• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.1.1 Teori-Teori yang Relevan

2.1.1.1Metode Pembelajaran dengan Mind Map

Metode Mind Map akan membahas teori perkembangan anak, metode pembelajaran, dan Mind Map .

1. Teori Perkembangan Kognitif Anak

Menurut Iskandar (2001:26) Piaget memandang perkembangan intelektual berdasarkan perkembangan struktur kognitif. Semua anak melewati setiap tahap tesebut secara hierarki, artinya anak tidak dapat melompati suatu tahap tanpa melaluinya sehingga setiap anak akan melewati perkembangan secara bertahap.

Menurut Piaget dalam Yusuf (2009:4-6) tahapan perkembangan kognitif antara lain:

a. Periode Sensorimotor (0-2 tahun)

Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti: menggenggam, meraba, membau, dan lain-lain. Dalam Suparno (2001:26), tahap ini anak belum dapat berbicara dengan bahasa.

b. Periode praoperasional (2-7 tahun)

Anak mulai menggunakan simbol-simbol. Dengan adanya penggunaan simbol, seorang anak dapat mengungkapkan dan membicarakan suatu hal yang sudah terjadi. Dengan penggunaan bahasa, seorang anak dapat mengungkapkan suatu hal yang sedang tidak dilihat. Simbol-simbol itu seperti: kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).

5 c. Operasional konkret (7-11 tahun)

Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.

d. Operasional formal (11 tahun sampai dewasa)

Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek abstrak. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.

Jadi, setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai tingkat yang berbeda dalam belajar sehingga harus dapat disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pada dasarnya anak SD berada pada tahap operasional konkret.

2. Metode Pembelajaran

Menurut Sanjaya (2006:145), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.

Menurut Sanjaya (2006:145-159), beberapa metode pembelajaran yang sudah dikenal dalam pembelajaran antara lain :

a. Metode ceramah

Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.

b. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan.

6 c. Metode diskusi

Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan (Killen, 1998).

d. Metode simulasi

Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.

Jadi, diperlukan metode yang baru dalam pembelajaran anak SD sehingga pembelajaran tidak membosankan. Metode baru tersebut adalah metode mind map.

3. Mind Map

Menurut Buzan (2008:15-16) dikatakan bahwa mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.

Mind map merupakan cara mencatat suatu materi menggunakan kreativitas yang dimiliki siswa dengan memetakan pikiran-pikiran dalam suatu kertas kosong. Dalam mencatat, menggunakan warna menarik yang sesuai informasi, informasi panjang bisa dialihkan diagram warna-warni, gambar menarik sehingga akan lebih mudah diingat. Selain mudah diingat, manfaat yang diperoleh dalam membuat mind map antara lain: menyenangkan untuk dilihat, dibaca, lebih kreatif, belajar lebih cepat dan efisien, dan memusatkan perhatian.

Menurut Buzan (2008:15-16) terdapat tujuh langkah dalam membuat mind map antara lain :

a. Bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya diletakkan mendatar, karena memulai dari tengah akan memberikan kebebasan untuk menyebarkan informasi ke segala arah.

7 b. Gunakangambar atau foto untuk ide pokok, karena sebuah gambar akan membantu untuk mengembangkan imajinasi berpikir sehingga lebih menarik dan terfokus, dan mengaktifkan otak.

c. Gunakan warna, karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna akan membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.

d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke cabang-cabang berikutnya. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Setiap cabang pada sub pokok yang berbeda, gunakanlah warna yang berbeda pula agar tidak membingungkan sehingga mudah diingat.

e. Buat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. f. Gunakan satu kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal

memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map .

g. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map .

(Sumber : Buzan,2008:211)

8 2.1.1.2 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi

Proses kognitif ini berisi proses kognitif Benjamin S.Bloom yang telah direvisi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.

