i
PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN
MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SOROWAJAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Theresia Anita Septiarini 081134071
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv PERSEMBAHAN
Skripsi ini aku persembahkan untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan pengharapan,
kasih, kekuatan kepadaku.
2. Bapak dan Ibu tercinta yang telah membesarkanku hingga
sekarang ini dan senantiasa mendoakanku.
3. Kedua adikku dan saudara-saudaraku tercinta.
v
MOTTO
“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah
dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam
Kristus Yesus bagi kamu” (1 Tesalonika 5:16-18)
“Sedetik waktu terlambat, tidak akan pernah bisa kembali. Maka
viii
ABSTRAK
Septiarini, Theresia Anita. 2012. Pengaruh Penggunaan Mind map terhadap Kemampuan Menganalisis dan Mengevaluasi Pada Pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan.
Kata kunci: Mind map, kemampuan menganalisis, kemampuan mengevaluasi, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan Mind mapmateri mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan semester genap tahun ajaran 2011/2012.
Jenis penelitian ini menggunakan quasi eksperimental tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Sorowajan yang terdiri 28 siswa untuk kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas VB terdiri 28 siswa sebagai kelompok kontrol. Tiap responden padakelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Instrumen penelitian yaitu 2 soal essai yang terdiri dari 2 proses kemampuan kognitif (menganalisis dan mengevaluasi) dan data yang diperoleh dari pretest dan posttest. Sebelum dilakukan pretest dan posttest, instrumen sudah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Analisis data dilakukan menggunakan program PASW SPSS 18 dengan tiga langkah yaitu perbandingan skor pretest, perbandingan skor pretest ke posttest, dan perbandingan posttest.
ix
ABSTRACT
Septiarini, Theresia Anita. 2012. The Influence Of Using Mind Map Method Toward Analysing and Evaluating Ability in Science Subject in SD Kanisius Sorowajan.
Keywords: Mind map, analytical ability, evaluative ability, science lesson
The research is aimed at identifying the influence of mind map use in the soil type identification material on the analytical and evaluative ability in the science lesson among the students in SD Kanisius Sorowajan in the second term of academic year 2011/2012 .
The recent research adopted the experimental method with non-equivalent control group design. The subjects of the research were grade V students of SD Kanisius Sorowajan. The students were group into Class A and B, each consisting of 28 students, and were signed as experimental group and control group, respectively. Every respondent of controling group and experiment group doesn’t pick randomly. The research instrument involved 2 test items, consisting of two cognitive ability (analyzing and evaluating) and data was obtained from pretest and posttest. Before conducting pretest and posttest, the instruments have fulfilled the requirement of validity and reliability. The data analysis was conducted using PASW SPSS 18 using three steps, namely pretest score comparison, the comparison between pretest and posttest scores and the posttest score comparison.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia yang telah diberikan sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan
lancar berjudul “Pengaruh Penggunaan Mind map Terhadap Kemampuan
Menganalisis dan Mengevaluasi Pada Pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan”. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Penulis menyadari bahwa skripsi ini berjalan lancar dan tepat waktu tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing I yang senantiasa memberikan bimbingan dan kemudahan dalam skripsi ini.
3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed, selaku Wakaprodi Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sekaligus dosen pembimbing II yang telah membantu dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Ir. Sri Agustini M.Si, selaku dosen penguji III yang telah memberikan saran dalam penyempurnaan skripsi.
5. Semua karyawan PGSD yang telah membantu kelancaran administrasi. 6. B. Suwardi S.Pd, selaku Kepala Sekolah SDK Sorowajan yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian.
7. Lia Pratiwi A.ma.Pd, selaku guru mitra yang telah membantu selama proses penelitian.
8. Siswa-siswi kelas V SDK Sorowajan yang telah membantu kelancaran penelitian.
xi 10.Arista dan Septi yang selalu bekerjasama membantu kelancaran selama
penelitian di SDK Sorowajan.
11.Teman-teman satu kelompok IPA yang telah memberikan dukungan dan berbagi pengetahuan.
12.Teman-teman PPL SDK Sorowajan yang telah membantu selama proses penelitian.
13.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam skripsi ini, tetapi penulis berharap skripsi ini berguna bagi teman-teman mahasiswa untuk penelitian selanjunya. Untuk itu, kritik dan saran akan membangun bagi penulis.
