• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN

2.4 Teori Tentang Kinerja

Kinerja dalam bahasa Inggris disebut performance, yang dapat diartikan dengan pekerjaan, perbuatan atau penampilan. Kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya menyatakan hasil kerja, tetapi bagaimana proses kerja berlangsung. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana hasil yang dicapai dari pekerjaan tersebut. Rivai (2008) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil atau tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di salam

melaksanakan tugas di bandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target atau sasaran atas kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan telah disepakati bersama.

Simanjuntak (2005), menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat pencapaian hasil kerja atas pelaksanaan tugas tertentu oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang masing-masing, dalam rangka upaya mencapai tujuan organisasi bersangkutan secara legal tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral dan etika. Sedangkan Alwi (2001) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.

Menurut Mangkunegara (2005) kinerja adalah penampilan hasil karya personil baik kuantitas maupun kualitas dalam suatu organisasi. Kinerja merupakan penampilan individu maupun kelompok kerja personil, tidak terbatas pada personil yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga pada keseluruhan jajaran personil dalam organisasi. Penilaian kinerja adalah proses menilai hasil karya personil dalam suatu organisasi melalui instrumen kinerja dan hakikatnya merupakan evaluasi terhadap penampilan kinerja personil dengan membandingkan dengan standar baku penampilan. Suprihanto (2000) mengatakan bahwa penilaian kinerja adalah proses yang digunakan organisasi untuk menilai sejauh mana anggotanya telah melakukan pekerjaannya dengan memuaskan. Penilaian kinerja dapat saja dilakukan terhadap kinerja perorangan dan sekelompok orang yang bekerja secara terorganisir.

Selanjutnya Suprihanto juga menjelaskan kinerja berdasarkan standar adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode tertentu dibandingkan dengan berbagai ukuran, misalnya standar, target/sasaran atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu atau telah disepakati bersama.

Dosen merupakan salah satu komponen strategis dalam peningkatan mutu pendidikan. Diperguruan tinggi terdapat keberagaman latar belakang mahasiswa hal ini akan mempengaruhi pola pikir setiap mahasiswa tersebut. Untuk itu setiap dosen diharapkan memberikan perhatian yang terfokus kepada mahasiswanya agar tercipta sumber daya manusia yang semakin meningkat. Seorang dosen harus memperhatikan tugas dan tanggung jawabnya sebagai dosen, sebagai mana tercantum dalam pedoman beban kerja dosen dan evaluasi pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi (2010) tentang tugas utama dosen pada tri dharma perguruan tinggi, yaitu: 1). tugas pendidikan dan pengajaran 2). penelitian 3). tugas pengabdian kepada masyarakat. Dengan demikian, seseorang dosen dalam upaya peningkatan kinerjanya adalah dengan mengimplimentasikan tugas-tugas Tri Dharma Perguruan Tinggi.

a) Kinerja dosen pada pendidikan dan pengajaran

Dalam melaksanakan tugas seorang dosen harus memenuhi persyaratan yang bertanggung jawab dalam bidang pendidikan dan pengajaran, dan di lain pihak juga mengemban sejumlah tanggung jawab mewariskan nilai-nilai dan norma-norma kepada mahasiswa selaku generasi muda sehingga terjadi konversi nilai, bahkan terciptanya nilai-nilai baru.

Manullang (2005) mengemukakan bahwa pengajar (dosen) berurusan dengan otak dan otot maka dosen harus menembus sampai ke dalam hati. Seorang pengajar (dosen) profeional adalah seorang dosen sejati, dan dosen profesional melakukan kegiatan dan pekerjaan dengan ketrampilan tinggi yang didasarkan pada pengetahuan teoritis dan sistemastis. Dengan demikian, seorang dosen yang profesional harus tepat menggunakan pertimbangan dalam bertindak dan menjawab tantangan yang dihadapi dalam tugasnya, setiap dosen berkewajiban menciptakan suasana kinerja yang baik, menjalin suasana harmonis antar sesama, dan memberikan respon mendidik bagi lingkungannya.

