berbicara politik tentu memiliki landasan ideologi dan pergerakan politik serta cita-cita politik yang khas. Biasanya untuk mencapai cita-cita politiknya para pendukung sebuah partai politik menyusun sejumlah agenda politik beserta program aksinya dengan landasan nilai-nilai, cita-cita maupun ideologi yang dianut oleh sebuah partai.

Cita-cita politik Partai Keadilan misalnya yaitu berupaya agar terciptanya sebuah kehidupan masyarakat yang sejahtera secara lahir dan bathin yang tentunya dilandasi dengan nilai-nilai ideologis.

1

Yusuf Al-Qaradhawi (Meluruskan Dikotomi Agama & Politik-Bantahan Tuntas terhadap

(11)

Partai Keadilan Sejahtera atau yang lebih lazim dikenal dengan nama PKS lahir dari buah reformasi untuk mewujudkan itu.

Awalnya partai ini bernama Partai Keadilan karena tidak dapat melampaui batas minimal perolehan 2% suara pada pemilu 1999 sehingga partai ini berubah menjadi PKS.

PKS didirikan di Jakarta pada 20 April 2002 dan merupakan kelanjutan dari

Partai Keadilan (PK) yang didirikan di Jakarta pada 20 Juli 1998 dalam sebuah

konferensi pers di Aula Masjid Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta. dengan Presiden

(ketua) partai ini adalah Nurmahmudi Isma'il. Partai yang semula di pimpin oleh

Hidayat Nurwahid sebagai presiden Partai Keadilan diawal berdirinya.

PKS adalah sebuah fenomena yang paling menarik dalam politik kontemporer Indonesia, ini tidak hanya karena perkembangan partai yang sangat pesat dalam hal keanggotaan dan perolehan suara pemilu, tetapi juga karena PKS (Partai Keadilan Sejahtera) menawarkan pendekatan baru dan berbeda dalam politik Islam yang hampir tidak pernah ada dalam sejarah Indonesia.2

Terkait aktivitas kadernya yang memiliki kontuinitas dalam menggelar

pengajian-pengajian dari rumah ke rumah dan dari masjid ke masjid.

3

Lantas, apakah partai dakwah itu? Pengertian partai dakwah itu sendiri menurut

Warjio yaitu partai politik yang mengembangkan dakwahnya untuk aktif dan meraih Partai ini lebih dikenal

dengan istilah partai dakwah karena bertujuan untuk gerakan dakwah dalam

menegakkan kesejahteraan umat.

2

Opcit. hal 5

3

(12)

dukungan dalam politik untuk kekuasaan (Warjio, 2010)4, ditambahkan oleh H.

Surianda Lubis, S.Ag mengatakan bahwa dakwah merupakan usaha sadar

mentransformasikan masyarakat untuk terus-menerus kearah yang lebih baik lagi

dengan menekankan tiga komitmen (komitmen moral, komitmen spiritual, komitmen

kooperasional/ aktivitas). Sedangkan yang disebut partai dakwah itu sendiri ialah

partai yang terus-menerus berkontribusi pasti melayani dan memimpin masyarakat.5

Terkait hal ini rasanya sangat pantas apabila PKS dikategorikan sebagai partai

dakwah dilihat berdasarkan AD/ ART yaitu Bab II (tujuan dan kegiatan) pasal 6 dan

7 serta Bab II (sasaran, kegiatan dan sarana) pasal 3. Dipertegas pula di salah satu

situs resmi PKS yang menyatakan bahwa PKS adalah "Partai dakwah yang

memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

6

4

Warjio, Partai Politik Dakwah di Indonesia, ideology, Strategi, dan Pencapaian PKS 1998-2009, Tesis S3, di Univ Sains Malaysia.

5 Wawancara bersama H. Surianda Lubis S.Ag (Anggota DPRD Fraksi PKS) Kota Medan periode 2009-2014.

6

Sumber: http://pks.or.id/2006

(13)

Latar belakang PKS sebenarnya berasal dari gerakan tarbiyah yang pertama kali muncul pada awal tahun 1980an, gerakan tarbiyah ini bukan hanya memberikan warna baru bagi pergerakan politik Islam Indonesia, tetapi dengan kekhasannya mentransformasikan diri sebagai salah satu kekuatan pendorong reformasi politik, sosial, maupun budaya di Indonesia.7

1. PKS titik tumpu kekuatannya ada pada kader, buka pada ketokohan.

Tentunya PKS sebagai partai yang berazaskan Islam yang dengan tegas

menyatakan merupakan partai dakwah tentu punya ke khas an tersendiri di banding

partai yang berazaskan Islam lainnya. Adapun yang mungkin menjadi ke khas an

PKS dari pasrtai Islam lainnya ialah:

2. PKS sebagai partai dakwah, apa yang dilakukan tidak terlepas dari konteks

dakwah,

3. PKS membina kader-kadernya dengan melakukan pertemuan-pertemuan rutin

yang secara khusus diselenggarakan.

4. Progran kerja PKS bersifat 5 tahun, karena bagi PKS dakwah itu melayani

umat secara terus menerus, dan tidak terbatas pada momentum-momentum

politik baik itu pemilu legislatif maupun pemilukada.8

Disamping itu, ada yang menarik dari PKS jika membandingkan dengan partai yang berazaskan Islam lainnya.

PKS merupakan partai menarik karena banyak alasan:

• Pertama, ia besar karena bertumpu pada kemampuan berorganisasi, bukan pada karisma seorang tokoh tertentu.

7Yon Machmudi, “Partai Keadilan Sejahtera, Wajah Baru Islam Politik Indonesia” Bandung, Juli

2005.

8

(14)

• Kedua, ia didominasi anak-anak muda yang rata-rata berpendidikan tinggi dan bersemangat tinggi.

• Ketiga, ia berasal dari sebuah gerakan sosial yang kental dengan nuansa agama sehingga disebut juga sebagai “gerakan dakwah”.

• Keempat, ia mewarnai politik Indonesia dengan “politik program”. Yaitu yang menggemakan program bersih dan peduli.9

Selain itu PKS merupakan fenomena yang paling menarik dalam kancah perpolitikan nasional. Dari uraian diatas PKS merupakan partai yang memiliki basis pemikiran dan pergerakan dakwah, inilah perspektif baru sebuah partai di Indonesia berbeda dengan partai kebanyakan. Adapun perbedaan tersebut meliputi:

• Pertama, tidak seperti partai lain, PKS mengambil sumber inspirasi ideologi dari luar yaitu dari pergerakan Ikhwanul Muslimin di Mesir dengan Hasan Al Banna dan Sayyid Qutb sebagai inspirasi pergerakan dan berkiblat kesana. • Kedua, PKS adalah satu-satunya partai kader yang murni dalam politik

Indonesia saat ini. Kebanyakan mereka yang duduk di kursi legislatif baik di DPR maupun di DPRD adalah orang-orang yang merupakan anggota yang telah melalu proses seleksi internal yang demokratis.

• Ketiga, PKS adalah satu-satunya partai yang memiliki jaringan pelayanan sosial yang luas.

• Keempat, PKS menjadikan moralitas dalam kehidupan publik sebagai program utama politik.10

9

Muhammad Qodari, Mencari wajah Baru PKS

10 Pengantar Dr Greg Fealy, Research Fellow and Lecture in Indonesia Politics, The Australia National

University, Canbera, dalam Buku Yon Machmudi, “Partai Keadilan Sejahtera, Wajah Baru Islam

(15)

Partai ini dapat juga dikatakan sebagai salah satu partai dakwah yang di

perhitungkan dalam pemilu, meskipun partai ini awalnya gagal melewati batas

electoral threshold, namun partai ini dapat bangkit kembali dan menunjukkan jati diri

partai tersebut layak disebut partai dakwah yang di perhitungkan.

