PENGARUH PENGGUNAAN
MIND MAP
TERHADAP
KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Maria Ratih Septiani
NIM: 081134029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
i
PENGARUH PENGGUNAAN
MIND MAP
TERHADAP
KEMAMPUAN MENGANALISIS DAN MENGEVALUASI
PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Maria Ratih Septiani
NIM: 081134029
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberkati segala niat dan usahaku, serta mendengarkan dan mengabulkan doaku.
2. Bunda Maria yang selalu menjadi perantara doaku dan mendampingi setiap langkahku.
3. Kedua orangtua, kakak serta adikku yang dengan penuh kasih dan kesabaran selalu mendukungku.
4. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
5. Pengajarku di PGSD
v MOTTO
Semangat manusia tidak bisa dilumpuhkan. Jika kamu masih
bisa bernapas, maka kamu masih mempunyai impian.
Mintalah maka akan diberikan kepadamu. Carilah maka kamu
akan mendapat, ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu. Mat.
7:7
Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam
kesesakan dan bertekunlah dalam doa. Roma 12:12
Ku kerjakan semampuku dan biarlah Tuhan yang
viii ABSTRAK
Septiani, Maria Ratih. (2012). Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA di SD Kanisius Sengkan. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.
Kata kunci : metode mind map, kemampuan menganalisis, kemampuan mengevaluasi, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi siswa kelas V SD Kanisius Sengkan Yogyakarta pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011-2012 pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.
Desain penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe nonequivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelas eksperimen dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelas eksperimen. Instrument penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan menganalisis dan satu soal essai untuk kemampuan mengevaluasi. Instrumen tersebut telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas berdasarkan analisis statistik. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data dengan uji normalitas data, uji perbedaan skor
pretest, uji perbedaan skor pretest ke posttest, dan uji perbedaan skor posttest
antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
ix ABSTRACT
Septiani, Maria Ratih. (2012). The effect of using mind map to the student’s ability on analyzing and evaluating science subject at Kanisius Sengkan Elementary School. Thesis. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.
Keywords: mind map, analyzing ability, evaluating ability, science subject.
The research is aimed at identifying the use of mind map on the analytical and evaluative abilities among the fifth grade student of Kanisius elementary school in Sengkan, Yogyakarta in the second term if 2011/2012 education year in the science lesson, particularly in the material of rock weathering.
The research used quasi-experimental design, particularly nonequivalent control group design. The subject compresed of the fifth grade students of Kanisius Elementary School in Sengkan, consisting of 24 students from class VA as the experiment group and 24 students from VB as the experiment group.
The instrument involved the essay problems Instrument consisted of one essay problem investigating the analytical ability and one essay problem for the evaluative problem. The instrument had fulfilled the requirements of validity and reliability based on the statistic analysis. The data collecting involved pretest and posttest assigned to control and experiment groups. The data analysis consisted of data normality test, the score difference between pretest, the score difference between the pretest and posttest and the analysis on the posttest score difference between experiment and control groups.
x PRAKATA
Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat, kasih,
dan perlindungan yang diberikan kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Mind Map
Terhadap Kemampuan Menganalisis Dan Mengevaluasi Pada Mata Pelajaran IPA Di SD Kanisius Sengkan” ditulis sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Pendidikan Guru sekolah Dasar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan banyak bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada :
1. Rohadi, Ph.D. selaku Dekan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.
2. G. Ari Nugrahanta, S.J., S.S., BST., M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar sekaligus dosen pembimbing I yang
telah memberikan bimbingan, masukan serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
3. Elga Andiana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakaprodi PGSD sekaligus dosen
pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, masukan serta
motivasi dalam penulisan skripsi ini.
4. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., selaku dosen penguji III yang telah
banyak memberikan masukan untuk skripsi ini.
5. M. Sri Wartini, selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sengkan yang
telah mengijinkan peneliti mengadakan penelitian.
6. Olivia Dewi M. SPd., selaku guru mitra yang banyak membantu proses
penelitian di SD Kanisius sengkan.
7. Siswa siswi kelas V SD Kanisius Sengkan yang membantu menjadi
subjek penelitian ini.
8. Kedua orangtua yang kukasihi, Ig. Ngadimin dan D. Nunuk Gunaryani
yang selalu menjadi tempat berkeluh kesah dan penyemangatku dalam
pembuatan skripsi ini.
9. Ig. Hadi, E. Dwi, Antonius Tri dan Natalia Anggara Ningsih atas doa
xi
10.Agustina Praptiwi Ngadimin atas perhatian, semangat, motivasi, dan
doanya.
11.Yuvenalis A dan keluarga yang telah banyak membantu penulis selama
masa kuliah.
12.Sahabatku Dian, Linda, Ari, Ika, Cika, Siska, Adhita, Pahala, Rohadi,
Rikson, Eko, Riki, Ami, dan Cece Guna trimakasih atas semangat,
motivasi dan dorongan dalam penyelesaian skripsi ini.
13.Teman- teman kos Sang Lebun I, mbk Danik, mbk Desi, Rita, Wulan,
Sisil, Sri, Tri, Nita, Novi, Anik, Ari, Esti, Dwi, Joise dan dhita atas
dukungannya.
14.Teman-teman penelitian kolaboratif, Monica Sandra dan Nana yang
selalu berbagi pengetahuan dan semangat dalam penulisan skripsi ini.
15.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, trimakasih atas
semuanya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca. Besar
harapan penulisan karya ilmiah ini berguna bagi pembaca.
