KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Sisilia Novi Putriyana
081134073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA
MATA PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun Oleh :
Sisilia Novi Putriyana
081134073
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Karya ini kupersembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, Guru Yang Maha Bijaksana. 2. Almamater Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak dan Ibu yang telah sabar merawat dan membesarkanku. 4. Keluarga besar yang telah mendukung dengan doa dan tenaga. 5. Pengajarku, yang sabar membimbingku.
6. Adik-adikku yang kukasihi.
v
Kita lahir dengan jiwa dan waktu yang sama,
pendidikanlah yang menimbulkan perbedaan.
~Imam Barnadib~
viii
Putriyana, Sisilia Novi. (2012). Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Menerapkan dan Mencipta pada Pelajaran IPA di SDK Sengkan. Skripsi: Yogyakarta: Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Kata kunci: metode mind map, kemampuan menerapkan, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map
terhadap 1) kemampuan menerapkan dan 2) kemampuan mencipta peserta didik kelas V SDK Sengkan pada Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 mata pelajaran IPA materi pelapukan batuan.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-experimental design tipe non-equivalent control group design. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas V SDK Sengkan yang terdiri dari kelas VA sebanyak 24 siswa sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebanyak 24 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa satu soal essai untuk kemampuan menerapkan dan satu soal essai untuk kemampuan mencipta. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest dan
posttest pada kelompok kontrol dan eksperimen. Analisis data yang dilakukan menggunakan program PASW SPSS 18 dengan tiga langkah yaitu dengan uji perbedaan skor pretest, uji perbandingan skor pretest ke posttest, dan uji perbedaan skor posttest antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.
ix
Putriyana, Sisilia Novi. (2012). The Effect of Mind Map Use on the Apply and Creative Ability in the Science in the Kanisius Sengkan Elementary School. Skripsi: Yogyakarta: Elementary School Teacher Education, Sanata Dharma University
Keywords: mind map method, apply ability, creation ability, science
The research is aimed at identifying the effect of mind map use on 1) apply abilities and 2) creation abilities of the learners in 5th grade in the Kanisius Sengkan Elementary School in the academic year 2011/2012, in the subject of science related with subject material of rock decay.
The type of research used in this study is quasi experimental type with non –equivalent control group design. The subjects of this research are learners in 5th grade in the Kanisius Sengkan Elementary School grouped into experimental group, - consisting of 24 students from VA -, and control group consisting of 24 students from VB. Instruments for this study are in the form of one essay question related to the ability of application and the other one related to that of creation. Data collection technique used in this study is in the form of the application of pretest and posttest both in control and experimental groups. PASW SPSS 18 was used to analyze the test, consisting of three steps- pretest score difference test, pretest posttest score difference test, and posttest score difference test between experimental group and control group.
x
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Pengasih karena bimbingan, kasih,
dan rahmat-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Skripsi yang berjudul “PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP
TERHADAP KEMAMPUAN MENERAPKAN DAN MENCIPTA PADA
PELAJARAN IPA DI SDK SENGKAN” ditulis sebagai syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Strata I Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Selesainya skripsi ini tidak lepas dari dukungan, bimbingan, dan
kerjasama dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segenap hati penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST, M.A., selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
sekaligus dosen Pembimbing I, yang memberikan bimbingan, masukan
yang menginspirasi, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta,
sekaligus dosen Pembimbing II, yang memberikan bimbingan, masukan
yang menginspirasi, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan karya
ilmiah ini.
4. Ir. Sri Agustini Sulandari, M.Si., sebagai dosen penguji III yang telah
memberikan saran dan masukan untuk penyelesaian skripsi ini.
5. Margaretha Sri Wartini, selaku kepala SDK Sengkan yang memberikan
ijin penelitian dan dukungan kepada penulis.
6. Olivia Dewi Maharani, selaku guru kelas VA SDK Sengkan yang
memberikan waktu dan tenaganya sebagai guru mitra penelitian
kolaboratif.
7. Peserta didik kelas VA dan VB SDK Sengkan, yang bersedia sebagai
xi penulis.
9. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA SDK Sengkan (Monic dan
Ratih), yang selalu berbagi pengetahuan dan semangat kepada penulis.
10.Teman-teman PPL SDK Sengkan, yang memberikan bantuan selama
penulis melakukan penelitian di sekolah.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan dalam
penulisan karya ilmiah ini. Untuk itu, penulis sangat terbuka terhadap kritikan dan
saran dari semua pihak. Besar harapan penulis karya ilmiah ini berguna bagi
pembaca.
xii
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK ... viii
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ... 4
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ... 4
2.1.1.2 Metode Pembelajaran ... 6
2.1.1.3 Metode Pembelajaran dengan Mind Map ... 7
2.1.1.4 Proses Kognitif Menerapkan dan Mencipta ... 9
2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 11
2.1.2 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan ... 13
2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind Map ... 13
2.1.2.2 Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif ... 14
2.1.2.3 LiteratureMap ... 15
2.2 Kerangka Berpikir ... 15
2.3 Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN... 18
xiii
3.3 Jadwal Pengambilan Data ... 19
3.4 Variabel Penelitian... 20
3.5 Definisi Operasional ... 20
3.6 Instrumen Penelitian ... 21
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 22
3.8 Teknik Pengumpulan Data ... 24
3.9 Teknik Analisis Data ... 24
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 28
4.1 Hasil Penelitian ... 28
4.1.1 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Menerapkan ... 28
4.1.2 Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mencipta ... 33
4.1.3 Rangkuman Hasil Penelitian... 39
4.2 Pembahasan ... 41
4.3 Keterbatasan Penelitian ... 42
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 43
5.1 Kesimpulan ... 43
5.2 Saran ... 43
DAFTAR REFERENSI ... 45
xiv
Tabel 1. Tabel Perkembangan Kognitif Piaget ... 5
Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data ... 19
Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen... 22
Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas SDK Sorowajan ... 23
Tabel 5. Hasil Perhitungan Validitas SDN Adisucipto ... 23
Tabel 6. Hasil Uji Beda SDK Sorowajan dan SDN Adisucipto ... 23
Tabel 7. Hasil Perhitungan Reliabilitas ... 24
Tabel 8. Teknik Pengumpulan Data ... 24
Tabel 9. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Menerapkan ... 29
Tabel 10. Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Menerapkan ... 30
Tabel 11. Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Menerapkan ... 31
Tabel 12. Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Menerapkan ... 33
Tabel 13. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 34
Tabel 14. Hasil Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 36
Tabel 15. Hasil Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 37
Tabel 16. Hasil Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mencipta ... 38
Tabel 17. Rangkuman Pretest ... 40
Tabel 18. Rangkuman Pretest ke Posttest... 40
xv
Gambar 1. Contoh Mind Map ... 9
Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu... 15
Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis ... 17
Gambar 4. Desain Penelitian ... 18
Gambar 5. Pemetaan Variabel Penelitian... 20
Gambar 6. Grafik Skor Pretest dan Posttest pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen Kemampuan Menerapkan ... 33
xvi
Lampiran 1. Silabus ... 47
Lampiran 2. RPP Kelompok Kontrol ... 49
Lampiran 3. RPP Kelompok Eksperimen ... 53
Lampiran 4. Contoh Mind Map yang Dibuat Peserta Didik ... 60
Lampiran 5. Uji Validitas, Daya Beda dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 62
Lampiran 6. Instrumen Penelitian dan Kunci Jawaban ... 67
Lampiran 7. Rubrik Peniliaian Postest dan Prettest ... 70
Lampiran 8. Tabulasi Pretest dan Posttest ... 72
Lampiran 9. Rekapitulasi Nilai ... 76
Lampiran 10. Uji Normalitas Data Kemampuan Menerapkan ... 77
Lampiran 11. Uji Normalitas Data Kemampuan Mencipta ... 77
Lampiran 12. Uji Perbandingan Pretest Kemampuan Menerapkan ... 78
Lampiran 13. Uji Perbandingan Pretest Kemampuan Mencipta ... 79
Lampiran 14. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Menerapkan ... 79
Lampiran 15. Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta ... 80
Lampiran 16. Uji Skor Posttest Kemampuan Menerapkan ... 81
Lampiran 17. Uji Skor Posttest Kemampuan Mencipta... 82
Lampiran 18. Foto-foto Penelitian ... 83
Lampiran 19. Surat Ijin Penelitian dari FKIP USD ... 87
Lampiran 20. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian... 88
PENDAHULUAN
Dalam bab I ini peneliti akan membahas latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitan.