1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom

Menurut Tarlinton dalam Supratiknya (2003:3), Anderson merevisi taksonomi Bloom dalam ranah kognitif, dua perubahan penting yang dilakukan meliputi (1) menghilangkan kemampuan taraf 5 sintesis, menggeser kemampuan taraf 6 evaluasi menjadi taraf 5, dan memasukkan jenis kemampuan baru pada taraf 6 yakni creating atau menciptakan serta (2) mengubah nama keenam kategori, dari kata benda menjadi kata kerja. Menurut Anderson (2010:100-102), kategori-kategori dalam dimensi proses kognitifantara lain:

a. Mengingat

Mengingat merupakan mengambil keputusan dari memori jangka panjang.

b. Memahami

Memahami merupakan membangun makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.

c. Mengaplikasikan

Mengaplikasikan merupakan menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.

d. Menganalisis

Menganalisis merupakan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

e. Mengevaluasi

Mengevaluasi merupakan mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan/atau standar.

9 f. Mencipta

Mencipta merupakan memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.

Dalam hal ini, proses kognitif yang akan dibahas antara lain: 1) Menganalisis

Menurut Anderson (2001:101-102) menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Proses dalam menganalisis terdiri dari:

a) Membedakan

Membedakan melibatkan proses memilah bagian-bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting.

b) Mengorganisasi

Dalam mengorganisasi, siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi. Ketika siswa diberi suatu deskripsi tentang sebuah masalah, mereka dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren di antara bagian-bagian yang relevan.

c) Mengatribusikan

Mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik materi pelajaran. 2) Mengevaluasi

Menurut Anderson (2001:102), mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.

a) Memeriksa

Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal dalam suatu operasi atau produk. Misalnya, ketika siswa menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis-premisnya atau tidak atau apakah suatu bahan pelajaran berisikan bagian-bagian yang saling bertentangan.

10 b) Mengkritik

Melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Siswa mencatat ciri-ciri positif (kelebihan) dan negatif (kelemahan) dari suatu produk dan membuat keputusan berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis.

2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA

Bagian ini akan menjelaskan tentang hakekat IPA, tujuan pembelajaran IPA, dan materi ajar kelas V.

1. Hakekat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”.

Menurut Iskandar (2001:2-12) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam. Hakekat IPA antara lain:

a. IPA sebagai produk

Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.

b. IPA sebagai proses

Metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah.

Keterampilan proses IPA merupakan usaha yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada dialam.

c. IPA sebagai sikap

Berhubungan dengan keyakinan, pendapat, nilai-nilai yang harus diambil seorang ilmuwan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Setiap guru harus paham akan alasan pembelajaran IPA diajarkan disekolah dan kegunaan-kegunaan yang diperoleh. Menurut Iskandar (2001:17-19) alasan dimasukkan dalam pembelajaran antara lain:

11 a. IPA berfungsi bagi suatu bangsa, sebab kesejahteraan material suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa dalam bidang IPA sebab IPA merupakan dasar teknologi. b. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu

mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis.

c. IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa, karena kehidupan makin lama makin banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil IPA. 3. Materi Ajar Kelas V

Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian yaitu “7. memahami perubahanyang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam” dengan kompetensi dasar yaitu “7.2

mengidentifikasi jenis-jenis tanah”.

Menurut Dodo (2008:163-164) dikatakan bahwa tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis pelapukan yaitu:

a. Pelapukan fisika

Pelapukan yang disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin, dan air.

b. Pelapukan kimia

Pelapukan batuan juga dapat terjadi karena proses kimia. Hujan asam adalah air hujan yang bercampur dengan gas-gas sisa buangan industri atau pabrik, misalnya: hujan asam mengakibatkan kerusakan pada batuan.

c. Pelapukan biologi

Pelapukan biologi dapat terjadi karena adanya aktivitas tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Contoh lumut kerak akan mengeluarkan zat asam yang sedikit demi sedikit dapat menghancurkan batuan yang ditempelinya.