xii DAFTAR ISI
JUDUL HALAMAN
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii 1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1
1.2 Rumusan Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka ... 4
2.1.1 Teori-teori yang mendukung ... 4
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 4
2.1.1.2 Metode Pembelajaran ... 6
2.1.1.3 Metode Pembelajaran Mind Map ... 7
2.1.1.4 Proses Kognitif Menganalisis dan mengevaluasi ... 8
2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA ... 10
2.1.2 Penelitian-penelitian yang relevan ... 13
2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map ... 13
2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang proses kognitif ... 14
2.1.2.3 Literatur map ... 15
2.2 Kerangka berpikir... 16
2.3 Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 18
3.2 Populasi dan Sampel ... 19
3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 19
3.4 Variabel Penelitian ... 20
xiii
3.6 Instrumen Penelitian... 21
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22
3.8 Teknik Penggumpulan Data ... 24
3.9 Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 28
4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis ... 28
4.1.1.1 Perbandingan skor pretest ... 30
4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 31
4.1.1.3 Perbandingan posttest... 32
4.1.2 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengevaluasi .. 33
4.1.2.1 Perbandingan skor pretest ... 34
4.1.2.2 Perbandingan skor pretest ke posttest ... 35
4.1.2.3 Perbandingan posttest... 36
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian ... 38
4.2 Pembahasan ... 38
4.2.1 Pengaruh metode mind map terhadap kemampuan menganalisis ... 38
4.2.2 Pengaruh metode mind map terhadap kemampuan mengevaluasi ... 39
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 40
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 41
5.2 Saran ... 41
xiv DAFTAR TABEL
JUDUL TABEL HALAMAN
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ... 19
Tabel 2 Matriks Pengembangan Instrumen... 22
Tabel 3 Hasil Perhitungan Validitas di SDN Adisucipto I ... 23
Tabel 4 Hasil Perhitungan Daya Beda ... 23
Tabel 5 Perhitungan Reliabilitas ... 24
Tabel 6 Teknik Pengumpulan Data ... 24
Tabel 7 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis... 29
Tabel 8 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menganalisis ... 30
Tabel 9 Perbandingan Skor pretest ke posttest kemampuan menganalisis ... 31
Tabel 10 Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Menganalisis ... 32
Tabel 11 Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 34
Tabel 12 Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mengevaluasi ... 35
Tabel 13 Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevaluasi 36 Tabel 14 Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mengevaluasi ... 37
Tabel 15 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ... 38
Tabel 16 Rangkuman Perbandingan Skor Pretest ke Posttest ... 38
xv DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Contoh Mind Map ... 8
Gambar 2 Literatur Map dari Penelitian Sebelumnya... 15
Gambar 3 Penyusunan Kerangka Hipotesis ... 17
Gambar 4 Desain Penelitian ... 18
Gambar 5 Pemetaan Variabel... 20
Gambar 6 Grafik Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 33
xvi DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ... 46
Lampiran 2 RPP Kelas Kontrol... 48
Lampiran 3 RPP Kelas Eksperimen ... 52
Lampiran 4 Contoh Mind Map anak ... 59
Lampiran 5 Uji Validitas di SDK Sorowajan ... 61
Lampiran 6 Uji Validitas di SDN Adisucipto ... 62
Lampiran 7 Uji Reliabilitas di SDK Sorowajan ... 63
Lampiran 8 Uji Reliabilitas di SDN Adisucipto ... 63
Lampiran 9 Uji Daya Beda di SDK Sorowajan ... 64
Lampiran 10 Uji Daya Beda di SDN Adisucipto ... 64
Lampiran 11 Instrumen Pengumpulan Data dan Kunci Jawaban ... 65
Lampiran 12 Rublik Penilaian ... 69
Lampiran 13 Rekapitulasi Nilai ... 70
Lampiran14 Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 71
Lampiran 15 Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Kontrol ... 72
Lampiran 16 Nilai Pretest Menganalisis Kelompok Eksperimen... 73
Lampiran 17 Nilai Posttest Menganalisis Kelompok Eksperimen ... 74
Lampiran 18 Nilai Pretest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 75
Lampiran 19 Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Kontrol ... 76
Lampiran 20 Nilai Pretest Mengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 77
Lampiran 21 Nilai Posttest Mengevaluasi Kelompok Eksperimen ... 78
Lampiran 22 Uji Normalitas Kemampuan Menganalisis... 79
Lampiran 23 Uji Normalitas Kemampuan Mengevaluasi ... 79
Lampiran 24 Uji Perbedaan Pretest Kemampuan Menganalisis ... 80
Lampiran 25 Uji Perbedaan Pretest Kemampuan Mengevalusi ... 81
Lampiran 26 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menganalisis ... 82
Lampiran 27 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengevalusi ... 83
Lampiran 28 Uji Posttest Kemampuan Mengevaluasi... 84
Lampiran 29 Uji Posttest Kemampuan Mengevaluasi... 85
Lampiran 30 Foto-foto penelitian ... 86
Lampiran 31 Surat Ijin Penelitian ... 92
Lampiran 32 Surat Selesai Penelitian ... 93
1 BAB I
PENDAHULUAN
Dalam Bab I ini peneliti membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, dan manfaat penelitan.
1.1 Latar Belakang Penelitian
Pembelajaran IPA di sekolah dasar hendaknya menjadi suatu pembelajaran
yang menarik. Hal ini dikarenakan pembelajaran IPA merupakan
pembelajaran yang dapat langsung berhubungan dengan lingkungan sekitar.
Pembelajaran IPA idealnya dilaksanakan dengan menggunakan metode yang
dapat mengaktifkan siswa. Siswa hendaknya tidak saja sebagai penerima
informasi, tetapi hendaknya siswa juga dapat aktif menganalisis masalah yang
berkaitan dengan alam dan dapat membeda-bedakan informasi yang didapat
dari berbagai sumber. Siswa hendaknya juga dapat memeriksa suatu
kesimpulan yang didapat dari buku sama dengan kenyataan yang terjadi di
alam.
Kenyataan yang ada di berbagai sekolah adalah guru dalam
menyampaikan materi masih menggunakan cara tradisional di mana guru
hanya berceramah. Siswa dalam kegiatan pembelajaran kurang aktif karena
hanya mendengarkan ceramah guru. Tidak jarang juga siswa ada yang kurang
paham dengan penjelasan guru dan tidak dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat dalam kehidupan sehari-harinya. Pembelajaran yang dilakukan guru
belum bisa mengajak siswa menganalisis masalah yang berkaitan dengan IPA
dan dalam pembelajaran guru jarang mengajak siswa membuat kesimpulan
dari materi yang dipelajari sehingga pembelajaran yang dilakukan hanya
sebatas siswa menerima materi dari guru saja.
Berdasarkan paparan di atas, terlihat adanya kesenjangan antara kondisi
yang seharusnya dialami anak dalam kegiatan pembelajaran IPA dengan
kenyataan yang ada di kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh
sistem pembelajaran di sekolah yang masih berupa ceramah. Anak tidak
mengembangkan kemampuan menganalisis dan mengevaluasi dalam
2
menjadikan kegiatan pembelajaran di kelas menjadi kurang menarik dan
menyenangkan.
Dari paparan di atas solusi yang dapat digunakan yaitu peneliti ingin
menerapkan metode pembelajaran yang diduga dapat membangkitkan
kemampuan siswa yaitu dengan mind map. Mind map akan membantu siswa
dengan mudah melihat, membaca dan mengingat materi sehingga
pembelajaran yang diikuti siswa dapat dengan mudah diingat siswa. Mind map
juga membantu siswa belajar secara mandiri dengan mencari sendiri
pengetahuannya. Peneliti berharap dengan penggunaan mind map pemahaman
siswa tentang materi yang dipelajari semakin bermakna. Penggunaan mind
map juga diharapkan dapat mengembangkan kemampuan kognitif
menganalisis dan mengevaluasi siswa.
Penelitian ini hanya akan dibatasi pada pengaruh penggunaan mind map
terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi siswa pada mata
pelajaran IPA materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada
semester genap Tahun Pelajaran 2011-2012. Kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi diukur dari hasil pretest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam
penelitian ini adalah kelas VA dengan jumlah siswa 24 orang sebagai kelas
eksperimen dan kelas VB dengan jumlah siswa 24 orang sebagai kelas
kontrol. Standar Kompetensi yang digunakan adalah 7. Memahami perubahan
yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam,
dengan Kompetensi Dasarnya yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, masalah penelitian dirumuskan
sebagai berikut:
1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan
terhadap kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA
materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester
Genap Tahun Ajaran 2011-2012?