PKS pada pemilu 2004 lalu misalnya PKS meraih suara yang cukup signifikan untuk partai yang masih tergolong baru, walaupun hasil pemilu 1999 lalu, PKS yang dulu disebut Partai Keadilan atau PK memang tidak bisa mencapai angka electoral treshhold 2%, namun dalam konteks perimbangan politik nasional capaian ini cukup mengembirakan. Sebab, dari 160 parpol yang mendaftar di KPU, hanya 48 parpol yang lolos ikut pemilu, dan dari 48 parpol peserta pemilu itu hanya 21 partai yang memperoleh kursi di DPR RI, Partai Keadilan menduduki peringkat ke 7 dengan 7 kursi di DPR RI, 26 kursi di DPRD Provinsi, 153 kursi di DPRD Kabupaten/ Kota. 11

Lebih menarik lagi dari semua partai politik yang ikut pada pemilu 1999 hanya PKS yang meraih peningkatan suara secara nasional pada pemilu 2004, sedangkan partai-partai lain baik yang berideologi nasionalis sekuler maupun Islam mengalami Selain itu, 6 partai di atas perolehan suara Partai Keadilan adalah partai masa lalu atau memiliki warisan sosio-historis yang besar. Partai-partai peringkat 1 hingga 3 (PDIP, Partai Golkar dan PPP) adalah partai tradisional orde baru, sementara partai-partai peringkat 4 hingga 6 masing-masing memiliki basis sosio historis yang besar: PKB berbasis pada NU (Nadlatul Ulama) yang merupakan organisasi Islam terbesar di Indonesia, PAN berbasis pada Muhammadiyah, dan PBB berbasis pada Masyumi. Karena itu, diantara partai-partai baru Partai Keadilan merupakan fenomena politik yang sangat menonjol.

11

(16)

penurunan suara secara nasional, terlebih pada pemilu 2009 kemarin, PKS merupakan partai yang berazaskan islam terbesar di Indonesia berdasarkan hasil pemilu.

Pencapaian PKS pada Pemilu 2004 lebih meyakinkan, bukan saja karena telah melampaui batas electoral treshold, namun momok yang menghantui PKS sepanjang tahun-tahun yang sulit itu bisa di lewati, bahkan PKS telah mampu melakukan lompatan politik besar dengan merebut 8.325.020 suara atau 7,34%. Peningkatan suara sebesar 600%, perolehan suara sebesar itu telah mengantar 45 kader PKS ke DPR RI, 157 kader ke DPRD Provinsi, dan 900 ke DPRD Kabupaten/ Kota, atau total 1.102 kader. Sekarang, PKS berada di peringkat keenam (VI) dalam perolehan suara nasional dan di peringkat ketujuh (VII) dalam perolehan kursi DPR RI.

Sebagai partai dakwah tentu PKS memiliki peranan untuk mengembangkan misi

dakwahnya di ke dua lembaga tersebut baik legislatif maupun eksekutif sebagai

wujud cita-cita partai PKS dalam merepresentatif konstituennya maupun atas nama

umat.

Misal jika kita lihat dalam konteks legislatif di Kota Medan, PKS memiliki

kader-kader nya yang duduk di kursi legislatif khususnya di fraksi PKS yang duduk

di DPRD Kota Medan, mengingat di DPRD Kota Medan PKS mampu menempatkan

7 kadernya di kursi legislatif menjadi anggota dewan (memiliki perolehan kursi

terbesar ke dua setelah Partai Demokrat, dan peringkat pertama partai islam yang

mempunyai kursi di DPRD Kota Medan). Artinya dalam hal ini suara PKS di DPRD

cukup banyak apalagi dibandingkan dengan partai Islam lainnya seperti PPP yang

hanya meraih 3 kursi di parlemen bahkan misalnya partai Islam lainnya seperti PBB,

PKNU, sama sekali tidak memiliki kursi di DPRD Kota Medan. Dahsyatnya dalam

(17)

kadernya di DPRD Kota Medan setelah partai Demokrat dengan 16 kursi yang

memang menjadi partai pemenang pemilu 2009 lalu (partai incumbent).12

1.2Perumusan Masalah

Jika dilihat dari sisi fungsi perwakilan politik, mengingat sebagai partai dakwah,

tentu PKS juga mempunyai landasan yang akan diaplikasikan nantinya di DPRD

Kota Medan dalam upaya perannya sebagai partai dakwah dalam menegakkan

nilai-nilai moral syariah dengan membawa misi dakwah syariah.

Adapun tiga peran atau fungsi utama perwakilan politik yaitu:

Fungsi legislasi (pembuat undang-undang), fungsi kontrol (pengawasan), dan fungsi

budgeting (membuat anggaran). Untuk itu rasanya perlu dilihat bahwa sejauh mana

PKS sebagai partai dakwah dalam hal ini mewujudkan tiga fungsi tersebut di

parlemen khususnya anggota dewan yang duduk DPRD Kota Medan fraksi PKS.

Sehubungan dengan itu, yang perlu jadi perhatian juga untuk melihat sejauh

mana peranan fraksi PKS yang duduk di parlemen dalam menegakkan nilai-nilai

keislaman dalam kebijakannya di DPRD Kota Medan Pada Periode 2009-2010.

Dengan latarbelakang di atas, penulis tertarik untuk meneliti

PERAN PARTAI DAKWAH DI PARLEMEN

(Studi Kasus : Fraksi PKS di DPRD Kota Medan Periode 2009-2010)

Perumusan masalah merupakan usaha untuk menyatakan secara tersirat tentang pertanyaan-pertanyaan penelitian apa saja yang perlu dijawab lewat suatu penelitian. Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa perumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup masalah yang akan diteliti yang

12

(18)

didasarkan pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah. Perumusan masalah diperlukan untuk menginterpretasikan data dan fakta yang diperlukan dalam suatu penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah sebelumnya, maka peneliti merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

Partai dakwah merupakan partai yang terus-menerus berkontribusi pasti melayani

dan memimpin masyarakat dengan menekankan tiga komitmen yaitu antara lain:

komitmen moral, komitmen spiritual, komitmen kooperasional/ aktivitas.

PKS yang mempunyai visi misi sebagai partai dakwah dalam menegakkan keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan umat dan bangsa, mempunyai peranan dalam menegakkan nilai-nilai syariah dan moral khusus nya.

Jika dilihat dari sisi fungsi perwakilan politik, mengingat PKS sebagai partai

dakwah, tentu PKS juga mempunyai landasan yang akan diaplikasikan nantinya di

DPRD Kota Medan dalam upaya perannya sebagai partai dakwah dalam menegakkan

nilai-nilai moral syariah dengan membawa misi dakwah syariah.

Adapun tiga peran atau fungsi utama perwakilan politik yaitu:

Fungsi legislasi (pembuat undang-undang), fungsi kontrol (pengawasan), dan fungsi

budgeting (membuat anggaran). Untuk itu rasanya perlu dilihat bahwa sejauh mana

PKS sebagai partai dakwah dalam hal ini mewujudkan tiga fungsi PKS tersebut

Khususnya terkait dalam fungsi legislasi di parlemen yaitu di DPRD Kota Medan

fraksi PKS.

Maka yang menjadi masalah dan pertanyaan bagi peneliti adalah :

(19)

1.3Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah:

1. Menjelaskan Tentang Peran Partai Dakwah (Fraksi PKS) di DPRD Kota Medan.

2. Mengetahui Kebijakan Apa Saja yang Diterapkan Oleh Fraksi PKS Sebagai Partai Dakwah di DPRD Kota Medan periode 2009-2010 Terkait Dalam Fungsi Perwakilan Politik

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

• Bagi peneliti, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan pemahaman

tentang Peran Partai Dakwah (Fraksi PKS) di DPRD Kota Medan.

• Secara Akademis berfungsi menjadi bahan referensi tambahan bagi mahasiswa

Departemen Ilmu Politik berkenaan dengan peran partai dakwah.

• Sebagai literatur yang baru bagi pembaca yang tertarik dan konsen terhadap

bidang dan permasalahan yang serupa.

1.5Kerangka Teori

Sebelum melakukan penelitian lebih lanjut, seorang penulis perlu menyusun kerangka teori sebagai landasan berfikir untuk menggambarkan dari segi mana peneliti menyoroti masalah yang telah dipilih.13

Menurut Masri Singarimbun teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruksi

13

(20)

dan proporsi untuk menerapkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan merumuskan hubungan antar konsep.14 Sedangkan menurut FN Karliger, teori adalah sebuah konsep atau konstruksi yang berhubungan dengan satu sama lain, suatu set dari proporsi yang mengandung suatu pandangan yang sistematis dan fenomena.15

1.5.1 Peran

Pengertian peran adalah perilaku seseorang atau kedudukan/ fungsi sosial tertentu yang ditimbulkan karena suatu jabatan tertentu pada suatu instansi atau lembaga tertentu yang memiliki kewajiban tanggung jawab dan mempunyai hubungan dengan masyarakat.

1.5.2 Partai Politik

Partai politik pertama kali lahir di negara-negara Eropa Barat. Hal ini di mulai dengan meluasnya gagasan bahwa rakyat merupakan faktor yang perlu diperhitungkan serta diikutsertakan dalam proses politik.