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 4
2.1.1 Teori-Teori yang Relevan ... 4
2.1.1.1 Metode Pembelajaran dengan Mind map ... 4
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak ... 4
2. Metode Pembelajaran ... 5
3. Mind map ... 6
2.1.1.2 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi ... 8
1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom ... 8
2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA ... 10
1. Hakekat IPA ... 10
2. Tujuan Pembelajaran IPA ... 11
3. Materi Ajar Kelas ... 11
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu ... 13
2.3 Kerangka Berpikir ... 15
2.4 Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Populasi dan Sampel ... 19
3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 19
3.4 Variabel Penelitian ... 20
3.5 Definisi Operasional ... 20
xiii
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21
3.8 Teknik Pengumpul Data ... 23
3.9 Teknik Analisis Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 27
4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind map Terhadap Kemampuan Menganalisis ... 27
4.1.1.1 Perbandingan skor pretest ... 28
4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 29
4.1.1.3 Perbandingan skor posttest ... 31
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind map Terhadap Kemampuan Mengevaluasi ... 32
4.1.2.1 Perbandingan skor pretest ... 33
4.1.2.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 34
4.1.2.3 Perbandingan skor posttest ... 36
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 37
4.2 Pembahasan ... 38
4.3 Keterbatasan penelitian ... 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 40
5.2 Saran ... 40
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jadwal Penelitian... 19
Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen... 21
Tabel 3. Uji Validitas SDK Sengkan ... 22
Tabel 4. Uji Daya Beda SDK Sengkan ... 22
Tabel 5. Uji Reliabilitas SDK Sengkan... 23
Tabel 6. Teknik Pengumpulan Data ... 23
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Menganalisis ... 28
Tabel 8. Perbandingan Skor Pretest ... 29
Tabel 9. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 30
Tabel 10. Perbandingan Skor Posttest ... 32
Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Mengevaluasi ... 33
Tabel 12. Perbandingan Skor Pretest ... 34
Tabel 13. Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 35
Tabel 14. Perbandingan Skor Posttest ... 37
Tabel 15. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 37
Tabel 16. Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Menganalisis ... 37
Tabel 17. Rangkuman Perbandingan Skor Pretestke Posttest Mengevaluasi ... 38
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Mind Map Jadwal Keluarga ... 7
Gambar 2. Literature Mind Map dari Penelitian-Penelitian Sebelumnya ... 15
Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis ... 17
Gambar 4. Desain Penelitian ... 18
Gambar 5. Variabel Penelitian ... 20
Gambar 6. Perbandingan Antara Skor Pretestdan Posttest Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Menganalisis ... 32
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus ... 43
Lampiran 2. RPP ... 56
Lampiran 3. Uji Validitas SDK Sengkan ... 88
Lampiran 4. Uji Reliabilitas SDK Sengkan ... 89
Lampiran 5. Uji Daya Beda SDK Sengkan ... 89
Lampiran 6. Insrumen Pengumpul Data dan Kunci Jawaban ... 90
Lampiran 7. Rubrik Penilaian ... 93
Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai ... 95
Lampiran 9. Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 96
Lampiran 10. Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 97
Lampiran 11. Nilai Pretest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 98
Lampiran 12. Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 99
Lampiran 13. Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Eksperimen... 100
Lampiran 14. Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Eksperimen ... 101
Lampiran 15. Nilai PretestMengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 102
Lampiran 16. Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 103
Lampiran 17. Uji Normalitas Menganalisis ... 104
Lampiran 18. Uji Normalitas Mengevaluasi ... 104
Lampiran 19. Uji Perbandingan PretestMenganalisis ... 105
Lampiran 20. Uji Perbandingan Pretest Mengevaluasi ... 106
Lampiran 21. Uji Perbandingan Pretest ke PosttestMenganalisis ... 107
Lampiran 22. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Mengevaluasi ... 108
Lampiran 23. Uji Perbandingan Posttest Menganalisis ... 109
Lampiran 24. Uji Perbandingan Posttest Mengevaluasi ... 110
Lampiran 25. Foto-Foto Penelitian ... 111
Lampiran 26. Contoh Mind Map yang dibuat ... 116
Lampiran 27. Surat Izin Penelitian dari FKIP USD ... 119
Lampiran 28. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian ... 121
1
BAB I PENDAHULUAN
Bab I berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
1.1Latar Belakang Masalah
Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar memiliki peranan penting karena berhubungan dengan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam sekitar. Pembelajaran IPA dapat membantu siswa mengenal berbagai jenis makhluk hidup dan gejala-gejala alam yang ada di alam sekitar. Melalui pembelajaran IPA, siswa juga mengetahui penerapan dalam kehidupan sehari-hari pada dirinya dan alam. Pembelajaran IPA sebenarnya pembelajaran yang sangat menyenangkan bila dilakukan dengan cara yang tepat. Idealnya pembelajaran IPA dilakukan dengan mengaktifkan siswa. Siswa tidak hanya menerima informasi yang disampaikan guru tetapi siswa ikut aktif dalam pembelajaran. Pembelajaran yang menyenangkan dan mengaktifkan bagi siswa akan lebih bertahan lama membuat pengetahuan yang didapat daripada hanya duduk diam menerima informasi dari guru karena semakin banyak siswa menerima informasi, tidak semakin mengerti tetapi semakin tidak tertangkap dalam otak.
Dalam kenyataannya pembelajaran IPA di Sekolah Dasar dilakukan dengan menggunakan metode tradisional yaitu menggunakan metode ceramah. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat pengetahuan yang banyak sehingga siswa belum tentu mengerti karena setiap siswa memiliki tingkat kecerdasan yang berbeda-beda. Siswa hanya bisa mencatat informasi-informasi yang lama-kelamaan semakin banyak. Seringkali dengan pembelajaran dengan metode tradisional, siswa kurang paham dengan informasi yang diperolehnya.
2 dalam pembelajaran sehingga kegiatan pembelajaran menjadi kurang menarik dan kurang mengembangkan kemampuan kognitif siswa yang lebih tinggi.
Masalah yang dihadapi adalah pemilihan metode yang tidak tepat di gunakan dalam menerapkan pembelajaran IPA. Dalam pembelajaran IPA sangatlah tepat jika digunakan mind map. Penggunaan mind map sangatlah tepat karena informasi-informasi yang sangat banyak dapat dialihkan menjadi diagram-diagram warna-warni yang menjadikan informasi itu lebih singkat. Dalam mind map setiap cabang memiliki warna yang berbeda-beda sehingga memudahkan siswa untuk mengingat informasi-informasi yang ada. Dalam membuat cabang mind map siswa dapat belajar menganalisis bagaimana membedakan setiap sub pokok materi dan mengevaluasi bagaimana menilai apakah benar/tidak setiap sub pokok materi tersebut. Penggunaan mind map diharapkan berpengaruh terhadap peningkatan kemampuan menganalisis dan mengevaluasi.
Penelitian dibatasi pada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi berdasarkan taksonomi Bloom pada pelajaran IPA materi jenis-jenis tanah siswa kelas V SDK Sorowajan pada Semester Genap Tahun Ajaran 2011/2012.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penggunaan mind map pada pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah berpengaruh terhadap kemampuan menganalisis kelas V SDK Sorowajan semester genap tahun ajaran 2011/2012?
3 1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan mind map pada pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan menganalisis kelas V SDK Sorowajan semester genap tahun ajaran 2011/2012.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan mind map pada pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah terhadap kemampuan mengevaluasi kelas V SDK Sorowajan semester genap tahun ajaran 2011/2012.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Guru
Guru mendapatkan pengalaman dan pengetahuan yang luas dalam menerapkan penggunaan mind map pada pembelajaran sehingga memberikan inspirasi kepada guru menggunakannya dalam materi yang lain.
