• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Objek Perancangan

2.1.3 Teori Tentang Perancangan Objek

2.1.3.1 Teori Tentang Ruang dan Fasilitas Objek

Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan sebuah wadah dan sistem demi tercapainya beberapa tujuan penting yang menyangkut permasalahan-permasalahan UMKM. Adapun fungsi utama dari perancangan ini adalah untuk memasarkan produk-produk UMKM atau toko ritel dan toko grosir, mewadahi kaum cendikiawan yang ingin melakukan kegiatan riset kewirausahaan dan dari hasil produk riset tersebut dapat bermanfaat bagi pemerintah sebagai acuan kebijakan, serta dapat membantu permasalahan-permasalahn bagi pengusaha UMKM dan sebagai wadah untuk bimbingan kewirausahaan nonformal. Berikut merupakan teori tentang ruang dan fasilitas objek Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Elga Muhammad NurHappy |11660058

1. Fungsi Utama

a. Kantor Riset dan Strategi Berdasarkan Studi Aktivitas dan Kebutuhan Ruang pada objek CSIS (Centre For Strategic and International Studies)

1.) Penelitian

CSIS melakukan penelitian di bidang ekonomi, politik dan perubahan sosial serta hubungan internasional dengan topik yang dipilih atas relevansinya dengan kebijakan publik. CSIS mendorong untuk melakukan studi antar-disiplin ilmu. Di bidang kebijakan luar negeri, penelitian CSIS dilengkapi dan diperkuat dengan luasnya hubungan dengan jaringan dalam hal penelitian, pendidikan serta beberapa organisasi di seluruh dunia.

2.) Kemitraan Regional

Dalam kawasan Asia-Pasifik, CSIS terlibat secara aktif dengan jaringan regional dan internasional antar dua lembaga dan lembaga konsep yang berhubungan dengan kegiatan antar pemerintah, termasuk menjadi tuan rumah Indonesian National Committee for Pacific Economic Cooperation (INCPEC) untuk Pacific Economic Cooperation Council (PECC), keikutsertaan Indonesia sebagai anggota komite untuk Council for Security Cooperation in Asia Pacific (CSCAP) serta kesekretariatan untuk ISIS ASEAN. CSIS juga turut membidani berdirinya institusi Council for Asia Europe Cooperation (CAEC). Melalui pertisipasi aktif dalam dua jalur kegiatan, CSIS mengambil bagian dalam upaya untuk mempromosikan kerjasama regional (ASEA, Asia Pasifik) dan kerjasama intra-regional (ASEM).

3.) Edukasi Publik

CSIS memiliki komitmen jangka panjang melalui berbagai upaya, termasuk program intensif seminar, kuliah dan konferensi serta melaui toko buku. Perpustakaan CSIS dianggap sebagai salah satu yang terbaik di Indonesia, dan diharapkan mampu menjadi sumber keilmuan bagi pelajar, pemerintah dan anggoa diplomatik, komunitas bisnis serta khalayak umum.

4.) Publikasi

CSIS memiliki program publikasi yang aktif meliputi berbagai bidang keilmuan dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Termasuk berikut:

 Buku dan monograf meliputi penelitian yang dilakukan oleh CSIS;

 The Indonesian Quarterly, jurnal berbahasa Inggris dimulai tahun 1974;

 Analisis CSIS, jurnal triwulanan dalam Bahasa Indonesia, yang diterbitkan sejak tahun 1971;

 Sebuah layanan kliping, berfungsi sejak tahun 1971, mempersiapkan dan memelihara kliping tentang berbagai tema dari surat kabar nasional dan regional.

CSIS bekerja sama dengan Indonesia Project of the Australian National University dalam percetakan dan pendistribusian The Bulletin of Indonesian Economic Studies (BIES).

5.) Tabel Aktivitas, Fasilitas Ruang dan Standarisasi Berdasarkan Studi Banding CSIS No Aktivitas Fasilitas Ruang Keterangan Aktivitas

1. Penelitian Kantor Penelitian Penelitian dalam lingkup ilmu-ilmu sosial berupa ekonomi, politik, dinamika sosial, kebijakan publik dan hubungan

internasional.

