• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.3 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi apabila kesimpulan data yang dikemukakan pada tahap awal, didukung kembali oleh bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali ke lapangan mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek yang sebelumnya masih diragukan sehingga setelah diteliti menjadi jelas (Mamik, 2015: 153). Tahap keempat yang dilakukan oleh peneliti adalah melakukan penganalisaan data dan

mendeskripsikan data tersebut sehingga data dapat dimengerti dan jelas sesuai

dengan tujuan penelitian.

45 BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab IV akan membahas mengenai pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan yang akan diuraikan untuk menjawab setiap rumusan masalah dan mengontraskannya dengan teori-teori yang dituliskan di bab II untuk mengetahui apakah teori-teori tersebut mendukung hasil penelitian atau tidak.

4.1 Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan setelah peneliti mencari subjek yang tepat untuk dijadikan sumber penelitian. Peneliti menemui langsung subjek yang akan diwawancara, diobservasi dan diberikan lembar kuesioner perihal meminta izin kepada subjek untuk dijadikan sebagai sumber penelitian. Subjek yang bersedia menjadi sumber dalam penelitian ini adalah salah satu pembimbing di bimbingan belajar Kumon dan 5 orang siswa Sekolah Dasar yang mengikuti bimbingan belajar Kumon khususnya level A. Setelah subjek bersedia untuk diwawancara, diobservasi dan diberikan lembar kuesioner, selanjutnya peneliti dan subjek menentukan waktu yang tepat untuk dilaksanakannya penelitian.

Penentuan waktu yang disepakati adalah pada tanggal 20 Januari 2021, 22 Januari 2021, 26 Januari 2021 dan 7 Mei 2021.

Pengambilan data yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan melakukan wawancara kepada pembimbing di bimbingan belajar Kumon yaitu Ibu Y.I.S pada tanggal 20 Januari 2021 pukul 13.50 WIB – selesai. Kemudian pada tanggal 22 Januari 2021 pukul 11.00 WIB peneliti kembali ke lapangan untuk melakukan observasi proses pembelajaran matematika di bimbingan belajar Kumon, setelah selesai melakukan observasi peneliti juga melakukan pengisian kuesioner dengan subjek yaitu 5 orang siswa Sekolah Dasar. Pengisian kuesioner dilakukan oleh peneliti kepada subjek secara online melalui video call WhatsApp dikarenakan subjek melaksanakan pembelajaran dari rumah. Peneliti kembali melakukan wawancara kepada pembimbing Kumon pada tanggal 7 Mei 2021 melalui WhatsApp Chat untuk melengkapi data yang belum didapatkan oleh peneliti.

Aktivitas analisis data yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan analisis data model Miles dan Huberman (Wijaya, 2018: 55), meliputi Data Collection (Pengumpulan Data), Data Reduction (Reduksi Data), Data Display (Penyajian Data), dan Conclusion Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi).

4.1.1 Data Collection (Pengumpulan Data)

Aktivitas dalam analisis yang dilakukan oleh peneliti adalah mengumpulkan data sebagai tahap pertama. Peneliti mengumpulkan data yang diperlukan dalam penelitian secara lengkap. Data yang dikumpulkan oleh peneliti berupa hasil wawancara dengan pembimbing Kumon, hasil observasi proses pembelajaran matematika dengan menggunakan metode Kumon, kuesioner yang menggambarkan kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika dan tanggapan siswa mengenai pembelajaran di Kumon.

4.1.2 Data Reduction (Reduksi Data)

Tahap kedua yang dilakukan oleh peneliti adalah memilih data yang didapatkan selama berada di lapangan dan disusun secara urut dan rapi. Peneliti merangkum data apa saja yang penting untuk mendukung penelitian ini dan membuang data yang tidak diperlukan. Selama peneliti melakukan pengumpulan data, peneliti menemukan beberapa data yang tidak diperlukan dalam penelitian ini, seperti dokumentasi proses pembelajaran mata pelajaran bahasa inggris dengan menggunakan metode Kumon. Karena penelitian yang dilakukan difokuskan pada mata pelajaran matematika, peneliti membuang data yang tidak berkaitan dengan matematika. Setelah peneliti membuang data yang tidak diperlukan, peneliti mengurutkan data yang diperoleh dari mulai peneliti melakukan wawancara, mengisi lembar observasi dan membacakan kuesioner kepada siswa.

4.1.3 Data Display (Penyajian Data)

Tahap ketiga yang dilakukan oleh peneliti setelah melakukan reduksi data adalah menyajikan data sesuai dengan hubungan masing-masing kategori data.