12 Berikut ini diuraikan jenis-jenis tanah menurut Soewandi (2011:150-151) antara lain:

a. Tanah humus

Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon (sampah organik). Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi.

b. Tanah pasir

Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian, yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

c. Tanah alluvial/tanah endapan

Tanah alluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian seperti tanaman padi.

d. Tanah podzolit

Tanah podzolit adalag tanah yang terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzolit mempunyai ciri tidak subur dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.

e. Tanah vulkanik/tanah gunung berapi

Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur.

f. Tanah laterit

Tanah laterit adalah tanah yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara namun menjadi tidak subur karena unsur hara tersebut hilang, larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Warna tanah ini kekuningan sampai merah.

g. Tanah mediteran/tanah kapur

Tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur, terbentuk dari pelapukan batuan kapur (gamping).

13 h. Tanah organosol/tanah gambut

Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam, terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah ini kurang subur karena selalu tergenang air.

Menurut Rositawaty (2008:119-120), tanah merupakan bagian kerak bumi. Kerak bumi terdiri dari lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk.

1. Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan ini terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.

2. Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna. Tanah ini biasa disebut tanah pasir. 3. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan ini merupakan tanah yang paling subur dan biasa disebut tanah humus.

4. Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat.

2.2 Penelitian-penelitian Terdahulu

2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map

Widyaningsih (2006) meneliti penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS2

SMA Taman Madya yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 73,90 dari nilai sebelumnya 65,34. Pada siklus II nilai rata-rata menjadi 89,70.

Maryudani (2010) meneliti peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS dengan teknik Mind Mapping siswa kelas V SDK Kintelan I yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa sebanyak 18,58% dari nilai rata-rata awal 50,42 dengan KKM 61,00. Nilai rata-rata test siswa

14 pada siklus I setelah menggunakan teknik Mind Mapping menjadi 69,00. Pada siklus II mengalami kenaikan sebanyak 29,58%. Data menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 8,0.

Astutik (2011) meneliti pengaruh mind map terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Cepit tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah digunakan mind map, hasil belajar IPS mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari mean hasil posttest pada kelas eksperimen sebesar 22,28 yang berarti lebih tinggi daripada kelas kontrol sebesar 18,22. Uji posttest harga sig. (2-tailed) sebesar 0,002<0,05.

2.2.2 Penelitian-penelitian tentang Proses Kognitif

Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan tentang pembentukan tanah akibat pelapukan batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Selain itu, rata-rata kenaikan skor antaraspek kognitif berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga asymp. Sig. 0,000 (atau < 0,05).

Astuti (2004) meneliti tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statis dan kapasitor. Subjeknya adalah siswa SMU N 1 Pakem kelas II. Peneliti menggunakan instrumen penilaian berupa tes jawaban singkat pada tujuan pembelajaran aspek ingatan, pemahaman, dan penerapan. Tes uraian digunakan pada tujuan pembelajaran aspek analisis-sintesis. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pencapaian tujuan pada aspek ingatan sedang, aspek pemahaman rendah, penerapan sedang, dan analisis-sintesis rendah.

15 Triyanti (2011) meneliti perbedaan pembelajaran IPA terintegrasi model connected dan model terpisah-pisah terhadap hasil belajar IPA ranah kognitif siswa kelas VII SMP N 3 Ngaglik. Hasil analisis data menunjukkan peningkatan diperoleh thitung=2,338 lebih besar dari ttabel

=2,338>1,672 dengan df 58 taraf sig 5% dan Psig sebesar 0,023<0,05 yang menunjukkan peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.

2.2.3 Literature Map

2.2.4

Gambar 2 . Literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya

2.3 Kerangka Berpikir

Penggunaan mind map merupakan cara mencatat informasi yang panjang menjadi diagram yang warna-warni yang lebih singkat dan mudah diingat oleh siswa. Selain mudah diingat, siswa menjadi aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir kognitif siswa dengan membuat sendiri menggunakan pensil warna sehingga pembelajaran menyenangkan.

Penggunaan Mind Map Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi

Widyaningsih (2006) mind map -motivasi dan prestasi belajar

Aryani (2011) metode inkuiri dan prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif

Astutik(2011) mind map - hasil

belajar Astuti (2004) tingkat pencapaian tujuan

pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi bloom

Triyanti (2011) ranah kognitif dan hasil belajar

Maryudani (2010) mind mapping -prestasi belajar

Yang perlu diteliti

Mind Map dan Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi

16 Jika mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SDK Sorowajan, proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi para siswa akan berpengaruh.

