• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN

MIND MAP

TERHADAP

KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI

PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Maria Ratih Septiani

NIM: 081134029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

PENGARUH PENGGUNAAN

MIND MAP

TERHADAP

KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI

PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Maria Ratih Septiani

NIM: 081134029

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)

iv HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati segala niat dan usahaku, serta mendengarkan dan mengabulkan doaku.

2. Bunda Maria yang selalu menjadi perantara doaku dan mendampingi setiap langkahku.

3. Kedua orangtua, kakak serta adikku yang dengan penuh kasih dan kesabaran selalu mendukungku.

4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma

5. Pengajarku di PGSD

(6)

v MOTTO

Semangat manusia tidak bisa dilumpuhkan. Jika kamu masih

bisa bernapas, maka kamu masih mempunyai impian.

Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Carilah maka kamu

akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Mat.

7:7

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan dan bertekunlah dalam doa. Roma 12:12

Ku kerjakan semampuku dan biarlah Tuhan yang

(7)
(8)
(9)

viii ABSTRAK

Septiani, Maria Ratih. (2012). Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : metode mind map, kemampuan menganalisis, kemampuan mengevaluasi, mata pelajaran IPA.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011-2012 pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelas eksperimen. Instrument penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan menganalisis dan satu soal essai untuk kemampuan mengevaluasi. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data dengan uji normalitas data, uji perbedaan skor

pretest, uji perbedaan skor pretest ke posttest, dan uji perbedaan skor posttest

antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(10)

ix ABSTRACT

Septiani, Maria Ratih. (2012). The effect of using mind map to the student’s ability on analyzing and evaluating science subject at Kanisius Sengkan Elementary School. Thesis. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.

Keywords: mind map, analyzing ability, evaluating ability, science subject.

The research is aimed at identifying the use of mind map on the analytical and evaluative abilities among the fifth grade student of Kanisius elementary school in Sengkan, Yogyakarta in the second term if 2011/2012 education year in the science lesson, particularly in the material of rock weathering.

The research used quasi-experimental design, particularly nonequivalent control group design. The subject compresed of the fifth grade students of Kanisius Elementary School in Sengkan, consisting of 24 students from class VA as the experiment group and 24 students from VB as the experiment group.

The instrument involved the essay problems Instrument consisted of one essay problem investigating the analytical ability and one essay problem for the evaluative problem. The instrument had fulfilled the requirements of validity and reliability based on the statistic analysis. The data collecting involved pretest and posttest assigned to control and experiment groups. The data analysis consisted of data normality test, the score difference between pretest, the score difference between the pretest and posttest and the analysis on the posttest score difference between experiment and control groups.

(11)

x PRAKATA

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih,

dan perlindungan yang diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Mind Map

Terhadap Kemampuan Menganalisis Dan Mengevaluasi Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Kanisius Sengkan” ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru sekolah Dasar.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Rohadi, Ph.D. selaku Dekan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam penulisan

skripsi ini.

3. Elga Andiana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakaprodi PGSD sekaligus dosen

pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan serta

motivasi dalam penulisan skripsi ini.

4. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., selaku dosen penguji III yang telah

banyak memberikan masukan untuk skripsi ini.

5. M. Sri Wartini, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan yang

telah mengijinkan peneliti mengadakan penelitian.

6. Olivia Dewi M. SPd., selaku guru mitra yang banyak membantu proses

penelitian di SD Kanisius sengkan.

7. Siswa siswi kelas V SD Kanisius Sengkan yang membantu menjadi

subjek penelitian ini.

8. Kedua orangtua yang kukasihi, Ig. Ngadimin dan D. Nunuk Gunaryani

yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan penyemangatku dalam

pembuatan skripsi ini.

9. Ig. Hadi, E. Dwi, Antonius Tri dan Natalia Anggara Ningsih atas doa

(12)

xi

10.Agustina Praptiwi Ngadimin atas perhatian, semangat, motivasi, dan

doanya.

11.Yuvenalis A dan keluarga yang telah banyak membantu penulis selama

masa kuliah.

12.Sahabatku Dian, Linda, Ari, Ika, Cika, Siska, Adhita, Pahala, Rohadi,

Rikson, Eko, Riki, Ami, dan Cece Guna trimakasih atas semangat,

motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.

13.Teman- teman kos Sang Lebun I, mbk Danik, mbk Desi, Rita, Wulan,

Sisil, Sri, Tri, Nita, Novi, Anik, Ari, Esti, Dwi, Joise dan dhita atas

dukungannya.

14.Teman-teman penelitian kolaboratif, Monica Sandra dan Nana yang

selalu berbagi pengetahuan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.

15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, trimakasih atas

semuanya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,

untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Besar

harapan penulisan karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.

(13)

xii DAFTAR ISI

JUDUL HALAMAN

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 4

2.1.1 Teori-teori yang mendukung ... 4

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 4

2.1.1.2 Metode Pembelajaran ... 6

2.1.1.3 Metode Pembelajaran Mind Map ... 7

2.1.1.4 Proses Kognitif Menganalisis dan mengevaluasi ... 8

2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA ... 10

2.1.2 Penelitian-penelitian yang relevan ... 13

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map ... 13

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang proses kognitif ... 14

2.1.2.3 Literatur map ... 15

2.2 Kerangka berpikir... 16

2.3 Hipotesis ... 16

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18

3.2 Populasi dan Sampel ... 19

3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 19

3.4 Variabel Penelitian ... 20

(14)

xiii

3.6 Instrumen Penelitian... 21

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22

3.8 Teknik Penggumpulan Data ... 24

3.9 Teknik Analisis Data ... 24

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 28

4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis ... 28

4.1.1.1 Perbandingan skor pretest ... 30

4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 31

4.1.1.3 Perbandingan posttest... 32

4.1.2 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi .. 33

4.1.2.1 Perbandingan skor pretest ... 34

4.1.2.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 35

4.1.2.3 Perbandingan posttest... 36

4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 38

4.2 Pembahasan ... 38

4.2.1 Pengaruh metode mind map terhadap kemampuan menganalisis ... 38

4.2.2 Pengaruh metode mind map terhadap kemampuan mengevaluasi ... 39

4.3 Keterbatasan Penelitian ... 40

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41

5.2 Saran ... 41

(15)

xiv DAFTAR TABEL

JUDUL TABEL HALAMAN

Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 19

Tabel 2 Matriks Pengembangan Instrumen... 22

Tabel 3 Hasil Perhitungan Validitas di SDN Adisucipto I ... 23

Tabel 4 Hasil Perhitungan Daya Beda ... 23

Tabel 5 Perhitungan Reliabilitas ... 24

Tabel 6 Teknik Pengumpulan Data ... 24

Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis... 29

Tabel 8 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 30

Tabel 9 Perbandingan Skor pretest ke posttest kemampuan menganalisis ... 31

Tabel 10 Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Menganalisis ... 32

Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 34

Tabel 12 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 35

Tabel 13 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi 36 Tabel 14 Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 37

Tabel 15 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 38

Tabel 16 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 38

(16)

xv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Contoh Mind Map ... 8

Gambar 2 Literatur Map dari Penelitian Sebelumnya... 15

Gambar 3 Penyusunan Kerangka Hipotesis ... 17

Gambar 4 Desain Penelitian ... 18

Gambar 5 Pemetaan Variabel... 20

Gambar 6 Grafik Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 33

(17)

xvi DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ... 46

Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol... 48

Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen ... 52

Lampiran 4 Contoh Mind Map anak ... 59

Lampiran 5 Uji Validitas di SDK Sorowajan ... 61

Lampiran 6 Uji Validitas di SDN Adisucipto ... 62

Lampiran 7 Uji Reliabilitas di SDK Sorowajan ... 63

Lampiran 8 Uji Reliabilitas di SDN Adisucipto ... 63

Lampiran 9 Uji Daya Beda di SDK Sorowajan ... 64

Lampiran 10 Uji Daya Beda di SDN Adisucipto ... 64

Lampiran 11 Instrumen Pengumpulan Data dan Kunci Jawaban ... 65

Lampiran 12 Rublik Penilaian ... 69

Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai ... 70

Lampiran14 Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 71

Lampiran 15 Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 72

Lampiran 16 Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Eksperimen... 73

Lampiran 17 Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Eksperimen ... 74

Lampiran 18 Nilai Pretest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 75

Lampiran 19 Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 76

Lampiran 20 Nilai Pretest Mengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 77

Lampiran 21 Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 78

Lampiran 22 Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis... 79

Lampiran 23 Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 79

Lampiran 24 Uji Perbedaan Pretest Kemampuan Menganalisis ... 80

Lampiran 25 Uji Perbedaan Pretest Kemampuan Mengevalusi ... 81

Lampiran 26 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 82

Lampiran 27 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevalusi ... 83

Lampiran 28 Uji Posttest Kemampuan Mengevaluasi... 84

Lampiran 29 Uji Posttest Kemampuan Mengevaluasi... 85

Lampiran 30 Foto-foto penelitian ... 86

Lampiran 31 Surat Ijin Penelitian ... 92

Lampiran 32 Surat Selesai Penelitian ... 93

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Dalam Bab I ini peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan

penelitian, dan manfaat penelitan.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya menjadi suatu pembelajaran

yang menarik. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA merupakan

pembelajaran yang dapat langsung berhubungan dengan lingkungan sekitar.

Pembelajaran IPA idealnya dilaksanakan dengan menggunakan metode yang

dapat mengaktifkan siswa. Siswa hendaknya tidak saja sebagai penerima

informasi, tetapi hendaknya siswa juga dapat aktif menganalisis masalah yang

berkaitan dengan alam dan dapat membeda-bedakan informasi yang didapat

dari berbagai sumber. Siswa hendaknya juga dapat memeriksa suatu

kesimpulan yang didapat dari buku sama dengan kenyataan yang terjadi di

alam.

Kenyataan yang ada di berbagai sekolah adalah guru dalam

menyampaikan materi masih menggunakan cara tradisional di mana guru

hanya berceramah. Siswa dalam kegiatan pembelajaran kurang aktif karena

hanya mendengarkan ceramah guru. Tidak jarang juga siswa ada yang kurang

paham dengan penjelasan guru dan tidak dapat menerapkan pengetahuan yang

didapat dalam kehidupan sehari-harinya. Pembelajaran yang dilakukan guru

belum bisa mengajak siswa menganalisis masalah yang berkaitan dengan IPA

dan dalam pembelajaran guru jarang mengajak siswa membuat kesimpulan

dari materi yang dipelajari sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya

sebatas siswa menerima materi dari guru saja.

Berdasarkan paparan di atas, terlihat adanya kesenjangan antara kondisi

yang seharusnya dialami anak dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan

kenyataan yang ada di kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh

sistem pembelajaran di sekolah yang masih berupa ceramah. Anak tidak

mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengevaluasi dalam

(19)

2

menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi kurang menarik dan

menyenangkan.

Dari paparan di atas solusi yang dapat digunakan yaitu peneliti ingin

menerapkan metode pembelajaran yang diduga dapat membangkitkan

kemampuan siswa yaitu dengan mind map. Mind map akan membantu siswa

dengan mudah melihat, membaca dan mengingat materi sehingga

pembelajaran yang diikuti siswa dapat dengan mudah diingat siswa. Mind map

juga membantu siswa belajar secara mandiri dengan mencari sendiri

pengetahuannya. Peneliti berharap dengan penggunaan mind map pemahaman

siswa tentang materi yang dipelajari semakin bermakna. Penggunaan mind

map juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif

menganalisis dan mengevaluasi siswa.

Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan mind map

terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi siswa pada mata

pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada

semester genap Tahun Pelajaran 2011-2012. Kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi diukur dari hasil pretest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam

penelitian ini adalah kelas VA dengan jumlah siswa 24 orang sebagai kelas

eksperimen dan kelas VB dengan jumlah siswa 24 orang sebagai kelas

kontrol. Standar Kompetensi yang digunakan adalah 7. Memahami perubahan

yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam,

dengan Kompetensi Dasarnya yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian dirumuskan

sebagai berikut:

1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan

terhadap kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA

materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester

Genap Tahun Ajaran 2011-2012?

1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan

(20)

3

materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester

Genap Tahun Ajaran 2011-2012?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap

kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA materi

pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap

Tahun Ajaran 2011-2012.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap

kemampuan kognitif mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi

pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap

Tahun Ajaran 2011-2012.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti:

1.4.1.1 Peneliti dapat membuktikan kelebihan penggunaan metode mind map

daripada menggunakan metode tradisional dalam pembelajaran.