Penyajian data dilakukan oleh peneliti bertujuan agar pembaca lebih mudah memahami penelitian yang dilakukan. Dalam penyajian data peneliti lebih dulu mencantumkan wawancara untuk mengetahui permasalahan awal yang terjadi di

lapangan, kemudian dilanjutkan dengan hasil kuesioner yang diisi siswa untuk mengetahui permasalahan dari obyek secara langsung, setelah itu peneliti mencantumkan hasil observasi yang dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh Kumon.

4.1.4 Conclusion Drawing / Verification (Penarikan Kesimpulan/Verifikasi) Tahap terakhir yang dilakukan oleh peneliti dalam menganalisis data yang diperoleh adalah mendeskripsikan data sesuai dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Melalui dideskripsikannya data yang telah diperoleh, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjawab permasalahan yang ingin diketahui.

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Proses Pembelajaran Mata Pelajaran Matematika Level A (Kelas 1 SD) di Bimbingan Belajar Kumon

4.2.1.1 Hasil Observasi Pembelajaran Matematika Menggunakan Metode Kumon

Permasalahan selanjutnya yang perlu dijawab dalam penelitian ini adalah bagaimana proses pembelajaran mata pelajaran matematika materi penjumlahan dan pengurangan level A dengan menggunakan metode Kumon, untuk menjawab pertanyaan peneliti mengenai proses pembelajaran mata pelajaran matematika level A (kelas 1 SD) di bimbingan belajar Kumon, peneliti mengumpulkan data berupa observasi proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh pembimbing di bimbingan belajar Kumon. Proses pembelajaran dilakukan oleh bimbingan belajar Kumon secara online melalui video call WhatsApp dengan siswa. Siswa melakukan bimbingan secara individu dengan pembimbing selama dua kali seminggu dan satu jam setiap pertemuan, waktu untuk bimbingan juga sudah disepakati seminggu sebelum bimbingan berlangsung. Apabila siswa tidak dapat mengikuti bimbingan di hari yang telah ditentukan dikarenakan alasan tertentu, siswa dan pembimbing akan kembali menentukan waktu untuk mengganti hari bimbingan. Peneliti mengamati bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran matematika yang dilakukan, mulai dari bagaimana pembimbing membuka pelajaran sampai pembimbing mengakhiri pembelajaran Bimbingan selama video call WhatsApp berlangsung.

Bimbingan diawali dengan pembimbing yang mengucapkan salam dan bertanya kabar kepada siswa pada pukul 11.00 WIB, setelah itu pembimbing meminta siswa untuk mengeluarkan PR yang sudah diberikan minggu lalu agar diperiksa oleh pembimbing. Pembimbing memeriksa PR siswa dengan cara meminta siswa untuk membacakan jawaban yang sudah siswa jawab, apabila ada jawaban yang salah pembimbing akan meminta siswa untuk melingkari nomor soal yang salah. Saat pembimbing sudah selesai memeriksa PR sampai soal terakhir, pembimbing akan meminta siswa untuk mengerjakan kembali soal yang salah, setelah siswa selesai mengerjakan kembali soal yang salah, pembimbing kembali memeriksanya. Apabila siswa masih salah mengerjakan soal tersebut, pembimbing meminta siswa kembali mengerjakan soal tersebut, pembimbing juga memberitahu kembali konsep mengerjakan soal tersebut agar siswa tidak lupa cara mengerjakannya dan terbantu dalam menyelesaikannya. Jika siswa salah sampai lima kali dalam mengerjakan soal tersebut maka siswa akan diminta untuk mengulangi seluruh soal pada lembar kerja tersebut, siswa tidak akan mendapatkan materi selanjutnya, karena siswa dianggap belum menguasai materi dengan baik, namun apabila siswa mampu menyelesaikannya dengan baik, siswa akan diberikan materi baru untuk dipelajari.

Pemberian materi baru dilakukan oleh pembimbing pada pukul 10.43 dengan memberi arahan terlebih dahulu mengenai materi apa yang akan dipelajari selanjutnya oleh siswa. Pembimbing juga memberitahu kepada siswa berapa lama waktu yang diberikan untuk menyelesaikan materi dalam worksheet tersebut.