2. Kemitraan Regional

Auditorium Aktivitas yang bersifat kemitraan regional berupa join organisasi atau studi silang antar organisasi.

3. Edukasi Publik Auditorium Penyelenggaraan seminar umum kepada masyarakat, baik melalui narasumber tenaga ahli lembaga maupun narasumber dari luar lembaga.

4. Publikasi Ruang Jurnalis atau Redaksi Aktivitas penerbitan oleh redaksi berupa jurnal hasil riset tenaga ahli, buku hasil analisis CSIS dan kegiatan kliping surat kabar.

Tabel 2.4 Studi Banding Aktivitas dan Fasilitas Terhadap Organisasi CSIS (Sumber: CSIS, 2016)

Elga Muhammad NurHappy |11660058

1. Kantor Penelitian

Ruang riset kewirausahaan, ekonomi dan kebijakan publik merupakan salah fungsi utama dari perancangan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), ruangan tersebut bergunan untuk mewadahi tenaga ahli periset yang berkaitan dengan kewirausahaan maupun permasalahan-permasalahan ekonomi dan kebijakan sekaligus sebagai tenaga pengajar bimbingan kewirausahaan dan berperan sebagai pengatur keberlangsungan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Gambar 2.1 Denah Kantor Tenaga Ahli Riset Kewirausahaan, Ekonomi dan Kebijakan (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 346)

Gambar 2.2 Standarisasi Furnitur dan Sirkulasi Kantor (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 349)

2. Auditorium Konferensi dan Bimbingan Kewirausahaan

Auditorium merupakan salah satu diantara beberapa fungsi utama guna mewadahi kegiatan konferensi antar lembaga regional yang terwujud dalam kegiatan seminar atau join antar organisasi, serta auditorium tersebut berfungsi sebagai wadah bimbingan kewirausahaan, berikut merupakan standarisasi auditorium tersebut.

Gambar 2.3 Standar Ruang Konferensi dan Bimbingan Model Teater (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 315)

Gambar : 2.4 Contoh Denah Ruang Bimbingan Model Teater (Sumber: Architect‟s Data Third Editon, 1970 : 316)

3. Ruang Jurnalis atau Redaksi

Adapun fungsi utama dari perancangan Pusat Strategi dan Riset UMKM selanjutnya merupakan ruangan yang berhubungan dengan aktivitas jurnalisme yang mendokumentasikan konsep hasil riset maupun maupun analisis dari tenaga-tenaga ahli yang berkaitan dengan riset kewirausahaan dan ekonomi maupun analisis kebijakan publik, berikut merupakan gambaran dan standarisasi ruang tersebut.

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar : 2.5 Gambaran Ruang Jurnalis atau Redaksi Kompas Gramedia (Sumber: Google, 2016)

Gambar : 2.6 Standarisasi Ruang Jurnalis atau Redaksi Model Blok (Sumber : Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 348)

4. Toko Ritel (Retail Outlet) dan Toko Grosir (Wholesale Outlet)

Toko ritel dan toko grosir merupakan salah satu ruang utama dari perancangan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Adapun fungsi dari kedua ruang tersebut dalam perancangan ini yaitu sebagai media untuk mencapai beberapa tujua atau strategi dari pemasaran produk-produk UMKM, berikut merupakan penjelasan dari kedua ruang tersebut:

1.) Toko Ritel

Ritel adalah penjualan dari sejumlah kecil komoditas kepada konsumen. Ritel berasal dari bahasa Prancis yaitu retailer yang berarti memotong menjadi kecil-kecil (Risch, 1991). Toko ritel ini diklasifikasikan menjadi dua jenis berdasarkan produk yang dijual, yaitu meliputi toko ritel produk UMKM berupa kerajinan dan toko ritel makanan ringan khas Jawa Timur maupun produk-produk