1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan
3
materi pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester
Genap Tahun Ajaran 2011-2012?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA materi
pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap
Tahun Ajaran 2011-2012.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan kognitif mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi
pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap
Tahun Ajaran 2011-2012.
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Bagi Peneliti:
1.4.1.1 Peneliti dapat membuktikan kelebihan penggunaan metode mind map
daripada menggunakan metode tradisional dalam pembelajaran.
1.4.1.2 Peneliti mendapatkan pengalaman baru dalam merancang
pembelajaran IPA menggunakan metode mind map.
1.4.1.3Menjadi inspirasi bagi peneliti dalam melakukan pembelajaran di
kelas.
1.4.2 Bagi Guru:
1.4.2.1 Guru mendapatkan pengalaman dalam menerapkan pembelajaran IPA
menggunakan metode mind map, sehingga dapat mengembangkan
lebih lanjut untuk pembelajaran lainnya.
1.4.2.2 Guru mendapatkan tambahan wawasan mengenai metode
pembelajaran dikelas.
1.4.3 Bagi Siswa:
1.4.3.1Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan metode mind map.
1.4.3.2 Siswa memperoleh kegiatan belajar yang menyenangkan.
1.4.4 Bagi Sekolah:
1.4.4.1 Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber bacaan yang
4 BAB II
LANDASAN TEORI
Pada Bab II landasan teori ini, berisi metode pembelajaran mind map,
proses kognitif menganalisis dan mengevaluasi, serta teori-teori yang relevan dari
hasil penelitian sebelumnya dan dirumuskan dalam kerangka berpikir dan
hipotesis berupa dugaan sementara dari rumusan masalah penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
Metode pembelajaran yang hendak dikaji adalah metode pembelajaran
dengan menggunakan mind map (metode pembelajaran mind map). Menurut
Buzan (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang
efektif untuk meletakkan suatu konsep atau informasi ke dalam otak ataupun
mengambil informasi keluar dari otak seseorang. Metode pembelajaran mind
map akan dikaji lebih lanjut setelah terlebih dahulu dijabarkan mengenai teori
perkembangan anak dengan menggunakan dan mengaplikasikan salah satu
metode pembelajaran ke anak. Hal ini bertujuan agar penggunaan metode
pembelajaran dapat dipilih dengan tepat dan secara efektif meningkatkan hasil
belajar anak.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Setiap manusia dari lahir sampai meninggal mengalami perkembangan.
Perkembangan adalah perubahan yang progresif dan kontinyu
(berkesinambungan) dalam diri individu dari lahir sampai mati. Menurut
Samsul (2010:15) perkembangan dapat juga diartikan sebagai
perubahan-perubahan yang dialami individu menuju kedewasaan atau kematangan yang
berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik
menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis.
Menurut Yusuf (2008:4) perkembangan kognitif model Piaget meliputi
5
1. Sensorimotor (0- 2 tahun)
Pada tahap ini perkembangan pengetahuan anak diperoleh melalui
interaksi fisik, baik dengan objek maupun orang. Skema-skemanya baru
refleks sederhana, seperti menggenggam atau menghisap.
2. Praoperasional (2- 6 tahun)
Pada tahap ini anak mulai menggunakan simbol-simbol untuk
mempresentasikan dunia (lingkungan) secara kognitif. Simbol-simbol itu
seperti kata-kata dan bilangan yang dapat menggantikan objek, peristiwa,
dan kegiatan (tingkah laku yang tampak).
3. Operasional Konkret (6-11 tahun)
Pada tahap ini anak sudah dapat membentuk operasi-operasi mental atas
pengetahuan yang mereka miliki. Mereka dapat menambah, mengurangi,
dan mengubah. Operasi ini memungkinkan untuk dapat memecahkan
masalah secara logis.
4. Operasional Formal
Pada tahap ini terjadi operasi mental tingkat tinggi. Anak sudah dapat
berhubungan dengan peristiwa-peristiwa hipotesis atau abstrak, tidak
hanya dengan objek-objek konkret.
Anak SD kelas V menurut teori Piaget sudah masuk pada tahap
operasional kongkret. Menurut Piaget dalam Mutiah (2010:101) seorang anak
akan menciptakan sendiri pengetahuan mereka mengenai dunianya melalui
interaksi langsung. Seorang anak akan menjalani tahapan perkembangan
kognisi sampai pada akhirnya proses berpikir mereka akan menyamai proses
berpikir orang dewasa. Dalam proses belajar, seorang anak perlu adaptasi dan
juga membutuhkan keseimbangan yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi
adalah proses penggabungan informasi baru yang ditemui dalam kehidupan
nyata dengan struktur kognisi seseorang, sedangkan akomodasi adalah
mengubah struktur kognisi seseorang untuk disesuaikan, diselaraskan dengan
atau meniru apa yang diamati dalam realitas.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa anak SD kelas
6
proses belajarnya seorang anak membutuhkan adaptasi dan penyeimbang
yaitu asimilasi dan akomodasi.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran menurut Yamin (2009:145) berfungsi sebagai cara
untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran. Suryosubroto
(2009:140) mengatakan bahwa metode pembelajaran merupakan cara-cara
pelaksanaan dari proses pengajaran atau bagaimana teknis suatu bahan
pembelajaran diberikan pada murid-murid di sekolah. Banyak metode yang
dapat diterapkan pada saat pembelajaran berlangsung di antaranya:
1. Metode Ceramah
Metode ceramah biasa dilakukan oleh guru untuk memberikan pengarahan
dan petunjuk di awal pembelajaran, pada waktu yang terbatas sedangkan
materi yang disampaikan banyak sehingga banyak dilakukan oeh guru
dalam mengajar siswanya di kelas. Metode ceramah memiliki beberapa
kelemahan di antaranya keberhasilan siswa tidak terukur, perhatian dan
motivasi siswa sulit diukur dan peran serta siswa dalam pembelajaran
rendah.
2. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi sangat menolong siswa dalam mencari jawaban atas
berbagai pertanyaan dengan terlebih dahulu siswa diberi kesempatan
melihat demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Metode demonstrasi dapat
dilaksanakan untuk memotivasi siswa tentang latihan atau praktek yang
dilakukan guru dan dapat digunakan untuk mengurangi
kesalahan-kesalahan bila dibandingkan dengan kegiatan hanya mendengarkan
ceramah atau membaca buku, karena siswa memperoleh langsung
gambaran yang jelas dari hasil pengamatan. Kelemahan metode
demonstrasi di antaranya adalah:
a. Demonstrasi tidak akan berhasil jika alat yang didemonstrasikan
7
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti dengan sebuah
aktivitas di mana para siswa sendiri dapat ikut dalam bereksperimen
dan menjadikan aktivitas itu pengalaman yang bermakna.
c. Tidak semua hal dapat didemonstrasikan dalam kelompok.
d. Menyita waktu yang banyak dan kadang-kadang membosankan
siswa.
3. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab menjadi tepat pelaksanaanya jika ditunjukkan untuk:
a. Meninjau ulang pelajaran atau ceramah yang lalu agar para siswa
dapat memusatkan lagi perhatian pada pelajaran.
b. Menyelingi pembicaraan agar perhatian siswa tetap.
c. Dapat digunakan untuk mengarahkan pengamatan dan pemikiran
siswa.
Kelebihan metode tanya jawab di antaranya:
a. Dengan tanya jawab guru dapat memperoleh sambutan yang lebih
aktif jika dibandingkan dengan metode ceramah.
b. Memberikan kesempatan pada siswa agar dapat mengungkapkan
pendapatnya sehingga guru dapat melihat mana yang belum
dimengerti siswa.
c. Mengetahui perbedaan-perbedaan pendapat yang ada.
Kelemahan dari metode tanya jawab adalah:
a. Tanya jawab dapat menimbulkan penyimpangan dari pokok persoalan
yang dibahas.
b. Adanya kesenjangan antara siswa yang aktif bertanya dengan yang
pasif.
2.1.1.3 Metode Pembelajaran Mind Map
Mind map menurut Buzan (2011) adalah sebuah cara termudah dalam
menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi keluar otak
dan dapat diartikan juga sebagai cara untuk mencatat yang kreatif, efektif,
dan secara harafiah akan “memetakan” pikiran-pikiran. Alat dan bahan yang
diperlukan dalam membuat mind map adalah kertas kosong tak bergaris, pena
8
Keuntungan membuat mind map menurut Buzan (2011:6) adalah:
1. Mind map membantu mengaktifkan seluruh otak.
2. Mind map dapat membuat berfokus pada pokok bahasan.
3. Membantu mengelompokkan konsep yang ada.
4. Mind map membantu untuk memusatkan perhatian pada pokok bahasan
yang membantu mengalihkan informasinya dari ingatan jangka pendek
keingatan jangka panjang.
5. Dapat memunculkan ide-ide baru yang kreatif.
6. Memudahkan menyerap fakta serta informasi baru dengan mudah.
Tujuh langkah membuat Mind map menurut Buzan (2011:15) adalah:
1. Memulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar.
2. Menggunakan gambar atau foto untuk judul di bagian tengah.
3. Menggunakan warna yang menarik (pensil warna)
4. Membuat cabang yang menghubungkan ke gambar pusat, dengan satu
warna pada setiap cabang
5. Membuat garis hubung yang melengkung, untuk membuat cabang, bukan
garis lurus.
6. Menggunakan satu kata kunci untuk setiap cabang.
7. Menggunakan gambar untuk memperjelas kata kunci yang dibuat.
Gambar 1. contoh mind map
Sumber: http://dunianyaanakkita.blogspot.com/2010/08/kumpulan-mind-mapping-materi-pelajaran.html
2.1.1.4 Proses Kognitif Menganalisis dan Mengevaluasi
9
Menurut Anderson (2010:43) kategori pada dimensi proses kognitif
merupakan pengklasifisian dari proses kognitif siswa secara komperhensif
yang terdapat pada tujuan-tujuan di bidang pendidikan.
Model taksonomi Bloom yang sudah direvisi memetakan proses
kognitif yang terjadi dalam pembelajaran ke dalam 6 level yaitu
mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan
mencipta.
Menurut Anderson (2010:43), mengingat adalah mengambil atau
memunculkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka
panjang. Memahami adalah proses belajar yang tidak hanya membaca
suatu materi, melainkan juga menelaahnya sehingga memberikan
pengertian yang lebih luas dari materi. Mengaplikasikan merupakan
menerapkan atau melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam
keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan
antarbagian itu dengan maksud untuk mengetahui struktur dan tujuannya.
Mengevaluasi yaitu memberi penilaian berdasarkan kriteria atau standar.
Mencipta adalah memadukan beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu
yang baru dan koheren.
Penelitian ini hanya berfokus pada proses kognitif menganalisis dan
mengevaluasi.
2. Menganalisis
Menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-
bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara
setiap bagian dan struktur keseluruhannya. Kecakapan analisis bisa
dikembangkan melalui:
a. Membedakan
Membedakan melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang
relevan atau penting dari sebuah struktur. Proses membedakan terjadi
10
tidak relevan, yang dianggap penting dan tidak penting, setelah itu
siswa mampu memperhatikan informasi yang relevan dan penting.
b. Mengorganisasi
Melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen komunikasi atau
situasi dan proses mengenali bagaimana elemen-elemen ini
membentuk sebuah struktur yang koheren. Dalam mengorganisasi
peserta didik akan membangun hubungan-hubungan yang sistematis
dan koheren antar potongan informasi.
c. Mengatribusikan
Terjadi ketika siswa dapat menentukan sudut pandang, pendapat, nilai,
atau tujuan di balik komunikasi. Mengatribusikan melibatkan proses
dekonstruksi di mana pembelajar mencoba menemukan maksud
pengarang dibalik materi yang dipelajari.
3. Mengevaluasi
Menurut Anderson (2001:102) mengevalusi didefinisikan sebagai
membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kriteria yang paling
sering digunakan adalah kualitas, efektivitas, efisiensi, dan konsistensi.
Tidak semua bentuk penilaian bersifat evaluatif. Penilaian baru bersifat
evaluatif kalau didasarkan pada kriteria yang didefinisikan dengan jelas.
a. Memeriksa
Melibatkan proses menguji inkonsistensi atau kesalahan internal
dalam suatu operasi atau produk. Memeriksa terjadi ketika siswa
menguji apakah suatu kesimpulan sesuai dengan premis atau tidak,
atau apakah data yang diperoleh sudah sesuai dengan hipotesis atau
malah menolak hipotesis.
b. Mengkritik
Melibatkan proses penilaian suatu produk atau proses berdasarkan
kriteria dan standar eksternal. Dalam proses mengkritik siswa
mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk dan dapat
membuat sebuah keputusan berdasarkan ciri-ciri tersebut.
2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA
11
IPA menurut Iskandar (2001) merupakan kepanjangan dari Ilmu
Pengetahuan Alam, yang secara harafiah merupakan ilmu yang
mempelajari perisitiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Menurut Fisher
dalam Amin (1987) IPA dikatakan sebagai suatu kumpulan pengetahuan
yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode berdasarkan
observasi. Jadi IPA adalah ilmu tentang suatu peristiwa yang terjadi di
alam dan diperoleh dengan metode-metode berdasarkan observasi.
Ilmu Pengetahuan Alam untuk anak SD harus dimodifikasi agar
anak-anak dapat dengan mudah dipelajari. Ide-ide dan konsep harus
disederhanakan agar dapat sesuai dengan kemampuan anak untuk dapat
memahaminya, menurut Iskandar (2001:2) pada hakikatnya IPA dibangun
atas dasar sebagai produk dan sebagai proses.
a. IPA sebagai produk
IPA sebagai produk terdiri dari fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, hukum-hukum dan teori-teori. Yang disebut fakta dalam IPA
adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar ada
atau peristiwa yang benar-benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara
objektif. Konsep IPA adalah suatu ide yang menyatukan fakta-fakta IPA.
