• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SOROWAJAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI SD KANISIUS SOROWAJAN"

Copied!
129
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PENGGUNAAN

MIND MAP

TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN

MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA

DI SD KANISIUS SOROWAJAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Disusun Oleh : Septiana Anggraini

081134124

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini teristimewa untuk :

1.

Bapak dan Ibu yang selalu menyertaiku dengan

doa dan kasih sayang

2.

Adikku tersayang

3.

Guru-guruku yang telah membimbing

4.

Alamamaterku Universitas Sanata Dharma

5.

Sahabatku yang selalu memberi motivasi dan

inspirasi

(5)

v

MOTTO

Kepuasan terletak pada usaha, bukan pada hasil.

Berusaha dengan keras adalah kemenangan yang

hakiki.

-Mahatma Gandhi-

If you judge people, you have no time to love them.

-Mother Teresa-

Words have the power to both destroy and heal. when

words are both true and kind, they can change our

world.

-Budha-

Kau bisa membayar orang untuk mengajar tapi

kau tak bisa membayar orang untuk peduli

(6)
(7)
(8)

viii

ABSTRAK

Anggraini, Septiana. 2012. Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mengaplikasikan dan Mencipta pada Mata Pelajaran IPA di SD Kanisius Sorowajan. Skripsi. Yogyakarta: PGSD Universitas Sanata Dharma.

Kata kunci : Mind map, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan mencipta, mata pelajaran IPA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan mind map

terhadap 1) kemampuan mengaplikasikan dan 2) mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen jenis Quasi Experimental

tipe Nonequivalent control group design. Penelitian ini bersifat kolaboratif dan dilakukan pada bulan Februari-Maret 2012. Subjek penelitian siswa kelas VA dan VB sebanyak 56 siswa. Kelas VA sebagai kelompok eksperimen sedangkan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Penelitian dilakukan pada mata pelajaran IPA, materi tentang mengidentifikasi jenis-jenis tanah. Instrumen penelitian berupa 6 soal essai yang masing-masing soal menunjukkan kemampuan kognitif. Soal untuk mengukur kemampuan mengaplikasikan terdapat pada nomor 3 dan soal untuk mengukur kemampuan mencipta terdapat pada nomor 6. Teknik pengumpulan data menggunakan pretest dan posttest pada kedua kelas tersebut. Analisis data yang dilakukan menggunakan program PASW SPSS 18 dengan tiga langkah yaitu dengan membandingkan skor pretest, skor pretest ke posttest, uji skor posttest untuk kemampuan mengaplikasikan dan uji selisih skor pretest ke

posttest untuk kemampuan mencipta

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Penggunaan mind map

berpengaruh terhadap kemampuan mengaplikasikan. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,006 < 0,05. 2) Penggunaan mind map berpengaruh terhadap kemampuan mencipta. Hal ini ditunjukkan dengan harga sig. (2-tailed)

(9)

ix

ABSTRACT

Anggraini, Septiana. 2012. The Effect of Mind Map Use on The Applicative and Creative Ability in The Science Lesson in The Kanisius Elementary School in Sorowajan. Thesis. Yogyakarta: Elementary Teacher Education Sanata Dharma University.

Keywords : Mind map, applicative ability, creative ability, science lesson. The research is aimed at identifying the effect of mind map use on 1) the applicative ability and 2) creative ability in the science lesion among the grade V students of Kanisius Elementary School of Sorowajan in the second term of academic year 2011/2012.

The research adopted experiment method using Quasi Experimental type. It used Nonequivalent control group design. The research was collaborative and conducted between Februari to Maret 2012. The subject of the research included the grade V students. The subjects were group into class A and Class B consisting of 56 students. Class A assigned into experiment and Class B into control experiment. The research was conducted on the science lesson, with the material of soil type identification. The research instruments involved 6 essay item tests, each of which identified the cognitive ability. Test item no 3 assessed the applicative ability and item number 6 assessed the creative ability. The data was collected using pretest and posttest on both classes . PASW SPSS 18 was used to analyze the test, consisting of three steps- pretest score comparison, comparison between pretest and posttest score, comparison posttest score for applicative ability, pretest and posttest differences score between two groups for creative ability.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Terima kasih atas semua berkat, karunia dan rahmat yang diberikan oleh

Tuhan karena penulis telah menyelesaikan skripsi dengan judul “PENGARUH

PENGGUNAAN MIND MAP TERHADAP KEMAMPUAN MENGAPLIKASIKAN DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA DI

SD KANISIUS SOROWAJAN”.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, sulit bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. G. Ari Nugrahanta, SJ, S.S., BST., M.A., selaku Kaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dan dosen Pembimbing I yang telah membimbing dan memberikan inspirasi kepada penulis.

3. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed., selaku Wakaprodi PGSD Universitas Sanata Dharma dan dosen Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan dukungan dengan sabar kepada penulis.

4. Dwi Nugraheni Rositawati, M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan demi skripsi yang lebih baik.

5. Suwardi, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Sorowajan yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SD tersebut.

6. Lia Pratiwi, Ama.Pd., selaku Guru kelas VA yang telah bersedia menjadi guru mitra dalam penelitian kolaboratif.

7. Siswa-siswa kelas VA dan VB SD Kanisius Sorowajan yang telah ikut berpartisipasi sebagai subjek penelitian.

8. Teman-teman penelitian kolaboratif IPA (Nita, Arista, Evi, Susi, Mbak Ratih, Moniq, Nana, Danik) yang selalu memberi masukan dan menjadi teman belajar yang baik,

(11)

xi 10.Segenap pihak yang telah membantu dan memberi dukungan serta

semangat dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Penulis menyadari penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan karena keterbatasan kemampuan. Penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI KARYA ... vii

ABSTRAK ... viii 1.1.Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2.Rumusan Masalah ... 2

1.3.Tujuan Penelitian ... 3

1.4.Manfaat Penelitian ... 3

BAB II LANDASAN TEORI 2.1.Kajian Pustaka ... 4

2.1.1.Teori-teori yang Mendukung ... 4

2.1.1.1.Teori Perkembangan Anak ... 4

2.1.1.2.Metode Pembelajaran ... 5

2.1.1.3.Metode Pembelajaran Mind Map ... 7

2.1.1.4.Proses Kognitif Mengaplikasikan dan Mencipta ... 9

2.1.1.5.Mata Pelajaran IPA ... 11

2.1.2.Penelitian-penelitian yang Relevan ... 14

2.1.2.1.Penelitian-penelitian tentang Mind Map ... 15

2.1.2.2.Penelitian-penelitin Proses Kognitif ... 15

2.1.2.3.Literature Map ... 16

2.2.Kerangka Berpikir ... 17

2.3.Hipotesis ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1.Jenis Penelitian ... 19

3.2.Populasi dan Sampel ... 19

3.3.Jadwal Pengambilan Data ... 20

3.4.Variabel Penelitian... 21

3.5.Definisi Operasional ... 21

(13)

xiii

3.7.Uji Validitas dan Reliabilitas ... 23

3.8.Teknik Pengumpulan Data ... 25

3.9.Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Hasil Penelitian ... 30

4.1.1.Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mengaplikasikan ... 30

4.1.1.1.Perbandingan Skor Pretest Mengapliksikan ... 32

4.1.1.2.Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Mengaplikasikan ... 32