Untuk level A, waktu yang diberikan adalah 20 menit/sheet, jika siswa dapat menyelesaikan worksheet sesuai dengan waktu yang diberikan dan menjawab seluruh soal dengan benar maka siswa dianggap sudah mampu menguasai materi dengan baik. Selama siswa mengerjakan worksheet, pembimbing tidak lupa untuk bertanya apakah ada soal yang tidak dipahami oleh siswa, beberapa siswa yang kesulitan mengerjakan soal akan langsung bertanya kepada pembimbing.

Pembimbing dengan sikap ramah dan tersenyum akan memberikan arahan dan memberitahukan cara pengerjaan dari soal yang ditanyakan sampai siswa benar-benar mampu menyelesaikan soal.

Siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan worksheet akan terus mendapatkan bimbingan dari pembimbing. Pembimbing memberi motivasi dan semangat kepada siswa agar siswa tidak merasa bosan dan tidak percaya diri karena terus mengulangi soal yang sama. Ternyata motivasi dan semangat yang diberikan oleh pembimbing kepada siswa memiliki pengaruh bagi siswa dalam mengerjakan worksheet, hal tersebut terlihat saat bimbingan di mana siswa yang terus mengulangi soal sampai beberapa kali tidak mengeluh dan terus mengerjakan worksheetnya.

Pembimbing memeriksa worksheet yang dikerjakan oleh siswa setelah siswa menyelesaikan worksheet yang diberikan pada pukul 11.01 WIB. Apabila ada soal yang salah, pembimbing akan meminta siswa untuk mengerjakan kembali soal tersebut. Namun, apabila siswa sudah mendapatkan nilai sempurna dengan menjawab seluruh soal dengan benar, siswa akan diberikan PR selanjutnya berupa materi yang baru. Karena siswa belajar dari rumah secara online, pemberian PR dilakukan dengan cara orang tua siswa yang mengambil PR tersebut ke bimbingan belajar Kumon di setiap hari Sabtu.

Setiap siswa sudah selesai melakukan bimbingan, pembimbing akan mencatat nilai yang diperoleh siswa selama bimbingan berlangsung, dan pencapaian siswa dalam materi yang sudah diberikan. Setelah pembimbing mencatat, pembimbing akan mengakhiri bimbingan dengan bertanya apakah ada yang belum dipahami oleh siswa mengenai materi yang telah dipelajari. Selama bimbingan berlangsung pembimbing tidak lupa memberikan SPE (Smile, Praise, Encourage) kepada siswa untuk mendukung semangat belajar siswa dan membangun kepercayaan diri siswa dalam menyelesaikan materi yang diberikan.

Apabila siswa tidak memiliki pertanyaan kepada pembimbing, pembimbing akan mengucapkan salam dan mengingatkan siswa untuk tetap belajar di rumah sebelum menutup video call WhatsApp pada pukul 12.00 WIB.

Selama peneliti melakukan observasi, peneliti menemukan bahwa ada salah satu siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan worksheet. Siswa tersebut sedang mengerjakan worksheet yang pola bilangan di dalamnya adalah bilangan acak. Ketika siswa tersebut bertanya kepada pembimbing mengenai cara

pengerjaannya, pembimbing mengingatkan kembali siswa mengenai konsep penjumlahan yang sama seperti (1+1, 2+2, 3+3). Kemudian pembimbing juga mendampingi siswa dalam menyelesaikan materi yang dianggap sulit bagi siswa.

Setelah peneliti mengamati siswa tersebut, peneliti juga mengamati siswa lain yang bimbingan di hari tersebut. Siswa lainnya ternyata masih mengerjakan materi penjumlahan yang bilangan kedua adalah bilangan urut. Terlihat bahwa siswa mengerjakan worksheet dengan baik dan tidak mengalami kesalahan dalam penyelesaiannya.

Berikut peneliti akan mencantumkan bagan proses pembelajaran yang dilakukan oleh bimbingan belajar Kumon dalam pembelajaran matematika level A:

Bagan 4.1 Proses Pembelajaran Matematika Metode Kumon

Proses pembelajaran matematika pada bimbingan belajar Kumon adalah kegiatan pembuka yang diawali dengan mengucapkan salam, kemudian memeriksa PR yang sudah diberikan pada bimbingan sebelumnya dan memberikan nilai pada PR yang sudah diperiksa. Selanjutnya pada kegiatan inti pembimbing membimbing siswa yang belum menyelesaikan PR dengan benar.

Apabila seluruh siswa sudah menyelesaikan worksheet dengan benar, pembimbing memberikan worksheet yang baru bagi siswa. Kemudian pembimbing juga menjelaskan cara pengerjaan worksheet kepada siswa. Siswa diberikan waktu untuk mengerjakan worksheet sesuai dengan standar waktu penyelesaian yang ada di Kumon. Siswa yang sudah menyelesaikan worksheet dengan benar selanjutnya diberikan evaluasi mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dan pembimbing memberikan PR untuk pertemuan selanjutnya.