1.1Latar Belakang
Belajar seharusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan bagi peserta
didik. Kegiatan belajar juga diharapkan bisa mengembangkan kemampuan
berpikir yang telah dimiliki oleh peserta didik. Kemampuan berpikir yang
dimiliki peserta didik seharusnya bisa dikembangkan pada level yang lebih
tinggi, tidak hanya sekedar pada level mengingat dan memahami saja, tetapi
juga pada level menerapkan dan mencipta.
Pada kenyataan di sekolah yang peneliti temukan, peserta didik hanya
belajar dengan menghafal materi atau teori yang mereka butuhkan saat ujian
untuk menjawab pertanyaan. Pendidik belum mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi pada peserta didik. Kemampuan berpikir peserta didik
hanya berhenti pada kemampuan menghafal dan memahami saja.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menemukan adanya kesenjangan.
Kemampuan peserta didik yang seharusnya dikembangkan pada level kognitif
yang lebih tinggi, tidak dikembangkan sebagaimana mestinya.
Untuk mengatasi masalah tersebut, peneliti ingin menerapkan metode
pembelajaran yang diduga dapat membangkitkan kemampuan berpikir tingkat
tinggi peserta didik yaitu dengan mind map. Mind map akan membantu peserta didik dengan mudah memetakan pengetahuan yang telah dimilikinya.
Mind map juga membantu peserta didik belajar secara mandiri dengan mencari sendiri pengetahuannya. Peneliti berharap dengan penggunaan mind map dapat mengembangkan kemampuan kognitif menerapkan dan mencipta dan membuat materi yang dipelajari semakin bermakna.
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penggunaan mind map
terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta peserta didik pada mata
pelajaran IPA materi pelapukan batuan peserta didik kelas V SDK Sengkan
dan mencipta diukur dari hasil prettest dan posttest. Kelas yang dipakai dalam penelitian ini adalah kelas VA dengan jumlah peserta didik 24 orang sebagai
kelas eksperimen dan kelas VB dengan jumlah peserta didik 24 orang sebagai
kelas kontrol. Dari Standar Kompetensi dan beberapa Kompetensi Dasar yang
ada, digunakan Standar Kompetensi 7. Memahami perubahan yang terjadi di
alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, sedangkan
untuk Kompetensi Dasarnya yaitu 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan
tanah karena pelapukan. Metode penelitian yang digunakan yaitu dengan
penelitian eksperimental tipe quasi-experimental design.
1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti merumuskan masalah, yaitu:
1.2.1 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA materi
pelapukan batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun
Pelajaran 2011/2012?
1.2.2 Apakah penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta pada pelajaran IPA materi pelapukan
batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran
2011/2012?
1.3Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk:
1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA materi pelapukan
batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran
2011/2012.
1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan metode mind map terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi pelapukan
batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1.4.1 Pendidik
Menambah wawasan pendidik tentang mind map, sehingga dapat menerapkannya dalam mengajar di kelas, tidak hanya dalam pelajaran IPA
saja tetapi pada berbagai mata pelajaran.
1.4.2 Peserta didik
Peserta didik dapat belajar dengan lebih mudah dan lebih kreatif
mengungkapkan apa yang ia ketahui dengan menggunakan mind map. Selain itu mereka juga dapat mengembangkan kemampuan mereka pada
level kognitif yang lebih tinggi.
1.4.3 Sekolah
Laporan ini dapat menambah wawasan untuk warga sekolah
terutama untuk para pendidik di sekolah dasar.
1.4.4 Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman dalam menerapkan metode mind
BAB II
LANDASAN TEORI
Bab II landasan teori berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan
hipotesis. Tinjauan pustaka membahas teori-teori yang relevan dan beberapa hasil
penelitian terdahulu. Selanjutnya dirumuskan kerangka berpikir dan hipotesis
yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung
Dalam teori-teori yang relevan ini dibahas teori perkembangan anak,
beberapa metode pembelajaran secara umum, metode pembelajaran dengan mind map, proses kognitif menerapkan dan mencipta, dan mata pelajaran IPA di Sekolah Dasar. Seluruhnya dibahas secara runtut sebagai berikut.
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Berikut ini akan dibahas teori perkembangan kognitif. Teori
perkembangan ini akan diambil dari beberapa pendapat ahli.
Piaget (dalam Husdarta dan Nurlan, 2010:166-167) menuliskan ada dua
fungsi kognitif yaitu organisasi dan adaptasi. Proses organisasi atau
pengorganisasian adalah pengaturan berbagai informasi yang diterima oleh
seseorang ke dalam struktur kognitif menjadi lebih berarti.
Fungsi yang selanjutnya adalah adaptasi. Adaptasi adalah suatu proses
mencari keseimbangan (equilibrium) antara yang sekarang diketahui dan dipahami dengan sesuatu yang akan dihadapi. Misalnya peristiwa, pengalaman,
atau masalah. Adaptasi ini memiliki dua proses, yakni asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses penyesuaian segala sesuatu yang diketahui dan dialami
(pengetahuan atau pengalaman awal) ke dalam struktur kognitif yang telah ada.