1.4.1.2 Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang

pembelajaran IPA menggunakan metode mind map.

1.4.1.3Menjadi inspirasi bagi peneliti dalam melakukan pembelajaran di

kelas.

1.4.2 Bagi Guru:

1.4.2.1 Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran IPA

menggunakan metode mind map, sehingga dapat mengembangkan

lebih lanjut untuk pembelajaran lainnya.

1.4.2.2 Guru mendapatkan tambahan wawasan mengenai metode

pembelajaran dikelas.

1.4.3 Bagi Siswa:

1.4.3.1Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan metode mind map.

1.4.3.2 Siswa memperoleh kegiatan belajar yang menyenangkan.

1.4.4 Bagi Sekolah:

1.4.4.1 Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang

(21)

4 BAB II

LANDASAN TEORI

Pada Bab II landasan teori ini, berisi metode pembelajaran mind map,

proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi, serta teori-teori yang relevan dari

hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan

hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Teori-teori yang mendukung

Metode pembelajaran yang hendak dikaji adalah metode pembelajaran

dengan menggunakan mind map (metode pembelajaran mind map). Menurut

Buzan (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang

efektif untuk meletakkan suatu konsep atau informasi ke dalam otak ataupun

mengambil informasi keluar dari otak seseorang. Metode pembelajaran mind

map akan dikaji lebih lanjut setelah terlebih dahulu dijabarkan mengenai teori

perkembangan anak dengan menggunakan dan mengaplikasikan salah satu

metode pembelajaran ke anak. Hal ini bertujuan agar penggunaan metode

pembelajaran dapat dipilih dengan tepat dan secara efektif meningkatkan hasil

belajar anak.

2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak

Setiap manusia dari lahir sampai meninggal mengalami perkembangan.

Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu

(berkesinambungan) dalam diri individu dari lahir sampai mati. Menurut

Samsul (2010:15) perkembangan dapat juga diartikan sebagai

perubahan-perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan atau kematangan yang

berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik

menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis.

Menurut Yusuf (2008:4) perkembangan kognitif model Piaget meliputi

(22)

5

1. Sensorimotor (0- 2 tahun)

Pada tahap ini perkembangan pengetahuan anak diperoleh melalui

interaksi fisik, baik dengan objek maupun orang. Skema-skemanya baru

refleks sederhana, seperti menggenggam atau menghisap.

2. Praoperasional (2- 6 tahun)

Pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk

mempresentasikan dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu

seperti kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa,

dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).

3. Operasional Konkret (6-11 tahun)

Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas

pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi,

dan mengubah. Operasi ini memungkinkan untuk dapat memecahkan

masalah secara logis.

4. Operasional Formal

Pada tahap ini terjadi operasi mental tingkat tinggi. Anak sudah dapat

berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak

hanya dengan objek-objek konkret.

Anak SD kelas V menurut teori Piaget sudah masuk pada tahap

operasional kongkret. Menurut Piaget dalam Mutiah (2010:101) seorang anak

akan menciptakan sendiri pengetahuan mereka mengenai dunianya melalui

interaksi langsung. Seorang anak akan menjalani tahapan perkembangan

kognisi sampai pada akhirnya proses berpikir mereka akan menyamai proses

berpikir orang dewasa. Dalam proses belajar, seorang anak perlu adaptasi dan

juga membutuhkan keseimbangan yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi

adalah proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam kehidupan

nyata dengan struktur kognisi seseorang, sedangkan akomodasi adalah

mengubah struktur kognisi seseorang untuk disesuaikan, diselaraskan dengan

atau meniru apa yang diamati dalam realitas.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anak SD kelas

(23)

6

proses belajarnya seorang anak membutuhkan adaptasi dan penyeimbang

yaitu asimilasi dan akomodasi.

2.1.1.2 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran menurut Yamin (2009:145) berfungsi sebagai cara

untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan

kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suryosubroto

(2009:140) mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara

pelaksanaan dari proses pengajaran atau bagaimana teknis suatu bahan

pembelajaran diberikan pada murid-murid di sekolah. Banyak metode yang

dapat diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung di antaranya:

1. Metode Ceramah

Metode ceramah biasa dilakukan oleh guru untuk memberikan pengarahan

dan petunjuk di awal pembelajaran, pada waktu yang terbatas sedangkan

materi yang disampaikan banyak sehingga banyak dilakukan oeh guru

dalam mengajar siswanya di kelas. Metode ceramah memiliki beberapa

kelemahan di antaranya keberhasilan siswa tidak terukur, perhatian dan

motivasi siswa sulit diukur dan peran serta siswa dalam pembelajaran

rendah.

2. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi sangat menolong siswa dalam mencari jawaban atas

berbagai pertanyaan dengan terlebih dahulu siswa diberi kesempatan

melihat demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Metode demonstrasi dapat

dilaksanakan untuk memotivasi siswa tentang latihan atau praktek yang

dilakukan guru dan dapat digunakan untuk mengurangi

kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengarkan

ceramah atau membaca buku, karena siswa memperoleh langsung

gambaran yang jelas dari hasil pengamatan. Kelemahan metode

demonstrasi di antaranya adalah:

a. Demonstrasi tidak akan berhasil jika alat yang didemonstrasikan

(24)

7

b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah

aktivitas di mana para siswa sendiri dapat ikut dalam bereksperimen

dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang bermakna.

c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan dalam kelompok.

d. Menyita waktu yang banyak dan kadang-kadang membosankan

siswa.

3. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab menjadi tepat pelaksanaanya jika ditunjukkan untuk:

a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu agar para siswa

dapat memusatkan lagi perhatian pada pelajaran.

b. Menyelingi pembicaraan agar perhatian siswa tetap.

c. Dapat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan pemikiran

siswa.

Kelebihan metode tanya jawab di antaranya:

a. Dengan tanya jawab guru dapat memperoleh sambutan yang lebih

aktif jika dibandingkan dengan metode ceramah.

b. Memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengungkapkan

pendapatnya sehingga guru dapat melihat mana yang belum

dimengerti siswa.

c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada.

Kelemahan dari metode tanya jawab adalah:

a. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan

yang dibahas.

b. Adanya kesenjangan antara siswa yang aktif bertanya dengan yang

pasif.