Prinsip IPA merupakan generalisasi tentang hubungan di antara
konsep-konsep IPA. Sedangkan teori IPA merupakan kerangka yang lebih luas
dari fakta, konsep dan prinsip yang saling berhubungan.
b. IPA sebagai proses
IPA sebagai proses adalah pemilihan metode yang digunakan untuk
memperoleh pengetahuan. Keterampilan proses IPA berguna untuk
memecahkan berbagai permasalahan yang ada di alam.
Fungsi dan tujuan IPA berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010:138) adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
b. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.
c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang mengetahui
12
d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
Menurut Laksmi (dalam Trianto, 2010:142) Pendidikan IPA di sekolah
mempunyai tujuan-tujuan sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia tempat
hidup dan bagaimana bersikap.
b. Menanamkan sikap hidup ilmiah.
c. Memberikan keterampilan untuk melakukan pengamatan.
d. Mendidik siswa untuk mengenal, mengetahui cara kerja serta
menghargai para ilmuwan penemunya.
e. Menggunakan dan menerapkan metode ilmiah dalam memecahkan
permasalahan.
2. Proses pembentukan tanah akibat pelapukan
Kompetensi IPA kelas V yang digunakan dalam penelitian ini
adalah standar kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi
di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam”.
Kompetensi Dasar yang digunakan yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses
pembentukan tanah karena pelapukan.
Menurut Sunardi (2005:142) proses terbentuknya batuan dibedakan
menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan endapan, dan batuan metamorf.
a. Batuan Beku
Batuan beku terbentuk dari proses pembekuan magma yang
mengalir ke permukaan bumi. Ciri-ciri utama batuan beku adalah
berkristal, lebih dari satu warna, dan tampak ada yang berkilau jika terkena
cahaya.
b. Batuan Endapan
Batuan endapan adalah batuan yang terbentuk akibat proses
pengendapan. Batuan ini terbentuk karena adanya pelapukan dan
pengikisan oleh angin dan air, kemudian mengendap dan mengeras akibat
adanya tekanan serta zat-zat lain yang merekatkannya. Ciri-ciri batuan
endapan adalah berbutir, berlapis, dan berfosil. Contoh batuan endapan
13
c. Batuan Malihan
Batuan malihan adalah batuan beku dan batuan endapan yang
mengalami perubahan. Perubahan ini akibat dari pengaruh tekanan dan
angin serta temperatur yang tinggi oleh proses alam. Contoh batuan
endapan adalah marmer, sekismika, batu sabak, dan geneis.
Tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan. Ada tiga jenis
pelapukan menurut Sunardi (2005:144) yaitu pelapukan fisika, pelapukan
kimia, dan pelapukan biologi.
a. Pelapukan fisika
Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin,
dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara siang dan malam
menyebabkan batuan mudah melapuk. Deburan ombak laut di pantai dapat
menghancurkan batuan. Proses hancurnya batuan di tepi pantai akibat
hantaman ombak disebut abrasi. Sedangkan batuan yang melapuk karena
terpaan angin dan gesekan air disebut erosi.
b. Pelapukan kimia
Pelapukan kimiawi yaitu pelapukan yang terjadi akibat proses
kimiawi pada molekul-molekul penyusun batuan tersebut. Zat-zat yang
tertanam di dalam kerak bumi (litosfer) pada dasarnya bersifat stabil, tetapi
batuan di lapisan paling luar yang bersinggungan dengan atmosfer secara
kimiawi lebih tidak stabil. Atmosfer yang banyak mengandung oksigen
dan lembab menyebabkan batuan lebih mudah mengalami perubahan atau
pelapukan kimia.
c. Pelapukan Biologi
Pelapukan ini terjadi karena adanya aktivitas tumbuh-tumbuhan,
hewan, dan manusia. Akar dari suatu tumbuh-tumbuhan dapat
menghancurkan batuan yang kemudian menjadi tanah. Selain itu, aktivitas
manusia seperti penggalian barang tambang, pembuatan jalan, dan
pendirian bangunan dapat mempercepat proses pelapukan batuan.
14
Nugroho (2011) meneliti peningkatan prestasi belajar dengan
teknik pembelajaran mind map mata pelajaran Pkn bagi siswa kelas IV
SDN Tawangsari Temanggung semester genap tahun pelajaran 2010/2011.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mind map dapat
meningkatan prestasi belajar siswa kelas IV dengan materi sistem
pemerintahan tingkat pusat. Peningkatan nilai dapat dilihat dari kenaikan
nilai rata-rata prestasi belajar dengan kondisi awal sebesar 52,19
meningkat menjadi 63,04 pada siklus I dan pada siklus II meningkat lagi
menjadi 75,65.
Toi (2009) meneliti penggunaan mind map untuk meningkatkan
daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan
mind map, peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali
kata-kata dengan lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat
meningkat mencapai 32 %.
Maryudani (2010) meneliti peningkatkan prestasi belajar mata
pelajararan IPS dengan menggunakan mind map siswa kelas V SDK
Kintelan I Yogyakarta tahun pelajaran 2009/2010. Dengan menggunakan
mind map prestasi belajar siswa meningkat pada siklus I dengan rata-rata
69,00 dan pada siklus II dengan nilai rata-rata 80,00.
2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang proses kognitif
Aryani (2011) meneliti tentang pengaruh metode inkuiri terhadap
prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata
pelajaran IPA. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas
V semester 2 SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap
prestasi belajar siswa. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata skor
pre-test prestasi belajar ke post-test prestasi belajar pada kelompok
eksperimen. Meskipun demikian, kenaikan skor prestasi belajar di
kelompok eksperimen tidak berbeda secara positif dan signifikan dengan
kenaikan skor prestasi belajar di kelompok kontrol yang tidak
15
bahwa metode inkuiri terbimbing maupun metode tradisional mempunyai
efektivitas yang sama dalam meningkatkan prestasi belajar jika diukur
dengan tes objektif.
Wahyuningsih (2009) meneliti tentang perbedaan metode ceramah
dengan metode simulasi komputer terhadap hasil belajar fisika yang
menekankan aspek kognitif siswa kelas X SMA Negeri I Ngemplak pada
pokok bahasan gerak lurus beraturan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa metode ceramah maupun metode simulasi komputer meningkatkan
hasil belajar siswa dan nada perbedaan antara metode simulasi komputer
dengan metode ceramah yaitu metode simulasi komputer lebih
meningkatkan hasil belajar dengan mean 28,6071 dibandingkan metode
ceramah dengan mean 22,4286.
