• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.2. Teori Produksi

Dalam proses produksi pertanian, seorang petani modern menggunakan faktor

produksi (input) seperti tanah, tenaga kerja, mesin dan pupuk. Input tersebut dipergunakan selama musim tanam, dan pada musim panen petani tersebut mengambil hasil (output) tanamnya. Petani selalu berusaha keras untuk melakukan produksi secara efisien atau dengan biaya yang paling rendah, dengan demikian petani selalu berusaha untuk memproduksi tingkat output maksimum dengan menggunakan suatu dosis input tertentu, dan menghindarkan pemborosan sekecil mungkin, selanjutnya petani tersebut dianggap berusaha memaksimumkan laba ekonomis.

Produksi merupakan hasil akhir dari proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kegiatan produksi adalah mengkombinasikan berbagai input atau masukan untuk menghasilkan output, dan input produksi ini tidak hanya

human resources, tetapi dapat pula capital resources (modal), natural resources (tanah) dan managerial skill (Joesron dan Fathorrozi, 2003)

John Glasson dalam Sirojuzilam (2005) mengatakan, bahwa pertumbuhan wilayah dapat terjadi sebagai akibat dari penentu endogen dan eksogen, yaitu faktor-faktor yang terdapat di dalam wilayah yang bersangkutan atau faktor-faktor

yang terdapat di luar wilayah, atau kombinasi keduanya. Dimana dalam ekonomi makro, disebut bahwa ekonomi penentu intern pertumbuhan wilayah tersebut adalah modal, tenaga kerja, sumber daya alam (tanah), dan sistem sosial politik.

Selanjutnya menurut Ravianto (2000), bahwa dalam suatu proses produksi, untuk menghasilkan out put atau keluaran, maka diperlukan input atau masukan sumber daya. Sumber daya sebagai masukan tersebut dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : tenaga kerja, modal, dan sumber daya alam atau bahan baku industri, dimana ketiga kelompok masukan ini dinamakan

physical input.

a. Sumber Daya Alam

Sumber daya alam (Natural Resources) dapat diartikan sebagai segala sumber daya hayati dan non-hayati yang dimanfaatkan umat manusia sebagai sumber pangan, bahan baku, dan enerji. Dengan kata lain bahwa sumber daya alam adalah faktor produksi dari alam yang digunakan untuk menyediakan barang dan jasa dalam kegiatan ekonomi (Fauzi, 2004).

Secara umum dapat dikatakan sumber daya alam dapat berupa air, udara, tanah, minyak bumi, hutan, ikan dan lain-lain yang merupakan esensial bagi kehidupan manusia. Tanah sebagai salah satu faktor produksi adalah merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi itu keluar. Tanah sebagai unsur faktor produksi biasanya terdiri dari barang ekonomi yang diberikan oleh alam yang meliputi permukaan tanah, air dan segala yang terkandung di dalamnya.

Tinggi rendahnya sewa tanah adalah disebabkan oleh perbedaan kesuburan tanah, makin subur tanah makin tinggi sewa tanah. Dengan berkembangnya penduduk maka nilai tanah akan terus menerus naik karena tanah adalah satu-satunya faktor produksi yang tidak dapat dibuat oleh manusia (Mubyarto, 2003).

Menurut Hanley dalam Fauzi (2004), sumber daya alam dapat diklasifikasikan menurut jenis penggunaan akhir, yaitu sumber daya alam material dan sumber daya alama energi. Sumber daya alam material merupakan sumber daya alam yang dimanfaatkan sebagai bagian dari komoditas, misalnya biji besi diproses menjadi besi yang kemudian dijadikan mobil atau komponen bahan bangunan. Sedangkan sumber daya alam energi merupakan sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan menggerakkan energi melalui proses transformasi panas maupun transformasi energi lainnya.

b. Modal

Dalam pengertian ekonomi modal adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang baru. Karena modal menghasilkan barang-barang baru atau merupakan alat untuk memupuk pendapatan maka akan menciptakan dorongan dan minat untuk menyisihkan kekayaannya maupun hasil produksi dengan maksud yang produktif dan tidak untuk maksud keperluan yang konsumtif.