1.4.2 Siswa
Siswa mendapatkan pengalaman yang bermanfaat dalam menggunakan mind map pada pembelajaran.
1.4.3 Sekolah
Laporan penelitian ini dapat menambah koleksi bacaan diperpustakaan sekolah terkait penggunaan mind map pada pembelajaran sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca.
1.4.4 Peneliti
Peneliti mendapatkan pengetahuan dan wawasan dalam menggunakan mindmap pada pembelajaran sehingga bermanfaat dimasa depan saat
4
BAB II
LANDASAN TEORI
Dalam bab II akan dibahas landasan teori yang terdiri dari kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Relevan
2.1.1.1Metode Pembelajaran dengan Mind Map
Metode Mind Map akan membahas teori perkembangan anak, metode pembelajaran, dan Mind Map .
1. Teori Perkembangan Kognitif Anak
Menurut Iskandar (2001:26) Piaget memandang perkembangan intelektual berdasarkan perkembangan struktur kognitif. Semua anak melewati setiap tahap tesebut secara hierarki, artinya anak tidak dapat melompati suatu tahap tanpa melaluinya sehingga setiap anak akan melewati perkembangan secara bertahap.
Menurut Piaget dalam Yusuf (2009:4-6) tahapan perkembangan kognitif antara lain:
a. Periode Sensorimotor (0-2 tahun)
Pengetahuan anak diperoleh melalui interaksi fisik, baik dengan orang atau objek (benda). Skema-skemanya baru berbentuk refleks-refleks sederhana, seperti: menggenggam, meraba, membau, dan lain-lain. Dalam Suparno (2001:26), tahap ini anak belum dapat berbicara dengan bahasa.
b. Periode praoperasional (2-7 tahun)
5 c. Operasional konkret (7-11 tahun)
Anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi, dan mengubah. Operasi ini memungkinkannya untuk dapat memecahkan masalah secara logis.
d. Operasional formal (11 tahun sampai dewasa)
Periode ini merupakan operasi mental tingkat tinggi. Disini anak (remaja) sudah dapat berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak hanya dengan objek-objek abstrak. Remaja sudah dapat berpikir abstrak dan memecahkan masalah melalui pengujian semua alternatif yang ada.
Jadi, setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai tingkat yang berbeda dalam belajar sehingga harus dapat disesuaikan dengan metode pembelajaran yang digunakan. Pada dasarnya anak SD berada pada tahap operasional konkret.
2. Metode Pembelajaran
Menurut Sanjaya (2006:145), metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Keberhasilan pembelajaran sangat tergantung pada cara guru menggunakan metode pembelajaran.
Menurut Sanjaya (2006:145-159), beberapa metode pembelajaran yang sudah dikenal dalam pembelajaran antara lain :
a. Metode ceramah
Metode ceramah dapat diartikan sebagai cara menyajikan pembelajaran melalui penuturan secara lisan atau penjelasan langsung kepada sekelompok siswa.
b. Metode demonstrasi
6 c. Metode diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat keputusan (Killen, 1998).
d. Metode simulasi
Metode simulasi adalah cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
Jadi, diperlukan metode yang baru dalam pembelajaran anak SD sehingga pembelajaran tidak membosankan. Metode baru tersebut adalah metode mind map.
3. Mind Map
Menurut Buzan (2008:15-16) dikatakan bahwa mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari otak.
Mind map merupakan cara mencatat suatu materi menggunakan kreativitas
yang dimiliki siswa dengan memetakan pikiran-pikiran dalam suatu kertas kosong. Dalam mencatat, menggunakan warna menarik yang sesuai informasi, informasi panjang bisa dialihkan diagram warna-warni, gambar menarik sehingga akan lebih mudah diingat. Selain mudah diingat, manfaat yang diperoleh dalam membuat mind map antara lain: menyenangkan untuk dilihat, dibaca, lebih kreatif, belajar lebih cepat dan efisien, dan memusatkan perhatian.
Menurut Buzan (2008:15-16) terdapat tujuh langkah dalam membuat mind map antara lain :
7 b. Gunakangambar atau foto untuk ide pokok, karena sebuah gambar akan membantu untuk mengembangkan imajinasi berpikir sehingga lebih menarik dan terfokus, dan mengaktifkan otak.
c. Gunakan warna, karena bagi otak, warna sama menariknya dengan gambar. Warna akan membuat mind map lebih hidup, menambah energi kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan.
d. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan cabang-cabang tingkat dua dan tiga ke cabang-cabang berikutnya. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila menghubungkan cabang-cabang, akan lebih mudah mengerti dan mengingat. Setiap cabang pada sub pokok yang berbeda, gunakanlah warna yang berbeda pula agar tidak membingungkan sehingga mudah diingat.
e. Buat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus, karena garis lurus akan membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis, seperti cabang-cabang pohon, jauh lebih menarik bagi mata. f. Gunakan satu kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal
memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada mind map .
g. Gunakan gambar, karena seperti gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata. Jadi bila kita hanya mempunyai 10 gambar di dalam mind map .
(Sumber : Buzan,2008:211)
8 2.1.1.2 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi
Proses kognitif ini berisi proses kognitif Benjamin S.Bloom yang telah direvisi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta.
1. Proses Kognitif Benjamin S. Bloom
Menurut Tarlinton dalam Supratiknya (2003:3), Anderson merevisi taksonomi Bloom dalam ranah kognitif, dua perubahan penting yang dilakukan meliputi (1) menghilangkan kemampuan taraf 5 sintesis, menggeser kemampuan taraf 6 evaluasi menjadi taraf 5, dan memasukkan jenis kemampuan baru pada taraf 6 yakni creating atau menciptakan serta (2) mengubah nama keenam kategori, dari kata benda menjadi kata kerja. Menurut Anderson (2010:100-102), kategori-kategori dalam dimensi proses kognitifantara lain:
a. Mengingat
Mengingat merupakan mengambil keputusan dari memori jangka panjang.
b. Memahami
Memahami merupakan membangun makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru.
c. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan merupakan menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu.
d. Menganalisis
Menganalisis merupakan memecah-mecah materi jadi bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.
e. Mengevaluasi
9 f. Mencipta
Mencipta merupakan memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil.
