• Tidak ada hasil yang ditemukan

TEORI-TEORI GEOGRAFI

Dalam dokumen Pengantar Ilmu Sosial (Fix) (Halaman 59-63)

BAB 6 ILMU GEOGRAFI

H. TEORI-TEORI GEOGRAFI

1. Teori Ledakan Penduduk Thomas Robert Malthus

a. Masyarakat manusia akan tetap miskin karena kecendrungan pertambahan penduduk berjalan lebih cepat daripada persediaan makanan.

b. Pertambahan penduduk dapat diibaratkan deret kali atau deret ukur sehingga pelipatgandaan jumlah penduduk dalam setiap 25 tahun, sedangkan peningkatan sarana-sarana kehidupan berjalan lebih lambat, yakni menurut deret hitung atau deret tambah.

c. melalui tindakan pantang seksual atau pantangan kawin, perang, bahaya, kelaparan, dan bencana alam, jumlah penduduk memang diusahakan sesuai dengan sarana kehidupan yang tersedia. Namun, cara itu tidak cukup untukmeningkatkan kehidupan masyarakat samapai di atas batas minimum.

2. Teori Pengaruh Iklim Terhadap Peradaban Ellsworth Hunting Pokok-pokok pikiran Hunting sebagai berikut:

a. Peradaban besar yang ada di kawasan Asia Tengah dan Asia Barat Daya pada zaman kuno, sekarang kondisi dari daerah-daerah tersebut mengerikan, pada awal abad ke-20 diperkirakan terjadinya kemerosotan peradaban yang disebabkan.

b. Mengeringnya wilayah itu saat ini, kelihatannya tidak sesuai posisinya dahulu sebagai pusat kerajaan. Menurutnya, iklim yang dahulu jauh lebih lembap dan pada wilayah itu terjadi suatu proses pengeringan yang terus-menerus dan progresif.

c. Proses semacam ini menjadi bagian dari suatu proses yang lebih besar dari fenomena-fenomena yang lebih umum. Sesuai dengan hal itu, ia terdorong untuk membuat postulat tentang mengeringnya bumi yang terjadi dalam

pulsasi ritmik, dengan periode-periodedari udara kering dan basah.

d. Begitu pun cerita pengembaraan bangsa Ibrahim (Yahudi) dalam kitab suci berhubungan dengan titik tengah antara masa kekeringan dan masa kebasahan.

e. Proses pengeringan yang progresif dari bumi mengikuti arah tertentu, umumnya dari timur ke barat.

3. Teori Lokasi Lahan Johann Heinrich von Thunen

Johann Heinrich von Thunen dalam Der Isolierte Staat (1826) mengemukakan bahwa pada dasarnya penggunaan lahan dapat dibagi dalam beberapa penggunaan. Dengan mengambil satu pusat kota sebagai satu-satunya tempat memproduksi barang-barang yang dibutuhkan oleh seliruh Negara, ssedangkan daerah-daerah di sekitarnya hanya sebagai pemasok bahan mentah ke kota.

1. Lahan pertama berada di pusat kota (pasar), akan di pakai untuk kegiatan-kegiatan intensif bagi jenis tanaman yang hasilnya cepat rusak.memakan tempat, dan berat dalam kaitannya dengan transportasi.

2. Lahan kedua merupakan daerah hutan. Hal itu dapat dipahami, mengingat pada masa itu kebutuhan hasil hutan untuk kayu dan bahan bakar memiliki sifat yang memakan tempat dan berat sehingga harus ditempatkan dekat dari pusat kota.

3. Lahan ketiga digunakan untuk menanam tanaman sejenis gandum atau padi-padi.

4. Lahan keempat berupa daerah penggembalaan ternak.

5. Lahan kelima adalah daerah three field system yang merupakan daerah ilalang, dan daerah tandus.

6. Lahan keenam merupakan daerah perburuan.

7. Untuk memudahkan dan efesiensi transportasi, diperlukan sungai yang membelah kota. Hal itu ternyata dapat menghemat 1/6 tranfortasi darat sehingga lahan pertama akan berkembang sepanjang sungai.

8. Perlu dibuat kombinasi transportasi darat dan sungai sehingga akan sama biaya tranpor darat bagi daerah yang tidak dapat menikmati adanya sungai.

4. Teori Daya Sentrifugal dan Senttripetal Charles O. Colby

Adapun isi pokok teori yang menyebabkan pada mayarakat kota terjadi daya dan sentrifugal sebagai berikut:

a) Terdapat gangguan yang sering berulang, seperti kemacetan lalu lintas serta polusi udara dan bunyi menyebabkan penduduk kota merasa tidak nyaman bertempat tinggal di tempat itu.

b) Dalam pengembangan industry modern dan bessar-besaran, memerlukan lahan relarif luas serta menjamin kelancaran transportasi dan lalu lintas. Hal itu hanya dapat dilakukan di pinggiran kota sebab kondisi kota-kota tua sangat padat.

c) Harga sewa atau harga beli tanah di pinggir atau diluar kota jauh lebih murah daripada di kota.

d) Di kota sudah penuh dengan gedung-gedung bertingkat tinggi, tidak mungkin lagi dapat dibangun baru, kecuali dengan biaya yang sangat tinggi.

e) Kondisi perumahan kota umumnya padat dan sempit, sulit untuk dikembangakan labih lanjut, kecuali dengan biaya yang tinggi. Berbeda dengan pinggir atau luar kota, serba mungkin untuk memperoleh perumahan yang lebih nyaman, segar, dan murah.

f) Hidup di kota terasa sesak, penat, dan berjubel. Sedangkan di pinggir atau diluar kota lebih terasa asri, segar, sunyi, dan nyaman.