4.2.2 Kesulitan Yang Dialami Siswa Dalam Menyelesaikan Materi Penjumlahan dan Pengurangan Mata Pelajaran Matematika Level A

Lembar kerja dalam bimbingan belajar Kumon diberikan dalam bentuk level-level. Pada penelitian ini, level yang akan dibahas adalah level A, dimana level A setara dengan siswa kelas 1 SD. Soal-soal dalam lembar kerja yang diberikan oleh bimbingan belajar Kumon memiliki pola tertentu. Bentuk pola yang diberikan diawali dengan bilangan pertama adalah bilangan acak 1 sampai 10 dan bilangan kedua adalah bilangan urut mulai dari 1 sampai 10. Contoh bentuk pola pada soal-soal level A yang disajikan secara berurut adalah mulai dari penjumlahan 2+1, 4+1, 3+1, ... 10+1, kemudian dilanjutkan dengan penjumlahan 3+2, 1+2, 5+2, ... 10+2 dan seterusnya sampai bilangan kedua adalah 10. Apabila siswa sudah mampu menyelesaikan penjumlahan berurut, lembar kerja selanjutnya akan disajikan penjumlahan secara acak pada kedua bilangan, misalnya 2+3, 4+6, 7+10. Pengurangan pada level A juga disajikan secara berurut mulai dari pengurangan 1 (2-1, 3-1, 4-1, ... 10-1), kemudian dilanjutkan dengan pengurangan 2 sampai pengurangan 3. Setelah pengurangan 3 selesai, soal pengurangan berikutnya diberikan secara urut dari pengurangan 5 (5-1, 5-2, 5-3, ... 5-10) sampai dengan pengurangan 20. Pengurangan secara berurut diberikan

kepada siswa sebanyak 60 soal, setelah siswa mampu menyelesaikan seluruh soal pengurangan berurut dengan benar, siswa akan memperoleh soal pengurangan acak. Pada level A terdapat 160 soal penjumlahan dan 240 soal pengurangan.

Peneliti tidak dapat menampilkan seluruh bentuk soal dalam bimbingan belajar Kumon karena soal-soal dalam bimbingan belajar Kumon menjadi kerahasiaan Kumon, sehingga peneliti akan menyajikan beberapa contoh soal lembar kerja level A yang berisi penjumlahan dan pengurangan dalam bimbingan belajar Kumon. Berikut peneliti mencantumkan contoh lembar kerja penjumlahan yang secara urut, penjumlahan secara acak dan pengurangan secara urut dan pengurangan secara acak pada level A di bimbingan belajar Kumon.

a. Contoh soal penjumlahan matematika level A

Gambar 4.1 Contoh Soal Penjumlahan Matematika Level A

Pada gambar 4.1 merupakan contoh penjumlahan secara urut dalam level A bimbingan belajar Kumon. Terlihat bahwa bilangan kedua pada penjumlahan kedua bilangan tersebut adalah angka 1. Setelah siswa menyelesaikan penjumlahan angka 1 (2+1, 1+1, 4+1 ... 10+1), siswa akan melanjutkan dengan penjumlahan angka 2 (1+2, 3+2, 5+2 ... 10+2) dan seterusnya sampai penjumlahan angka 10 (2+10, 4+10, 10+10).

Gambar 4.2 Contoh Soal Penjumlahan Matematika Level A

Pada gambar 4.2 merupakan contoh soal secara acak level A di bimbingan belajar Kumon. Soal yang disajikan secara acak pada bimbingan Kumon adalah soal yang tidak berurut dari soal pertama sampai soal terakhir untuk setiap bilangannya. Terlihat bahwa pada gambar angka pada bilangan pertama dan

bilangan kedua merupakan angka yang acak tidak berurut seperti pada gambar 4.1.