Dengan kata lain yang berubah dalam hal ini adalah objek yang ia tangkap.
Sedangkan akomodasi adalah proses pengubahan struktur kognitif yang telah ada
agar bisa menerima hal-hal baru. Ini berkebalikan dengan proses asimilasi. Jadi,
dalam hal ini yang berubah adalah subjeknya.
Pada anak terjadi peristiwa-peristiwa mengasimilasikan, mengakomodasi,
mencapai keseimbangan untuk sementara waktu sampai ia menemukan hal atau
pengetahuan yang baru di luar dirinya. Perkembangan kognitif ini terus
berlangsung untuk mencapai kognitif yang lebih tinggi. Menurut Piaget (dalam
Gunarsa, 1981:144) perkembangan kognitif dengan konsep di atas terjadi pada
semua penahapan perkembangan kognitif.
Suparno (2007:102) menjelaskan perkembangan kognitif anak yang pokok
dalam empat tahap, yaitu sensorimotor, praoperasional, operasioanl konkret, dan
operasional formal. Setiap tahap perkembangan meneruskan tahap sebelumnya,
membentuk tahap baru, dan mengembangkan tahap itu ke tahap yang lebih tinggi
lagi.
Secara garis besar, tahap-tahap perkembangan itu dapat dituliskan dengan
ciri-cirinya yang khusus dalam tabel berikut.
Tabel 1. Tabel Perkembangan Kognitif Piaget
Tahap Sensorimotor Praoperasional Operasional Konkret Operasional Formal
Umur 0 – 2 tahun 2 – 7 tahun 7 – 11 tahun 11 tahun keatas
Sekarang Mulai yang “tidak
-sekarang” Masih terbatas kekonkretan
Meninggalkan yang
Egosentris Decentering, seriasi, klasifikasi, konsep,
Dari keempat tahap tersebut penelitian ini akan difokuskan pada tahap
operasional konkret. Adapun tahap ini adalah tahap yang tengah dialami oleh
siswa kelas V Sekolah Dasar. Berikut ini akan diuraikan beberapa pendapat
tentang tahap operasional konkret.
Sudah dituliskan sebelumnya bahwa tahap ini terjadi pada saat anak
berumur 7-11 tahun. Menurut Piaget (dalam Slameto, 2010:116) pada tahap ini
pikiran anak sudah mulai stabil dalam arti aktivitas batiniah dan skema
logis. Anak juga mulai dapat memikirkan lebih dulu akibat-akibat yang mungkin
terjadi dari perbuatan yang akan dilakukannya, Ia tidak lagi bertindak coba-coba
tetapi salah atau istilahnya trial and error. Pada akhir periode atau tahap ini anak telah menguasai prinsip menyimpan.
Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa setiap anak akan
mengalami proses kognitif secara bertahap dan berurutan. Setiap anak menerima
informasi atau fakta baru yang kemudian akan diolah pada setiap tahap kognitif
yang dialaminya. Untuk mempermudah menerima informasi atau fakta baru,
dalam hal ini saat pembelajaran di kelas, anak atau siswa membutuhkan cara
dalam pelaksanaan kegiatan belajar di kelas. Cara ini dikenal dengan metode
pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan beberapa metode pembelajaran.
2.1.1.2 Metode Pembelajaran
Dalam pembelajaran, penggunaan metode pembelajaran itu sangat penting.
Surakhmad (dalam Suryobroto, 2009:140) mengungkapkan bahwa metode
pembelajaran adalah cara-cara pelaksanaan dari proses pembelajaran, atau tentang
bagaimana cara suatu bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik di sekolah.
Sedangkan menurut Yamin (2009:145) metode pembelajaran berfungsi sebagai
cara untuk menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan
kepada peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berikut ini akan diuraikan beberapa contoh metode antara lain metode
ceramah dan metode diskusi.
1. Metode ceramah
Surakhmad (dalam Suryobroto, 2009:155) menjelaskan bahwa metode
ceramah adalah penerangan dan penuturan secara lisan oleh guru dalam
pembelajaran di kelas. Kelemahan dari metode ini adalah pendidik sulit
mengetahui sampai di mana peserta didik telah mengerti pembicaraannya dan
peserta didik sering menangkap pemahaman lain dari hal yang dimaksudkan
pendidik.
Menurut Suryobroto (2009:167) metode diskusi adalah suatu cara
penyajian bahan pelajaran di mana pendidik memberikan kesempatan kepada para
siswa (kelompok siswa) untuk mengadakan perbincangan ilmiah guna
mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau penyusunan berbagai
alternatif pemecahan atas sesuatu masalah.
Dari beberapa metode yang telah disebutkan peneliti memilih salah satu
metode yang sesuai dengan tahap berpikir siswa kelas V SD yaitu metode
pembelajaran dengan mind map yang akan dibahas lebih lanjut sebagai berikut.
2.1.1.3 Metode Pembelajaran dengan Mind Map
Selain metode-metode di atas berikut ini juga akan membahas tentang
mind map (metode pembelajaran mind map) menurut Buzan. Menurut Buzan (2011), penggunaan mind map merupakan salah satu metode yang efektif untuk meletakkan suatu konsep atau informasi ke dalam otak ataupun mengambil
informasi keluar dari otak seseorang.
1. Pengertian mind map
Menurut Buzan (2008:4) mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar otak.
Mind map adalah cara mencatat kreatif, efektif, dan secara harfiah akan
“memetakan” pikiran-pikiran.
Keuntungan membuat mind map menurut Buzan (2011:6) adalah sebagai berikut:
a. Mind map dapat membantu mengaktifkan seluruh otak.
b. Mind map dapat membuat orang berfokus pada pokok bahasan. c. Membantu mengelompokkan konsep yang ada.
d. Mind map membantu untuk memusatkan perhatian pada pokok
bahasan yang membantu mengalihkan informasinya dari ingatan
jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
e. Dapat memunculkan ide-ide baru yang kreatif.
2. Langkah-langkah membuat mind map.
Berikut ini tujuh langkah cara membuat mind map (Buzan, 2008:15-16). a. Dimulai dari bagian tengah kertas kosong yang sisi panjangnya
diletakkan mendatar. Memulai dari tengah memberikan kebebasan
kepada otak untuk menyebar ke segala arah.
b. Gunakan gambar atau foto untuk isu sentral. Sebuah gambar memiliki
makna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah
gambar sentral akan lebih menarik, membuat tetap terfokus, membantu
berkonsentrasi dan mengaktifkan otak.
c. Gunakan warna. Warna sama menariknya dengan gambar.
Menggunakan warna membuat mind map lebih hidup.
d. Menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan
hubungkan cabang- cabang tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua
dan seterusnya.
e. Membuat garis hubung yang melengkung. Garis lengkung akan
memudahkan untuk mengarahkan cabang yang dibuat keberbagai arah.