Dalam pengertian sehari-hari modal diartikan sebagai tabungan masyarakat yang setiap saat dapat digunakan untuk membeli saham perusahaan atau obligasi pemerintah ataupun untuk untuk dipinjamkan kepada orang lain.

Modal dinyatakan nilainya dalam bentuk uang yang merupakan sebagai alat pengukur nilai dari modal tersebut.

Menurut Suryana (2000), akumulasi modal merupakan keharusan bagi kegiatan/pembangunan ekonomi suatu negara terlebih bagi negara-negara berkembang, karena pembangunan itu sendiri memerlukan modal. Meskipun demikian dapat disadari bahwa modal bukanlah satu-satunya yang penting dalam menggerakkan pembangunan, karena ada beberapa faktor lainnya seperti skill, enterpreuner, sistem pemerintahan yang efisien, kesanggupan untuk menciptakan dan menggunakan teknologi, dan corak sikap masyarakat.

Modal diharapkan dapat diciptakan untuk menahan diri dalam bentuk konsumsi, dengan tujuan pendapatannya akan dapat lebih besar lagi di masa yang akan datang. Pengembangan pembangunan ekonomi akan terlaksana bila pembentukan modal berjalan baik. Oleh sebab itu pembangunan yang berhasil akan tetap berusaha meningkatkan modalnya.

c. Tenaga kerja

Tenaga kerja merupakan resources, tepatnya human resources atau sumber daya manusia yang berperan dalam kegiatan pembangunan masyarakat. Peranan tenaga kerja sebagai salah satu faktor produksi sangat besar terhadap perkembangan ekonomi, demikian pula pada sektor industri yang banyak berorientasi kepada sektor padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja.

Menurut Suryana (2000), bahwa penduduk dapat berperan sebagai sumber tenaga kerja, tenaga ahli, pimpinan perusahaan, dan tenaga usahawan yang diperlukan untuk memimpin dan menciptakan kegiatan pembangunan ekonomi.

Dengan demikian penduduk bukan merupakan salah satu faktor produksi saja, tetapi juga yang paling penting merupakan sumber daya yang menciptakan dan mengembangkan teknologi serta yang mengorganisir penggunaan berbagai faktor produksi.

Selanjutnya Simanjuntak (1998) menyatakan bahwa tenaga kerja dan bukan tenaga kerja dibedakan hanya oleh batas umur. Tiap-tiap negara memberikan batasan umur berbeda. Misalnya, India menggunakan batasan umur 14 sampai 60 tahun. Jadi tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 14 sampai 60 tahun. Sedangkan orang yang berumur dibawah 14 tahun atau diatas 60 tahun digolongkan sebagai bukan tenaga kerja.

Menurut Sukirno (2000), bahwa golongan penduduk yang tergolong sebagai angkatan kerja adalah penduduk yang berumur di antara 15-64 tahun, kecuali: (i) ibu rumah tangga yang lebih suka menjaga keluarganya daripada bekerja, (ii) penduduk muda dalam lingkungan umur tersebut yang masih meneruskan pelajarannya di sekolah atau universitas, (iii) orang yang belum mencapai umur 65 tetapi sudah pensiun dan tidak mau bekerja lagi, (iv) pengangguran sukarela-yaitu golongan penduduk dalam lingkungan umur tersebut yang tidak secara aktif mencari pekerjaan.

Selanjutnya Dumairy (2000), mengatakan tenaga kerja dipilah ke dalam dua kelompok yaitu angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Yang termasuk angkatan kerja ialah tenaga kerja atau penduduk dalam usia kerja yang bekerja, atau mempunyai pekerjaan namun untuk sementara sedang tidak bekerja dan mencari pekerjaan. Sedangkan yang termasuk bukan angkatan kerja adalah tenaga

kerja atau penduduk dalam usia kerja yang tidak bekerja, tidak mempunyai pekerjaan dan sedang tidak mencari pekerjaan, yakni orang-orang yang kegiatannya bersekolah (pelajar dan mahasiswa), mengurus rumah tangga, serta menerima pendapatan tetapi bukan merupakan imbalan langsung atas jasa kerjanya.

Dokumen terkait