Artinya rakyat harus berpartisipasi dalam negara. Negara yang pertama kali memebentuk partai politik adalah Inggris dan Perancis.16

a. Carol J. Friedrich

Istilah partai politik didefenisikan oleh para ahli dalam berameka ragam.

Partai politik ialah sekelompok manusia yang terorganisir secara mapan dengan tujuan untuk menjamin dan mempertahankan pemimpin-pemimpinnya, tetap mengendalikan pemerintahan dan lebih jauh lagi memberikan

14 Masri Singarimbun, & Sofian Effendi, Metode penelitian Surve, ( Jakarta:LP3ES,1989),hal. 37. 15

Joko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Reineka Cipta, 1997), hal.20.

16

(21)

keuntungan terhadap anggota partai politik baik keuntungan yang bersifat material maupun spiritual.17

b. Huszar dan Stevenson

Partai politik ialah sekelompok orang yang teroganisir serta berusaha untuk mengendalikan pemerintahan, agar supaya dapat melaksanakan program-programnya dan menempatkan/ mendudukkan anggota-anggotanya dalam jabatan pemerintahan, berusaha untuk memperoleh kekuasaan melalui dua cara, yaitu : ikut serta dalam pemilihan umum atau bekerja secara tidak sah (subversif) yaitu melalui revolusi coupt d’etat.18

c. Miriam Budiardjo

Partai politik ialah sekelompok orang yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini ialah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik dengan cara konstitusionil, untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka.19

1.5.2.1 Tipologi Partai Politik

Partai politik dikelompokan berdasarkan kriteria tertentu diantaranya : Asas dan orientasi, komposisi dan fungsi anggota, basis sosial dan tujuan.

Berdasarkan Asas dan Orientasi partai politik diklasifikasikan menjadi tiga tipe yaitu partai politik pragmatis yaitu partai politik yang tidak terikat kaku dengan ideologi dan doktrin tertentu, partai politik doktriner yaitu partai politik yang memiliki program konkret yang merupakan penjabaran dari ideologi tertentu dan partai politik

17 Sukarna, Sistem politik, Alumni, (Bandung, 1979), hal 89 18

Sukarna, Ibid, hal 89

19

(22)

kepentingan yaitu partai politik yang dibentuk dan dikelola atas dasar kepentingan tertentu.

Berdasarkan Komposisi dan fungsi anggota partai politik digolongkan menjadi dua yaitu partai massa atau lindungan dan partai kader. Partai massa adalah partai politik yang mengandalkan massa sebanyak-banyaknya dan mengambangkan diri menjadi pelindung bagi sejumlah kelompok dalam masyarakat sehingga pemilihan umum dapat dengan mudah dimenangkan. Sedangkan partai kader adalah suatu partai yang mengandalkan kualitas anggota, keketatan organisasi dan disiplin anggota sebagai kekuatan utama.

Berdasarkan basis sosial dan tujuan partai politik dibagi menjadi empat tipe yaitu: 1. Partai politik berdasarkan lapisan masyarakat yaitu bawah, menengah dan lapisan atas.

2. Partai politik berdasarkan kepentignan tertentu yaitu petani, buruh dan pengusaha. 3. Partai politik yang didasarkan pemeluk agama tertentu.

4. Partai politik yang didasarkan pada kelompok budaya tertentu.20

1.5.2.2 Fungsi Partai Politik

Fungsi Partai Politik Menurut Miriam Budiardjo • Sebagai Sarana Komunikasi Politik.

Dalam hal ini partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat dan mengaturnya sedemikmian rupa sehingga kesimpang siuran pendapat dalam masyarakat berkurang.

20

(23)

Proses yang berlangsung dalam komunikasi politik itu bisa dalam bentuk; a) Interest agregation (penggabungan, pengumpulan kepentingan)

b) Interest articulation (perumusan kepentingan).21 • Sebagai Sarana Sosialisasi Politik.

Dalam ilmu politik yang dimaksud dengan sosialisasi politik adalah proses pembentukan sikap dan orientasi politik para anggota masyarakat.22

• Sebagai Sarana Rekruitmen Politik.

Melalui proses sosialisasi politik itulah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat (pendidikan formal, non formal, dan informasi lainnya) dan bisa pula secara tidak disengaja melalui kontak dan pengalaman sehari-hari dalam kehidupan keluarga, tetangga maupun dalam kehidupan masyarakat.

Partai politik berfungsi mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai (political recritment).

• Sebagai Sarana Pengatur Konflik.

Dalam suasana demokrasi, persaingan dan perbedaan pendapat dalam masyarakat merupakan soal yang wajar. Jika sampai terjadi konflik, partai politik berusaha untuk mengatasinya melalui cara berdialog dengan pihak-pihak yang berkonflik atau dapat pula untuk memperbesar konflik.

21

Pustaka utama, Opcit, hal 163-164

22

(24)

1.5.2.3 Klasifikasi Partai Politik

Partai politik dapat di klasifikasikan melalui bebrapa cara :

1. Dilihat dari cara komposisi dan fungsi keanggotaan partai politik itu dibagi atas dua macam :

a. Partai massa, dimana partai ini menutamakan kekuatan berdasarkan jumlah anggota. Semakin banyak jumlah anggota atau pendukungnya maka partai tersebut akan semakin kuat.

b. Partai kader, dimana partai ini mementingkan kekuatan organisasi dan disiplin kerja dari anggota-anggotanya. Partai kader ini kekuatannya tergantung pada tingkat militansi anggotanya maka partai ini akan semakin kuat.

2. Dilihat dari segi sifat dan orientasi partai politik dibagi atas dua macam : a. Partai Lindungan (petronage party), memiliki organisasi nasional

yang kendor, disiplin yang lemah dan biasanya tidak terlalu mementingkan pemungutan iuran secara teratur.

b. Partai ideologi atau partai azaz, biasanya mempunyai pandangan hidup yang digariskan dalam kebijaksanaan pimpinan dan berpedoman pada disiplin partai yang kuat dan mengikat.

1.5.2.4 Sistem Kepartaian

Ramlan Surbakti membuat penggolongan sistem kepartaian berdasarkan jumlah partai sebagai berikut :

a. Sistem partai tunggal

(25)

pemerintahan tetapi juga menguasai seluruh aspek kehidupan masyarakat. b. Sistem dwi partai (dua partai)

Dalam sistem ini terdapat pembagian tugas diantara kedua partai yang memang dalam pemilihan umum menjadi partai yang memerintah sedangkan partai yang kalah dalam pemilihan umum berperan sebagai kekuatan oposisi yang loyal.

c. Sistem multi partai (banyak partai)

Sistem banyak partai merupakan suatu sistem yang terdiri atas lebih dari dua partai yang dominan.

Sistem tersebut merupakan produk dari struktur masyarakat yang majemuk, baik secara kultural maupun secara sosial ekonomi. Setiap golongan dalam masyarakat cendrung memelihara keterikatan dengan asal usul budayanya dan memperjuangkan kepentingan melalui wadah politik tersendiri.

1.5.3 Partai Dakwah

Partai Dakwah adalah terminologi yang baru dalam perpolitikan Indonesia, memadukan partai sebagai elemen politik dan dakwah sebagai upaya mengejawantahkan nilai-nilai Islam. Dakwah Islam pada hakekatnya merupakan aktifitas terencana untuk men-transformasi individu dan masyarakat (sosial) dari kehidupan jahiliyah ke arah kehidupan yang mencerminkan semangat dan ajaran Islam.

(26)

(syakhsiyyah da’iyyah) sehingga mampu berperan aktif dalam melakukan transformasi sosial.

PKS menyadari bahwa dakwah yang dibutuhkan untuk memperbaiki umat

adalah suatu gerakan dakwah yang menyeluruh (da’wah syamilah), dakwah yang mampu mempersiapkan segala kekuatan untuk menghadapi segala medan yang berat dan rumit: Wa a’iduu lahum mastatho’tum min quwwah (dan persiapkanlah oleh kalian segala kekuatan…..). Kekuatan utama dakwah adalah para kader dakwah itu sendiri. Dakwah harus mampu mencetak kader-kader yang handal dari berbagai latar belakang kemampuan dan kemahiran yang saling bertaut memberdayakan umat tentunya dengan bersih dan jujur sesuai dengan visi dan misi PKS itu sendiri.