2.4 Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian ini adalah:

2.4.1 Penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif menganalisis siswa kelas V SDK Sorowajan pada pelajaran

IPA untuk kompetensi dasar “mengidentifikasi jenis-jenis tanah”

semester genap tahun ajaran 2011/2012.

2.4.2 Penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengevaluasi siswa kelas V SDK Sorowajan pada pelajaran

IPA untuk kompetensi dasar “mengidentifikasi jenis-jenis tanah”

17 ---

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis

Variabel metode mind map

Variabel

Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi Kajian Pustaka Penelitian-penelitian sebelumnya Kerangka berpikir Hipotesis

18

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab III membahas metode penelitian yaitu jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.

3.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini termasukquasi-experimental tipe non-equivalent control group design karena tiap responden pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random(Sugiono,2010:116). Sebelum pembelajaran dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksprimen yaitu kelas VA diberi pembelajaran menggunakan mind map sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas VB diberi pembelajaran tradisional, tidak menggunakan mind map. Pada akhir pembelajaran, dilakukan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian, hasil pretest dan posttest dibandingkan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.

Desain penelitian quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design sebagai berikut:

Gambar 4. Desain penelitian Keterangan:

X = perlakuan

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

O1 x O2

19 3.2 Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini mengambil subyek di SDK Sorowajan yang terletak di Jalan Sorowajan No. 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan studi kasus kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Tempat penelitian berdasarkan tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).

Pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh guru mitra yaitu guru kelas VA. Guru mitra akan lebih mengerti keadaan siswa daripada peneliti. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh satu guru mitra karena bila dilakukan oleh guru yang berbeda akan mempengaruhi hasil eksperimen. Peneliti melakukan pengamatan dan dokumentasi selama pembelajaran di kelas berlangsung.

3.3 Jadwal pengambilan data

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari 2012 sampai 9 Maret 2012. Berikut jadwal penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen: Tabel 1. Jadwal penelitian

Hari/Tanggal Pertemuan Eksperimen VA Kontrol VB Selasa, 28 Februari 2012 Pre Test Jam ke-6 Pre Test Jam ke-7 Kamis, 01 Maret 2012 1 Proses terbentuknya tanah

jam 6-7

Proses terbentuknya tanah jam 3-4

Sabtu,03 Maret 2012 2 Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya

jam 4-5

Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya

jam 1-2 Selasa,06 Maret 2012 3 Proses pembuatan

kompos jam 4-5

Proses pembuatan kompos jam 6-7

Rabu, 07 Maret 2012 4 Artikel tentang tanah jam 6-7

Artikel tentang tanah jam 3-4 Kamis, 08 Maret 2012 5 Materi keseluruhan

(Review) jam 6-7

Materi keseluruhan (Review)

jam 1-2 Jumat, 09 Maret 2012 Post Test

jam ke-2

Post Test Jam ke-4

20 3.4 Variabel penelitian

Menurut Sugiyono (2010:60-61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ada dua antara lain:

1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan mind map

2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menganalisis dan kemampuan mengevaluasi.

Variabel independen variabel dependen

Gambar 5. Variabel Penelitian

3.5 Definisi operasional

1. Mind map adalah cara mencatat suatu materi atau informasi yang panjang dialihkan ke dalam diagram warna-warni yang lebih singkat sehingga mudah diingat dan dipahami.

2. Proses kognitif adalah proses dalam memperoleh pengetahuan yang mencakup proses mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom. Keenam proses kognitif ini diuraikan dalam 6 soal essai yang telah dibuat oleh peneliti.

Kemampuan menganalisis

Penggunaan Mind map

21 3. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan memecah-mecahkan materi menjadi bagian dan menentukan hubungan dari bagian-bagian tersebut secara keseluruhan.

4. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan membuat keputusan sesuai dengan kriteria dan standar.

5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam.

6. Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

Dokumen terkait