2.1.1.3 Metode Pembelajaran Mind Map

Mind map menurut Buzan (2011) adalah sebuah cara termudah dalam

menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak

dan dapat diartikan juga sebagai cara untuk mencatat yang kreatif, efektif,

dan secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran. Alat dan bahan yang

diperlukan dalam membuat mind map adalah kertas kosong tak bergaris, pena

(25)

8

Keuntungan membuat mind map menurut Buzan (2011:6) adalah:

1. Mind map membantu mengaktifkan seluruh otak.

2. Mind map dapat membuat berfokus pada pokok bahasan.

3. Membantu mengelompokkan konsep yang ada.

4. Mind map membantu untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan

yang membantu mengalihkan informasinya dari ingatan jangka pendek

keingatan jangka panjang.

5. Dapat memunculkan ide-ide baru yang kreatif.

6. Memudahkan menyerap fakta serta informasi baru dengan mudah.

Tujuh langkah membuat Mind map menurut Buzan (2011:15) adalah:

1. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya

diletakkan mendatar.

2. Menggunakan gambar atau foto untuk judul di bagian tengah.

3. Menggunakan warna yang menarik (pensil warna)

4. Membuat cabang yang menghubungkan ke gambar pusat, dengan satu

warna pada setiap cabang

5. Membuat garis hubung yang melengkung, untuk membuat cabang, bukan

garis lurus.

6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap cabang.

7. Menggunakan gambar untuk memperjelas kata kunci yang dibuat.

Gambar 1. contoh mind map

Sumber: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2010/08/kumpulan-mind-mapping-materi-pelajaran.html

2.1.1.4 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi

(26)

9

Menurut Anderson (2010:43) kategori pada dimensi proses kognitif

merupakan pengklasifisian dari proses kognitif siswa secara komperhensif

yang terdapat pada tujuan-tujuan di bidang pendidikan.

Model taksonomi Bloom yang sudah direvisi memetakan proses

kognitif yang terjadi dalam pembelajaran ke dalam 6 level yaitu

mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan

mencipta.

Menurut Anderson (2010:43), mengingat adalah mengambil atau

memunculkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka

panjang. Memahami adalah proses belajar yang tidak hanya membaca

suatu materi, melainkan juga menelaahnya sehingga memberikan

pengertian yang lebih luas dari materi. Mengaplikasikan merupakan

menerapkan atau melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam

keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi

bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan

antarbagian itu dengan maksud untuk mengetahui struktur dan tujuannya.

Mengevaluasi yaitu memberi penilaian berdasarkan kriteria atau standar.

Mencipta adalah memadukan beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu

yang baru dan koheren.

Penelitian ini hanya berfokus pada proses kognitif menganalisis dan

mengevaluasi.

2. Menganalisis

Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-

bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara

setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kecakapan analisis bisa

dikembangkan melalui:

a. Membedakan

Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang

relevan atau penting dari sebuah struktur. Proses membedakan terjadi

(27)

10

tidak relevan, yang dianggap penting dan tidak penting, setelah itu

siswa mampu memperhatikan informasi yang relevan dan penting.

b. Mengorganisasi

Melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau

situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini

membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi

peserta didik akan membangun hubungan-hubungan yang sistematis

dan koheren antar potongan informasi.

c. Mengatribusikan

Terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai,

atau tujuan di balik komunikasi. Mengatribusikan melibatkan proses

dekonstruksi di mana pembelajar mencoba menemukan maksud

pengarang dibalik materi yang dipelajari.

3. Mengevaluasi

Menurut Anderson (2001:102) mengevalusi didefinisikan sebagai

membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling

sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.

Tidak semua bentuk penilaian bersifat evaluatif. Penilaian baru bersifat

evaluatif kalau didasarkan pada kriteria yang didefinisikan dengan jelas.

a. Memeriksa

Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal

dalam suatu operasi atau produk. Memeriksa terjadi ketika siswa

menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis atau tidak,

atau apakah data yang diperoleh sudah sesuai dengan hipotesis atau

malah menolak hipotesis.

b. Mengkritik

Melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan

kriteria dan standar eksternal. Dalam proses mengkritik siswa

mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan dapat

membuat sebuah keputusan berdasarkan ciri-ciri tersebut.

2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA

(28)

11

IPA menurut Iskandar (2001) merupakan kepanjangan dari Ilmu

Pengetahuan Alam, yang secara harafiah merupakan ilmu yang

mempelajari perisitiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fisher

dalam Amin (1987) IPA dikatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan

yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan

observasi. Jadi IPA adalah ilmu tentang suatu peristiwa yang terjadi di

alam dan diperoleh dengan metode-metode berdasarkan observasi.

Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak SD harus dimodifikasi agar

anak-anak dapat dengan mudah dipelajari. Ide-ide dan konsep harus

disederhanakan agar dapat sesuai dengan kemampuan anak untuk dapat

memahaminya, menurut Iskandar (2001:2) pada hakikatnya IPA dibangun

atas dasar sebagai produk dan sebagai proses.

a. IPA sebagai produk

IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,

prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori. Yang disebut fakta dalam IPA

adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada

atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara

objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang menyatukan fakta-fakta IPA.

Prinsip IPA merupakan generalisasi tentang hubungan di antara

konsep-konsep IPA. Sedangkan teori IPA merupakan kerangka yang lebih luas

dari fakta, konsep dan prinsip yang saling berhubungan.

b. IPA sebagai proses

IPA sebagai proses adalah pemilihan metode yang digunakan untuk

memperoleh pengetahuan. Keterampilan proses IPA berguna untuk

memecahkan berbagai permasalahan yang ada di alam.

Fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi

menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010:138) adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengetahui

(29)

12

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) Pendidikan IPA di sekolah

mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:

a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat

hidup dan bagaimana bersikap.

b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.

c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.

d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta

menghargai para ilmuwan penemunya.

e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan

permasalahan.

2. Proses pembentukan tanah akibat pelapukan

Kompetensi IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini

adalah standar kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi

di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam”.

Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses

pembentukan tanah karena pelapukan.