Selain itu jika menggunakan garis lurus pada mind map akan membosankan otak.
f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis. Kata kunci memudahkan
untuk memahami hal yang akan dibahas selanjutnya. Misalnya sifat,
cabang yang dibuat selanjutnya adalah sifat dari isu sentral yang
ditulis; fungsi, cabang yang dibuat selanjutnya adalah tentang fungsi
dari isu sentral yang telah dibuat.
g. Gunakan gambar untuk kata kunci. Selain menggunakan satu kata,
akan lebih baik kata kunci juga menggunakan gambar untuk lebih
memperjelas kata kunci.
3. Contoh mind map
Gambar 1. Contoh Mind Map tentang Jenis-Jenis Benda.
(Sumber:
http://pendidikanyangcerdas.blogspot.com/2010/08/kumpulan-mind-mapping-materi-pelajaran.html)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mind map mempermudah untuk menyerap informasi ke dalam otak seseorang. Gambar, warna, garis yang
melengkung, kata kunci, dan unsur lain yang dibuat dalam mind map
mempermudah anak khususnya siswa kelas V SD untuk belajar dan menerima
materi pelajaran. Saat membuat mind map ketrampilan kognitif anak atau siswa berproses dan berkembang. Mind map juga dikatakan cocok untuk merangsang perkembangan kreativitas anak usia SD, karena sesuai dengan tingkat
perkembangannya.
2.1.1.4 Proses Kognitif Menerapkan dan Mencipta
1. Proses Kognitif Bloom
Menurut Anderson (2001) dari tingkat terendah sampai tertinggi enam
level proses kognitif adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Keenam level tersebut dalam taksonomi dapat
diidentifikasi dari aktivitas yang dilakukan oleh peserta didik. Berikut ini akan di
Menurut Anderson (2010:43), mengingat adalah mengambil atau
memunculkan kembali pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang.
Memahami adalah proses belajar yang tidak hanya membaca suatu materi,
melainkan juga menelaahnya sehingga memberikan pengertian yang lebih luas
dari materi. Menerapkan adalah melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan
dalam keadaan tertentu. Menganalisis berarti memecah-mecah materi menjadi
bagian-bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu
dengan maksud untuk mengetahui struktur dan tujuannya. Mengevaluasi yaitu
memberi penilaian berdasarkan kriteria atau standar. Mencipta adalah memadukan
beberapa unsur atau bagian menjadi sesuatu yang baru dan koheren.
Dalam penelitian ini yang akan digunakan dan dibahas lebih lanjut adalah
tahap menerapkan (apply) dan mencipta (create). 2. Proses Kognitif Menerapkan
Menurut Anderson dan Krathwohl (2010:116), proses kognitif
menerapkan adalah melakukan sesuatu berdasarkan prosedur dan dalam keadaan
tertentu. Kategori proses kognitif menerapkan terdiri dari dua proses kognitif,
yaitu melaksanakan dan menggunakan.
a. Melaksanakan
Melaksanakan yaitu menerapkan prosedur tertentu sebagai latihan untuk
mengerjakan suatu tugas yang sudah dikenali siswa sebelumnya.
b. Menggunakan
Menggunakan yaitu menerapkan prosedur tertentu untuk memecahkan
masalah yang belum diketahui sebelumnya.
3. Proses Kognitif Mencipta
Anderson dan Krathwohl (2010:128), menjelaskan bahwa proses kognitif
mencipta yaitu menyatukan unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu
keseluruhan yang koheren atau keseluruhan yang fungsional; menyusun kembali
unsur-unsur tertentu untuk membentuk suatu pola atau struktur yang baru.
Proses kreatif pada kognitif mencipta ini dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu
merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.
Menghasilkan yaitu menemukan permasalahan dan merumuskan hipotesis
pemecahannya berdasarkan kriteria tertentu.
b. Merencanakan (mendesain)
Membuat rencana yaitu menemukan cara untuk memecahkan masalah atau
menjalankan tugas dan membuat rencana langkah-langkahnya.
c. Memproduksi (mengonstruksi)
Memproduksi yaitu melaksanakan rencana pemecahan suatu masalah
sesuai kriteria-kriteria yang sudah ditentukan.
2.1.1.5 Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar
1. Hakekat IPA di Sekolah Dasar
Kepanjangan dari “IPA” adalah Ilmu Pengetahuan Alam (Iskandar,
2011:2). Secara harafiah IPA merupakan ilmu yang mempelajari
peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang
mempelajari alam secara sistematis.
Pada dasarnya IPA dibangun atas dasar IPA sebagai suatu proses, sebagai
suatu sikap, dan sebagai produk.
a. IPA sebagai Suatu Proses
IPA sebagai proses merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang bukan hanya
kumpulan pengetahuan, fakta-fakta, pengetahuan tentang benda-benda
makhluk-makhluk tetapi merupakan cara kerja, cara berpikir dan cara memecahkan
masalah. Ketrampilan proses IPA dipakai dalam kehidupan sehari-hari untuk
menyelesaikan berbagai macam masalah di alam.
b. IPA sebagai Suatu Sikap
IPA sebagai suatu sikap merupakan sikap yang berkeyakinan atau
berpendapat yang harus dipertahankan seorang ilmuwan ketika mencari atau
mengembangkan pengetahuan baru. Dalam memecahkan suatu masalah, seorang
ilmuwan sering mengambil sikap tertentu untuk mencapai hasil yang diharapkan.
Misalnya rasa ingin tahu, rasa tanggung jawab, disiplin, jujur, terbuka terhadap
pendapat orang lain. Sikap-sikap tersebut dikenal dengan nama sikap ilmiah.
IPA sebagai produk merupakan Ilmu Pengetahuan Alam yang secara
harafiah merupakan ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam. Bentuk IPA sebagai produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep,
prinsip-prinsip, dan teori-teori.
2. Materi Pembentukan Tanah Akibat Pelapukan Batuan
Kompetensi IPA kelas V yang digunakan untuk penelitian ini adalah
standar kompetensi 7 tentang “memahami perubahan yang terjadi di alam dan
hubungannya dengan penggunakan sumber daya alam” pada kompetensi dasar 7.1
“mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan” (Depdikbud, 2007).
Berikut ini akan diuraikan materi pelajaran kelas V SD tersebut tentang
proses pembentukan tanah karena proses pelapukan.
Menurut Hermana (2012:160-163), berdasarkan proses terbentuknya
batuan digolongkan menjadi tiga, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan
metamorf.
a. Batuan beku
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari magma yang membeku.
