• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembangunan Berkelanjutan”,

Dalam mewujudkan Visi tersebut maka misi yang ditetapkan adalah sebagai berikut:

1. Mewujudkan kualitas sumber daya manusia Kalimantan Timur yang mandiri, berdayasaing tinggi dan berakhlak mulia;

2. Mewujudkan struktur ekonomi yang handal dengan partisipasi masyarakat yang seluas-luasnya;

3. Mewujudkan pelayanan dasar bagi masyarakat secara merata dan proporsional;

4. Mewujudkan efisiensi dan efektivitas pemerintahan yang partisipatif berbasis penegakan hukum; dan

5. Mewujudkan pembangunan yang terpadu dan serasi dengan pendekatan pengembangan wilayah berbasis ekonomi dan ekologi. Pariwisata sebagai salah satu industri penggerak perekonomian Provinsi Kalimantan Timur diharapkan dapat berkontribusi positif dalam pengembangan ekonomi wilayah. RPJPD Provinsi Kalimantan Timur sudah menetapkan tahapan pembangunan pariwisata ke dalam 4 (empat) tahapan pada Gambar 8 di halaman selanjutnya.

34

Gambar 8: Tahapan Pembangunan Pariwisata

Sumber: RPJPD Provinsi Kaltim.

RPJMD Ke-1 (2005-2008). pengembangan pariwisata ini dilakukan

dengan menciptakan

keterkaitan antar

kepariwisataan secara nasional,

pengembangan

promosi wisata dan

disertai dengan

penetapan dan

pengembangan objek

dan atraksi wisata

unggulan.

RPJM Ke-2 (2009-2013). Dalam tahap ini sudah

mulai dimantapkan

kalender wisata untuk

menyambut wisatawan

pada berbagai event serta

semakin tertata dan

menarik obyek wisata

unggulan daerah. Promosi wisata sudah pada tingkat

nasional yang ditandai

oleh terbentuknya jaringan pariwisata nasional dan internasional.

RPJM ke-3 (2014-2018). Kemasan wisata yang makin menarik melalui pengembangan jalur wisata dan kalender wisata yang makin menarik dikemas. Obyek wisata yang ada semakin tertata dan memiliki ciri yang

khas sehingga secara

keseluruhan membentuk atraksi

yang saling melengkapi.

Pengelolaan pariwisata semakin membaik, yang ditandai oleh semakin meningkatnya kualitas

SDM dan manajemen

kepariwisataan.

RPJM Ke-4 (2019-2023) Wisata berbasis ekologi atau ecotourism, budaya dan alam makin diminati masyarakat luar negeri, jaringan wisata nasional dan internasional sudah terbentuk sehingga Kalimantan Timur sudah masuk dalam tujuan utama wisata Indonesia.

Kalender wisata sudah menjadi bagian dari perjalanan wisatawan nusantara dan mancanegara. Akomodasi wisata dan industri wisata memiliki ciri atau muatan lokal yang makin menarik. Obyek wisata memiliki ciri khas yang saling melengkapi,

keanekaragaman hayati semakin

melengkapi daya tarik wisata yang sudah

berkembang. Pengelolaan pariwisata

semakin membaik, yang ditandai oleh semakin tingginya spesialisasi keahlian bidang pariwisata dan arah kebijakan pengembangan wisata didukung oleh berbagai sektor lain sebagai satu sistem pembangunan yang utuh.

35

3.1.2.2 Perda Provinsi Kalimantan Timur tentang RTRW Prov. Kaltim No. 1 Tahun 2016;

Bagi Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur, Industri Pariwisata merupakan salah satu industri yang dijadikan unggulan hal ini memang disebabkan oleh kesadaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur yang sudah menyadari bahwa sumberdaya migas dan batubara semakin berkurang, pariwisata dianggap sebagai solusi unggulan sektor migas dan batubara yang memang tidak dapat diperbaharui.