4.1.1.3.Uji Pengaruh Perlakuan ... 33

4.1.2.Pengaruh Penggunaan Mind Map Terhadap Kemampuan Mencipta ... 34

4.1.2.1.Perbandingan Skor Pretest Mencipta ... 36

4.1.2.2.Perbandingan Pretest ke Posttest Mencipta ... 36

4.1.2.3.Uji Selisih Skor ... 37

4.1.3.Rangkuman Hasil Penelitian... 39

4.2.Pembahasan ... 41

4.2.1.Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Mengaplikasikan ... 41

4.2.2.Pengaruh Penggunaan Mind Map terhadap Kemampuan Mencipta ... 42

4.3.Keterbatasan Penelitian ... 43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1.Kesimpulan ... 44

5.1.1.Kemampuan Mengaplikasikan ... 44

5.1.2.Kemampuan Mencipta ... 44

5.2.Saran ... 44

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Jadwal Penelitian... 20

Tabel 2. Matrik Pengembangan Instrumen ... 23

Tabel 3. Hasil Uji Validitas ... 24

Tabel 4. Hasil Uji Daya Beda ... 24

Tabel 5. Hasil Uji Reliabilitas ... 25

Tabel 6. Teknik Pengumpulan Data ... 26

Tabel 7. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasikan ... 31

Tabel 8. Hasil Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mengaplikasikan ... 32

Tabel 9. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasikan ... 33

Tabel 10. Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest Kemampuan Mengaplikasikan ... 33

Tabel 11. Hasil Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 35

Tabel 12. Hasil Uji Beda Skor Pretest Kemampuan Mencipta ... 36

Tabel 13. Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 37

Tabel 14. Hasil Uji Normalitas Selisih Skor Kemampuan Mencipta ... 37

Tabel 15. Hasil Uji Selisih Skor Kemampuan Mencipta ... 38

Tabel 16. Rangkuman Skor Pretest ... 40

Tabel 17. Rangkuman kenaikan skor pretest ke posttest ... 40

Tabel 18. Rangkuman Perbandingan Skor Posttest ... 41

(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Contoh Mind Map ... 9

Gambar 2. Literature Map dari Penelitian Sebelumnya ... 16

Gambar 3. Proses Penyusunan Hipotesis ... 18

Gambar 4. Desain Penelitian ... 19

Gambar 5. Variabel Penelitian ... 21

Gambar 6. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mengaplikasikan ... 34

Gambar 7. Perbandingan Skor Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta ... 38

(16)

xvi

Lampiran 4. Uji Reliabilitas Soal ... 84

Lampiran 5. Uji Daya Beda Soal ... 84

Lampiran 6. Artikel dan Soal ... 85

Lampiran 7. Rubrik Penilain Skor ... 89

Lampiran 8. Rekapitulasi Nilai ... 91

Lampiran 9. Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Mengaplikasikan Kelas Kontrol ... 92

Lampiran 10. Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta Kelompok Eksperimen ... 93

Lampiran 11. Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta Kelas Kontrol ... 94

Lampiran 12. Nilai Pretest dan Posttest Kemampuan Mencipta Kelompok Eksperimen ... 95

Lampiran 13. Uji Normalitas Kemampuan Mengaplikasikan ... 96

Lampiran 14. Uji Normalitas Kemampuan Mencipta ... 96

Lampiran 15. Uji Pretest Kemampuan Mengaplilasikan ... 97

Lampiran 16. Uji Pretest Kemampuan Mencipta ... 97

Lampiran 17. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kemampuan Mengaplikasikan ... 98

Lampiran 18. Uji Perbandingan Pretest ke Posttest Kemampuan Mencipta ... 98

Lampiran 19. Uji Posttest Kemampuan Mengaplikasikan ... 99

Lampiran 20. Uji Normalitas Selisih Kemampuan Mencipta ... 99

Lampiran 21. Uji Selisih Skor Kemampuan Mencipta ... 99

Lampiran 22. Foto-foto Penelitian ... 100

Lampiran 23. Foto-foto Mind Map Yang Dibuat Siswa ... 108

Lampiran 24. Surat Ijin Penelitian dari FKIP ... 111

Lampiran 25. Surat Telah Melakukan Penelitian ... 112

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

Bab I membahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 Latar Belakang Penelitian

Tujuan pendidikan bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Banyak anak di Indonesia belum mendapatkan pendidikan yang layak untuk mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia. Salah satu cara untuk mendapatkan pendidikan yaitu melalui sekolah. Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang dipercaya oleh negara untuk memberikan pembelajaran yang utuh kepada siswa. Proses pembelajaran melibatkan guru dan siswa, maka guru dituntut untuk dapat merancang pembelajaran yang menarik dan utuh agar kemampuan kognitif siswa berkembang secara menyeluruh dan mencapai taraf kognitif tertinggi.

Pada kenyataannya, tidak banyak guru yang benar-benar memperhatikan hal tersebut. Pembelajaran yang direncanakan seringkali hanya mengedepankan pada taraf kognitif terrendah yaitu mengingat atau menghafal melalui metode ceramah. Siswa tidak dapat berkreasi dengan maksimal dan cenderung pasif dalam pembelajaran jika guru hanya merencanakan pembelajaran yang konvensional tanpa mempertimbangkan taraf kognitif tertinggi.

(18)

2 Guru dapat merencanakan pembelajaran IPA yang menarik dan menunjukkan kreativitas yang dimiliki oleh siswa dengan menggunakan metode yang tepat.

Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran IPA yang direncanakan maka metode yang digunakan dalam pembelajaran seharusnya menarik dan dapat mengaktifkan siswa. Siswa tidak hanya aktif secara fisik melalui gerakan namun siswa dapat mengaktifkan sel-sel otak yang ada dalam dirinya dan menumbuhkan kreativitas siswa.

Penelitian ini akan mengujicobakan metode pembelajaran dengan Mind Map. Penggunaan metode mind map diharapkan dapat mendorong kreativitas yang dimiliki oleh siswa. Mind map juga dapat membantu siswa untuk mengaktifkan sel-sel otaknya karena ketika membuat mind map koordinasi otak dan gerakan tangan bekerja bersama. Otak menjadi terkonsep dengan jelas dari cabang-cabang yang digambar oleh siswa. Mind map juga merupakan cara mencatat yang menarik karena menggunakan pensil warna dan gambar-gambar yang sesuai dengan imajinasi dan kreativitas siswa sehingga membuat menarik untuk dibaca. Gambar,warna,kata dan garis yang dibuat dapat merangsang ide-ide siswa selanjutnya untuk dipetakan ke dalam cabang-cabang berikutnya selama pembuatan mind map sehingga pemahaman siswa menjadi terkonsep dan pembelajaran menjadi menyenangkan. Untuk itu peneliti akan meneliti akan membatasi fokus penelitian pada pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Tahun Ajaran 2011/2012.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apakah penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowojan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/2012? 1.2.2 Apakah penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap

(19)

3

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasikan pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowojan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.3.2 Mengetahui pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mencipta pada mata pelajaran IPA materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah pada siswa kelas V SD Kanisius Sorowojan Yogyakarta pada semester genap tahun ajaran 2011/2012.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Guru

Guru mendapatkan pengalaman dalam melakukan pembelajaran IPA dengan menggunakan mind map, sehingga guru dapat menerapkannya pada mata pelajaran lain.

1.4.2. Bagi sekolah

Laporan penelitian dapat meningkatkan wawasan warga sekolah. 1.4.3. Bagi siswa

Siswa mendapatkan pengalaman belajar dengan menggunakan mind map. Siswa dapat melatih kreativitasnya dengan membuat mind map.