Contohnya : batu apung, batu granit, batu obsidian, dan batu basalt.
b. Batuan sedimen atau endapan
Batuan sedimaen atau endapan merupakan batuan yang terjadi karena
pelapukan dari batuan yang sudah ada. Batuan yang sudah ada dapat
berubah akibat pengaruh perubahan suhu dan pelapukan. Contoh batuan
sedimen adalah batu konglomerat, batu breksi, batu pasir, batu serpih, dan
batu kapur atau batu gamping.
c. Batu metamorf atau malihan
Batuan metamorf atau malihan adalah batu yang mengalami perubahan
bentuk oleh berbagai faktor, antara lain suhu dan tekanan yang tinggi, air,
dan perubahan kimia yang terjadi dalam kerak bumi. Contohnya: batu
Menurut Hermana (2012:163), tanah terbentuk akibat adanya pelapukan
batuan. Ada tiga jenis pelapukan, yaitu pelapukan fisika, pelapukan kimia dan
pelapukan biologi (Sunardi, 2005:144).
1. Pelapukan fisika
Menurut Hermana (2012:163), Pelapukan fisika disebabkan oleh iklim
atau cuaca, suhu, angin, dan air. Perbedaan suhu yang sangat besar antara
siang dan malam menyebabkan batuan mudah melapuk. Deburan ombak
laut di pantai dapat menghancurkan batuan. Proses hancurnya batuan di
tepi pantai akibat antaman ombak disebut abrasi. Sedangkan batuan yang
melapuk karena terpaan angina dan gesekan air disebut erosi.
2. Pelapukan kimia
Hermana (2012:163) mengemukakan bahwa pelapukan kimiawi adalah
pelapukan yang terjadi akibat proses kimiawi pada molekul-molekul
penyusun batuan yang ada pada benda tertentu.
3. Pelapukan Biologi
Menurut Hermana (2012:164), pelapukan biologi terjadi karena adanya
aktivitas tumbuhan, hewan, dan manusia. Akar dari suatu
tumbuh-tumbuhan dapat menghancurkan batuan yang kemudian menjadi tanah.
Selain itu, aktifitas manusia seperti penggalian barang tambang,
pembuatan jalan, dan pendirian bangunan dapat mempercepat proses
pelapukan batuan.
2.1.2 Hasil-hasil Penelitian yang Relevan
Berikut ini beberapa penelitian sebelumnya tentang metode mind map dan proses kognitif:
2.1.2.1 Penelitian-Penelitian tentang Mind map
Mujahidin (2011) meneliti penerapan model pembelajaran mind mapping dengan metode partisipatori untuk meningkatkan hasil belajar matematika sub
pokok bahasan barisan dan deret aritmatika. Populasi dan sampel penelitian ini
yaitu siswa kelas XI AP2 semester 1 SMK Teuku Umar Semarang.Hasil
I-II. Pada siklus I ketuntasan belajar sebesar 64,706% dengan nilai rata-rata 71,91
menjadi 88,235% dengan nilai rata-rata 79,09 pada akhir siklus II.
Maryudani (2010) meneliti penggunaan teknik mind mapping untuk meningkatkan prestasi belajar. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah
siswa kelas V SDK Kintelan I Yogyakarta. Hasil dari penelitian tindakan ini
menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 80,00
dengan KKM 6,1 pada akhir siklus 2.
To’i (2009) meneliti penggunaan mind map yang dapat meningkatkan
daya ingat. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa dengan menggunakan mind map, peserta didik sangat terbantu untuk memanggil kembali kata-kata dengan lebih efektif daripada menggunakan daftar. Daya ingat meningkat 32 %.
2.1. 2.2 Penelitian-Penelitian tentang Proses Kognitif
Wahyuningsih (2009) meneliti perbedaan metode ceramah dengan
metode simulasi komputer terhadap hasil belajar fisika yang menekankan
aspek kognitif siswa kelas X SMA Negeri I Ngemplak pada pokok
bahasan gerak lurus beraturan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
metode ceramah maupun metode simulasi komputer meningkatkan hasil
belajar siswa dan nada perbedaan antara metode simulasi komputer dengan
metode ceramah yaitu metode simulasi komputer lebih meningkatkan hasil
belajar dengan mean 28,6071 dibandingkan metode ceramah dengan mean
22,4286.
Aryani (2011) meneliti pengaruh metode inkuiri terhadap prestasi
belajar dan kemampuan berpikir kritis kategori kognitif pada mata
pelajaran IPA. Populasi dan sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas
V semester 2 SD Kanisius Wirobrajan. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa ada pengaruh penerapan metode inkuiri terbimbing terhadap
prestasi belajar siswa. Pengaruh dapat dilihat dari kenaikan rata-rata skor
pre-test prestasi belajar ke post-test prestasi belajar pada kelompok
2.1. 2.3 Literature Map
Berikut ini literatur map dari penelitian-penelitian terdahulu:
Gambar 2. Literature Map dari Penelitian-penelitian Terdahulu.
Beberapa penelitian tentang metode pembelajaran mind map dan proses kognitif yang dilakukan sebelumnya, menunjukkan bahwa metode mind map
efektif meningkatkan kemampuan berpikir proses kognitif tingkat menerapkan
dan mencipta. Selain itu, beberapa menunjukkan bahwa metode mind map efektif meningkatkan kemampuan berpikir proses kognitif tingkat menerapkan dan
mencipta. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, belum ada yang meneliti
metode mind map terhadap kemampuan proses kognitif tingkat menerapkan dan mencipta pada siswa di tingkat pendidikan dasar.
2.2 Kerangka Berpikir
Metode pembelajaran mind map dipilih sebagai salah satu metode yang efektif meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. Hal ini dapat terjadi
dikarenakan mind map mempermudah otak menerima informasi dari luar otak ke dalam otak. Kemampuan yang telah dimiliki oleh peserta didik dikelola secara
maksimal dengan penggunaan mind map.
Metode mind map Proses Kognitif
Mujahidin (2011) Metode pembelajaran mind
mapping dan metode partisipatori
Wahyuningsih (2009) metode ceramah, simulasi komputer dan hasil belajar fisika yang menekankan aspek
kognitif
Maryudani (2010) Prestasi belajar dan teknik
mind mapping
Metode inkuiri, prestasi belajar dan kemampuan berpikir kritis
Untuk mencapai hasil yang diinginkan dalam penggunaan mind map yang diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SDK Sengkan khususnya pada
kompetensi dasar pelapukan batuan, pendidik harus merencanakan pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkat perkembangan anak didik, serta memfasilitasi
anak didik dalam membangun pengetahuannya. Hal ini diharapkan mampu
mencapai tingkat pemahaman yang maksimal pada tingkat kognitif menerapkan
dan mencipta.
Jika metode mind map diterapkan pada pembelajaran IPA kelas V SD
Kanisius Sengkan, keterampilan berpikir kognitif tingkat menerapkan dan
mencipta pada kelompok eksperimen akan lebih tinggi daripada capaian
kelompok kontrol yang tidak menggunakan metode mind map.
2.3 Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah:
2.3.1Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan pada mata pelajaran IPA materi pelapukan
batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran
2011/2012.