UMKM hasil inovasi. Adapun produk kerajinan UMKM yang dipasarkan di toko ritel diklasifikasikan menjadi dua berdasarkan ukuranya yaitu besar dan kecil, berikut merupakan pola penataan pajangan dan beberapa produk yang termasuk dalam kategori besar dan kecil serta produk-produk makanan ringan:

a.) Kerajinan Berukuran Kecil - Toko Souvenir

Klasifikasi produk dalam toko retail department store sangatlah penting, karena akan mempengaruhi pola penataan rak dan sirkulasi dalam toko retail. Sedangkan souvenir adalah benda yang ukuranya relatif kecil dan harganya tidak mahal untuk dihadiahkan, disimpan atau dibeli sebagai kenang-kenangan di suatu tempat yang dikunjungi, suatu kejadian tertentu, dsb. (The Cobuild Dictionary, 2009)

Gambar 2.7 Rak Tanpa Menempel Dinding (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 373)

Gambar 2.8 Rak Menempel Dinding

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar diatas merupakan ukuran standar rak toko untuk memajang produk- produk berdasarkan rujukan atas buku karangan Ernst and Peter Neufert.

Gambar 2.9 Rak Pajangan Souvenir Tanpa Menempel Dinding Toko Mirota (Sumber: https://www.justgola.com/)

Gambar diatas merupakan rak pajangan souvenir berbahan kaca transparan pada toko mirota batik Yogyakarta.

Gambar 2.10 Pajangan Topeng Berupa Kawat Menempel Dinding (Sumber: http://www.tripadvisor.com/)

Model pajangan kawat-kawat di dinding seperti gambar diatas, digunakan untuk memajang produk-produk souvenir berbentuk pipih dan lebar seperti topeng dan wayang kulit.

- Logam Mulia dan Batu Mulia

Souvenir logam mulia dan batu mulia membutuhkan rak atau tempat pajangan khusus yang dilindungi oleh kaca, karena harga produknya yang mahal. Berikut merupakan standar rak pajangan untuk produk-produk berbahan logam dan batu mulia:

Gambar 2.11 Pajangan Produk Kerajinan Keris Berbahan Logam Mulia (Sumber: http://www.keris.tjokrosuharto.com/)

Model pajangan keris berbahan logam mulia atau wesi aji pada toko souvenir Tjokrosuharto Yogyakarta, yang dilindungi kaca untuk menghindari tindak kejahatan. Berikut merupakan standar untuk pajangan benda bernilai mahal yang dilindungi kaca dan penataan produk secara bertingkat, menurut Ernst and Peter Neufert.

Gambar 2.12 Pajangan Produk-Produk Bernilai Mahal (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 368)

b) Kerajinan Berukuran Besar - Toko Kain dan Baju

Produk kerajinan berupa kain dan baju merupakan salah satu kerajinan berukuran besar, untuk itu diperlukan pajangan khusus untuk perletakkanya. Berikut merupakan contoh pajangan kain batik dan baju di Sarinah Department Store:

Gambar 2.13 Kain Batik dan Baju (Sumber: https://kikireza.wordpress.com/)

- Alat Musik, Seni Rupa dan Mebel

Produk kerajinan yang berukuran besar adalah alat musik, seni rupa dan mebel, dari ketiganya pola penataan dan model pajanganya cenderung sama.

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar 2.14 Model Pemajangan dan Penataan Mebel (Sumber: http://news.indonesiakreatif.net)

c) Makanan Ringan

- Toko Kue Basah dan Jajanan Tradisional

Toko dan rak pajangan makanan kue basah dan jajanan tradisional dilindungi kaca untuk meminimalisir sentuhan tangan pengunjung dan pengatur suhu rak pajangan yang berfungsi untuk menjaga agar tetap higienis dan tahan lama, berikut merupakan standar rak pajangan kue basah dan jajanan tradisional menurut Ernst dan Peter Neufert:

Gambar 2.15 Ketinggian Standar Rak Pajangan Kue (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 368)

Gambar 2.16. Pajangan Kue Berpelindung Kaca (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 369)

- Toko Makanan Ringan Kering

Makanan ringan kering yang dikemas cenderung memiliki daya tahan yang cukup lama sehingga tidak memerlukan tempat pajangan dan perlakuan khusus seperti toko kue basah dan jajanan tradisional.