2.1.2.3 Literatur Map
Gambar 2. Literatur map dari penelitian sebelumnya
Proses kognitif
Aryani (2011)
Metode inkuiri-prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif Penggunaan metode mind
map
Nugroho (2011)
Mind map-prestasi belajar
Toi (2009)
Mind map-daya ingat
Maryudani (2010)
Mind map-prestasi belajar
Yang perlu diteliti pengaruh mind map terhadap kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
Wahyuningsih (2009)
16 2.2 Kerangka berpikir
Untuk metode pembelajaran mind map yang diterapkan pada pembelajaran
IPA kelas V SDK Sengkan khususnya pada kompetensi dasar pelapukan
batuan, pendidik harus merencanakan pembelajaran yang bermakna,
disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik, serta memfasilitasi
anak didik dalam membangun pengetahuannya.
Metode mind map merupakan salah satu alternatif untuk memfasilitasi
peserta didik dalam mencapai kebermaknaan, sehingga diharapkan mampu
mencapai tingkat pemahaman yang maksimal melalui proses kognitif
menganalisis dan mengevaluasi.
Jika metode mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SDK
Sengkan, maka akan berpengaruh terhadap proses kognitif siswa dalam
menganalisis dan mengevaluasi.
2.3 Hipotesis
2.3.1 Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses
kognitif menganalisis pada siswa kelas V SDK Sengkan semester II tahun
pelajaran 2011-2012 mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar
pelapukan batuan.
2.3.2 Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap proses
kognitif mengevaluasi pada siswa kelas V SDK Sengkan Sengkan
semester II tahun pelajaran 2011-2012 pada mata pelajaran IPA untuk
kompetensi dasar pelapukan batuan.
Landasan teori dalam bab II ini dapat disintesakan dalam piramida
terbalik dengan mengikuti logika berpikir deduktif yang menjadi dasar dari
penelitian kuantitatif eksperimental yang mulai dengan kajian pustaka,
17
vARv
Gambar 3. Penyusunan kerangka hipotesis Hipotesis
Kerangka Berpikir Penelitian-penelitian
sebelumnya Kajian Pustaka
Variabel
kemampuan menganalisis dan mengevaluasi
Variabel
18 BAB III
METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah quasi-experimental design
tipe non-equivalent control group design. Penelitian eksperimen menurut
Sugiyono (2010:107) adalah suatu metode penelitian yang digunakan untuk
mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dengan kondisi yang
dikendalikan. Pada penelitian ini peneliti menggunakan bentuk
quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design
(Sugiyono,2010:114). Penelitian ini termasuk quasi-experimental design
karena pemilihan tiap responden untuk kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol tidak dilakukan secara random. Adapun pada penelitian tipe ini
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol diberi soal pretest untuk melihat
adakah perbedaan antara kedua kelas tersebut. Hasil pretest yang baik adalah
jika nilai kelompok esperimen tidak berbeda secara signifikan. Penelitian
dengan tipe non-equivalent control group desain dapat dilihat pada tabel
berikut:
Gambar 4. Desain penelitian
X= perlakuan
O1= Rerata skor Pretest kelompok eksperimen
O2= Rerata skor Posttest kelompok eksperimen
O3= Rerata skor Pretest kelompok kontrol
O4= Rerata skor Posttest kelompok kontrol
Untuk mengetahui kemampuan awal siswa, sebelum pelajaran dimulai
dilakukan pretest pada kedua kelompok tersebut. Perlakuan untuk kelompok
eksperimen yaitu menerapkan mind map dan kelompok kontrol diajar dengan
cara tradisional. Pada akhir pembelajaran diadakan posttest pada kedua
kelompok.
O1 X O2
19 3.2 Populasi dan Sampel
Populasi menurut Sugiyono (2011:61) merupakan wilayah generalisasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas V SD Kanisius Sengkan yang
beralamat di Jalan Kaliurang Km 7, Condongcatur Sleman, Yogyakarta.
Pemilihan tempat ini berdasarkan tempat Program Pengalaman Lapangan
(PPL) peneliti di sekolah tersebut.
Sampel menurut Margono (2010:121) adalah bagian dari populasi. Sampel
mempunyai karakeristik dan diambil dengan cara tertentu. Sampel pada
penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Kelompok eksperimen yaitu siswa kelas VA SD Kanisius Sengkan
yang berjumlah 24 orang. Sedangkan kelompok kontrol yaitu siswa kelas VB
SD Kanisius Sengkan yang berjumlah 24 orang.
Pemilihan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan dengan
cara diundi dan disaksikan oleh guru mitra. Undian kelompok esperimen
jatuh pada siswa kelas VA dan kelompok kontrol jatuh pada siswa kelas VB.
Kegiatan pembelajaran untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan
oleh guru mitra. Guru mitra merupakan guru yang mengampu mata pelajaran
IPA untuk kelas V. Kegiatan pengamatan dan dokumentasi dilakukan oleh
peneliti.
3.3 Jadwal Pengambilan Data
Tabel 1. Jadwal kegiatan penelitian
Kelompok Kegiatan Alokasi waktu Hari, Tanggal
Kontrol
Kelas VB
Pretest 2 x 40 menit Jumat, 2 Maret 2012
Pembelajaran tentang
penggolongan batuan 2 x 40 menit
Senin, 5 Maret 2012
Pembelajaran tentang
ciri-ciri batuan 2 x 40 menit
Senin, 12 Maret 2012
Pembelajaran tentang
kegunaan batuan 2 x 40 menit
Rabu, 14 Maret 2012
Pembelajaran tentang
pelapukan batuan 2 x 40 menit
20
Kelompok Kegiatan Alokasi waktu Hari, Tanggal
posttest
2 x 40 menit
Senin, 19 Maret 2012
Eksperimen
Kelas VA
Pretest 2 x 40 menit Sabtu, 3 Maret 2012
Pembelajaran tentang
penggolongan batuan 2 x 40 menit
Selasa, 13 Maret 2012
Pembelajaran tentang
ciri-ciri batuan 2 x 40 menit
Rabu, 14 Maret 2012
Pembelajaran tentang
kegunaan batuan 2 x 40 menit
Sabtu, 17 Maret 2012
Pembelajaran tentang
pelapukan batuan 2 x 40 menit
Selasa, 20 Maret 2012
posttest 2 x 40 menit Rabu, 21 Maret 2012
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel penelitian merupakan suatu atribut
dari suatu objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Variabel yang akan diteliti ada dua yaitu:
1. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel bebas merupakan variabel yang
mempengaruhi atau menjadi suatu sebab timbulnya variabel terikat.
Variabel bebaspada penelitian ini adalah penggunaan mind map.
2. Variabel Terikat (Variabel Dependen)
Menurut Sugiyono (2010:61) variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi suatu dikarenakan adanya variabel bebas.
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan menganalisis dan
kemampuan mengevaluasi.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 5. Pemetaan Variabel Penggunaan mind
map
21 3.5 Definisi Operasional
1. Siswa SD adalah anak kelas V yang sekolah di SD Kanisius Sengkan.
2. Mind map adalah cara untuk memetakan pikiran-pikiran dengan
menggunakan gambar dan warna sehingga dapat menyenangkan untuk
dilihat, dibaca dan diingat oleh siswa SD dalam mempelajari IPA.