2.3.2Penggunan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi pelapukan
batuan siswa kelas V SDK Sengkan Yogyakarta Tahun Pelajaran
Berikut ini gambar proses penyusunan hipotesis dalam penelitian ini.
Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis
Variabel Metode Pembelajaran
Mind Map
Variabel
Kemampuan Menerapkan dan Mencipta
Kajian Pustaka
Penelitian-Penelitian sebelumnya
METODE PENELITIAN
Bab III membahas metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini.
Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis penelitian yang digunakan,
populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian, definisi operasional,
instrumen penelitian, uji validitas dan uji reliabilitas instrumen, teknik
pengumpulan data, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian eksperimental jenis quasi experimental design (Sugiyono, 2010: 114) dengan tipe nonequivalen control group design (Sugiyono, 2010: 116).Penelitian ini termasuk jenis tersebut di atas karena pemilihan tiap responden untuk
kelompok eksperimen dan kontrol tidak dilakukan secara random. Setelah kedua kelompok diperoleh, kedua kelompok itu diberi pretest untuk mengetahui keadaan
awal sebelum adanya perlakuan. Hasil kedua pretest itu kemudian dibandingkan. Hasil pretest dikatakan baik jika tidak ada perbedaan yang signifikan di antara hasil pretest kedua kelompok itu. Sesudah diberikan perlakuan dilakukan posttest.
Pengaruhperlakuan dihitung dengan cara: (O2-O1)-(O4-O3).
Desain penelitian jenis ini digambarkan dengan gambar berikut:
O1 X O2
O3 O4
Gambar 4. Desain Penelitian
Keterangan:
O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen
X = Perlakuan (treatment) penggunaan mind map
O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol
Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Sugiyono (2010:297), mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian dari
populasi tertentu. Sampel penelitian ini ada dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol.
Penelitian ini mengambil subyek SDK Sengkan dengan studi kasus kelas
VA sebagai kelompok eksperimen dan VB sebagai kelompok kontrol. Kedua
kelas tersebut memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 24 siswa. Pemilihan
kelompok eksperimen dan kontrol tersebut, dipilih dengan cara diundi dan
disaksikan oleh guru mitra. Guru mitra merupakan seorang guru yang mengampu
mata pelajaran IPA untuk kelas VA dan VB. Guru mitra ini jugalah yang
memberikan pembelajaran untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hal-hal tersebut tersebut dilakukan untuk mengurangi faktor bias dalam
penelitian. Kegiatan pengamatan dan dokumentasi dilakukan oleh peneliti.
3.3 Jadwal Pengambilan Data
Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 2 Maret sampai dengan 21 Maret
2012. Berikut ini jadwal pelaksanaan penelitian pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen:
Tabel 2. Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kegiatan Alokasi
Waktu Hari, Tanggal
Kontrol Kelas VB
Pretest 2 x 40 menit Jumat, 2 Maret 2012
Pembelajaran tentang
penggolongan batuan 2 x 40 menit
Senin, 5 Maret 2012
Pembelajaran tentang ciri-ciri
batuan 2 x 40 menit
Senin, 12 Maret 2012
Pembelajaran tentang kegunaan
batuan 2 x 40 menit
Rabu, 14 Maret 2012
Pembelajaran tentang pelapukan
batuan 2 x 40 menit
Jumat, 16 Maret 2012
Posttest 2 x 40 menit Senin, 19 Maret 2012
Eksperimen Kelas VA
Pretest 2 x 40 menit Sabtu, 3 Maret 2012
Pembelajaran tentang
penggolongan batuan 2 x 40 menit
Waktu Pembelajaran tentang ciri-ciri
batuan 2 x 40 menit
Rabu, 14 Maret 2012
Pembelajaran tentang kegunaan
batuan 2 x 40 menit
Sabtu, 17 Maret 2012
Pembelajaran tentang pelapukan
batuan 2 x 40 menit
Selasa, 20 Maret 2012
posttest 2 x 40 menit Rabu, 21 Maret 2012
3.4 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:61) “variabel adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi terentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”.
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini ada dua yaitu:
1. Variabel independent (bebas)
Sugiyono (2010:61) mengatakan, variabel bebas merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel dependen (terikat).
2. Variabel dependent (terikat)
Sugiyono (2010:61) mengemukakan bahwa variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
Variabel independen Variabel dependen
Gambar 5. Pemetaan Variabel Penelitian
3.5 Definisi Operasional
1. Siswa SD adalah siswa kelas VA dan VB di SD Kanisius Sengkan yang
mempelajari suatu materi, yang berupa bagan dengan bagian inti di tengah
dan garis lengkung sebagai cabang-cabangnya.
3. Proses kognitif adalah proses perkembangan pengetahuan yang dimiliki
oleh seseorang yaitu mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, mencipta, sesuai dengan Taksonomi Bloom.
4. Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan mata pelajaran kepada peserta didik dalam kegiatan belajar
di kelas.
5. Ilmu Pengetahuan Alam adalah satu ilmu di SD yang mempelajari hal
yang berkaitan dengan alam dan segala isinya.
6. Kemampuan menerapkan adalah kemampuan untuk menerapkan
pengetahuan yang sudah dimiliki sebelumnya, sejauh diukur dengan
instrumen penelitian ini.
7. Kemampuan mencipta adalah kemampuan untuk membuat sesuatu dengan
kreativitas sendiri dan dengan pengetahuan yang telah dimiliki, sejauh
diukur dengan instrument penelitian ini.
3.6 Instrumen Penelitian
Sugiyono (2010) mengemukakan bahwa instrumen penelitian digunakan
untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini adalah enam soal essai. Peneliti menggunakan soal essai karena soal essai
memiliki kelebihan utama yaitu soal esai bisa digunakan untuk menilai proses
berpikir yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi, tidak hanya mengingat
atau memahami fakta atau konsep saja (Nurgiyanto, 2001:72). Selain kelebihan
tersebut soal esai juga memiliki satu keterbatasan pokok yaitu tingkat validitas
instrumen penelitian.
Tabel 3. Matriks Pengembangan Instrumen Penelitian
Standar Kompetensi: 7. Memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam.
Kompetensi Dasar: 7.1 Mendeskripsikan proses pembentukan tanah karena pelapukan.
No. Variabel Aspek Indikator No.
soal
1. Menerapkan
Mengeksekusi Menyebutkan tahap-tahap pembersihan candi Borobudur disertai dengan penjelasannya.
3 Mengimplementasikan Memilih tahap-tahap
pembersihan candi Borobudur yang terdapat pada artikel. Menggunakan Menyebutkan peralatan dan
bahan yang digunakan dalam pembersihan candi Borobudur.
2. Mencipta
Merumuskan Membuat kesimpulan percobaan yang mencerminkan tujuan percobaan.