1.4.4. Bagi Peneliti

(20)

4

BAB II

LANDASAN TEORI

BAB II berisi kajian pustaka, kerangka berpikir, dan hipotesis. Kajian pustaka berisi teori-teori yang mendukung dan penelitian-penelitian yang relevan. Selanjutnya dirumuskan ke dalam kerangka berpikir dan hipotesis yang berisi dugaan sementara dari rumusan masalah dalam penelitian.

2.1Kajian Pustaka

2.1.1.Teori-teori yang mendukung

Teori-teori yang mendukung membahas teori perkembangan anak, metode pembelajaran, metode pembelajaran mind map, proses kognitif mengaplikasikan dan mencipta, dan mata pelajaran IPA.

2.1.1.1.Teori Perkembangan Anak

Anak berkembang dari bayi sampai dewasa, perkembangan anak tidak hanya dilihat dari fisiknya, namun anak juga berkembang dalam segi intelektual atau kognitif. Salkind (2009:328) menjelaskan tahap perkembangan kognitif anak menurut Piaget.

1. Tahap Sensorimotor

Pada tahap sensorimotor anak berusia 0-2 tahun. Pada tahap ini perkembangan kognitif anak didapat dari pengalaman langsung di lingkungan. Anak menggunakan refleks sensori yang dimiliki untuk belajar. 2. Tahap Pra Operasional

Tahap pra operasional terjadi pada anak yang berumur 2-7 tahun. Perkembangan kognitif anak pada tahap pra operasional didapat dari pemikiran mereka melalui panca indera yang mereka miliki. Anak sudah bisa menjelaskan tentang objek yang mereka lihat dengan bahasa.

3. Tahap Operasional Konkret

(21)

5 4. Tahap Operasional Formal

Anak berada pada tahap formal pada usia 12-14 tahun. Anak yang telah masuk dalam tahap formal bisa disebut sebagai anak remaja, Mereka sudah bisa berpikir secara logis dan abstrak ketika menyelesaikan suatu persoalan. Siswa kelas V SD termasuk dalam tahap operasional konkret. Menurut Suparno (2001:86) pada tahap ini siswa sudah dapat berpikir secara menyeluruh, teratur, dan terarah dengan melihat banyak unsur dalam waktu yang sama.

2.1.1.2. Metode Pembelajaran

Menurut Siregar (2010:80) metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar, metode diperlukan oleh guru dan penggunaannya pun bervariasi. Metode pembelajaran adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Djamarah (2005:233-244) menjelaskan beberapa metode pembelajaran di antaranya sebagai berikut:

1. Metode pemberian tugas dan resitasi

Metode resitasi (penugasan) adalah cara penyajian pelajaran di mana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar. Siswa dapat melakukan kegiatan belajar tanpa terikat dengan tempat, yang terpenting adalah tujuan pembelajaran dapat tercapai. Siswa dapat melakukan tugas dengan membaca buku, pergi ke perpustakaan, ke laboratorium, di rumah dan di mana saja asal tugas yang diberikan dapat terselesaikan.

2. Metode diskusi

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian pelajaran di mana siswa dihadapkan pada suatu permasalahan dan kemudian siswa berusaha memecahkan atau mencari solusinya bersama dengan para siswa lainnya yang tergabung dalam kelompok.

3. Metode demonstrasi

(22)

6 sesuatu proses atau cara kerja benda yang berkaitan dengan bahan pelajaran yang dipelajari.

4. Metode karyawisata

Metode karyawisata adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran pada siswa dengan cara membawa siswa belajar langsung ke tempat yang menjadi sumber dari penguasaan bahan pelajaran tersebut.

5. Metode tanya jawab

Metode tanya jawab adalah cara penyajian bahan pelajaran melalui bentuk-bentuk pertanyaan yang diberikan oleh guru kepada siswa dan siswa berusaha menjawab dengan mengembangkan keterampilan mengamati, menginterpretasi, mengklasifikasikan, membuat kesimpulan, menerapkan dan mengkomunikasikan.

6. Metode latihan

Metode latihan atau training adalah suatu cara mengajar untuk menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu juga sebagai sarana untuk memelihara kebiasaan-kebiasaan yang baik. Selain itu metode ini juga dapat digunakan untuk memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan, dan keterampilan.

7. Metode ceramah

Metode ceramah adalah metode yang di mana siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Metode ini sering juga disebut metode tradisional karena telah digunakan sejak dari dulu. Menurut Zaini (2008:89-97) metode ceramah memiliki kelebihan dan kekurangan.

Kelebihan metode ceramah:

a. Praktis dari sisi persiapan dan media yang digunakan. b. Efisien dari sisi waktu dan biaya.

c. Dapat menyampaikan materi yang banyak. d. Mendorong guru menguasai materi. e. Lebih mudah mengontrol kelas. f. Siswa tidak perlu persiapan.

(23)

7 Kekurangan metode ceramah:

a. Membosankan. b. Siswa tidak aktif.

c. Informasi hanya satu arah. d. Feed back relatif rendah. e. Menggurui dan melelahkan.

f. Kurang melekat pada ingatan siswa.

g. Kurang terkendali, baik waktu maupun materi. h. Monoton.

i. Tidak mengembangkan kreativitas siswa. j. Menjadikan siswa hanya sebagai objek didik. k. Tidak merangsang peserta untuk membaca.

Beberapa metode yang telah disebutkan diatas, peneliti memilih metode yang dapat mengembangkan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh siswa yaitu metode pembelajaran mind map. Metode mind map akan dibahas sebagai berikut.

2.1.1.3. Metode Pembelajaran Mind Map

1. Pengertian mind map

Menurut Buzan (2008:4) mind map adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dengan mengambil informasi ke luar dari otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran. Mind adalah pikiran dan map adalah peta, jadi mind map adalah pikiran yang dipetakan. Mind map mempunyai banyak manfaat bagi manusia. Menurut Buzan (2008:6-7) keuntungan mind map yaitu :

a. Mengaktifkan seluruh otak.

b. Memusatkan perhatian pada pokok bahasan.

c. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah.

d. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian. e. Mengingat dalam jangka panjang.

(24)

8 2. Langkah pembuatan mind map

Dalam pembuatan mind map ada beberapa langkah dan bahan yang digunakan. Buzan (2008:15-16) menjelaskan alat, bahan, dan langkah dalam pembuatan mind map. Alat dan bahan yang digunakan untuk membuat mind map

yaitu kertas HVS putih, spidol atau pensil warna, otak atau pikiran dan imajinasi. Berikut adalah langkah-langkah pembuatan mind map :

a. Mulai dari bagian tengah kertas kosong. Letakkan kertas dalam posisi horizontal atau landscape.

b. Gunakan gambar atau foto untuk ide pokok. Gambar akan lebih bermakna dan menarik sehingga dapat membuat konsentrasi menjadi terfokus. Gambar juga dapat menuangkan imajinasi dan kreativitas pada ide atau pikiran yang miliki.

c. Gunakan warna. Warna dapat membuat mind map yang dibuat menjadi lebih hidup dan berwarna, serta dengan warna juga dapat menimbulkan kesan menarik dengan perpaduan warna yang disukai.

d. Hubungkan cabang-cabang utama atau gagasan utama ke sub topik dan hubungkan cabang ke banyak cabang lagi sesuai dengan yang kehendaki. Gunakan warna yang berbeda pada setiap sub topik.

e. Buat garis hubung yang melengkung, bukan garis lurus. Buat garis seperti cabang pohon. Garis dimulai dari garis yang tebal pada cabang utama kemudian menipis pada sub topik.

f. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis dengan menggunakan warna yang serasi.