Dalam kaitannya dengan mahasiswa, tugas dosen dalam pelaksanaan pendidikan adalah melaksanakan tugas pembelajaran sesuai dengan perencanaan bahan kuliah, persiapan perkuliahan, hadir di kelas sesuai jadwal, mengemukakan tata aturan perkuliahan secara jelas, melakukan penilaian secara objektif sesuai dengan ketentuan lembaga, dan harus menyadari bahwa mahasiswa sebagai individu yang mempunyai latar belakang yang berbeda, harus dihormati dan mempunyai hak yang harus dilindungi.

Supaya pembelajaran dapat diterima oleh mahasiswa maka seorang dosen harus menguasai materi dan ketrampilan teknis dalam proses belajar mengajar, yang merupakan suatu hal yang mutlak harus dimiliki oleh seorang dosen sebagai pengajar. Kompetensi yang dimiliki seorang dosen, akan dapat meningkatkan kinerja yang profesional. Hal ini tak dapat disangkal karena kompetensi itu banyak mengandung

nilai-nilai yang dapat membuat seseorang melakukan serta menyelesaikan tugas dan tanggungjawab dengan baik.

Hal ini jelas dikemukakan Usman (1995) bahwa kinerja dosen dapat terlihat dari 10 kompetensinya, yakni:

a. Mengembangkan kepribadian b. Menguasai landasan pendidikan c. Menguasai bahan ajar

d. Menyusun progran pengajaran/perkuliahan e. Melaksanakan program pengajaran/perkuliahan

f. Menilai hasil dari proses belajar mengajar yang dilaksanakan g. Melaksanakan program bimbingan

h. Menyelengarakan administrasi sekolah i. Beriteraksi dengan sejawat masyarakat dan

j. Menyelenggarakan penelitian untuk keperluan pengajaran/perkuliahan.

b) Kinerja dosen pada karya ilmiah dan penelitian

Dalam tri dharma Perguruan tinggi setiap dosen diharuskan melakukan penelitian ilmiah. Kemajuan perkembangan ilmu dan teknologi bergantung pada usaha-usaha penelitian. Penelitian adalah pendukung kunci pelaksanaan tugas pendidikan akademis. Pembaharuan materi-materi pendidikan hanya mungkin, jika dosen bersangkutan telah melakukan penelitian-penelitian ilmiah bidang ilmunya. Tanpa penelitian perkembangan pendidikan akan statis bahkan ketinggalan zaman.

Kegiatan dari sebuah penelitian perlu dijabarkan secara logis dan kronologis dari metode keilmuan. Penelitian merupakan suatu penjabaran dari kajian teoritis dan empiris, maka memerlukan kriteria tertentu untuk dapat dikatakan karya ilmiah yang bermutu. Menurut Rusidi (1992) suatu penelitian dikatakan bermutu atau merupakan suatu langkah-langkah sistematik keilmuan atau metode ilmiah, yaitu: 1) Mencari dan merumuskan serta mengindentifikasi masalah, 2) Menyusun kerangka pemikiran, 3) Merumuskan hipotesis, 4) Hipotesis secara empirik, 5) Melakukan pembahasan dan, 6) Menarik kesimpulan.

c)Kinerja dosen pada pengabdian masyarakat.

Menurut pedoman direktorat pembinaan dan pengabdian masyarakat, yang dikutip Muliana (2002), bahwa pengabdian masyarakat dirumuskan sebagai pengamalan pengetahuan dan teknologi yang dilakukan oleh perguruan tinggi secara lembaga dan langsung kepada masyarakat untuk mensukseskan pembangunan dan pengembangan manusia menuju tercapainya masyarakat indonesia yang maju, adil dan sejahtera berdasarkan pancasila serta meningkatkan pelaksanaan misi dan visi perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian pada masyarakat menjadi bagian yang tidak dapat dipisahakan dari tugas dosen yang ditunjukan untuk menunjang pembangunan diberbagai lapisan masyarakat.