6 Merencanakan Merencanakan percobaan
untuk membuktikan penyebab pelapukan batuan karena perubahan suhu yang drastis. Memproduksi Membuat percobaan yang
menjelaskan penyebab pelapukan batuan karena perubahan suhu yang drastis.
3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas
Soal-soal yang digunakan untuk instrumen penelitian ini diujicobakan di
SDK Sorowajan dengan jumlah siswa sebanyak 55 orang yang merupakan kelas
paralel dan di SDN Adisucipto dengan jumlah siswa sebanyak 35 orang. Tujuan
dari uji coba ini bukan semata-mata untuk mencari validitas, daya beda, dan
reliabilitas, tetapi untuk mengecek apakah soal-soal yang akan digunakan sebagai
instrumen sudah bisa dipahami siswa setingkat kelas V SD.
1. Penentuan Validitas Instrumen
Validitas suatu tes adalah taraf untuk mengukur sampai di mana suatu tes
dapat mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2007:242). Menurut
Azwar (2009: 45) validitas dibagi menjadi tiga jenis, yaitu validitas isi, validitas
konstruk dan validitas isi. Validitas konstruk disusun berdasarkan konsultasi ahli
(expert judgement). Sedangkan untuk mempermudah perhitungan validitas isi peneliti menggunakan program SPSS 18 atau sekarang lebih dikenal dengan
PASW 18 for Windows (Predictive Analytics Software) dengan hasil perhitungan sebagai berikut:
Tabel 4. Hasil Perhitungan Validitas SDK Sorowajan:
No Variabel Pearson
Tabel 5. Hasil Perhitungan Validitas SDN Adisucipto 1
No Variabel Pearson
soal valid dan di SD Negeri Adisucipto terdapat 4 soal valid.
Menurut Sugiyono (2010:179) pengujian seluruh butir instrumen dalam
satu variabel dapat dilakukan dengan mencari daya pembeda pada skor item dari
tiap kelompok dengan memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Jumlah
jawaban kelompok tinggi diambil 27% dan kelompok rendah diambil 27% dari
sampel uji coba (Masidjo, 2007:196). Berikut ini hasil perhitungan uji beda
dengan PASW 18 for Windows:
Tabel 6. Hasil Uji Beda SDK Sorowajan dan SDN Adisucipto
` Levene's Test for Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig df Sig. (2-tailed) SDK Sorowajan 2,483 0,126 28 0,000
sebesar 0,000. Harga tersebut lebih kecil dari 0,05 (0,000<0,05) menunjukkan ada
perbedaan yang signifikan antara skor atas dan skor bawah. Artinya item soal
tersebut dapat digunakan sebagai instrumen yang telah teruji validitasnya.
2. Penentuan Reliabilitas Instrumen
Penentuan reliabilitas menggunakan teknik Alpha Cronbach. Hasil perhitungan realibilitas untuk pengujian dikedua SD tersebut adalah:
Tabel 7. Hasil Perhitungan Reliabilitas
Alpha Cronbach Kategori SD Kanisius Sorowajan 0,490 Cukup SD Negeri Adisucipto 1 0,502 Cukup
Dari hasil Alpha Cronbach di atas realibilitas pengujian untuk kedua SD tersebut termasuk dalam kategori cukup (Masidjo, 2007:209).
Dua kali uji coba soal yang akan menjadi instrumen penelitian,
menunjukkan ada beberapa soal yang tidak valid dan kurang reliabel. Hal-hal
tersebut dikarenakan soal essai memiliki kelemahan utama yaitu sulit untuk
mencari validitas dan reliabilitasnya. Selain itu jawaban yang diberikan siswa
bervariasi tidak hanya ya atau tidak.
3.8 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dengan menggunakan pretest
dan posttest dikelompok kontrol dan eksperimen. Pengumpulan data dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 8. Teknik Pengumpulan Data
No. Kelompok Variabel Data Pengumpulan Instrumen
1 Eksperimen
Skor pretest Pretest Soal Essai Skor posttest Posttest Soal Essai
2 Kemampuan
mencipta
Skor pretest Pretest Soal Essai Skor posttest Posttest Soal Essai
3.9 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut.
3.9.1 Uji normalitas
Uji normalitas data diterapkan pada semua data yang akan diolah yang
Kriteria yang digunakan untuk menentukan data tersebut normal atau tidak adalah
sebagai berikut (Priyatno, 2012:136).
1) Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka distribusi data normal.
2) Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka distribusi data tidak normal.
Jika distribusi data normal teknik statistik yang digunakan adalah statistik
parametrik dalam hal ini adalah independent samples t-test atau paired t-test
(Priyatno, 2012:17). Jika data tidak normal teknik statistik yang digunakan non
parametrik dalam hal ini Mann-Whitney atau Wilcoxon (Priyatno, 2012: 141). Setelah semua data diuji normalitasnya, data dapat diuji dengan uji
statistik. Berikut ini langkah-langkah dalam uji statistik .
3.9.1.1 Uji persamaan
Uji persamaan data dilakukan dengan menganalisis pretest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah
skor pretest terdapat pada titik pijak yang sama. Kriteria untuk menguji persamaan adalah sebagai berikut (Yulius, 2010:82).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain keduanya memiliki persamaan data.
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang signifikan
antara pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan kata lain tidak ada persamaan data atau berbeda.
3.9.1.2 Uji perbedaan
Uji perbedaan (Yulius, 2010:21) ini dilakukan untuk memastikan apakah
ada kenaikan yang terjadi dalam kelompok eksperimen dan kontrol dengan
membandingkan rata-rata skor pretest dan posttest. Kriteria yang digunakan untuk uji pembeda ini adalah sebagai berikut (Yulius, 2010:82).
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang
antara skor pretest dan posttest dengan kata lain terdapat kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest.
3.9.1.3 Uji Pengaruh Perlakuan dan Uji Selisih Skor
Ada dua cara yang dapat digunakan untuk menganalisis data pada uji
statistik ini, dua cara tersebut adalah uji pengaruh perlakuan dan uji selisih skor.
1. Uji pengaruh perlakuan
Uji pengaruh digunakan untuk memastikan apakah ada perbedaan antara skor
posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria yang digunakan untuk uji pengaruh perlakuan:
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara posttest di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol dengan kata lain penggunaan metode mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan dan
mencipta.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, terdapat perbedaan yang signifikan
antara posttest di kelompok eksperimen dan di kelompok kontrol dengan kata lain penggunaan metode mind map berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan menerapkan dan mencipta.