(25)

9 Gambar 1: contoh mind map

Sumber:dunianyaanakkita.blogspot.com

Beberapa keuntungan dan langkah pembuatan mind map yang telah dijelaskan, peneliti memilih proses kognitif yang dapat dikembangkan dengan penggunaan mind map yaitu proses kognitif mengaplikasikan dan mencipta sesuai dengan taksonomi Bloom. Adapun penjelasan proses kognitif mengaplikasikan dan mencipta sebagai berikut.

2.1.1.4. Proses Kognitif Mengaplikasikan dan Mencipta

1. Proses kognitif Benjamin S. Bloom

Menurut Anderson, 2010:99) proses kognitif ada enam tingkatan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta. Enam proses kognitif tersebut dapat terlihat dari kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa. Adapun penjelasan enam proses kognitif tersebut sebagai berikut.

(26)

10 kognitif mengaplikasikan dan mencipta akan dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut.

2. Proses Kognitif Mengaplikasikan

Menurut Anderson (2010:116) proses kognitif mengaplikasikan adalah proses kognitif yang melibatkan penggunaan prosedur-prosedur untuk mengerjakan soal atau menyelesaikan masalah. Kategori mengaplikasikan terdiri dari dua proses kognitif yaitu, mengeksekusi atau melaksanakan dan mengimplementasi atau menggunakan.

a. Mengeksekusi atau Melaksanakan

Dalam mengeksekusi siswa melaksanakan prosedur atau langkah-langkah sebagai latihan untuk menyelesaikan masalah yang sudah diketahui sebelumnya.

b. Mengimplementasikan atau Menggunakan

Siswa melaksanakan prosedur sesuai dengan permasalahan yang tidak mereka ketahui sebelumnya.

3. Proses Kognitif Mencipta

Menurut Anderson (2010,128) proses kognitif mencipta merupakan proses berpikir yang memadukan pengalaman belajar sebelumnya untuk membentuk sesuatu yang baru. Mencipta dapat menunjukkan kreativitas seseorang dalam karyanya. Mereka bebas mengekspresikan karyanya. Proses mencipta dimulai dengan beberapa tahap. Menurut Anderson (2010:128-133) menjelaskan bahwa dalam proses mencipta terdapat tiga tahap proses kognitif, yaitu merumuskan, merencanakan, memproduksi.

a. Merumuskan

Menggambarkan masalah yang melibatkan siswa dalam mencari solusi dari tugas yang diberikan.

b. Merencanakan solusi

(27)

11 c. Memproduksi

Tahap ini siswa membuat karya yang sesuai dengan kreativitas yang mereka miliki dengan disesuaikan pada masalah dan rencana yang telah disusun sebelumnya.

Beberapa proses kognitif yang telah dijelaskan diantaranya proses kognitif mengaplikasikan dan mencipta, peneliti memilih mata pelajaran IPA sebagai mata pelajaran yang dapat dikembangkan dengan proses kognitif tersebut. Adapun penjelasan mata pelajaran IPA sebagai berikut.

2.1.1.5. Mata Pelajaran IPA

Di sini akan dibahas tentang hakikat IPA, tujuan pembelajaran IPA, dan materi ajar kelas V tentang tanah.

1. Hakikat IPA

Menurut Iskandar (2001:2-13) hakikat IPA dikategorikan ke dalam 3 dimensi, yaitu hakikat sebagai dimensi produk, keterampilan berproses, dimensi sikap.

a. Hakikat IPA sebagai dimensi produk

Menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2010:13) IPA dalam suatu produk merupakan sekumpulan pengetahuan dan sekumpulan konsep dan bagan konsep. Menurut Iskandar (2001:3-4) bentuk IPA sebagai dimensi produk adalah fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum, dan teori-teori.

1) Fakta dalam IPA merupakan pertanyaan-pertanyaan tentang benda-benda yang benar-benar ada dan dapat dibuktikan.

2) Konsep dalam IPA merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta IPA.

3) Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan di antara konsep IPA. Prinsip IPA bersifat sementara dan dapat berubah bila ada observasi baru yang dilakukan.

(28)

12 b. Hakikat IPA sebagai suatu keterampilan proses

Hakikat IPA sebagai suatu keterampilan proses merupakan suatu metode yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan. Menurut Prihantoro (dalam Trianto, 2010:137) IPA sebagai suatu proses merupakan proses yang digunakan untuk mempelajari objek studi, menemukan dan mengembangkan produk-produk sains, teori-teori IPA akan melahirkan teknologi yang dapat memberi kemudahan bagi kehidupan.

c. Hakikat IPA sebagai dimensi sikap

Hakikat IPA sebagai dimensi sikap merupakan keyakinan, pendapat, dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seseorang ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru. Sikap tersebut misalnya rasa ingin tahu, tanggung jawab, disiplin, tekun, jujur, terbuka terhadap pendapat orang lain.

2. Tujuan Pembelajaran IPA

Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam semesta. IPA memiliki peran yang penting dalam proses kognitif siswa. Menurut Depdiknas (dalam Trianto, 2010:138) tujuan IPA yaitu:

a. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. b. Mengembangkan keterampilan sikap dan nilai ilmiah.

c. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang melek sains dan teknologi.

d. Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

3. Materi Ajar kelas V

Materi yang digunakan untuk penelitian ini mengambil standar kompetensi: memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam, kompetensi dasar mengidentifikasi jenis-jenis tanah.

(29)

13 sangat penting karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan unsur hara dan air sebagai penopang akar. Menurut Hermana (2009:163-164) tanah terbentuk akibat adanya pelapukan batuan, di antaranya sebagai berikut:

a. Pelapukan fisika, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh iklim atau cuaca, suhu, angin, dan air.

b. Pelapukan kimia, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh proses kimia. Air hujan yang bercampur dengan gas-gas sisa buangan industri atau pabrik dapat mengakibatkan hujam asam yang dapat menyebabkan kerusakan pada batuan.

c. Pelapukan biologi, yaitu pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas tumbuh-tumbuhan, hewan, dan manusia. Lumut yang menempel pada batuan akan mengeluarkan zat asam yang sedikit demi sedikit akan dapat menghancurkan batuan yang ditempeli kerak tersebut.

Menurut Soewandi (2011:150) jenis tanah di Indonesia dibedakan menjadi 8, di antaranya sebagai berikut:

a. Tanah humus adalah tanah yang sangat subur, berwarna kehitaman, dan dapat menyerap air, terbentuk dari lapukan daun dan batang pohon yang telah membusuk.

b. Tanah pasir adalah tanah yang bersifat kurang baik bagi pertanian, terbentuk dari batuan beku serta batuan sedimen yang memiliki butir kasar dan berkerikil.

c. Tanah alluvial/tanah endapan adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian.

d. Tanah podzolit adalah tanah subur yang umumnya berada di pegunungan dengan curah hujan yang tinggi dan bersuhu rendah/dingin.