Menurut Sunardi (2005:142) proses terbentuknya batuan dibedakan

menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan metamorf.

a. Batuan Beku

Batuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma yang

mengalir ke permukaan bumi. Ciri-ciri utama batuan beku adalah

berkristal, lebih dari satu warna, dan tampak ada yang berkilau jika terkena

cahaya.

b. Batuan Endapan

Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk akibat proses

pengendapan. Batuan ini terbentuk karena adanya pelapukan dan

pengikisan oleh angin dan air, kemudian mengendap dan mengeras akibat

adanya tekanan serta zat-zat lain yang merekatkannya. Ciri-ciri batuan

endapan adalah berbutir, berlapis, dan berfosil. Contoh batuan endapan

(30)

13

c. Batuan Malihan

Batuan malihan adalah batuan beku dan batuan endapan yang

mengalami perubahan. Perubahan ini akibat dari pengaruh tekanan dan

angin serta temperatur yang tinggi oleh proses alam. Contoh batuan

endapan adalah marmer, sekismika, batu sabak, dan geneis.

Tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis

pelapukan menurut Sunardi (2005:144) yaitu pelapukan fisika, pelapukan

kimia, dan pelapukan biologi.

a. Pelapukan fisika

Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin,

dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam

menyebabkan batuan mudah melapuk. Deburan ombak laut di pantai dapat

menghancurkan batuan. Proses hancurnya batuan di tepi pantai akibat

hantaman ombak disebut abrasi. Sedangkan batuan yang melapuk karena

terpaan angin dan gesekan air disebut erosi.

b. Pelapukan kimia

Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses

kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut. Zat-zat yang

tertanam di dalam kerak bumi (litosfer) pada dasarnya bersifat stabil, tetapi

batuan di lapisan paling luar yang bersinggungan dengan atmosfer secara

kimiawi lebih tidak stabil. Atmosfer yang banyak mengandung oksigen

dan lembab menyebabkan batuan lebih mudah mengalami perubahan atau

pelapukan kimia.

c. Pelapukan Biologi

Pelapukan ini terjadi karena adanya aktivitas tumbuh-tumbuhan,

hewan, dan manusia. Akar dari suatu tumbuh-tumbuhan dapat

menghancurkan batuan yang kemudian menjadi tanah. Selain itu, aktivitas

manusia seperti penggalian barang tambang, pembuatan jalan, dan

pendirian bangunan dapat mempercepat proses pelapukan batuan.

(31)

14

Nugroho (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar dengan

teknik pembelajaran mind map mata pelajaran Pkn bagi siswa kelas IV

SDN Tawangsari Temanggung semester genap tahun pelajaran 2010/2011.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mind map dapat

meningkatan prestasi belajar siswa kelas IV dengan materi sistem

pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan nilai dapat dilihat dari kenaikan

nilai rata-rata prestasi belajar dengan kondisi awal sebesar 52,19

meningkat menjadi 63,04 pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi

menjadi 75,65.

Toi (2009) meneliti penggunaan mind map untuk meningkatkan

daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan

mind map, peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali

kata-kata dengan lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat

meningkat mencapai 32 %.

Maryudani (2010) meneliti peningkatkan prestasi belajar mata

pelajararan IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK

Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan

mind map prestasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata-rata

69,00 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,00.

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang proses kognitif

Aryani (2011) meneliti tentang pengaruh metode inkuiri terhadap

prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata

pelajaran IPA. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas

V semester 2 SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap

prestasi belajar siswa. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata skor

pre-test prestasi belajar ke post-test prestasi belajar pada kelompok

eksperimen. Meskipun demikian, kenaikan skor prestasi belajar di

kelompok eksperimen tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan

kenaikan skor prestasi belajar di kelompok kontrol yang tidak

(32)

15

bahwa metode inkuiri terbimbing maupun metode tradisional mempunyai

efektivitas yang sama dalam meningkatkan prestasi belajar jika diukur

dengan tes objektif.

Wahyuningsih (2009) meneliti tentang perbedaan metode ceramah

dengan metode simulasi komputer terhadap hasil belajar fisika yang

menekankan aspek kognitif siswa kelas X SMA Negeri I Ngemplak pada

pokok bahasan gerak lurus beraturan. Hasil penelitian ini menunjukkan

bahwa metode ceramah maupun metode simulasi komputer meningkatkan

hasil belajar siswa dan nada perbedaan antara metode simulasi komputer

dengan metode ceramah yaitu metode simulasi komputer lebih

meningkatkan hasil belajar dengan mean 28,6071 dibandingkan metode

ceramah dengan mean 22,4286.

2.1.2.3 Literatur Map

Gambar 2. Literatur map dari penelitian sebelumnya

Proses kognitif

Aryani (2011)

Metode inkuiri-prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif Penggunaan metode mind

map

Nugroho (2011)

Mind map-prestasi belajar

Toi (2009)

Mind map-daya ingat

Maryudani (2010)

Mind map-prestasi belajar

Yang perlu diteliti pengaruh mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi

Wahyuningsih (2009)

(33)

16 2.2 Kerangka berpikir

Untuk metode pembelajaran mind map yang diterapkan pada pembelajaran

IPA kelas V SDK Sengkan khususnya pada kompetensi dasar pelapukan

batuan, pendidik harus merencanakan pembelajaran yang bermakna,

disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik, serta memfasilitasi

anak didik dalam membangun pengetahuannya.

Metode mind map merupakan salah satu alternatif untuk memfasilitasi

peserta didik dalam mencapai kebermaknaan, sehingga diharapkan mampu

mencapai tingkat pemahaman yang maksimal melalui proses kognitif

menganalisis dan mengevaluasi.

Jika metode mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SDK

Sengkan, maka akan berpengaruh terhadap proses kognitif siswa dalam

menganalisis dan mengevaluasi.

2.3 Hipotesis

2.3.1 Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses

kognitif menganalisis pada siswa kelas V SDK Sengkan semester II tahun

pelajaran 2011-2012 mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar

pelapukan batuan.

2.3.2 Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses

kognitif mengevaluasi pada siswa kelas V SDK Sengkan Sengkan

semester II tahun pelajaran 2011-2012 pada mata pelajaran IPA untuk

kompetensi dasar pelapukan batuan.