Dakwah membangun kekuatan SDM dalam suatu jaringan dan barisan, kesamaan fikrah, kesatuan gerak dan langkah, dan kejelasan visi dan misi yang diembannya melalui suatu orkestra kepemimpinan yang cerdas, tangguh dan amanah.23

PKS secara tidak langsung telah melakukan ijtihad politik yang telah mengantarkan PKS sebagai gerakan dakwah dan politik Islam dengan mengacu kepada gerakan Ikhwanul Muslimin gerakan Islam terbesar di dunia yang tersebar di berbagai negara ini, oleh Ust. Dr. Muhammad Abdul Qadir Abu Faris dalam bukunya Fiqhu As-Siyasi 'inda Al-Imam Hasan Al-Banna, disebut sebagai Fiqh Politik Hasan Al-Banna. Lebih jauh, Ust. Abu Faris menekankan perlunya ketaatan jama'ah Ikhwan terhadap Fiqh Politik ini. Sebagaimana Ikhwanul Muslimin PKS dalam melakukan perjuangan dakwahnya secara moderat dan berada pada jalur perjuangan konstitusional, Sebagai gerakan dakwah, PKS menjadikan politik sebagai bagian tak

23

(27)

terpisahkan dari Islam.

Dalam mewujudkan tujuan dan sasaran amalnya di bidang politik, Hasan Al-Banna sejak awal menggariskan jalur perjuangan konstitusional sebagai jalan yang ditempuh oleh Ikhwan. "Adapun perangkat umum PKS adalah memberikan penjelasan yang memuaskan dan menyebarkan dakwah dengan berbagai sarananya. Setelah itu adalah perjuangan konstitusional hingga suara dakwah ini terdengar di berbagai forum resmi, yang lalu didukung dan ditegakkan oleh kekuatan eksekutif. Berdasarkan prinsip ini, maka calon dari Al-Ikhwan Al-Muslimun akan maju pada saat yang tepat untuk mewakili rakyat di gedung parlemen. Dengan begitu PKS sangat yakin akan memperoleh keberhasilan selama dalam semua kegiatan ini mengharap pahala Allah SWT."24

24

Drs. Mahfudz Siddiq Msi, dalam “Taujihat Musyarakah” dikutip dari Hasan Al-Banna, dalam

Risalah Mu'tamar Al-Khamis

Menurut argumentasi Hasan Al-Banna, jalur perjuangan konstitusional merupakan cara yang paling kecil resikonya terhadap umat dan dakwah. Cara-cara di luar jalur itu hanya akan ditempuh manakala situasi-kondisi obyektif menuntut hal tersebut, seperti dalam perjuangan politik untuk membebaskan negeri-negeri muslim dari penjajahan. Jalur perjuangan konstitusional dan perubahan secara damai ini, secara panjang lebar telah diulas oleh Ust. Dr. Ibrahim Al-Bayumi dalam tema Manhaj At-Taghyir fii Marhalati At-Tanfidz: At-Tahawul As-Silmiy am Al-Inqilaab Ats-Tsauri.

(28)

Pendapat paling mutakhir diajukan oleh Dr. Yusuf Qardhawi yang menyatakan bahwa sistem kepartaian atau multi partai politik dalam daulah Islam tidak dilarang keberadaannya. Bahkan menurut beliau, boleh jadi multipartai sangat dibutuhkan pada zaman sekarang, untuk bisa mencegah otokrasi kekuasaan individu atau golongan tertentu. Maktabul-Irsyad Jama'ah Ikhwan sendiri pernah mengeluarkan sebuah manifes tentang Syura dan Multipartai di Masyarakat Muslim yang menguatkan pandangan Yusuf Qardhawi.25

1.5.4 Teori Perwakilan dan Jenis-jenis Perwakilan 1.5.4.1Pengertian Perwakilan

Defenisi perwakilan menurut Alfred de Grazie yaitu hubungan diantara dua pihak, yaitu wakil dengan terwakil dimana wakil memegang wewenang untuk melakukan berbagai tindakan yang berkenaan dengan kesepakatan yang dibuatnya dengan terwakil.26

Hanna Penichel Pitkin melakukan studi yang mendalam tentang perwakilan. Walau wakil bertindak secara bebas tapi harus bijaksana dan penuh pertimbangan serta tidak sekedar melayani, wakil bertindak sedemikian rupa sehingga diantara dia dan terwakil tidak terjadi konflik dan jika terjadi penjelasan harus mampu meredakannya.27

Perwakilan dalam pengertian bahwa seseorang atau sekelompok orang berwenang menyatakan sikap atau melakukan suatu suatu tindakan baik yang diperuntukkan bagi, maupun yang mengatasnamakan pihak lain. Keterwakilan politik (political representativeness) diartikan sebagai terwakilinya kepentingan anggota masyarakat

25 Dr. Yusuf Al-Qaradhawi, Opcit hal 5 26

Arbi Sanit, Perwakilan Politik Indonesia, (Jakarta: CV. Rajawali, 1985), hal 23

27

(29)

oleh wakil-wakil mereka didalam lembaga-lembaga dan proses politik. Kadar keterwakilan tersebut ditentukan oleh sistem perwakilan politik (political representation) yang berlaku didalam masyarakat.

Dalam sistem perwakilan politik seorang warga negara mewakilkan dirinya sebagai yang berdaulat kepada seorang wakil calon rakyat atau partai politik yang dipercayai melalui pemilihan umum. Suatu keputusan dalam demokrasi adalah bagaimana menyelenggarakan pemilihan. 28

1. Memberikan perhatian kepada kelompok, seorang wakil akan memberikan perhatian pada kelompok terutama kelompok pendukungnya yang menjadi konstituennya ketika pemilu berjalan (contoh nyata dalam hal ini adalah calon independen dan utusan golongan).

Terwakil

Ada tiga kemungkinan yang dapat dimanfaatkan wakil untuk memusatkan perhatian terhadap terwakil, yaitu;

2. Memberikan perhatian partai, memberikan pada partai yang mendukungnya sehingga seorang menjadi wakil. Fokus perwakilan terhadap partai tentulah memudahkan pengorganisasian tugasnya, sebab melalui fokus iniwakil sekaligus berbuat untuk dua pihak yaitu sebagai organisasi politik yang berjasa mendukungnya menjadi wakil dan masyarakat yang bersimpati, menukungnya atauapun menjadi anggota partai yang bersangkutan.

28

(30)

Wakil

Wakil adalah orang yang mempunyai kualifikasi yang tentunya berhak dan cakap dalam menjalankan tugas sebagai amanat dari terwakil yang memberikan kepercayaan kepadanya untuk memperjuangkan aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam arti yang luas.

Cara jadi wakil, umumnya dilakukan atau diabsahkan melalui pemungutan suara, tapi juga dalam beberapa era dan daerah (negara) masih ada yang tidak harus melalui pemilihan umu tapi melalui pengangkatan dan turun-temurun seperti yang terjadi ketika orde abru ada yang diangkat seperti ABRI (militer dan polisi saat ini, dan juga utusan golonga dan daerah), dan untuk negara Inggris misalnya yang mengisi house of lord adalah orang-orang yang sifatnya turun temurun, ditunjuk dan diangkat.

(31)

Di Indonesia parlemen dikenal sebagai Dewan Perwakilan Rakyat atau DPR. Istilah perwakilan seolah-olah menjadi fungsi utama parlemen Indonesia yakni mewakili seluruh rakyat Indonesia dalam sebuah badan perwakilan. Akhir-akhir ini orang lebih mengenal DPR sebagai badannya para anggota legislatif yang dipilih dari calon legislatif dalam pemilihan umu legislatif. Sebagian besar parlemen disebut sebagai lembaga atau badan perwakilan karena anggotanya dipilih langsung oleh warganya.

1.5.4.2Teori hubungan Perwakilan

Teori hubungan perwakilan adalah duduknya seseorang dilembaga perwakilan parlemen (DPR-DPRD) mengakibatkan timbulnya, ”hubungan si wakil dengan terwakili”.

Teori yang berhubungan dengan perwakilan: • Teori Mandat

a) Teori mandat imperatif, yaitu siwakil bertindak di lembaga perwakilan sesuai dengan instruksi yang diberikan konstituennya. Si wakil tidak bisa bertindak diluar instruksi tersebut, maka si wakil akan mendapat instruksi dari konstituennya baru dapat dilaksanakan (sifatnya kaku).

(32)

apalagi pertanggungjawaban. Lembaga perwakilan bertanggungjawab kepada rakyat. • Teori Rieker

Dalam hal ini sosiolog Hans Rieker menolak jika perwakilan politik adalah struktur politik, ia adalah struktur sosial, karena orang memilih wakilnya karena proeionalisme.