(30)

14 f. Tanah laterit adalah tanah tidak subur yang tadinya subur dan kaya akan unsur hara, namun unsur hara tersebut hilang karena larut dibawa oleh air hujan yang tinggi.

g. Tanah kapur/tanah mediteran adalah tanah yang sifatnya tidak subur yang terbentuk dari pelapukan batuan kapur.

h. Tanah organosol/tanah gambut adalah tanah yang kurang subur untuk bercocok tanam, terbentuk dari pelapukan tumbuhan rawa pada iklim basah dengan curah hujan lebih.

Tanah juga memiliki bahan penyusun yang berupa lapisan-lapisan yang berbeda. Menurut Hermana (2009:165) lapisan tanah digolongkan menjadi 4 lapisan, yaitu:

a. Tanah lapisan atas (tanah humus). Lapisan yang terbentuk dari pelapukan batuan dan sisa-sisa makhluk hidup yang telah mati. Lapisan tanah atas merupakan lapisan tanah yang paling subur. Lapisan tanah atas berwarna gelap kehitam-hitaman, gembur, banyak mengandung oksigen, dan mengandung humus.

b. Tanah lapisan bawah (tanah liat). Lapisan tanah bawah mengandung humus, sedikit lebih padat, keras dan lebih cerah dibandingkan dengan warna tanah di atasnya. Lapisan tanah ini sulit dilalui air. Tanah ini memiliki sifat yang lengket dan elastis.

c. Tanah lapisan tengah (tanah pasir). Lapisan tanah yang terbentuk dari campuran pelapukan batuan dan air. Lapisan tanah ini banyak pecahan batuan yang lapuk sehingga menyerupai pasir. Lapisan tanah ini tidak subur karena kurang mengandung humus.

d. Tanah lapisan batuan dasar. Lapisan ini mengandung batu-batuan dari berbagai jenis.

2.1.2. Penelitian-penelitian yang relevan

(31)

15

2.1.2.1 Penelitian-penelitian tentang mind map

Maryudani (2010) meneliti peningkatan prestasi belajar dalam mata pelajaran IPS dengan teknik mind mapping. Populasi dan subjek penelitian yaitu siswa kelas V SD Kanisius Kintelan yang berjumlah 32 siswa. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa sebanyak 18,58% dari nilai rata-rata awal 50,42 dengan KKM 61,00. Nilai rata-rata test siswa pada siklus I setelah menggunakan teknik mind mapping menjadi 69,00. Pada siklus II mengalami kenaikan sebanyak 29,58% dari nilai awal. Nilai rata-rata siswa pada siklus II menjadi 80,00.

Kusuma (2010) meneliti penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Subjek penelitian yaitu siswa kelas XB SMA Bopkri 2. Hasil penelitian menunjukkan ada peningkatan prestasi belajar siswa dari nilai rata-rata awal 40,21 setelah diberikan tindakan pada siklus I nilai rata-rata menjadi 57,64 dan pada siklus II nilai rata-rata menjadi 74,31.

Widyaningsih (2006) meneliti penggunaan media mind map dalam meningkatkan motivasi dan prestasi belajar. Populasi dan subjek penelitian yaitu siswa kelas XI IPS2 SMA Taman Madya yang berjumlah 25 siswa. Hasil penelitian pada siklus I menunjukkan peningkatan prestasi belajar dengan nilai rata-rata 73,90 dari nilai sebelumnya 65,34. Pada siklus II nilai rata-rata menjadi 89,70.

2.1.2.2 Penelitian-penelitian tentang proses kognitif

Astuti (2004) meneliti tentang tingkat pencapaian tujuan pembelajaran fisika berdasarkan taksonomi Bloom pada materi pokok listrik statis dan kapasitor. Subjek penelitian siswa SMU N 1 Pakem kelas II. Peneliti menggunakan instrumen penilaian berupa tes jawaban singkat pada tujuan pembelajaran aspek ingatan, pemahaman, dan penerapan. Tes uraian digunakan pada tujuan pembelajaran aspek analisis-sintesis. Hasil penelitian menunjukkan tingkat pencapaian tujuan pada aspek ingatan sedang, aspek pemahaman rendah, penerapan sedang dan analisis-sintesis rendah.

(32)

16 berjumlah 66 siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap prestasi belajar siswa dengan ditunjukkan nilai sig (2 tailed) sebesar 0,001 atau < 0,05 dan ada pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan berpikir kritis kognitif yang ditunjukkan dengan nilai sig (2 tailed) 0,000 atau < 0,05.

Astuti (2007) meneliti tentang hubungan kreativitas dan kemampuan penalaran induktif dengan prestasi belajar matematika. Populasi dan sampel penelitian adalah siswa kelas IIIA dan IIIB SLTP N 1 Kalasan yang berjumlah 75 siswa. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif dan cukup besar antara kreativitas belajar dan kemampuan penalaran induktif dengan prestasi belajar matematika. Hal ini ditunjukkan bahwa kedua variabel bebas memberikan sumbangan sebesar 53,6%

.

2.1.2.3. Literature Map

Gambar 2 : Literature Map dari Penelitian Sebelumnya PENGGUNAAN

Mind Map dan Kemampuan mengaplikasikan dan

(33)

17

2.2. Kerangka berpikir

Untuk keberhasilan tujuan pembelajaran dengan menggunakan mind map yang diterapkan di SD Kanisius Sorowajan dalam materi mengidentifikasi jenis-jenis tanah, rencana pembelajaran harus disusun dengan memperhatikan taraf kemampuan berpikir siswa sampai pada tahap yang tertinggi sehingga siswa mendapat pengetahuan yang utuh dan menyeluruh ketika melakukan pembelajaran di sekolah.

Penggunaan mind map dapat mengaktifkan dan mendorong siswa belajar aktif dan kreatif sehingga kemampuan kognitif yang tertinggi dapat tercapai dengan baik. Siswa dapat memaksimalkan kemampuan mengaplikasikan dan mencipta melalui pembelajaran dengan menggunakan

mind map.

Jika penggunaan mind map diterapkan pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan, kemampuan mengaplikasikan dan mencipta akan berpengaruh secara signifikan.

2.3 Hipotesis

2.3.1 Penggunaan metode mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan siswa kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta pada mata pelajaran IPA untuk kompetensi dasar mengidentifikasi jenis-jenis tanah semester genap tahun 2011/2012.

(34)

18 Landasan teori pada bab II dapat diperlihatkan dengan piramida terbalik dengan menggunakan logika deduktif sebagai berikut.

---

Gambar 3 : Proses Penyusunan Hipotesis Variabel

Kemampuan Mengaplikasikan dan Mencipta

Variabel Penggunaan Mind Map

Kajian Pustaka

Penelitian-penelitian sebelumnya

Kerangka Berpikir

(35)

19

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimental jenis Quasi Experimental dengan tipe Nonequivalent control group design (Sugiyono, 2010:114-116). Dalam jenis penelitian Quasi Experimental dipilih dua kelompok. Dari dua kelompok tersebut didapat kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Penelitian ini termasuk penelitian

Quasi Experimental karena tiap responden pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak dipilih secara random. Kedua kelompok tersebut diberi pretest

untuk mengetahui keadaan awal sebelum mendapat treatment atau perlakuan. Setelah mendapat treatment atau perlakuan kedua kelompok diberi posttest untuk mengetahui keadaan setelah mendapat treatment atau perlakuan. Pengaruh perlakuannya adalah (O2-O1)-(04-O3). Adapun penelitian dengan tipe

Nonequivalent control group design dapat dilihat pada tabel berikut:

Gambar 4 : Desain Penelitian

X = Perlakuan

O1 = Rerata skor pretest kelompok eksperimen O2 = Rerata skor posttest kelompok eksperimen O3 = Rerata skor pretest kelompok kontrol O4 = Rerata skor posttest kelompok kontrol

3.2 Populasi dan sampel

Menurut Sugiyono (2010:297) populasi adalah objek penelitian yang digunakan sebagai sumber data dalam melakukan suatu penelitian sedangkan

O1 X O2

(36)

20 sampel adalah bagian dari objek penelitian yang diambil dengan menggunakan cara tertentu yang digunakan sebagai contoh dengan suatu penelitian.