Landasan teori dalam bab II ini dapat disintesakan dalam piramida

terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari

penelitian kuantitatif eksperimental yang mulai dengan kajian pustaka,

(34)

17

vARv

Gambar 3. Penyusunan kerangka hipotesis Hipotesis

Kerangka Berpikir Penelitian-penelitian

sebelumnya Kajian Pustaka

Variabel

kemampuan menganalisis dan mengevaluasi

Variabel

(35)

18 BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design

tipe non-equivalent control group design. Penelitian eksperimen menurut

Sugiyono (2010:107) adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk

mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan kondisi yang

dikendalikan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk

quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design

(Sugiyono,2010:114). Penelitian ini termasuk quasi-experimental design

karena pemilihan tiap responden untuk kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol tidak dilakukan secara random. Adapun pada penelitian tipe ini

kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi soal pretest untuk melihat

adakah perbedaan antara kedua kelas tersebut. Hasil pretest yang baik adalah

jika nilai kelompok esperimen tidak berbeda secara signifikan. Penelitian

dengan tipe non-equivalent control group desain dapat dilihat pada tabel

berikut:

Gambar 4. Desain penelitian

X= perlakuan

O1= Rerata skor Pretest kelompok eksperimen

O2= Rerata skor Posttest kelompok eksperimen

O3= Rerata skor Pretest kelompok kontrol

O4= Rerata skor Posttest kelompok kontrol

Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelajaran dimulai

dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut. Perlakuan untuk kelompok

eksperimen yaitu menerapkan mind map dan kelompok kontrol diajar dengan

cara tradisional. Pada akhir pembelajaran diadakan posttest pada kedua

kelompok.

O1 X O2

(36)

19 3.2 Populasi dan Sampel

Populasi menurut Sugiyono (2011:61) merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan yang

beralamat di Jalan Kaliurang Km 7, Condongcatur Sleman, Yogyakarta.

Pemilihan tempat ini berdasarkan tempat Program Pengalaman Lapangan

(PPL) peneliti di sekolah tersebut.

Sampel menurut Margono (2010:121) adalah bagian dari populasi. Sampel

mempunyai karakeristik dan diambil dengan cara tertentu. Sampel pada

penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan

yang berjumlah 24 orang. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas VB

SD Kanisius Sengkan yang berjumlah 24 orang.

Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan

cara diundi dan disaksikan oleh guru mitra. Undian kelompok esperimen

jatuh pada siswa kelas VA dan kelompok kontrol jatuh pada siswa kelas VB.

Kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan

oleh guru mitra. Guru mitra merupakan guru yang mengampu mata pelajaran

IPA untuk kelas V. Kegiatan pengamatan dan dokumentasi dilakukan oleh

peneliti.

3.3 Jadwal Pengambilan Data

Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian

Kelompok Kegiatan Alokasi waktu Hari, Tanggal

Kontrol

Kelas VB

Pretest 2 x 40 menit Jumat, 2 Maret 2012

Pembelajaran tentang

penggolongan batuan 2 x 40 menit

Senin, 5 Maret 2012

Pembelajaran tentang

ciri-ciri batuan 2 x 40 menit

Senin, 12 Maret 2012

Pembelajaran tentang

kegunaan batuan 2 x 40 menit

Rabu, 14 Maret 2012

Pembelajaran tentang

pelapukan batuan 2 x 40 menit

(37)

20

Kelompok Kegiatan Alokasi waktu Hari, Tanggal

posttest

2 x 40 menit

Senin, 19 Maret 2012

Eksperimen

Kelas VA

Pretest 2 x 40 menit Sabtu, 3 Maret 2012

Pembelajaran tentang

penggolongan batuan 2 x 40 menit

Selasa, 13 Maret 2012

Pembelajaran tentang

ciri-ciri batuan 2 x 40 menit

Rabu, 14 Maret 2012

Pembelajaran tentang

kegunaan batuan 2 x 40 menit

Sabtu, 17 Maret 2012

Pembelajaran tentang

pelapukan batuan 2 x 40 menit

Selasa, 20 Maret 2012

posttest 2 x 40 menit Rabu, 21 Maret 2012

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel penelitian merupakan suatu atribut

dari suatu objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Variabel yang akan diteliti ada dua yaitu:

1. Variabel Bebas (Variabel Independen)

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau menjadi suatu sebab timbulnya variabel terikat.

Variabel bebaspada penelitian ini adalah penggunaan mind map.

2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi suatu dikarenakan adanya variabel bebas.

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menganalisis dan

kemampuan mengevaluasi.

Variabel independen Variabel dependen

Gambar 5. Pemetaan Variabel Penggunaan mind

map

(38)

21 3.5 Definisi Operasional

1. Siswa SD adalah anak kelas V yang sekolah di SD Kanisius Sengkan.

2. Mind map adalah cara untuk memetakan pikiran-pikiran dengan

menggunakan gambar dan warna sehingga dapat menyenangkan untuk

dilihat, dibaca dan diingat oleh siswa SD dalam mempelajari IPA.

3. Proses kognitif adalah proses mendapatkan pengetahuan dengan tahap

pembelajaran dengan enam tingkatan mulai dari mengingat, memahami,

mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan yang paling tinggi

menciptakan sesuai dengan taksonomi Bloom.

4. Metode pembelajaran adalah suatu strategi yang dilakukan oleh guru agar

terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.

5. IPA adalah salah satu mata pelajaran di SD kelas V yang mempelajari

gejala-gejala yang terjadi di alam beserta segala isinya.

6. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan seseorang dalam

menentukan bagian-bagian dari suatu permasalahan dan menunjukkan

hubungan bagian-bagian tersebut dengan memberikan alasan yang logis.

7. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan

berdasarkan kriteria yang ada pada mata pelajaran IPA.

3.6 Instrumen Penelitian

Sugiyono (2010) menyatakan bahwa instrumen penelitian digunakan

untuk mengumpulkan data. Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini

berdasarkan Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di

alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi

Dasar yang digunakan adalah : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan

tanah karena pelapukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Tes kemampuan menganalisis untuk mengukur proses kognitif

menganalisis yaitu tes tertulis yang berupa 1 soal uraian.

2. Tes kemampuan mengevaluasi untuk mengukur proses kognitif

mengevaluasi yaitu tes tertulis yang berupa 1 soal uraian.

Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan dua orang rekan

(39)

22

Berikut ini adalah matriks pengembangan instrumen:

Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen

No Variabel Aspek Indikator No

Soal

1. Menganalisis Membedakan Menyebutkan perbedaan antara pelapukan yang disebabkan oleh lumut dan abu vulkanik

4 Mengorganisasi Mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri

pelapukan oleh lumut dan oleh abu vulkanik

Mengantribusikan Menunjukkan penyebab mengenai pelapukan yang disebabkan oleh lumut dan abu vulkanik.