Dalam hal ini, proses kognitif yang akan dibahas antara lain: 1) Menganalisis
Menurut Anderson (2001:101-102) menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antara bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Proses dalam menganalisis terdiri dari:
a) Membedakan
Membedakan melibatkan proses memilah bagian-bagian materi pelajaran yang relevan dari yang tidak relevan, bagian yang penting dari yang tidak penting.
b) Mengorganisasi
Dalam mengorganisasi, siswa membangun hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren antar potongan informasi. Ketika siswa diberi suatu deskripsi tentang sebuah masalah, mereka dapat mengidentifikasi hubungan-hubungan yang sistematis dan koheren di antara bagian-bagian yang relevan.
c) Mengatribusikan
Mengatribusikan terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan di balik materi pelajaran. 2) Mengevaluasi
Menurut Anderson (2001:102), mengevaluasi adalah mengambil keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.
a) Memeriksa
10 b) Mengkritik
Melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan kriteria dan standar eksternal. Siswa mencatat ciri-ciri positif (kelebihan) dan negatif (kelemahan) dari suatu produk dan membuat keputusan berdasarkan ciri-ciri tersebut. Mengkritik merupakan inti dari apa yang disebut berpikir kritis.
2.1.1.3 Mata Pelajaran IPA
Bagian ini akan menjelaskan tentang hakekat IPA, tujuan pembelajaran IPA, dan materi ajar kelas V.
1. Hakekat IPA
Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam”.
Menurut Iskandar (2001:2-12) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam. Hakekat IPA antara lain:
a. IPA sebagai produk
Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, dan teori-teori IPA.
b. IPA sebagai proses
Metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Metode yang biasa digunakan disebut metode ilmiah.
Keterampilan proses IPA merupakan usaha yang dilakukan untuk memecahkan masalah yang ada dialam.
c. IPA sebagai sikap
Berhubungan dengan keyakinan, pendapat, nilai-nilai yang harus diambil seorang ilmuwan ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.
2. Tujuan Pembelajaran IPA
11 a. IPA berfungsi bagi suatu bangsa, sebab kesejahteraan material suatu bangsa banyak tergantung pada kemampuan bangsa dalam bidang IPA sebab IPA merupakan dasar teknologi. b. Bila diajarkan menurut cara yang tepat, IPA merupakan suatu
mata pelajaran yang memberikan kesempatan latihan berpikir kritis.
c. IPA merupakan bagian kebudayaan bangsa, karena kehidupan makin lama makin banyak dipengaruhi oleh hasil-hasil IPA. 3. Materi Ajar Kelas V
Standar Kompetensi yang digunakan dalam penelitian yaitu “7. memahami perubahanyang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam” dengan kompetensi dasar yaitu “7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah”.
Menurut Dodo (2008:163-164) dikatakan bahwa tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis pelapukan yaitu:
a. Pelapukan fisika
Pelapukan yang disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin, dan air.
b. Pelapukan kimia
Pelapukan batuan juga dapat terjadi karena proses kimia. Hujan asam adalah air hujan yang bercampur dengan gas-gas sisa buangan industri atau pabrik, misalnya: hujan asam mengakibatkan kerusakan pada batuan.
c. Pelapukan biologi
12 Berikut ini diuraikan jenis-jenis tanah menurut Soewandi (2011:150-151) antara lain:
a. Tanah humus
Tanah humus adalah tanah yang sangat subur terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon (sampah organik). Tanah humus berwarna kecoklatan dan cocok untuk tanaman kelapa, nanas, dan padi.
b. Tanah pasir
Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian, yang terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.
c. Tanah alluvial/tanah endapan
Tanah alluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian seperti tanaman padi.
d. Tanah podzolit
Tanah podzolit adalag tanah yang terbentuk akibat pengaruh curah hujan yang tinggi dan suhu yang rendah. Tanah podzolit mempunyai ciri tidak subur dan berwarna merah sampai kuning. Tanah ini baik untuk tanaman kelapa dan jambu mete.
e. Tanah vulkanik/tanah gunung berapi
Tanah vulkanik adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur.
f. Tanah laterit
Tanah laterit adalah tanah yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara namun menjadi tidak subur karena unsur hara tersebut hilang, larut dibawa oleh air hujan yang tinggi. Warna tanah ini kekuningan sampai merah.
g. Tanah mediteran/tanah kapur
13 h. Tanah organosol/tanah gambut
Tanah organosol adalah jenis tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam, terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa. Tanah ini kurang subur karena selalu tergenang air.
Menurut Rositawaty (2008:119-120), tanah merupakan bagian kerak bumi. Kerak bumi terdiri dari lapisan atas, lapisan tengah, lapisan bawah, dan lapisan batuan induk.
1. Lapisan tengah, terbentuk dari campuran antara hasil pelapukan batuan dan air. Lapisan ini terbentuk karena sebagian bahan lapisan atas terbawa oleh air dan mengendap. Lapisan ini biasa disebut tanah liat.
2. Lapisan bawah, merupakan lapisan yang terdiri atas bongkahan-bongkahan batu. Di sela-sela bongkahan terdapat hasil pelapukan batuan. Jadi, masih ada batu yang belum melapuk secara sempurna. Tanah ini biasa disebut tanah pasir. 3. Lapisan atas, merupakan lapisan yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan ini merupakan tanah yang paling subur dan biasa disebut tanah humus.
4. Lapisan batuan induk, berupa bebatuan yang padat.
2.2 Penelitian-penelitian Terdahulu
2.2.1 Penelitian-penelitian tentang Mind Map
Widyaningsih (2006) meneliti penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar siswa kelas XI IPS2
SMA Taman Madya yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 73,90 dari nilai sebelumnya 65,34. Pada siklus II nilai rata-rata menjadi 89,70.
14 pada siklus I setelah menggunakan teknik Mind Mapping menjadi 69,00. Pada siklus II mengalami kenaikan sebanyak 29,58%. Data menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 8,0.
