• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

I.5. Kerangka Teori

I.5.5. Teori Uses and Gratification

Teori penggunaan dan pemenuhan kebutuhan (Uses and Gratification Theory) merupakan salah satu teori yang terdapat dalam bidang komunikasi, khususnya komunikasi massa. Dalam teori ini yang menjadi titik berat adalah pemirsa, dimana pemirsa dilihat sebagai individu yang bebas dan bertanggung jawab dalam memilih media yang akan mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan mereka, dan mereka mengetahui dengan spesifik kebutuhannya dan cara apa yang dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Hal ini sejalan dengan apa yang disampaikan Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974) dalam bukunya The Uses of Mass Communications: Current Perspectives on Gratification Research, dimana dalam buku tersebut mereka menyatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenuhi kebutuhannya (Nurudin, 2004: 181).

Teori ini merupakan kebalikan dari teori peluru yang menyatakan media sangat aktif dan sangat powerfull sementara khalayak berada di pihak yang pasif dan hanya dapat menerima apa yang disampaikan oleh media. Sedangkan dalam teori uses and gratification dilakukan sebuah pendekatan yang lebih manusiawi dimana khalayak itu bersifat aktif dan dapat dengan bebas memilih media mana yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhannya.

16 I.6. KERANGKA KONSEP

Konsep sebenarnya adalah generalisasi dari sekelompok fenomena tertentu yang dapat dipakai untuk menggambarkan berbagai fenomena yang sama (Bungin, 2001: 73).

Konsep menggambarkan suatu fenomena secara abstrak yang dibentuk dengan jalan membuat generalisasi terhadap sesuatu yang khas (Nazir, 1988: 148).

Sedangkan Kerlinger (1986) menyebut konsep sebagai abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan hal-hal khusus. Jadi, konsep merupakan sejumlah ciri atau standar umum suatu objek (Rachmat, 2008: 17).

Berdasarkan kerangka teori yang telah dipaparkan diatas ada beberapa konsep yang harus dioperasionalkan menjadi:

1. Variabel Bebas (X) atau Independence Variable

Variabel bebas adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya menentukan atau mempengaruhi adanya variabel yang lain (Nawawi, 1995: 41).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7, yang memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis suara 2. Narasumber a. Kapabilitas b. Kredibilitas

17 c. Akseptabilitas 3. Materi Acara a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Perangkat Acara a. Kerjasama tim

b. Komunikasi antara perangkat acara 5. Waktu Penayangan

a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan

2. Variabel Terikat (Y) atau Dependence Variable

Variabel terikat adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang adanya ditentukan atau dipengaruhi oleh adanya variabel yang lain (Nawawi, 1995: 42).

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah persepsi mahasiswa pria, dan indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Sensasi b. Seleksi c. Atensi d. Interpretasi e. Reaksi

18

Variabel antara adalah sejumlah gejala dengan berbagai unsur atau faktor di dalamnya yang tidak perlu dikontrol, karena diperhitungkan pengaruhnya pada variabel bebas (Nawawi, 1995: 44).

Variabel antara dalam penelitian ini adalah karakteristik responden, dan indikatornya adalah sebagai berikut:

a. Departemen

b. Frekuensi Menonton Tayangan

I.7. MODEL TEORITIS

Variabel-variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep kemudian dapat dibentuk menjadi model teoritis sebagai berikut:

Gambar 1.1 Model Teoritis

I.8. OPERASIONAL VARIABEL

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep yang telah diuraikan diatas, maka untuk mempermudah penelitian perlu dibuat operasional variabel-variabel sebagai berikut:

Tabel 1.1. Operasional Variabel

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Tayangan Mata Lelaki

1. Pembawa Acara a. Penampilan b. Kecerdasan c. Keramahan d. Jenis Suara 2. Narasumber a. Kapabilitas

Variabel Terikat (Y)

Persepsi Mahasiswa Pria Variabel Bebas (X)

19 b. Kredibilitas c. Akseptabilitas 3. Materi Acara a. Topik Pembahasan b. Aktualisasi Topik 4. Perangkat Acara a. Kerjasama Tim b. Komunikasi Antara Perangkat Acara 5. Waktu Penayangan a. Frekuensi Penayangan b. Durasi Penayangan

Variabel Terikat (Y)

Persepsi mahasiswa pria

1. Sensasi 2. Seleksi 3. Atensi 4. Interpretasi 5. Reaksi Karakteristik Responden 1. Departemen

2. Frekuensi Menonton Tayangan

I.9. DEFINISI OPERASIONAL

Defenisi operasional merupakan suatu penjabaran yang lebih lanjut mengenai konsep-konsep yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep. Untuk memudahkan peneliti dalam meletakkan konsep-konsep dalam dataran operasional maka dibuat beberapa defenisi operasional sebagai berikut:

1. Variabel Bebas (X) yaitu tayangan Mata Lelaki, sebuah tayangan berjenis magazine yang disampaikan kepada masyarakat luas melalui media televisi, dan memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Pembawa Acara, yaitu seseorang yang bertugas membawakan acara Mata Lelaki di Trans7.

a. Penampilan, yaitu visualisasi menarik yang ditunjukkan oleh pembawa acara program Mata Lelaki di Trans7 sesuai dengan tema tayangan.