2. Mengevaluasi Memeriksa Memeriksa kebenaran abu vulkanik dapat membuat pelapukan berdasarkan artikel

5 Mendeteksi Menyelidiki tanda-tanda yang

menunjukkan bahwa adanya abu vulkanik yang menempel di candi dapat membuat pelapukan

Menilai Memutuskan benar atau tidak abu vulkanik dapat membuat pelapukan dengan memberikan alasan

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas

Penentuan validitas soal essai dilakukan melalui expert judgment dengan

mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Soal-soal tes tertulis

diujicobakan di SD Kanisius Sorowajan dan SD Negeri Adisucipto 1. Target

peneliti bersama dua rekan peneliti lainnya adalah 6 soal essai yang valid dan

reliabel yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji coba

dilakukan 2 kali karena pada uji coba yang pertama, yang dilakukan di SD

Kanisius Sorowajan dengan jumlah siswa 55 orang, ada beberapa soal belum

valid, sehingga dilakukan uji coba yang kedua dengan merevisi beberapa soal

yang belum valid. Uji coba dilaksanakan di SD Negeri Adisucipto 1 dengan

jumlah siswa 35 orang.

Penelitian ini menggunakan soal essai karena soal essai mempunyai

kelebihan yaitu dapat menilai proses kognitif sampai ketingkat yang paling

tinggi yaitu mencipta. Keterbatasan soal essai adalah sulit untuk mencapai

validitas dan reliabilitas yang tinggi, hal ini dikarenakan jawaban yang

diberikan siswa yang satu dengan yang lain bervariasi dan penilaian yang

(40)

23

1. Penentuan Validitas

Menurut Masidjo (2004:242) dikatakan bahwa validitas suatu tes

adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang

seharusnya diukur. Menurut Azwar (2009:45) validitas dibagi menjadi

tiga yaitu: Validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria.

Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas

konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk berdasarkan konsultasi

ahli (expert judgment), dan validitas isi berdasarkan analisis faktor.

Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan

program komputer SPSS 18 atau sekarang lebih dikenal dengan

PASW 18 for Windows (Predictive Analytics SoftWare) dengan hasil

perhitungan di SD Negeri Adisucipto 1 sebagai berikut:

Tabel 3. Hasil perhitungan validitas di SD Negeri Adisucipto 1: No variabel Pearson

Dengan demikian pada pengujian di SD Negeri Adisucipto terdapat

4 soal valid dan 1 soal tidak valid.

Menurut Sugiyono (2010:179) pengujian seluruh butir instrumen

dalam satu variabel dapat dilakukan dengan mencari daya pembeda pada

skor item dari tiap kelompok dengan memberikan jawaban tinggi dan

jawaban rendah. Jumlah jawaban tinggi diambil 27% dan kelompok

rendah diambil 27% dari sampel uji coba. Berikut ini hasil perhitungan uji

beda dengan PASW 18 for Windows:

Tabel 4. Hasil perhitungan daya beda

(41)

24

Berdasarkan tabel di atas, harga Sig.(2-tailed) pada kedua SD tersebut

sebesar 0,000. Harga tersebut lebih kecil dari 0,05 ( 0,000<0,05)

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara skor atas dan skor

bawah. Artinya item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrument

yang telah teruji validitasnya.

2. Reliabilitas

Menurut Priyatno (2008:25) uji reliabilitas digunakan untuk

mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur tersebut dapat

diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.

Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil

perhitungan reliabilitas untuk pengujian di SD tersebut adalah:

Tabel 5. Perhitungan reliabilitas

Alpha Cronbach Kualifikasi

SDK Sorowajan 0,490 Cukup

SD Negeri Adisucipto 1 0,502 Cukup

Dari hasil Alpha Cronbach diatas reliabilitas pengujian untuk

kedua SD tersebut termasuk dalam kategori cukup (Masidjo, 2004:209).

3.8 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest

dan posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen.

Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 6. Teknik pengumpulan data

3.9 Teknik Analisis Data

Pengujian untuk menganalisis data, sebagai berikut:

3.9.1 Uji Normalitas

(42)

25

Sugiyono (2010) mengatakan bahwa statistik parametris bekerja

berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis

berdasarkan distribusi normal. Karena itu dilakukan uji normalitas data

terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji

normalitas data dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnov. Pada

pengujian menggunakan Kolmogorof-Smirnov menurut Ghozali (2002:35)

akan menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang

memiliki distribusi normal. Kriteria yang digunakan menurut Sarwono

(2010:25) adalah:

1) Jika harga sig.( 2 – tailed) > 0.05 distribusi data normal.

2) Jika harga sig (2- tailed) < 0.05 distribusi data tidak normal.

Uji normalitas data digunakan untuk menentukan jenis statistik

inferensial yang akan digunakan. Jika distribusi normal maka teknik yang

digunakan teknik statistik parametrik dalam hal ini adalah t- test / uji T,

sedangkan jika distribusi data tidak normal maka teknik statistik yang

digunakan non parametrik dalam hal ini adalah Mann-Whitney atau

Wilcoxon.

Setelah semua data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji

statistik. Berikut adalah langkah-langkah dalam pengujian statistik.

3.9.1.1 Uji Perbedaan Pretest

Uji perbedaan pretest dilakukan dengan menganalisis pretest dari

kelompok eksperimen dan pretes dari kelompok kontrol. Uji perbedaan

pretest data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki titik

pijak yang sama sehingga dimungkinkan dilakukan pembandingan.

Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent

samples t-test untuk distribusi data normal dan statistik non parametrik

Mann-Whitney U test untuk distribusi data tidak normal. Kedua data

pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika

harga sig. (2-tailed) > 0,05 ( Priyatno,2012:17). Kriteria yang digunakan

adalah:

1) Jika harga sig (2- tailed) < 0.05 terdapat perbedaan yang signifikan

(43)

26

sehingga tidak mungkin dengan menggunakan uji perbedaan

posttest.

2) Jika harga sig > 0.05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga

menggunakan uji perbedaan posttest.

Apabila data yang didapat menggunakan uji perbedaan pretest hasilnya

berbeda maka uji statistik yang digunakan adalah uji perbedaan pretest ke

posttest dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan.

3.9.1.2 Uji perbedaan dari pretest ke posttest

Digunakan untuk memastikan ada kenaikan yang terjadi dalam

kelompok kontrol dan esperimen dengan cara membandingkan hasil

skor pretest ke posttest.