• Teori Abracian

a) Trustee adalah wakil bebas bertindak tanpa konsultasi dengan yang diwakilinya. b) Delegate adalah wakil bertindak seolah sebagai utusan/ duta dari yang diwakilinya. c) Politico adalah bisa bertindak ”trustee” atau ”delegate”tergantung dari masalah yang dihadapi.

d) Partisan adalah bertindak atas nama parpol, bukan yang diwakilinya.

1.5.4.3Jenis- Jenis Perwakilan

Bambang Cipto dalam bukunya DPR Dalam Era Pemerintahan Modern-Industrial, Perwakilan terbagi atas tiga jenis.29

a. Perwakilan Geografis

Yaitu secara umum badan perwakilan mengandung arti bahwa setiap anggotanya merupakan perwakilan dari seluruh bangsa. Sehingga masyarakat luas mengharapkan agar parlemen mewakili kepentingan mereka. Namun kenyataannya, setiap anggota dewan hanya bersedia mewakili kelompok yang benar-benar diwakilinya di parlemen dan mengesampingkan kepentingan kelompok lain. Misalnya anggota kongres Amerika tegas dalam hal menyatakan jenis perwakilan mereka, karena setiap anggota pada umumnya dari suatu distrik tertentu, maka ikatan emosional masing-masing

29

(33)

anggota dengan distrik dengan tempatnya terpilih. b. Perwakilan Partai

Dalam hal ini partai politik merupakan jenis perwakilan yang paling pokok, di mana partai politik mengendalikan proses rekrutmen anggota serta kegiatan kegiatan legislatif di parlemen. Misalnya di Inggris, rekrutmen sebagai calon anggota parlemen dilakukan oleh partai-partai politik lokal, sehingga pada waktu terpilih sebagai anggota parlemen Inggris maka ia kana mewakili partai dan daerahnya. c. Perwakilan Kelompok Kepentingan Khusus

Yaitu adanya kepentingan kelas menengah di Amerika yang lebih dikenal dengan beberapa senator yang mempunyai kepentingan khusus seperti minyak, gandum, maupun katun sehingga memunculkan istilah senator minyak, senator gandum, senator aktun, dan dan lain-lain. Namun secara umum kegiatan lobbying memungkinkan keterlibatan beranekaragam kepentingan dalam proses legislatif.

1.5.5 Parlemen

Parlemen dalam istilah teknis biasanya disebut dengan istilah legislature yang artinya kurang lebih adalah badan pembuat undang-undang atau badan dalam mana para pembuat undang-undang (legislator) bekerja.30

30

Bambang Cipto, DPR Dalam Era Pemerintahan Modern, PT. Grafindo Persada, Jakarta, 1995, hal 5

(34)

lebih sering menghabiskan waktunya untuk hal-hal selain pembuatan undang-undang. Adapun fungsi pokok parlemen yang demikian tidak harus diartikan sebagai badan pembuat undang-undang (law making body).31

1. Fungsi Komunikasi

Pada awal masa pembentukannya, parlemen berfungsi sebagai media penghubung antara istana dan rakyat. Fungsi integratif ini sangat berperan untuk menjaga kesatuan negara di tengah masyarakat feodal yang belum berkembang. Dewasa ini fungsi tersebut masih dijalankan oleh parlemen modern, parlemen menghubungi para pemilih, menyalurkan keleuhan dan kehendak pemilih serta menyuarakan kepentingan mereka dalam sidang-sidang di parlemen maupun dalam bentuk pernyataan-pernyataan politik yang didengar pemerintah serta di catat oleh media massa.

2. Fungsi Rekruitmen

Parlemen di sebagian negara merupakan media rekruitmen pemimpin nasional sementara di sebagian negara lainnya bahkan tidak. tidak semua anggota kabinet suatu pemerintahan berasal dari anggota parlemen. Namun di negara-negara tertentu menjadikan karir di parlemen sebagai syarat mutlak untuk menduduki posisi lebih tinggi di badan eksekutif.

3. Fungsi Pembuatan Undang-undang

Fungsi pembuatan undang-undang seringkali dimengerti sebagai satu-satunya fungsi parlemen. padahal fungsi ini hanyalah salah satu dari ketiga fungsi pokok yang telah dikemukakan diatas. pelaksanaan fungsi pembuatan undang-undang bervariasi dari suatu negara kenegara lainnya.

31

(35)

1.5.6 Fraksi

Fraksi adalah pengelompokan Anggota DPRD dari partai politik peserta pemilu. setiap Anggota DPRD wajib berhimpun dalam fraksi. Fraksi bukan merupakan alat kelengkapan DPRD, tetapi merupakan pengelompokan Anggota DPRD berdasarkan partai politik yang memperoleh kursi sesuai dengan jumlah yang telah diresmikan.

Dalam pengertian lain fraksi adalah pengelompokan anggota berdasarkan konfigurasi partai politik hasil pemilihan umum, fraksi bersifat mandiri, dan dibentuk dalam rangka optimalisasi dan keefektifan pelaksanaan tugas, wewenang dan hak DPRD. Setiap Anggota harus menjadi anggota salah satu fraksi, sedangkan Pimpinan Fraksi ditetapkan oleh fraksinya masing-masing.32

1.5.7 Metodologi Penelitian

Tugas fraksi yaitu mengkoordinasikan kegiatan anggotannya dalam melaksanakan tugas dan wewenang DPRD serta meningkatkan kemampuan, disiplin, keefektifan dan efisiensi kerja anggotannya dalam melaksanakan tugas yang tercermin dalam setiap kegiatan DPRD.

1.5.7.1 Jenis Penelitian

Penelitian yang akan dilakukan ini menerapkan metode penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat mendeskripsikan tentang masalah yang akan diangkat kemudian diterjemahkan berdasarkan teori yang digunakan dalam penelitian.

(36)

1.5.7.2 Teknik Pengumpulan Data

Adapun untuk memperoleh data atau informasi yang dibutuhkan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu dengan cara menghimpun data kepustakaan dari berbagai literatur seperti buku-buku, situs internet, makalah-makalah, jurnal, artikel, laporan dokumen-dokumen serta sarana informasi lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah dalam penelitian ini.

2. Penelitian Lapangan (field research), yaitu pengumpulan data dengan dengan dialog langsung dengan tujuan ke lokasi baik mendatangi kantor DPRD Kota Medan, Meminta keterangan langsung ke kantor DPRD Kota Medan di Fraksi PKS yang beralamat Jalan Kapten Maulana Lubis No 1 Telp. Fax (061) 4528648, maupun wawancara ataupun dialog langsung terhadap kader PKS yang ada di DPRD Kota Medan terkait dengan judul skripsi peneliti.

1.5.7.3 Teknik Analisi Data

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif, dimana teknik ini mendeskripsikan data-data yang ada kemudian dilakukan analisis sehingga diperoleh gambaran yang jelas tentang objek yang akan diteliti dan kemudian dilakukan penarikan kesimpulan.

1.5.8 Sistematika Penulisan

(37)
(38)

BAB II

GAMBARAN UMUM PARTAI KEADILAN SEJAHTERA DAN FRAKSI PKS DI DPRD KOTA MEDAN PERIODE 2009-2010

2.1 Sejarah Lahirnya PKS

Partai Keadilan Sejahtera atau yang disingkat dengan PKS, yang dahulu dikenal dengan nama Partai Keadilan merupakan salah satu ini diketuai oleh Dr. H.M Hidayat Nur Wahid, MA. terpilih sebagai ketua 2009, namun kemuian beliau memilih untuk mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Presiden PK Sejahtera, sehingga jabatan ketua sementara diambil alih oleh Ir. H. Syuro I PKS pada 26 - 29 Mei 2005 di Jakarta, Tifatul Sembiring terpilih menjadi Presiden PK Sejahtera antara tahun 2005-2010.

Partai ini berasaskan para perkembangannya, partai ini semakin meluas kepopularannya, tidak hanya di kota-kota besar di Indonesia namun hingga ke pelosok-pelosok daerah dan bahkan juga merambah ke luar negera. Partai ini sudah banyak memiliki perwakilan di luar negara, hal ini dilihat di beberapa situs resmi PKS.