Astutik (2011) meneliti pengaruh mind map terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Cepit tahun ajaran 2010/2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setelah digunakan mind map, hasil belajar IPS mengalami peningkatan. Hal tersebut dapat dilihat dari mean hasil posttest pada kelas eksperimen sebesar 22,28 yang berarti lebih tinggi
daripada kelas kontrol sebesar 18,22. Uji posttest harga sig. (2-tailed) sebesar 0,002<0,05.
2.2.2 Penelitian-penelitian tentang Proses Kognitif
Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata pelajaran IPA SDK Wirobrajan tentang pembentukan tanah akibat pelapukan batuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kategori kognitif siswa yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Peningkatan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berbeda secara positif dan signifikan yang ditunjukkan dengan harga sig.(2-tailed) 0,000 (atau < 0,05). Selain itu, rata-rata kenaikan skor antaraspek kognitif berbeda secara signifikan yang ditunjukkan oleh harga asymp. Sig. 0,000 (atau < 0,05).
15 Triyanti (2011) meneliti perbedaan pembelajaran IPA terintegrasi model connected dan model terpisah-pisah terhadap hasil belajar IPA ranah kognitif siswa kelas VII SMP N 3 Ngaglik. Hasil analisis data menunjukkan peningkatan diperoleh thitung=2,338 lebih besar dari ttabel
=2,338>1,672 dengan df 58 taraf sig 5% dan Psig sebesar 0,023<0,05 yang menunjukkan peningkatan hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari kelompok kontrol.
2.2.3 Literature Map
2.2.4
Gambar 2 . Literature map dari penelitian-penelitian sebelumnya
2.3 Kerangka Berpikir
Penggunaan mind map merupakan cara mencatat informasi yang panjang menjadi diagram yang warna-warni yang lebih singkat dan mudah diingat oleh siswa. Selain mudah diingat, siswa menjadi aktif dan mengembangkan kemampuan berpikir kognitif siswa dengan membuat sendiri menggunakan pensil warna sehingga pembelajaran menyenangkan.
Penggunaan Mind Map Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
Widyaningsih (2006) mind map -motivasi dan prestasi belajar
Aryani (2011) metode inkuiri dan prestasi belajar dan berpikir kritis kategori kognitif
Astutik(2011) mind map - hasil
belajar Astuti (2004) tingkat pencapaian tujuan
pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi bloom
Triyanti (2011) ranah kognitif dan hasil belajar
Maryudani (2010) mind mapping -prestasi belajar
Yang perlu diteliti
16 Jika mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SDK Sorowajan, proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi para siswa akan berpengaruh.
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
2.4.1 Penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif menganalisis siswa kelas V SDK Sorowajan pada pelajaran
IPA untuk kompetensi dasar “mengidentifikasi jenis-jenis tanah” semester genap tahun ajaran 2011/2012.
2.4.2 Penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses kognitif mengevaluasi siswa kelas V SDK Sorowajan pada pelajaran
17 ---
Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis
Variabel metode mind map
Variabel
Kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
Kajian Pustaka
Penelitian-penelitian sebelumnya
Kerangka berpikir
18
BAB III
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yaitu jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, uji validitas dan reliabilitas, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan jadwal penelitian.
3.1 Jenis penelitian
Jenis penelitian ini termasukquasi-experimental tipe non-equivalent control group design karena tiap responden pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen tidak dipilih secara random(Sugiono,2010:116). Sebelum pembelajaran dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan awal antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok eksprimen yaitu kelas VA diberi pembelajaran menggunakan mind map sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas VB diberi pembelajaran tradisional, tidak menggunakan mind map. Pada akhir pembelajaran, dilakukan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kemudian, hasil pretest dan posttest dibandingkan untuk mengetahui kemajuan belajar siswa.
Desain penelitian quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design sebagai berikut:
Gambar 4. Desain penelitian Keterangan:
X = perlakuan
O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen
O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
O1 x O2
19 3.2 Populasi dan sampel
Menurut Sugiyono (2010:117), populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakterisitik tertentu. Menurut Sugiyono (2010:118), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini mengambil subyek di SDK Sorowajan yang terletak di Jalan Sorowajan No. 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan studi kasus kelas VA sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebagai kelas kontrol. Tempat penelitian berdasarkan tempat Praktek Pengalaman Lapangan (PPL).
Pembelajaran pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan oleh guru mitra yaitu guru kelas VA. Guru mitra akan lebih mengerti keadaan siswa daripada peneliti. Pembelajaran pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan oleh satu guru mitra karena bila dilakukan oleh guru yang berbeda akan mempengaruhi hasil eksperimen. Peneliti melakukan pengamatan dan dokumentasi selama pembelajaran di kelas berlangsung.
3.3 Jadwal pengambilan data
Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 28 Februari 2012 sampai 9 Maret 2012. Berikut jadwal penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen: Tabel 1. Jadwal penelitian
Hari/Tanggal Pertemuan Eksperimen VA
Kontrol VB
Selasa, 28 Februari 2012
Pre Test Jam ke-6
Pre Test Jam ke-7 Kamis, 01 Maret 2012 1 Proses terbentuknya tanah
jam 6-7
Proses terbentuknya tanah jam 3-4
Sabtu,03 Maret 2012 2 Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya
jam 4-5
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya
jam 1-2 Selasa,06 Maret 2012 3 Proses pembuatan
kompos jam 4-5
Proses pembuatan kompos jam 6-7
Rabu, 07 Maret 2012 4 Artikel tentang tanah jam 6-7
Artikel tentang tanah jam 3-4 Kamis, 08 Maret 2012 5 Materi keseluruhan
(Review) jam 6-7
Materi keseluruhan (Review)
jam 1-2 Jumat, 09 Maret 2012 Post Test
jam ke-2
20 3.4 Variabel penelitian
Menurut Sugiyono (2010:60-61), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ada dua antara lain:
1. Variabel independen (bebas) adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel independen dalam penelitian ini adalah penggunaan mind map
2. Variabel dependen (terikat) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan menganalisis dan kemampuan mengevaluasi.