Kegiatan pengabdian masyarakat pada dasarnya mempunyai arti, bagi perguruan tinggi dapat melihat dan merasakan langsung permasalah pendidikan yang dihadapin masyarakat. Sedangkan bagi masyarakat dapat merasakan hasil-hasil penelitian yang diterapkan dalam kegiatan dengan pengembangan daerah. Berkaitan

dengan indikator kinerja dosen dalam pengabdian masyarakat, terletak pada ada tidaknya relevansi kegiatan yang dilaksanakan dengan kebutuhan masyarakat serta makna dari kegiatan dosen atau lembaga sebagai sarana tanggung jawab terhadap masyarakat.

Tujuan penyelengaraan pengabdian masyarakat ditulis dalam peraturan pemerintah No 5 tahun 1980 adalah pengembangan sumber daya manusia ke arah terciptanya manusia pembangunan, mengembangkan masyarakat ke arah terbinanya masyarakat belajar, meningkatkan kepekaan sosial para tenaga akademik dan terhadap masalah-masalah yang timbul dala masyarakat, serta menggembangkan sistem pendidikan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.

Wes (1999), memberikan pendapat tentang aspek-aspek pengukuran kegiatan pengabdian pada masyarakat sebagai berikut:

a. Kegiatan atas nama perguruan tinggi.

b. Usaha bersama antara perguruan tinggi dengan masyarakat tempat kegiatan tersebut dilaksanakan.

c. Seimbang dengan kegiatan pendidikan dan penelitian. d. Atas inisiatif subjek pelaksanaan kegiatan.

e. Bermanfaat bagi masyarakat tempat kegiatan dilakukan. f. Menunjang pengembangan ilmu di sisi lain.

Dengan demikian kegiatan-kegiatan tersebut merupakan kegiatan yang efisien dan efektif serta produktif. Sehubungan dengan uraian di atas, bahwa seorang dosen diwajibkan melakukan tugasnya sesuai dengan tri Dharma Perguruan Tinggi. Berdasarkan pendapat para ahli bahwa kinerja pengabdian pada masyarakat sebagai salah satu Dharma dari Tri Dharma Perguruan Tinggi merupakan suatu tugas kewajiban bagi seorang dosen. Dosen selaku tenaga pengajar/pendidik pada perguruan tinggi diharapkan mampu mengaktualisasikan dirinya melalui Tri Dhrama Perguruan Tinggi, yaitu: pengajaran dan pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.

2.4.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Anoraga dan Suryati (2005), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai/karyawan adalah sebagai berikut:

a. Motivasi, pimpinan organisasi perlu mengetahui motivasi kerja dari anggota organisasi. Untuk mengetahui motivasi itu maka pemimpin mendorong karyawan untuk bekerja secara optimal.

b. Pendidikan, pada umumnya pendidikan seseorang yang mempunyai pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai potensi kerja yang baik pula, dengan demikian pendidikan merupakan syarat penting dalam peningkatan kinerja.

c. Disiplin kerja, yaitu kedisiplinan dilakukan melalui sesuatu latihan antara lain dengan menghargai waktu dan biaya.

d. Ketrampilan, yaitu ketrampilan karyawan dalam suatu organisasi dapat ditingkatkan melalui kursus/pelatihan.

e. Sikap dan etika, yaitu tercapainya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang antara perilaku dalam proses produksi dan meningkatkan kinerja.

f. Tingkat penghasilan, yaitu penghasilan yang cukup berdasarkan prestasi kerja akan meningkatkan kinerja.

g. Lingkungan kerja, yang dimaksud dalam hal ini termasuk hubungan antara karyawan, hubungan dengan pimpinan, lingkungan fisik dan lain sebagainya. h. Teknologi, yaitu dengan semakin majunya teknologi maka pegawai yang

berkinerja tinggi yang dapat mengikuti perkembangan teknologi ini.

2.5. Teori Lingkungan Kerja

Dokumen terkait