• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

P- Tersedia Tanah

Pemberian pupuk organik cair, perbedaan waktu inkubasi serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap tersedia tanah Ultisol. Nilai P-tersedia tanah Ultisol disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Nilai P-tersedia tanah Ultisol akibat pemberian pupuk organik cair dan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 3. di atas pemberian pupuk organik cair cenderung meningkatkan P-tersedia tanah Ultisol.

Pengamatan Tanaman Setelah Aplikasi Setiap 3 hari dan 7 hari Tinggi Tanaman (cm)

Pemberian pupuk organik cair dan perbedaan waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman jagung, sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata. Tinggi tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tinggi tanaman jagung pada akhir masa vegetatif akibat pemberian pupuk organik cair dan perlakuan waktu aplikasi

Perlakuan Waktu Aplikasi nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 4. di atas pemberian POC limbah pasar, kotoran sapi serta limbah pasar+kotoran sapi meningkatkan tinggi tanaman jagung dan interval waktu aplikasi selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan tinggi tanaman.

Berat Kering Tajuk

Pemberian pupuk organik cair, perbedaan waktu aplikasi dan interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap berat kering tajuk tanaman jagung. Berat kering tajuk tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 5.

18

Tabel 5. Berat kering tajuk tanaman jagung pada akhir masa vegetatif akibat pemberian pupuk organik cair dan perlakuan waktu aplikasi

Perlakuan Waktu Aplikasi nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 5. di atas pemberian beberapa jenis pupuk organik cair mampu meningkatkan berat kering tajuk dan interval waktu aplikasi selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan berat kering tajuk. Pemberian POC limbah pasar+kotoran sapi dan POC limbah pasar yang diaplikasi dengan interval waktu selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan berat kering akar dibandingkan dengan perlakuan lainnya.

Berat Kering Akar

Pemberian pupuk organik cair, perbedaan waktu aplikasi serta interaksi keduanya berpengaruh nyata terhadap berat kering akar tanaman jagung. Berat kering akar tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Berat kering akar tanaman jagung pada akhir masa vegetatif akibat pemberian pupuk organik cair dan perlakuan waktu aplikasi

Perlakuan Waktu Aplikasi nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 6. di atas pemberian beberapa jenis pupuk organik cair mampu meningkatkan berat kering akar dan interval waktu aplikasi selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan berat kering akar. Pemberian POC limbah pasar+kotoran sapi yang diaplikasi dengan interval waktu selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan berat keritng akar dibandingkan dengan perlakuan lainnya Serapan-P

Pemberian pupuk organik cair dan perbedaan waktu aplikasi berpengaruh nyata terhadap serapan-P tanaman jagung, sedangkan interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata. Serapan-P tanaman jagung dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Serapan-P tanaman jagung akibat pemberian pupuk organik cair dan nyata menurut Uji Jarak Berganda Duncan pada taraf 5%

Berdasarkan Tabel 7. di atas pemberian POC limbah pasar, kotoran sapi, limbah pasar+kotoran sapi meningkatkan tinggi tanaman jagung dan interval waktu aplikasi selama 3 hari lebih baik dalam meningkatkan serapan-P tanaman.

20

Pembahasan

Aplikasi perlakuan pupuk organik cair dan waktu inkubasi pupuk organik cair tidak meningkatkan pH tanah ultisol. Hal ini dikarenakan adanya aktivitas organisme dalam perombakan bahan organik yang dikandung oleh pupuk organik cair sehingga organisme tanah menghasilkan gas CO2 yang apabila bereaksi dengan air akan menyebabkan penurunan pH pada tanah yang telah diberi perlakuan. Hal ini sesuai dengan literatur Hanafiah (2014) yang menyatakan bahwa hasil akhir dekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme berupa gas CO2 yang jika terakumulasi dapat bereaksi dengan air membentuk asam karbonat (H2CO3) yang meskipun asam lemah, namun jika terakumulasi akan terurai menjadi HCO3

+ H+ yang memasamkan tanah.

Pemberian pupuk organik cair belum mampu meningkatkan kadar C-organik pada tanah Ultisol. Akan tetapi terjadi peningkatan pada perlakuan waktu inkubasi 7 hari sebesar 20,4% di banding waktu aplikasi 3 hari. Ini menandakan bahwa pupuk organik cair yang diaplikasikan memerlukan waktu terdekomposisi lebih lama untuk dapat melepaskan unsur agar dapat diserap tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Putra dan Nuraini (2017) yang menyatakan bahwa peningkatan kadar C-organik tanah akibat pemberian pupuk cair meningkat seiring lamanya proses inkubasi di dalam tanah.

Pupuk organik cair dan perlakuan waktu inkubasi yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap P-tersedia di dalam tanah. Hal ini dikarenakan kandungan unsur P yang tergolong kecil pada pupuk organik cair. Selain itu tingkat kemasaman juga mempengaruhi ketersediaan unsur P, yang pHnya berkisar antara 4,45-4,6 setelah aplikasi. Pada pH rendah unsur P terjerap oleh Al.