Variabel independen variabel dependen
Gambar 5. Variabel Penelitian
3.5 Definisi operasional
1. Mind map adalah cara mencatat suatu materi atau informasi yang panjang dialihkan ke dalam diagram warna-warni yang lebih singkat sehingga mudah diingat dan dipahami.
2. Proses kognitif adalah proses dalam memperoleh pengetahuan yang mencakup proses mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom. Keenam proses kognitif ini diuraikan dalam 6 soal essai yang telah dibuat oleh peneliti.
Kemampuan menganalisis
Penggunaan Mind map
21 3. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan memecah-mecahkan materi menjadi bagian dan menentukan hubungan dari bagian-bagian tersebut secara keseluruhan.
4. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan membuat keputusan sesuai dengan kriteria dan standar.
5. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam.
6. Siswa SD adalah siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.
3.6 Instrumen penelitian
Menurut Margono (2010:155), instrumen sebagai alat pengumpul data harus betul-betul dirancang dan dibuat sedemikian rupa sehingga menghasilkan data empiris sebagai mana adanya. Peneliti membuat 2 soal essai yang mencakup 2 proses kognitif yaitu menganalisis dan mengevaluasi. Dalam penelitian ini menggunakan Standar Kompetensi yaitu “7. memahami perubahanyang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam” dengan kompetensi dasar yaitu “ 7.2 mengidentifikasi jenis-jenis tanah”. Berikut matriks pengembangan instrumen yang dibuat:
Tabel 2. Matriks pengembangan instrumen
No. Variabel Aspek Indikator No.
soal 1.
Menganalisis
Membedakan Membedakan kesuburan tanah yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tidak digunakan untuk pembuangan sampah.
4
Mengorganisasi Mendeskripsikan alasan tentang tanah yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tidak digunakan untuk pembuangan sampah.
Mengatribusikan Menemukan penyebab tanah yang digunakan sebagai tempat pembuangan sampah dan tidak digunakan untuk pembuangan sampah.
2.
Mengevaluasi
Memeriksa Menentukkan cara yang lebih efektif membandingkan tanah tercemar dan tidak tercemar.
5
Menguji Menyelidiki cara yang lebih efektif membandingkan tanah tercemar dan tidak tercemar.
Mengkritik Memutuskan benar/tidak cara yang lebih efektif membandingkan tanah tercemar dan tidak tercemar.
3.7 Uji validitas dan reliabilitas
22 dinilai. Menurut Sudjana (2010:16), reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan dalam menilai apa yang dinilainya.
Soal-soal essai diujicobakan di SDK Wirobrajan 67 siswa dan SDK Sengkan 48 siswa. Jumlah soal essai yang diujikan adalah 6 soal.
Penelitian ini dilakukan bersama dengan kedua teman peneliti lain. Keenam soal essai diujikan dua kali yaitu pertama kali di SD Kanisius Wirobrajan yang mendapatkan keenam soal valid dan reliabilitas 0,51 dan kedua kalinya di SD Kanisius Sengkan dengan validitas dan reliabilitas yang tinggi dibandingkan reliabilitas sebelumnya yaitu 0,69. Peneliti menggunakan soal essai karena dapat mengukur kemampuan kognitif sampai level yang sangat tinggi. Soal essai memiliki jawaban yang bervariasi sehingga skor yang diperoleh sulit mencapai validitas dan reliabilitas yang tinggi dibandingkan dengan soal objektif yang memiliki jawaban pasti. Berikut hasil validitas dan reliabilitas dari SDK Sengkan dengan menggunakan uji Alpha Chronbach, antara lain:
Tabel 3. Uji Validitas SDK Sengkan
No. Aspek Pearson Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan 1. Mengingat 0,545** 0,000 Valid 2. Memahami 0,683** 0,000 Valid 3. Mengaplikasikan 0,584** 0,000 Valid 4. Menganalisis 0,697** 0,000 Valid 5. Mengevaluasi 0,613** 0,000 Valid 6. Mencipta 0,686** 0,000 Valid
Berdasarkan tabel di atas, harga sig.(2-tailed) sebesar 0,000. Harga tersebut nilainya lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) dan pearson correlation termasuk dalam kualifikasi cukup (Masidjo, 2006:243), berarti enam soal tersebut valid sehingga dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
Tabel 4: Hasil uji daya beda di SD Kanisius Sengkan
t-test for Equality of Means Df Sig. (2-tailed) SDK Sengkan 20 0,000
23 Tabel 5. Uji Reliabilitas
SDK Sengkan Cronbach Alpha N of item Kualifikasi 0.690 6 Cukup
Menurut Nunnally (dalam Ghozali, 2009:46) suatu konstruk disebut reliabel jika harga Alpha Cronbach >0,60.Berdasarkan tabel di atas, ditunjukkan bahwa reliabilitas harga sebesar 0,690 yang artinya instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang cukup (Masidjo, 2006:209). Dari 6 soal essai, yang diambil peneliti sebagai instrumen untuk penelitian adalah menganalisis dan mengevaluasi.
3.8 Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini menggunakan pretest posttest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pengumpulan data dapat
dilihat sebagai berikut:
Tabel 6. Teknik pengumpulan data
Skor pretest pretest Soal essai Skor posttest posttest Soal essai 2
Kontrol (VB) Kemampuan mengevaluasi
Skor pretest pretest Soal essai Skor posttest posttest Soal essai
3.9 Teknik analisis data
Teknik analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 3.9.1 Uji Normalitas
Menurut Priyanto (2008:28), uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh normal atau tidak. Uji normalitas data dengan menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov. (Sarwono, 2010:25), kriteria yang digunakan:
a. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, distribusi data normal. b. Jika harga sig. (2-tailed)<0,05, distribusi data tidak normal.
24 Setelah di uji normalitas data, data di uji statistik dengan tiga langkah sebagai berikut:
3.9.1.1 Uji perbandingan skor pretest
Menurut Priyanto (2008:31), uji perbandingan skor pretest data dilakukan dengan menganalisis pretest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji perbandingan skor pretest dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki dasar yang sama atau tidak sehingga di mungkinkan untuk dilakukan pembandingan.