Pada gambar tersebut terlihat bahwa soal penjumlahan pada bimbingan belajar Kumon memiliki pola di setiap worksheetnya. Pada worksheet pertama, pola yang ditunjukkan adalah penjumlahan kedua bilangan dengan bilangan kedua adalah bilangan urut. Pada gambar selanjutnya pada bilangan pertama dan bilangan kedua disajikan secara acak. Hal tersebut menunjukkan bahwa bimbingan belajar Kumon memberikan soal secara bertahap mulai dari penjumlahan yang paling mudah yaitu pola berurut sampai pada penjumlahan yang sukar dengan pola yang disusun secara acak.

b. Contoh soal pengurangan matematika level A

Gambar 4.3 Contoh Pengurangan Matematika Level A

Pada gambar 4.3 merupakan contoh lembar kerja level A materi pengurangan secara urut. Terlihat pada gambar bahwa bilangan kedua pada

pengurangan kedua bilangan tersebut adalah angka 1. Sama seperti penjumlahan, pada pengurangan siswa akan menyelesaikan pengurangan berurut dari pengurangan angka 1, kemudian akan dilanjutkan dengan pengurangan angka 2 dan seterusnya sampai pada pengurangan angka 10.

Gambar 4.4 Contoh Soal Pengurangan Matematika Level A

Pada gambar 4.4 merupakan contoh soal pengurangan level A dengan menggunakan metode Kumon. Jika pada penjumlahan level A penjumlahan yang disajikan setelah siswa menyelesaikan penjumlahan angka 10 adalah penjumlahan acak pada kedua bilangan, maka di pengurangan yang disajikan setelah siswa mampu menyelesaikan pengurangan dengan bilangan kedua yang disusun secara urut adalah pengurangan dengan bilangan pertama pada pengurangan kedua bilangan adalah angka yang urut.

Contoh di atas merupakan beberapa soal pengurangan pada level A. Pada gambar tersebut terlihat bahwa soal-soal yang disajikan pada lembar kerja memiliki sembah pola. Pada gambar pertama, pola disusun secara urut mulai dari bilangan pertama disajikan secara acak dan bilangan kedua disajikan secara urut mulai dari angka 1. Sedangkan pada gambar kedua terlihat bahwa soal pengurangan yang disajikan berbeda dengan gambar pertama, dimana pada gambar kedua pola pada bilangan pertama yang disajikan secara urut dan pola pada bilangan kedua disajikan secara acak.

Setelah mengetahui bentuk-bentuk soal penjumlahan dan pengurangan pada level A di bimbingan belajar Kumon, peneliti ingin menggali informasi sesuai dengan permasalahan yang dibahas pada penelitian ini mengenai kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan materi penjumlahan dan pengurangan mata pelajaran matematika level A. Untuk menjawab pertanyaan peneliti mengenai kesulitan yang dialami oleh siswa dalam menyelesaikan materi penjumlahan dan pengurangan mata pelajaran matematika level A, peneliti mengumpulkan data berupa hasil wawancara dan hasil kuesioner.

4.2.2.1 Hasil Wawancara

Hasil penelitian yang disajikan oleh peneliti adalah hasil wawancara dengan pembimbing di bimbingan belajar Kumon. Wawancara dengan pembimbing di bimbingan belajar Kumon dilakukan untuk mengetahui gambaran kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pembelajaran matematika. Ibu Y.I.S selaku pembimbing di bimbingan belajar Kumon mengatakan bahwa siswa di bimbingan belajar Kumon yang tidak dapat hadir pada hari yang sudah ditentukan maka bimbingan akan diganti dengan hari lain. Siswa di bimbingan belajar Kumon mendapatkan PR setiap kali selesai melakukan bimbingan belajar. PR yang diberikan kepada siswa dikumpulkan di hari berikutnya saat siswa kembali melakukan bimbingan belajar. Siswa yang tidak membawa PR di hari bimbingan berikutnya akan diminta untuk mengerjakan PR tersebut, karena jika siswa belum menyelesaikan PR dan belum berhasil menjawab seluruh soal dengan benar maka siswa tidak diberikan materi selanjutnya.