(39)

Kemunculan Partai Keadilan Sejahtera dapat dilihat pertama kalinya oleh masyarakat Indonesia pada pemilihan umum 1999, yang pada saat itu masih bernama Partai Keadilan. partai inilah yang kemudian bermetamorfosis menjadi Partai Keadilan Sejahtera yang lahir pada tanggal 22 Juli 1998.33

Pada 1998 mulailah pengejawantahan aktivitas dakwah dilakukan. Pengumpulan suara untuk mendapatkan kesepakatan akan mendirikan partai atau terus melakukan dakwah

Untuk mengetahui sekilas sejarah PK-Sejahtera dari tahun 1998 hingga 2003, peneliti paparkan secara singkat di bawah ini:

dilakukan dihampir semua kampus dan basis-basis dakwah.

Finalnya pada tanggal 20 Juli 1998 atau tepatnya tanggal 26 Rabi’ul Awwal 1419 Hijriah dengan tekad yang bulat, aktivis dakwah memproklamirkan Partai Keadilan. Partai Keadilan atau disebut PK dengan basis tersebut dinyatakan dalam konferensi pers di Aula Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta.

Dalam perjalanannya menjadi sebuah partai politik, ternyata bukan berarti perjuangan dakwah Islam berhenti Semangat para kader yang dipicu adanya ketidakadilan penguasa terhadap masyarakat semakin menambah semangat kaum muda yang menjadi kader PK ini.

Kemudian pada tanggal 9 Agustus 1998 diadakan Deklarasi PK di lapangan Masjid Al Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta, yang dihadiri oleh 50.000 massa. Namun pada 19 September 1998 PK menolak pemberlakuan asas tunggal dalam kehidupan berorganisasi. Hal itu dinyatakan Presiden PK Dr Ir Nurmahmudi Isma’il dalam

33

(40)

pidato politik peresmian DPW PK DIY. Hingga akhirnya pada tanggal 3-6 Desember 1998 di bentuk Musyawarah Kerja Nasional I yang digelar di Kampung Wisata Insan Krida (KWIK), Parung, Bogor, dan ditutup di Hotel Cempaka, Jakarta setelah sebelumnya melakukan konvoi kendaraan dari Bogor-Jakarta.

(41)

berubah nama menjadi Partai Keadilan Sejahtera PKS pada 20 April 2002 (atau tanggal 9 Jumadil 'Ula 1423 H). Hal ini harus dilakukan agar bisa ikut 2004. Sehingga deklarasi Partai Keadilan Sejahtera ini pun dilakukan di Jakarta.

(42)

Keadilan (PK) dari Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi menghadiri acara Gelar Sambut Ramadhan. Tablik akbar ini diselenggarakan di Bumi Perkemahan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Ahad (19/11) pagi.

Pada tanggal 20 Januari 2001 PK menggelar Silaturahim dan Halal Bihalal di Silang Monas, Jakarta. Dalam orasinya Presiden PK Hidayat Nur Wahid menyatakan PK berlepas diri dari segala efek negatif pola dan produk kepemimpinan kontroversial kontraproduktif yang dilakukan Presiden Abdurrahman Wahid. DPP PK juga mengadakan bakti sosial di propinsi Banten yang terkena musibah banjir dan tanah longsor. 8 Oktober 2001 Lebih dari 150 anggota legislatif dari Partai Keadilan (PK) dari seluruh Indonesia, Senin (8/10) mendatangi Kedubes Amerika Serikat di Jalan Merdeka Barat dan bergabung dengan massa yang sudah lebih dulu melakukan aksi menentang terorisme AS. Selain itu juga tepat pada 19 Oktober 2001 PK menggelar demo besar-besaran menentang agresi militer AS ke Afghanistan. Aksi besar ini diikuti 40.000 orang dan mendapat pujian dari berbagai pihak karena berlangsung damai dan tertib. Dalam aksi itu dibentuk Komite Indonesia untuk Solidaritas Afghanistan (KISA) yang diketuai oleh Dr Salim Segaf Al Djufri.

(43)

menandatangani dokumen bersama di Hotel Sahid, Jakarta, untuk menolak pemberlakuan ketentuan tersebut. Mereka juga menuntut agar semua parpol peserta Pemilu 1999 diikutkan lagi dalam Pemilu 2004 walaupun ada parpol yang sama sekali tidak mempunyai perolehan kursi di DPR/DPRD. Partai yang terlibat pada pertemuan yang diprakarsai Partai Keadilan dan Persatuan (PKP), yaitu Partai Keadilan (PK), Partai Demokrasi Kasih Bangsa, Partai Nahdlatul Umat, Partai Demokrasi Indonesia, Partai Bhinneka Tunggal Ika Indonesia, Partai Katolik Demokrat, Partai Daulat Rakyat, Partai Ikatan Pendukung Kemerdekaan Indonesia, Partai Persatuan, Partai Syarekat Islam Indonesia, Partai Nasional Indonesia Massa Marhaen, Partai Nasional Indonesia Front Marhaenis, Partai Politik Islam Indonesia Masyumi, dan Partai Kebangkitan Umat.

(44)
(45)

Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. PKS menolak kebijakan Bulog seperti beras impor dan dana talangan Sukhoi yang dinilai menyengsarakan ribuan petani. 8 Agustus 2003 DPP PKS mencanangkan program Safari ‘Aam Intikhobi (Tahun Pemenangan Pemilu), yaitu program safari tokoh-tokoh partai ke berbagai daerah untuk mensosialisasikan dan mensukseskan pemilu 2004. Acara berlangsung di Aula Masjid Baitussalam, Duren Tiga, Jakarta.34

2.2 Visi dan Misi 1) Visi Umum

“Sebagai partai dakwah penegak keadilan dan kesejahteraan dalam bingkai persatuan umat dan bangsa”.35

2) Visi Khusus

“Partai berpengaruh baik secara kekuatan politik, partisipasi, maupun opini dalam mewujudkan masyarakat Indonesia yang madani”.36

Kekuatan transformatif dari nilai dan ajaran Islam didalam proses pembangunan kembali umat dan bangsa diberbagai bidang. Kekuatan yang mempelopori dan menggalang kerjasama dengan berbagai kekuatan yang secita-cita dalam menegakkan nilai dan sistem Islam yang rahmatan lil ‘alamin. Akselerator bagi perwujudan masyarakat madani di Indonesia.

Visi ini akan mengarahkan Partai Keadilan Sejahtera sebagai:

Partai dakwah yang memperjuangkan Islam sebagai solusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

34 Dikutip dari arsip PKS bab II Tentang Sejarah Partai , hal 36-62 35

Tim Wilda DPP, 2003, Buku Pengantar Kader, Kalangan Sendiri, Jakarta

36

(46)

3) Misi

1. Menyebarluaskan dakwah Islam dan mencetak kader-kadernya sebagai anashir taghyir.

2. Mengembangkan institusi-institusi kemasyarakatan yang Islami di berbagai bidang sebagai markaz taghyir dan pusat solusi.

3. Membangun opini umum yang Islami dan iklim yang mendukung bagi penerapan ajaran Islam yang solutif dan membawa rahmat.

4. Membangun kesadaran politik masyarakat, melakukan pembelaan, pelayanan dan pemberdayaan hak-hak kewarganegaraannya.

5. Menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar terhadap kekuasaan secara konsisten dan kontiniu dalam bingkai hukum dan etika Islam.

6. Secara aktif melakukan komunikasi, silaturahmi, kerjasama dan islah dengan berbagai unsur atau kalangan umat Islam untuk terwujudnya ukhuwah Islamiyah dan wihdatul-ummah, dan dengan berbagai komponen bangsa lainnya untuk memperkokoh kebersamaan dalam merealisir agenda reformasi.

7. Ikut memberikan kontribusi positif dalam menegakkan keadilan dan menolak kezaliman khususnya terhadap negeri-negeri muslim tertindas.37

2.3 Dasar Pemikiran dan Tujuan PKS 2.3.1 Dasar Pemikiran

Islam adalah sistem integral yang mampu membimbing umat manusia menuju kesejahteraan lahir dan bathin, duniawi dan ukhrawi. kesejahteraan itu hanya dapat dilalui melalui dua kemenangan, yaitu kemenangan pribadi (futuh khasah) dan

37

(47)

kemenangan politik (futuh ‘ammah). Kemennagan pribadi diraih melalui ketaqwaan yang bersifat individu, sedangkan kemenangan politik diraih dengan ketaqwaan kolektif. dakwah yang sistemik dan terus menerus adalah satu-satunya jalan menuju dua kemenangan tersebut.