Syarat/kriteria yang digunakan (Yulius, 2010:85):
1. Jika harga sig. (2-tailed)>0,05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksprimen dengan kata lain keduanya memiliki persamaan data.
2. Jika harga sig. (2-tailed)<0,05 terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kata lain tidak ada persamaan data.
3.9.1.2 Uji perbandingan pretest ke posttest
Uji ini untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil pretest dan post test.
Syarat/kriteria yang digunakan (Yulius, 2010:82):
1. Jika harga sig. (2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest dengan kata lain tidak ada kenaikan signifikan yang terjadi antara pretest dan posttest.
25 3.9.1.3 Uji pengaruh perlakuan dan uji selisih skor
Ada dua cara yang digunakan pada statistik ini yaitu uji perlakuan dan uji selisih skor.
1. Uji pengaruh perlakuan
Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan yang digunakan (Yulius, 2010: 86):
a. Jika harga sig. (2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi.
b. Jika harga sig. (2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan antara skor posttest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi 2. Uji selisih skor
Uji selisih skor ini dilakukan jika tidak ada homogenitas data dari skor pretest baik di kelompok kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan
perhitungan selisih skor dengan cara mengurangkan hasil posttest dikurangkan hasil pretest di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Sesudah skor selisih didapat skor dari kedua kelompok tersebut diuji perbedaannya.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan:
a. jika harga sig. (2-tailed)>0,05, tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
27
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas hasil penelitian meliputi pengaruh penggunaan mind
map terhadap kemampuan menganalisis, pengaruh penggunaan mind map
terhadap kemampuan mengevaluasi, dan rangkuman hasil penelitian, pembahasan, serta keterbatasan masalah.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis
Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi dengan teman pada kelompok IPA. Proses kognitif menurut Bloom terdiri dari kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Kemampuan proses kognitif yang dibahas di sini adalah menganalisis. Penelitian ini dilakukan dengan memilih kelas yang termasuk dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kelompok kontrol merupakan kelompok dengan diberikan pembelajaran tradisional, di mana guru menggunakan ceramah selama pembelajaran berlangsung sedangkan kelompok eksperimen merupakan pembelajaran yang menggunakan mind map. Kelompok kontrol yaitu kelas VB sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas VA. Instrumen yang digunakan adalah 2 soal essaiyang mencakup 2 proses kemampuan kognitif. Pada awal penelitian dilakukan pretest pada kelompok kontrol (VB) terdiri 28 siswa dan kelompok eksperimen (VA) terdiri 28 siswa untuk mengetahui kemampuan awal sebelum menerima materi yang disampaikan dan pada akhir dilakukan posttest untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa setelah materi tersampaikan. Data diukur dengan analisis statistik. Variabel dependen pertama yaitu kemampuan menganalisis sedangkan variabel independen yaitu penggunaaan mind map.
Sebelum dilakukan analisis yang selanjutnya, data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan
28 Distribusi data dikatakan normal jika harga sig. (2-tailed) > 0,05. Distribusi data dikatakan tidak normal jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 (Priyanto, 2008:28).
Tabel 7. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
No Aspek Nilai Signifikasi Keterangan 1 Rerata skor Pretest Kontrol 0,078 Normal 2 Rerata skor Posttest Kontrol 0,063 Normal 3 Rerata skor Pretest Eksperimen 0,800 Normal 4 Rerata skor Posttest Eksperimen 0,171 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, rerata pretest kelompok kontrol memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,078 dan rerata posttest kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) sebesar 0,063. Pada kelompok eksperimen rerata pretest memilikiharga sig.(2-tailed) sebesar 0,800 dan rerata posttest harga sig. (2-tailed) sebesar 0,171. Keempatnya memiliki distribusi data normal karena nilai sig. (2-tailed) > 0,05 sehingga data tersebut akan dianalisis dengan statistik parametrik t-test.
Analisis data dilakukan yaitu perbandingan skor pretest, perbandingan skor pretest ke posttest, dan perbandingan posttest. Berikut ini tiga langkahnya:
4.1.1.1 Perbandingan skor pretest
Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretestpada kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent samples t-test karena data terdistribusi secara normaldengan tingkat
kepercayaan 95%.Kedua data pretest dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 dan memiliki perbedaan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan
29 Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data. Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki persamaan data.
2. Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data.
Perbandingan skor pretest menganalisis dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 8. Perbandingan skor pretest
Hasil Pretest Signifikasi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,414 Tidak berbeda
Berdasarkan tabel di atas, signifikasi sebesar 0,414 sehingga sig. (2-tailed) >0,05 yang berarti tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan demikian, Hnull diterima dan Hi ditolak, artinya
skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data.
4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest
Langkah kedua dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Akan dilihat persentase kenaikan masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrikpaired t-testkarena data terdistribusi secara normal dengan tingkat kepercayaan 95%. Data
pretest ke posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga
30 Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest.
Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke skor posttest.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor
posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi
antara skor pretest ke skor posttest.
Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest. 2. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest.
Berikut ini hasil analisis perbandingan skor pretest ke postest: Tabel 9. Perbandingan skor pretest ke posttest
No Kelompok Test Peningkatan
(%) Signifikasi Keterangan
Pretest Posttest
1 Kontrol 2,24 2,27 1,34 % 0,827 Tidak berbeda 2 Eksperimen 2,06 2,68 30,10 % 0,005 Berbeda
Berdasarkan tabel di atas, diketahui kelompok kontrol harga sig. (2-tailed) sebesar 0,827 > 0,05. Dengan demikian, Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak
terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest dengan kata lain tidak ada kenaikan signifikan yang terjadi antara pretest dan postest. Pada kelompok kontrol diketahui peningkatan sebesar 1,34% pada skor pretest ke posttest.
Pada kelompok eksperimen harga sig. (2-tailed) 0,005 < 0,05. Dengan demikian, Hnull ditolak dan Hiditerima artinya terdapat perbedaan yang signifikan
31 4.1.1.3 Perbandingan posttest
Langkah ketiga dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik independent samples t-test karena data terdistribusi secara normal dengan tingkat kepercayaan
95%. Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap apa. Hasil analisis yang
dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian. Kedua skor posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig.
tailed)<0,05 dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed)>0,05.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis.
2. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
32 Berikut hasil perhitungan perbandingan skor posttest:
Tabel 10. Perbandingan skor posttest
Hasil Posttest Signifikasi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,041 Berbeda
Berdasarkan tabel diatas, sig. (2-tailed) 0,041<0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterimayang artinya penggunaan mind map
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menganalisis
Gambar 6. Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.2 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi
Dalam penelitian ini, membahas tentang pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi. Variabel dependen kedua adalah kemampuan mengevaluasi dan independen adalah penggunaan mind map. Pada awal penelitian dilakukan pretest dengan 2 soal essai yang mencakup kemampuan menganalisis dan mengevaluasi. Pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan kegiatan pembelajaran baik di kelas kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Setelah akhir materi pembelajaran selesai dilakukan posttest untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa setelah materi dipelajari
baik kelas kontrol yang menggunakan cara tradisional maupun kelas eksperimen yang menggunakan mind map.
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Pretest Posttest
33 Sebelum dilakukan analisis yang selanjutnya, data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program computer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan
dalam analisis data responden.
Distribusi data dikatakan normal jika harga sig. (2-tailed) > 0,05. Distribusi data dikatakan tidak normal jika harga sig. (2-tailed) < 0,05.
Tabel 11. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
No Aspek Signifikasi Keterangan 1. Rerata skor Pretest Kontrol 0,281 Normal 2. Rerata skor Posttest Kontrol 0,090 Normal 3. Rerata skor Pretest Eksperimen 0,058 Normal 4. Rerata skor Posttest Eksperimen 0,503 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, kelompok kontrolrerata pretest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,281 dan rerata posttest harga sig. (2-tailed) sebesar 0,090. Pada kelompok eksperimen rerata pretest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,058 dan rerata posttest harga sig. (2-tailed) sebesar 0,503. Data tesebut memiliki distribusi datanormal karena harga sig. (2-tailed)> 0,05 sehingga aspek tersebut akan dianalisis dengan statistik parametrik t-test.
Analisis data dilakukan yaitu perbandingan skor pretest, perbandingan skor pretest ke posttest, dan perbandingan posttest. Berikut ini tiga langkahnya:
4.1.2.1 Perbandingan skor pretest
Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara hasil pretestpada kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent samples t-testkarena data terdistribusi secara normal dengan tingkat
34 Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki persamaan data.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data. Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak memiliki persamaan data.
2. Jika harga sig. (2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain ada skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data.
Perbandingan skor pretest mengevaluasi dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 12. Perbandingan skor pretest
Hasil Pretest Signifikasi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,757 Tidak berbeda
Berdasarkan tabel diatas, harga sig. (2-tailed) sebesar 0,757 >0,05. Dengan demikian, Hnull diterima dan Hi ditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dengan kata lain skor pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki persamaan data.
4.1.2.2 Perbandingan skor pretest ke posttest
Langkah kedua dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Maka, akan terlihat persentase kenaikan masing-masing kelompok. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik paired t-testkarena data terdistribusi secara normaldengan tingkat kepercayaan 95%.
35 sig.(2-tailed) < 0,05 dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) > 0,05.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi: Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest. Dengan
kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke skor
posttest.
Hnull: Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest.
Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara skor pretest ke skor posttest.
Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest.
2. Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest.
Berikut ini hasil analisis perbandingan skor pretest ke postest mengevaluasi: Tabel 13. Perbandingan skor pretest ke posttest
No Kelompok Test Peningkatan
(%) Signifikasi Keterangan
Pretest Posttest
1 Kontrol 1,89 1,98 4,76% 0,649 Tidak berbeda 2 Eksperimen 1,82 2,58 41,76% 0,000 Berbeda
Berdasarkan tabel diatas, diketahui signifikasi 0,649 pada kelompok kontrol. Harga sig. (2-tailed) sebesar 0,649 > 0,05. Dengan demikian, Hnull diterima dan
Hiditolak artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara pretest dan
posttest dengan kata lain tidak ada kenaikan signifikan yang terjadi antara pretest
dan posttest. Peningkatan kelompok kontrol pada skor pretest ke posttest sebesar 4,76%.
Pada kelompok eksperimen harga sig. (2-tailed) sebesar 0,000< 0,05. Dengan demikian, Hnull ditolak dan Hi diterima artinya terdapat perbedaan yang
36 4.1.2.3 Perbandingan skorposttest
Langkah ketiga dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisisstatistik parametrik independent samples t-testkarena data terdistribusi secara normal dengan tingkat kepercayaan
95%. Kedua skor posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig.(2-tailed)<0,05 dan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed)>0,05.Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi. Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.
Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.
Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1. Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mengevaluasi.
2. Jika harga sig.(2-tailed) >0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
37 Berikut hasil perhitungan perandingan skor posttest:
Tabel 14. Perbandingan skor posttest
Hasil Posttest Signifikasi Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,045 Berbeda
Berdasarkan tabel di atas, sig. (2-tailed) sebesar 0,045 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan eksperimen. Dengan demikian Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya
penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengevaluasi.
Gambar 7. Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian
Hasil analisis dari keduanya yaitu menganalisis dan mengevaluasi dapat dilihat pada tabel ringkasan berikut ini:
Tabel 15. Rangkuman perbandingan skor pretest
No Aspek Kelompok Signifikasi Keterangan Kontrol Eksperimen
1 Menganalisis 2,24 2,06 0,414 Tidak berbeda 2 Mengevaluasi 1,89 1,82 0,757 Tidak berbeda
Tabel 16. Rangkuman Perbandingan skor pretest ke posttest menganalisis
No Kelompok Test Peningkatan Signifikasi Keterangan
Pretest Posttest
1 Kontrol 2,24 2,27 1,34 % 0,827 Tidak berbeda 2 Eksperimen 2,06 2,68 30,10 % 0,005 Berbeda
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3
Pretest Posttest