Hal ini sesuai dengan literatur Prasetyo dan Suriadikarta (2006) menyatakan bahwa pada tanah pH rendah, P terfiksasi oleh Al dan Fe sehingga tidak tersedia dan tidak dapat diserap oleh tanaman.

Perlakuan pupuk organik cair limbah pasar, kotoran sapi dan limbah pasar+kotoran sapi mampu meningkatkan tinggi tanaman hingga sebesar 123,5 % dibanding tanaman kontrol. Hal ini menandakan bahwa pupuk organik cair yang diaplikasikan mampu menyuplai unsur hara yang dibutuhkan dan dapat diserap oleh tanaman. Selain itu peningkatan volume perakaran tanaman juga membantu penyerapan unsur hara. Hal ini sesuai dengan literatur Wijaya, et al., (2017) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk organik cair dapat menyuplai unsur hara yang dibutukan dalam proses pertumbuhan dan metabolisme tanaman.

Aplikasi pupuk organik cair limbah pasar, kotoran sapi dan limbah pasar+kotoran sapi mampu meningkatkan berat kering tajuk dan berat kering akar tanaman. Peningkatan bobot kering akar menunjukkan semakin banyak aktivitas yang dilakukan akar dalam melakukan penyerapan unsur hara dalam tanah. Unsur hara yang diserap ini akan meningkatkan proses pembelahan sel, proses fotosintesis dan proses lain dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang ditunjukkan melalui bobot tajuk tanaman. Selain itu, peningkatan bobot tajuk dan akar menunjukkan banyaknya unsur hara yang ada di dalam tanah yang dapat dimanfaatkan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Budi dan Sari (2015) yang menyatakan bahwa pertumbuhan akar tanaman dan terbentuknya bulu akar akan mampu menembus pori agregat tanah dan menyebabkan persinggungan atau kontak antara akar dan ion hara yang ada. Persinggungan ini memungkinkan penyerapan hara oleh akar tanaman yang kemudian diteruskan ke daun dan bagian

22

tanaman lainnya.

Serapan P tanaman jagung juga mengalami peningkatan akibat pemberian pupuk organik cair, baik itu dari limbah pasar, kotoran sapi dan limbah pasar+kotoran sapi. Hal ini menunjukkan bahwa pupuk organik cair mampu menambahkan unsur hara P dan dapat diserap oleh tanaman. Ini juga didukung oleh luasnya penyerapan unsur hara P oleh akar. Hal ini sesuai dengan literatur Darman (2008) yang menyatakan bahwa peningkatan unsur hara P pada tanaman ditentukan oleh konsentrasi P di dalam tanah serta kemampuan tanaman menyerap unsur hara.

Perlakuan waktu aplikasi pupuk organik cair setiap 3 hari berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman, berat kering tajuk, berat kering akar dan serapan P tanaman jagung dibanding waktu aplikasi 7 hari. Hal ini dikarenakan waktu aplikasi setiap 3 hari, pupuk organik cair yang diaplikasikan menjadi lebih banyak. Dengan pemberian yang lebih intensif maka jumlah hara yang diberikan oleh pupuk organik cair dan yang dapat diserap tanaman menjadi lebih banyak.

Hal ini sesuai dengan literatur Sitorus, et al., (2015) yang menyatakan bahwa pupuk organik cair mengandung unsur hara yang dibutuhkan tanaman, namun dalam jumlah yang relatif kecil. Oleh karena itu perlu aplikasi pupuk organik cair dalam jumlah yang banyak sehingga tanaman menerima unsur hara yang lebih banyak pula.

Interaksi perlakuan pupuk organik cair dan waktu aplikasi mampu meningkatkan terhadap berat kering tajuk dan berat kering akar. Peningkatan berat kering tajuk ditunjukkan akibat pemberian pupuk organik cair yang berasal dari limbah pasar dan limbah+kotoran sapi pada waktu aplikasi setiap 3 hari. Berat

kering akar juga meningkat akibat pemberian pupuk organik cair limbah pasar+kotoran sapi pada waktu aplikasi setiap 3 hari. Kandungan unsur hara pada pupuk organik cair limbah pasar + kotoran sapi lebih tinggi dibanding pupuk organik cair lainnya dan dengan pengaplikasian yang lebih intensif menyebabkan jumlah kandungan hara di dalam tanah lebih banyak. Ini juga didukung dengan peningkatan volume akar yang berperan dalam menyerap unsur hara. Besarnya volume perakaran menyebabkan semakin banyak pula unsur yang diserap untuk kebutuhan tanaman. Hal ini sesuai dengan literatur Resman, et al., (2017) yang menyatakan bahwa pemberian pupuk organik cair berpengaruh dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman jagung.

24

Dokumen terkait