2. Uji selisih skor
Uji selisih skor ini dilakukan jika tidak terdapat persamaan titik pijak data
dari skor pretest pada kelompok kontrol atau eksperimen. Perhitungan selisih skor diperoleh dengan cara mengurangkan hasil dari posttest ke pretest. Sesudah skor selisih didapat kemudian selisih skor tersebut diuji normalitasnya lagi, dan
terakhir selisih skor dari dua kelompok tersebut diuji perbedaannya. Kriteria yang
digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara selisih skor di kelompok kontrol dan eksperimen.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka terdapat perbedaan yang
metode mind map tanpa memperhitungkan perbedaan siswa di kelompok eksperimen atau kontrol. Baik di SD manapun letaknya, desa atau kota; jenis SD
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV berisi hasil penelitian penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan dan penggunaan mind map terhadap kemampuan mencipta.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan menerapkan
Penelitian payung meneliti tentang pengaruh penggunaan mind map
terhadap berbagai tingkat level kognitif dari Benjamin S. Bloom. Unsur dalam
level kognitif tersebut adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi, dan mencipta. Pada bagian ini akan dibahas kemampuan kognitif
menerapkan. Penelitiannya dilakukan dengan cara memberikan instrumen pretest
dan postest terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan berupa pertanyaan yang menyangkut level kognitif
menerapkan. Kelompok yang dipilih sebagai kelompok kontrol adalah kelas VB
dan kelompok yang dipilih sebagai kelompok eksperimen adalah kelas VA
dengan jumlah masing-masing kelas 24 siswa. Pengukuran dilakukan dua kali.
Instrumen yang dibuat digunakan untuk mengetahui pengaruh penggunaan
mind map terhadap kemampuan menerapkan pada pretest dan posttest. Signifikansinya diukur dengan analisis statistik. Signifikansi dilihat dari
perubahan nilai pretest ke nilai posttest atau pada perbedaan skor posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen.
Variabel independen pada penelitian ini adalah penggunaan mind map
sedangkan variabel dependen yaitu kemampuan menerapkan. Hipotesis sementara
yaitu penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap
proses kognitif menganalisis siswa kelas V SDK Sengkan pada mata pelajaran
IPA untuk kompetensi dasar pelapukan batuan.
Data yang diperoleh diuji normalitasnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov
dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk menentukan jenis
uji statistik yang akan digunakan dalam analisis data responden, seperti yang
sudah dituliskan pada bab sebelumnya.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 data terdistribusi secara normal, sehingga analisis
statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik. Jika harga sig. (2-tailed) <
0,05 data terdistribusi secara tidak normal, sehingga analisis statistik selanjutnya
menggunakan statistik non parametrik.
Tabel 9. Hasil uji normalitas kemampuan menerapkan
No Aspek Nilai
Signifikansi
Keterangan
1. Pretest kelas kontrol 0,660 Normal
2. Posttest kelas kontrol 0,659 Normal
3. Pretest kelas eksperimen 0,187 Normal 4. Posttest kelas eksperimen 0,765 Normal
Menurut kriteria, semua aspek di atas memiliki distribusi data normal
sehingga aspek-aspek tersebut akan dianalisis dengan statistik parametrik dalam
hal ini independent samples t-test atau paired t-test sesuai dengan keperluannya. Analisis data dilakukan dengan cara menguji perbandingan skor pretest
antara kelas kontrol dan kelas eksperimen pada kemampuan menerapkan,
selanjutnya menguji perbedaan pretest ke posttest pada masing-masing kelas dan kemudian dilanjutkan dengan uji pengaruh perlakuan pada aspek menerapkan ini.
4.1.1.1 Perbandingan skor pretest
Langkah pertama dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
antara hasil pretest di kelompok kontrol dan hasil pretest di kelompok eksperimen. Cara ini digunakan untuk mengetahui apakah data-data yang akan
dianalisis lebih lanjut memiliki titik pijak yang sama sehingga bisa dibuat
perbandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik parametrik
independent samples t-test. Analisis data dilakukan dengan tingkat kepercayaan 95%. Kedua data pretest tersebut dikatakan tidak memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) > 0,05. Hipotesis statistiknya adalah sebagai
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima (Yulius, 2010:85).
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada dalam
level yang tidak sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan antara
selisih skor dari pretest ke posttest dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain kedua skor pretest berada dalam level yang sama sehingga akan digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 10. Perbandingan skor pretest kemampuan menerapkan
Hasil Pretest Nilai Signifikansi
Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,620 Tidak berbeda Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) adalah 0,620 atau > 0,05 maka Hnull
diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen pada kemampuan menerapkan. Dengan kata lain kedua skor pretest berada pada level yang sama sehingga nantinya akan digunakan analisis perbandingan skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
4.1.1.2 Perbandingan skor pretest ke posttest
Langkah kedua dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor yang signifikan antara skor pretest ke posttest baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Dari situ akan diperlihatkan persentase kenaikan
dalam hal ini paired t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Data pretest ke
posttest dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain terjadi peningkatan skor yang
signifikan dari pretest ke posttest.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen. Dengan kata lain tidak terjadi
peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
Hasil perhitungan uji perbedaan pretest ke posttest dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Perbandingan skor pretest ke posttest kemampuan menerapkan
No Kelompok Rerata Test (%)
Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) kelompok kontrol adalah 0,520 atau
> 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol. Dengan kata lain tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest pada kemampuan menerapkan di kelompok kontrol.
Sedangkan harga sig. (2-tailed) untuk kelompok eksperimen adalah 0,073
atau > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang
kata lain tidak terjadi peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest
pada kemampuan menerapkan di kelompok eksperimen.
4.1.1.3 Perbandingan posttest kemampuan menerapkan
Langkah ketiga dilakukan untuk melihat apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis statistik parametrik independent
samples t-test dengan tingkat kepercayaan 95%. Kedua skor posttest tersebut dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05.
Analisis perbedaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah penggunaan mind map
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan. Hasil analisis
yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk menarik kesimpulan
apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak hipotesis penelitian.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut.
Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05, maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada
perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan.
Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05, maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan.
Tabel 12. Perbandingan skor posttest kelompok kontrol dan eksperimen kemampuan menerapkan
Hasil Posttest Nilai Signifikansi
Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,622 Tidak berbeda Dari tabel di atas harga sig. (2-tailed) adalah 0,622 atau > 0,05, maka Hnull
diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan.
Hasil analisis yang dilakukan akan digunakan sebagai titik pijak untuk
menarik kesimpulan apakah hasil penelitian ini mengafirmasi atau menolak
hipotesis penelitian. Artinya penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan menerapkan.
Diagram berikut akan memperlihatkan skor pretest dan posttest baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen.
Gambar 6. Perbandingan antara skor pretest dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen kemampuan menerapkan
4.1.2 Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mencipta
Pada bagian ini akan dibahas kemampuan kognitif mencipta. Penelitian
dilakukan dengan cara memberikan instrumen pretest dan postest terhadap dua kelas yang berbeda yaitu kelas kontrol dan eksperimen. Instrumen yang digunakan