Penelitian ini mengambil subjek SDK Sorowajan yang beralamat di jalan Sorowajan baru no 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta dengan studi kasus kelas VA sebagai kelompok eksperimen dan kelas VB sebagai kelompok kontrol. Kedua kelompok tersebut memiliki jumlah siswa yang sama yaitu 28 siswa dalam setiap kelas. Penentuan kelas kontrol dan kelas eksperimen dipilih dengan cara diundi. Kelas eksperimen mendapat perlakuan khusus dengan menggunakan mind map sedangkan kelas kontrol tidak mendapat perlakuan khusus. Kelas kontrol hanya belajar seperti pembelajaran konvensional biasa yaitu dengan menggunakan metode ceramah.

3.3 Jadwal Pengambilan Data

Pengambilan data penelitian dilakukan mulai tanggal 28 Februari 2012 sampai dengan 09 Maret 2012. Berikut ini jadwal pengambilan data penelitian pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen :

Tabel 1 : Jadwal Kegiatan Penelitian

Hari/Tanggal Pertemuan Eksperimen VA

1 Proses terbentuknya tanah

2 Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya

3 Proses pembuatan kompos

4 Artikel tentang tanah jam 6-7

(37)

21

3.4 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2010:61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini menggunakan variabel independen atau bebas dan variabel dependen atau terikat. Menurut Sugiyono (2010:61) variabel independen atau bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel dependen, sedangkan variabel dependen atau terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat dari variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independennya adalah penggunaan mind map sedangkan variabel dependennya adalah kemampuan mengaplikasikan dan kemampuan mencipta.

Variabel Independen Variabel Dependen

Gambar 5 : Variabel Penelitian

3.5 Definisi Operasional

3.5.1. Mind map adalah cara mencatat yang dapat mempermudah mempelajari materi, dengan cara membuat bagan pada bagian inti sebagai fokusnya kemudian dikembangkan melalui cabang-cabangnya dengan menggunakan garis lengkung.

3.5.2. Proses kognitif adalah proses perkembangan pengetahuan seseorang yang di mulai dari tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi sesuai dengan Taksonomi Bloom yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.

(38)

22 3.5.3. Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang mempelajari tentang bumi dan

sekitarnya.

3.5.4. Kemampuan mengaplikasikan adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dengan menggabungkan beberapa prosedur.

3.5.5. Kemampuan mencipta adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam membuat suatu produk sesuai dengan kreativitasnya sendiri berdasarkan pengetahuan yang telah dimiliki. Produk yang dibuat berupa sebuah rancangan.

3.5.6. SD Kanisius Sorowajan adalah tempat pelaksanaan penelitian yang beralamat di jalan Sorowajan no 111 Banguntapan, Bantul, Yogyakarta. 3.5.7. Siswa adalah responden dalam penelitian yang terdiri dari kelas VA dan VB

di SDK Sorowajan.

3.6 Instrumen Penelitian

(39)

23 Tabel 2 : Matriks Pengembangan Instrumen

3.7 Uji validitas dan reliabilitas

Penelitian ini menggunakan soal essai untuk pengambilan data penelitian. Sebelum soal essai digunakan untuk penelitian soal-soal essai tersebut diujikan terlebih dahulu secara empiris untuk mengetahui validitas dan reliabilitas di sekolah yang berbeda dengan sekolah yang dijadikan tempat penelitian. Menurut Nurgiantoro (2001:72) soal yang digunakan untuk penelitian berupa soal essai

memiliki kelebihan dapat mengukur kemampuan atau pemahaman kognitif yang dimiliki oleh siswa sampai pada level kognitif yang paling tinggi yaitu: kemampuan mencipta sedangkan soal essai juga memiliki keterbatasan yaitu soal

essai mempunyai validitas dan reliabilitas yang sulit untuk dicapai sampai pada kriteria tinggi.

Soal essai yang digunakan diujikan sekolah yang berbeda untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitasnya. Sekolah yang digunakan yaitu di SDK Wirobrajan pada kelas VA dan VB dengan jumlah siswa VA 32 siswa dan VB 35 siswa. Hasil uji validitas di SDK Wirobrajan sudah valid namun pada uji reliabilitas menunjukkan hasil 0,51 karena baru memiliki reliabilitas cukup, kemudian diujikan di SDK Sengkan pada kelas VA dan VB, dengan jumlah siswa kelas VA 24 siswa dan VB 24 siswa. Hasil uji validitas dan reliabilitas dianalisis menggunakan program komputer SPSS 18 for Windows.

No Variabel Aspek Indikator No

Soal

1 Mengaplikasikan

Menggunakan

Menggunakan artikel untuk memilih cara-cara pemanfaatan sampah anorganik

3

Melaksanakan Menyebutkan kata lain cara

pemanfaatan sampah anorganik

Mengimplementasikan Memilih cara-cara pemanfaatan sampah

anorganik disertai dengan penjelasan

2 Mencipta

Merumuskan

Merumuskan kegiatan membuat pupuk dari sampah organik

6

Merencanakan Merencanakan langkah-langkah

pembuatan pupuk dari sampah organik

Mengkonstruksi Merancang pembuatan pupuk dengan

(40)

24 1. Validitas Instrumen

Menurut Sugiyono (2010:363), validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Instrumen disebut valid kalau bisa mengukur apa yang seharusnya diukur. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi dari Pearson. Berikut ini adalah hasil uji validitas di SDK Sengkan :

Tabel 3: Hasil uji validitas No.

soal Variabel

Pearson

Correlation Sig.(2-tailed) Keterangan

1 Mengingat 0,545** 0,000 Valid menunjukkan bahwa enam soal tersebut valid dan dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.

Menurut Sugiyono (2010:179) pengujian seluruh butir instrumen dalam satu variabel dapat juga dilakukan dengan mencari daya pembeda skor item dari kelompok yang memberikan jawaban tinggi dan jawaban rendah. Cara menghitung uji daya beda dengan cara jumlah kelompok yang tinggi diambil 27% dan kelompok yang rendah diambil 27%. Berikut adalah hasil uji daya beda di SDK Sengkan.

Tabel 4 : Hasil uji daya beda

Levene’s Test for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig Df Sig. (2-tailed)

SDK Sengkan

3,817 0,065 20 0,000

(41)

25 yang signifikan antara skor atas dan skor bawah. Artinya item soal tersebut dapat digunakan sebagai instrumen yang telah teruji validitasnya.

2. Reliabilitas Instrumen

Menurut Masidjo (1995:209) reliabilitas adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian. Data tes yang reliabel menunjukkan ketepatan atau keajegan dalam berbagai pengukuran atau dengan kata lain data tersebut konsisten. Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan uji AlphaCronbach. Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas di SDK Sengkan.