Namun sebaliknya, banyak juga penduduk di luar atau di pinggir kota yang justtru senang tinggal di kota. Penyebabnya berkaitan dengan gaya sentripetal.

a) Memiliki tempat-tempat di pusat kota yang strategis, sangat cocok untuk pengembangan industri dan merupakan kemudahan tersendiri dalam operasi industry.

b) Berbagai perusahaan dan bisnis, biasanya lebih menyukai lokasi-lokasi ddekat stasiun kereta api, pelabuhan, terminal bus, maupun pusat-pusat keramaian public lainnya.

c) Dalam dunia bisnis, lebih menyukai dan kecendrungan adanya konsentrasi-konsentrasi penjual jasa, seperti penjahit, tempat praktik para dokter, pengacara, tukang gigi, pemangkas rambut dan kecantikan, biassanya terdapat pada lokasi yang berdekatan.

d) Selain itu, di kota-kota sudah tersusun pusat-pusat perbelanjaan, seperti took-toko.tekstil, elektronik, perhiassan (emas dan perak), pakaian jadi, makanan dan minuman, barang-barang kelontong, mainan anak dan sebagainya.

e) Banyaknya flat-flat atau rumah tersusun untuk masyarakat kecil, setidaknya dapat meringankan harga sewa bagi penduduk kota.

f) Kota pun menyediakan sejumlah tempat hiburan, olahraga, seni budaya, pendidikan, di samping menyediakan pekerjaan.

g) Para pegawai dan pekerja kota lainnya, lebih menyukai tempat tinggal yang tidak berjauhan dengan tempat kerjanya. Artinya, kota tetap diminati sebagai kebutuhan untuk bertempat tinggal karena dekat dengan tempat bekerja.

5. Teori Kota Konsentris Burgess

Inti teori kota konsentris tersebut sebagai berikut

a. Pada hakikatnya, kota meluas secara seimbang dan merata dari suatu pusat atau inti sehingga muncul zona-zona baru sebagai perluasannya. b. Dengan demikian, pada setiap saat dapat ditemukan sejumlah zona yang

konsentris letaknya sehingga struktur kota menjadi bergelang (melingkar). c. Di pusat kota terdapat Zona Pertama sebagai Central Bisnis Dictrict

(disingkat CBD) jika di Chicago di sebut loop. Fungsi loop sebagai pusat atau jantung kehidupan perdagangan,perekonomian, dan kemasyarakatan. Zona kedua sebgai terdapat Zona Peralihan (transtitional zone) yang merupakan kawasan perindustrian, disertai oleh rumah-rumah pribadi yang kuno, bahkan jika Chicago telah berubah menjadi Chines Town maupun pertokoan dan perkantoran berskala kecil. Zona ketiga, sebagai kawasan perumahan para buruh yang kebanyakan kaum imigran. Zona Keempat, penghuninya kelas menengah, cukup rapi, memiliki jarak sanitasi yang lebih memadai sebagai tempat tinggal yang nyaman dan baik. Zona kelima merupakan Commuters Zone atau tempat orang yang pergi pulang setiap

hari untuk bekerja. Kondisi alamnya masih asri, luas, dan mewah serta berfungsi sebagai kota kecil untuk beristirahat dan tidur atau disebut dormitory towns, disebut demikian karena perumahan untuk orang-orang kaya.

6. Teori Konflik Antara Suku Bangsa Nomadik Sedenter Jean Bunhes Adapun isi pokok teori Jean Bunhes sebagai berikut.

a. Stepa-stepa padang rumput di Asia dengan musim dingin yang kejam, tidak memungkinkan pengolahan alam yang intensif.

b. Tanah secara alami sangat sesuai dengan jenis pastoral (pastoralart) untuk memelihara kawanan ternak dan hewan.

c. Karena dihadapkan dengan suasana keharusan untuk berkeliling untuk mengetahui tentang wilayah perumputan serta sumber-sumber air untuk jarak yang jauh, mereka meperoleh rasa gerakan taktis dan strategi yang menempatkan mereka dalam posisi mendaulat terhadap ruang dan menguasai para tetangga mereka.

d. Beberapa dari penakluk yang paling besar dan apling beerani dalam sejarah, muncul dari stepa-stepa Jengis Khan, Timur Lang, dan Khubilai Kan.

e. Kualitas dan kemampuan yang menjadi alasan bagi kekuasaanya diperoleh dari stepa, dari keterampilan yang dianugerahkan kepada pastoral, dan dari subordinasi geografis pada lingkungannya.

f. Kelompok pengembala ini bukan massa petani-petani kelompok kecil yang mengerumuni seluruh Asia Selatan Timur yang memimpin dunia.

BAB 8

Dalam dokumen Pengantar Ilmu Sosial (Fix) (Halaman 59-63)

Dokumen terkait