3. Proses kognitif adalah proses mendapatkan pengetahuan dengan tahap
pembelajaran dengan enam tingkatan mulai dari mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan yang paling tinggi
menciptakan sesuai dengan taksonomi Bloom.
4. Metode pembelajaran adalah suatu strategi yang dilakukan oleh guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
5. IPA adalah salah satu mata pelajaran di SD kelas V yang mempelajari
gejala-gejala yang terjadi di alam beserta segala isinya.
6. Kemampuan menganalisis adalah kemampuan seseorang dalam
menentukan bagian-bagian dari suatu permasalahan dan menunjukkan
hubungan bagian-bagian tersebut dengan memberikan alasan yang logis.
7. Kemampuan mengevaluasi adalah kemampuan untuk membuat keputusan
berdasarkan kriteria yang ada pada mata pelajaran IPA.
3.6 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010) menyatakan bahwa instrumen penelitian digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini
berdasarkan Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di
alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Kompetensi
Dasar yang digunakan adalah : 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Tes kemampuan menganalisis untuk mengukur proses kognitif
menganalisis yaitu tes tertulis yang berupa 1 soal uraian.
2. Tes kemampuan mengevaluasi untuk mengukur proses kognitif
mengevaluasi yaitu tes tertulis yang berupa 1 soal uraian.
Penelitian ini dilakukan oleh peneliti bersamaan dengan dua orang rekan
22
Berikut ini adalah matriks pengembangan instrumen:
Tabel 2. Matriks Pengembangan Instrumen
No Variabel Aspek Indikator No
Soal
1. Menganalisis Membedakan Menyebutkan perbedaan antara pelapukan yang disebabkan oleh lumut dan abu vulkanik
4 Mengorganisasi Mengelompokkan berdasarkan ciri-ciri
pelapukan oleh lumut dan oleh abu vulkanik
Mengantribusikan Menunjukkan penyebab mengenai pelapukan yang disebabkan oleh lumut dan abu vulkanik.
2. Mengevaluasi Memeriksa Memeriksa kebenaran abu vulkanik dapat membuat pelapukan berdasarkan artikel
5 Mendeteksi Menyelidiki tanda-tanda yang
menunjukkan bahwa adanya abu vulkanik yang menempel di candi dapat membuat pelapukan
Menilai Memutuskan benar atau tidak abu vulkanik dapat membuat pelapukan dengan memberikan alasan
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
Penentuan validitas soal essai dilakukan melalui expert judgment dengan
mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing. Soal-soal tes tertulis
diujicobakan di SD Kanisius Sorowajan dan SD Negeri Adisucipto 1. Target
peneliti bersama dua rekan peneliti lainnya adalah 6 soal essai yang valid dan
reliabel yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian. Uji coba
dilakukan 2 kali karena pada uji coba yang pertama, yang dilakukan di SD
Kanisius Sorowajan dengan jumlah siswa 55 orang, ada beberapa soal belum
valid, sehingga dilakukan uji coba yang kedua dengan merevisi beberapa soal
yang belum valid. Uji coba dilaksanakan di SD Negeri Adisucipto 1 dengan
jumlah siswa 35 orang.
Penelitian ini menggunakan soal essai karena soal essai mempunyai
kelebihan yaitu dapat menilai proses kognitif sampai ketingkat yang paling
tinggi yaitu mencipta. Keterbatasan soal essai adalah sulit untuk mencapai
validitas dan reliabilitas yang tinggi, hal ini dikarenakan jawaban yang
diberikan siswa yang satu dengan yang lain bervariasi dan penilaian yang
23
1. Penentuan Validitas
Menurut Masidjo (2004:242) dikatakan bahwa validitas suatu tes
adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu mengukur apa yang
seharusnya diukur. Menurut Azwar (2009:45) validitas dibagi menjadi
tiga yaitu: Validitas isi, validitas konstruk, dan validitas kriteria.
Pada penelitian ini, validitas yang digunakan adalah validitas
konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk berdasarkan konsultasi
ahli (expert judgment), dan validitas isi berdasarkan analisis faktor.
Untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan
program komputer SPSS 18 atau sekarang lebih dikenal dengan
PASW 18 for Windows (Predictive Analytics SoftWare) dengan hasil
perhitungan di SD Negeri Adisucipto 1 sebagai berikut:
Tabel 3. Hasil perhitungan validitas di SD Negeri Adisucipto 1: No variabel Pearson
Dengan demikian pada pengujian di SD Negeri Adisucipto terdapat
4 soal valid dan 1 soal tidak valid.
Menurut Sugiyono (2010:179) pengujian seluruh butir instrumen
dalam satu variabel dapat dilakukan dengan mencari daya pembeda pada
skor item dari tiap kelompok dengan memberikan jawaban tinggi dan
jawaban rendah. Jumlah jawaban tinggi diambil 27% dan kelompok
rendah diambil 27% dari sampel uji coba. Berikut ini hasil perhitungan uji
beda dengan PASW 18 for Windows:
Tabel 4. Hasil perhitungan daya beda
24
Berdasarkan tabel di atas, harga Sig.(2-tailed) pada kedua SD tersebut
sebesar 0,000. Harga tersebut lebih kecil dari 0,05 ( 0,000<0,05)
menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara skor atas dan skor
bawah. Artinya item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrument
yang telah teruji validitasnya.
2. Reliabilitas
Menurut Priyatno (2008:25) uji reliabilitas digunakan untuk
mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat ukur tersebut dapat
diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang.
Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil
perhitungan reliabilitas untuk pengujian di SD tersebut adalah:
Tabel 5. Perhitungan reliabilitas
Alpha Cronbach Kualifikasi
SDK Sorowajan 0,490 Cukup
SD Negeri Adisucipto 1 0,502 Cukup
Dari hasil Alpha Cronbach diatas reliabilitas pengujian untuk
kedua SD tersebut termasuk dalam kategori cukup (Masidjo, 2004:209).
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest
dan posttest dari kelompok kontrol dan eksperimen.
Teknik pengumpulan data dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 6. Teknik pengumpulan data
3.9 Teknik Analisis Data
Pengujian untuk menganalisis data, sebagai berikut:
3.9.1 Uji Normalitas
25
Sugiyono (2010) mengatakan bahwa statistik parametris bekerja
berdasarkan asumsi bahwa data setiap variabel yang akan dianalisis
berdasarkan distribusi normal. Karena itu dilakukan uji normalitas data
terlebih dahulu untuk menentukan jenis statistik yang akan digunakan. Uji
normalitas data dengan menggunakan Kolmogorof-Smirnov. Pada
pengujian menggunakan Kolmogorof-Smirnov menurut Ghozali (2002:35)
akan menentukan apakah skor dalam sampel berasal dari populasi yang
memiliki distribusi normal. Kriteria yang digunakan menurut Sarwono
(2010:25) adalah:
1) Jika harga sig.( 2 – tailed) > 0.05 distribusi data normal.
2) Jika harga sig (2- tailed) < 0.05 distribusi data tidak normal.