Tabel 5 : Hasil uji reliabilitas

Alpha Cronbach Kualifikasi

SDK Sengkan 0,690 Cukup

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa reliabilitas nilainya sebesar 0,690 yang artinya dengan demikian instrumen tersebut memiliki reliabitas yang cukup (Masidjo, 1995:209) dan dapat digunakan untuk instrumen penelitian. Menurut Numally (dalam Ghozali, 2010) suatu konstruk dikatakan reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60.

3.8 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah pretest

dan posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pretest dilakukan sebelum materi diajarkan. Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum diberikan perlakuan yaitu penggunaan mind map pada kelompok eksperimen dan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol. Posttest

(42)

26 Tabel 6 : Teknik Pengumpulan Data

No Variabel Kelompok Data Pengumpulan Instrumen

1 Mengaplikasikan

Kontrol Skor Pretest Pretest Soal Essai

Skor Posttest Posttest Soal Essai

Eksperimen Skor Pretest Pretest Soal Essai

Skor Posttest Posttest Soal Essai

2 Mencipta

Kontrol Skor Pretest Pretest Soal Essai

Skor Posttest Posttest Soal Essai

Eksperimen Skor Pretest Pretest Soal Essai

Skor Posttest Posttest Soal Essai

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa data yang di dapat sebanyak 8 dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

3.9 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang akan digunakan dalam penelitian sebagai berikut:

3.9.1.Uji Normalitas Data

Uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Menurut Yulius (2010:127) uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data terdistribusi normal atau tidak. Menurut Priyatno (2012:136) kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut:

a) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal b)Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal

Jika distribusi data normal analisis statistiknya menggunakan statistik parametrik Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test. Jika distribusi data tidak normal maka analisis statistik menggunakan statistik nonparametrik

Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon.

3.9.2.Uji Statistik

Ada dua cara yang dapat dilakukan untuk menganalisis data pada uji statistik. Cara I pada uji statistik ada tiga langkah yaitu:

3.9.2.1. Uji Beda Pretest

Uji beda pretest dilakukan dengan menganalisis skor pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Menurut Priyanto (2010:76) uji beda pretest

(43)

t-27

test atau statistik nonparametrik Mann Whitney U-test. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut:

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen.

Untuk itu kriteria pengambilan keputusan untuk uji beda pretest sebagai berikut : 1. Jika nilai sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest

kelompok eksperimen dengan kata lain keduanya memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

2. Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan pretest

kelompok eksperimen dengan kata lain keduanya tidak memiliki titik pijak yang sama sehingga tidak mungkin untuk dilakukan perbandingan. Sehingga digunakan cara II dengan perbandingan selisih skor dari pretest

ke posttest.

3.9.2.2. Uji kenaikan pretest ke posttest

Uji kenaikan dilakukan antara hasil skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen. Uji kenaikan dilakukan untuk memastikan apakah ada kenaikan yang terjadi antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji kenaikan pretest dan posttest menggunakan statistik parametrik Paired Samples t-test atau statistik nonparametrik Wilcoxon. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor posttest.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan skor

posttest.

Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:

(44)

28 2. Jika nilai sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan antara pretest ke posttest.

3.9.2.3.Uji pengaruh perlakuan

Uji pengaruh dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji pengaruh dilakukan dengan membandingkan skor posttest kelompok kontrol dan eskperimen. Uji pengaruh perlakuan menggunakan statistik parametrik

Independent Samples t-test atau statistik nonparametrik Mann Whitney U-test. Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnul : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Untuk itu kriteria yang digunakan sebagai berikut:

1. Jika nilai sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

2. Jika nilai sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map

berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan mencipta.

(45)

29 3.9.2.4.Uji selisih skor

Untuk mendapatkan perhitungan selisih skor dengan melakukan 3 langkah sebagai berikut:

1. Perhitungan selisih, dengan cara mengurangkan hasil posttest ke hasil

pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

2. Uji normalitas data, untuk mengetahui apakah data selisih skor terdistribusi normal atau tidak.

3. Uji beda selisih

Uji statistik yang digunakan yaitu Independent samples t-test jika data terdistribusi normal atau Mann Whitney U-test jika data terdistribusi tidak normal.

Analisis data menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut :

Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke

posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.

Untuk itu kriteria yang digunakan untuk mengambil kesimpulan sebagai berikut: 1) Jika harga sig.(2-tailed) > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak

ada perbedaan yang signifikan selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan kemampuan mencipta.

2) Jika harga sig.(2-tailed) < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan mind map berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan mengaplikasikan dan kemapuan mencipta.

(46)

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan membahas tentang pengaruh penggunaan mind map pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengaplikasikan dan pengaruh penggunaan mind map pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mencipta.

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan

mengaplikasikan

Kemampuan kognitif yang diteliti adalah kemampuan kognitif berdasarkan taksonomi Benjamin S. Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari enam kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, mencipta. Pada penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mengaplikasikan. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif. Instrumen pertanyaan terdiri dari enam soal essai yang setiap soal mewakili kemampuan kognitif yang diteliti. Kemampuan kognitif mengaplikasikan terdapat pada soal no 3. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan dua tahap pada sekolah yang berbeda. Kelompok kontrol yang dipilih adalah kelas VB sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas VA.

Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Perlakuan dengan menggunakan mind map hanya dilakukan pada kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol hanya diberi metode tradisional tanpa menggunakan mind map yaitu menggunakan metode ceramah. Posttest dilakukan setelah kedua kelompok diberi perlakuan, posttest

dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dilakukan oleh guru terhadap kemampuan kognitif mengaplikasikan. Signifikansi dilihat dari hasil perbedaan skor pretest dan skor posttest.

(47)

31 menentukan jenis uji statistik yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut:

a) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal b) Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis data normalitas pada kemampuan mengaplikasikan dilakukan dengan menganalisis skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

Tabel 7: Hasil uji normalitas mengaplikasikan

No Aspek Nilai Signifikansi

(2-tailed) Keterangan 1 Pretest mengaplikasikan kelompok

Control 0,206 Normal

2 Pretest mengaplikasikan kelompok

eksperimen 0,074 Normal

3 Posttest mengaplikasikan kelompok

control 0,062 Normal

4 Posttest mengaplikasikan kelompok

eksperimen 0,288 Normal

Hasil data yang telah dianalisis dapat diketahui normal atau tidaknya distribusi data tersebut dari nilai signifikansinya. Dari data di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi skor pretest kelompok kontrol sebesar 0,206 karena nilai signifikansi 0,206 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor pretest kelompok kontrol normal. Skor pretest kelompok eksperimen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,074 karena nilai signifikansi 0,074 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor pretest kelompok eksperimen normal. Skor posttest

kelompok kontrol menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,062 karena nilai signifikansi 0,062 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor posttest kelompok kontrol normal. Skor posttest kelompok eksperimen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,288 karena nilai signifikansi 0,288 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor posttest kelompok eksperimen normal. Jadi dapat disimpulkan semua hasil analisis data diatas normal dan uji statistik seluruh data menggunakan uji statistik Parametrik Independent Samples t-test atau Paired samples t-test. Analisis data dilakukan dengan cara sebagai berikut: 1) Membandingkan skor pretest kedua kelompok, 2) Membandingkan skor pretest

(48)

32 apabila hasil uji pretest memiliki titik pijak yang sama sedangkan apabila hasil uji

pretest tidak memiliki titik pijak yang sama menggunakan uji selisih skor dari

pretest ke posttest.