Gambar. 2.17 Pajangan Makanan Ringan (Sumber: Architect‟s Data third edition, 1970 : 368)

2) Toko Grosir

Toko grosir merupakan salah satu fungsi utama dalam perancangan ini, definisi grosir adalah menjual kembali (menjual tanpa pengubahan) barang baru dan terpakai kepada pengecer, pengguna industri, komersial, institusi atau profesional, atau kepada penggrosir lain, atau terlibat berperan sebagai agen atau broker dalam membeli merchandiser untuk, atau menjualnya kepada orang-orang atau perusahaan. (United Nations Statistics Division, 2015)

Untuk desain dan pola penataan rak pajangan tidak berbeda jauh dengan toko retail, namun toko grosir memerlukan gudang yang cukup besar untuk menyimpan barang-barang grosiran yang akan dijual kembali kepada pengecer.

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar 2.18 Denah Toko Grosir

(Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 368)

Pada gambar denah toko grosir diatas diatas, kebutuhan untuk luasan gudang atau stockroom kira-kira hampir 1/3 dari total kesuluruhan toko grosir.

5. Ruang Workshop

Ruang workshop merupakan salah satu fungsi primer pada perancangan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang berfungsi sebagai edukasi publik yang berbasis pada praktek, misalnya praktek workshop furnitur, membuat gerabah, membuat sepatu dan lain sebagainya.

1) Workshop Kayu

Ruang workshop kayu merupakan ruangan yang berguna untuk beberapa keperluan praktek yang mencakup beberapa subsektor atau kejuruan diantaranya yakni, kriya berbahan kayu, desain interior yang menggunakan material kayu dan desain produk yang menggunakan material kayu, berikut merupakan standarisasi ruang berdasarkan Data Arsitek:

Gambar 2.19 Denah Ruang Workshop Kayu (Sumber: Architect‟s Data Second Edition, 1970 : 368)

2) Workshop Besi

Workshop besi berfungsi sebagai ruangan yang berfungsi untuk mewadahi subsektor desain produk dan furnitur desain interior.

Gambar 2.20 Denah Ruang Workshop Besi (Sumber: Architect‟s Data Second Edition, 1970 : 368)

3) Dapur

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar 2.21 Denah Ruang Dapur

(Sumber: Architect‟s Data Second Edition, 1970 : 368)

4) Ruang Mesin Jahit dan Ruang Kejuruan Elektro

Ruang mesin jahit dan kejuruan elektro merupakan ruang kelas serba guna sebagai wadah kejuruan fesyen dan perakitan produk elektro berupa tv dan radio, berikut merupakan standarisasinya:

Gambar 2.22 Denah Ruang Jahit

(Sumber: Architect‟s Data Second Edition, 1970 : 368)

2. Fungsi Sekunder

a. Food Court dan Amfiteater

Food court merupakan fungsi sekunder dari perancangan ini. Food court pada Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) berguna untuk mewadahi para pengusaha UMKM di bidang kuliner dan bertujuan untuk

menyediakan makanan berat kepada para pengunjung maupun peserta didik. Sedang untuk ruang makanya yaitu amfiteater. Selain berguna sebagai ruang makan terbuka, amfiteater tersebut berguna sebagai tempat pertunjukkan budaya atau konser musik yang berguna untuk menarik orang-orang berkunjung ke toko Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), berikut merupakan contoh standarisasi ruangnya:

Gambar: 2.23 Food Court dan Amfiteater (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 370)

b. Perpustakaan Umum

Perpustakaan umum sebagai fungsi sekunder, selain menyediakan buku-buku kewirausahaan karya beberapa tokoh ekonom, perpustakaan tersebut juga sebagai wadah buku-buku hasil karya periset lembaga tersebut. Sebagai lembaga semi komersil, latar belakang dari pendiriran fasilitas perpustakaan tersebut yaitu, sebagai wujud tanggung jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility). Adapun standarisasi dari perpustaan adalah sebagai berikut:

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar: 2.24 Dimensi Jarak dan Meja (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 329)

Gambar: 2.25 Standar Tinggi Rak

(Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 329)

Pencahayaan disesuaikan dengan bermacam-macam fungsi wilayah pemakaian. Untuk tempat membaca dan bekerja maka cahaya siang menguntungkan, namun daerah bagian buku-buku sebaiknya terlindungi dari cahaya siang tersebut. Pembagian pendistribusian cahaya sedapat mungkin dalam rasio perbandingan 10:3:1 (buku : permukaan : bagian belakang). Ruang tunggu 100 - 330 Lx, gudang 150 – 300 Lx, kantor dan administrasi 250 – 500 Lx ruang-ruang baca tanpa pencahayaan; ruang kerja perseorangan dan ruang kartu katalog 300 – 850 Lx. (Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 329)

Gambar: 2.26 Standar Jarak Antar Rak dan Sirkulasi (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 330)

3 Koperasi

Koperasi merupakan fungsi sekunder dari perancangan ini sebagai pendukung keberhasilan dari strategi lembaga, adapun pengertian dari koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri sedimikian rupa, sehingga masing-masing sanggup menjalakan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi. (Dr. Fray, 1980)

Akhir-akhir ini desain bank biasanya mengakomodasi beberapa standar berikut:

 Seperti suasana toko retail.

 Dipenuhi kaca mengkilap atau terbuka untuk menciptakan kesan mengundang.

Pelayanan untuk mencapai kesepakan dengan produk yang terjual melalui staff yang terlatih kepada customer secara ramah, suasana yang menarik.

 Lebih banyak ruangan yang disediakan untuk customer dan desain yang lebih baik untuk pencahayaan dan pewarnaan, menonjolkan yang diperdagangkan dan mendesain penjualan, menciptakan ruang tunggu senyaman mungkin dan menciptakan ruang interview yang private. (Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 360)

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar: 2.27 Standar Denah Bank atau Koperasi (Sumber: Architect‟s Data Third Edition, 1970 : 360)

Salah satu perabot penting pada setiap ruangan bank atau koperasi adalah brankas untuk menyimpan dana nasabah, adapun standar ukuran brankas menurut Ernst dan Peter Neufert adalah sebagai berikut:

Gambar: 2.28 Standar Ukuran Brankas Tanam Dinding (Sumber: Arcitect‟s Data Third Edition, 1970 : 361)

3. Fungsi Penunjang a. Parkir

Parkir merupakan fungsi penunjang pada perancangan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), dan berhubungan dengan retail

sebagai fungsi primer yang menjual produk-produk khas daerah-daerah, maka akan banyak sekali wisatawan-wisatawan yang berkunjung menggunakan kendaraan pribadi baik berupa mobil maupun motor.

Tempat parkir pada umumnya dibatasi oleh garis berwarna (putih atau kuning) yang terletak di samping dan di depan dengan lebar antara 12 – 20 cm. Posisinya ditinggikan terhadap dinding sampai 1,0 m agar tampak (dapat dilihat) dengan baik. Sebagai pembatas juga diberi bentuk gelembung menonjol. Dengan demikian ±50 – 60 cm, lebar 20 cm dan tinggi 10 cm, merupakan ketetapan penyusunan terhadapp dinding atau pada pembatas dek tempat parkir untuk penghalang benturan, rak penyangga, tambang penyekat atau birai sampai KS ketinggian. (Data Arsitek Edisi 33, 105 – 2002)

- Tempat Parkir Truk

Gambar: 2.29 Pola Penataan Parkir Truk Tunggal di Bawah 45º (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 106

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Gambar: 2.30 Dimensi Panjang dan Tinggi Mobil Bak (Truk) (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 101)

Gambar: 2.31 Dimensi Panjang dan Tinggi Truk Sampah (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 101)