Alokasi waktu dalam pengerjaan soal matematika level A di bimbingan belajar Kumon sudah sesuai dengan standar waktu penyelesaian yang dimiliki oleh bimbingan belajar Kumon yaitu 20 menit/sheet. Ibu Y.I.S mengatakan “ada ya siswa yang mengalami kesulitan belajar terutama karena kan dilevel A itu adalah level yang susah bagi anak-anak TK, karena biasanya anak anak belajar ini di TK atau SD kelas satu. Itu sih karena kelas satu SD ya jadi biasanya ada beberapa anak kesulitan kalau mereka itu dibagian yang materi sebelumnya mereka belum kuasai kadang-kadang mereka ada yang mengeluh agak kesulitan di bagian terkait itu karena mereka disini akan belajar penjumlahan dan pengurangan. Soal-soal yang biasanya banyak anak salah itu di soal yang sudah gak berurut lagi, jadi anak itu biasanya agak lupa untuk cara menghitungnya karna di Kumon anak belajar itu kan harus mengingat di kepala tidak boleh pakai jari”. Menurut Ibu Y.I.S, siswa yang mengalami kesulitan di bimbingan belajar Kumon adalah siswa yang belum mempelajari materi yang diberikan sebelumnya, baik di sekolah maupun di bimbingan belajar. Selain itu, pola soal ternyata mempengaruhi kemampuan siswa dalam menyelesaikan lembar kerja. Pola soal yang diberikan secara urut lebih memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dan pola soal-soal yang acak membuat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikannya. Meskipun siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan materi, pembimbing di bimbingan belajar Kumon akan menjelaskan kembali cara menyelesaikan soal yang benar kepada siswa sampai siswa benar-benar memahami materi tersebut. Bahkan menurut pembimbing setelah pembimbing menjelaskan kembali materi yang tidak dipahami siswa, siswa menjadi lebih memahami dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan.

Peneliti : Apakah setelah ibu menjelaskan cara pengerjaan worksheet siswa menjadi terbantu dalam menyelesaikan worksheet yang tidak dipahami siswa?

Pembimbing : Ya, setelah saya menjelaskan cara pengerjaan worksheet siswa menjadi terbantu karena siswa sudah paham konsep materi yang dikerjakan sehingga ketika mereka menyelesaikan soal-soal berikutnya dengan mudah

mereka menyelesaikannya terbukti dari penilaian lembar kerja yang dikerjakan siswa tidak banyak kesalahan pada lembar kerja.

Peneliti kembali menggali informasi dengan memberikan pertanyaan mengenai pengaruh pembelajaran di Kumon dengan prestasi siswa di sekolah. Ibu Y.I.S mengatakan bahwa “pasti sudah pasti berpengaruh, karena dengan metode kumon mereka sangat mudah belajar disekolah kalau mereka sudah mempelajari materi diatas sekolah dari Kumon. Tapi kalau mereka masih belajar materi yang belum atau masi dibawah materi dari sekolahnya itu mereka belum mendapatkan manfaat atau belum terasa lah manfaat yang mereka rasakan, tapi kalau mereka sudah belajar diatas tingkatan kelasnya di Kumon materi sekolahnya akan mudah untuk mereka kerjakan”. Oleh sebab itu, pembelajaran di Kumon dapat membantu siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika karena siswa akan mempelajari materi yang belum dipelajari di sekolah apabila siswa mampu menyelesaikan setiap level dengan baik. Di bimbingan belajar Kumon, siswa mendapatkan apresiasi ketika siswa mampu menyelesaikan minimal 3 level di atas tingkatan kelasnya di sekolah.

Pembelajaran di Kumon juga dipastikan dapat membantu siswa dalam pembelajaran di sekolah terutama bagi siswa yang sudah mengikuti level di Kumon yang lebih tinggi dari kelas siswa tersebut di sekolah. Pembelajaran Kumon yang dipastikan membantu siswa dalam pembelajaran di sekolah juga disetujui oleh salah satu orang tua siswa. Peneliti memiliki kesempatan untuk mewawancarai salah satu orang tua siswa. Orang tua siswa tersebut mengatakan bahwa “sangat terbantu ya, jadi pembelajaran yang dia peroleh di kumon terkadang belum dia dapatkan di sekolah, sehingga setelah pembelajaran tersebut dipelajari di sekolah, dia menjadi lebih mampu mengerjakannya dan lebih cepat tanggap di banding teman-teman sekelasnya di sekolah”. Hal tersebut didukung

Pembelajaran di Kumon juga dipastikan dapat membantu siswa dalam pembelajaran di sekolah terutama bagi siswa yang sudah mengikuti level di Kumon yang lebih tinggi dari kelas siswa tersebut di sekolah. Pembelajaran Kumon yang dipastikan membantu siswa dalam pembelajaran di sekolah juga disetujui oleh salah satu orang tua siswa. Peneliti memiliki kesempatan untuk mewawancarai salah satu orang tua siswa. Orang tua siswa tersebut mengatakan bahwa “sangat terbantu ya, jadi pembelajaran yang dia peroleh di kumon terkadang belum dia dapatkan di sekolah, sehingga setelah pembelajaran tersebut dipelajari di sekolah, dia menjadi lebih mampu mengerjakannya dan lebih cepat tanggap di banding teman-teman sekelasnya di sekolah”. Hal tersebut didukung

Dokumen terkait