4.1.1.1. Perbandingan skor pretest kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen.

Uji perbandingan data pretest kemampuan mengaplikasikan pada kelompok kontrol dan eksperimen dilakukan dengan menggunakan uji statistik Parametrik Independent Samples t-test. Uji perbandingan data pretest dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan antara skor pretest kelompok kontrol dan skor pretest kelompok eksperimen atau data-data tersebut memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

Tabel 8: Hasil uji beda skor pretest mengaplikasikan

Hasil pretest Nilai Signifikansi

(2-tailed) Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen mengaplikasikan 0,882 Tidak Berbeda

Tabel hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai sig.(2-tailed) sebesar 0,882 > 0,05. Hal itu berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain skor pretest kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan perbandingan.

4.1.1.2. Perbandingan skor pretest ke posttest.

Uji perbandingan ini dilakukan antara hasil pretest ke posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperiemen. Uji perbandingan skor pretest ke skor

posstest dilakukan untuk memastikan ada kenaikan atau tidak antara pretest dan

posttest. Analisis data pretest dan posttest menggunakan uji statistik parametrik

(49)

33 Tabel 9: Hasil uji perbandingan skor pretest ke posttest Mengaplikasikan

No Kelompok

Dari tabel hasil uji diatas menunjukkan bahwa nilai sig.(2-tailed) pretest

ke posttest kelompok kontrol sebesar 0,181 > 0,05. Hal itu berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan

posttest. Dengan kata lain tidak ada kenaikan yang signifikan, sedangkan nilai sig.(2-tailed)pretest ke posttest kelompok eksperimen sebesar 0,000 < 0,05. Hal itu berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest. Dengan kata lain ada kenaikan yang signifikan yang terjadi antara pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.

4.1.1.3. Uji Pengaruh Perlakuan

Uji pengaruh perlakuan dilakukan untuk memastikan apakah ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji pengaruh dilakukan dengan cara membandingkan skor posttest

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji statistik yang digunakan adalah statistik parametrik Independent Samples t-test.

Tabel 10: Hasil Uji Perbandingan Skor Posttest Mengaplikasikan

Hasil Posttest Signifikansi

(2-tailed) Keterangan Kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen 0,006 Berbeda

Hasil di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi (2-tailed)

menunjukkan 0,006 < 0,05. Hal tersebut berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan metode mind map

(50)

34 Berikut ini adalah perbandingan skor pretest ke posttest

0

Gambar 6: Perbandingan skor pretest dan posttest

kemampuan mengaplikasikan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen

4.1.2. Pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mencipta.

Kemampuan kognitif yang diteliti adalah kemapuan kognitif berdasarkan tahap kemampuan taksonomi Benjamin S. Bloom. Taksonomi Bloom terdiri dari enam kemampuan kognitif yaitu mengingat, memahami, mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Penelitian ini dibahas pengaruh penggunaan mind map terhadap kemampuan mencipta. Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif. Instrumen pertanyaan terdiri dari enam soal essai yang setiap soal mewakili kemampuan kognitif yang diteliti. Kemampuan kognitif mencipta terdapat pada soal no 6. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan dengan dua tahap pada sekolah yang berbeda. Kelompok kontrol yang dipilih adalah kelas VB sedangkan kelompok eksperimen adalah kelas VA.

Pretest dilakukan untuk mengetahui keadaan awal sebelum kedua kelompok diberi perlakuan. Perlakuan dengan menggunakan mind map hanya dilakukan pada kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol hanya diberi metode tradisional yaitu metode ceramah tanpa menggunakan mind map. Posttest

dilakukan setelah kedua kelompok diberikan perlakuan, posttest dilakukan untuk mengetahui pengaruh perlakuan yang dilakukan oleh guru terhadap kemampuan kognitif mencipta. Signifikansi dilihat dari hasil perbedaan skor pretest dan skor

(51)

35 Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan mencipta sedangkan varibel independennya adalah penggunaan mind map. Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan program komputer PASW (SPSS) 18 for Windows untuk menentukan jenis uji statistik yang digunakan maka data dianalisis dengan uji normalitas data. Kriteria pengambilan keputusan untuk uji normalitas sebagai berikut:

a) Jika nilai sig. (2-tailed) > 0,05 maka data berdistribusi normal b) Jika nilai sig. (2-tailed) < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data terdistribusi dengan normal atau tidak. Analisis data normalitas pada kemampuan mencipta dilakukan dengan menganalisis skor pretest dan posttest kelompok kontrol dan eksperimen.

Tabel 11: Hasil uji normalitas mencipta

No Aspek

Nilai Signifikansi

(2-tailed)

Keterangan

1 Pretest mencipta kelompok kontrol 0,130 Normal 2 Pretest mencipta kelompok eksperimen 0,490 Normal 3 Posttest mencipta kelompok kontrol 0,061 Normal 4 Posttest mencipta kelompok eksperimen 0,460 Normal

Hasil data yang telah dianalisis dapat diketahui normal atau tidaknya distribusi data tersebut dari nilai signifikansi. Dari data diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi skor pretest kelompok kontrol sebesar 0,130 karena nilai signifikansi 0,130 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor pretest kelompok kontrol normal. Skor pretest kelompok eksperimen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,490 karena nilai signifikansi 0,490 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor pretest kelompok eksperimen normal. Skor posttest

kelompok kontrol menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,061 karena nilai signifikansi 0,061 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor posttest kelompok kontrol normal. Skor posttest kelompok eksperimen menunjukkan nilai signifikansi sebesar 0,460 karena nilai signifikansi 0,460 > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa skor posttest kelompok eksperimen normal. Jadi dapat disimpulkan semua hasil analisis data diatas normal dan uji statistik seluruh data menggunakan uji statistik Parametrik Independent Samples t-test atau Paired

Gambar

Gambar 1. Contoh Mind Map ....................................................................
Gambar juga dapat menuangkan imajinasi dan kreativitas pada ide atau
Gambar 1: contoh mind map
Gambar 2 : Literature Map dari Penelitian Sebelumnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelayanan sirkulasi adalah suatu layanan di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan oleh para pengguna untuk melakukan proses peminjaman dan pengembalian bahan pustaka dalam waktu

Perbedaan yang terlihat pada menu sarana &amp; prasarana pertama dari letak menu dimana pada aplikasi versi 13.01 tersembunyi di menu rincian sekolah, sedangkan pada aplikasi

Pola pengelolaan hutan, lahan dan air dalam Pengelolaan DAS Terpadu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 huruf c, harus dipenuhi untuk suatu kegiatan dan usaha

Pemeriksaan Kesehatan Bakal Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Kabupaten bertujuan untuk memeriksa kesehatan secara jasmani dan rohani terhadap para bakal

Hasil rekapitulasi observasi kelas untuk kecakapan komunikasi lisan siswa diinterpretasikan untuk melihat persentase indikator yang dimunculkan pada masing-masing

Sebaiknya dalam memilih sepeda motor yang baik perlu memperhatikan hal- hal seperti bobot motor yang ringan, kestabilan motor dalam kecepatan tinggi, teknologi fuel injection ,

Pada TWR, Traffic management akan lebih berguna untuk penataan traffic yang lebih rapi, terutama jika tidak terdapat DEL dan GND, maka akan dibutuhkan pemikiran dua kali lipat

Hal Ini menyebabkan bertambahnya para pelaku rantai pasok seperti adanya manufaktur yang mengolah produk pertanian sehingga memiliki nilai tambah, pasar swalayan yang