Kriteria yang digunakan:

1) Jika harga Sig.(2-tailed) >0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain tidak

ada kenaikan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.

2) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan

antara skor pretest ke posttest, dengan kata lain ada kenaikan yang

signifikan dari pretest ke posttest.

3.9.1.3 Uji pengaruh perlakuan

Uji pengaruh perlakuan digunakan untuk memastikan apakah ada

perbedaan antara skor posttest kelompok esperimen dan kontrol.

Kriteria yang digunakan sebagai berikut:

1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen. Dengan kata lain metode mind map tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

menganalisis dan mengevaluasi.

2) Jika harga Sig.(2-tailed) <0,05, terdapat perbedaan yang

signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan

(44)

27

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan

menganalisis dan mengevaluasi.

Apabila data pretets yang dianalisis berbeda uji statistik yang digunakan

selanjutnya adalah uji selisih skor.

3.9.1.4 Uji selisih skor

Dilakukan jika terdapat perbedaan dari skor pretest baik kelompok

kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor

dengan cara mengurangkan posttest–pretest. Sesudah skor selisih didapat skor tersebut diuji perbedaanya.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan:

1) Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang

signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan

mengevaluasi.

2) Jika harga Sig. (2-tailed) <0,05, terdapat perbedaan yang signifikan

antara antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen dengan kata lain penggunaan metode mind map

berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan

(45)

28 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini membahas mengenai pengaruh penggunaan metode mind map

terhadap kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA materi

pelapukan batuan dan pengaruh penggunaan metode mind map terhadap

kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis

Penelitian ini meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap

berbagai tingkat level kognitif Benyamin S.Bloom. Unsur dari proses

kognitif tersebut adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

mengevaluasi, dan mencipta. Pada bagian ini akan dibahas pengaruh

penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis. Penelitian

dilakukan dengan metode quasi-experimental design tipe non-equivalent

control group design. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur

proses kognitif menganalisis ini adalah tes tertulis berupa 1 soal uraian.

Penentuan validitas dan reliabilitas soal essai dilakukan melalui expert

judgment dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing

dan uji coba di SD Kanisius Sorowajan dan SD Negeri Adisucipto 1. Hasil

perhitungan validitas kemampuan menganalisis untuk pengujian di SD

Kanisius Adisucipto tidak valid dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,189.

Hasil perhitungan untuk pengujian reliabilitas yaitu 0,502.

Kelas yang dipilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas VB dan

kelas yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas VA dengan

jumlah masing-masing kelas 24 siswa. Pengukuran dilakukan dua kali yaitu

pada saat pretest dan posttest kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen sehingga diperoleh empat jenis data yaitu: pretest kelompok

kontrol, postest kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen, dan

(46)

29

Instrumen yang dibuat dipakai untuk mengetahui pengaruh

penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis pada pretest dan

posttest. Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat

dari perubahan nilai pretest ke nilai posttest atau pada perbedaan antara

kelas kontrol dan kelas eksperimen.

Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan mind map

sedangkan variabel dependen yaitu kemampuan menganalisis. Hipotesis

sementara yaitu penggunaan metode mind map berpengaruh secara

signifikan terhadap proses kognitif menganalisis siswa kelas V SDK

Sengkan pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar pelapukan

batuan.

Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji

Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk

menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data

responden. Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansinya > 0,05

dan dikatakan tidak normal jika nilai signifikasinya < 0,05.

Tabel 7. Hasil uji normalitas kemampuan menganalisis

No Aspek Nilai

Dari analisis statistik di atas distribusi data normal sehingga aspek

menganalisis ini akan dianalisis dengan statistik parametrik dalam hal ini

t-test.

Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu cara I yaitu menguji

perbandingan skor pretest jika hasil perhitungan tidak terdapat perbedaan

yang signifikan dari pretest selanjutnya menguji perbedaan pretest ke

posttest dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan. Cara 2

yaitu menguji perbandingan skor pretest jika hasil perhitungan skor pretest

terdapat perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan menguji selisih

(47)

30 4.1.1.1 Perbandingan skor pretest

Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

antara hasil pretest di kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok

eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang

akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa

dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik

parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan

tingkat kepercayaan 95%.

Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.

Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.

Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest

berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis

perbandingan antara selisih skor dari pretest ke posttest dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol.

Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak.

Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor

pretest berada dalam level yang sama sehingga akan digunakan analisis

perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Tabel 8. Perbandingan skor pretest kemampuan menganalisis

Hasil Pretest Signifikansi Keterangan

Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

0,178 Tidak berbeda

Berdasarkan tabel tersebut harga sig.(2-tailed) adalah 0,178,

sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang

Gambar

Gambar 1 Contoh Mind MapGambar 3 Penyusunan Kerangka Hipotesis ....................................................
Gambar 1. contoh mind mapSumber:  http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2010/08/kumpulan-mind-mapping-materi-pelajaran.html
Gambar 2. Literatur map dari penelitian sebelumnya
Gambar 3. Penyusunan kerangka hipotesis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Perbedaan yang terlihat pada menu sarana &amp; prasarana pertama dari letak menu dimana pada aplikasi versi 13.01 tersembunyi di menu rincian sekolah, sedangkan pada aplikasi

Pemeriksaan Kesehatan Bakal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten bertujuan untuk memeriksa kesehatan secara jasmani dan rohani terhadap para bakal

Banyaknya Sekolah Negeri Dirici Menurut Desa di Kecamatan Teluk Ambon Baguala Baguala, 2014 Number of State Schools by Village in Teluk Ambon Baguala Baguala District, 2014 ……… 33

Hasil rekapitulasi observasi kelas untuk kecakapan komunikasi lisan siswa diinterpretasikan untuk melihat persentase indikator yang dimunculkan pada masing-masing

Pada penelitian studi kasus tunggal, analisis dan penyimpulan dari hasil penelitian digunakan untuk mengecek kembali kepada konsep atau teori yang telah dibangun pada tahap

Dimuat dalam prosiding seminar internasional Editorial board adalah para ahli dibidangnya yang berasal dari berbagai negara; penulis berasal minimal dari lima negara;

5.14.1 Pembelian setiap jenis item yang melibatkan jumlah perolehan melebihi RM500,000.00 dan hendaklah mempelawa sebut harga daripada sekurang-kurangnya lima pembekal

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,