Untuk itu dalam upaya mengembalikan masyarakat kepada tuntutan Allah diperlukan suatu gerakan dakwah, yang pada hakikatnya merupakan proses tahwwul wa taghayyur (transformasi dan perubahan) menuju tatanan perubahan kepada kehidupan yang Islami, baik pada level perorangan maupun pada level kemasyarakatan dan kenegaraan. Gerakan dakwah akan lebih efektif apabila didukung oleh manhaj, uslub, wasilan, yang jelas serta tanpa ragu terjun ke sektor kehidupan, termasuk wilayah politik. Namun ketika gerakan dakwah memasuki wilayah kemasyarakatan dan kenegaraan, mau tidak mau dia akan berhadapan dengan berbagai kendala internal dan tantangan eksternal yang harus disikapi dan dihadapi dengan penuh perhitungan agar cita-cita dakwah dapat dicapai dengan baik. Untuk itu dibutuhkan sebuah perspektif dan kerangka kerja yang menjadi patokan dasar aktivitas partai serta menjadi guidance bagi aktifitas dalam merespon dan mengantisipasi persoalan yang terjadi dalam aktifitas sosial politik. Baik perspektif patokan dasar maupun guidence itu dirumuskan dalam bentuk kebijakan dasar partai.38

Dengan kebijakan dasar yang jelas diharapkan seluruh proses perjalanan partai dan aktifitasnya tetap berada dalam bingkai dakwah. Dengan demikian jati diri Partai Keadilan Sejahtera sebagai partai dakwah merefleksi ke seluruh sikap, prilaku, dan aktifitasnya.

38

(48)

2.3.2 Tujuan

Tujuan Partai Keadilan Sejahtera dimasudkan untuk

1. Meletakkan perspektif dan kerangka kerja partai dalam menyusun dan mengoperasionalkan program-program strategis.

2. Memberikan kerangka umum untuk memudahkan dalam menyusun program aksi dan langkah-langkah operasionalnya.

3. Menjadi patokan umum dalam memposisikan partai sebagai kekuatan politik dalam berinteraksi dengan berbagai kekuatan masyarakat.

4. Menjadi guidance bagi aktifitas dalam merespon dan mengantisipasi persoalan yang terjadi dalam aktifitas sosial politik.39

2.3.3 Prinsip kebijakan PKS

Secara umum prinsip kebijakan dasar yang diambil oleh Partai keadilan Sejahtera terefleksi utuh dalam jati dirinya sebagai partai dakwah yang diyakini Partai keadilan Sejahtera adalah dakwah rabbaniyah yang rahmatan lil ‘alamiin, yaitu dakwah yang membimbing manusia mengenal tuhannya dan dakwah yang ditujukan pada seluruh umat manusia yang membawa solusi bagi permasalahan yang dihadapinya. Ia adalah dakwah yang menuju persaudaraan yang adil dikalangan umat manusia, jauh dari bentuk-bantuk rasialime dan fanatisme kesukuan, ras atau etnisitas.

Atas dasar itulah dakwah menjadi poros utama seluruh gerak partai. Ia sekaligus juga menjadi karakteristik perilaku para aktifitasnya dalam berpolitik. Maka prinsip-prinsip yang mencerminkan watak dakwah berikut telah menjadi dasar dan prinsip-prinsip

39

(49)

setiap kebijakan politik dan langkah operasionalnya. a. Al-Syumuliyah (Lengkap dan Integral)

Sesuai dengan karakteristik dakwah Islam syamil, maka setiap kebijakan partai akan selalu dipertimbangkan dengan berbagai aspek, yaitu salah satunya dengan memandangnya dari berbagai perspektif, dan mensinkronkan antara satu aspek dengan aspek lainnya.40

b. Al-Islah (Reformatif)

Setiap kebijakan, program dan langkah partai selalu berorientasi pada perbaikan (islah), baik yang berkaitan dengan perbaikan individu, masyarakat, ataupun yang berkaitan dengan perbaikan pemerintahan dan Negara. Dalam rangka meninggikan kalimat Allah, memenangkan syariat-Nya, dan menegakkan daulah-Nya.41

c. Al-Syariah (Konstitusional)

Syari’ah yang berisi hukum-hukum Allah SWT telah menetapkan hubungan pokok antara manusia dengan Allah (hablum minallah), dan hubungan terhadap diri sendiri dan orang lain (hablum minannas). Menjunjung tinggi syari’ah, ketundukan dan komitmen kepadanya-nya dalam seluruh aspek kehidupan merupakan kewajiban setiap muslim sebagai wujud konsekuensi keimanannya. Komitmen itu wujud dalam bentuk keteguhan (al-istimsak) kepada al-haq, bulat hati dan percaya penuh kepada Islam sebagai ajaran yang lurus dan komprehensif yang harus ditegakkan dalam seluruh aspek kehidupan dengan tetap menjaga fleksibilitas sebagai ciri dan syari’at Islam demi terwujudnya makna kemerdekaan sejati sesuai dengan ajaran Al-qur’an dan As-sunnah yang menjadi dasar konstitusi bagi seluruh kebijakan, program dan

40

www. pks-sumut.go.id

41

(50)

prilaku politik. Sebab kemandirian referensi syari at pada kekuasaan negara dan penegakan hukum memberikan jaminan penting mereallisir dan melawan kedhaliman.42

d. Al-Wasathiyah (Moderat)

Masyarakat muslim disebut sebagai masyarakat ‘tengah’ (ummatan wasatha). Simbol moralitas masyarakat islam tersebut melahirkan prilaku, sikap dan watak moderat (Wasathiyah) dalam sikap dan interaksi muslim dengan berbagai persoalan. Al-Wasathiyah yang telah menbjadi ciri umat Islam baik dalam aspek-aspek nazhariyah (teoritis) dan amaliyah (operasional) atau aspek tarbiyah (pendidikan) dan tasyri’iyah (perundang-undangan) harus merefleksi pada aspek ideologi ataupun tasyawwur (persepsi), Ibadah yang bersifat ritual, akhlak, adab (tata krama), tasyri’ dan dalam semua kebijakan, program, dan prilaku politik Partai keadilan Sejahtera.43

e. Al-Istiqomah (Komit dan Konsisten)

Oleh sebab berpegang teguh pada ajaran dan aturan Islam (43:43) merupakan cirri seorang muslim, amka komitmen dan konsistensi kepada gerakan Islam harus menjadi inspirasi setiap geraknya. Konsekuensinya seluruh kebijakan, program dan langkah-langkah operasional partai harus istiqomah (taat asas) pada hukum ‘transenden’ yang ditemukan dalam keseluruhan proses sejarah (ayat-ayat kawniat Nya), dalam kitab-kitab Nya (ayat-ayat Qawliyat Nya dan dalam sunnah Rasulullah SAW, dalam consensus ummat, serta dalam elaborasi tertulis oleh para mujtahid yang berkompeten mengeluarkan hukum-hukum terhadap masalah yang benar-benar tidak ditemukan secara tekstual dalam rislaah orisinal (Al-qur’an dan As-sunnah).

42

www. pks-sumut.go.id

43

(51)

Konsistensi menuntut kontyunitas (al-istimrar) dalam gerakan, dalam arti adanya kesinambungan antara kebijakan dan program sebelumnya.44

f. Al-Numu wa Al-Tathawwur (Tumbuh dan Berkembang)

Konsistensi yang menjadi watak Partai keadilan Sejahtera tidak boleh melahirkan stagnasi bagi gerakan dan kehilangan kreatifitasnya yang orisinal. Maka prinsip al-numuw wa al tathawwur (pertumbuhan yang bersikap vertikal dan perkembangan yang bersifat horizontal) harus menjadi prinsip gerakannya dengan tetap mengacu kepada kaidah yang bersumber dari nilai-nilai Islam. Oleh karena itu, partai dalam kebijakan, program dan langkah-langkah operasionalnya harus tetap concern kepada pengembangan potensi SDM hingga mampu melakukan akselerasi mobilitas vertikal dan perluasan mobilitas horizontal.45

g. Al-Taddaruj wa Al-Tawazun(Bertahap, Seimbang dan Prorsional)

Pertumbuhan dan perkembangan gerakan dakwah partai mesti dilalui secara bertahap dan proporsional, sesuai dengan sunnatullah yang berlaku dijagad raya ini. Seluruh system Islam berdiri diatas landasan kebertahapan dan keseimbangan merupakan tata alamiah yang tidak akan mengalami perubahan. Manusia secara fitrah tercipta kebertahapan dan keseimbangan yang nyata. Maka semua tindakan manusia, lebih-lebih tindakan politik yang berusaha memisahkan diri kebertahapan, keserasian dan keseimbangan akan berakibat pada kehancuran yang karenanya dapat dikategorikan sebagai kejahatan bagi kemanusiaan dan lingkungan sejagat. Oleh sebab itu kebertahapan dan keseimbangan (tadaruj dan tawazun) harus melekat dalam seluruh kiprah partai, baik dalam kiprah individu, fungsionaris, dan pendukungnya