20

b. Kecerdasan, yaitu kemampuan pembawa acara menguasai berbagai materi dalam program acara Mata Lelaki di Trans7. c. Keramahan, yaitu cara pembawa acara program Mata Lelaki

di Trans7 menyapa pemirsa.

d. Jenis suara, yaitu intonasi, artikulasi suara dan gaya bicara khas yang dimiliki oleh pembawa acara program Mata Lelaki di Trans7.

2. Narasumber, merupakan orang atau sekumpulan orang yang menjadi sumber informasi dalam program acara Mata Lelaki di Trans7.

a. Kapabilitas, yaitu kemampuan narasumber program acara Mata Lelaki di Trans7 secara akademis maupun pengalaman. b. Kredibilitas, yaitu kualitas, kapabilitas narasumber program

acara Mata Lelaki di Trans7 sesuai dengan bidang / profesinya sehingga dapat menimbulkan kepercayaan penonton.

c. Akseptabilitas, yaitu kecocokan narasumber yang hadir pada program acara Mata Lelaki di Trans7 dengan topik yang dibahas.

3. Materi acara, yaitu uraian acara yang disuguhkan dalam penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7.

a. Topik pembahasan, yaitu topik yang menarik bagi sasaran penonton mengenai kehidupan dan komunitas yang berhubungan dengan pria dewasa.

b. Aktualisasi topik, yaitu topik yang dibahas dalam program acara Mata Lelaki di Trans7 merupakan masalah yang aktual.

21

4. Perangkat acara, yaitu seluruh pelaku yang terlibat dalam penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7.

a. Kerjasama tim, yaitu keselarasan komunikasi antara pelaku yang terlibat dalam penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7.

b. Komunikasi antara perangkat acara, yaitu kekompakan antara pelaku dalam penyampaian informasi dalam penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7.

5. Waktu tayang, yaitu waktu penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7.

a. Frekuensi tayangan, yaitu frekuensi penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7 dalam satu minggu.

b. Durasi tayangan, yaitu durasi penayangan program acara Mata Lelaki di Trans7 dalam sekali tayang.

2. Variabel Terikat (Y), yaitu persepsi mahasiswa pria setelah menonton tayangan Mata Lelaki. Yang ingin diteliti adalah apakah terdapat perubahan persepsi dalam diri mahasiswa pria terhadap topik-topik yang ditayangkan setelah menonton Mata Lelaki. Persepsi dalam hal ini meliputi:

a. Sensasi, yaitu adanya rasa tertarik dalam diri responden untuk menonton tayangan Mata Lelaki, baik yang datang dari iklan televisi, diberitahu teman, dan sebagainya.

b. Seleksi, yaitu memilih suatu hal dibanding hal-hal sejenis atas dasar alasan-alasan tertentu. Dalam penelitian ini, responden memilih untuk menjadikan tayangan Mata Lelaki sebagai prioritas

22

dan mengabaikan program televisi lain yang tayang pada jam yang sama.

c. Atensi, merupakan proses secara sadar maupun tidak sadar dimana responden mendapatkan informasi-informasi penting yang menjadi kunci (key information) dari topik yang sedang dibahas dalam tayangan Mata Lelaki. Hal ini dicapai responden dengan memberikan perhatian yang fokus terhadap berbagai informasi yang ditampilkan dalam Mata Lelaki.

d. Interpretasi, merupakan proses mengorganisasikan informasi yang ada sehingga memiliki arti bagi seseorang. Dalam penelitian ini, interpretasi merupakan pemahaman responden terhadap topik-topik yang disajikan dalam tayangan Mata Lelaki.

e. Reaksi, adalah sesuatu yang ditimbulkan sebagai jawaban dari rangsangan yang diterima. Dalam penelitian ini, reaksi yang diperkirakan adalah perubahan persepsi responden terhadap hal-hal yang berhubungan dengan kehidupan pria dewasa setelah menonton tayangan Mata Lelaki.

3. Variabel Antara (Z), yaitu karakteristik responden yang meliputi:

a. Departemen atau jurusan tempat responden mengikuti kegiatan perkuliahan.

b. Frekuensi menonton tayangan, yaitu seberapa sering responden menonton acara Mata Lelaki di Trans7.

23 I.10. HIPOTESIS

Hipotesa adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan merupakan dasar kerja serta panduan dalam verifikasi (Nazir, 1988: 182). Hipotesa yang peneliti ajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho: Tidak terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program televisi Mata Lelaki terhadap persepsi mahasiswa pria program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi USU.

Ha: Terdapat hubungan antara pengaruh tayangan program televisi Mata Lelaki terhadap persepsi mahasiswa pria program sarjana (S1) di Fakultas Ekonomi USU.

24 I.11. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang Masalah I.2 Perumusan Masalah I.3 Pembatasan Masalah

I.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian I.5 Kerangka Teori

I.6 Kerangka Konsep

Dokumen terkait