Uji normalitas data digunakan untuk menentukan jenis statistik
inferensial yang akan digunakan. Jika distribusi normal maka teknik yang
digunakan teknik statistik parametrik dalam hal ini adalah t- test / uji T,
sedangkan jika distribusi data tidak normal maka teknik statistik yang
digunakan non parametrik dalam hal ini adalah Mann-Whitney atau
Wilcoxon.
Setelah semua data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji
statistik. Berikut adalah langkah-langkah dalam pengujian statistik.
3.9.1.1 Uji Perbedaan Pretest
Uji perbedaan pretest dilakukan dengan menganalisis pretest dari
kelompok eksperimen dan pretes dari kelompok kontrol. Uji perbedaan
pretest data dilakukan untuk mengetahui apakah kedua data memiliki titik
pijak yang sama sehingga dimungkinkan dilakukan pembandingan.
Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik independent
samples t-test untuk distribusi data normal dan statistik non parametrik
Mann-Whitney U test untuk distribusi data tidak normal. Kedua data
pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika
harga sig. (2-tailed) > 0,05 ( Priyatno,2012:17). Kriteria yang digunakan
adalah:
1) Jika harga sig (2- tailed) < 0.05 terdapat perbedaan yang signifikan
26
sehingga tidak mungkin dengan menggunakan uji perbedaan
posttest.
2) Jika harga sig > 0.05 tidak terdapat perbedaan yang signifikan
antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sehingga
menggunakan uji perbedaan posttest.
Apabila data yang didapat menggunakan uji perbedaan pretest hasilnya
berbeda maka uji statistik yang digunakan adalah uji perbedaan pretest ke
posttest dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan.
3.9.1.2 Uji perbedaan dari pretest ke posttest
Digunakan untuk memastikan ada kenaikan yang terjadi dalam
kelompok kontrol dan esperimen dengan cara membandingkan hasil
skor pretest ke posttest.
Kriteria yang digunakan:
1) Jika harga Sig.(2-tailed) >0,05, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest dengan kata lain tidak
ada kenaikan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest.
2) Jika harga Sig. (2-tailed)<0,05, terdapat perbedaan yang signifikan
antara skor pretest ke posttest, dengan kata lain ada kenaikan yang
signifikan dari pretest ke posttest.
3.9.1.3 Uji pengaruh perlakuan
Uji pengaruh perlakuan digunakan untuk memastikan apakah ada
perbedaan antara skor posttest kelompok esperimen dan kontrol.
Kriteria yang digunakan sebagai berikut:
1) Jika harga Sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Dengan kata lain metode mind map tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
menganalisis dan mengevaluasi.
2) Jika harga Sig.(2-tailed) <0,05, terdapat perbedaan yang
signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan
27
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
menganalisis dan mengevaluasi.
Apabila data pretets yang dianalisis berbeda uji statistik yang digunakan
selanjutnya adalah uji selisih skor.
3.9.1.4 Uji selisih skor
Dilakukan jika terdapat perbedaan dari skor pretest baik kelompok
kontrol dan eksperimen. Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor
dengan cara mengurangkan posttest–pretest. Sesudah skor selisih didapat skor tersebut diuji perbedaanya.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan:
1) Jika harga Sig.(2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan
mengevaluasi.
2) Jika harga Sig. (2-tailed) <0,05, terdapat perbedaan yang signifikan
antara antara selisih skor di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dengan kata lain penggunaan metode mind map
berpengaruh signifikan terhadap kemampuan menganalisis dan
28 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini membahas mengenai pengaruh penggunaan metode mind map
terhadap kemampuan kognitif menganalisis pada mata pelajaran IPA materi
pelapukan batuan dan pengaruh penggunaan metode mind map terhadap
kemampuan mengevaluasi pada mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis
Penelitian ini meneliti pengaruh penggunaan mind map terhadap
berbagai tingkat level kognitif Benyamin S.Bloom. Unsur dari proses
kognitif tersebut adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Pada bagian ini akan dibahas pengaruh
penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis. Penelitian
dilakukan dengan metode quasi-experimental design tipe non-equivalent
control group design. Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur
proses kognitif menganalisis ini adalah tes tertulis berupa 1 soal uraian.
Penentuan validitas dan reliabilitas soal essai dilakukan melalui expert
judgment dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing
dan uji coba di SD Kanisius Sorowajan dan SD Negeri Adisucipto 1. Hasil
perhitungan validitas kemampuan menganalisis untuk pengujian di SD
Kanisius Adisucipto tidak valid dengan nilai sig. (2-tailed) adalah 0,189.
Hasil perhitungan untuk pengujian reliabilitas yaitu 0,502.
Kelas yang dipilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas VB dan
kelas yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas VA dengan
jumlah masing-masing kelas 24 siswa. Pengukuran dilakukan dua kali yaitu
pada saat pretest dan posttest kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen sehingga diperoleh empat jenis data yaitu: pretest kelompok
kontrol, postest kelompok kontrol, pretest kelompok eksperimen, dan
29
Instrumen yang dibuat dipakai untuk mengetahui pengaruh
penggunaan mind map terhadap kemampuan menganalisis pada pretest dan
posttest. Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat
dari perubahan nilai pretest ke nilai posttest atau pada perbedaan antara
kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan mind map
sedangkan variabel dependen yaitu kemampuan menganalisis. Hipotesis
sementara yaitu penggunaan metode mind map berpengaruh secara
signifikan terhadap proses kognitif menganalisis siswa kelas V SDK
Sengkan pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar pelapukan
batuan.
Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji
Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk
menentukan jenis uji statistik yang digunakan dalam analisis data
responden. Distribusi data dikatakan normal jika nilai signifikansinya > 0,05
dan dikatakan tidak normal jika nilai signifikasinya < 0,05.
Tabel 7. Hasil uji normalitas kemampuan menganalisis
No Aspek Nilai
Dari analisis statistik di atas distribusi data normal sehingga aspek
menganalisis ini akan dianalisis dengan statistik parametrik dalam hal ini
t-test.
Analisis data dilakukan dengan dua cara yaitu cara I yaitu menguji
perbandingan skor pretest jika hasil perhitungan tidak terdapat perbedaan
yang signifikan dari pretest selanjutnya menguji perbedaan pretest ke
posttest dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan. Cara 2
yaitu menguji perbandingan skor pretest jika hasil perhitungan skor pretest
terdapat perbedaan yang signifikan maka dilanjutkan dengan menguji selisih
30 4.1.1.1 Perbandingan skor pretest
Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara hasil pretest di kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok
eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang
akan dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa
dibuat perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan
tingkat kepercayaan 95%.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest
berada dalam level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis
perbandingan antara selisih skor dari pretest ke posttest dari kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor
pretest berada dalam level yang sama sehingga akan digunakan analisis
perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen.
Tabel 8. Perbandingan skor pretest kemampuan menganalisis
Hasil Pretest Signifikansi Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
0,178 Tidak berbeda
Berdasarkan tabel tersebut harga sig.(2-tailed) adalah 0,178,
sehingga Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan yang