- Tempat parkir Mobil

Gambar: 2.32 Standar Dimensi dan Pola Penataan Parkir Mobil 45º (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 105)

Gambar: 2.33 Standar Pola Tanjakan Efisiensi Tinggi (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 105)

Gambar: 2.34 Dimensi Panjang dan Tinggi Mobil Tipe MPV (Multy Purpose Vehicle) (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 100)

- Tempat Parkir Motor

Gambar: 2.35 Dimensi Panjang dan Tinggi Truk Gandengan (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 100)

b. Mushola

Masjid merupakan salah satu fungsi penunjang yang cukup penting, dikarenakan mayoritas penduduk Indonesia yang beragama Islam dan tidak seperti

Elga Muhammad NurHappy |11660058

agama-agama lain, seorang Muslim diwajibkan untuk mengerjakan sholat lima waktu dalam sehari, sebuah intensitas peribadatan yang cukup tinggi.

Ruang sholat arahnya mengikuti suatu ruang yang lebih kecil untuk satu orang yang berukuran 0,85 m². Ruang itu merupakan ruang persegi panjang yang arahnya berkiblat ke Mekkah. Tempat sujud (Mihrab) berada di dekat ruang keluar, di samping mimbar yang biasa digunakan untuk sholat juma‟t. Orang yang memimpin sholat disebut imam. Dalam melaksanakan sholat tempat pria dan wanita terpisah. (Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 249)

Gambar: 2.36 Kebutuhan Ruang Ketika Aktivitas Sholat (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 249)

c. Gudang

Toko retail dan toko grosir merupakan fungsi utama dari perancangan Pusat Strategi dan Riset Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), untuk menunjang kebutuhan fungsi utama tersebut keberadaan akan gudang merupakan sebuah kebutuhan yang sangat mendesak, ditambah lagi kenyataan bahwasanya fungsi utama berupa toko grosir akan membutuhkan banyak sekali ruang untuk menyimpan produk-produk yang akan dijual, berikut merupakan standarisasi gudang toko retail atau toko grosir.

Gambar: 2.37 Perletakan Pintu Antara Toko dan Gudang Saling Berhadapan (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 40)

Penggunaan sistem penyimpanan barang tergantung pada beberapa hal: - Gudang penyimpanan sentral dan desentral.

- Sistem penimbunan barang produksi cepat.

- Organisasi penimbunan barang dengan metoda kerja.

- Hubungan antara jenis gudang penyimpanan dan alat pengangkut barang. (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 46)

Perlindungan terhadap api:

- Jalan untuk lari lurus ke tempat yang bebas atau tangga darurat dengan luas maksimal 35 m.

- Lapisan yang mudah terbakar luasnya tidak boleh melebihi 2000-3000 m². - Alat pemadam kebakaran sebaiknya disediakan.

- Alat pemadam kebakaran otomatis disediakan di rak bertingkat untuk barang-barang yang mudah terbakar.

- Lamanya api mencapai tempat-tempat konstruksi (F30 – F90). (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002 : 47)

d. Toilet

Tabel Standarisasi Toilet dan Perabot

No Perlengkapan Toilet

Standarisasi

1. Toilet dan Kloset

Gambar: 2.38 Dimensi Toilet dan Kloset

Elga Muhammad NurHappy |11660058

Tabel 2.5 Dimensi dan Perlengkapan Toilet (Sumber: Hasil Analisis)

e. Lobby

Gambar: 2.41 Dimensi Meja Pengelola Dilengkapi Komputer (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002:21)

2 Westafel dan Cermin

Gambar: 2.39 Dimensi Westafel dan Cermin (Sumber: Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33, 2002 : 221)

3. Pengering Tangan

Gambar: 2.40 Dimensi Pengering Tangan (Sumber:http//www.plumbingsupply.com/)

Gambar: 2.42 Standarisasi Lemari Arsip Lobby (Sumber: Data Arsitek Jilid 2 Edisi 33, 2002:21)

Dokumen terkait