Harapan Provinsi Kalimantan Timur begitu besar pada kegiatan pariwisata sehingga dalam RTRW Prov. Kaltim penjelasan pasal 34 dinyatakan bahwa Kawasan pariwisata yang terbentuk dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Meningkatkan devisa dari pariwisata dan mendayagunakan investasi;

b. Meningkatkan perkembangan pembangunan lintas sektor dan subsektor serta kegiatan ekonomi sekitarnya;

c. Tidak mengganggu fungsi lindung;

d. Tidak mengganggu upaya pelestarian kemampuan sumber daya alam;

e. Meningkatkan pendapatan masyarakat;

f. Meningkatkan pendapatan nasional dan daerah; g. Menciptakan kesempatan kerja;

h. Melestarikan nilai warisan budaya, adat istiadat, kesenian dan mutu keindahan lingkungan alam; dan/atau

i. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Besarnya harapan terhadap industri pariwisata juga diiringi dengan pemberian ruang untuk Kawasan Peruntukan Pariwisata seluas kurang

lebih 97.442 Ha., yang tersebar di Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai

36

Kabupaten Berau, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten

Mahakam Ulu, Kota Balikpapan, Kota Samarinda, dan Kota Bontang. Kabupaten Berau sebagai bagian dari Provinsi Kalimantan Timur memiliki posisi khusus dalam RTRW Prov. Kaltim, Pasal 55 menyatakan bahwa Kawasan Pesisir dan Laut Kepulauan Derawan dan sekitarnya merupakan Kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup, sehingga akan ada arahan khusus untuk Kawasan tersebut dalam kerangka zona

pariwisata bahari dan zona Kawasan lindung terumbu karang dan perairan.

3.1.2.3 Perda Kabupaten Berau tentang RPJP Kabupaten Berau

Sejalan dengan RPJP Provinsi, RPJP Kabupaten Berau sudah menentukan cita-cita bersama melalui Visi dan Misi Kabupaten yang juga menjadi penentu arah kebijakan sampai dengan kegiatan yang akan dilakukan SKPD Kabupaten Berau. Jangka Waktu RPJP ini berlaku mulai dari 2006-2026, berikut adalah cita-cita pembangunan Kabupaten

Berau yang tertuang dalam Visi dan Misi Kabupaten Berau VISI

“Terwujudnya Kabupaten Berau sebagai sentra industri dan daerah ekowisata berbasis pertanian dan kelautan terkemuka di Kawasan

Timur Indonesia tahun 2026”.

MISI

1. Mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh dengan berorientasi kerakyatan, memiliki daya saing dan berkelanjutan; 2. Mewujudkan kemandirian masyarakat melalui peningkatan kualitas

SDM yang menguasai iptek berbasis imtak;

3. Mengembangkan infrastruktur dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan publik;

37

4.

4. Menumbuh kembangkan budaya daerah menuju masyarakat yang madani; dan

5. Mewujudkan pemerintahan yang bersih dan berwibawa secara konsisten dengan mengutamakan kepentingan publik;

Kabupaten Berau menaruh harapan yang cukup besar terhadap kegiatan kepariwisataan khususnya adalah Ekowisata. Ekowisata Kabupaten Berau diharapkan dapat menjawab tantangan perekonomian daerah dan menjadi

perekat ketahanan ekonomi Kabupaten Berau. Harapan tersebut

melahirkan beberapa prinsip yang harus dilakukan dalam melakukan pembangunan dan pengembangan kepariwisataan Kabupaten Berau yakni : • Potensi wisata di Pulau Derawan-Pulau Maratua-Pulau Sangalaki

diintegrasikan menjadi satu kawasan wisata yang menonjolkan keasrian dan kelestaraian alam bahari melalui pengembangan sarana dan

prasarana pariwisata yang ramah dan menyatu dengan alam;

• Pengembangan ekowisata juga diarahkan melibatkan masyarakat lokal sehingga masyarakat memperoleh manfaat ekonomi dan ikut bertanggung jawab atas kelangsungan potensi ekowisata, agar mampu mendorong peningkatan daya saing perekonomian di daerah, peningkatan kualitas perekonomian, dan kesejahteraan masyarakat lokal, serta perluasan kesempatan kerja;

• Pengembangan kepariwisataan memanfaatkan secara arif dan

berkelanjutan serta ditangani dan didukung oleh sumber daya manusia

yang profesional serta dapat mendorong kegiatan ekonomi yang terkait dengan pengembangan budaya serta daerah tujuan wisata di Kabupaten Berau.

3.1.2.4 Perda Kabupaten Berau tentang RTRW Kab. Berau No. 09 Tahun 2017.

Luasan daratan dan lautan Kabupaten Berau yang berjumlah kurang lebih 36.962,38 Km2., Pemerintah Kabupaten Berau menetapkan 41.024,61 Ha sebagai Kawasan Peruntukan pariwisata, hal ini tertulis

38