44

www. pks-sumut.go.id

45

(52)

ataupun kiprah kolektifnya.46

h. AL-Awlawiyat wa Al-Mashlahah (Skala Prioritas dan Prioritas Kemanfaatan)

Efeketivitas sebuah gerakan salah satunya ditentukan oleh kemampuan gerakan tersebut dalam menetukan prioritas langkah kebijakannya. Sebab segala sesuatu mempunyai saat dan gilirannya. Amal perbuatan memiliki keutamaan yang bertingkat-tingkat pula (9: 19-20), dari yang bersifat strategis, politis, sampai ke yang bersifat taktis. Prinsip al-awlawiyat dalam gerakan hakikatnya merupakan refleksi dari budaya berfikir strategis. Oleh sebab itu, kebijakan, program dan langkah-langkah operasioanlnya didasarkan pada visi dan misi partai. Prinsip al-awlawiyat dapat melahirkan efisiensi dan efektifitas gerakan. Disamping itu, Partai keadilan Sejahtera yakin bahwa sebaik-baiknya muslim adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya.47

i. Al-Hulul (Solusi)

Partai keadilan Sejahtera sesuai dengan namanya, ia memperjuangkan aspek-aspek yang tidak hanya berhenti pada janji, teori maupun kegiatan yang tidak dirasakan manfaatnya oleh ummat. Keadilan dan kesejahteraan haruslah diperjuangkan dengan ihsan dan itqon (profesional), itulah yang mengharuskan partai dan aktivisnya mengarahklan aktivitasnya mengarahkan aktivitas dan program partai untuk menjadi solusi dan merealisasikannya pada setiap aktivitas yang mereka tempuh.48

46 www. pks-sumut.go.id 47

www. pks-sumut.go.id

48

(53)

j. Al-Mustaqbliyah (Orintasi Masa Depan)

Pada kenyataannya dimensi waktu (masa lalu, masa kini, dan masa mendatang) merupakan realitas yang saling berhubungan. Didasari sasaran dakwah yang akan diwujudkan merupakan sasaran besar, yaitu tegaknya agama Allah dibumi yang menyebarluaskan keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh umat manusia, bisa jadi yang akan menikmati hasil keberhasilannya adalah generasi mendatang. Maka seyogyanya setiap kebijakan yang diambil dan program-program yang dicanangkan mengaitkan ketiga dimensi waktu tersebut. Masa lalu sebagai pelajaran, masa kini sebagai realitas, dan masa depan sebagai harapan. Keadaan yang kita geluti sekarang merupakan refleksi dari masa lalu dan dan sekaligus akan menetukan masa depan kita. Maka sangat bijak kalau kebijakan, program dan langkah-langkah yang ditempuh tidak mengesampingkan ketiga dimensi waktu tersebut dan selalu berorientasi pada masa depan, tidak hanya memikirkan nasib kita sekarang ini (59:18).49

k. Al-‘alamiyah (Bagian Dari Dakwah Sedunia)

Pada hakikatnya gerakan dakwah Islamiyah baik tujuan maupun sasaran yang akan dicapai bersifat alamiyah (mendunia) sejalan dengan universalitas Islam. Hal itu sudah menjadi sunnatudda’wah. Ia merupakan aktivitas yang tidak kenal batas etnisitas, negara, atau daerah tertentu. Kenyataan ini menegaskan bahwa eksistensi dakwah PKS merupakan bagian dari dakwah alamiyah. Oleh sebab itu prinsip kebijakan dakwah PKS tidak lepas dari aktivitas dan gerakan dakwah sedunia. Adalah suatu keharusan setiap kebijakan yang diambil, program yang dicanangkan, dan langkah-langkah yang ditempuh selaras dengan kebijakan dakwah yang bersifat

49

(54)

alami dan tunduk pada sunnatudda’wah tersebut dengan tidak melikuidasi persoalan khas yang dihadapi masing-masing wilayah.50

2.4 Ideologi PKS

Partai Keadilan Sejahtera atau PKS merupakan partai berasaskan Islam yang pendiriannya terkait dengan pertumbuhan aktivis dakwah Islam semenjak tahun 1980-an. PKS mengusung Islam sebagai ideologi politiknya, dengan dasar argumen bahwa Islam adalah ajaran kaffah (menyeluruh), yang meliputi seluruh bidang kehidupan. Oleh karena itu, yang harus diatur oleh Islam tidak saja individu masyarakatnya saja, tetapi juga sistem sosial dan sistem politiknya .

Berdasarkan Platform PKS, dikatakan bahwa Islam sebagai kekuatan integratif bangsa dan negara. Format perjuangan Islam adalah partisipasi penuh dalam membentuk Indonesia yang kuat, adil sejahtera dan bermartabat. Karenanya perjuangan umat adalah upaya untuk menegakkan nilai-nilai universal Islam dalam masyarakat dan bangsa Indonesia dalam menebarkan rahmat bagi semeta alam, menjadi guru bagi peradaban, yang dilakukan baik secara kultural maupun secara struktural.

PKS menerapkan proses Islamisasi yang mengisyaratkan bahwa adanya agenda tersembunyi (hidden agenda), yaitu ingin mencita-citakan tegaknya syariat Islam di negeri ini. Metode yang digunakan untuk mewujudkan semua tujuan politik tersebut dengan mengadopsi metode (manhaj) kelompok garis keras Ikhwanul Muslimin.

50

(55)

Selain itu digunakan juga berbagai pendekatan kultural dengan mengakomodifikasi ajaran agama demi kepentingan politik.51

2.5 PKS Sebagai Partai Dakwah 2.5.1 Grand Strategy Dakwah

Dakwah yang dibutuhkan untuk memperbaiki bangsa adalah suatu gerakan dakwah yang menyeluruh (dakwah syamilah) yang mampu mempersiapakan segala kekuatan untuk menghadapi segala medan yang berat dan rumit.52

1. Gerakan kultural (strategi mobilitas horizontal/ ta’biah al afaqiyah) yaitu penyebaran kader dakwah keberbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menyiapkan masyarakat agar mereka menerima manhaj islam serta produk kebijakan yang islami. Selain itu gerakan kultural (strategi mobilisasi horizontal) juga dilakukan melalui penyebaran kader ke berbagai kalangan dan lapisan masyarakat untuk menggerakkan peran serta masyarakat dalam mentransformasi diri sendiri. Dalam gerakan kultural ini, maka kader secara individual maupun melalui lembaga-lembaga Kekuatan utama partai dakwah adalah partai dakwah adalah para kader dakwah itu sendiri. Dakwah harus mampu mencetak kader-kader yang handal dari berbagai latar belakang kemampuan dan kemahiran yang saling bertaut memberdayakan umat.

Dakwah membangun kekuatan kader dalam suatu jaringan dan barisan, kesamaan fikrah, kesatuan gerakan dan langkah, dan kejelasan visi dan misi yang diembannya melalui suatu orkestra kepemimpinan yang cerdas, tangguh dan amanah. Strategi PKS sebagai partai dakwah (khuthuth ’aridah) dalam transformasi bangsa, adalah :

51

52

Referensi

Dokumen terkait

Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Surakarta. merupakan salah satu lembaga pemerintahan yang tidak pernah luput dari

Fungsi partai politik dalam mekanisme pemberhentian antarwaktu keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) atau legislatif di Indonesia dapat disimpulkan bahwa

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah periode 2009-2014 terhadap pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Subang, untuk mengetahui hambatan dan pencapaian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kapasitas perempuan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bengkulu periode 2009- 2014 dalam melakukan analisis

2007.Bentuk Komunikasi Politik Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Terhadap Konstituen di Daerah Pemilihannya Studi Deskriptif Kegiatan Masa Reses I dan II Tahun 2005 Anggota

Selama beberapa periode keterwakilan perempuan dalam keanggotaan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Propinsi Sumatera Utara masih kurang terlihat,

Perwakilan Rakyat Gotong Royong (DPR GR) dan Sekretariat Daerah. 18 Tahun 1965, tentang Pokok-pokok Pemerintahan Daerah. Menurut Undang-undang ini, DPRD merupakan unsur

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) sebagai lembaga Negara kekuasaan legislative dan politik TIDAK BERWENANG melakukan “panggilan paksa” terhadap Warga Negara Indonesia yang dipanggil